DENGAN UNIFIED APPROACH
(STUDI KASUS: SMP NEGERI 5 PURWOREJO) TUGAS AKHIR
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pada Program Studi Strata I
Teknik Informatika
Disusun Oleh : TOIFAH
0606080
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Teknologi Informasi berperan penting dalam memperbaiki kualitas suatu Instansi. Penggunaannya tidak hanya sebagai proses otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi, sehingga proses organisasi yang terjadi akan efisien dan fleksibel. Salah satu implementasi dari teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini sangat marak diterapkan di perusahaan atau organisasi adalah sistem informasi. “Sistem informasi adalah pengaturan data, orang, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung organisasi”, (Whitten dkk, 2004).
Dengan sistem informasi, diharapkan kinerja perusahaan atau organisasi menjadi lebih baik serta dapat tercapainya efisiensi waktu dan biaya. Semua data dan file transaksi perusahaan terorganisasi dan tersimpan dalam storage (tempat penyimpanan file) yang sewaktu-waktu bisa diakses kembali, yang dalam perkembangan selanjutnya dapat mendukung kebutuhan layanan informasi untuk kelancaran suatu kegiatan.
Begitu pula dengan organisasi yang berada di bidang pendidikan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dalam arti teknis dikemukakan Sutisna (1991) pendidikan menunjuk kepada suatu proses yang disengaja dimana orang-orang dijadikan sasaran pengaruh suatu lingkungan yang dipilih dan dikontrol sedemikian rupa hingga mereka dapat memperoleh kemampuan sosial dan perkembangan individual, yang didalam praktek umumnya melibatkan berbagai pihak, sumber-sumber, dan jaringan kerja. Upaya tersebut terbentuk dalam suatu sistem kerjasama yang berusaha agar berlangsungnya proses yang dimaksud. Artinya, berusaha menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya peristiwa
belajar mengajar ke arah tercapainya suatu tujuan. Secara singkat dikatakan pendidikan dalam arti teknis terwujudkan dalam “institutionalized schooling”. (Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, 2005)
Dalam keadaan demikian sudah tentu tekanan terdapat pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan menjadi semakin kompleks. Maka konsekuensinya adalah tersedianya informasi yang komprehensif dan memadai menjadi semakin penting. Ini artinya informasi kependidikan harus terus ditingkatkan agar senantiasa menjadi bermutu. (Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, 2005)
Pendaftaran siswa baru (PSB) merupakan suatu proses administrasi yang terjadi setiap tahun untuk seleksi calon siswa berdasarkan nilai akademik agar dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Pelayanan pendaftaran harus dilakukan sebaik mungkin untuk mendapatkan Input sumberdaya manusia yang terbaik agar output dari sistem pembelajaran juga maksimal.
Kegiatan pengelolaan data Pendaftaran Siswa Baru di SMP N 5 Purworejo saat ini masih secara manual yaitu dengan pencatatan yang di arsipkan ke dalam buku besar PSB. Jumlah pendaftar dari tahun ke tahun terus menunjukkan angka kenaikan. Dengan bertambahnya jumlah Calon Siswa Baru disetiap tahunnya, maka proses pendaftaran mengalami banyak kesulitan dalam hal pecatatan data pendaftar dan memerlukan waktu yang relatif lama sehingga menyebabkan ketidaknyamanan bagi pendaftar karena harus menunggu lama (antri).
Berikut tabel dari pengelolaan data PSB dalam lima tahun terakhir ini: Table 1.1 Data Pendaftar SMP N 5 Purworejo (Tahun 2005-2010)
Tahun Pelajaran Jumlah Pendaftar / CSB (Calon Siswa Baru)
2005/2006 350 2006/2007 383 2007/2008 434 2008/2009 506 2009/2010 574 (Sumber: SMP N 5 Purworejo, 2010)
Sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini, maka pengembangan sistem informasi telah mengarah kepada penggunaan teknologi informasi berbasis
selama terhubung dengan internet. Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website (Saputro,2007).
Dengan hadirnya sistem yang baru, diharapkan pelayanan akan semakin optimal agar dapat memenuhi semua kebutuhan bagi pihak-pihak yang bersangkutan dan dapat mencapai tujuan organisasi.
Metode pengembangan sistem berorientasi objek diantaranya yaitu
Unified Approach (UA) dari Ali Bahrami (1999), sebuah metode pendekatan yang
mempunyai cara sistematis dalam mengerjakan proses analisis dan perancangan. Dengan tujuan untuk memahami inti permasalahan dan tanggung jawab sistem dengan memahami pekerjaan apa yang dilakukan oleh sistem melalui beberapa pemodelan.
Berdasarkan dengan penjelasan di atas, dalam tugas akhir ini penyusun menggunakan pendekatan berorientasi objek untuk menganalisis serta merancang Sistem Informasi pendaftaran siswa baru berbasis web di SMP NEGERI 5 PURWOREJO dengan metodologi Unified Approach (UA) dari Ali Bahrami (1999). Adapun judul yang diambil adalah ” Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran Siswa Baru Berbasis Web Menggunakan Metode Analisis dan Desain Berorientasi Objek Dengan Unified Approach (Studi Kasus: SMP Negeri 5 Purworejo) “.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi. Adapun permasalahan tersebut yaitu :
a. Sistem PSB yang sedang berjalan sekarang belum optimal dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pendaftar karena pelayanannya relatif lama sehingga menyebabkan antrian dalam waktu yang lama.
b. Dengan Sistem PSB yang sedang berjalan sekarang, kegiatan pendaftaran tidak dapat dilakukan secara transparan sehingga rawan kemungkinan terjadi KKN dalam penerimaan siswa baru.
c. Keamanan data yang tidak terjamin karna tidak ada pembatasan hak akses. d. Pendekatan konvensional yang memiliki kekurangan-kekurangan, memicu
hadirnya pendekatan berorientasi objek. Metode pengembangan sistem berorientasi objek diantaranya Unified Approach (UA) dari Bahrami (1999) dengan menggunakan Unified Modelling Languge (UML) sebagai standar pemodelannya.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah merancang sebuah Sistem Informasi Pendaftaran Siswa Baru Berbasis Web dengan pendekatan berorientasi objek Unified Approach.
1.4 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan materi yang melebar dan meluas, secara garis besar ruang lingkup pembahasan dan batasan masalah dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1 Sistem Informasi yang dirancang adalah sistem yang mampu mengelola data Pendaftaran Siswa Baru berbasis web yang didasarkan pada aktifitas bisnis Pendaftaran Siswa Baru di SMP N 5 Purworejo. Segala kegiatan di luar sistem dan pembuatan keputusan tidak dibahas.
2 Penggunaan metode pengembangan sistem menggunakan Unified
perancangan basis data dan pengujian).
3 Tahap analisis dan perancangan sistem menggunakan bahasa pemodelan
Unified Modelling Language (UML) dengan bantuan software Rational Rose 2000.
1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1 Metode Pengumpulan Data
1. Untuk mengumpulkan data primer menggunakan teknik :
a. Interview
Bertujuan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam sistem informasi pendaftaran siswa baru di SMP N 5 Purworejo yang sedang berjalan.
b. Observasi
Bertujuan mengamati secara langsung bagaimana proses pendaftaran siswa baru yang selama ini berjalan di SMP N 5 Purworejo sehingga dapat memudahkan proses identifikasi masalah yang terjadi.
c. Dokumen
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari berbagai dokumen input dan output yang ada hubungannya dengan masalah penelitian.
2. Untuk mengumpulkan data sekunder menggunakan teknik studi kepustakaan, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara membaca, mempelajari dan menganalisa beberapa buku yang berkaitan dengan masalah yang berhubungan dengan penelitian ini.
1.5.2 Metode Pengembangan Sistem
Dalam Pengembangan sistem, akan digunakan pendekatan berorientasi objek dengan Unified Approach (UA) dari Bahrami (1999) dan menggunakan UML sebagai standar pemodelannya. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada metodologi UA dari Bahrami (1999) adalah sebagai berikut :
1. Tahap Analisis
Pengembangan Diagram Interaksi
Identifikasi kelas, atribut, relasi dan
metode
Pemeriksaan Pengembangan
Diagram Activity dan Use Case Prototyping Identifikasi
Aktor
Gambar 1.1 Tahap Analisis Unified Approach (UA), (Bahrami, 1999). Keterangan:
• Identifikasi Aktor
Tahap menganalisis aktor yang akan berinteraksi dengan sistem
• Pengembangan Diagram Use Case dan Diagram Aktifitas
Tahap yang menggambarkan alur kerja sistem dalam diagram aktifitas dan menggambarkan interaksi antara user dengan sistem dalam diagram use
case
• Pengembangan Diagram Interaksi
Diagram interaksi yang digunakan adalah sequence diagram, dalam diagram ini digambarkan interaksi antar objek dalam sistem melalui pesan yang dikirimkan dari objek yang satu ke objek yang lain.
• Identifikasi Kelas-kelas, relasi, atribut dan method
Proses mengidentifikasi kelas, relasi, atribut dan method dalam sistem berdasarkan proses sebelumnya.
• Pemeriksaan terhadap tahap sebelumnya.
Proses pemeriksaan terhadap hasil akhir tahap analisis. Bila terdapat kesalahan maka kembali ke tahap awal analisis bila hasilnya benar maka akan dijadikan input tahap perancangan UA.
asosiasi Diagram dan layer Antarmuka
Gambar 1.2 Tahap Perancangan Unified Approach (UA), (Bahrami, 1999).
Keterangan :
• Perancangan kelas, asosiasi, metode dan atribut Pada tahap ini dilakukan perancangan dan pemeriksaan atribut, method dan visibilitasnya terhadap kelas-kelas yang telah teridentifikasi.
• Menyaring (Memeriksa) UML Class Diagram Proses menyaring diagram kelas mulai dari nama kelas, asosiasi, atribut serta method-nya. Tahap ini difokuskan pada penggambaran method yang ada dengan activity diagram.
• Perancangan Layer Akses dan Layer Antarmuka Proses merancang Layer akses dan Graphic User Interface (GUI) berdasarkan pada class diagram yang telah dirancang sebelumnya.
1.6 Kerangka Pemikiran
Melakukan analisis sistem merupakan langkah awal dari perancangan sistem, dimana hasil analisis nantinya menentukan sistem informasi yang akan dirancang. Untuk lebih jelasnya maka akan digambarkan kerangka pemikiran dalam perancangan sistem tersebut.
a. Proses Pendaftaran siswa baru
Alur Calon Siswa Baru
Calon Siswa Baru Alur Panitia PSB 2 1 3 4 5 5 Calon sisw a baru mengambil
formulir pendaftaran
Calon sisw a baru mengisi formulir pendaftaran Calon sisw a baru mengembalikan
formulir pendaftaran Panitia PSB mencatat data pendaftaran serta membuat tanda bukti pendaftaran 6 Calon sisw a baru
menunggu di ruang tunggu pendaftaran
Panitia PSB memberikan tanda bukti pendaftaran kepada CSB Panitia PSB membagikan Formulir pendaftaran
Panitia PSB menerima dan memeriksa dokumen pendaftaran
CSB menerima tanda bukti pendaftaran
Gambar 1.3 Proses Pendaftaran Siswa Baru
Keterangan:
− Calon siswa baru mengambil formulir pendaftaran dari petugas pendaftaran.
− Calon siswa baru mengisi formulir pendaftaran serta mempersiapkan dokumen pendaftaran.
− Calon siswa baru menyerahkan formulir yang telah diisi beserta aplikasi pendaftaran kepada petugas pendaftaran.
− Calon siswa baru menunggu di ruang tunggu pendaftaran. − Petugas pendaftaran memeriksa dan mencatat data pendaftaran.
− Petugas pendaftaran memberikan tanda bukti pendaftaran kepada calon siswa baru.
− Calon siswa baru menerima tanda bukti pendaftaran dan terus memantau pengumuman kemungkinan diterima atau tidaknya di papan pengumuman yang disediakan, jika kemungkinannya negative maka dapat langsung mencari alternative sekolah lain,
terakhir pengumuman. Jika diterima dapat melakukan registrasi ulang pada waktu yang ditentukan.
b. Proses Registrasi Ulang Alur Calon Siswa Baru
Calon Siswa Baru Alur Panitia PSB 1 3 2 5 4 Panitia PSB memberikan tanda bukti registrasi ulang kepada CSB CSB menerima tanda bukti
registrasi ulang CSB menunggu dipanggil berdasar no pendaftaran CSB memberikan tanda bukti pendaftaran Panitia PSB menerima dan memeriksa tanda bukti pendaftaran
Gambar 1.4 Proses Registrasi Ulang Keterangan:
− Calon siswa baru datang ke sekolah pada waktu yang telah di jadwalkan.
− Calon siswa baru menunggu di ruang tunggu pendaftaran. − Petugas pendaftaran memanggil calon siswa baru untuk melakukan registrasi berdasarkan nomor pendaftaran.
− Calon siswa baru menyerahkan tanda bukti pendaftaran. − Petugas pendaftaran memeriksa bukti pendaftaran dan mencatat data registrasi ulang.
− Petugas pendaftaran membuat dan memberikan tanda bukti registrasi ulang kepada calon siswa baru.
− Calon siswa baru menerima tanda bukti registrasi ulang.
2. Perancangan sistem yang akan dibangun a. Proses Pendaftaran Siswa Baru
Proses pendaftaran siswa baru dapat dilakukan dengan dua cara: 1) Pendaftaran dilakukan oleh calon siswa baru sendiri secara
online dengan mengakses waeb SMP N 5 Purworejo
(Pendaftaran Siswa Baru Site).
Calon siswa baru mengunjungi situs web SMP N5
Purworejo Form PSB melakukan pendaftaran atabase akademik 1 2 3
Gambar 1.5 Proses Pendaftaran Siswa Baru Secara Online (Oleh CSB)
2) Pendaftaran dapat dilakukan seperti system yang telah berjalan sebelumnya. Hanya saja pencatatan data pendaftaran dilakukan oleh petugas pendaftaran secara online. Karena pengelolaan data pendaftaran dibantu oleh system, jadi proses pendaftaran menjadi lebih cepat serta hasilnya langsung dapat dilihat di internet atau di tempat yang telah disediakan oleh pihak sekolah.
Petugas Pendaftaran Menu Registrasi
CSB Formulir pendaftaran dan
dokumen pendaftaran database PSB 4 1 2 3 Bukti Registrasi Login terhadap SI pendaftaran memproses registrasi dan mencetak
tanda bukti
5
Gambar 1.6 Proses Pendaftaran Siswa Baru Secara Online (Oleh Petugas Pendaftaran)
b. Proses Seleksi Penerimaan
Dengan bantuan system, petugas pendaftaran melakukan seleksi penerimaaan berdasarkan NEM tertinggi sesuai dengn quota yang telah ditentukan.
Petugas Pendaftaran Menu Seleksi Pendaftaran
database PSB pendaftaran dan memilih
menu seleksi pendaftaran
Gambar 1.7 Proses Seleksi Penerimaan Siswa Baru
c. Proses Registrasi Ulang Siswa Baru
Registrasi ulang dilakukan dengan cara calon siswa baru datang ke sekolah dengan membawa ijazah SD Asli untuk diperiksa oleh petugas pendaftaran. Jika memenuhisyarat, maka proses registrasi ulang akan diproses oleh petugas pendaftaran, jika ijazah tidak sesuai dengan data pendaftaran maka calon siswa baru dianggap gugur.
Petugas Pendaftaran Menu Registrasi Ulang
CSB Tanda Bukti Pendaftaran dan ijazah
asli database PSB 4 1 2 3
Bukti Registrasi Ulang
Login terhadap SI pendaftaran dan memproses registrasi ulang
dan mencetak tanda bukti
5
Gambar 1.8 Proses Regristrasi Ulang
1.7 Sistematika Penulisan
Agar laporan tugas akhir ini dapat dipahami dengan baik oleh pembaca dan dapat memberikan gambaran secara umum tentang isi dari laporan tugas akhir ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan dan menguraikan mengenai fakta-fakta yang diperoleh dari hasil penelitian, serta menentukan sasaran yang ingin dicapai dari hasil penelitian, yang disajikan dalam bentuk latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, kerangka pikiran, metodologi penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi teori dari berbagai sumber yang digunakan sebagai referensi kegiatan analisis untuk menyelesaikan permasalahan dari studi kasus yang dipilih. Serta memuat konsep-konsep dasar yang menjadi guidlines sehingga aktivitas analisis sesuai dengan aturan-aturan yang baku.
BAB III ANALISIS SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang kondisi objektif SMP N 5 Purworejo meliputi visi, misi, tujuan dan sejarah singkat, deskripsi sistem yang berjalan, permasalahan yang timbul dari sistem yang sedang berjalan dan pemodelan kebutuhan sistem, yang disajikan dengan UML. Dengan penjelasan proses analisis yang dilakukan menggunakan metode UA dari Bahrami (1999).
BAB IV DESAIN SISTEM
Bab ini akan menjelaskan tahap-tahap perancangan Sistem Informasi pendaftaran siswa baru SMP N 5 PURWOREJO berbasis web, meliputi perancangan kelas, metode, atribut dan asosiasi, refine UML class
diagrams, penggambaran class diagrams, perancangan Access Layer dan
Antarmuka (Interface), user satisfaction. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini menjelaskan hasil akhir dari pembahasan yang dijabarkan dalam laporan tugas akhir, berikut saran yang diharapkan dapat membantu kearah konstruktif untuk kemajuan penelitian yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Berisi kumpulan referensi serta rujukan yang dipakai dalam menyusun laporan tugas akhir.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Definisi Sistem
Pengembangan Sistem ditentukan oleh pemahaman tentang konsep dasar mengenai sistem juga disertai dengan pemahaman tentang teknik-teknik, konsep, dan aturan dalam pengembangan sebuah sistem.
Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut ini:
“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.” (Jogiyanto, 2005).
Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan dengan keperluan, komponen atau elemennya dalam kamus Webster’s Unabridged yang dikutip dari pustaka (Amsyah, 2005), didefinisikan sebagai berikut “Sistem adalah
elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organiasasi.”
Sistem juga dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Sistem adalah himpunan suatu “benda” nyata atau abstrak (a set of things ) yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan dan saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.” (Amsyah, 2005)
Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas dan lebih banyak diterima karena pada kenyataannya suatu sistem terdiri dari beberapa subsitem atau sistem-sistem bagian. Komponen-komponen atau
subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, semuanya saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga sasaran sistem dapat tercapai.
Komponen-komponen atau subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.
Suatu sistem dapat terdiri dari empat elemen subsistem, yang secara bersama-sama membentuk satu kesatuan yang disebut sistem.
Gambar 2.1 Modul sistem, (Amsyah, 2005).
Modul sistem terdiri dari 4 elemen subsistem, yaitu (Amsyah, 2005):
1. Masukan kumpulan data transaksi ke kesebuah pengolahan data medium, contohnya penyortiran data.
2. Pengolahan untuk mengelola surat keluar dan surat masuk pengolahannya dilakukan dengan cara manual, seperti mengelompokkan data (surat keluar dan surat masuk) kedalam group berdasarkan ciri surat, no urut surat dan sebagainya.
3. Keluaran menampilkan hasil yang didapat dari kegiatan sebelumnya berupa informasi yang dibutuhkan seperti menampilkan laporan penghasilan harian, laporan penghasilan bulanan, rekap transaksi.
4. Umpan Balik/Kontrol terdiri dari usul perbaikan yang diberikan oleh unit pengawasan mutu dari instansi yang bersangkutan.
Sedangkan informasi didefinisikan sebagai berikut :
“Informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu.” (Amsyah, 2005).
Masukan Pengolahan Keluaran
adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu dan lebih berguna atau berarti untuk yang menerimanya.
Sistem informasi didefinisikan sebagai berikut:
“Sistem Informasi adalah suatu rangkaian informasi yang di dalamnya
terdapat bagian-bagian yang berhubungan dan saling berketergantungan satu sama lain, mulai dari bagian yang besar ke bagian yang lebih kecil, yaitu dari sub, subsub, subsubsub, dan seterusnya sampai yang terkecil.”
(Amsyah, 2005).
Sistem informasi merupakan suatu sistem yang saling berkaitan dan berintegrasi satu sama lain dan bertujuan untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
Dari definisi-definisi sistem dan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah:
“Sistem buatan manusia yang berisi himpunan-himpunan terintegrasi dari komponen-komponen manual dan komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data, menyimpan data, memproses data dan menghasilkan informasi untuk pemakai”.
2.1.2 Kebutuhan Akan Informasi
Setiap pekerjaan atau kegiatan memerlukan data dan informasi, sebaliknya dengan adanya pekerjaan atau kegiatan akan menghasilkan data dan informasi baru. Untuk keperluan pekerjaan baik yang bersifat administrative ataupun manajerial data diolah terlebih dahulu menjadi informasi. Pengolahan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan atau manajemen masing-masing.
Cara pengolahan juga perlu disesuaikan dengan keperluan akan informasi yang dihasilkan. Mungkin saja pengolahan dilakukan secara manual (tangan), mesin manual, mesin elektronik, atau elektronik (computer). Pengolahan
(processing) adalah suatu proses mengubah data menjadi informasi dengan cara
yang dipilih sesuai dengan keperluan penggunaan dari informasi yang dihasilkan tersebut.
2.1.3 Siklus Informasi
Data yang masih merupakan bahan mentah apabila tidak diolah maka data tersebut tidak akan berguna. Data tersebut akan berguna dan menghasilkan suatu informasi apabila diolah melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut dengan model pengolahan data atau lebih dikenal dengan nama siklus pengolahan data.
Proses (model) Output (information) Penerima Keputusan Tndakan Hasil Tindakan Data (ditangkap) Input (Data) Dasar Data
Gambar 2.2 Siklus Informasi, (Jogiyanto, 2005).
2.2 Konsep Manajemen Sistem Informasi 2.2.1 Definisi Manajemen
Manajemen dapat didefinisikan:
“Manajemen adalah proses kegiatan mengelola sumber daya manusia, material, dan metode (3M : Men, Material, Method) berdasarkan fungsi-fungsi manajemen agar tujuan dapat tercapai secara efisien dan efektif.”
(Amsyah, 2005).
Secara operasional manajemen dapat diartikan sebagai pelaksanaan fungsi-fungsi unit-unit dalam organisasi untuk merencanakan, menganggarkan, mengorganisasikan, mengerahkan, melaksanaan, mengawasi dan mengevaluasi pekerjaan unit masing-masing untuk mencapai tujuan keseluruhan organisasi secara efisien dan efektif. (Amsyah, 2005).
Manajemen juga berarti sebagai kelompok pimpinan dalam organisasi. Manajemen (management) adalah pekerjaan yang dikerjakan oleh manajer
(managerial), disamping itu manajerial juga dapat diartikan sebagai pimpinan.
(Amsyah, 2005).
2.2.2 Tingkat Manajemen
Dalam organisasi terdapat tingkatan-tingkatan manajemen, sebagai ukuran tinggi rendahnya tingkat kelompok pimpinannya. Karena organisasi terbagi dalam unit-unit kerja, maka tingkatan tersebut juga merupakan tingkat unit kerja. Tingkat tersebut umumnya terdiri dari tingkat manajemen lini atas (top
management), manajemen lini tengah (middle management), dan manajemen lini
bawah (lower management). (Amsyah, 2005).
1. Manajemen Lini Atas (Top Management)
Kegiatan manajemen lini puncak adalah memformulasikan perencanaan dan strategi. Tingkat manajemen ini berorientasi pada masa depan organisasi dan meninjau hasil kerja dan pencapaian tujuan organisasi secara umum dan menyuluruh. Tugas-tugas pada tingkat ini terutama mengkoordinasikan keseluruhan upaya organisasi dan hubungan dengan organisasi lain dan masyarakat. (Amsyah, 2005).
2. Manajemen Lini Tengah (Middle Management)
Manajemen lini tengah ini bertugas meninjau hasil dalam organisasi dan dengan kegiatan-kegiatan pengawasan manggerakkan organisasi mencapai sasaran. Manajemen pada lini ini lebih berorientasi pada masalah-masalah pelatihan personel, pertimbangan terhadap personel, pengadaan peralatan dan bahan, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah-masalah kritis dalam mencapai keberhasilan kinerja. (Amsyah, 2005).
3. Manajemen Lini Bawah (Lower Management)
Pada manajemen lini bawah terdapat jumlah manajer yang banyak sesuai dengan bentuk piramida organisasi yang makin membesar ke bawah. Tingkat ini disebut juga tingkat manajemen operasional. Tugas pentingnya adalah mengawasi dan mengatur personel berketerampilan teknis atau karyawan biasa. (Amsyah, 2005).
Secara umum tiap tingkatan digambarkan sebagai berikut: Top Management Midlle Management Low Management
Gambar 2.3 Tingkatan Manajemen, (Amsyah, 2005).
2.2.3 Fungsi Manajemen
Untuk mencapai tujuannya, organisasi memerlukan dukungan manajemen dengan berbagai fungsinya yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi masing-masing. Kegiatan fungsi-fungsi tersebut memerlukan data dan informasi, dan akan menghasilkan data dan informasi pula. Beberapa fungsi manajemen pokok adalah (Amsyah, 2005):
a. Perencanaan
Berkaitan dengan penyusunan dan penjabaran tujuan.
b. Pengorganisasian
Berkaitan dengan pengelompokan personel serta tugasnya. c. Pengaturan personel
Berkaitan dengan kegiatan bimbingan dan pengaturan kerja personel.
d. Pengarahan
Berkaitan dengan kegiatan melakukan instruksi tugas-tugas.
e. Pengawasan
Berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai dan melakukan koreksi-koreksi.
Fungsi-fungsi manajemen sebagian bentuk operasionalnya digambarkan sebagaimana diagram di bawah ini:
PERENCANAAN Tujuan Kebijakan Program PENGORGANISASIAN Struktur Penyusunan staf koordinasi PENGARAHAN Memotivasi Membimbing Supervisi PENGAWASAN Biaya Kualitas Kuantitas Sistem dan
Gambar 2.4 Diagram Fungsi Manajemen, (Amsyah, 2005).
2.2.4 Manajemen dan Informasi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berpengaruh terhadap kemajuan organisasi. Kemajuan menimbulkan persaingan. Untuk mencapai tujuan tiap organisasi memerlukan manajemen yang tepat dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan manajemen membutuhkan dukungan informasi, tersedianya informasi adalah karena adanya data yang dikumpulkan melalui kegiatan pengumpulan data, kemudian melakukan pengolahan data sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung aktivitas pekerjaan unit kerja. (Amsyah, 2005).
Dengan berkembang pesatnya teknologi alat pengolah data komputer dan teknologi peralatan komunikasi, maka pekerjaan manajemen dan pelayanan masyarakat yang memerlukan dukungan data dan informasi juga mengalami kemajuan pesat. Pekerjaan manajemen pun berkembang jauh menjadi lebih rumit seiring dengan kemajuan era globalisasi. (Amsyah, 2005).
Secara ringkas, hubungan antara manajemen dan informasi dapat dikatakan bahwa setiap unit kerja membutuhkan data dan informasi sesuai dengan tingkat manajemen dari masing-masing unit kerjanya. Disamping membutuhkan data dan informasi setiap unit kerja juga akan menghasilkan data dan informasi. (Amsyah, 2005).
2.2.5 Definisi Manajemen Sistem Informasi (MSI)
Manajemen Sistem Informasi berasal dari kata Management of
Information System yang lazim disebut MIS. MSI dapat didefinisikan sebagai
“Manajemen Sistem Informasi adalah kegiatan koordinasi pengelolaan
informasi untuk semua subsistem informasi atau untuk keseluruhan organisasi.“ (Amsyah, 2005).
Aspek-aspek tertentu pada pekerjaan MSI dewasa ini sudah banyak yang dikerjakan dengan bantuan alat pengolah data komputer. Pekerjaan MSI berkembang melalui 4 proses sesuai dengan perkembangan alat pengolah data, yaitu zaman MSI (Amsyah, 2005):
1. Dikerjakan secara manual
2. Dikerjakan dengan alat-alat mesin manual 3. Dikerjakan dengan alat mesin elektrik 4. Dikerjakan dengan elektrik
Semua unit kerja mempunyai kepentingan dengan informasi dalam menyelenggarakan tugasnya masing-masing. Setiap unit memerlukan informasi dan sekaligus menghasilkan informasi. Karena itu pekerjaan informasi ada pada setiap unit kerja. Sebagian dari pekerjaan sistem informasi yaitu pengolahan data dapat dilakukan secara sentralisasi oleh unit kerja yang lazim disebut sebagai unit pengolah data elektrik (Electronic Data Processing/EDP). Untuk pekerjaan pengolahan data yang masih sedikit atau tidak memerlukan alat komputer yang canggih dapat dikerjakan pada unit kerja masing-masing. (Amsyah, 2005).
2.2.6 Ruang Lingkup Pekerjaan Manajemen Sistem Informasi
Keseluruhan runag lingkup pekerjaan MSI disederhanakan dalam bentuk
Gambar 2.5 Ruang lingkup Manajemen Sistem Informasi, (Amsyah, 2005).
2.2.7 Hubungan Informasi Dengan Manajemen
Untuk mencapai tujuan, tiap organisasi memerlukan manajemen yang tepat dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan
dilakukannya. Sumber informasi untuk pengambilan keputusan manajemen bisa didapatkan dari informasi eksternal dan informasi internal. Dengan berkembang pesatnya teknologi alat pengolah data komputer dan teknologi peralatan komunikasi, maka pekerjaan manajemen dan pelayanan masyarakat yang memerlukan dukungan data dan informasi juga mengalami kemajuan pesat. (Jogiyanto, 2005).
Maka dari itu, sistem informasi mempunyai peranan penting di dalam menyediakan informasi bagi manajemen semua tingkatan. Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat mengena dan berguna bagi manajemen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan informasi yang diinginkan oleh manajemen. Untuk maksud ini, maka analis sistem harus mengerti terlebih dahulu apa kegiatan dari manajemen untuk masing-masing tingkatannya dan bagaimana tipe keputusan yang diambilnya. Selanjutnya bagaimana tipe informasi yang dibutuhkan oleh manajemen juga harus diketahui. Akhirnya diharapkan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena sesuai dengan yang dibutuhkan oleh manajemen. (Jogiyanto, 2005).
Untuk tiap-tiap tingkatan manajemen, tipe informasi yang dibutuhkan berbeda. Untuk manajemen tingkat bawah, tipe informasinya adalah terinci (detail), karena terutama digunakan untuk pengendalian operasi. Sedang untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatnya, tipe informasinya adalah semakin tersaring (terfilter) atau lebih ringkas. (Jogiyanto, 2005).
2.3 Manfaat Teknologi Informasi Dalam Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, teknologi informasi dapat dimanfaatkan dalam kategori (Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, 2005):
o Knowledge Management Tool
Dengan teknologi informasi kita dapat menyimpan pengetahuan manusia ke dalam bentuk lain yang lebih kompak, efisien dan mudah dimanfaatkan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah dokumen elektronik dan buku
konvensional ke bentuk leketronik (digital library). Pada tahap lanjut,
digital library dikembangkan menjadi lebih interaktif dengan pembacanya
(interactive e-Book) . o Learning Tool
Teknologi informasi dapat dimanfaatkan pula sebagai perangkat bantu pengajaran berbagai bidang studi seperti modul tutorial yang digunakan untuk menjelaskan konsep melalui ilustrasi dan deskripsi, berperan sebagai sumber belajar bagi siswa atau dimanfaatkan untuk perangkat lunak simulasi yang digunakan untuk mewakili situasi yang sulit, berbahaya atau terlalu mahal bila dilakukan dalam dunia nyata.
o Bussiness Management Tool
Proses dan tugas keseharian di sebuah lembaga pendidikan dapat menjadi lebih ringan dengan bantuan teknologi informasi. Misalnya dalam kegiatan:
pengelolaan siswa, guru, alumni, staf pengelolaan nilai dan data akademik
pengelolaan penjadwalan dan aktifitas pengajaran pengelolaan asset dan keuangan
pengelolaan dokumen pendidikan
EIS DSS
MIS
Transactional System
- Sistem Pendukung Keputusan
- Sistem Informasi Akademik - Administrasi siswa, guru, dan alumni - Administrasi nilai akademik - Penjadwalan akademik - Administrasi keuangan - Administrasi asset sekolah - Administrasi karyawan - Bimbingan dan konseling - Manajemen dokumen/ arsip - Administrasi perpustakaan - Pendaftaran siswa baru - Layanan orang tua/masyarakat
Gambar 2.6 Manajemen Teknologi Informasi, (Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, 2005).
o Analysis/Calculation Tool
Pemanfaatan di bidang ini telah ada sejak awal lahirnya komputer. Misalnya dalam kalkulasi matematis terdapat Lotus 123, MS Excel sedangkan untuk statistika terdapat program SPSS, MiniTab dan untuk kalkulus dan analisa matriks terdapat program MathCad.
5.4 Pengembangan Sistem
2.4.1 Pengertian Metodologi Berorientasi Objek
Metodologi Berorientasi Objek dapat di definisikan sebagai berikut:
“Suatu strategi pembangunan perangkat lunak yang mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang berisi data dan operasi yang diberlakukan terhadapnva”. (Nugroho, 2005a).
Sebuah sistem yang dibangun dengan berdasarkan metode berorientasi objek adalah sebuah sistem yang komponennya dibungkus (dienkapsulasi) menjadi kelompok data dan fungsi. Setiap komponen dalam sistem tersebut dapat mewarisi atribut dan sifat dan komponen lainnya serta dapat berinteraksi satu sama lainnya. (Nugroho, 2005a).
2.4.2 Karakteristik Sistem Berorientasi Objek
Karakteristik yang dimiliki sebuah sistem berorientasi objek antara lain (Nugroho, 2005a) :
1. Abstraksi
Prinsip untuk merepresentasikan dunia nyata yang kompleks menjadi satu bentuk model yang sederhana dengan mengabaikan aspek-aspek lain yang tidak sesuai dengan permasalahan.
objek. Untuk menyembunyikan implementasi dan objek sehingga objek lain tidak mengetahui cara kerjanya.
3. Pewarisan (Inheritance)
Mekanisme yang memungkinkan satu objek mewarisi sebagian atau seluruh definisi dan objek lain sebagai bagian dan dirinya.
4. Reusabilily
Pemanfaatan kembali objek yang sudah didefinisikan untuk suatu permasalahan pada permasalahan lainnya yang melibatkan objek tersebut. 5. Generalisasi dan Spesialisasi
Menunjukkan hubungan antara kelas dan objek yang umum dengan kelas dan objek yang khusus.
6. Komunikasi Antar Objek
Komunikasi antar objek dilakukan lewat pesan (message) yang dikirim dan satu objek ke objek lainnya.
7. Polymorphism
Kemampuan suatu objek untuk digunakan di banyak tujuan yang berbeda dengan nama yang sama sehingga menghemat baris program.
2.4.3 Keuntungan Metodologi Berorientasi Objek
Keuntungan Metodologi Berorientasi Objek diantaranya (Nugroho, 2005a):
1. Meningkatkan produktivitas
Karena kelas dan objek yang ditemukan dalam suatu masalah masih dapat dipakai ulang untuk masalah lainnya yang melibatkan objek tersebut (reusable).
2. Kecepatan pengembangan
Karena sistem yang dibangun dengan baik dan benar pada saat analisis dan perancangan akan menyebabkan berkurangnya kesalahan pada saat pengkodean.
3. Kemudahan pemeliharaan.
Karena dengan model objek. pola-pola yang cenderung tetap dan stabil dapat dipisahkan dan pola-pola yang mungkin sering berubah-ubah.
4. Adanya konsistensi
Karena sifat pewarisan dan penggunaan notasi yang sama pada saat analisis, perancangan maupun pengkodean.
5. Meningkatkan kualitas perangkat lunak
Karena pendekatan pengembangan lebih dekat dengan dunia nyata dan adanya konsistensi pada saat pengembangannya, perangkat lunak yang dihasilkan akan mampu memenuhi kebutuhan pemakai.
2.5 Konsep Dasar Dalam Object Oriented Analysis & Design (OOAD) Terdapat beberapa konsep penting dalam metode analisis menggunakan pendekatan objek, diantaranya:
• Aktor ( Actor )
Aktor didefinisikan sebagai:
“Segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran
informasi.” (Whitten dkk, 2004).
Aktor akan memberikan instruksi kepada sistem untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Aktor tidak hanya manusia, tetapi juga bisa berupa hardware atau
software. Aktor dalam use case dilambangkan dengan gambar sebagai berikut:object Use...
Actor
Gambar 2.7 Simbol Aktor, (Whitten dkk, 2004).
Adapun empat macam tipe aktor (Whitten dkk, 2004): 1. Primary Business Actor (Pelaku Bisnis Utama)
dengan menerima nilai yang terukur atau terobservasi. Pelaku bisnis utama kemungkinan tidak menginisiasi kejadian bisnis.
2. Primary System Actor (Pelaku Sistem Utama)
Pelaku yang secara langsung berhadapan dengan sistem untuk menginisiasi atau memicu kegiatan atau sistem. Pelaku sistem utama dapat berinteraksi dengan para pelaku bisnis utama untuk menggunakan sistem aktual. Mereka memfasilitasi kejadian dengan menggunakan sistem secara langsung demi mencapai keuntungan para pelaku bisnis utama.
3. External Server Actor (Pelaku Server Eksternal) Pelaku yang melayani kebutuhan user.
4. External Receiving Actor (Pelaku Penerima Eksternal)
Pelaku yang bukan pelaku utama, tapi menerima nilai yang terukur (output) dari kegiatan transaksi.
• Objek (Object)
Beberapa pakar mendefinisikan objek dalam beberapa definisi berikut:
“Objek adalah sesuatu yang ada atau dapat dilihat, disentuh atau dirasakan dan user menyimpan data serta mencatat perilaku mengenai sesuatu tersebut.” (Whitten dkk, 2004).
Objek bisa berupa orang, tempat, benda, kejadian, atau konsep-konsep yang ada di dunia nyata yang penting dalam suatu aplikasi (perangkat lunak dan atau informasi). Suatu objek harus memiliki identitas dan dapat dibedakan. Contoh dari objek (Nugroho, 2005a):
1. Objek orang : saya, anda, kita dan lain-lain
2. Objek tempat : kampus, gedung, komputer dan lain-lain 3. Objek kejadian : kuliah, survei, pendaftaran dan lain-lain.
• Kelas (Class)
“Kumpulan/himpunan objek dengan atribut/properti yang mirip, perilaku
(operasi) yang mirip, serta hubungan dengan objek yang lain dengan cara yang mirip”. (Nugroho, 2005a).
Dengan penggolongan objek-objek dalam suatu kelas bisa dilakukan abstraksi masalah. Atribut dan nama kelas untuk beberapa objek yang sejenis dapat dituliskan sekali saja begitu juga dengan fungsi dan metode yang sama cukup dituliskan satu kali saja dan bisa digunakan ulang oleh objek yang termasuk kedalam kelas yang sama. (Nugroho, 2005a).
Siswa
Gambar 2.8 Contoh Simbol Kelas
• Attribut
Atribut adalah properti dari sebuah class. Atribut ini melukiskan batas nilaiyang mungkin ada pada objek dari class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau lebih atribut. Secara konvensi, jika nama atribut terdiri atas suku kata, maka ditulis dengan huruf kecil. Akan tetapi jika nama atribut mengandung lebih dari satu kata maka semua suku kata digabungkan dengan suku kata pertama menggunakan huruf kecil dan awal suku kata berikutnya menggunakan huruf besar. (Munawar, 2005). Siswa NIS : Integer Nama : String Alamat : String ( Siswa ) 0606080 Toifah Garut ( Siswa ) 0606075 Susan Kadungora Gambar 2.9 Contoh Atribut dan Nilai • Operasi (Operation)
Operasi adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau class lain untuk sebuah class. Seperti halnya atribut ,nama operasi juga menggunakan huruf kecil semua jika terdiri dari satu suku kata. Akan tetapi jika nama operasi mengandung lebih dari satu kata maka semua suku kata digabungkan dengan suku kata pertama menggunakan huruf kecil dan awal suku kata berikutnya menggunakan huruf besar. (Munawar, 2005).
NIS Nama Alamat + Pindah_Alamat
+ Pindah_Kelas
Gambar 2.10 Contoh Operasi
• Paket (Package)
Paket adalah pengelompokan untuk menandakan kelompok suatu elemen model. Paket digunakan untuk mempermudah mengorganisasi elemen-elemen model. Sebuah paket dapat mengandung beberapa paket kelas lain didalamnya.class Business
Package
Gambar 2.11 Contoh Simbol Paket, (Munawar, 2005).
• Visibility (Tingkat Berbagi-pakai Atribut serta Fungsi Antar Kelas) Satu hal yang juga penting dalam pemodelan objek adalah menentukan bagaimana suatu atribut serta operasi dalam suatu kelas berhubungan dengan atribut serta operasi pada kelas yang lain. Hal ini penting sehubungan dengan konsep pembungkusan serta pewarisan dalam bahasa-bahasa pemrograman berorientasi objek. Ada 3 jenis penampakan (visibility) suatu atrubut serta operasi yang dimiliki suatu kelas. Ketiga penampakan itu adalah (Nugroho, 2005a):
a. Public. Semua kelas serta objek diluar kelas yang bersangkutan
dapat menggunakan/mengakses atribut serta operasi yang dideklarasikan sebagai public. Operasi yang kelak akan dideklarasikan sebagai public didahului dengan symbol +.
b. Protected. Hanya kelas turunan dalam hierarki pewarisan yang
dapat menggunakan/mengakses atribut serta operasi yang dideklarasikan sebagai protected. Operasi yang kelak akan dideklarasikan sebagai
c. Private. Hanya anggota-anggota (member) kelas itu sendiri yang
dapat memanfaatkan semua operasi serta atributyang dideklarasikan sebagai private. Operasi yang kelak akan dideklarasikan sebagai private didahului dengan symbol -.
2.6 Unified Modeling Language (UML)
2.6.1 Sejarah Unified Modeling Language (UML)
Grady Booch dan Jim Rumbaugh memulai penelitian di Rational Software Co. sekitar tahun 1994. Tujuan mereka yakni menciptakan sebuah metode baru yang dapat menciptakan metode-metode sebelumnya yang dapat digunakan pada semua kalangan. Sekitar tahun 1995 Ivar Jacobson, seorang tokoh yang menciptakan OOSE and Objectory Methode bergabung. (Nugroho, 2005a).
Selain itu, perusahaan Rational Software Co. membeli lisensi Objectory
System dari Swedish Company sebagai pengembang dan pendistribusinya. Maka
lahirnya sebuah metode baru yang mereka beri nama “Unified Modeling
Languange” yang diharapkan dapat menjadi sebuah bahasa pemodelan standar.
(Nugroho, 2005a).
Dengan UML, metode Booch, OMT, dan OOSE digabungkan dengan membuang elemen-elemen yang tidak praktis ditambah dengan elemen-elemen dari metode lain yang lebih efektif dan elemen-elemen baru yang belum ada pada metode terdahulu, sehingga UML lebih ekspresif dan seragam daripada metode lainnya. (Munawar, 2005).
Berikut merupakan pengertian UML menurut beberapa sumber sebagai berikut:
“Unified Modeling Language adalah sebuah bahasa untuk menetapkan, memvisualisasikan, membangun, dan medokumentasikan sistem perangkat lunak dan komponen-komponennya.” (Bahrami, 1999).
“Unified Modeling Language adalah satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek.” (Whitten dkk, 2004).
UML adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem berorientasi objek. Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain. (Munawar, 2005).
2.6.3 View Dalam UML
Pemodelan yang komplek merupakan tugas yang sangat berat. Idealnya seluruh sistem dapat digambarkan dengan single graph yang mendefinisikan sistem secara keseluruhan dengan jelas, mudah berkomunikasi dan dapat dipahami. Tapi bagaimanapun juga, hal tersebut sulit dilakukan. Single graph tidak dapat mencakup seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menggambarkan sistem. Sistem digambarkan dengan sejumlah aspek yang berbeda: fungsionalitas, non-fungsionalitas dan aspek organisasi, sehingga sistem dapat digambarkan dalam sejumlah view. Dengan melihat sistem dari beberapa view, ini
memungkinkan untuk mengkonsentrasikan hanya pada salah satu aspek sistem pada satu saat. Adapun view yang ada dalam UML yaitu (Munawar, 2005):
Process View
Design View Implementati
on View
Deployment View Use Case
View
Gambar 2.13 View dalam UML, (Munawar, 2005).
Keterangan:
1. Use Case View
Use case View mendefinisikan perilaku eksternal system secara fungsional
dari sistem yang akan dibangun, yang dirasakan oleh external actors. Use
case view digambarkan dalam use case diagram atau state diagram.
Permintaan pemakai dari sistem digambarkan dalam beberapa use case
view. Use case view juga merupakan kunci dari view-view lain, karena
dalam use case view ini berisi kendali atau dasar untuk tahap pengembangan view yang lainnya. View ini juga digunakan untuk memvalidasi dan memverifikasi akhir dari sistem dengan menguji use
case view. (Munawar, 2005).
2. Design View
Design View mendeskripsikan struktur logika yang mendukung
fungsi-fungsi yang dibutuhkan di use case. Design view ini berisi definisi komponen program, class-class utama bersama-sama dengan spesifikasi data, perilaku dan interaksinya. Informasi yang terkandung di view ini menjadi perhatian para programmer karena menjelaskan secara detail bagaimana fungsionalitas sistem akan diimplementasikan. (Munawar, 2005).
3. Implementation View
Implementation View menjelaskan komponen-komponen fisik dari sistem
yang akan dibangun. Hal ini berbeda dengan komponen logic yang dideskripsikan pada design view . Informasi tambahan tentang komponen
buku laporan pengerjaan selama pembangunan sistem dapat ditambahkan. 4. Process View
Process View berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan concurrency di dalam sistem. Concurrency menguraikan sistem kedalam
proses dan pemroses-pemroses (processors). Aspek ini mengijinkan penggunaan sumber daya secara efisien dan eksekusi paralel. Concurency berisi diagram yang dinamis (state, sequence, collaboration, activity
diagram) dan Implementation diagram (component, deployment diagram).
(Munawar, 2005). 5. Deployment View
Deployment View menjelaskan bagaimana komponen-komponen fisik
didistribusikan ke lingkungan fisik seperti jaringan komputer, printer dan peralatan lainnya serta bagaimana peralatan tersebut dihubungkan dengan peralatan yang lainnya dimana sistem akan dijalankan. (Munawar, 2005).
2.6.4 Diagram UML
Setiap sistem yang komplek memiliki pendekatan yang terbaik melalui suatu himpunan kecil dalam pandangan semua view dalam suatu model, tidak ada single view yang terpenuhi. Setiap model bisa dinyatakan pada tingkat yang berbeda dari ketepatannya.
Adapun diagram-diagram yang terdapat pada UML diantaranya: Structure Diagram Diagram Behaviour Diagram Class Diagram Actiity Diagram Use Case Diagram Interaction Diagram Sequence Diagram
Gambar 2.14 Klasifikasi Jenis Diagram UML, (Fowler, 2005).
2.6.4.1 Class Diagram
Class diagram dapat di definisikan sebagai berikut:
“Sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah
objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek”. (Nugroho, 2005a).
Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus
menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).
Class diagram juga menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan object beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi,
dan lain-lain. (Nugroho, 2005a).
Sebuah Class memiliki tiga area pokok (Nugroho, 2005a): 1. Nama, merupakan nama dari sebuah kelas
2. Atribut, merupakan peroperti dari sebuah kelas. Atribut melambangkan batas nilai yang mungkin ada pada objek dari class
3. Operasi, adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau yang dapat dilakukan oleh class lain terhadap sebuah class.
Berikut adalah notasi – notasi yang ada pada class diagram :
Tabel 2.1 Notasi pada Class Diagram Class Class adalah blok-blok pembangun pada
pemrograman berorientasi objek. Sebuah
class digambarkan sebagai sebuah kotak yang
terbagi atas 3 bagian.Bagian atas adalah bagian nama dari class. Bagian tengah mendefinisikan property/atribut class. Bagian akhir mendefinisikan method-method dari sebuah class.
relationship paling umum antara 2 class, dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara 2 class. Garis ini bisa melambangkan tipe-tipe relationship dan juga dapat menampilkan hukum-hukum multiplisitas pada sebuah relationship (Contoh: One-to-one, one-to-many,
many-to-many).
Composition Jika sebuah class tidak bisa berdiri sendiri dan harus merupakan bagian dari class yang lain, maka class tersebut memiliki relasi Composition terhadap class tempat dia bergantung tersebut. Sebuah relationship composition digambarkan sebagai garis dengan ujung berbentuk jajaran genjang berisi/solid.
Dependency Kadangkala sebuah class menggunakan class yang lain. Hal ini disebut dependency. Umumnya penggunaan dependency digunakan untuk menunjukkan operasi pada suatu class yang menggunakan class yang Tabel 2.1 Notasi pada Class Diagram (Lanjutan)
lain. Sebuah dependency dilambangkan sebagai sebuah panah bertitik-titik.
Aggregation Aggregation mengindikasikan keseluruhan
bagian relationship dan biasanya disebut sebagai relasi “mempunyai sebuah” atau “bagian dari”. Sebuah aggregation digambarkan sebagai sebuah garis dengan sebuah jajaran genjang yang tidak berisi/tidak solid.
Generalization Sebuah relasi generalization sepadan dengan sebuah relasi inheritance pada konsep berorientasi objek. Sebuah generalization dilambangkan dengan sebuah panah dengan kepala panah yang tidak solid yang mengarah ke kelas “parent”-nya/induknya.
(Sumber : http://resource.visual-paradigm.com/)
Diagram kelas memodelkan struktur kelas dan isinya. Kelas terdiri dari
Nama Kelas, Atribut dan Operasi.
:: Siswa + NIS - Nama # Alamat + Add + Print Nama Kelas Atribut Operasi (Method)
Gambar 2.15 Contoh Class Diagram
Keterangan:
1. Class Name: bagian yang paling atas berisi nama kelas, nama kelas diambil dari domain permasalahan dan harus sejelas mungkin. Oleh karena itu, nama kelas haruslah berupa kata benda.
2. Attribut: kelas memiliki attribut yang menggambarkan karakteristik dari objek. Attribut kelas yang benar adalah yang dapat mencakup informasi yang dilukiskan dan mengenali instance tertentu dari kelas. Tipe attribut dapat berupa primitive attribut atau tipe lainnya.
3. Method/Operations: operations digunakan untuk memanipulasi attribut atau menjalankan aksi-aksi.
Class diagram terdiri dari beberapa relationship, diantaranya:
sama. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.
Kita menggunakan pemahaman asosiasi adalah pada saat beberapa kelas saling terhubung satu sama lain secara konseptual. Sebagai contoh, misalkan seorang pegawai bekerja pada sebuah perusahaan. Maka “bekerja” merupakan sebuah asosiasi antara kelas pegawai dan kelas perusahaan. Selanjutnya bisa kita simpulkan bahwa sebuah asosiasi bias merupakan sebuah bentuk kata kerja yang merelasikan kelas yang satu dengan kelas yang lainnya.
Siswa Kelas
Belajar di
Gambar 2.16 Asosiasi (Assosiation)
• Batasan (Constraints)
Constraints adalah batasan-batasan asosiasi fungsional antar entitas dalam
model objek. Kata entitas termasuk didalamnya adalah objek-objek, kelas-kelas,
link, serta asosiasi-asosiasi. Berikut adalah contoh constraint dimana petugas
loket akan melayani para pelanggan telepon yang ingin melakukan segala urusan yang berhubungan dengan masalah telepon, tapi untuk dapat dilayani maka para pelanggan harus antri, maka “antri” kita jadikan constraint pada asosiasi tersebut..
Siswa Melayani
Petugas
Keuangan {Antri}
Gambar 2.17 Constraint pada sebuah Asosiasi
• Associations Class
Sebuah asosiasi dapat memiliki atribut dan operasi seperti halnya sebuah
class. Sebuah association class sebenarnya diperlukan apabila salah satu dari
dimiliki oleh kelas tersebut, karena secara logis atribut tersebut lebih layak dimiliki oleh asosiasi yang menghubungkan kedua kelas tersebut.
Akan lebih mudah dipahami jika kita menganalogikan hal ini dengan
diagram ERD, dimana sesuai dengan hukum-hukum tertentu maka jika ada
sebuah relasi binary atau trenary maka harus dibuatkan sebuah entitas tambahan yang merupakan entitas transaksi untuk menampung record-record transaksi yang terjadi antar entitas murni. Entitas transaksi yang tercipta tersebut mirip sekali dengan association class. Berikut adalah contoh sebuah association class.
Pelajaran Siswa
Absen
Mengikuti
Gambar 2.18 Association Class
Seperti yang dilihat pada gambar diatas, association class divisualisasikan sama halnya seperti class biasa, hanya saja untuk menghubungkan ke garis asosiasi digunakan garis putus-putus.
• Multiplisitas (Multiplicity)
Multiplicity atau multiplisitas adalah jumlah banyaknya objek sebuah class yang berelasi dengan sebuah objek lain pada class lain yang berasosiasi
dengan class tersebut. Untuk menyatakan multiplisitas anda dapat meletakkannya diatas garis asosiasi berdekatan dengan class yang sesuai.
Ada banyak multiplisitas yang mungkin untuk dipakai. Tabel berikut menjabarkan multiplisitas yang dapat digunakan.
Tabel 2.2 Notasi Multiplisitas
Multiplisitas Arti
1 Satu
0..* Nol atau banyak
1..* Satu atau banyak
0..1 Nol atau satu
1..1 Hanya satu
(Sumber : Nugroho, 2005a)
Siswa Melayani
Petugas Keuangan
1 1..*
Gambar 2.19 Asosiasi dengan Multiplisitas
• Generalisasi dan Pewarisan (Generalization & Inheritance)
“Generalisasi adalah suatu cara yang sangat berdaya guna untuk berbagi apa yang dimiliki suatu kelas (objek) bagi kelas-kelas (objek-objek) yang lain”. (Nugroho, 2005a).
Generalisasi adalah relasi ke atas beberapa sub kelas diatasnya yang ditunjukan dengan tanda segitiga.
Kelas Kode Kelas Nama Kelas Jumlah Siswa Wali Kelas Dua B Jumlah Siswa Wali Kelas Satu A
Gambar 2.20 Contoh Generalisasi
Sebuah class (child class atau subclass) dapat mewarisi atribut-atribut dan operasioperasi dari class lainnya (parent class atau super class) dimana parent
class bersifat lebih umum daripada child class. Generalisasi pada konsep object oriented digunakan untuk menjelaskan hubungan kesamaan diantara class.
Dengan menggunakan generalisasi bisa dibangun struktur logis yang bisa menampilkan derajat kesamaan atau perbedaan diantara class-class. Manfaat lain
dari struktur hirarkis juga memungkinkan untuk penambahan subclass (child
class) baru tanpa harus merubah struktur yang sudah ada.
Inheritance adalah sebuah mekanisme pengimplementasian generalisasi
dan spesialisasi. Aturan inheritance dapat secara umum bisa diklasifikasikan sebagai berikut (Nugroho, 2005a) :
o Subclass selalu mewarisi semua sifat dari superclass-nya. o Definisi subclass selalu mencakup paling tidak satu detil yang tidak diturunkan dari superclass-nya.
• Agregasi (Agregation)
Agregasi adalah sebuah hubungan dimana satu kelas “whole” yang lebih besar berisi satu atau lebih kelas “part” yang lebih kecil. Atau kelas “part” yang lebih kecil adalah bagian dari kelas “whole” yang lebih besar. (Nugroho, 2005a).
Agregasi disimbolkan dengan jajaran genjang yang diletakkan pada class yang mengandung objek. (Nugroho, 2005a).
Gambar 2.21 Agregasi Bertingkat (Multilevel Agregation), (Nugroho, 2005a).
• Dependency Class
Pada penggunaan relasi kadangkala satu class menggunakan class yang lain, hal ini disebut dependency. Umumnya penggunaan dependency digunakan untuk menunjukkan operasi pada suatu class yang menggunakan class yang lain. Notasi untuk dependency pada UML dapat menggunakan garis putus-putus dan tanda panah pada ujungnya. (Munawar, 2005).
+DisplayForm() Form
Gambar 2.22 Dependency
2.6.4.2 Activity Diagram (Diagram Aktifitas)
Diagram aktifitas mempunyai kesamaan dengan flowchart karena dapat
memodelkan alur kerja dan aktfitas dari sebuah sistem. Menurut Whitten dkk (2004) activity diagram didefinisikan sebagai berikut:
“Sebuah diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara
grafis aliran proses bisnis, langkah-langkah sebuah use case atau logika behaviour (metode) object.” (Whitten dkk, 2004).
Diagram aktifitas dapat mempermudah kita dalam memahami proses kerja
suatu sistem secara keseluruhan. Activity diagram digunakan untuk mendokumentasikan alur kerja pada sebuah sistem, yang dimulai dari pandangan
business level hingga ke operational level. Pada dasarnya, activity diagram
merupakan variasi dari statechart diagram. Activity diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah
activity diagram bisa mendukung perilaku parallel sedangkan flowchart tidak
bisa. Berikut adalah notasi activity diagram :
Tabel 2.3 Notasi Activity Diagram
Simbolobj ec... Keterangan
Titik Awal
obj ec...
Titik Akhir
object Use Case An...
Activity
object Use C...
Pilihan Untuk mengambil Keputusan
o b j e c t U s e C a s e A n g k o t
Fork; Digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara
Rake; Menunjukkan adanya dekomposisi
Tanda Waktu
obj ect Use Cas...
Tanda pengiriman
object Use Cas...
Tanda penerimaan
objec...
Aliran akhir (Flow Final)
(Sumber : http://resource.visual-paradigm.com/)
Berikut adalah sebuah contoh activity diagram yang menggambarkan sebuah sistem Purchasing :
Gambar 2.23 Contoh Activity Diagram Purchasing, (Munawar, 2005). Berikut adalah sebuah contoh activity diagram yang menggambarkan sebuah sistem processing mortgage request :
Gambar 2.24 Contoh Activity Diagram, (Bahrami, 1999).
2.6.4.3 Use case Diagram
Use case dalam UML didefinisikan sebagai :
“A graph of actors, a set of use case enclosed by a system boundary , communication (participation), association between the actors and the use cases, and generalization among the use case.” (Bahrami, 1999).
Use case akan menggambarkan cara kerja suatu software dengan aktor.
Dalam use case diagram akan digambarkan hubungan antara aktor dengan use
case. Aktor adalah orang atau subsistem lain yang akan berinteraksi dengan
sistem. Sementara use case menggambarkan proses yang akan dilakukan oleh aktor terhadap sistem. (Nugroho, 2005a).
Gambar 2.25 Notasi Use Case Diagram, (Nugroho, 2005a).
Tabel 2.4 Notasi Use Case Diagram
Actor Actor adalah pengguna sistem. Actor tidak terbatas
hanya manusia saja, jika sebuah sistem berkomunikasi dengan aplikasi lain dan
obj ect Use...
membutuhkan input atau memberikan output, maka aplikasi tersebut juga bisa dianggap sebagai actor. Use Case Use case digambarkan sebagai lingkaran elips
dengan nama use case dituliskan didalam elips tersebut.
uc Notasi UseCase
Use Case Name
Association Asosiasi digunakan untuk menghubungkan actor dengan use case. Asosiasi digambarkan dengan sebuah garis yang menghubungkan antara actor dengan use case. Association tanpa anak panah mengindikasikan interaksi antara use case dan server eksternal atau pelaku penerima. Sedangkan
association dengan anak panah yang menyentuh use case mengindikasikan bahwa use case diimitasi
oleh pelaku di ujung lain dari garis.
Depends on Menyatakan hubungan ketergantungan antar use
case, yakni pelaksanaan suatu use case baru bisa
dilakukan setelah pelaksanaan use case lain selesai. (Sumber : http://resource.visual-paradigm.com/)
Berikut adalah contoh use case diagram :
Gambar 2.26 Contoh Use Case Diagram, (Nugroho, 2005a).
Berbicara mengenai use case diagram tidak akan terlepas dengan hal yang disebut stereotype. Stereotype adalah sebuah model khusus yang terbatas untuk kondisi tertentu. Untuk menunjukkan stereotype digunakan symbol “<<”
sering digunakan dalam use case diagram yaitu <<extend>> dan <<include>>. <<extend>> digunakan untuk menunjukkan bahwa satu use case merupakan tambahan fungsional dari use case yang lain jika kondisi atau syarat tertentu dipenuhi. Sedangkan <<include>> digunakan untuk menggambarkan bahwa suatu
use case seluruhnya merupakan fungsionalitas dari use case lainnya. Penerapan
stereotype <<include>> juga sering disebut dengan <<uses>>, keduanya mempunyai arti yang sama. (Nugroho, 2005a).
Penerapan <<extend>> dan <<uses>> dalam kehidupan sehari-hari :
Gambar 2.27 Contoh Use Case Transaksi mesin ATM, (Munawar, 2005). Penggunaan notasi depends-on berarti pelaksanaan ‘use case1’ tergantung kepada pelaksanaan ‘use case2’, denga n kata lain ‘use case1’ baru bisa dilakukan setelah ‘use case2’ terpenuhi/selesai dijalankan. Berikut adalah contoh hubungan
depends-on. Establish Bank Account Make a Withdrawal Make a Deposit <<depends on>> <<depends on>>
Gambar 2.28 Contoh Hubungan Depends-On, (Whitten dkk, 2004).
2.6.4.4 Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek didalam dan