• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERHASILAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBERHASILAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pembahasan ini menguraikan mengenai aspek pembangunan berkelanjutan yang ada dalam program penanaman jarak pagar (Jathropa curcas). World Commission on Environment and Development (WCED) (1987) mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi-generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Pembangunan berkelanjutan memiliki tiga tujuan, menurut Sanim (2006) dalam Saptana dan Ashari (2007), yaitu tujuan ekonomi, tujuan sosial serta tujuan ekologi. Tujuan ekonomi berkaitan dengan masalah efisiensi serta pertumbuhan. Tujuan sosial terkait masalah kepemilikan serta tujuan ekologi terkait masalah kelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Dalam penelitian ini tujuan ekonomi dilihat dari tingkat peluang usaha dan tingkat peluang kerja, tujuan ekologi dilihat dari tingkat kepedulian program terhadap lingkungan serta tujuan sosial dilihat dari tingkat partisipasi peserta program.

Tujuan Ekonomi

Pembangunan berkelanjutan dari tujuan ekonomi dalam penelitian ini dilihat dari peluang usaha yang muncul akibat adanya program penanaman jarak serta peluang kerja yang muncul juga akibat adanya program penanaman jarak. Ditemukan bahwa tujuan ekonomi dari pembangunan berkelanjutan yang ada dalam program penanaman jarak pagar ini sedang, terlihat dari peluang usaha yang muncul masih rendah namun peluang kerja yang muncul tinggi. Tujuan ekonomi menurut Sanim (2006) dalam Saptana dan Ashari (2009) merupakan adanya efisiensi dan pertumbuhan.

Peluang Usaha

Peluang usaha merupakan sebesar peluang berusaha yang timbul dari adanya kegiatan CSR yaitu penanaman jarak pagar. Hal ini dilihat apakah ada pedagang yang muncul seperti pedagang asongan, kelontong maupun toko pertanian. Peserta programdiberikan lima pernyataan terkait keberadaan pedagang tersebut. Pernyataan tersebut dijawab dengan jawaban tertutup ya dan tidak yang kemudian diakumulasikan dengan indeks skala ordinal.Jumlah dan persentasi jumlah penduduk berdasarkan tingkat peluang usaha di Desa Lulut disajikan dalam Tabel 9.

Tabel 9 memaparkan sebaran peserta program berdasarkan tingkat peluang usaha yang muncul setelah adanya program penanaman jarak pagar. Sebanyak 23.1 persen peserta program menunjukkan bahwa peluang usaha yang muncul berada pada tingkat sedang.Sebanyak 76.9 persen peserta program menunjukkan bahwa peluang usaha yang muncul berada pada tingkat yang rendah. Persentase sebaran peserta

(2)

program berdasarkan tingkat peluang usaha yang muncul secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 7.

Tabel 9 Jumlah dan persentase peserta program berdasarkan peluang usaha yang muncul di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Tahun 2012

Gambar 7 Persentase peserta program berdasarkan peluang usaha yang muncul di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Tahun 2012

Terlihat bahwa peluang berusaha yang muncul di Desa Lulut setelah adanya program penanaman jarak pagar lebih pada tingkatan rendah. Menurut peserta program, daerah perkebunan jarak merupakan daerah yang tidak sembarangan orang bisa masuk sehingga masyarakat sekitar pun tidak bisa berjualan di areal penanaman jarak pagar. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan pertanian biasanya langsung dibeli di pasar atau dibelikan langsung oleh pihak PT ITP. Akibatnya kesempatan masyarakat untuk membuka usaha toko pertanian pun juga sangat kecil. Terlihat juga beberapa peserta program mengemukakan bahwa peluang berusaha ada di tingkat sedang. Menurut enam orang peserta program, terdapat sebuah warung yang muncul akibat adanya program penanaman jarak pagar. Warung ini dikelola oleh istri dari kepala pekerja lapang di program penanaman jarak dan merupakan warung tempat para petani (peserta program) biasanya membeli minum ataupun makanan cemilan. Sayangnya tidak semua peserta program menyadari ataupun mengetahui bahwa warung tersebut muncul setelah adanya program penanaman jarak, sebagai salah satu

No Peluang Usaha yang Muncul %

1 Sedang 6 23.1 2 Rendah 20 76.9 Total 26 100.0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Sedang Rendah Per cen t

(3)

dampak dari program tersebut. Berikut pernyataan penguat dari beberapa peserta program.

“Gak ada yang jualan di sini. Kalo beli obat biasanya ke pasar atau dikasih langsung (oleh ITP) gitu, jadi tinggal ngerjain aja. Di sini mah kampung, gak ada yang jualan obat-obat gitu mah di pasar,” – Bapak AMR

“Kan gak sembarangan orang bisa masuk ke sini, jadi gak ada yang jualan. Kan gak boleh masuk jadinya,” – Ibu ARM

“Kalo warung itu kan ada warung istrinya Pak AI. Itu warungnya jadi dikasih bantuanlah dari bos (ITP). Jadi kalo mau beli makan apa ngopi ya di warung situ. Jadi sekalian ngebantu juga ya sekalian buat kita-kita (pekerja) makan juga,” – Bapak SPR

Ketiga pernyataan tersebut menunjukkan pengetahuan yang berbeda dari peserta program terkait peluang usaha yang muncul akibat program penanaman jarak ini. Ada yang memang mengetahui dengan benar munculnya usaha dan ada juga yang tidak tahu sama sekali. Perbedaan pengetahuan ini disebabkan dari kurangnya keterlibatan peserta program dalam kegiatan perencanaan maupun evaluasi sehingga tidak semua informasi dan keputusan diketahui oleh peserta program. Berdasarkan penjelasan tersebut, secara keseluruhan peluang berusaha yang muncul di Desa Lulut akibat penanaman jarak pagar ini dapat dikatakan kurang, karena kurangnya informasi dan kesempatan yang diberikan pada masyarakat.

Peluang Kerja

Peluang kerja merupakan besar peluang orang dapat bekerja yang muncul dari adanya kegiatan CSR yaitu penanaman jarak pagar. Hal ini dilihat apakah semua warga desa dapat bekerja pada program tersebut, program tersebut terbuka untuk pria maupun wanita, program tersebut juga menerima pekerja dari desa lain serta apakah ada syarat untuk menjadi pekerja pada program tersebut. Peserta program diberikan delapan pernyataan terkait peluang kerja tersebut. Pernyataan tersebut dijawab dengan jawaban tertutup ya dan tidak yang kemudian diakumulasikan dengan indeks skala ordinal. Jumlah dan persentasi jumlah penduduk berdasarkan tingkat peluang usaha di Desa Lulut disajikan dalam Tabel 10.

Tabel 10 memaparkan sebaran peserta program berdasarkan tingkat peluang kerja yang muncul setelah adanya program penanaman jarak pagar. Sebanyak 92.3 persen peserta program menunjukkan bahwa peluang kerja yang muncul berada pada tingkat tinggi. Sebanyak 7.7 persen peserta program menunjukkan bahwa peluang kerja yang muncul berada pada tingkat yang rendah. Persentase sebaran peserta program berdasarkan tingkat peluang kerja yang muncul secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 8.

Terlihat bahwa peluang kerja yang muncul akibat adanya program jarak pagar berada pada tingkatan yang tinggi. Hal ini sebabkan oleh tidak adanya syarat untuk

(4)

bekerja di program tersebut. Siapapun yang sehat dan mau bisa langsung menghubungi Ketua LPM Desa Lulut dan bisa langsung bekerja. Pekerjaan ini juga terbuka baik untuk pria maupun wanita sehingga tidak ada ketimpangan gender dalam program ini. Sayangnya pekerjaan pada program ini tidak setiap saat. Hanya ketika ada pekerjaan di kebun maka lowongan pekerjaan akan dibuka. Apalagi terkadang tidak semua masyarakat tahu akan adanya lowongan pekerjaan ini.

Tabel 10 Jumlah dan persentase peserta program berdasarkan peluang kerja yang muncul di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Tahun 2012

No. Peluang Kerja yang Muncul %

1 Tinggi 24 92.3

2 Sedang 2 7.7

Total 26 100.0

Gambar 8 Persentase peserta program berdasarkan peluang kerja yang muncul di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Tahun 2012

Selain itu beberapa peserta program juga mengemukakan bahwa penerimaan pekerja dilakukan hanya jika calon pekerja mendaftarkan diri kepada Bapak AI selaku penanggungjawab sekaligus kepala pekerja lapangan dari program ini. Hal inilah yang membuat peluang kerja yang muncul juga berada pada tingkatan yang sedang. Berikut pendapat Bapak AMR dan Bapak IRW.

“Kalo ngurangin yang nganggur iya. Yang kerja disini kan semuanya dulu nani (bertani) di sini. Terus gak dibolehin lagi karna mau ditanem jarak. Nah pas nanem jarak, petani yang dulu nani di sini dijadiin pekerjanya, sambil boleh nani di sela-selanya. Kan mending daripada di rumah nganggur ……. Siapa aja mah boleh, yang penting

0 20 40 60 80 100 Tinggi Sedang Per cen t

(5)

masih sehat masih kuat … kalo disini yang ibu-ibu gak ada tapi di Tegal Panjang ada,” – Bapak AMR

“Dulu ngedaftar ke Pak Ali. Kalo ga daftaran dulu gak bisa, ntar tunggu dihubungin lagi sama Pak AI, ” – Bapak IRW

Pernyataan di atas menunjukkan adanya perbedaan informasi dan pengetahuan mengenai bentuk peluang bekerja yang dirasakan oleh peserta. Ada yang merasa harus mendaftar terlebih dahulu dan ada pula yang merasa memang langsung dapat bekerja di program. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan dalam penerimaan pekerja di program ini. Maka dari itu perlu adanya kejelasan dan pengawasan proses rekrutmen peserta program sehingga proses rekrutmen dapat terjadi dengan jelas dan sesuai dengan prosedur. Walaupun demikian, secara keseluruhan program penanaman jarak dapat memberikan peluang kerja yang tinggi bagi masyarakat sekitar. Namun perlu adanya sosialisasi dan ketegasan mengenai peluang bekerja serta proses perekrutan pekerja agar lebih jelas dan lebih adil.

Tujuan Ekologi

Pembangunan berkelanjutan dari tujuan ekologi dalam penelitian ini dilihat dari kepedulian program penanaman jarak pagar tersebut terhadap lingkungan. Ditemukan bahwa tujuan ekologi dari pembangunan berkelanjutan yang ada dalam program penanaman jarak pagar ini berada pada tingkatan yang tinggi, terlihat dari kesesuaian antara cara penanaman, pemeliharaan dan pemanfaatan jarak pagar pada teori dan kenyataan. Semakin sesuai cara penanaman, pemeliharaan dan pemanfaatan maka semakin menunjukkan bentuk kepeduliannya terhadap lingkungan karena hal tersebut mengindikasikan adanya usaha pemeliharaan lingkungan yang baik. Tujuan ekologi menurut Sanim (2006) dalam Saptana dan Ashari (2009) merupakan hal yang terkait kelestarian sumber daya alam dan lingkungan.

Pada penelitian ini peserta program diberikan tujuh pernyataan terkait bentuk penanaman, pemeliharaan serta pemanfaatan jarak pagar yang mengindikasikan adanya kepedulian terhadap lingkungan. Pernyataan tersebut dijawab dengan jawaban tertutup ya dan tidak yang kemudian diakumulasikan dengan indeks skala ordinal. Jumlah dan persentase peserta program berdasarkan kepedulian program terhadap lingkungan di Desa Lulut disajikan dalam Tabel 11.

Tabel 11 memaparkan sebaran peserta program berdasarkan tingkat kepedulian program terhadap lingkungan. Sebanyak 69.2 persen peserta program menunjukkan bahwa kepedulian program terhadap lingkungan berada pada tingkat tinggi. Sebanyak 23.1 persen peserta program menunjukkan bahwa kepedulian program terhadap lingkungan berada pada tingkat yang sedang. Sebanyak 7.7 persen peserta program menunjukkan bahwa kepedulian program terhadap lingkungan berada pada tingkat yang rendah. Persentase sebaran peserta program berdasarkan tingkat kepedulian program terhadap lingkungan secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 9.

(6)

Terlihat bahwa kepedulian program terhadap lingkungan termasuk pada tingkatan yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh bentuk pelaksanaan penanaman jarak pagar, pemeliharaan dan pemanfaatannya sesuai dengan apa yang ada pada teori. Program ini menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan sebagai program rehabilitasi lahan bekas tambang agar kesuburan tanahnya dapat diperbaiki dan dikembalikan. Program ini juga berupaya membantu pengurangan emisi gas karbon di udara dengan dapat dihasilkannya bio-fuel dari minyak jarak. Beberapa peserta program menunjukkan tingkatan sedang dan rendah karena di akhir masa program pemeliharaan tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Selain itu banyak juga yang mengeluhkan bahwa penanaman tumpang sari yang dianjurkan tidak dapat dilakukan akibat sulitnya sinar matahari menembus rimbunnya daun jarak sehingga tanaman tumpang sari tidak dapat tumbuh dengan baik. Berikut pernyataan Bapak AMR.

“Jarak tanemnya ya 40x40, diajarinnya begitu. Kadang suka kena batu ya mau gimana lagi tanahnya begitu …. Kalo pas pemupukan ya rutin, sering juga dikoretin. Tiap hari malah. Cuman sekarang ini kan lagi libur dulu makanya gak ada yang kerja gak ada yang ngerawat lagi. Udah satu bulanan ini gak ada yang urusin,” – Bapak AMR

Tabel 11 Jumlah dan persentase peserta program berdasarkan kepedulian program terhadap lingkungan di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Tahun 2012

No Kepedulian Program terhadap

Lingkungan %

1 Tinggi 18 69.2

2 Sedang 6 23.1

3 Rendah 2 7.7

Total 26 100.0

Secara keseluruhan program penanaman jarak pagar memiliki kepedulian terhadap lingkungan yang tinggi. Penanamannya sesuai dengan jarak tanam, menggunakan pupuk kompos, rajin dibersihkan dan juga dihasilkan bio-fuel dari biji jarak serta pupuk dari bungkil jarak. Akibatnya semua bagian dari buah jarak dapat termanfaatkan dengan baik. Namun pemeliharaan perlu dilakukan terus menerus walaupun program sedang diliburkan. Pemeliharaan yang teratur juga akan mempengaruhi produktivitas dari pohon jarak pagar tersebut.

(7)

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Tinggi Sedang Rendah

Per

cen

t

Gambar 9 Persentase peserta program berdasarkan kepedulian program terhadap lingkungan di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Tahun 2012

Tujuan Sosial

Pembangunan berkelanjutan dari tujuan sosial dalam penelitian ini dilihat dari partisipasi peserta dalam perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program. Ditemukan bahwa tujuan sosial dari pembangunan berkelanjutan yang ada dalam program penanaman jarak pagar ini berada pada tingkatan sedang, terlihat dari partisipasi peserta yang kurang maksimal dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program. Tujuan sosial menurut Sanim (2006) dalam Saptana dan Ashari (2009) merupakan hal yang terkait kepemilikan ataupun keadilan.

Pada penelitian ini peserta program diberikan 23 pernyataan terkait bentuk partisipasi pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program. Pernyataan tersebut dijawab dengan jawaban tertutup ya dan tidak yang kemudian diakumulasikan dengan indeks skala ordinal. Jumlah dan persentasi jumlah penduduk berdasarkan tingkat peluang usaha di Desa Lulut disajikan dalam Tabel 12. Tabel 12 memaparkan sebaran peserta program berdasarkan tingkat partisipasinya dalam program. Sebanyak 26.9 persen peserta program menunjukkan bahwa kepedulian program terhadap lingkungan berada pada tingkat tinggi. Sebanyak 73.1 persen peserta program menunjukkan bahwa kepedulian program terhadap lingkungan berada pada tingkat yang sedang. Persentase sebaran peserta program berdasarkan tingkat kepedulian program terhadap lingkungan secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 10.

Berdasarkan Tabel 12, terlihat bahwa partisipasi peserta cenderung berada dalam tingkatan sedang. Hal ini disebabkan tidak semua peserta terlibat secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Pada proses perencanaan, umumnya peserta program hanya mengetahui informasi penanaman jarak pagar tanpa ikut terlibat dalam usaha-usaha merencanakan program. Mereka ini yang kemudian menjadi mandor di program penanaman jarak pagar.

(8)

Tabel 12 Jumlah dan persentase peserta program berdasarkan partisipasi di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Tahun 2012

No Partisipasi %

1 Tinggi 7 26.9

2 Sedang 19 73.1

Total 26 100.0

Keberadaan mereka dalam proses perencanaan dipengaruhi oleh posisi mereka yang juga sebagai perangkat desa. Walaupun mereka ikut dalam proses perencanaan, namun tidak sepenuhnya proses perencanaan didominasi oleh masyarakat. Dominasi cenderung berada pada pihak ITP terkait penentuan program, lokasi program serta proses-proses pelaksanaan program.

Pada proses pelaksanaan, umumnya peserta program terlibat langsung karena peserta program merupakan pekerja langsung di lapangan yang bekerja mengurusi perkebunan jarak pagar. Namun tidak sepenuhnya pelaksanaan dapat diatur oleh peserta program. Setiap apa yang dilakukan harus sesuai dengan arahan pihak ITP. Peserta program hanya melaksanakan saja dan sesekali dapat berpendapat terkait pelaksanaan penanaman jarak pagar. Pada proses evaluasi, hanya beberapa peserta program yang merupakan mandor yang ikut dalam tahapan ini.

Gambar 10 Persentase peserta program berdasarkan kepedulian program terhadap lingkungan di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Tahun 2012 Beberapa peserta program yang hanya sebagai pekerja juga pernah diajak, namun hanya sesekali. Umumnya peserta program hanya menjadi pihak yang mendapatkan informasi hasil evaluasi tanpa mengetahui proses evaluasi program. Akibatnya ada beberapa pendapat peserta yang terkadang kurang tersampaikan ke pihak ITP. Maka dari itu, sebaiknya semua peserta program lebih aktif lagi untuk dilibatkan dalam

0 10 20 30 40 50 60 70 80 Tinggi Sedang Per cen t

(9)

setiap proses mulai dari perencanaan hingga kepada evaluasi dari program penanaman jarak pagar sendiri.

Keberhasilan Impelementasi Pembangunan Berkelanjutan

Menurut Saptana dan Ashari (2007), keberhasilan dari pembangunan berkelanjutan terjadi apabila ketiga tujuan dari pembangunan berkelanjutan dapat tercapai. Tiga tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah tujuan ekonomi, ekologi serta sosial. Dalam penelitian ini tujuan ekonomi dilihat dari peluang kerja dan peluang usaha yang muncul dari adanya program penanaman jarak pagar. Tujuan ekologi dilihat dari kepedulian program terhadap lingkungannya. Tujuan sosial dilihat dari partisipasi peserta program dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program. Dari hasil perhitungan untuk masing-masing indikator dari tujuan pembangunan berkelanjutan, maka keberhasilan dari implementasi pembangunan berkelanjutan dapat dihitung melalui skoring terhadap keempat variabel tersebut kemudian dikategorikan berdasarkan tinggi, sedang dan rendah, seperti pada Tabel 13.

Tabel 13 menunjukkan sebaran peserta program berdasarkan keberhasilan implementasi pembangunan berkelanjutan program CSR di Desa Lulut, yaitu program penanaman jarak pagar. Sebanyak 84.62 persen peserta program menunjukkan adanya tingkat keberhasilan pembangunan berkelanjutan pada program dengan tingkatan yang sedang. Sebanyak 15.38 persen peserta program menunjukkan adanya tingkat keberhasilan pembangunan berkelanjutan pada program dengan tingkatan yang tinggi. Persentase sebaran dapat dilihat pada Gambar 11.

Tabel 13 Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat keberhasilan implementasi pembangunan berkelanjutan program CSR di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Tahun 2012

No Keberhasilan Implementasi

Pembangunan Berkelanjutan Ʃ %

1 Tinggi 4 15.38

2 Sedang 22 84.62

Total 26 100.00

Berdasarkan Tabel 13 dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan implementasi pembangunan berkelanjutan pada program CSR penanaman jarak pagar menurut peserta program berada pada kategori yang cenderung sedang. Peserta program cenderung belum memiliki partisipasi yang tinggi pada program. Program ini juga belum dapat memberikan peluang usaha bagi masyarakat sekitar. Akibatnya program penanaman jarak memiliki tingkat keberhasilan implementasi yang sedang,

(10)

walaupun program ini memberikan peluang kerja yang tinggi serta memiliki kepedulian terhadap lingkungan yang tinggi.

Gambar 11 Persentase responden berdasarkan tingkat keberhasilan implementasi pembangunan berkelanjutan program CSR di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal,

Kabupaten Bogor Tahun 2012

Menanggapi hal tersebut, maka sebaiknya pihak perusahaan lebih melibatkan kembali para peserta program dalam setiap tahapan perencanaan, pelaksanaan dan juga evaluasi program penanaman jarak pagar. Pihak perusahaan juga dapat membantu masyarakat dalam memulai usaha yang berkaitan dengan program penanaman jarak pagar sehingga adanya program jarak pagar ini juga membantu masyarakat yang lain untuk membuka usaha sendiri.

Ikhtisar

Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan masyarakat sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi selanjutnya untuk memenuhi kebutuhannya di masa yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan memiliki tiga tujuan pencapaiannya yaitu tujuan ekonomi, ekologi dan sosial.Dalam penelitian ini keberhasilan implementasi pembangunan berkelanjutan dalam program penanaman jarak pagar, diukur melalui tiga tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan ekonomi dilihat melalui peluang usaha dan peluang kerja yang muncul akibat adanya program penanaman jarak pagar. Tujuan ekologi dilihat melalui kepedulian program terhadap lingkungannya. Tujuan sosial dilihat melalui partisipasi peserta program dalam perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program.

Peluang usaha yang muncul akibat adanya program cenderung berada pada kategori rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya peraturan dari pihak ITP yang tidak mengizinkan sembarang orang untuk masuk ke area perkebunan sehingga masyarakat tidak dapat membuka usaha di areal penanaman jarak pagar. Selain itu peserta program juga tidak menyadari dan mengetahui adanya sebuah warung yang muncul

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Tinggi Sedang Per cen t

(11)

akibat dari program penanaman jarak pagar. Peluang kerja yang muncul akibat adanya program cenderung berada pada kategori yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh terserapnya banyak pengangguran pada pekerjaan ini. Kepedulian program terhadap lingkungan berada pada kategori tinggi karena penanaman jarak pagar disesuaikan dengan aturan yang ada sehingga cenderung menjaga kondisi lingkungan. Program ini juga merupakan program penghijauan serta program yang berupaya untuk mengurangi emisi gas karbon dengan adanya bio-fuel hasil dari olahan minyak jarak. Partisipasi peserta dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program berada pada kategori sedang karena partisipasi sudah dilakukan oleh peserta program namun kurang maksimal. Partisipasi tinggi hanya dilakukan oleh para mandor saja.

Dari keempat variabel pendukung pembangunan berkelanjutan, jika disimpulkan berdasarkan persentase peserta program terhadap tingkat keberhasilan implementasi pembangunan berkelanjutan, dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan implementasi pembangunan berkelanjutan berada pada tingkatan yang sedang. Hal ini dipengaruhi karena partisipasi peserta program pada program penanaman jarak yang masih berada pada tingkatan sedang serta program penanaman jarak yang belum bisa membantu masyarakat memunculkan usaha baru.

Gambar

Tabel 9  Jumlah dan persentase peserta program  berdasarkan peluang usaha yang  muncul di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Tahun  2012
Tabel 10  Jumlah dan persentase peserta program  berdasarkan peluang kerja yang  muncul di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor  Tahun 2012
Tabel 11  Jumlah dan persentase peserta program  berdasarkan kepedulian program  terhadap lingkungan di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten  Bogor Tahun 2012
Gambar 9 Persentase peserta program berdasarkan kepedulian program terhadap  lingkungan di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal,  Kabupaten Bogor Tahun 2012
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian menunjukkan bahwa ketimpangan antar wilayah yang identik dengan rasa keadilan merupakan faktor yang paling menentukan dalam implementasi pembangunan

KONSEP PEMBANGUNAN

Salah satu komitmen global dan juga nasional untuk mengupa- yakan kesejahteraan sosial dalam pembangunan berkelanjutan memiliki 17 tujuan yaitu (1) Tidak ada kemiskinan, (2)

Pembangunan “Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia secara berkelanjutan,

Pembangunan “Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia secara berkelanjutan, dengan

Dalam konteks ini dapat dikatakan pembangunan berkelanjutan menjamin adanya pemerataan dan keadilan sosial yang ditandai dengan meratanya sumber daya lahan dan

60 PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Peran Sumberdaya dalam Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Tingkat efi siensi teknis yang dicapai oleh peternak,