Desain Penelitian
Dr. Raditya Wratsangka, dr., Sp.OG(K)
raditya@trisakti.ac.id
Desain Penelitian
•
Rancangan penelitian sarana untuk
mendapatkan jawaban atas pertanyaan
penelitian secara : sahih, obyektif, akurat
dan efisien (hemat)
•
Digunakan untuk :
• Mengendalikan atau mengontrol berbagai variabel yang berpengaruh atau berperan,
• Kerangka acuan pengkajian hubungan antar variabel
Desain Penelitian
•
Desain yang direncanakan dengan
baik membantu peneliti untuk :
•
mengandalkan observasi atau intervensi,
•
dan melakukan inferensi atau generalisasi
hasil penelitian ke populasi yang lebih luas
Desain Penelitian
•
Jenis observasi atau pengukuran apa yang
harus dilakukan
•
Bagaimana cara melakukan pengukuran
•
Bagaimana cara menganalisis hasil
pengukuran
•
Mana yang merupakan :
• Variabel bebas (independen, prediktor, risiko atau kausa)
• Variabel tergantung (dependen, efek, outcome,
Desain Penelitian
•
Kajian sebelum menentukan desain
penelitian yang berhubungan erat dengan
tujuan dan pertanyaan penelitian :
• Studi observasional atau intervensional (eksperimental)
• Studi observasional :
• Studi cross-sectional (potong-silang)
• Studi longitudinal
Klasifikasi Desain Penelitian
Dasar yang digunakan Jenis Penelitian A. TUJUAN 1. Eksploratif 2. Deskriptif 3. Analitik 4. EksperimentalB. PENDEKATAN 1. Penelitian cross-sectional atau potong-silang 2. Longitudinal C. KETERLIBATAN PENELITI 1. Observasional 2. Intervensional D. LOKASI PENELITIAN
1. Penelitian klinik (Clinical Trial) 2. Penelitian lapangan (Field Trial)
Klasifikasi Desain Penelitian
Dasar Klasifikasi Jenis Penelitian
A. Ruang Lingkup 1. Penelitian Klinis
2. Penelitian Lapangan 3. Penelitian Laboratorium
B. Waktu 1. Penelitian cross-sectional atau longitudinal
2. Penelitian retrospektif atau prospektif C. Substansi 1. Penelitian dasar
2. Penelitian terapan D. Ada atau tidaknya
analisis hubungan antar variabel
1. Penelitian deskriptif 2. Penelitian analitik
E. Desain Khusus 1. Uji diagnostik
2. Analisis kesintasan (survival analysis)
Siklus Penelitian Epidemiologis
1. Penelitian Deskriptif 2. Hipotesis 3. Analitik Eksperimental Menguji Hipotesis 4. Deskriptif dan Hipotesis BaruSiklus Penelitian Epidemiologis
Mausner JS & Shira Kramer (1985)
Penelitian deskriptif HIPOTESIS adanya hubungan sebab-akibat
Penelitian analitik (prospektif atau retrospektif) Penelitian eksperimental (Uji klinik atau uji
lapangan)
untuk menguji hipotesis
Analisis & kesimpulan pengujian hipotesis hipotesis baru
dilakukan penelitian deskriptif baru
Penelitian Deskriptif
• Deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan
• Tidak dilakukan analisis mengapa fenomena tersebut terjadi
• Tidak diperlukan rumusan hipotesis
• Tidak perlu dilakukan uji hipotesis : uji x2, uji-t
• Tidak perlu penghitungan risiko relatif, rasio odds
• Contoh :
• Survei morbiditas dan mortalitas penyakit “X”
Hirarki Jenis Penelitian Kuantitatif (Wayne University, 2004) Penelitian Kuantitatif Analitik Observasional: - Cross sectional - Case control - Cohort Experimental : Randomized control trials Deskriptif - Case report - Case series - Survey
Penelitian Analitik
• Tujuan utama mencari hubungan antar variabel
• Analisis data diperlukan hipotesis yang sudah diformulasikan sebelum penelitian dimulai
• Hipotesis divalidasi dengan data empiris yang didapat
• Hubungan antar variabel dapat dianalisis dengan uji hipotesis sesuai dengan jenis datanya
• Analisis lain : risiko relatif dan rasio odds
Analitik-Observasional
Analitik Observasional Studi cross-sectional Studi kohort Studi kasus-kontrolKlasifikasi sederhana
Penelitian Observasional Penelitian Intervensional
Laporan kasus Uji klinis Seri kasus Intervensi :
1) Pendidikan 2) Perilaku
3) Kesehatan Masyarakat Studi cross-sectional & survai
Studi kasus-kontrol Studi kohort
Dimensi waktu studi observasional
Masa Lampau
Masa Kini
Masa Datang
Cross-sectional Cross-sectional
Kohort prospektif
Kohort retrospektif
Studi potong-lintang
• Observasi atau pengukuran variabel hanya pada satu saat tertentu saja, tidak berarti semua pada saat yang sama
• Tiap subjek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel dilakukan pada saat tersebut.
• Tidak melakukan tindak lanjut pengukuran yang dilakukan
• Contoh :
• Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif di Jakarta Barat
• Beda prevalens penyakit X antara siswa lelaki dan perempuan
• Pengukuran terhadap variabel bebas dan tergantung hanya dilakukan 1x saja
Studi potong-lintang
•
Kelebihan studi potong-silang :
• Mudah dilaksanakan, sederhana, ekonomis dalam hal waktu, dan hasil dapat diperoleh
dengan cepat dan dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel yang banyak, baik variabel risiko maupun variabel efek
• Dapat mempelajari seluruh populasi atau sampel yang mewakili
• Memberikan estimasi dari prevalensi pada variabel-variabel yang diukur
Studi potong-lintang
•
Kekurangan penelitian potong-lintang :
• Penyakit memungkinkan mempengaruhi probabilitas dari keterpaparan
• Estimasi dari prevalensi mungkin tergantung dari definisi penyakit
• Non-response dapat dengan mudah
menghasilkan bias
• Tidak cocok untuk penyakit/keterpaparan langka
• Diperlukan subjek penelitian yang besar
• Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat
• Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan
Studi kasus-kontrol
• Observasi atau pengukuran variabel bebas dan
variabel tergantung tidak dilakukan pada saat yang sama
• Peneliti melakukan pengukuran variabel tergantung (efek), sedangkan variabel bebas dicari secara
retrospektif (studi longitudinal)
• Subjek tidak hanya diobservasi pada satu saat tetapi diikuti selama periode yang ditentukan
• Identifikasi subjek (kasus) yang telah terkena efek, lalu ditelusuri secara retrospektif ada atau tidaknya faktor risiko
• Subjek kontrol dipilih dari populasi dengan karakteristik yang sama tapi tidak menderita penyakit (efek)
Studi Kohort
•
Kausa atau faktor risiko diidentifikasi lebih
dahulu
•
Subjek (kohort) diikuti secara prospektif selama
periode tertentu
•
Pada penelitian kohort murni, yang diamati
adalah subyek yang belum mengalami pajanan
faktor risiko yang dipelajari dan belum
mengalami efek
•
Insidens terjadinya efek pada kelompok
terpajan dan kelompok kontrol (tidak terpajan)
Studi eksperimental
•
Disebut juga sebagai Studi intervensional
•
Rancangan penelitian untuk mencari
hubungan sebab-akibat (cause-effect
relationship)
•
Dilakukan di klinik, lapangan dan
laboratorium
•
Tingkatan studi eksperimental :
•
Pra-eksperimental
•
Kuasi-eksperimental
•
Eksperimental benar (true experimental
studies) randomisasi (alokasi subjek uji
Uji Klinis (
Clinical Trial
)
Uji Klinis dapat dilakukan dengan beberapa
rancangan sebagai berikut :
•
Praintervensi-pascaintervensi dengan
kelompok kontrol alokasi intervensi
dilakukan secara random
•
Praintervensi-pascaintervensi dengan
kelompok kontrol tanpa random alokasi
•
Kontrol Historikal
Strategi Pemilihan
Desain Penelitian
•
Penelitian Eksperimental atau
Non-Eksperimental?
•
Tergantung tujuan penelitian
•
Menelusuri faktor penyebab timbulnya
penyakit baru yang penyebab dan
mekanisme terjadinya penyakit belum
diketahui :
Kombinasi antara kasus-kontrol dan
eksploratif (Explorative Case-Control
Strategi Pemilihan
Desain Penelitian
• Mengetahui prevalensi penyakit tertentu dalam suatu populasi dan menguraikan ciri-ciri penderita untuk
memperoleh informasi yang lebih mendalam agar dapat digunakan sebagai dasar untuk mengadakan penelitian yang lebih spesifik :
Penelitian deskriptif potong lintang (cross
sectional)
• Menelusuri faktor-faktor penyebab penyakit menggunakan klasifikasi yang telah ada :
kombinasi antara eksploratif dan deskriptif
Strategi Pemilihan
Desain Penelitian
•
Memberikan penjelasan fungsi organ tubuh
pada organ tubuh pada orang normal atau
menentukan batas normal, atau
membandingkan dengan penyakit lain
rancangan penelitian eksplanatori
•
Mencari adanya hubungan sebab-akibat
antara faktor risiko dengan timbulnya
penyakit
rancangan penelitian eksperimen atau
Strategi Pemilihan
Desain Penelitian
•
Penelitian di lapangan untuk
memperbaiki program pelayanan
kesehatan di masa mendatang
Penelitian Operasional (Operational
Research) :
•
Rancangan eksperimental
•
Rancangan kuasi-eksperimental
•
Bila tidak mungkin Rancangan
Eksperimen
vs
Analitik
• Penelitian Eksperimental :
• Bertujuan untuk mengetahui efektivitas atau
efisiensi obat, prosedur pengobatan, atau metode diagnostik
• Uji Klinik
• Penelitian Analitik : prospektif (kohor) atau
retrospektif (kasus-kontrol)
• Retrospektif :
• Yang diteliti merupakan penyakit yang jarang terjadi atau penyakit dengan fase laten yang lama.
• Rancangan kasus-kontrol
• Prospektif :
• Untuk membandingkan insidensi penyakit
Eksperimen
vs
Analitik
• Perbedaan :
• Peran peneliti dalam intervensi aktif dan terencana dilakukan oleh peneliti dengan mengendalikan faktor-faktor tertentu untuk mengungkapkan hubungan sebab-akibat – Eksperimental
• Persamaan :
• Kedua rancangan penelitian ini menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dan
terdapat hipotesis spesifik untuk mengungkapkan adanya hubungan sebab-akibat