ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN
JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh
MAHELLAN BALA SUNDRAM
NIM 130388201087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
PERSETUJUAN PENERBITAN ARTIKEL E-JOURNAL
Judul Artikel
: Analisis Diksi dan Gaya Bahasa pada kumpulan puisi HUJAN
...BULAN JUNI karya Sapardi Djoko Damono
Nama Penyusun
: Mahellan Bala Sundram
NIM
: 130388201087
Tanggal Lulus Ujian Sarjana : 03 Februari 2017
Sundram, Mahellan: 2017. Analisis Diksi dan Gaya Bahasa pada Kumpulan Puisi Hujan
Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono. Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali
Haji. Pembimbing (1) Drs. H. Said Barakbah Ali, M.M., Pembimbing (2) Tessa Dwi Leoni,
M.Pd.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diksi dan gaya bahasa yang terdapat pada
kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif yaitu menggambarkan hal yang menjadi masalah, menganalisis, dan menafsirkan
data yang ada mulai dari pengumpulan data, penyusunan data sekaligus menginterpretasikan
data tersebut. Data penelitian ini berupa kumpulan puisi karya Sapardi Djoko Damono yang
terangkum dalam antologi Hujan Bulan Juni, dan buku-buku yang berkaitan dengan diksi dan
gaya bahasa sebagai penunjang dan dasar penelitian ini.
Teknik penelitian yang digunakan peneliti yaitu teknik analisis data dengan reduksi
data, penyajian data, dan verifikasi. Untuk menganalisis data peneliti menggunakan teknik
analisis data yang meliputi mengidentifikasi data berbentuk tulisan. Teknik ini akan menarik
kesimpulan dalam bentuk pengklasifikasian diksi dan gaya bahasa pada kumpulan puisi
Hujan Bulan Juni.
Berdasarkan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwasannya antara diksi dan
gaya bahasa memiliki hubungan yang sangat erat. Dalam sebuah karya sastra biasanya setiap
penyair mempunyai karakteristik dan gaya bahasa yang menjadi ciri khas dari setiap karya.
Diksi yang terdapat pada kumpulan Sapardi Djoko Damono berdasarkan hasil penelitian
umumnya menggunakan diksi indria, kata khusus, konotatif, denotatif, dan kata populer. Dari
penelitian tersebut didapatkan bahwa rata-rata penggunaan diksi pada kumpulan puisi ini
menggunakan pilihan kata indria. Pilihan kata tersebut merujuk pada penggunaan indra baik
indra penglihatan, indra perasa, indra peraba, indra pendengar, dan indra penciuman. Selain
itu, gaya bahasa yang dominan terdapat pada kumpulan puisi Hujan Bulan Juni adalah gaya
bahasa repetisi.Hal tersebut ditandai dari beberapa puisi yang kata-katanya mengalami
perulangan baik di awal, akhir, atau di tengah kalimat.
Sundram, Mahellan: 2017. Analysis Diction And Figurative Language In Set Of Poetry
Hujan Bulan Juni By Karya Sapardi Djoko Damono. Thesis. Departement of Indonesian’s
Language and Literature. Faculty of Teaching and Education’s Knowledge. University of
Maritim Raja Ali Haji. Tutor I: Drs. H. Said Barakbah Ali, M.M. Tutor II: Tessa Dwi Leoni,
M.Pd.
ABSTRACT
This research aims to know diction and figurative language which there is set of
poetry Hujan Bulan Juni by Sapardi Djoko Damono. This research is descriptive qualitative
research. The method used descriptive. Descriptive method is describing problem case,
analyzing, and interpreting of data which was gotten from collecting, drafting, and
interpreting. Data of this research is set of poetry Hujan Bulan Juni by Sapardi Djoko
Damono and other book which related with diction and figurative language as supporting
and basic this research.
This research’s technique included technique analyzing data and literature study.
Reduction data, presentation data, and varification data. Research used technique analyze
descriptive qualitative to identify data form script. This technique will get conclusion from
form classification between diction and figurative language in set of poetry Hujan Bulan
Juni.
Based of this research can get conclusion is between diction and figurative language
has relationship closely. Usually every poet has characteristic and figurative language in
their literature that become character in work. Dictions that are gotten from poetry Sapardi
Djoko Damono based on this research generally use senses diction, particular word,
connotative, denotative, and popular word. From this research is gotten the average diction
in this poetry use senses diction, either sense of vision, sense of tasting, sense of feeler, sense
of hearing, and sense of smelling. In other hand, the dominant figurative language in set of
poetry Hujan Bulan Juni is repetition. Those things is marked from some of word in poetry
has repetition either early, end, or middle sentence.
1. Pendahuluan
Setiap orang membutuhkan ruang dan waktu untuk mencurahkan apa yang ia rasa. Sama halnya seperti sebuah karya sastra yang lahir dari dorongan manusia yang mampu mengungkapkan tentang diri sendiri, tentang masalah yang dialami kemanusiaan dan alam semesta (Tarigan,2008:15). Sastra itu sebuah karya seseorang yang ditulis atau dibuat melalui pandangan terhadap kehidupan sosial yang pernah terjadi di lingkungan sekelilingnya dengan bahasa pengarang itu sendiri.
Puisi sebagai sebuah karya sastra, lebih mengutamakan aspek keindahannya. Keindahan dalam puisi, terpancar lewat susunan bunyi dan pilihan katanya. Puisi juga terdiri atas beberapa macam gaya bahasa yang mengiringinya supaya menjadi lebih indah. Selain itu, puisi juga disusun dari peristiwa yang diberi makna dan ditafsirkan secara estetik. Hal ini disebabkan puisi umumnya banyak sekali mengandung makna konotasi. Makna konotasi itu ialah makna yang mengandung nilai emotif yang menyangkut nuansa halus dan kasar pada suatu bentuk kebahasaan (Tarigan, 2009:49).Puisi tidak akan lepas dari diksi yang bertalian erat dengan gaya bahasa.Karena orang yang luas kosa katanya memiliki kemampuan yang tinggi untuk memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk mewakili suatu gagasannya.
Selain diksi, gaya bahasa yang digunakan juga memegang peranan penting dalam kemasan puisi sebagai sebuah karya sastra. Setiap kata-kata mempunyai Gaya bahasa yang digunakan agar terlihat indah dan mampu meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan sesuatu benda atau hal dengan benda lain. Secara singkat penggunaan gaya bahasa ini dapat mengubah serta menimbulkan konotasi (Dale 1984, dalam Keraf: 220). Gaya bahasa yang merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak atau pembaca.Puisi karya Sapardi Djoko Damono sangat layak untuk diteliti karena mengandung diksi yang beragam dan secara keseluruhan dalam pemaknaan sulit dipahami. Puisi-puisinya tersebut dibuat dalam bentuk karangan narasi yang seolah olah seperti orang bercerita. sehingga, ketika membaca puisi karya-karya beliau tidak bisa dengan melihat satu kalimat atau satu larik saja.
2. Pembahasan
Diksi adalah pilihan kata, diksi sering disebut sebagai ketepatan atau kesesuaian kata dan mampu membedakan secara tepat nuansa-nuansa dari gagasan yang ingin disampaikan. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa (Keraf, 1984:24). Dan gaya bahasa ditinjau dari beberapa sudut pandang diantaranya berdasarkan pilihan kata, berdasarkan nada, berdasarkan struktur kalimat, berdasarkan berdasarkan langsung tidaknya makna tersebut (Keraf, 2009:115-114).
2.1 Analisis Puisi Tangan Waktu Tangan Waktu
Selalu terulur ia lewat jendela Yang panjang dan menakutkan
Selagi engkau bekerja, atau mimpi pun Tanpa berkata suatu apa
Bila saja kautanya: mau apa
Berarti terlalu jauh kau sudah terbawa Sebelum sungguh menjadi sadar Bahwa sudah terlanjur terlantar
Belum pernah ia minta izin Memutar jarum-jarum jam tua
Yang segera tergesa-gesa saja berdetak Tanpa menoleh walau kauseru
Selalu terulur ia lewat jendela Yang makin keras dalam pengalaman Mengarah padamu tambah tak tahu Memegang leher bajumu
(1959) (halaman 1) 2.1.1 Analisis Diksi
Diksi yang terkandung puisi Tangan Waktu ini diantaranya; konotatif, denotatif, dan indria. Selalu terulur ia lewat jendela
Kata ia di atas mewakili waktu yang berjalan. Karena sesuai dengan judulnya yang menggambarkan dentingan waktu. Diksi tersebut mengandung kiasan atau makna konotasi.
2.1.2 Analisis Gaya Bahasa
Sebuah gaya bahasa yang baik dan harus mengandung tiga unsur berikut; kejujuran, sopan santun, dan menarik (Keraf, 1984:113).Pada puisi tangan waktu terdapat majas yang memperindah puisi tersebut, diantaranya:
- Majas Personifikasi : - Selalu terulur ia lewat jendela; - Belum pernah ia minta izin; - Memutar jarum-jarum jam tua;
Majas personifikasi merupakan majas yang menggambarkan benda mati seolah-oleh hidup. Pada diksi kata terulur, minta izin, memutar, tergesa-gesa, berdetak, dan menolah merupakan pekerjaan yang bisanya dilakukan oleh makhluk yang bernyawa.
2.2 Analisis Puisi Kita Saksikan Kita Saksikan
Kita saksikan burung-burung lintas di udara Kita saksikan awan-awan kecil di langit utara Waktu cuaca pun senyap seketika
Sudah sejak lama, sejak lama kita tak mengenalnya Di antara hari buruk dan dunia maya
Kita pun kembali mengenalnya
Kumandang kekal, percakapan tanpa kata – kata Saat-saat yang lama hilang dalam igauan manusia (1967)
(halaman 19) 2.2.1 Analisis Diksi
Pada puisi Kita Saksikan tedapat diksi-diksi yang terkandung di dalamnya terkandung diksi denotatif, konotatif, dan indria. Pada diksi denotatif terdapat kata “lintas”. Kata lintas menggunakan makna sebenarnya. Di dalam puisi ini juga terdapat diksi konotatifnya, yaitu pada kata “igauan”. Kata igauan yang digunakan bukan makna sebenarnya namun bermakna mimpi atau kenangan. Dan terdapat juga kata “senyap” yang mengandung diksi indria.
Saat-saat yang lama hilang dalam igauan manusia Waktu cuaca pun senyap seketika
2.2.2 Analisis Gaya Bahasa
Di dalam puisi Kita Saksikan terdapat majas repetisi dan majas oksimoron. Pada perulangan klausa kita saksikan pada awal kalimat pertama dan kedua menandakan repetisi.Dan pada pengulangan yang bersifat langsung secara berturut-turut yaitu kata sejak lama, sejak lama.
Kita saksikan burung-burung lintas di udara Kita saksikan awan-awan kecil di langit utara Sudah sejak lama, sejak lama kita tak mengenalnya
Selain itu juga terdapat majas oksimoron, yaitu majas yang mengandung kata-kata yang memiliki makna bertentangan. Kata percakapan dan tanpa kata-kata sebenarnya adalah dua hal yang bertentangan. Percakapan membutuhkan kata-kata.
Kumandang kekal, percakapan tanpa kata-kata 2.3 Analisis Puisi Sajak Perkawinan
Sajak Perkawinan
Cahaya yang ini, Siapakah?
(kelopak-kelopak malam berguguran) Kaki langit yang kabur
dalam kamar,dalam Persetubuhan butir demi butir
(Kau dan aku,aku
dan serbuk malam) tergelincir menyatu
Perkawinan tak di mana pun, tak kapan pun
Kelopak demi kelopak terbuka malam pun sempurna
(1968) (halaman 28) 2.3.1 Analisis Diksi
Kata kelopak dimaknai makna sebenarnya adalah penutup atau pembungkus (diksi denotasi). Selain itu, makna denotasi juga terdapat pada kata sempurna diartikan sebagai makna sesungguhnya. Di samping diksi denotasi, juga terdapat diksi konotasi yang secara utuh makna baris tersebut adalah menjelang malam. Frasa kaki langit diartikan sebagai penglihatan (makna konotasi). Dapat dipaparkan pada bait puisi berikut ini.
Kelopak-kelopak malam berguguran Malam pun sempurna
Kaki langit yang kabur 2.3.2 Analisis Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang terdapat pada puisi ini di antaranya majas repetisi dan majas erotesis. Pertanyaan yang berakhiran kata tanya siapakah pada puisi tersebut sebenarnya tidak memerlukan adanya jawaban. Pengulangan kata dalam yang bersifat langsung. Pengulangan kata aku di dalam satu kalimat tersebut bersifat langsung.
Cahaya yang ini, Siapakah?
Dalam kamar, dalam Persetubuhan Kau dan aku, aku dan serbuk malam
Selain itu, majas erotesis juga melengkapi susunan kata-kata pada puisi ini. Majas erotesis adalah majas yang berisi pertanyaan tanpa perlu si penanya mendapatkan atau menerima jawaban. Keberadaannya menegaskan kebulatan hati seseorang.
Perkawinan tak di mana pun, Tak kapan puna
3. Simpulan dan Saran
Setelah dilakukan penelitian berupa analisis penggunaan diksi dan gaya bahasa terhadap kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono diambil sebanyak 34 puisi dari 102 puisi melalui teknik purpossivesampling yaitu teknik sampel bertujuan.Diksi yang digunakan pada kumpulan puisi Sapardi Djoko Damono berdasarkan analisis antara lain diksi indria, kata khusus, konotatif, denotatif, dan populer. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa sebagian besar penggunaan diksi pada kumpulan puisi menggunakan pilihan kata indria.Sedangkan dalam penggunaan gaya bahasa, pengarang menggunakan gaya bahasa seperti personifikasi, metafora, repetisi, retoris, oksimoron, dan hiperbola. Dari beberapa jenis gaya bahasa di atas, pengarang lebih banyak menggunakan gaya bahasa repetisi atau perulangan.
Saran kepada pembaca untuk dapat memahami defenisi, penggunaan, serta ciri dari jenis-jenis diksi atau pilihan kata serta memahami gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam sebuah karya sastra tersebut.Penelitian ini juga masih perlu dikembangkan dengan adanya harapan penelitian lanjutan terhadap karya sastra lainnya agar mengembangkan kaidah penggunaan diksi serta gaya bahasa
Daftar Pustaka
Damono, Sapardi Djoko. 2013. Hujan Bulan Juni. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Flores: Nusa Indah.
Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa komposisi Lanjutan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.