• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN TBM BERBASIS INTERNET DALAM MEMELIHARA KEBERAKSARAAN MASYARAKAT (Studi pada TBM Rumah Baca Kota Palangka Raya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN TBM BERBASIS INTERNET DALAM MEMELIHARA KEBERAKSARAAN MASYARAKAT (Studi pada TBM Rumah Baca Kota Palangka Raya)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

ABSTRAK

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) merupakan suatu wadah dengan tujuan membudayakan kegemaran membaca bagi masyarakat yang menyediakan berbagai bidang bahan bacaan. Kajian ini berupaya untuk mendeskripsikan suatu fenomena peran aktif TBM dalam memelihara keberaksaraan masyarakat dengan mensinergikan antara kebutuhan membaca dengan perkembangan teknologi-informasi. Pada kajian ini, pendekatan yang digunakan ialah kualitatif dengan menggunakan pedoman wawancara, lembar observasi serta dokumentasi sebagai instrumen pengumpul datanya. Adapun dalam menganalisis data, digunakan teknik reduksi, display data serta penarikan kesimpulan (conclution).

Hasil kajian ini yakni mendapatkan deskripsi data berupa fenomena bahwa sistem layanan yang diterapkan di TBM Rumah Baca ini lebih berorientasi pada kebutuhan masyarakat atau pembaca, sekaligus memberikan penguatan (reinforcement)dalam hal pengenalan teknologi kepada masyarakat itu sendiri . Selain itu, TBM Rumah Baca ini juga sudah merintis katalog elektronik dengan beberapa koleksi e-book yang tentunya mampu menarik minat masyarakat dalam berkunjung.

Pada prakteknya selain pendekatan berbasis internet, TBM Rumah Baca juga melaksanakan beberapa alternatif kegiatan untuk menstimulasi minat masyarakat

PERANAN TBM BERBASIS

INTERNET DALAM MEMELIHARA

KEBERAKSARAAN MASYARAKAT

Oleh : Muhamad Aff andi

Dosen Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya

(2)

untuk berkunjung ke TBM. Treatment tersebut juga sukses memelihara keberaksaraan masyarakat, mengingat mayoritas dari peserta kegiatan ialah alumni pendidikan keaksaraan dasar dan keaksaraan usaha mandiri.

Kata Kunci: Taman Bacaan Masyarakat, Internet, Keberaksaraan Masyarakat

A. Pendahuluan

Membaca merupakan salah satu upaya dalam mengakses semua informasi yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sebagai komponen keberaksaraan pada tingkat dasar menjadi pengantar kepada gerbang ilmu pengetahuan dan keterampilan yang disertai dengan penguatan sikap dan karakter sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. Oleh karena itu, perlu pengembangan pendekatan dan strategi pembelajaran pada pendidikan keaksaraan harus senantiasa diperbaharui sesuai dengan konteks situasi dan kondisi perkembangan zaman dan dinamika masyarakat.

Fenomena tersebut ternyata belum sepenuhnya dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia. Mengacu pada data yang diperoleh PDSP Kemdikbud tahun 2015, penyandang buta aksara usia 15-59 tahun mencapai 5. 984.075 orang atau setara 3,70%. Didasari pada kesenjangan tersebut maka para stakeholders serta praktisi pendidikan di Indonesia berupaya untuk menyusun berbagai strategi efektif untuk menekan jumlah penyandang buta aksara. Saat ini, pendidikan keaksaraan dipandang sebagai salah satu layanan pendidikan nonformal untuk membelajarkan warga masyarakat buta aksara.

Fokus permasalahan lain yang tidak kalah pentingnya ialah bagaimana menjaga keberaksaraan masyarakat yang telah melek aksara. Beberapa fakta di masyarakat menunjukkan bahwa seseorang yang sebetulnya sudah pernah mendapatkan pendidikan keaksaraan dan sudah “melek aksara”, menjadi buta aksara kembali (re-iliterate) karena berbagai faktor, salah satunya ialah ketidaksesuaian antara materi yang diajarkan dengan keseharian warga belajar. Atas dasar tersebut, pemerintah mengeluarkan berbagai program untuk memelihara keberaksaraan masyarakat. Beberapa program tersebut diantaranya adalah mensinergikan antara kebudayaan dan bahasa ibu ke dalam nilai-nilai pendidikan keaksaraan. Selain solusi tersebut di atas, terdapat pula suatu upaya untuk mensinergikan antara kebutuhan membaca dengan kemudahan akses teknologi.

Faktor tersebutlah yang kemudian diterapkan oleh Taman Bacaan Masyarakat Rumah Baca di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. TBM Rumah Baca merupakan program pendidikan nonformal yang didirikan dengan tujuan

(3)

mengembangkan budaya serta minat baca masyarakatmelalui penyediaan fasilitas bahan bacaan, dan juga berfungsi sebagai sumber informasi bagi masyarakat di sekitar TBM. TBM ini berdiri dengan menginduk pada PKBM Luthfi llah yang memang mengembangkan program-program pendidikan nonformal, khususnya di Kota Palangka Raya.

Pada perkembangannya, TBM Rumah Baca telah mengembangkan suatu bentuk layanan masyarakat dengan berbasis internet. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan bahan bacaan dan informasi kepada khususnya peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan nonformal, serta masyarakat luas. Mengacu pada latar belakang tersebut di atas, maka kajian ini diharapkan mampu memaparkan fenomena tentang peran aktif TBM dalam memelihara keberaksaraan masyarakat dengan memanfaatkan kemudahan akses serta kecanggihan sistem teknologi informasi.

B. Kajian Pustaka

1. Konsep Taman Bacaan Masyarakat

Taman Bacaan Masyarakat adalah lembaga pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yang menyediakan dan memberikan layanan di bidang bahan bacaan, berupa: buku, majalah, tabloid, koran, komik dan bahan multi media lain, yang dilengkapi dengan ruangan untuk membaca, diskusi, bedah buku, menulis, dan kegiatan-kegiatan sejenis lainnya, dan didukung oleh pengelola yang berperan sebagai motivator. Taman Bacaan Masyarakat juga berfungsi sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat. Satuan pendidikan luar sekolah ini didirikan dengan tujuan untuk memfasilitasi seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan segmentasinya masing-masing terutama masyarakat yang memiliki kebutuhan bahan bacaan untuk meningkatkan keberaksaraannya.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) memiliki fungsi yang melekat, antara lain: a. Sebagai sumber belajar. TBM dengan menyediakan bahan bacaan

utamanya buku merupakan sumber belajar yang dapat mendukung masyarakat pembelajar sepanjang hayat, seperti buku pengetahuan untuk membuka wawasan, juga berbagai keterampilan praktis yang bisa dipraktekkan setelah membaca.

b. Sebagai sumber informasi. TBM dengan menyediakan bahan bacaan berupa koran, tabloid, referensi, booklet-leafl et, dan/atau akses internet dapat dipergunakan masyarakat untuk mencari berbagai informasi.

(4)

c. Sebagai tempat rekreasi-edukasi. Melalui buku-buku nonfi ksi yang disediakan memberikan hiburan yang mendidik dan menyenangkan lebih jauh dari itu, TBM dengan bahan bacaan yang disediakan mampu membawa masyarakat lebih dewasa dalam berperilaku, bergaul di masyarakat lingkungan.

Adapun layanan yang dapat diberikan TBM antara lain membaca di tempat, peminjaman buku, pembelajaran, praktek keterampilan, kegiatan literasi serta melaksanakan aneka lomba.

2. Konsep TBM Berbasis Internet

Taman Bacaan Masyarakat berbasis internet merupakan layanan taman bacaan yang dalam penyelenggaraannya sudah memadukan dan memanfaatkan bahan pustakan dan sumber-sumber informasi yang dikemas secara digital dan dioperasikan menggunakan sejumlah peralatan elektronik. Layanan Taman Bacaan Masyarakat berbasis internet merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas layanan bahan bacaan dan informasi kepada khususnya peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan nonformal, serta masyarakat luas. Layanan taman bacaan masyarakat secara elekronik meliputi antara lain: (i) layanan bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar/ koran) digital, (ii) layanan informasi secara elektronik baik melalui media terkemas maupun dunia maya.

Layanan taman bacaan masyarakat berbasis internet diharapkan mampu menstimulasi:

a. Terwujudnya masyarakat yang berkeaksaraan media, teknologi dan informasi.

b. Tumbuhnya masyarakat yang gemar dan berbudaya baca secara berkelanjutan.

c. Memasyarakatkan budaya membaca pada masyarakat, mengkritisi setiap informasi yang diterima melalui bahan bacaan digital (elektronik) maupun dunia maya.

Pada pelaksanaannya, konsep taman bacaan masyarakat berbasis internet kerap melibatkan sejumlah komponen, antara lain perangkat peralatan eletronik, bahan pustaka berbasis elektronik dan sumber daya manusia. 3. Konsep Keberaksaraan Masyarakat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keberaksaraan diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis: usaha itu dapat dianggap sebagai

(5)

langkah awal dalam proses peralihan dari keberaksaraan bahasa ibu ke keberaksaraan bahasa nasional. Keberaksaraan itu sendiri bukanlah hal yang absolut, artinya kompetensi tersebut dapat menurun atau meningkat seiring dengan aktivitas keseharian seorang individu. Melalui layanan TBM yang terintegrasi dengan internet serta keseharian masyarakat, diharapkan mampu menjaga keberaksaraan tersebut sebagai upaya konkrit pemberantasan buta aksara.

C. Metode Kajian

Pada kajian ini, pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dengan metode survei. Metode penelitian survei dimaksudkan untuk memperoleh fakta-fakta yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi politik dari suatu kelompok atau pun suatu daerah. Adapun instrumen yang digunakan ialah wawancara, observasi serta studi dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang dilakukan pada kajian ini yaitu menggunakan reduksi data, display data serta penarikan kesimpulan (conclution).

1. Reduksi data; yakni editing, pengelompokkan, meringkas, pengkodean serta

menganalisis catatan lapangan.

2. Display data; mencakup langkah mengorganiassikan data. Nantinya data

yang tersaji akan berupa kelompok-kelompok yang kemudian saling dikaitkan dengan kerangka teori yang digunakan.

3. Conclution; pada tahap ini peneliti pada dasarnya mengimplementasikan

prinsip induktif dengan mempertimbangkan berbagai pola yang ada atau kecenderungan dari penyajian data yang telah dibuat.

Kajian ini berpusat di TBM Rumah Baca, yang berada di bawah naungan PKBM Luthfi llah yang berlokasi di Jl. Rindang Banua, Kota Palangka Raya, Prov. Kalimantan Tengah. Adapun TBM Rumah Baca itu sendiri didirikan sebagai upaya memelihara keberaksaraan dengan cara mendekatkan masyarakat dengan berbagai sumber bacaan yang informatif.

D. Hasil Dan Pembahasan

Fokus pada kajian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu layanan TBM berbasis internet dan keberaksaraan masyarakat. Untuk mengukur variabel peranan TBM berbasis internet, digunakan metode observasi serta studi dokumentasi, sedangkan untuk mengukur tingkat keberaksaraan masyarakat, digunakan metode wawancara dengan pengamatan langsung. Mengacu pada proses penelitian dan pengumpulan data menggunakan multi instrument sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka diperoleh deskripsi sebagai berikut.

(6)

1. Peranan layanan TBM Rumah Baca Berbasis Internet

Sistem layanan yang diterapkan di TBM Rumah Baca ini lebih berorientasi pada kebutuhan masyarakat atau pembaca. Artinya, pengelola memberikan kebebasan bagi pembaca untuk memilih, meminjam dan tentunya membaca bahan bacaan sesuai dengan kebutuhannya. TBM berbasis internet ini pada hakikatnya bukanlah program yang berorientasi pada pemenuhan fi nansial, melainkan salah satu program dalam memperkenalkan, mensosialisasikan serta mempermudah masyarakat dalam mengakses internet.

Pengembangan layanan ini didasari oleh fenomena bahwa mayoritas masyarakat masih belum terlalu akrab dengan dunia virtual berbasis online, terlebih bagi mereka yang baru terbebas dari buta aksara. Atas dasar tersebut maka pengelola TBM Rumah Baca memberikan pengetahuan serta keterampilan mengoperasikan internet melalui berbagai koleksi buku, web, serta beberapa aplikasi serupa sebagai penunjang aktivitas keberaksaraan para alumni pendidikan keaksaraan. Langkah ini terbukti mampu menstimulasi masyarakat, khususnya alumni pendidikan keaksaraan untuk memelihara keberaksaraannya dengan memanfaatkan berbagai produk komputer tersebut. TBM Rumah baca menyediakan fasilitas komputer dengan koneksi internet yang stabil untuk dimanfaatkan oleh pengunjung.

Adapun beberapa produk komputerisasi yang dimaksud antara lain: a. Ketersediaan sarana komputer dengan koneksi internet yang stabil.

Melalui pemenuhan sarana ini, pengunjung memperoleh kesadaran akan pentingnya membaca dan update dengan teknologi. Artinya dengan

(7)

membaca masyarakat memperoleh ilmu pengetahuan, dengan ilmu atau pengetahuan yang diperoleh akan meningkatkan keterampilan atau mendapatkan keterampilan baru, dan keteram pilan yang dimiliki akan mempengaruhi wawasan, pola pikir, gagasan baru, perubahan sikap dan perilaku. Dampak sosial budaya juga dapat dirasakan melalui terbinanya sifat jujur, tertib, dan berinteraksi sosial antara sesama pengunjung. b. Koleksi berbagai buku elektronik (e-book) yang interaktif

e-book didefi nisikan sebagai versi elektronik dari sebuah buku cetak yang

dapat diakses melalui komputer pribadi atau perangkat tertentu yang dirancang khusus untuk itu. Secara umum pengunjung tertarik membaca

e-book karena lebih interaktif dan tergolong pengetahuan yang baru.

Banyaknya pembaca e-book di TBM Rumah Baca menyebabkan semakin bertambahnya peminat e-book sebagai sarana belajar dan informasi. Keistimewaan lain dari e-book ini ialah terdapatnya fi tur self evaluation yang memungkinkan pembaca untuk langsung mengukur tingkat kemampuannya terhadap materi yang tersedia dalam e-book tersebut. c. Adanya simulasi ujian pendidikan kesetaraan berbasis komputer

Computer Based Test (CBT) merupakan sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya. Pada pelaksanaannya.

(8)

UNPK berbeda dengan ujian berbasis kertas yang selama ini digunakan. Ujian ini diselenggarakan dengan sistem semi-online, dimana soal dikirim oleh server pusat ke server lokal. CBT ini mulai merambah pendidikan kesetaraan pada tahun 2017 ini.

Untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan tersebut, maka TBM Rumah Baca memfasilitasi para peserta didik kesetaraan, khususnya di PKBM Luthfi llah untuk melakukan aktivitas simulasi dalam rangka pembiasaan terhadap sistem ujian tersebut. Melalui aktivitas tersebut, diharapkan mampu menarik minat peserta didik tersebut untuk berkunjung ke TBM sekaligus mempersiapkan diri menghadapi UNBK.

d. Adanya berbagai bentuk kegiatan yang bertujuan memelihara keberaksaraan Keterampilan hidup/life skill sangat diutamakan di TBM Rumah Baca karena pengunjung akan lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan memberikan dampak positif bagi mereka baik secara pengetahuan maupun material. Jenis keterampilan yang dilaksanakan disesuaikan dengan minat dan bakat pengunjung namun tetap diberikan batasan yaitu jenis keterampilan yang mengarah pada unggulan lokal

(9)

dan pemeliharaan lingkungan. Beberapa kegiatan yang dimaksud yakni berupa keterampilan handycraft, daur ulang kertas, limbah gelas dan botol plastik, komputer, menjahit, service handphone, budidaya ikan keramba, tata boga, sulam pita, membuat stempel serta tata niaga.

(10)

2. Keberaksaraan masyarakat

Keberaksaraan merupakan kemampuan membaca dan menulis dimana usaha itu dapat dianggap sebagai langkah awal dalam proses transisi dari bahasa ibu menuju bahasa nasional. Keberaksaraan itu sendiri bukanlah hal yang absolut, artinya kompetensi tersebut dapat menurun atau meningkat seiring dengan aktivitas keseharian seorang individu. Keberaksaraan ini memiliki standar kompetensi yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam hal membaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia secara cepat dan tepat yang ditampilkan dalam bentuk untuk kinerja keaksaraan dan sosiodrama keaksaraan.

Pada prakteknya selain pendekatan berbasis elektronik dan internet, TBM Rumah Baca juga melaksanakan beberapa kegiatan alternatif untuk menstimulasi minat masyarakat untuk berkunjung ke TBM. Adapun beberapa kegiatan tersebut berupa bedah buku kesukuan Banjar, lomba membaca puisi, lomba menulis cerpen berbasis cerita rakyat budaya Banjar, lomba stand up comedy serta lomba mewarnai untuk anak usia dini. Langkah-langkah ini dianggap cukup efektif, karena disamping mendapatkan hadiah, para peserta secara tidak langsung juga akan tergerak minatnya untuk berkunjung dan membaca di TBM. Treatment tersebut juga sukses memelihara keberaksaraan masyarakat, mengingat mayoritas dari peserta kegiatan ialah alumni pendidikan keaksaraan dasar dan keaksaraan usaha mandiri. Artinya, sinergitas antara pendekatan bahasa ibu-tatap muka dengan pendekatan virtual berbasis online terlihat saling melengkapi dan pada akhirnya mampu menambah wawasan masyarakat, terutama terkait dengan pelestarian budaya membaca.

3. Faktor pendukung dan penghambat a. Faktor pendukung

1) Keberadaan TBM Rumah Baca sangat membantu bagi masyarakat lingkungan Kecamatan Pahandut pada umumnya dan peserta didik pada khususnya untuk mendapatkan informasi yang up to date tanpa harus mengeluarkan biaya mahal.

2) Koleksi buku yang variatif dan lengkap, dimana saat ini TBM Rumah Baca telah mengoleksi 112 Judul buku dengan jumlah 867 exemplar. 3) Lokasi yang strategis. TBM Rumah Baca didirikan berdekatan dengan

(11)

warga belajar keaksaraan serta para siswa di PAUD Luthfi llah untuk mencari referensi dan bahan bacaan.

4) Kondisi ruang baca yang nyaman.

5) Sarana prasarana di TBM Rumah Baca ini cukup lengkap, mulai dari ruang baca yang dilengkapi dengan kursi baca serta karpet, koleksi buku yang tersusun rapi, serta pendataan inventaris buku yang terbilang cukup baik. Dengan adanya program TBM berbasis internet ini juga menambah kelengkapan di Rumah Baca ini dengan koleksi 8 komputer dan koneksi yang stabil.

b. Faktor penghambat

1) Jumlah tenaga administrasi TBM masih kurang, hal ini terjadi dikarenakan profesi sebagai pengelola TBM yang memang belum menjanjikan dari sisi fi nansial.

2) TBM masih mengalami kesulitan dalam pengadaan buku-buku terkini, mengingat sumber dana pada TBM ini masih bersifat swadaya. 3) Ketidakdisiplinan pengunjung terkait dengan sirkulasi buku (pinjam,

kembali, denda dan sebagainya).

4) Masih banyak pengunjung yang belum “melek teknologi”, sehingga membutuhkan perhatian serta waktu ekstra untuk memfasilitasi kebutuhan belajar mereka.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil pengamatan serta analisis data lapangan, maka beberapa kesimpulan yang dapat diambil antara lain:

1. Sistem layanan yang diterapkan di TBM Rumah Baca ini berorientasi pada kebutuhan masyarakat atau pembaca. Artinya, pengelola memberikan kebebasan bagi pembaca untuk memilih, meminjam dan membaca bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya.

2. Keterampilan hidup/life skill sangat diutamakan di TBM Rumah Baca karena peserta didik akan lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan memberikan dampak positif bagi mereka baik secara fi sik maupun materi.

3. Pada prakteknya selain pendekatan berbasis internet, TBM Rumah Baca juga melaksanakan beberapa alternatif kegiatan untuk menstimulasi minat masyarakat untuk berkunjung ke TBM. Adapun beberapa kegiatan tersebut berupa bedah buku kesukuan Banjar, lomba membaca puisi, lomba menulis

(12)

cerpen berbasis cerita rakyat budaya Banjar, lomba stand up comedy serta lomba mewarnai untuk anak usia dini. Langkah-langkah ini dianggap cukup efektif, karena disamping mendapatkan hadiah, para peserta secara tidak langsung juga akan tergerak minatnya untuk berkunjung dan membaca di TBM. Treatment tersebut juga sukses memelihara keberaksaraan masyarakat, mengingat mayoritas dari peserta kegiatan ialah alumni pendidikan keaksaraan dasar dan keaksaraan usaha mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Creswell.J. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Third ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. (2013). NSPK Taman Bacaan Masyarakat Berbasis Elektronik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan. (2016). Petunjuk Teknis Bantuan Sarana TBM dan Prosedur Pengajuan Bantuan Tahun 2016. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pen-didikan Masyarakat, Kementerian PenPen-didikan dan Kebudayaan.

http://edefi nisi.com/tag/defi nisi-keberaksaraan diakses tanggal 19 April 2016. Noorhidawat, A and Gibb, Forbes. How Students Use e-books-Reading or

Refer-ring?, Malaysian Journal of Library and Information Science 13, Malay-sia: Wilson Select Plus, 2009. Database Online.

Permendikbud No. 81 Tahun 2013 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal. Sudjana, H.D. (2004). Pendidikan Non Formal, Bandung: Falah Production.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yulaelawati, Ella. 2010. Taman Bacaan Masyarakat Kreatif. Jakarta: Direktorat Pen-didikan Masyarakat, Direktorat Jendral PenPen-didikan Nonformal dan Infor-mal Kementrian Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran budidaya ayam petelur yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang bersifat kreatif dan juga inovatif, sehingga siswa dapat terlibat aktif di dalam proses

Program Pengabdian Masyarakat ini, diselenggarakan dalam bentuk workshop selama 2 hari untuk (1) Menjelaskan tentang Pemodelan Matematika, (2) Menyusun model matematika dari

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “ Hubungan

Badak Jawa hanya tersisa 63 ekor dan hanya hidup di salah satu Taman nasional.. Taman Nasional apakah

Maka dari itu didapatkan tingkat presepsi nasabah secara keseluruhan atau dapat disebut dengan variabel E-Service Quality pada Aplikasi Bank Jatim Mobile Banking

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan kondisi koperasi tahun 2012-2014 menghasilkan bahwa NWC mengalami kenaikan, Current Ratio, Quick Ratio, Cash

Cinnamomum zeylanicum Blume yang dilakukan dengan mengamati lamanya hewan percobaan (mencit) bertahan pada alat Rotary Road yang berputar, terlihat bahwa dengan

dan perlakuan tinggi muka air dibawah permukaan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2 MST sampai 7 MST, berat berangkasan dan berat segar