• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja [PAK & PAHK]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja [PAK & PAHK]"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Penyakit Akibat Kerja dan

Penyakit Akibat Hubungan Kerja

[PAK & PAHK]

M.Sulaksmono

Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat

(2)

PEMBANGUNAN

Penggunaan Teknologi

Dampak positif

Dampak negatif

- Kualitas hidup meningkat - Penyakit akibat kerja

- Peningkatan pendapatan - Kecelakaan

(GNP dan IPC) - Pencemaran

(3)

Pengertian Kesehatan Kerja

Menurut ILO dan WHO

Kesehatan Kerja adalah:

aspek / unsur kesehatan yang

erat

bertalian dengan lingkungan

kerja dan pekerjaan yang secara

langsung / tak langsung dapat

mempengaruhi kesehatan tenaga

kerja

(4)

Tujuan Kesehatan Kerja

Meningkatkan dan memelihara derajat

kesehatan tenaga kerja yang

setinggi-tingginyan baik jasmani, rohani

maupun

sosial untuk semua lapangan

pekerjaan

Mencegah timbulnya gangguan kesehatan

yang

disebabkan karena kondisi kerja

Melindungi tenaga kerja dari bahaya

kesehatan yang timbul akibat pekerjaan

Menempatkan tenaga kerja pada suatu

lingkungan kerja yang sesuai dengan

kondisi fisik / faal tubuh dan mental

psikologis

tenaga kerja yang

bersangkutan

(5)

Pendahuluan

Seorang pekerja dapat mengalami berbagai penyakit :

Occupational Disease

Work Related Disease

(6)

General disease

(penyakit umum)

:

penyakit yang mengenai pada masyarakat

umum (general disease).

Misal : influenza, sakit kepala

Work related disease

(peny.terkait kerja)

:

penyakit yang berhubungan / terkait

dengan

pekerjaan, namun bukan

akibat

karena pekerjaan.

Misal : asma, TBC, hipertensi

Occupational disease

(peny. akibat kerja)

:

penyakit yang disebabkan karena

pekerjaannya / lingkungan kerja.

Misal : keracunan Pb, asbestosis, silikosis

(7)

Di Indonesia istilah / nama penyakit

akibat kerja (occupational disease) ada 2 :

1. penyakit akibat kerja

2. penyakit yang timbul karena hubungan

kerja

(8)

Pada dasarnya penyakit aikbat kerja adalah sama dengan penyakit yang timbul karena hubungan kerja.

Perbedaannya hanya pada :

Penyakit akibat kerja Penyakit hubungan kerja

- Diatur oleh kep.men. - Diatur dalam kep.pres.

No.01/MEN/1981 No.22/KEPRES/1993

- Meliputi 30 jenis penyakit - Meliputi 31 jenis penyakit

- Dasar : Keselamatan Kerja - Dasar : dpt kompensasi ganti rugi

31 jenis penyakit 30 jenis penyakit + 1 klausul = penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk obat

(9)

Kemungkinan timbulnya penyakit pada

tenaga kerja pekerja

1.

Penyakit akibat kerja

= penyakit yang timbul karena hubungan kerja (occupational disease)

berhak atas jaminan kecelakaan kerja (memperoleh santunan kompensasi) COMPENSABLE

2.

Work related disease

(penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan) NON COMPENSABLE

3.

Diseases affecting working population

/

“General Disease” (penyakit yang mempengaruhi populasi pekerja. “Penyakit Umum dijumpai juga pada masyarakat umum) NON COMPENSABLE

(10)

Definisi dan Pengertian

Menurut WHO (1985) :

Occupational Disease :

“ the relationship to specific causative factors at work has been fully established and the factors concerned can be identified, measured and

eventually controlled “

“ keterkaitan dengan faktor penyebab spesifik dlm pekerjaan, sepenuhnya dipastikan dan faktor tsb dapat diidentifikasi, diukur dan dikendalikan “

(11)

 Work Related Disease :

“ maybe partially caused by adverse working

conditions. They maybe aggravated, accelerated or exacerbated by workplace exposures and

may impair working capacity.

Personal characteristic, environmental and

socio cultural factors usually play a role as risk factors and are often more common than

occupational disease “

“… mungkin sebagian disebabkan oleh kondisi kerja yang kurang baik. Penyakit dapat diperberat, dipercepat atau kambuh oleh pemaparan di

tempat kerja dan dapat mengurangi kapasitas kerja. Sifat perorangan, lingkungan dan faktor sosial budaya umumnya berperanan sebagai faktor

(12)

Menurut Occupational Medicine Practice (1996) :

Occupational Disease :

“ occur as a result of exposure to physical, chemical, biological, ergonomic or psychososial

(13)

Di Indonesia

Penyakit Akibat Kerja (Occupational Disease) a. Permennaker No.01/Men/1981  PAK

b. Keppres RI no 22 thn 1993  PAHK

Penyakit akibat terkait kerja atau berhubungan dengan pekerjaan (Work Related Disease?)

(14)

International text book

Terdapat 2 istilah :

1.

Occupational disease

2.

Work related disease

(15)

Perbedaan

Occupational Disease

dan

Work

Related Disease

Terjadi hanya diantara populasi pekerja

(occurs mainly among working population)Penyebab spesifik

Adanya paparan di

tempat kerja merupakan hal yang penting

Tercatat dan

mendapatkan ganti rugi

(notifiable and compensable)

Terjadi juga pada populasi penduduk

(occurs largely in the community)

Penyebab multi faktor

Pemaparan di tempat kerja mungkin

merupakan salah satu faktor

Mungkin tercatat dan mungkin dapat ganti rugi (maybe notifiable and compensable)

(16)

Peraturan Perundangan

Kep.pres. No.22 tahun 1993

Per.men. No. Per. 02/Men/1980

Per.men. No. Per. 01/Men/1981

Kep.men. No. Kep. 333 th.1989

Kep.men. No. 62A tahun 1992

(17)

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER 01/MEN/1981

Kewajiban Melaporkan PAK

PAK : setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan / lingkungan kerja

Keadaan ini harus dilaporkan paling lama 2 x 24 jam PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

Pengurus perusahaan wajib:

- melakukan tindakan preventif agar penyait akibat kerja tidak terulang

- menyediakan alat pelindung diri untuk digunakan tenaga kerja

Tenaga kerja

Wajib : - memberi keterangan pada dokter - memakai APD

- memenuhi syarat pencegahan PAK

- meminta kepada pengurus agar melaksanakan syarat pencegahan

Berhak : menyatakan keberatan kerja bila pencegahan PAK diragukan olehnya

(18)

Keppres RI No.22/1993

tentang penyakit yang timbul karena

hubungan kerja

Penyakit yang timbul karena hubungan

kerja adalah penyakit yang disebabkan

oleh pekerjaan atau lingkungan kerja

Terdapat jaminan seperti kec kerja

Hak jaminan paling lama 3 th terhitung

sejak hubungan kerja tersebut berakhir

(19)

Faktor Penyebab Penyakit

Akibat Kerja

Golongan Fisik

Golongan Kimia

Golongan Biologi

Golongan Fisiologi (Ergonomi)

(20)

1.

Faktor Fisik

kebisingan, suhu dan kelembaban,

kecepatan aliran

udara / angin,

getaran / vibrasi

mekanis, radiasi

gelombang

elektromagnetik dan

tekanan

udara / atmosfir

2.

Faktor Kimia

gas, uap, debu, kabut / mist.

(21)

3.

Faktor Biologis

bakteri, virus, tumbuh-tumbuhan

dan hewan

4.

Faktor fisiologis

sikap dan cara kerja, jam kerja

dan

istirahat

5.

Faktor mental psikologis

suasana kerja, hubungan antara

karyawan dan pengusaha

(22)

Faktor – faktor yang cukup dapat mengganggu daya

kerja seorang tenaga kerja

Sebagai contoh :

1. Penerangan yang kurang cukup intensitasnya adalah sebab

kelelahan mata

2. Kegaduhan mengganggu daya mengingat, konsentrasi

pikiran dan akibat kelelahan psikologis

3. Gas – gas dan uap diserap lewat pernafasan dan

mempengaruhi penggunaan optimal alat pernafasan untuk mengambil zat asam dari udara

4. Debu – debu yang dihirup paru – paru mengurangi

penggunaan optimal alat pernafasan untuk mengambil zat asam dari udara

5. Parasit – parasit yang masuk tubuh akibat higiene di tempat

kerja yang buruk menurunkan derajat kesehatan dan juga daya kerjanya

6. Sifat badan yang salah mengurangi hasil kerja menyebabkan

timbulnya kelelahan atau kurangnya fungsi maksimal alat – alat tubuh tertentu

7. Hubungan kerja yang tidak sesuai dapat menyebabkan

(23)

Faktor Fisik

mis: penggergaji

pengebor jalan

Getaran lokal (tool hand vibration)

- terjadi penyempitan tangan pucat

GETARAN pembuluh darah “White Finger

Induced Vibration”

(vibration) - kerusakan jaringan & (Raynoud Phenomena)

tulang sendi tangan

Getaran seluruh tubuh (whole body vibration)

- tulang belakang sakit

- motion sickness

(24)

AUDITOR ketulian

- pengaruh pada “occupational

telinga deafness”

KEBISINGAN (unwanted sound)

NON AUDITOR gangguan emosi -pengaruh bukan - gangguan komunikasi

pada telinga - gangguan tidur dll

(25)

II. Golongan / Faktor Kimia (chemis)

Debu

mineral : asbestosis, silicosis, siderosis organik : allergic alveolitis allergic

Gas

gas CO, HCN, H2S asphyxia gas NH3, Cl2, SO2 irritant

Uap

sebabkan : asthma, dermatitis

Fume

partikel zat padat : metal fume fever benign pneumoconiosis

Larutan

alergi : dermatitis

irritant : kontak dermatitis

(26)

III. Golongan / Faktor Biologis (hayati)

Bakteri

:

penyakit Antrax pekerja menyamak

penyakit Brucella

kulit / penjagal

Virus

:

binatang ternak manusia, penyakit

mulut dan kuku

flu burung

Fungus (jamur)

:

Pityriasis veriscolor

Histoplasmosis

Cacing

:

ankylostomiasis

A. duodenale

pekerja tambang / perkebunan

Serangga

:

gigitan dermatitis, shock

Tumbuhan

:

getahnya

dermatitis

(27)

IV. Golongan / Faktor Fisiologis

Sikap fisik

 Sikap badan yang kurang baik

- LBP (low back pain)

- HNP (hernia nukleus pulposus)

 Berdiri terus-menerus

- varises - platvoet

Konstruksi mesin

Konstruksi jelek cepat payah Menyangkut masalah ergonomi

Penyesuaian alat / lingkungan kerja manusia

“How to fit the job to the man” & “How to fit the man to the job”

(28)

V. Golongan / Faktor Psychologis

Managerial illness

pek. Memimpin > batas kemampuan

The wrong man in the wrong place

pekerjaan yang tidak cocok dengan bakat

dan pendidikannya

Absenteeisme

- tidak dapat bekerja sama

- rasa cemas

sebabkan tukak

rasa kuatir

lambung

Accident proness : kecenderungan kecelakaan

Absent mindedness: kesungguhan berfikir (-)

Work turn over : lekas jemu

pindah

(29)

Alasan –alasan rendahnya laporan

penyakit akibat kerja (PAK)

1.

Ketidaktahuan dalam menegakkan

diagnosa

2.

Perusahaan khawatir terhadap

ganti rugi

3.

Hambatan – hambatan

teknis dan

(30)

Kesukaran / Problema

Mendiagnosa PAK

1.

PAK relatif > sulit ditegakkan

diagnosanya, karena banyak PAK

gambarannya mirip penyakit umum

2.

Berbagai PAK mempunyai waktu inkubasi

yang lama

3.

Kurangnya sarana bantu untuk

mendiagnosa PAK

4.

Kurang training / kemampuan dokter

(31)

“Fenomena gunung es”

Penyakit Akibat Kerja

Dilaporkan PAK

dikenal sebagai

penyakit yang ada

Tidak kaitan dengan pekerjaan

dilaporkan ada upaya medik, namun

hubungan sebab-akibat timbulnya penyakit tidak jelas

ada gejala, tapi tidak diteliti lebih lanjut

(32)

Tata Cara Pengajuan Klaim PAK /

Kecelakaan Kerja

1. Pengusaha wajib mengisi & mengirim

laporan tahap pertama tidak lebih dari

2x24 jam sejak menerima diagnosis dari

dokter yang merawat yang menyatakan

bahwa tenaga kerja menderita PAK

(kecelakaan) dengan mengisi bentuk KK2

formulir Jamsostek 3

(33)

2. Pengusaha wajib mengirim laporan tahap

II (kedua) dalam jangka waktu tidak lebih

dari 2x24 jam sejak menerima surat

keterangan dokter yg menerangkan bahwa

STMB (Sementara Tidak Mampu Bekerja)

telah berakhir, cacat total untuk

selamanya dan meninggal dunia dg

mengisi bentuk KK3 formulir Jamsostek

3a

(34)

Formulir 3 b

kecelakaan

formulir 3 c

penyakit akibat kerja

3. Laporan tahap kedua ini berfungsi

sebagai pengajuan pembayaran jaminan

(klaim) penyakit akibat kerja dg

melampirkan bukti : foto kopi kartu

peserta, surat keterangan dokter (bentuk

KK4 formulir Jamsostek 3c), kuitansi

biaya pengangkutan dan pengobatan,

dokumen lain yg diperlukan. Apabila data

lengkap, PT. Jamsostek menetapkan

pembayaran kepada peserta paling lama 1

bulan sejak dipenuhi persyaratan teknis

dan administrasi

(35)

4. Apabila terjadi perbedaan pendapat

mengenai penyakit akibat kerja dan

besarnya prosentase cacat, maka

pihak yg tidak menerima penetapan

Badan Penyelenggara dapat meminta

penetapan kepada pegawai

(36)

5. Pegawai pengawas ketenagakerjaan

meminta pertimbangan medis epda dokter

penasehat tingkat propinsi dan

berdasarkan pertimbangan medis

tersebut, pegawai pengawas

ketenagakerjaan membuat penetapan dan

memerintahkan perusahaan atau badan

penyelenggara melaksanakan penetapan

tersebut

(37)

6. Apabila penetapan pegawai

pengawas ketenagakerjaan tdak

diterima salah satu pihak maka pihak

yg tidak menerima dapat meminta

Penetapan Menteri dan Menteri dapat

meminta pertimbangan medis

(38)

7. Berdasarkan pertimbangan medis

dari dokter penasehat, Menteri

menetapkan dan memerintahkan

perusahaan atau badan

penyelenggara melaksanakan

penetapan tersebut

(39)

KESIMPULAN

Bahwa tata cara dan diagnosa Penyakit Akibat Kerja diatur oleh Kepmen 333/Men/1989 sedangkan

pengajuan klaim pada Jamsostek diatur menurut Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1993 yg

intinya :

Laporan Tahap I :

a. Laporan bila ada kecelakaan atau PAK b. Memakai format no.3

(40)

Laporan Tahap II : laporan yg dilakukan bila : a. “Sudah sembuh”:

- STMB [Sementara Tdk Mampu Bekerja] - Cacat sebagian untuk selamanya

- Cacat total untuk selamanya - Meninggal dunia

b. Memakai format :

- 3b : untuk kecelakaan

- 3c : untuk Penyakit Akibat Kerja

(41)

Prosedur Pelaporan P.A.K dan Pengajuan

Jaminan

Kecelakaan Kerja

Pelaksanaan perundangan

PAK

Dokter Pemeriksa Kes.Tenaga Kerja P.A.K

Disnaker

Pegawai Pengawas

Dokter Penasehat Propinsi Tidak Setuju

Dokter Penasehat Tingkat Pusat Menteri yang menetapkan

UU no.3 thn.1992 (UU Jamsostek)

Dokter Pemeriksa P.A.K.

PT. Jamsostek Tidak Setuju Setuju

(42)

Terima Kasih Atas Perhatian

Anda

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara kesehatan dan pekerjaan seseorang mulai dikenal sejak beberapa abad yang lalu, antara lain dengan didapatkannya penyakit akibat cacing atau gejala sesak nafas

❑ Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting untuk diteliti lebih lanjut

Dari sektor ketenagakerjaan, paradigma sehat sebagai optimalisasi dalam pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat hubungan kerja dilakukan dengan menunjuk

Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan

Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan

Berbagai macam penyakit yang timbul akibat kerja, organ paru dan saluran nafas merupakan organ dan sistem tubuh yang paling banyak terkena oleh pajanan

Keputusan Presiden tersebut merujuk kepada Undang-Undang RI No 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, yang pasal 1 nya menyatakan bahwa kecelakaan kerja adalah

2022, No.398 -6- 3 Penyakit Akibat Kerja yang spesifik pada jenis pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan Penyakit Akibat Kerja yang sudah ditetapkan daftar