• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang usaha yang ada kaitannya dengan sumber daya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang usaha yang ada kaitannya dengan sumber daya"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang usaha yang ada kaitannya dengan sumber daya alam maka wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, disini karena PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang bergerak dalam bidang perkebunan tebu yang ada kaitannya dengan sumber daya alam, maka PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang memiliki sebuah kewajiban yaitu untuk melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan dari setiap kegiatan produksinya tersebut.

Masalah tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR (Corporate

Social Responsibility ) menjadi perbincangan yang hangat dan menjadi suatu

fenomenal yang sering terjadi dimana setiap perusahaan atau perseroan yang bergerak di bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam belum melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya tersebut dengan baik dan semestinya, yang mana hanya mementingkan keuntungan saja tanpa memerhatikan keadaan sosial yang ada pada masyarakat yang berada disekitar perusahaan dan lingkungan dimana tempat produksi terjadi.

CSR (Corporate Social Responsibility ) akan lebih berdampak positif

bagi masyarakat, ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR (Corporate Social 2

Responsibility) meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar,

keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR (Corporate Social

Responsibility ) , menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi.

Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR (Corporate Social

Responsibility ) membutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum,

dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate

Social Responsibilty). Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan

yang menjadi fokus, dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu,

pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain1.

Bentuk dari tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh

PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang ada dua bentuk, yakni yang pertama yaitu program kemitraan dimana perusahaan memberikan bantuan berupa

pinjaman modal terhadap masyarakat yang berada disekitar perusahaan, pinjaman modal yang diberikan tersebut bertujuan untuk mengembangkan usaha – usaha yang telah dirintis oleh masyarakat. Pada awalnya pinjaman modal diberikan kepada masyarakat tanpa anggunan namun dengan berjalannya waktu banyak

(2)

1 http://www.usaha-kecil.com/pengertian_csr.html. 3

masyarakat melakukan wanprestasi atau ingkar janji banyak dari masyarakat yang tidak membayar utang pinjamannya tersebut atau lari dari tanggung jawab

sehingga setelah peristiwa tersebut terjadi maka pinjaman berupa modal usaha yang diberikan harus menggunakan jaminan. Yang kedua ialah program bina lingkungan dimana perusahaan melakukan perbaikan pada fasilitas umum seperti perbaikan jalan yang sedang dilakukan di daerah Dusun Timbang Rawa, Desa Pasirmuncang, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang. Selain itu juga

perusahaan telah melakukan perbaikan terhadap sekolah-sekolah dan mesjid yang berada disekitar perusahaan tersebut2.

Alasan ini lah yang menjadi latarbelakang penulis untuk meneliti hal

tersebut, dimana objek penelitiannya di PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang, karena penulis ingin memenuhi rasa kengingintahuannya terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan perusahaan tersebut dan apakah sudah dilakukan dengan baik sebagaimana mestinya atau belum. B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah seperti tersebut di atas maka dapat difokuskan pada permasalahan – permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tanggung jawab moral perusahaan terhadap

lingkungan dalam hal Corporate Social Responsibility (CSR)?

2. Bagaimanakah bentuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di PT PG Rajawali II Unit PG Subang?

2 Hasil wawancara dengan Bapak. Heru Purbo Yunanto, SH selaku kabag. SDM di PT PG

Rajawali II Unit PG Subang.

4

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan Corporate

Social Responsibility (CSR) sebagai tanggung jawab moral

perusahaan terhadap lingkungan.

2. Untuk mengetahui dan mempelajari bentuk dari pelaksanaan

Corporate Social Responsibility (CSR) di PT PG Rajawali II Unit

PG Subang.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian yang disajikan dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Secara Teoretis

a. Dapat membantu perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri khususnya mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan berdasarkan ketentuan dari pasal 74 Undang – undang RI No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

b. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan yang bermanfaat sebagai bahan

masukan dalam pelaksanaan pertanggung jawaban sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responsibility (CSR) di PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang.

2. Secara Praktis

(3)

pengusaha dan perusahaan dalam melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Disisi lain juga akan memberikan manfaat bagi masyarakat 5

umum guna mengetahui betapa pentingnya fungsi tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

E. Kerangka Pemikiran

Sebelum melangkah lebih jauh, penulis akan memulainya dengan

memberikan penjelasan mengenai definisi – definisi terlebih dahulu dalam kerangka pemikirannya agar selanjutnya dapat memudahkan penulis untuk memahami yang akan ditelitinya tersebut, dimulai dari definisi hukum. Hal ini dikarenakan yang akan penulis bahas yaitu aspek hukum nya atau dalam segi normatifnya.

Pada pokoknya hukum itu ialah peraturan – peraturan yang bersifat

memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yakni peraturan – peraturan yang dibuat oleh badan – badan resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap peraturan – peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan yaitu dengan hukuman tertentu3.

Objek yang akan dilakukan penelitian ialah PT PG Rajawali II Unit

Pabrik Gula Subang, dimana merupakan suatu perusahaan. Terdapat dalam Pasal 1 Ayat 6, Undang – undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa: Perusahaan adalah :

a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang atau perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang memperkerjakan

3 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia Bagian 1, (Jakarta :

Penerbit PT Pradnya Paramita, 2005), hlm 1.

6

pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;

b. usaha – usaha sosial dan usaha – usaha lain yang mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain4.

Setelah mengetahui definisi hukum dan definisi perusahaan maka akan

muncul pula definisi Hukum Perusahaan, karena disini penulis akan melakukan penelitiannya dilihat dari segi normatif atau aturan hukumnya, maka apapun setiap kegiatan tidak akan terlepas dari aturan atau hukum yang sedang berlaku. Dengan mengacu pada Undang – undang Wajib Daftar Perusahaan, maka perusahaan didefinisikan sebagai :

” Setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap, terus – menerus, dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba5.”

Setiap perusahaan atau badan usaha yang setiap jenis usahanya bersifat

tetap, terus – menerus dan telah didaftarkan dimana perusahaan atau badan hukum tersebut memperkerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain, memiliki pengurus dimana dari kegiatan dari usahanya tersebut memliki tujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba. Objek dari penelitian

(4)

akan dilakukan di PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang, dimana

perusahaan tersebut merupakan perseroan yang sebagian modalnya dimiliki oleh negara, dan yang lebih dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

4 Undang – undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

5 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia,(Bandung : Penerbit PT Citra Aditya

Bakti, 2006), hlm 1.

7

Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Direksi adalah organ BUMN yang bertanggung jawab atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta mewakili BUMN, baik di dalam maupun di luar pengadilan (Pasal 1 angka 1 dan angka 9 Undang – undang No. 19 tahun 2003). Bentuk BUMN terdiri atas perusahaan perseroan (Persero) dan Perusahaan Umum (perum)6. Perusahaan perseroan, yang selanjutnya disebut persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan7. Lahirnya Undang – undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebabkan munculnya definisi dari Perseroan Terbatas tersebut. Yaitu dalam Pasal 1 ayat 1 Undang – undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang berbunyi :

” Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam undang – undang ini serta peraturan pelaksanaannya8.”

Jika kita berbicara masalah Perusahaan, maka tidak akan terlepas dari

pelaku usahanya itu sendiri yakni Pengusaha. Definisi Pengusaha diatur dalam Pasal 1 Ayat 5 Undang – undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang berisi bahwa :

Pengusaha adalah :

6 ibid, hlm 137. 7 loc.cit, hlm 138.

8 Undang – undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

8

a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;

b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;

c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan diluar wilayah Indonesia9. Setiap pelaku usaha atau pengusaha diwajibkan untuk melakukan

tanggung jawab sosial dan lingkungan yang bahasa keren, modern atau asingnya sering disebut dengan CSR (Corporate Social Responsibilty), sesuai dengan ketentuan dari Pasal 74 ayat 1 sampai dengan ayat 4 Undang – undang No. 40

(5)

tahun 2007. Banyak dari beberapa orang ataupun masyarakat belum memahami apa itu tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR (Corporate Social

Responsibilty), dengan hal demikian maka peneliti akan memberikan beberapa

definisi mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR (Corporate

Social Responsibilty), antara lain yaitu :

1. Carnagie secara lebih rinci mengemukakan bahwa prinsip amal menganjurkan kepada para anggota masyarakat yang memiliki keberuntungan dalam kehidupannya untuk membantu anggota yang kurang beruntung melalui berbagai cara, baik yang langsung atau tidak langsung. Sedangkan prinsip kepengurusan harta orang lain, adalah bahwa pelaku bisnis merupakan kelompok masyarakat yang memiliki kesempatan untuk pengurus sumber – sumber daya yang dapat digunakan untuk

9 Undang – undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

9

kepentingan bersama secara komersial. Ide Carnegie memandang bahwa bisnis berperan untuk menggandakan kekayaan atau sumber – sumber milik masyarakat, dan mengembalikan sebagian dari hasilnya untuk kepentingan masyarakat itu sendiri10.

2. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), secara

khusus mengarahkan tanggung jawab sosial lebih difokuskan pada

pembangunan ekonomi. WBCSD menggambarkan tanggung jawab sosial sebagai ” business’ commitment to contribute to sustainable economic

development, working with employees, their families, the local community, and society at large to improve their quality of live”. Definisi tersebut

menunjukkan bahwa setiap perusahaan harus bertanggung jawab secara ekonomi terhadap karyawan dan keluarganya, masyarakat sekitar lokasi perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Karyawan dalam hal ini menjadi bagian pokok dari proses produksi. Pemahaman tersebut dapat diartikan bahwa tanggung jawab sosial

perusahaan yang utama adalah karyawan. Karyawan yang berkualitas akan mendukung produk yang berkualitas pula. Kualitas karyawan mencakup kondisi fisik kerja, upah serta balas jasa lain11.

3. C. Ferrel, Georg Hirt, dan Linda Ferrel, mendefinisikan tanggung jawab

sosial sebagai kewajiban para pelaku usaha bisnis untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negative pada masyarakat12.

10 Poerwanto, Corporate Social Responsibility (Menjinakkan Gejolak Sosial di Era Pornografi),

(Jember : Penerbit Pustaka Pelajar, 2010), hlm 17.

11 ibid, hlm 18. 12loc.cit, hlm 19.

10

4. Menurut Pasal 1 Ayat 3 Undang – undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya13.

(6)

lingkungan ialah suatu komitmen yang dilakukan oleh perusahaan yang berkenaan dengan kebijakan – kebijakan dan tindakan – tindakan perusahaan untuk bertanggung jawab secara ekonomi guna meningkatkan kualitas kehidupan ekonominya dan lingkungan yang bermanfaat sehingga perusahaan tersebut dapat memaksimalkan dampak positifnya dan meminimalkan dampak negatifnya dari kegiatan usahanya tersebut terhadap karyawan, keluarga dan masyarakat yang berada disekitar lokasi perusahaan.

Indonesia sendiri telah mempunyai aturan mengenai tanggung jawab

sosial dan lingkungan, yaitu dalam Pasal 74 ayat 1 sampai dengan ayat 4 Undang – undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Berhubung penulis akan melakukan penelitiannya di PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang, maka penulis hanya akan membahas bentuk dari tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dan pengaruh terhadap masyarakat yang berada disekitar lokasi perusahaan. PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang, termasuk kedalam Perseroan Terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki oleh negara atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Dimana setiap Perseroan sesuai

13 Undang – undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

11

dengan Undang – undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas memiliki Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yang diatur dalam Pasal 74 ayat 1 sampai dengan ayat 4 Undang – undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi :

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan / atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan

sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –

undangan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah14.

Perseroan pada dasarnya diwajibkan untuk melakukan tanggung jawab

sosial dan lingkungan. Karena Pabrik Gula Subang Termasuk ke dalam Perseroan yang sahamnya sebagian milik negara (BUMN), maka di wajibkan pula untuk melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Namun disini penulis membatasi penelitiannya hanya sebatas pertanggung jawaban sosial dan

lingkungannya saja atau pada saat ini yang lebih sering dikenal dengan sebutan CSR (Corporate Social Responsibility). CSR berhubungan erat dengan

14 Undang – undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

12

"pembangunan berkelanjutan", dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk

(7)

jangka panjang.

PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang sendiri ada beberapa bentuk

pertanggung jawaban sosial atau CSR, ada dua bentuk yaitu, yang pertama ialah Program Kemitraan dimana perusahaan memberikan pinjaman uang kepada masyarakat yang berada disekitar Pabrik Gula Subang tersebut, guna untuk kepentingan mengembangkan usaha yang sedang dirintis oleh masyarakat yang berada disekitar Pabrik Gula Subang. Pada awalnya Perusahaan memberikan pinjaman uang untuk modal usaha kepada masyarakat yang berada di sekitar Pabrik Gula Subang tanpa anggunan, namun karena banyak masyarakat yang ”nakal” maka untuk kepastian hukum dan keamanan kedua belah pihak agar tidak merasa dirugikan maka pinjaman tersebut pada saat ini jadi menggunakan

anggunan. Dan yang kedua ialah Bina Lingkungan yakni berkenaan dengan memberikan fasilitas sosial yang bersifat umum, seperti memperbaiki sekolah – sekolah, masjid – masjid, jalan raya dan sebagainya yang telah rusak yang berada disekitar Pabrik Gula Subang. Pada saat ini sedang berlangsung program Bina Lingkungan yaitu perbaikan jalan di daerah Dusun Timbang Rawa, Desa Pasirmuncang, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang.

13

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan untuk membahas

permasalahan yang ada adalah yuridis normatif hal ini karena penelitian yang dilakukan tekanannya pada aspek norma hukum sebagai suatu ketentuan yang tertulis yang menjadi norma dasar bagi para pihak dalam menentukan pemberlakuan hukumnya yaitu berpijak pada pasal 74 Undang – undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Aspek ketentuan normatif tersebut selanjutnya dihadapkan pada suatu situasi yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan di dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan Sumber Daya Alam. Metode pendekatan doctrinal juga digunakan dalam penelitian ini, sehingga strategi penelitian hukum normatifnya akan menyangkut tipe – tipe penelitian inventarisasi hukum positif sebagai kegiatan pendahuluan yang bersifat mendasar untuk melakukan penelitian hukum dari tipe – tipe yang lain. Sebelum dapat diketemukan norma hukum in concerto atau diketemukan teori – teori tentang kehidupan hukum, haruslah diketahui lebih dahulu apa saja yang termasuk kedalam hukum positif yang sedang berlaku.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah implementasi terhadap kebijakan dari

Corporate Social Responsibility (CSR), yang dilakukan oleh PT PG

Rajawali II Unit PG Subang dalam memenuhi tanggung jawab sosial dan 14

lingkungan atas apa yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut dalam segala kegiatan usahanya.

3. Spesifikasi Penelitian

(8)

fenomena yang terjadi dalam fakta yang ditemukan dari penelitian observasi di lapangan yang selanjutnya, di analisis dengan menggunakan teori – teori yang ada dalam disiplin ilmu hukum yaitu hukum perusahaan sehingga dapat digunakan dalam kaitannya dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan di dalam suatu perusahaan. Jadi metode deskriptif suatu penelitian untuk mencapai fakta dengan penginteprestasian yang tepat, sehingga melalui metode deskriptif akan dapat mempelajari masalah – masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dan situasi – situasi tertentu termasuk tentang hubungan kegiatan –

kegiatan, sikap – sikap, pandangan – pandangan serta proses – proses yang sedang berlangsung dan pengaruh – pengaruh dari suatu fenomena. Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat

gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka.

4. Penentuan Lokasi Penelitian

Guna mendapatkan data yang lengkap dan akurat mengenai pokok

permasalahan dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian di PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang yang terletak di Kota Subang 15

Desa Pasirbungur, Kec. Purwadadi, Kabupaten Subang. Perusahaan tersebut telah melakukan program kemitraan dan bina lingkungan dalam rangka melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR), sebagai salah satu bentuk tanggung jawab moral terhadap masyarakat dan lingkungan yang berada disekitar perusahaan tersebut. Dengan alasan tersebut telah memberikan gambaran kepada peneliti bahwa apakah PT PG Raajawali II Unit PG Subang sudah melakukan tanggung jawab sosial atau lingkungan sesuai dengan amanat dari ketentuan pasal 74 Undang –

undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas atau belum. 5. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya baik melalui wawancara, observasi maupun laporan dalam bentuk dokumen resmi maupun tidak resmi yang kemudian diolah oleh peneliti.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen – dokumen resmi, buku – buku yang berkenanaan dengan objek penelitian, hasil penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis, disertasi dan peraturan perundang – undangan. Data sekunder tersebut dapat dibagi menjadi : a. Bahan Hukum Primer

Bahan – bahan hukum yang mengikat terdiri dari Undang – undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan bahan – bahan hukum lain yang terkait dengan objek penelitian.

b. Bahan Hukum Sekunder 16

Buku – buku dan tulisan ilmiah hukum yang terkait dengan objek penelitian ini.

(9)

Bahan hukum tertier adalah petunjuk atau penjelasan mengenai bahan hukum primer atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus, ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya.

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui tekhnik wawancara mendalam (depth interview) dan bentuk wawancara ini dapat berupa : a. Wawancara Terstruktur, dalam melakukan bentuk wawancara ini peneliti telah mempersiapkan permasalahan dan beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada informan.

b. Wawancara Tak Berstruktur, pada jenis wawancara ini peneliti mengajukan pertanyaan – pertanyaan kepada informan secara lebih bebas dan leluasa, tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

c. Teknik Observasi Partisipasi (Participant Observation), Peneliti tidak memberitahukan maksudnya kepada kelompok yang diseledikinya. Peneliti dengan sengaja menyembunyikan bahwa kehadirannya ditengah – tengah kelompok yang diselidikinya itu adalah untuk meneliti. Pengumpulan data melalui teknik – teknik tersebut oleh Spradley dipahami sebagai penciptaan rapport untuk meminimalisir keterasingan peneliti dengan para responden penelitian dan sekaligus 17

menjajagi fisibilitas untuk dapat bekerja. Hal ini dipandang penting karena responden pada tiap strata dipastikan dapat memberikan informasi yang lugas dan apa adanya, karena diduga dapat membedah hal – hal yang sifatnya sensitive untuk diinformasikan keluar. Melalui teknik observasi parsitipativ maka hal ini dilakukan untuk

mengumpulkan data yang tidak dapat terkumpul lewat wawancara seperti ekspresi, sikap ataupun aktivitas – aktivitas dalam struktur sosial komunitas masyarakat.

d. Studi Kepustakaan, peneliti melakukan studi kepustakaan terhadap dokumen, hasil penelitian, buku – buku, artikel dan bahan – bahan pustaka yang berkaitan dengan penelitian.

7. Metode Analisis Data

Analisisnya kualitatif , yang dimaksud dengan metode kualitatif

adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analistis, yaitu yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan serta juga tingkah laku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Tujuan dari penelitian deskriptif untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Selanjutnya, analisis data dalam penelitian kualitatif dengan berdasarkan pada model interaktif yaitu peneliti melakukan kegiatan yang 18

(10)

siklus kegiatan secara bolak – balik, yaitu koleksi data, reduksi data,

display (penyajian) data dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan.

Kegiatan yang berbentuk siklus ini diharapkan akan menghasilkan data yang representative dan relevan dengan masalah yang diteliti. Analisis data dilakukan secara sistematis, terus – menerus dan hati – hati. Data yang diperoleh setelah melalui teknik pengecekan validitas data sehingga terjamin validitasnya disajikan dalam bentuk uraian yang sistematis, kemudian direduksi sedemikian rupa sampai ditarik suatu

kesimpulan/verifikasi.

G. Sistematika Pertanggung Jawaban Penulisan

Agar mencerminkan gambaran pokok dari isi skripsi, maka penulisan

disesuaikan dengan sistematika yang terdiri dari 5 (lima) BAB. Dalam hal ini, hubungan antara BAB satu dengan BAB lainnya tidak dapat dipisah-pisah secara tersendiri, akan tetapi merupakan satu kesatuan yang bulat dan saling

berhubungan.

Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

Dalam BAB I, merupakan bagian pendahuluan yang berisikan latar

belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan masalah, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika pertanggung jawaban penulisan.

Dalam BAB II, Penulis menguraikan tentang dasar-dasar hukum

hubungan perusahaan dengan masyarakat, tinjauan yuridis atas Corporate Social 19

Responsibility (CSR) berdasarkan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas, dasar-dasar Corporate Social Responsibility (CSR), dan pihak-pihak yang Terlibat dalam Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam BAB III, penulis menjelaskan tentang tinjauan umum PT PG

Rajawali II Unit PG Subang, aktifitas PT PG Rajawali II Unit PG Subang dan eksistensi PT PG Rajawali II Unit PG Subang.

Dalam BAB IV, penulis akan membahas tentang dimensi Corporate

Social Responsibility (CSR) sebagai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

pada PT PG Rajawali II Unit PG Subang dan implementasi Corporate Social

Responsibility (CSR) pada Bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

Dalam BAB V, berisi tentang kesimpulan – kesimpulan yang dapat

diambil dari bab – bab sebelumnya dan juga berisi tentang saran – saran yang sekiranya dapat ditempuh untuk menghindari permasalahan yang sama.

Referensi

Dokumen terkait

Kedua factor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui: (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh para aktivis seperti organisasi penyandang cacat, kelompok-kelopok orang tua,

Melihat peluang bisnis di bidang makanan tradisional di kota Semarang dan pendapatan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun serta melihat berbagai kendala di bisnis

Eryono(1999:127) berpendapat bahwa dari kedua cara di atas, sistem klasifikasi yang sesuai untuk diterapkan di perpustakaan adalah klasifikasi fundamental karena memiliki

Dari struktur organisasi dapat terlihat pula tugas dan fungsi tiap-tiap aparatur Diskominfo Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sehingga

Selain kegunaan di atas regresi dapat digunakan juga untuk mengetahui hubungan antara peubah tidak bebas (Y/parameter yang diukur) dengan peubah bebas

Pasal 4 ayat (3) UU Kehutanan bertentangan dengan s{vw ä Ž‡Š sebab itu, pasal tersebut harus dimaknai “penguasaan hutan oleh negara tetap memperhatikan hak masyarakat

Hasil analisis tersebut kemudian diinterpretasikan guna memberikan gambaran yang jelas terhadap permasalahan yang diajukan mengenai Efektivitas Penagihan Tunggakan

Perkembangan teknologi komunikasi dan beroperasinya media-media lintas batas negara bangsa yang telah menstransformasi politik internasional membuat aktor- aktor propaganda tidak