• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

57 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015

KAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN

BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH

KABUPATEN ACEH TENGAH

Fira Isma1, Dr. Ir. Moch. Afifuddin, M. Eng2, Dr.Ing. Ir. T. Budi Aulia, M. Ing3

1)

Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3)

Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Abstract : This research aims to find out the existing condition of building maintenance organizing, knowing the condition of the damage and making a concept to maintain the buildings. Descriptive methods are used to describe the existing condition of the organizing and building damage, whereas SWOT and AHP methods used to obtain the optimal concept of building maintenance organizing. Through this SWOT method gained three alternative strategies should be made for optimizing the organizational, that is: to put the technical staff in the General Department, making Sub-Department of Building Maintenance, and to include the all staff for a training buildings maintenance. Alternative strategies that have been gained from the SWOT were analyzed again using AHP to determine the priority scale. After that analyzed, the result to be done by the Secretary of Aceh Tengah District for optimized the building maintenance organizing is to put the engineering staff at the General Department.

Keywords: organizing, maintenance, building

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting pengorganisasian pemeliharaan bangunan gedung, mengetahui kondisi eksisting kerusakan bangunan dan membuat konsep optimal pemeliharaan bangunan gedung. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi eksisting pengorganisasian dan kerusakan bangunan, sedangkan metode SWOT dan AHP digunakan untuk mendapatkan konsep optimal pengorganisasian pemeliharaan gedung. Melalui metode SWOT didapatkan tiga alternatif strategi yang harus dilakukan untuk pengoptimalan pengorganisasian, yaitu: menempatkan staf teknis pada Bagian Umum, membuat Sub Bagian Pemeliharaan Bangunan Gedung dan mengikutkan staf yang ada pada kegiatan pelatihan pemeliharaan bangunan gedung. Strategi alternatif yang telah didapat dari analisis SWOT dianalisis kembali menggunakan AHP untuk menentukan skala prioritas yang harus dilakukan. Setelah dilakukan perhitungan dengan AHP, skala prioritas yang harus dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tengah untuk pengorganisasian pemeliharaan bangunan gedung yang optimal adalah: menempatkan staf teknik pada Bagian Umum.

Kata kunci: pengorganisasian, pemeliharaan, bangunan gedung

PENDAHULUAN

Pengorganisasian pada pemeliharaan bangunan gedung merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pemeliharaan. Di Indonesia, pedoman pemeliharaan gedung sebagai suatu standar yang dapat dijadikan acuan sudah ditetapkan di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, namun pada kenyataannya pedoman ini cenderung tidak diterapkan

sehingga pemeliharaan bangunan gedung tidak memenuhi standar yang ditetapkan.

Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Aceh Tengah merupakan pusat perkantoran di Kabupaten Aceh Tengah. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan pada Bagian Umum Setdakab Aceh Tengah merupakan instansi yang diberi tanggung jawab dalam proses pemeliharaan gedung. Jika mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24/PRT/M/2008, masih banyak

(2)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 -58 bagian gedung yang tidak terpelihara dengan

baik. Kenyataan ini dibuktikan dengan banyaknya kerusakan komponen bangunan gedung. Hal ini berkaitan secara langsung dengan pengelolaan atau pengorganisasian dalam pemeliharaan bangunan gedung.

Berdasarkan hal di atas, maka perlu dilakukan penelitian bagaimana kondisi eksisting pengorganisasian pemeliharaan bangunan gedung dan kondisi eksisting kerusakan komponen pemeliharaan bangunan dan bagaimana konsep pengorganisasian pemeliharaan bangunan gedung yang optimal.

METODE PENELITIAN

1. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan pada penelitian ini berupa data primer dan sekunder dengan cara pengumpulan sebagai berikut:

1) Pengumpulan data primer

Data primer dikumpulkan dengan cara: a. Observasi terhadap pemeliharaan bangunan

gedung dengan mengamati

pengorganisasian yang meliputi struktur organisasi, tupoksi, fungsi, tanggung jawab dan wewenang serta tingkat kerusakan gedung dari komponen-komponen pemeliharaan gedung;

b. Wawancara tidak terstruktur kepada pengelola gedung;

c. Kuesioner tertutup.

2) Pengumpulan data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008tentang

Pedoman Pemeliharaan dan

PerawatanBangunan Gedung dan perundang-undangan/peraturan lain yang berkenaan dengan bangunan gedung, serta berbagai literatur dan kajian mengenai pemeliharaan bangunan gedung.

2. Metode Analisis

Metode yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis SWOT dan Analisis Hierarchy Analysis (AHP).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1) Kondisi eksisting pengorganisasian pemeliharaan bangunan gedung

Fungsi dari pengelola bangunan gedung Setdakab Aceh Tengah terdiri dari:

a. Sekretaris Daerah sebagai penanggung jawab utama.

b. Kegpala Bagian Umum sebagai pelaksana teknis.

c. Kasubag Rumah Tangga dan Perlengkapan sebagai pembantu pelaksana teknis.

d. Staf sebagai pelaksana kegiatan harian. Berdasarkan Peraturan Bupati Aceh Tengah Nomor 25 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural pada Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Tengah, tugas pokok Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan adalah melakukan urusan rumah tangga yang meliputi pelayanan angkutan dan perawatan kenderaan dinas, akomodasi serta ruangan, rumah jabatan serta memelihara kebersihan

(3)

59 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015 kantor dan pekarangan. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan.

Tabel berikut merupakan latar belakang pendidikan pengelola bangunan gedung Tabel 1 Latar Belakang Pendidikan Pengelola Bangunan Gedung

Jabatan Lulusan

Kabag Umum Magister Manajemen Kasubag Rumah

Tangga & Perlengkapan

Sarjana Pertanian

Staf Sarjana Ekonomi Staf DIII Teknik Elektro Staf DIII Teknik Elektro Staf DIII Kesekretariatan

Staf SMK

Staf SMA

Staf SMA

Sumber: Hasil Analisis, 2012

2) Kondisi eksisting kerusakan bangunan

Hasil observasi di lapangan, kondisi kerusakan bangunan gedung dilihat dari komponen pemeliharaan bangunan gedung dapat dijabarkan sebagai berikut :

Kondisi data kerusakan bangunan

Data kerusakan komponen bangunan yang didapat dari hasil survey pada masing-masing gedung dengan menghitung prosentase kerusakan ringan, sedang dan berat yang dilihat dari komponen struktur, arsitektur dan utilitas.

Tabel 2. Kondisi Eksisting Kerusakan Bangunan

Struktur Arsitektur Utilitas Struktur Arsitektur Utilitas Struktur Arsitektur Utilitas

Gedung A Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya

Gedung C Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Gedung D Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

Gedung E Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya

Gedung F Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak

Gedung G Tidak Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Gedung H Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya

Kerusakan ringan Kerusakan sedang Kerusakan berat Nama gedung

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Tabel 4. Prosentase kerusakan bangunan Gedung A

Bidang Komponen Rusak Ringan Satuan Volume awal Volume kerusakan Prosentase kerusakan Struktur - - -

-Arsitektur Dinding Cat terkelupas m² 1.162 31,5 2,70% Plafond Cat terkelupas m² 504 64,00 12,70% Pintu Cat terkelupas Buah 8 1 12,50% Kotor Buah 8 2 25% Jendela Cat terkelupas m² 32 7 21,9%

Kotor Buah 32 6 18,75% Lantai Kotor m² 390 20 5,13% Utilitas

Bidang Komponen Rusak Berat Satuan Volume awal Volume kerusakan Prosentase kerusakan Struktur - - - -Arsitektur - - - -Utilitas 100% 33,30%

Kamar mandi tidak berfungsi Unit 1 1 Kloset Kotor Buah 3 1

(4)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 60 3) Kondisi Pengorganisasian Pemeliharaan

Bangunan Gedung

Gambaran kondisi pengorganisasian pemeliharaan bangunan gedung didapat dari

hasil kuesioner yang diberikan kepada pengelola bangunan gedung, seperti terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Kondisi Pengorganisasian Pemeliharaan Bangunan Gedung

1 Struktur organis as i untuk pemeliharaan bangunan gedung s udah repres entatif terhadap kegiatan pemeliharaan bangunan gedung.

0 8 8 0% 100%

2 Tugas Pokok dan Fungs i untuk kegiatan pemeliharaan bangunan gedung s udah menjabarkan kegiatan pemeliharaan bangunan gedung.

0 8 8 0% 100%

3 Jumlah pegawai yang bertugas untuk pemeliharaan bangunan gedung s udah cukup.

3 5 8 37,5% 62,5%

4 Pegawai yang bertugas untuk

pemeliharaan bangunan gedung berlatar belakang pendidikan teknis

3 5 8 37,5% 62,5%

5 Ada s taf teknis s ebagai s alah s atu uns ur organis as i yang diandalkan dalam pemeliharaan bangunan gedung

2 6 8 25,0% 75,0%

6 Setiap pegawai yang bertugas s udah jelas tugas dan fungs inya terhadap pemeliharaan bangunan gedung

3 5 8 37,5% 62,5%

7 Kompetens i pegawai yang bertugas dalam bidang pengelolaan bangunan gedung s udah baik

3 5 8 37,5% 62,5%

8 Pengelola kegiatan pemeliharaan bangunan gedung mempunyai wewenang yang berpengaruh dalam merealis as ikan us ulan program

0 8 8 0% 100%

9 Sumber daya pengelola kegiatan pemeliharaan bangunan gedung mampu melakukan penilaian kondis i bangunan s ehingga dapat menentukan s trategi pemeliharaan

1 7 8 12,5% 87,5%

10 Perlu s umber daya dari ins tans i lain dalam melakukan penilaian kondis i bangunan s ehingga dapat menentukan s trategi pemeliharaan

0 8 8 0% 100%

11 Pengelola kegiatan pemeliharaan bangunan gedung pernah mengikuti pelatihan pemeliharaan bangunan gedung

8 0 8 100% 0% Persentase Tidak Ya No. Pertanyaan Frekuensi jawaban

Tidak Ya Total

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Tabel 5. Prosentase kerusakan bangunan Gedung C

Bidang Komponen Rusak Ringan Satuan Volume awal Volume kerusakan Prosentase kerusakan Struktur - - -

-Arsitektur Lantai Retak m² 372 0,25 0,067%

Utilitas - - -

(5)

61- Volume 4, No. 3, Agustus 2015

Tabel 6. Prosentase kerusakan bangunan Gedung D

Bidang Komponen Rusak Ringan Satuan Volume awal Volume kerusakan Prosentase kerusakan Struktur - - -

-Arsitektur Dinding Cat terkelupas m² 865 28 3,24%

Utilitas - - -

-Bidang Komponen Rusak Sedang Satuan Volume awal Volume kerusakan Prosentase kerusakan Struktur - - -

-Plafond Cat terkelupas m² 444 6 1,35% Arsitektur Lantai Kotor m² 432 4 0,93%

Utilitas - - -

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Tabel 7.Prosentase kerusakan bangunan Gedung E

Bidang Komponen Rusak Ringan Satuan Volume awal Volume kerusakan Prosentase kerusakan Struktur - - -

-Arsitektur Dinding Cat terkelupas m² 1.680 24 1,430%

Plafond Cat terkelupas m² 484 3 0,62%

Atap Cat terkelupas m² 528 2 0,38%

Utilitas Kloset Kotor Buah 4 1 12,50%

Bak Kotor Buah 4 1 12,50%

Bidang Komponen Rusak Berat Satuan Volume awal Volume kerusakan Prosentase kerusakan Struktur - - - -Arsitektur - - -

-Utilitas Kamar mandi tidak berfungsi Unit 1 1 100%

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Tabel 8.Prosentase kerusakan bangunan Gedung F

Bidang Komponen Rusak Ringan Satuan Volume awal Volume kerusakan Prosentase kerusakan Struktur - - -

-Arsitektur Dinding Cat terkelupas m² 882 3,5 0,4%

Pintu Cat terkelupas Buah 5 1 20%

Utilitas Kloset Kotor Unit 2 1 50%

Bak Kotor Unit 2 1 50%

Lampu Tidak terpasang Titik 14 1 7,14%

Bidang Komponen Rusak Berat Satuan Volume awal Volume kerusakan Prosentase kerusakan Struktur - - - -Arsitektur - - -

-Utilitas Kamar mandi tidak berfungsi Unit 2 1 50%

(6)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 62 Tabel 9.Prosentase kerusakan bangunan Gedung G

Bidang Komponen Rusak Ringan Satuan Volume awal Volume kerusakan Prosentase kerusakan Struktur - - -

-Arsitektur Dinding Cat terkelupas m² 168 6 3,6%

Pintu Rusak Buah 1 1 100%

Lantai Kotor m² 42 1 2,4%

Plafond Cat terkelupas m² 49 3 6,1%

Utilitas Tempat wudhuk Berlumut m² 6 1 16,70%

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Tabel 10.Prosentase kerusakan bangunan Gedung H

Bidang Komponen Rusak Ringan Satuan Volume awal Volume kerusakan Prosentase kerusakan Struktur - - -

-Arsitektur Dinding Cat terkelupas m² 2.058 6 0,3%

Pintu Cat terkelupas Buah 16 2 12,5%

Lantai Pecah m² 1.036 8 0,80%

Kotor m² 1.036 4 0,39%

Plafond Rusak/jebol m² 1.036 6 0,6%

Utilitas Kamar mandi Kotor Unit 4 1 25%

Lampu Tidak terpasang Titik 76 6 7,90%

Bidang Komponen Rusak Sedang Satuan Volume awal Volume kerusakan Prosentase kerusakan Struktur - - - -Arsitektur - - -

-Utilitas Urinoir Tidak berfungsi Buah 4 4 100% Sumber: Hasil Analisis, 2012

Tahap analisis

Analisis pada tahap ini menggunakan matrik SWOT untuk menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi instansi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT.

Berdasarkan tujuan penelitian untuk mengembangkan konsep pengorganisasian manajemen pemeliharaan bangunan gedung

yang optimal, maka alternatif strategi yang didapatkan dari matrik SWOT adalah:

1. Menempatkan staf teknis pada Bagian Umum;

2. Staf yang ada diikutkan pelatihan pemeliharaan bangunan gedung;

3. Membuat Sub Bagian tersendiri untuk pekerjaan pemeliharaan bangunan gedung di bawah Bagian Umum.

(7)

63 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015 Tabel 11. Matrik SWOT

Strengths Weak nesses

IFAS 1. Kerus akan bangunan dalam klas ifikas i rus ak ringan

1. Tidak adanya SOP pemeliharaan bangunan gedung

2. Tenaga kerja cukup terampil, dan berpengalaman.

2. Tidak adanya s taf teknis pada Bagian Umum

3. Pengelola kegiatan pemeliharaan mempunyai

wewenang dalam

merealis as ikan us ulan program

3. Struktur organis as i kegiatan pemeliharaan tidak repres entatif terhadap kegiatan pemeliharaan

4. Lingkup pekerjaan terlalu banyak

EFAS

4. Kegiatan pemeliharaan terjadwal dengan baik

5. Pengelola tidak pernah mengikuti pelatihan pemeliharaan bangunan

Opportunities

1. Adanyan kerjas ama dengan Dinas PU dan kons ultan perencana untuk kegiatan pemeliharaan bangunan.

1. Prioritas perbaikan pada komponen bangunan yang rus ak.

1. Membuat SOP pemeliharaan bangunan mencakup s truktur organis as i bes erta fungs i, tanggung jawab dan wewenangnya dengan s umber Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 24/PRT/2008

2. Adanya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24/PRT/2008

2. Memanfaatkan wewenang pengelola dalam merealis as ikan us ulan program berdas arkan prioritas pekerjaan

pemeliharaan

2. Menempatkan s taf teknis pada Bagian Umum dengan latar pendidikan minimal S1 Teknik Sipil atau ars itektur untuk kegiatan pemeliharaan

3. Membuat s ub bagian pemeliharaan ters endiri

3. Banyaknya pegawai dengan latar belakang pendidikan teknis di Pemkab Aceh Tengah

3. Optimalis as i pemeliharaan berdas arkan Permen PU No. 24/PRT/2008 dengan s taf teknis internal dan bekerjas ama dengan Dinas PU

4. Mengikuti pelatihan pemeliharaan bangunan bagi s taf yang ada.

Threats

1. Sulitnya dis tribus i air bers ih dari PDAM Tirta Tawar.

1. Menggunakan wewenang pengelola untuk pengalokas ian dana pemeliharaan bangunan berdas arkan kemampuan keuangan pemerintah

1. Melaks anakan kegiatan

pemeliharaan berdas arkan SOP dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24/PRT/2008 yang meliputi batas an organis as i s erta fungs i, tanggung jawab dan wewenang 2. Alokas i dana pemeliharaan

tidak mencukupi

2. Bekerjas ama dengan PDAM untuk efektivitas kegiatan pemeliharaan bangunan

2. Staf teknis s ecara ketat mengawas i pekerjaan rekanan dalam kegiatan pemeliharaan

3. Kemampuan keuangan pemerintah tidak cukup tinggi untuk memenuhi

kebutuhan dana

pemeliharaan bangunan

3. Mengontrol pekerjaan rekanan dalam kegiatan pemeliharaan bangunan dengan ketat untuk keterjaminan mutu

4. Mutu pekerjaan dari kegiatan pemeliharaan bangunan oleh rekanan Sumber: Hasil Analisis, 2012

Dari ketiga alternatif diatas, untuk mendapatkan alternatif yang paling optimal, maka dilakukan analisis AHP. Kriteria untuk mencapai tujuan pengorganisasian pemeliharaan bangunan gedung yang optimal adalah latar belakang pendidikan (kriteria 1), fungsi, tanggung jawab dan kewajiban (kriteria 2), pembiayaan (kriteria 3) dan kemampuan

personal (kriteria 4). Pembobotan hirarki yang tersusundengan hasil sebagai berikut:

Berdasarkan diagram di atas, setelah dilakukan perhitungan matematis, didapatkan bobot akhir pemilihan alternatif. Adapun bobot dimaksud adalah:

1. Alternatif 1 = 1,881 2. Alternatif 2 = 1,296 3. Alternatif 3 = 0,825

(8)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 64 Alternatif terpilih adalah alternatif 1, yaitu

menempatkan staf teknis pada Bagian Umum.

Berikut adalah konsep pengorganisasian pemeliharaan bangunan gedung yang optimal.

No. Kondis i e ks is ting Kondis i yang dire kome ndas ikan

1 Struktur organisasi tidak representatif terhadap kegiatan pemeliharaan bangunan gedung

Pada struktur organisasi sekurang-kurangnya harus ada Bagian Teknik yang khusus menangani pekerjaan pemeliharaan bangunan.

2 Tupoksi tidak representatif terhadap kegiatan pemeliharaan bangunan gedung

Revisi terhadap tupoksi yang ada dengan memasukkan kegiatan pemeliharaan bangunan sebagai salah satu kegiatan utama

3 Tidak ada staf teknis sebagai pengelola bangunan gedung

Direkomendasikan kepada Badan Kepegawaian Daerah dan Pemkab Aceh Tengah agar menempatkan staf teknik pada Bagian Umum untuk kegiatan

pemeliharaan, khususnya pada Bagian Teknik

4 Tidak ada SOP pekerjaan pemeliharaan bangunan gedung

SOP pemeliharaan bangunan dibuat dengan mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 24/PRT/M/2008, karena peraturan ini dibuat bertujuan sebagai acuan Pemerintah Daerah dalam kegiatan pemeliharaan bangunan

5 Item pekerjaan pada Bagian Umum terlalu banyak

Perlu dibatasi pekerjaan umum bagi pengelola, khususnya Bagian Teknik agar fokus pada pekerjaan pemeliharaan 6 Pengelola tidak pernah mendapatkan

pelatihan pemeliharaan bangunan gedung

Staf yang ada perlu diikutkan pada pelatihan pemeliharaan bangunan, baik yang

dilaksanakan oleh pemerintah maupun yang dilaksanakan oleh akademisi. Hal ini dapat menambah wawasan pengelola bangunan gedung.

7 Banyaknya kerusakan komponen

bangunan Kerusakan bangunan dengan klasifikasi ringan agar segera diperbaiki agar tidak menjadi semakin berat. Kerusakan dengan klasifikasi berat agar diprioritaskan perbaikannya dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang matang agar tidak terjadi lagi kerusakan yang tidak diinginkan.

(9)
(10)

65 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam pelaksanaannya, manajemen pemeliharaan bangunan gedung berjalan tanpa adanya SOP sebagai acuan sehingga kegiatan pemeliharaan bangunan gedung tidak berjalan sebagimana mestinya. Tidak terdapat staf teknis untuk kegiatan pemeliharaan pada struktur organisasi Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan. Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) untuk Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan tidak memperlihatkan secara jelas adanya kegiatan pemeliharaan bangunan gedung.

2. Kerusakan bangunan rata-rata berada pada klasifikasi rusak ringan pada komponen arsitektur dengan prosentase rata-rata kerusakan sebesar 36%. Kerusakan ringan pada komponen utilitas terdapat pada kamar mandi yaitu kotornya kloset dan bak mandi serta tidak terpasangnya beberapa titik lampu beberapa ruang pada gedung. Kerusakan berat pada komponen bangunan terdapat pada beberapa kamar mandi yang tidak dapat difungsikan.

3. Skala prioritas dalam pengorganisasian manajemen pemeliharaan bangunan gedung yang optimal yaitu menempatkan staf teknis pada Bagian Umum Setdakab Aceh Tengah.

Saran

1. Untuk keperluan pekerjaan pemeliharaan bangunan gedung, diperlukan SOP sebagai acuan sehingga kegiatan pemeliharaan bangunan gedung dapat berjalan dengan baik. Selain itu,perlu perbaikan pada struktur organisasi dan revisi pada tupoksi sehingga pekerjaan pemeliharaan dapat diketahui secara rinci.

2. Agar kerusakan yang terjadi pada komponen bangunan tidak semakin berat, perlu kiranya Pemkab Aceh Tengah memprioritaskan perbaikan komponen bangunan yang rusak. Untuk kerusakan kamar mandi dengan klasifikasi rusak berat agar segera diperbaiki sehingga dapat digunakan kembali.

3. Perlu dilakukan kajian manajemen pengelola pemeliharaan kantor dari bangunan pemerintah yang lain yang ada di Kabupaten Aceh Tengah, baik dari segi pengorganisasian, sumber daya manusia maupun metode yang dipakai dalam pemeliharaan bangunan gedung, sehingga didapat perbandingan antara manajemen pemeliharaan bangunan Setdakab Aceh Tengah dengan kantor lainnya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Kementerian Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan. Jakarta

(11)

Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 66 Mulyandari, H dan R. A. Saputra. 2010.

Pemeliharaan Bangunan: Basic Skill Facility Management. Penerbit Andi. Yogyakarta. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Cetakan ke 13. Ghalia Indonesia. Jakarta

Oktaviana, Anna. 2008. Evaluasi rancangan toilet dari aspek pemeliharaan rutin pada gedung kampus. Kalimantan scientiae No. 71 Th. XXVI Vol. April 2008. Hal. 1-17. (diakses pada 21 Maret 2012)

Rangkuti, F. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan ke 15. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 13. Alfabeta. Bandung.

Suryadi dan Ramdhani. 2002. Sistem pendukung keputusan. Cetakan ke 3. Rosda. Bandung

Usman, K & Winandi, R. 2009. Kajian manajemen pemeliharaan gedung (building maintenance) di Universitas Lampung, J. Sipil dan Perencanaan. Vol. 13 No. 2. Hal. 158-166. Tersedia di http://ft-sipil.unila.ac.id (diakses pada 19 Maret 2012)

Gambar

Tabel 2. Kondisi Eksisting Kerusakan Bangunan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengembangan kemampuan kognitif yang dilihat dari indikator pengembangan Auditory, pengembangan visual,

Hasil keragaan aktivitas fagositik (PA) dan indeks fagositik (lP) dari benih ikan kerapu lumpur dengan perlakuan imunostimulan bakterin, terlihat bahwa besamya nilai

Telah dilakukan pengujian sterilitas dan penetapan kadar terhadap sediaan tetes mata dengan bahan aktif Klorarnfenikol yang disterilkan dengan steamer pada suhu

______ murid dapat mencapai objektif yang ditetapkan dan ______ murid yang tidak mencapai objektif akan diberi bimbingan khas dalam sesi akan datang... PdP ditunda.

LAMPIRAN XIIIa PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2011.. TANGGAL 17

AppID 5f7b5f1e01b83767 (Quick Acces) terdapat perbedaan jumlah data dimana sebelum dihapus memiliki aliran data sejumlah 11 (sebelas) LNK File, sedangkan pada

Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi konsentrasi enzim papain pada pH 5,5 dan pH 7,0 memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar lemak, kadar

Sambil menunggu koordinasi penelitian prevalensi SBIL di Indonesia, maka hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam menyusun asumsi penelitian epidemiologi S B L di