• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 20 Vol.5 No.1 Mei 2021 p- ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 20 Vol.5 No.1 Mei 2021 p- ISSN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA-FISIKA PADA

SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 9 PADANGSIDIMPUAN TAHUN PELAJARAN 2019-2020

1)

Emalia Sari, 2Eni Sumanti Nasution, 3Rodiah Ulfah Lubis

1)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Graha Nusantara

2)

Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Graha Nusantara

3)

Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Graha Nusantara Email : emaliasari@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan“ Untuk memperoleh informasi tentang pengaruh penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Peningkatan Hasil Belajar IPA-Fisika pada Siswa Kelas IX Di SMP Negeri 9 PadangsidimpuanTahun Pelajaran 2019-2020”.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus yang dilaksanakan pada semester pertama dengan materi listrik statis. Subyek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 9 Padangsidimpuan kelas IX – 4 yang berjumlah 35 orang.

Adapun kesimpulan penelitian ini adalah : (1) Penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing pada pokok bahasan Listrik statis dapat meningkatkan hasil belajar IPA-Fisika siswa di kelas IX SMP Negeri 9 Padangsidimpuan. (2) Penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing pokok bahasan Listrik statis memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan pemahaman siswa di kelas IX SMP Negeri 9 Padangsidimpuan.

ABSTRACT

This study aims "To obtain information about the effect of the application of Guided Inquiry Learning Model for Improved Learning Outcomes Science-Physics in Class IX at SMP Negeri 1 9 Padangsidimpuan Academic Year 2019-2020".

The method used is a class action research using two cycles are executed in the first half with static electricity material. The subjects of this study were students of SMP Negeri 9 PadangsidimpuanClass IX - 4, amounting to 35 people.

The conclusions of this study are: (1) The application of guided inquiry learning model on the subject of static electricity could improve learning outcomes Science-Physics students in class IX SMP Negeri 9 Padangsidimpuan (2) The application of guided inquiry learning model subject of static electricity have a positive influence on the improvement of students' understanding in class IX SMP Negeri 9 Padangsidimpuan.

(2)

PENDAHULUAN

Dunia pendidikan merupakan salah satu bidang dalam kehidupan yang begitu besar manfaatnya. Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan sehinggga banyak merubah pola fikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Melalui pendidikan peserta didik dapat

memperoleh pengetahuan yang dapat

menunjang dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapinya dalam proses pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin

terhadap lingkungannya dan dengan

demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adikuat dalam kehidupan masyarakat. Menurut Kunandar

(2011:5), pendidikan adalah investasi

sumber daya manusia jangka panjang yang

mempunyai nilai strategis bagi

kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai suatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara.

Begitu juga indonesia menempatkan

pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam proses belajar.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam intraksi dengan lingkungan (Slameto, 2010:2). Selanjutnya Sardiman (2010:21) mendefinisikan belajar adalah berubah, dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu – individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan

dengan penambahan ilmu pengetahuan,

tetapi juga berbentuk kecakapan,

keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Lebih lanjut, Sardiman (2012:40), menyatakan bahwa seseorang akan berhasil dalam belajar apabila pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, inilah prinsip dan hukum pertama dalam pendidikan dan pengajaran. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya

perubahan pada tingkat pengetahuan,

keterampilan atau sikapnya.

Menurut Sanjaya (2012:216),

mengajar dan belajar adalah dua istilah yang memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan. Mengajar adalah suatu aktivitas

yang dapat membuat siswa belajar.

Keterkaitan mengajar dan belajar

diistilahkan Dewey sebagai “menjual dan membeli”. Artinya, seseorang tidak akan menjual manakala tidak ada orangyang membeli, yang berarti tidak akan ada

perbuatan mengajar manakala tidak

membuat seseorang belajar. Dengan

demikian dalam istilah mengajar juga terkandung proses belajar siswa. Proses belajar akan berjalan lancar apabila adanya minat. Siswa memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek

tersebut. Proses belajar mengajar

merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusia yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Seseorang akan berhasil belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar (Sardiman,2012: 2014).

(3)

Dalam usaha mencapai tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar. Mengajar akan diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistim lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar ini sendiri terdiri atau di pengaruhi oleh berbagai komponen

yang masing-masing akan saling

memengaruhi. Komponen- komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin di capai, materi yang ingin di ajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang di lakukan serta sarana prasarana belajarmengajar yanga tersedia (Sardiman,2012:25).

Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 9 Padangsidimpuan bahwa permasalahan dalam pelajaran IPA-Fisika diantaranya adalah: siswa banyak yang tidak memperhatikan penjelasan materi yang di sampaikan oleh guru, sehingga siswa kurang aktif dalam proses KBM yang membuat kurangnya partisivasi aktif peserta didik. Murid hanya mendengarkan dan mencatat apa yang di suruh guru, sehingga minat terhadap pelajaran kurang dan banyak nilai siswa yang di bawah KKM yang ditentukan sekolah yaitu 75.

Masalah diatas dapat diatasi dengan banyak cara yang dapat diterapkan guru dalam mengajar yang dapat meningkatkan keaktifan, minat dan pemahaman siswa

dalam belajar, salah satunya adalah

pembelajaran imkuiri terbimbing. Guru sebagai fasilitator dan motivator dalam mengoptimalkan proses belajar siswa, harus dapat memilih suatu pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, salah satu pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Menurut Sanjaya (2010:208),

keunggulan dari pembelajaran inkuiri yaitu, pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga strategi pembelajaran ini dianggap lebih bermakna, memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar

mereka, di anggap sesuai dengan

perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman dan pembelajaran yang dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata- rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

KAJIAN PUSTAKA

Hasil Belajar

Secara psikologis, belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku, Slameto (2003:2). Belajar merupakan proses seseorang melakukan tindakan dari

yang tidak dapat dilakukan atau

diketahuinya, menjadi dapat melakukan

atau mengetahuinya. Sebagian orang

beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan dan menghafal fakta-fakta yang terjadi dalam bentuk informasi atau materi pelajaran.

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Hamdani (2011:182) inkuiri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah – langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang

(4)

meyakinkan karena didukung oleh data atau kenyataan.

Dalam pembelajaran inkuiri

diharapkan siswa secara maksimal terlibat langsung dalam proses kegiatan belajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa tersebut dan mengembangkan sikap percaya diri yang dimiliki oleh siswa tersebut

Langkah- Langkah Pembelajaran Inkuiri

Sanjaya (2008: 202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan

langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. 3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. 4. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. 5. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh.

6. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses

mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

METODE PENELITIAN

Adapun tempat penelitian ini adalah SMPN9 Padangsidimpuan. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas. Adapun teknik analisis datanya adalah dengan menggunakan Skor,

modus, median, simpangan baku skor, skor minimum, dan jumlah skor Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukakan bertahap dan ditabulasi untuk masing- masing variabel guna untuk menjawab tujuan dari penelitian. Pengumpul data, yaitu Lembar Observasi Kelas (LOK), Catatan Kegiatan Kelas (CKK), Lembaran Wawancara Siswa (LWS). Uraian data untuk masing-masing variabe

HASIL DAN PEMBAHASAN

Distribusi frekuensi skor hasil

belajar IPA-Fisika tersebut tampak bahwa perolehan skor THBIF – I paling banyak berada pada kelompok 3 ( 25,71 %), sedangkan perolehan skor THBIF – I paling sedikit ada pada kelompok 6 ( 8,57 %). Berdasarkan perhitungan statistik sederhana diperoleh skor rerata (X) sebesar 71,71dan simpangan baku (SD) sebesar 14,14.

Distribusi frekuensi skor hasil

belajar IPA-Fisika tersebut tampak bahwa perolehan skor THBIF – II paling banyak berada pada kelompok 4 (40 %), sedangkan perolehan skor THBIF – II paling sedikit ada pada kelompok 1 (2,85% ). Berdasarkan perhitungan statistik sederhana diperoleh skor rerata ( X ) sebesar 80,71 dan simpangan baku (SD) sebesar 10,72.

Berdasarkan pengolahan data

untuk THBIF –I ditemukan bahwa siswa yang kelas IX dan 54.29% lainnya

dinyatakan gagal. Karena jumlah

keberhasilan siswa dibawah 75 % maka siklus- I dinyatakan gagal.

Pada Lembar Observasi Kelas, beberapa indikator yang diamati antara lain : Tahap- tahap Pembelajaran ( sintaxmatyc), sistem sosial ( social systems), prinsip reaksi ( reaction principle), sistem Pendukung ( support systems), dampak

langsung pembelajaran dan dampak

pengiring masih terlaksana dengan tidak optimal dengan persentase yang tidak mencapai 100%.

(5)

Dalam temuan Catatan Kegiatan Kelas pada Siklus- I, ini disebabkan antara lain : 1) sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran Inkuiri terbimbing masih dalam tarap kurang. 2) interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa masih kurang. 3) kemampuan siswa memahami materi masih sagat kurang. 4) kedisiplinan siswa dalam kerja kelompok masih kurang.

5) kekompakan siswa dalam kerja

kelompok masih kurang. 6) kemampuan siswa menyelesaikan soal –soal masih kurang.

Dari hasil refleksi siklus – I , peneliti mengubah strategi pada siklus – II untuk mengatasi kegagalan di siklus - I.

Pada siklus – II peneliti lebih

mengoptimalkan aspek- aspek model

pembelajaran Inkuiri terbimbing. Dimana aspek tidak terlaksana dengan baik di siklus - I dilaksanakan sebaik mungkin di siklus –

II , sehingga penerapan model

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri terbimbing terlaksana lebih efesien.

Dalam siklus – II, pada Lembar Observasi Kelas yang terdiri atas tahap- tahap pembelajaran( sintaxmatyc), sistem sosial ( social systems), prinsip reaksi

(reaction principle), sistem pendukung(

support systems), dampak langsung

pembelajaran dan dampak pengiring diteliti bahwa 85 % dari aspek yang dilaksanakan dan diamati sudah terlaksana dengan baik dan hanya 15 % yang tidak terealisasi.

Dalam temuan Catatan Kegiatan Kelas pada siklus II, sudah terjadi peningkatan antara lain karena : 1) sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

dengan model pembelajaran Inkuiri

terbimbing sudah baik. 2) interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa juga sangat baik. 3) kemampuan siswa memahami materi baik. 4) disiplinsiswa

dalam kerja kelompok baik. 5)

kekompakan siswa dalam kerja kelompok terjalin baik. 6) kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal juga baik.

Dari hipotesis penelitian ditemukan bahwa “ Ada pengaruh penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing pada pokok bahasan Listrik statis terhadap hasil belajar IPA-Fisika siswa kelas IX SMP N 9 Padangsidimpuan, hal ini ditunjukkan oleh hasil belajar IPA-Fisika siswa SMP N 9 Padangsidimpuan yang memperoleh skor 75 di atas 75% dari seluruh jumlah siswa

karena pengaruh penerapan model

pembelajaran Inkuiri terbimbing.

Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa semakin signifikan penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing, semakin signifikan pula hasil belajar IPA-Fisika siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing, semakin meningkat hasil belajar IPA-Fisika siswa atau sebaliknya semakin rendah penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing, semakin rendah pula hasil belajar IPA-Fisika siswa.

Mengingat bahwa peubah penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar IPA-Fisika siswa pada pokok bahasan Listrik

statis di kelas IX SMP N 9

Padangsidimpuan. Hal ini berarti, variabel bebas perlu menjadi perhatian dalam upaya peningkatan hasil belajar IPA-Fisika siswa SMP N 9 Padangsidimpuan.

Keberhasilan penerapan model pembelajaran Inkuiri dapat dilihat dari hasil THBIF – II dimana siswa yang lulus sesuai dengan aturan ketetapan KKM sekolah sudah mencapai 85 % dan siswa yang gagal hanya 15%. Dari data ini tampak bahwa siswa berhasil sudah di atas 75% dari keseluruhan jumlah siswa, sehingga siklus – II dinyatakan berhasil.

(6)

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis data penelitian yang telah dikemukakan pada bab IV selanjutnya dapat disimpulkan :

1. Penerapan model pembelajaran

Inkuiri terbimbing pada pokok

bahasan Listrik statis dapat

meningkatkan hasil belajar IPA-Fisika siswa di kelas IX SMP N 9 Padangsidimpuan.

2. Penerapan model pembelajaran

Inkuiri terbimbing pokok bahasan Listrik statis memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan pemahaman siswa di kelas IX SMP N 9 Padangsidimpuan.

Saran

Sesuai dengan kesimpulan penelitian yang telah diuraikan diatas. Maka diusulkan saran – saran sebagai berikut:

1. Di dalam proses belajar mengajar guru hendaklah menerapkan model

pembelajaran Inkuiri terbimbing

didalam setiap pembelajaran Listrik statis.

2. Perlu ada pengembangan peubah lain sebagai faktor – faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar

IPA-Fisika siswa. Hal ini

disebabkan tidak seratus persen

penerapan model pembelajran

Inkuiri terbimbing memberikan

konstribusi kepada hasil belajar IPA-Fisika siswa.

3. Perlu ada pengembangan penelitian dengan metode penelitian lain agar dapat diketahui secara mendalam

faktor – faktor yang dapat

meningkatkan hasil belajar IPA-Fisika pada siswa SMP. Hal ini, ditemukan dari hasil penelitian yaitu

metode tindakan kelas yang

digunakan dalam penelitian tidak

memberikan konstribusi seratus

persen kepada hasil belajar IPA-Fisika siswa SMP.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2010, Manajemen

penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, Suharjono, 2014,

Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta :

Bumi Aksara

Dimyati dan Mujiono, 2006, Belajar dan

Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.

Hamdani, 2011, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Pustaka Setia.

Ngalimun, 2013, Strategi dan Model

Pembelajaran, Jakarta : Aswaja

Presindo.

Nijar, Ahmad,2014, Statistik Untuk

Penelitian Penelitian,Bandung:

Citapustaka Media.

Sanjaya, Wina,2011, Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta : Kencana.

Sardiman, 2014, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT RajaGrafindo Prsada, Jakarta.

Slameto, 2008, Belajar dan Faktor – Faktor

yang Mempengaruhinya, Jakarta : Bina

Aksara.

Trianto, 2011, Mendesain model

Pembelajaran Inovatif – Progresif,

Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Yamin, Martinis, 2013, Strategi dan Metode

dalam Model Pembelajaran, Jakarta :

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini berupa,rancang bangun sistem otomatisasi sirkulasi dan atau penggantian air untuk peternakan ikan telah berhasil dibuat,rancang bangun sistem

Setiap permohonan ujian segera hendaklah dimaklumkan melalui telefon kepada pegawai perubatan atas panggilan di sambungan 6496 ataupun Makmal Endokrin di

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh zat pewarna alami dari kulit Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh zat pewarna alami dari kulit manggis melalui proses

Untuk memenuhi permintaan, pada bulan Juli perusahaan harus melakukan 1 kali pembelian di hari kerja ke-8 berjumlah yaitu 17 lembar dengan biaya pemesanan

Apakah kepuasan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah

Untuk menjaga kestabilan termal protein maka mutasi yang lebih baik adalah mutan 3 dimana GLU15 yang sifatnya polar negatif digantikan oleh ASN15 yang sifatnya polar netral

Hasil validasi analisis kapasitas cabut pondasi jangkar tipe bintang dan lingkaran pada tiap kedalaman 30 cm, 60 cm, dan 90 cm dapat dihitung dengan menggunakan

6 Untuk teori pembiayaan Ar - Rahn tentang mekanisme produk gadai syariah dari keseluruhan sesuai dengan mekanisme pembiayaan Ar - Rahn di BMT Al-Rifa’ie, akan