• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO JURNAL"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK

KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN

KOTA GORONTALO

JURNAL

OLEH

ELSAWATI NIM. 153 410 073

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(2)
(3)

3

ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO

KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO

ELSAWATI

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo

Abd. Hamid Isa, Irvin Novita Arifin ABSTRAK

ELSAWATI, 2014. Analisis Perkembangan Kemampuan Kognitif Pada Anak Kelompok B TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hamid Isa, M.Pd dan Pembimbing II Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan kemampuan kognitif pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kota Selatan Kota Gorontalo. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan kemampuan kognitif pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orangtua dan guru yaitu menstimulasi anak sejak usia dini agar pengembangan kemampuan kognitif anak dapat berkembang dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengembangan kemampuan kognitif yang dilihat dari indikator pengembangan Auditory, pengembangan visual, pengembangan taktil, pengembangan sains permulaan dapat disimpulkan bahwa pengembangan kemampuan kognitif pada anak kelompok B TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo masuk pada kategori baik. Kata Kunci: Kemampuan Kognitif, Anak

Elsawati, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Abd Hamid Isa M.Pd, Dosen Jurusan PLS Universitas Negeli Gorontalo, Irvin Novita Arifin S.Pd, M.Pd Dosen Jurusan Universitas Negeri Gorontalo

(4)

4 Perkembangan kognitif pada anak usia dini merupakan aspek yang sangatlah penting untuk dikembangkan. Dimana dengan kemampuan kognitif, anak akan mampu mengeksplorasikan keadaan sekitarnya melalui pancaindera sehingga dengan pengetahuan yang telah diterima akan membantu anak untuk melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia utuh di masa mendatang, (Susanto, 2011:48). Dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh anak, anak akan mampu mengenal, membedakan, membandingkan serta merasakan dengan baik apa-apa yang telah dilihatnya, apa-apa yang ada disekitarnya dan apa-apa yang ada di lingkungannya.

Mengembangkan kemampuan kognitif anak di atas tak lepas dari peran orang tua dan guru. Sebagai tempat pendidikan yang pertama dan utama tentunya orang tua harus selalu membimbing dan menuntun anak dalam tumbuh kembang anaknya. Ketika anak mulai memberikan pertanyaan yang tak pernah putus mengenai apa-apa yang dilihat dan dirasakannya maka sebagai orang tua harus siap dan mampu memberikan jawaban yang tidak merugikan anaknya sendiri. Kekeliruan orang tua dalam memberikan jawaban akan berdampak besar bagi anak di masa mendatang. Hal ini disebabkan karena anak akan mengingat dengan baik apa yang telah didengar dan dilihatnya pada usia tersebut

Kenyataan yang ada dilapangan masih banyak ditemukan anak usia TK yang mengalami permasalahan dalam kemampuan kognitifnya khususnya anak kelompok B. Permasalahan tersebut meliputi pengembangan auditory yang berhubungan dengan kemampuan anak dalam mendengarkan cerita dengan baik, pengembangan kemampuan visual anak yang meliputi penglihatan, pengamatan, perhatian, tanggapan, dan persepsi anak terhadap lingkungan di sekitar anak pun masih terbilang rendah yaitu dimana anak dalam membedakan dan membuat kesimpulan terhadap apa yang telah diterimanya masih belum baik, kemudian pengembangan taktil yang meliputi perkembangan anak dalam membedakan tekstur yang melibatkan indera peraba. Dalam hal ini untuk membedakan antara tekstur benda yang halus dan kasar anak masih perlu pengajaran yang lebih agar dapat menerimanya dengan baik serta pengembangan sains permulaan yang melibatkan eksperimen atau percobaan pun

(5)

5 masih belum baik. Beberapa permasalahan tersebut masih banyak terlihat di beberapa tempat dan tentunya hal tersebut sangat memprihatinkan karena yang seharusnya anak usia kelompok B telah mampu melewatinya dengan baik namun pada kenyataannya belum berjalan sesuai dengan harapan. Keadaan yang sama ditemukan di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota Selatan Kabupaten Gorontalo. Setelah peneliti melakukan observasi di TK tersebut ditemukan bahwa dari presentase jumlah anak kelompok B yaitu 30 anak masih terdapat 9 anak yang mengalami permasalahan terhadap perkembangan kemampuan kognitifnya tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat dikemukakan identifikasi masalah: 1. Terdapat 9 anak dari 30 anak yang ada di kelompok B TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo yang kemampuan kognitifnya masih rendah.. 2. Masih kurangnya pemberian stimulus dalam mengembangkan kemampuan kognitif pada anak,

Rumusan permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini adalah: Bagaimanakah Pengembangan Kemampuan Kognitif Pada Anak Kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota Selatan Kota Gorontalo?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan kemampuan kognitif pada anak Kelompok B Di Tk Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota Selatan Kota Gorontalo. Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan mampu menjadi sumbangsih pemikiran serta menambah wawasan bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bermanfaat bagi pendidik serta orang tua khususnya mengenai pengembangan kemampuan kognitif anak pada kelompok B. Secara Praktis yaitu: 1. Bagi pendidik diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan yang sangat berharga dan besar mengenai pengembangan kemampuan kognitif anak pada kelompok B. 2. Bagi Orang Tua diharapkan dapat memeberikan pemahaman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan kognitif anak sehingga nantinya orang tua akan lebih memberikan perhatian, dukungan, dan selalu memeberikan stimulus yang baik untuk membantu anak dalam pengembangan

(6)

6 kemampuan kognitifnya. 3. Bagi Peneliti penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengembangkan potensi penulisan karya tulis ilmiah dalam memberikan informasi mengenai pengembangan kemmampuan kognitif anak pada kelompok B.

1. Pengertian Anak Usia Dini

Fadlilah dalam bukunya (2012, 18) menyebutkan bahwa dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. Menurut Mansur (2005: 88) anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.

Dari uraian di atas peneliti dapat dikembangkan bahwa anak usia dini adalah rentang usia 0-6 tahun, yang masih membutuhkan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga diberikan stimulus yang sangat tepat agar tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Pemberian stimulasi tersebut

harus diberikan melalui lingungan keluarga, PAUD jalur non formal seperti tempat penitipan anak (TPA) atau kelompok bermain (KB) dan PAUD jalur formal seperti TK dan RA.

2. Karakteristik Anak Usia Dini

Menurut Aisyah, dkk (2010: 1.4-1.9) karakteristik anak usia dini antara lain; 1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar, 2. Merupakan pribadi yang unik, 3. Suka berfantasi dan berimajinasi, 4. Masa paling potensial untuk belajar, 5. Menunjukkan sikap egosentris, 6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, 7. Sebagai bagian dari makhluk sosial. Sedangkan Menurut Syamsur Mocthar (Syamsiyatun , 2012) mengungkapkan tentang karakteristik anak usia dini adalah sebagai berikut: 1. Gerakan lebih terkontrol, 2. Perkembangan bahasa sudah cukup baik , 3. Dapat bermain dan berkawan, 4. Peka terhadap situasi sosial, 5. Mengetahui perbedaan kelamin dan status, 6. Dapat berhitung 1-10.

(7)

7 Berdasarkan karakteristik yang telah disampaikan maka dapat diketahui bahwa anak usia 5-6 tahun (kelompok B), mereka dapat melakukan gerakan yang terkoordinasi, perkembangan bahasa sudah cukup baik, dapat berhitung, mampu berinteraksi sosial, anak usia dini suka berimajinasi dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dari beberapa karakteristik yang dimiliki anak, maka pengembangan kemampuan kognitif anak terstimulus dengan baik.

3. Pengertian Kemampuan Kognitif

Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang penting untuk di kembangkan pada anak usia dini. Menurut Fadlilah (2012: 102) kognitif adalah tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi. Menurut Sujiono (2004: 1.2), kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.

Dari uraian di atas, dapat dikembangkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga diperlukan stimulasi yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Pendapat para ahli dapat disimpulkan kognitif adalah anak yang mampu mengembangkan pikiranya melalui pengalama-pangalaman yang dialami dan mampu melatih ingatanya melalui peristiwa eksperimen atau percobaan yang didapatkan. Dan kognitif juga memiliki ciri-ciri: yaitu berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, dan berpikir terperinci.

4. Ciri-Ciri Perkembangan Kognitif

Menurut William, (Sujiono, dkk,2007: 1.20) memberikan gambaran tentang ciri-ciri perilaku kogntif adalah: 1. Berpikir lancar,yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan dan arus pemkiran yang lancar, 2. Berpikir luwes, yaitu menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam mampu mengubah cara atau pendekatan dan arah pemikiran yang berbeda-beda, 3. Berpikir orisinal, yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim atau lain dari yang lain yang jarang diberikan kebanyakan orang lain, 4. Berpikir terperinci (elaborasi), yaitu mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan, memperinci detail-detail dan memperluas

(8)

8 suatu gagasan. Sedangkan menurut Fadlillah, (2012: 201), ciri-ciri kognitif antara lain sebagai berikut: 1. Dalam proses pembelajaran lebih menghendaki dengan pengertian dari pada hafalan, hukuman, dan ganjaran (raward). 2. Pembelajaran lebih menggunakan insight untuk pemecahan masalah.

Berdasarkan teori di atas mengenai ciri-ciri kognitif pada anak dapat ditarik kesimpulan bersifat spontan atau berpikir cepat ketika diberikan pertanyaan mereka langsung menjawab karana apa yang ada di dalam pikiran langsung dikeluarkan. 5. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget dalam Suyadi, (2010: 87), merinci tahap-tahap perkembangan kognitif pada anak usia dini menjadi tiga tahap, yaitu tahap sensorimotor, pra operasional, dan tahap operasional, dilihat dari ketiga tahap yang menjadi sasaran peneliti adalah pada rentang usia 5-6 tahun atau masuk pada tahap pra operasional. 6. Metode Perkembangan Kemampuan Kognitif

Strategi yang dapat dilakukan untuk perkembangan kognitif anak yaitu dengan metode pembelajaran yang dapat membangun pengetahuan, diantaranya: Sujiono, dkk., (2007:5.14): 1. Metode Praktek Langsung, 2. Metode Cerita atau Dongeng, 3. Metode Tanya Jawab, 4. Metode Proyek, 5. Metode Bermain Peran, 6. Metode Demonstrasi. Sedangkan Menurut Depdiknas (Sefi: 2012), metode yang digunakan oleh guru adalah salah satu kunci pokok keberhasilan suatu kegiatan belajar. Pemilihan metode yang akan digunakan harus relevan dengan tujuan penguasaan konsep, transisi, dan lambang dengan berbagai variasi materi, media dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan.

Dari penjelasan di atas dapat dikembangkan beberapa metode yang dapat diterapkan untuk pengembangan kemampuan kognitif antara lain metode tanya jawab, pemberian tugas, metode bermain, metode bercakap-cakap, metode demonstrasi. Semua metode tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak, sehingga anak mampu mengembangkan kemampuan kognitif yang didapatkan sejak usia dini.

(9)

9

7. Klasifikasi Pengembangan Kognitif

Menurut Susanto (2012: 60.63), klasifikasi pengembangan kognitif dilakukan dengan maksud untuk mempermudah guru dan orang dewasa lainnya dalam menstimulasi kemampuan kognitif anak, sehingga akan tercapai optimalisasi potensi pada masing-masing anak. Adapun tujuan dari pengembangan kognitif pada anak usia dini ialah untuk mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan auditory, visual, taktil, kinestetik, aritmatika, geometri, dan sains permulaan. Pengembangan kognitif memiliki peran yang sangat penting dalam membantu meletakkan dasar kemampuan dan pembentukan karakter anak dikehidupan kelak, oleh sebab itu sebaiknya kognitif anak harus sering dan selalu diasah oleh bermacam-macam kegiatan yang dapat mengembangkan kognitif anak secara optimal. Kegiatan pembelajaran yang diberikan pada anak di TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro harus sesuai dengan karakteristik dan umur anak agar materi yang disampakan mudah dipahami oleh anak. kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada anak kelompok B TK Negeri Pembina dalam pengembangan kognitif berfokus pada penelitian tentang pengembangan kemampuan auditory, kemampuan visual, kemampuan taktil, kemampuan sains permulaan.

Kemampuan auditory mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Menurut Kanguut (2012), anak yang mempunyai cara belajar auditory dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Pembelajaran auditory di TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro sudah dilaksanakan, namun ada beberapa anak yang masih lambat dalam mengigatnya, hal ini terlihat ketika guru melakukan pembelajaran dan melihat respon anak yang diberikan. Sedangkan pengembangan visual, Menurut Elthifa (2013), visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Sedangkan Pengembangan kemampuan taktil berhubungan dengan pengembangan tekstur (indra peraba). Pembelajaran sains yang dilakukan pada anak kelompok B dapat membantu anak dalam mengembangkan kemampuan kognitif. Menurut Juwita (Yulianti, 2010:42), sains adalah produk dan proses. Sebagai produk, sains merupakan batang

(10)

10 tumbuh pengetahuan yang terorganisir dengan baik mengenai dunia fisik dan alami. Sebagai proses, sains merupakan kegiatan menelusuri, mengamati dan melakukan percobaan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi penelitian di TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang analisis pengembangan kemampuan kognitif pada anak kelompok B. Adapun subjek yang diteliti adalah guru dan orang tua. Penelitian ini menggunakan jenis dan pendekatan kualitatif deskriptif. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengamat yang terlibat langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengumpulkan data agar lebih akurat. Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif deskriptif yakni gambaran suasana di dalam kelas saat anak sedang melakukan proses pembelajaran. Analisis pengembangan kemampuan kognitif pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Sumber data primer yaitu guru, orang tua dan anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. 2. Sumber data sekunder yaitu buku, referensi yang dapat menunjang sumber data primer. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini berupa, observasi, wawancara dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Yang mana analisis datanya dilakukan dengan secara non statistik, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan data yang diperoleh dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan dalam kategori-kategori untuk memperoleh kesimpulan. Sedangkan Pengecekan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tiga kriteria yakni kredibilitas, kepastian, dan kebergantungan. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengadakan observasi awal untuk mengamati realitas yang terjadi di lapangan serta permasalahan yang terjadi terkait dengan Analisis pengembangan kemampuan

(11)

11 kognitif anak pada kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. 2. Menyiapkan panduan wawancara yang dibuat tidak berstruktur dengan mengacu pada hasil observasi sebelumnya, 3. Mengadakan wawancara dengan penelitian secara berulang-ulang sampai mendapatkan data yang tepat dan akurat, 4. Mendapatkan perifikasi terhadap data yang terkumpul sebagai hasil dari wawancara, 5. Mengadakan trianggulasi atau pengecekan keabsahan data untuk memperoleh data yang akurat, 6. Mengadakan simpulan terhadap hal-hal yang teramati di lapangan selama penelitian, 7. Membuat laporan akhir penelitian.

HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa pengembangan kemampuan kognitif pada anak kelompok B masuk pada kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui pengembangan kemampuan auditory dengan beberapa tahap penilaian yaitu anak kelompok B dapat mengetahui asal suara hal ini berjalan sesuai yang diharapka, sesuai dengan hasil pengamatan yang kedua anak kelompok B sudah mampu mendengarkan bunyi yang ditanyakan oleh guru, selanjutnya dengan hasil pengamatan yang ketiga pada anak kelompok B sudah mampu mengikuti perintah lisan yang ditanyakan oleh guru. Sesuai dengan hasil wawancara dengan orang tua, anak sudah mampu merespon pertanyaan yang di lontarkan, selanjutnya wawancara bersama guru dan orang tuaberperan aktif dalam melatih anak menulis namanya sendiri berjalan sesuai yang diharapkan. Sedangkan hasil wawancara bersama ibu guru melalui pengembangan taktil guru memperkenalkan anak melalui perbedaan tebal-tipis, panjang-pendek hal ini terlihat anak sudah mampu membedakan, selanjutnya dalam upaya membimbing anak melakukan percobaan sederhana guru terlibat langsung hal ini terlihat bahwa anak sudah mampu melakukanya sendiri.

PEMBAHASAN

(12)

12 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengembangan kemampuan auditory sudah dilaksanakan dengan baik. Orang tua dan guru berperan penting dalam pengembangan kemampuan auditory pada anak. Auditory merupakan kemampuan yang berhubungan dengan bunyi atau indera pendengar anak. Pembelajaran diawali dengan penentuan tema, subtema agar guru mudah memberikan pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan pada anak kelompok B dalam pengembangan kemampuan auditory media yang digunakan masih sederhana yaitu guru memanfaatkan barang bekas sebagai media.

2. Pengembangan Kemampuan Visual Anak Usia Dini

Sesuai dengan hasil penelitian bahwa kemampuan visual yaitu kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya imajinasi secara tepat. Orang tua dan guru berperan penting dalam pengembangan kemampuan visual anak, dari hasil wawancara dengan orang tua tentang pengenalan benda-benda dilingkungan sekitar orang tua harus berperan aktif dalam pengembangan kognitif anak. Anak lebih banyak menghabiskan waktu bermain dirumah. Hal ini tidak lepas penting dari peran guru dalam pengembangan kognitif anak, guru menambahkan apa yang dipelajari anak dirumah, pembelajaran ini diawali dengan penetuan tema dan subtema.

Upaya guru dalam pengembangan kemampuan visual yaitu guru terlibat langsung dalam mengenalkan nama anak, guru menulis nama anak dilembar pekerjaan sesudah itu guru menanyakan satu persatu huruf alphabet pada anak, dan pembelajaran dilakukan secara berulang-ulang sampai anak mampu mengenal namanya sendiri melalui tulisan. Sedangkan pengenalan benda-benda yang ada dilingkungan sekitar, guru melihat hari ini tema apa yang digunakan dalam pembelajaran, guru langsung menyediakan media yang mudah dipahami atau mudah dimengerti, biasanya guru langsung menunjukkan gambar yang ada (kongkrit).

(13)

13 Berdasarkan hasil penelitan yang diperoleh pengembangan kemampuan taktil sudah dilaksanakan dengan baik. Guru berperan aktif dalam pengembangan kemampuan taktil, hal ini diawali dengan penetuan tema dan subtema untuk mempermuadah proses pembelajaran yang diterapkan pada anak usia dini. Guru memperkenalkan anak dalam berbagai tekstur seperti tebal-tipis, contohnya guru menyuruh anak memegang pengaris dan pensil, dan guru mengenalkan anak mengenai panas-dingin, cara guru mengajarkan anak dalam pengenalan tekstur yaitu guru menyediakan air dingin dan air panas, anak terlibat langsung dalam pembelajaran tersebut.

2. Pengembangan Kemampuan Sains Permulaan Anak Usia Dini

Sesuai dengan hasil penelitian dalam pengembangan kemampuan sains permulaan yang dilakukan peneliti dilapangan bahwa dalam pengembangan kemampuan sains awal pada anak kelompok B TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro sudah diperhatikan atau dapat dikatakan sudah dapat dilakukan oleh guru secara efektif. Pembelajaran sains permulaan yang dilakukan di TK harus menyenangkan dan secara dinamis, yang mana anak terlibat langsung dalam percobaan yang dilakukan. Agar anak lebih mudah belajar sains guru harus kreatif dalam melakukan pembelajaran, belajar sains lebih mudah dipahami melalui bermain.

Menurut Yulianti (2010: 25) bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia Taman Kanak-Kanak. Untuk itu dalam memberikan pendidikan pada anak usia dini harus dilakukan dalam situasi yang menyenangkan sehingga anak tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. Selain itu menyenangkan, metode, materi dan media yang digunakan harus menarik perhatian serta mudah diikuti sehingga anak termotivasi untuk belajar. Dalam pembelajaran ini guru terlibat langsung, namun ada beberapa anak yang masih lambat dalam melakukan eksperimen atau pencampuran warna, hal ini disebabkan anak takut mengambil tindakan atau beberapa anak takut melakukan tindakan yang salah. Dengan kesabaran guru menghadapi hambatan anak guru menjelaskan bahwa

(14)

14 pencampuran warna tersebut tidak berbahaya. Upaya guru dalam pengembangan kemampuan sains permulaan yaitu melalui pembiasaan sehari-hari sesuai dengan tema atau subtema yang dipelajari.

SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pengembangan kemampuan kognitif pada anak kelompok B TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo masuk kategori baik, hal ini terlihat dari hasil wawancara pada setiap indikator. Pada indikator pengembangan

auditory diketahui bahwa pengembangan anak berbeda-beda ada yang cepat

menerima dan ada yang lambat menerima, pembelajaran ini melibatkan kerja sama antar pihak orang tua dan guru. Pada indikatorpengembangan visual diketahui bahwa pengembangan anak baik namun cara pembelajarannya berbeda-beda. Pada indikator pengembangan taktil diketahui bahwa pengembangan anak baik, pembelajaranya melalui pengenalan benda-benda yang ada disekitar ruangan kelas. Pada indikator pengembangan sains permulaan diketahui bahwa pengembangan tersebut baik, guru mengajarkan anak melakukan eksperimen sederhana.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disarankan sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada orang tua untuk memperhatikan anak dalam mengembangkan kognitif anak sejak dini.

2. Diharapkan kepada guru untuk mengajarkan anak dalam pengembangan kognitif melalui media-media yang menarik.

3. Diharapkan khususnya untuk mahasiswa PAUD agar kiranya mempelajari lebih dalam mengenai pengembangan kemampuan kognitif anak.

(15)

15 Atri, Syamsiyatun (2012). Upaya Meningkatkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Penggunaan Gambar Karya Anak Di Tk Kartika Iv-38 Depok Sleman. S1 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.

Elthifaa, 2013. Pengaruh Tik Bagi Perkembangan Kognitif. Diakses pada tanggal 26 juni 2014

Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain pembelajaran paud. Ar-Ruzz Media Jogjakarta Mansur, 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Sefi, gilang, 2012, jurnal: Kemampuan Kognitif Anak dalam Mengenal Penjumlahan. Jhptumpa-a-gilangsefi-374-2-babii_2pdf-Adobe Reader

Siti Aisyah dkk. (2007) Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka

Sujiono, yuliani dkk 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Universitas terbuka: Jakarta

Susanto, Ahmad, 2011. Perkembangan anak usia dini pengantar dalam berbagai aspeknya. Jakarta : Kencana.

Suyadi. 2010. Manajemen PAUD (TPA/KB/TK). Jogjakarta: Pustaka Belajar

Yulianti, dwi, 2010. Bermain sambil belajar sains di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT Indeks

Referensi

Dokumen terkait

Demikianlah Berita Acara Pembukaan (download) file II penawaran pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kecamatan

Penelitian yang dilakukan oleh Iman Murtono Soenhadji meyimpulkan bahwa kebijakan pengeluaran pemerin- tah yang dikaitkan dengan belanja pemerintah secara jelas masih mampu

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Modifikasi Model Rataan Bergerak Terboboti Eksponensial Untuk Menduga Volatilitas Saham di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus: Indeks

Dengan Rusia mengeluarkan hak Veto nya maka Resolusi ini tidak bisa dijalankan, Rusia juga mendukung penuh Pemerintahan Bashar Al Assad dengan membantu mengirimkan persenjataan

PROGRAM PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB AGRO INDUSTRI KAB.. BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan

Wafer C merupakan pakan yang paling sedikit dikonsumsi oleh kambing, warna yang dihasilkan pada wafer C adalah cokelat, aroma yang ada pada wafer C menimbulkan aroma

Selain itu juga desain dari website yang dirancang juga diuji dengan menggunakan 3 aspek pengujian yaitu efektivitas, efisiensi dan kepuasan pengguna seperti yang telah ditetapkan

Fungsi keuangan menerima iuran dan perincian iuran yang kemudian akan dilanjutkan dengan mengentrynya kedalam program aplikasi SIPT (Sistem Informasi Pelayanan