• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA. Sistem Penjaminan Mutu Internal. Lembaga Penjaminan Mutu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA. Sistem Penjaminan Mutu Internal. Lembaga Penjaminan Mutu"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Lembaga Penjaminan Mutu

(2)
(3)

i

MANUAL MUTU

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL IAIN PALANGKA RAYA

(4)

ii MANUAL MUTU

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL IAIN PALANGKA RAYA TAHUN 2018

Revisi : 00

Tanggal : 3 Februari 2018

Dirumuskan oleh Pusat Pengembangan Standar Mutu

LPM IAIN Palangka Raya

Tanda Tangan

Diperiksa oleh Sekretaris LPM IAIN Palangka Raya

Tanda Tangan

M. Irfan Wahid, Lc., M.Si Ditetapkan oleh Rektor IAIN Palangka Raya Tanda Tangan

Dr. Ibnu Elmi AS. Pelu, S.H., M.H Dikendalikan oleh Ketua LPM IAIN Palangka

Raya

Tanda Tangan

Dr. Dakir, M.A

REKTOR

IAIN PALANGKA RAYA

Disetujui oleh,

Dr. Ibnu Elmi AS. Pelu, S.H., M.H

(5)

iii

RIWAYAT REVISI DOKUMEN

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Maha Besar Allah SWT yang telah memberikan beribu-ribu nikmat-Nya kepada kita. Semoga kita senantiasa dalam ridha dan inayah-Nya sehingga apapun yang kita lakukan di dunia ini ternilai sebagai ibadah kepada-Nya. Shalawat dan salam senantiasa terlantun kepada Zayn Al-Anbiya’ Nabi Muhammad Saw yang telah mengajarkan kepada kita bahwa sebaik-baik amal adalah yang terbaik dan konsisten. Semoga kita dimasukkan ke dalam golongan umat beliau di akhir zaman.

Sesuai dengan perkembangan kemajuan dan tuntutan mutu, Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya terus berupaya mengembangkan sistem penjaminan mutu internal yang ada di kampus IAIN Palangka Raya. Semua dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan profesionalisme. Karena itu, sebagai lembaga penjamin mutu, LPM harus terus mampu konsisten mengawasi, menjaga dan meningkatkan kepercayaan publik secara internal maupun eksternal dalam hal mutu pendidikan.

Berdasarkan harapan tersebut, manual mutu ini disusun dan ditetapkan. Manual mutu ini disusun berdasarkan referensi mutu yang kami dapatkan. Dan didukung dengan dokumen lain, kami harap sistem mutu ini dapat dievaluasi secara periodik guna

(7)

v

mengetahui relevansinya dengan cita-cita perguruan tinggi, peraturan pemerintah dan masyarakat pengguna. Kami harap, kebijakan ini dapat terus ditingkatkan dan menjadi manfaat yang umum bagi seluruh masyarakat kampus IAIN Palangka Raya. Amin.

Palangka Raya, 02 Februari 2018

Rektor, Dr. Ibnu Elmi AS. Pelu, S.H., M.H

(8)

1

PENDAHULUAN Ruang Lingkup

Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, maka sistem manajemen mutu yang diterapkan di IAIN Palangka Raya mengacu pada Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM Dikti) dan ISO 9001:2015. Ruang lingkup sistem manajemen mutu ini mencakup proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang pengelolaannya melibatkan seluruh fungsi dan bagian yang ada di IAIN Palangka Raya. Fungsi dan bagian ini meliputi bidang akademik, keuangan dan kemahasiswaan. Penerapan sistem ini merupakan upaya IAIN Palangka Raya untuk meningkatkan efektifitas kinerja dan salah satu strategi tahapan dan berkelanjutan menuju visi, misi dan tujuan IAIN Palangka Raya.

Diharapkan, dari penerapan sistem manajemen mutu ini ada beberapa manfaat yang akan didapatkan. Diantaranya adalah:

a. Mampu secara konsisten menyediakan lulusan yang memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan/stakeholders. b. Memberikan peluang kepada para stakeholders untuk

(9)

2

c. Mampu menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan sistem penjaminan mutu internal yang telah dilakukan selama ini. d. Mampu menangani kemungkinan adanya resiko dan

memanfaatkan peluang.

e. Menerapkan prinsip-prinsip sistem manajemen ISO 9001:2015 seperti fokus customer, kepemimpinan, keterlibatan orang, pendekatan proses, perbaikan, pembuatan keputusan berdasarkan bukti (evidence) dan manajemen hubungan kerja. f. Menerapkan siklus mutu PDCA (Plan-Do-Check-Action) dan

continuous improvement lewat siklus mutu PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian dan Peningkatan).

g. Menerapkan sistem manajemen resiko (risk management system) dengan pemikiran berbasis resiko.

h. Dengan penerapan sistem ini, diharapkan IAIN Palangka Raya siap untuk kemudian menerapkan standar internasional lainnya.

(10)

3

ORGANISASI

Sejarah IAIN Palangka Raya

IAIN Palangka Raya berawal dari sebuah lembaga bernama Fakultas Tarbiyah Al-Jamiáh Palangka Raya yang diresmikan oleh Rektor IAIN Antasari Banjarmasin, H. Mastur Jahri, M.A pada tahun 1972. Pada tanggal 13 November 1975 Fakultas ini memperoleh status terdaftar berdasarkan surat keputusan Dirjen Binbaga Islam Depag RI Nomor : Kep/D.V218/1975.

Kemudian pada tahun 1985, Fakultas Tarbiyah Al-Jamiáh Palangka Raya bergabung dalam Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (BKS-PTAIS) se-Indonesia. Berdasarkan surat BKS-PTAIS dengan Nomor 008/104/0/BKS-PTAIS/1985 tertanggal 19 Januari 1985 Fakultas Tarbiyah Al-Jamiáh Palangka Raya secara resmi diterima menjadi anggota Kopertis IV Surabaya. Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 9 Tahun 1988 dan Keputusan Menteri Agama RI tertanggal 9 Juli 1988, Fakultas Tarbiyah Al-Jamiáh Palangka Raya menjadi Fakultas Tarbiyah Negeri yang merupakan bagian dari Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin.

Kemudian untuk lebih mengembangkan lembaga pendidikan Islam ini, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 11 Tahun 1997 serta Keputusan Menteri Agama RI Nomor 301 Tahun 1997, Fakultas

(11)

4

Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya berubah status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya. Selanjutnya, perubahan menjadi IAIN Palangka Raya ditandai dengan penandatanganan Peraturan Presiden RI Nomor 144 Tahun 2014 tentang Perubahan Status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014) pada hari Jumát, 17 Oktober 2014.

Dengan status baru ini, tantangan dan peluang pengembangan IAIN Palangka Raya ke depan semakin terbuka. Dibekali 20 (dua puluh) program studi tingkat sarjana dan 4 (empat) program studi tingkat magister, tantangan berikutnya dalah perubahan IAIN Palangka Raya menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Palangka Raya.

VISI, MISI IAIN Palangka Raya

Visi:

“Menjadi Universitas Islam Negeri Terdepan, Unggul, Terpercaya dan Berkarakter Tahun 2023”.

(12)

5

Misi:

Untuk melaksanakan visi tersebut, IAIN Palangka Raya mengembangkan misi sebagaimana berikut:

1. mencetak sarjana yang ahli di bidang pendidikan, hukum, komunikasi, dan ekonomi yang unggul;

2. menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan, dan pelayanan administrasi yang bermutu berdasarkan standar akreditasi nasional dan internasional;

3. memberdayakan dosen, karyawan dan mahasiswa untuk pengembangan profesi secara berkelanjutan, baik lokal, nasional maupun internasional;

4. membangun komunikasi dan kerjasama lintas sektoral, lokal, regional, nasional, dan internasional; dan

5. meningkatkan mutu penelitian dan pengabdian bagi kepentingan akademik dan sosial kemasyarakatan.

Tujuan:

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya memiliki tujuan:

“Mencetak generasi bangsa menjadi insan cendekia dan pemimpin di masa depan yang berakhlak mulia dalam mewujudkan masyarakat madani.”

(13)

6

Motto Institut:

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya memiliki moto : “Excellent, Trusted, Qualified Based on The Qur’an and Sunnah”

a. Excellent adalah semangat keunggulan agar IAIN Palangka Raya dapat menjadi lembaga penyelenggara pendidikan tinggi yang unggul dalam hal akademik dan non akademik,

b. Trusted adalah semangat keterpercayaan yang diwujudkan dalam reputasi dan rekognisi stakeholder terhadap IAIN Palangka Raya,

c. Qualified adalah semangat IAIN Palangka Raya untuk menjadi lembaga penyelenggara pendidikan tinggi yang teruji dan bermutu,

d. Based on The Qur’an dan Sunnah adalah semangat karakter IAIN Palangka Raya yang merupakan lembaga penyelenggara pendidikan tinggi berkarakter Islami.

Struktur Organisasi

Dalam pengelolaannya, IAIN Palangkara Raya mengacu pada beberapa aturan yang berlaku:

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(14)

7

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 144 Tahun 2014 tentang Perubahan STAIN Palangka Raya menjadi IAIN Palangka Raya.

4. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Palangka Raya 5. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 54 Tahun

2016 tentang Statuta IAIN Palangka Raya

6. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015.

Dari beberapa aturan tersebut, pelaksanaan organisasi dan tata kelola di IAIN Palangka Raya memiliki unsur-unsur kelembagaan yang cukup lengkap, mencakup unsur pimpinan sebagai pengambil kebijakan akademik dan unsur administrasi dari tingkat pimpinan sampai dengan pelaksana. Selain itu, organisasi dan tata kelola di IAIN Palangka Raya juga dilengkapi unit-unit pelaksana seperti perpustakaan, ma’had Al-Jami’ah, Teknologi Informasi dan Pangkalan Data, Pengembangan Bahasa, Lembaga Penjaminan Mutu, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dan unsur-unsur penunjang lainnya. Semua unsur tersebut tertuang

(15)

8

dalam struktur organisasi fakultas sebagai fungsi pelaksana kebijakan Rektor yang berpedoman pada prinsip good-governance.

Sebagai penjamin terlaksananya prinsip good-governance, penyelenggaraan institusi dilaksanakan dengan menjunjung tinggi asas-asas demokratis. Pengambilan keputusan dilakukan dengan bersifat bottom up melalui mekanisme rapat pimpinan, rapat kerja fakultas dan rapat koordinasi lainnya.

KEBIJAKAN MUTU Pernyataan Kebijakan

Untuk mencapai visi, misi dan tujuan secara efektif, efisien dan akuntabel, setiap unit di IAIN Palangka Raya harus mengacu pada standar mutu yang disepakati dalam setiap perancangan dan pelaksanaan tugas, fungsi dan pelayanannya. Standar mutu tersebut adalah Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan disertai pelaksanaan evaluasi diri dan Audit Mutu Internal (AMI) yang dilakukan secara periodik.

Slogan Penjaminan Mutu IAIN Palangka Raya : ETQ-Taqwa (Excellent, Trusted and Qualified Management Based On Al-Quran dan Sunnah).

(16)

9 Tujuan Kebijakan

a. Menjamin bahwa setiap unit di IAIN Palangka Raya dalam menjalankan tugas pelayanan dan fungsinya sesuai dengan standar yang ditetapkan;

b. Mewujudkan transparansi dan akuntabilitas IAIN Palangka Raya kepada para pemangku kepentingan (stakeholders); c. Mengajak semua pihak di lingkungan IAIN Palangka Raya

untuk bekerja mencapai tujuan dengan berpatokan pada standar dan secara berkelanjutan berupaya untuk meningkatkan mutu.

Asas Pelaksanaan Kebijakan

a. Asas Akuntabilitas, yaitu bahwa dalam pelaksanaan kebijakan SPMI harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, terbuka, dan senantiasa mengacu pada perkembangan keilmuan yang mutakhir dan dinamis.

b. Asas transparansi, yaitu bahwa kebijakan SPMI dilaksanakan secara terbuka didasarkan pada tatanan dan aturan yang jelas yang senantiasa berorientasi pada rasa saling percaya untuk terselenggaranya suasana akademik yang kondusif dan menjamin terwujudnya sinergisme.

c. Asas kualitas, yaitu bahwa kebijakan SPMI dilaksanakan dengan senantiasa mengedepankan kualitas input, proses dan output.

(17)

10

d. Asas kebersamaan, yaitu bahwa kebijakan ini dilaksanakan secara terpadu, terstruktur, sistematis, komprehensif dan terarah mengacu pada visi, misi dan tujuan kelembagaan. e. Asas hukum, yaitu bahwa semua pihak yang terlibah secara

langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan kebijakan SPMI taat kepada hukum yang berlaku dan dijamin oleh negara.

f. Asas manfaat, yaitu bahwa kebijakan SPMI dilaksanakan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi segenap sivitas akademika IAIN Palangka Raya, institusi, bangsa dan negara.

g. Asas kesetaraan, yaitu bahwa kebijakan SPMI dilaksanakan atas dasar persamaan hak untuk menjamin terciptanya lingkungan akademik kondusif yang egaliter.

h. Asas kemandirian, yaitu bahwa pelaksanaan kebijakan SPMI senantiasa didasarkan pada kemampuan institusi dengan mengandalkan segenap potensi dan sumberdaya yang ada untuk mengoptimalkan kemampuan institusi yang terus berkembang secara sistematik dan teratur.

Manajemen SPMI

Manajemen SPMI yang ada di IAIN Palangka Raya dirancang, dilaksanakan dan ditingkatkan berdasarkan pada model Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian dan Peningkatan (PPEPP).

(18)

11

Siklus ini menghasilkan continuous quality improvement di sebuah perguruan tinggi. Dalam model ini, tahap penetapan adalah tahap ketika seluruh standar dirancang, dirumuskan hingga disahkan atau ditetapkan oleh pihak yang memiliki kewenangan di IAIN Palangka Raya. Berikutnya, tahap pelaksanaan standar adalah ketika seluruh isi standar dilaksanakan untuk diwujudkan oleh seluruh pihak yang bertanggungjawab. Pada tahap ini, setiap unit pelaksana harus mengikuti prinsip implementasinya. Berikut prinsip implementasi siklus ini:

a. Prioritas Mutu, semua pikiran dan tindakan pengelola perguruan tinggi harus memprioritaskan mutu.

b. Pelibatan Stakeholder, semua pikiran dan tindakan pengelola perguruan tinggi harus melibatkan pemangku kepentingan dalam artian tujuan pengelolaan perguruan tinggi harus beorientasi kepada kepuasan pemangku kepentingan sebagai pengguna hasil mutu.

c. Kepuasan Stakeholder, semua pikiran dan tindakan pengelola perguruan tinggi harus bertujuan untuk memenuhi kepuasan para pemangku kepentingan (internal dan eksternal).

d. Speak with data, setiap pengambilan keputusan/kebijakan dalam proses pendidikan pada sebuah perguruan tinggi harus didasarkan pada analisis data, bukan berdasarkan asumsi atau rekayasa.

(19)

12

e. Upstream management, setiap pengambilan keputusan/ kebijakan dalam proses pendidikan pada perguruan tinggi harus dilakukan secara partisipatif dan kolegial, bukan otoritatif dan sektoral.

Selanjutnya, tahap evaluasi pelaksanaan standar. Tahap ini adalah ketika pihak yang bertanggungjawab melakukan penilaian atau pengukuran ketercapaian pelaksanaan atau pemenuhan semua standar. Dilanjutkan lagi dengan tahap pengendalian standar dimana ketika pihak yang bertanggungjawab melaksanakan standar harus selalu memantau dan mengkoreksi bila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan standar. Terakhir, tahap peningkatan standar adalah tahap ketika standar telah dicapai dan terdapat posibilitas untuk ditingkatkan secara berkala dan berkelanjutan.

Pencapaian standar mutu yang telah ditetapkan melalui penerapan SPMI ini didasarkan pada dua prinsip utama yakni

continuous improvement (peningkatan dan perbaikan yang berkesinambungan) dan sustainable quality (peningkatan standar mutu yang berkelanjutan). Kedua prinsip ini berlaku pada siklus kendali mutu PPEPP yang diterapkan secara konsisten seperti pada gambar berikut.

(20)

13 Gambar 1

Penerapan Siklus Sistem Penjaminan Mutu PPEPP

Gambar 2

Peningkatan Standar di Setiap Siklus

Standar Pelaksanaan Monitoring Evaluasi Diri Audit Internal Rekomenda si TP Peningkatan Mutu Siklus SPM PT Standar Baru Quality First Stakeholder - in

The next process is our stakeholder Speak with data

Upstream Management

PPEPP PPEPP

PPEPP

(21)

14

Penjaminan mutu di sebuah Perguruan Tinggi mencakup Penjaminan Mutu Akademik dan Manajemen Tata Pamong. Ruang lingkup Penjaminan Mutu Akademik adalah pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Sedangkan ruang lingkup Penjaminan Mutu Manajemen dan Administrasi adalah:

1. Tata Pamong (governance) 2. Pengelolaan

3. SDM (dosen dan tenaga kependidikan) 4. Sarana dan Prasarana

5. Pembiayaan

Pemenuhan standar, prosedur dan pelaksanaan pengawasan yang menuju pada peningkatan mutu dan kepatuhan pada standar-standar yang telah ditetapkan merupakan inti dari sistem penjaminan mutu. Ruang lingkup ini merupakan lingkaran yang tertutup yang mengarah pada pencapaian keunggulan IAIN Palangka Raya. Penerapan/implementasi SPM di IAIN Palangka Raya terdiri dari aspek mutu akademik dan aspek mutu manajemen dan administrasi. Implementasi sistem penjaminan mutu ini mengacu pada Kebijakan Mutu dan Standar Mutu IAIN Palangka Raya. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu (SPM) di IAIN Palangka Raya mengikuti tahapan dalam kerangka kerja yang terdapat dalam gambar berikut ini.

(22)

15

Gambar 3

Sistem Manajemen Mutu IAIN Palangka Raya

Fokus dan prioritas implementasi SPM IAIN Palangka Raya adalah SPM Akademik, dalam hal ini pengelolaan dan penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi. Namun demikian, SPM untuk aspek Manajemen dan Administrasi tetap dianggap penting mengingat aspek ini berperan penting untuk mewujudkan

Good University Governance sebagai prasyarat penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi yang berkualitas dan juga sebagai

SPM Akademik (BAN PT, Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 dan ISO 9001:2015), Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat SISTEM MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TINGGI IAIN PALANGKA RAYA (ISO:9001:2015

dan Akreditasi dari BAN PT)

SPM Pendukung Sistem Informasi Perpustakaan Pengembangan Bahasa

Laboratorium SPM Manajemen dan

Administrasi (ISO 9001:2015) Risk Management System

(23)

16

sarana pencapaian visi IAIN Palangka Raya yaitu menjadi Universitas Islam Negeri yang Terdepan, Unggul, Terpercaya dan Berkarakter.

Dengan model PPEPP juga, IAIN Palangka Raya diarahkan untuk menetapkan tujuan yang ingin dicapai melalui strategi dan serangkaian aktifitas yang efisien. Pada akhirnya, seluruh strategi dan aktifitas tersebut akan selalu dimonitor secara berkala, dievaluasi dan dikembangkan ke arah yang lebih baik secara berkelanjutan. Melaksanakan SPMI dengan model PPEPP nantinya mengharuskan seluruh unit dalam institut bersikap terbuka, kooperatif dan siap untuk diaudit atau diperiksa oleh tim auditor internal yang telah mendapatkan pelatihan khusus tentang audit SPMI. Audit yang dilakukan akan direkam dan dilaporkan kepada pimpinan unit dan institut, untuk kemudian diambil tindakan tertentu berdasarkan hasil temuan dan rekomendasi dari tim auditor. Semua proses di atas dimaksudkan untuk menjamin bahwa setiap kegiatan penyelenggaraan pendidikan tinggi pada IAIN Palangka Raya berjalan dengan mutu yang terjamin. Dan bahwa SPMI juga selalu dievaluasi untuk menemukan kekuatan dan kelemahan sehingga dapat dilakukan perubahan ke arah perbaikan secara berkelanjutan. Hasil pelaksanaan SPMI dengan basis model PPEPP adalah kesiapan semua program studi dalam lingkup IAIN Palangka Raya untuk mengikuti proses akreditasi atau penjaminan mutu eksternal

(24)

17

baik oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) PT maupun lembaga akreditasi mandiri lain yang kredibel.

Kelembagaan

Secara kelembagaan di tingkat Institut, pemegang kepentingan sistem penjaminan mutu internal di IAIN Palangka Raya terdiri atas : Senat Institut, Pimpinan Institut dan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM). Di tingkat Fakultas/Pascasarjana, lembaga pemegang kepentingan sistem penjaminan mutu internal terdiri atas : Pimpinan Fakultas/Pascasarjana/Lembaga dan Komite Penjaminan Mutu Fakultas/Pascasarjana/Lembaga. Sedangkan di tingkat Program Studi/Bagian, sistem penjaminan mutu internal ditangani oleh Gugus Penjaminan Mutu.

Sasaran Mutu

Sasaran mutu IAIN Palangka Raya seperti yang dinyatakan sebagai Standar Pelayanan Minimal, ditetapkan mengacu kepada Kebijakan Mutu tersebut di atas dan dituangkan dalam dokumen tersendiri termasuk sasaran mutu dari program studi/bagian yang termasuk dalam ruang lingkup SPM Dikti dan ISO 9001:2015.

(25)

18

PENDEKATAN PROSES Umum

Standar Mutu IAIN Palangka Raya melakukan pendekatan proses saat mengembangkan, mengimplementasikan dan meningkatkan efektifitas sistem manajemen mutu, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan dari kustomer.

IAIN Palangka Raya mengelola proses yang saling terkait sebagai suatu sistem kontribusi untuk efektifitas dan efisiensi dalam mencapai hasil yang diinginkan seperti yang tertuang dalam visi IAIN Palangka Raya. Pendekatan ini memungkinkan untuk mengontrol hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antar proses dari sistem yang digunakan di Fakultas, sehingga kinerja keseluruhan dapat ditingkatkan.

Pendekatan proses melibatkan definisi sistematis serta pengelolaan proses, dan interaksi sehingga mencapai hasil yang diinginkan sesuai harapan kebijakan mutu dan sasaran mutu IAIN Palangka Raya. Manajemen proses dan sistem secara keseluruhan dapat dicapai dengan menggunakan siklus PPEPP dan dengan pemikiran berbasis manajemen resiko dan peluang.

Penerapan pendekatan proses sistem manajemen mutu ini memungkinkan:

(26)

19

1. Pemahaman dan konsistensi dalam memenuhi persyaratan 2. Pertimbangan proses dalam hal nilai tambah

3. Pencapaian kinerja yang efektif

4. Perbaikan proses berdasarkan evaluasi data dan informasi. Berikut gambaran skematik secara umum dari ringkasan proses kerja untuk proses tunggal. Pemantauan dan pengukuran pos pemeriksaan yang diperlukan untuk kontrol khusus untuk setiap proses akan bervariasi tergantung dari resiko yang terkait.

Gambar 4

Skema Proses Kerja

Siklus Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian dan Peningkatan (PPEPP)

Siklus PPEPP yang diterapkan melalui sistem penjaminan mutu internal di IAIN Palangka Raya dilakukan dengan tahap:

1. Penetapan Manual Mutu 2. Penetapan Standar Mutu

3. Pemantauan dan Audit Mutu Internal

Sumber

Input Input Aktifitas

Output Pengguna output

Pengontrolan, pengecekan, dan pengukuran indikator

(27)

20

4. Pelaksanaan Evaluasi Diri secara sistematis dan berkala 5. Penyusunan Rekomendasi Tindakan Perbaikan

6. Pelaksanaan program dan kegiatan untuk peningkatan mutu secara berkelanjutan.

Pemikiran Berbasis Resiko (

Risk Awareness

)

Risk Awareness atau kesadaran terhadap resiko menjadi sangat penting untuk mencapai sistem manajemen mutu yang efektif. Konsep pemikiran ini berbasis kepada resiko agar dapat diambil tindakan preventif dengan menghilangkan ketidaksesuaian yang terjadi.

Untuk itu, IAIN Palangka Raya merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi resiko dan memanfaatkan peluang. Pemikiran ini menciptakan suatu dasar peningkatan efektifitas sistem manajemen mutu, mencapai hasil yang baik dan mencegah efek yang negatif.

Peluang yang muncul adalah hasil dari situasi menguntungkan dalam mencapai tujuan hasil. Tindakan untuk menghasilkan peluang termasuk pertimbangan dari resiko terkait. Resiko adalah efek ketidakpastian yang dapat berimpikasi positif dan negatif. Penyimpangan positif dari resiko dapat menghasilkan peluang, namun sebaliknya dapat pula menghasilkan ancaman.

(28)

21

ACUAN NORMATIF

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (telah dirubah beberapa kali dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 dan PP Nomor 13 Tahun 2015)

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 144 Tahun 2014 tentang Perubahan STAIN Palangka Raya menjadi IAIN Palangka Raya

(29)

22

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2014 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi

13. Peraturan Menteri Riset dan Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi

14. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Palangka Raya (telah dirubah dengan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2017)

15. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2016 tentang Statua IAIN Palangka Raya.

(30)

23

16. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM PT), Dirjen Dikti, Depdiknas 2008

17. ISO 9001:2015 Quality Management System - Requirement 18. ISO 9000:2005 Quality Management System - Fundamentals

and Vocabulary

19. SNI ISO 9000:2008 Sistem Manajemen Mutu – Dasar-dasar dan Kosakata ISO 9000:2005

ISTILAH DAN DEFINISI

1. Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya yang selanjutnya disebut IAIN Palangka Raya adalah salah satu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Palangka Raya di bawah koordinasi Kementerian Agama Republik Indonesia. 2. Statuta IAIN Palangka Raya adalah peraturan dasar

pengelolaan IAIN Palangka Raya yang digunakan sebagai landasan penyusunan peraturan dan prosedur operasional di IAIN Palangka Raya.

3. Rektor adalah organ IAIN Palangka Raya yang memimpin penyelenggaraan dan pengelolaan IAIN Palangka Raya.

4. Fakultas adalah himpunan sumberdaya pendukung yang menyelenggarakan dan mengelola pendidikan akademik dan profesi dalam satu rumpun disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

(31)

24

5. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi.

6. Dekan adalah pimpinan Fakultas di lingkungan IAIN Palangka Raya yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di masing-masing Fakultas atau Sekolah.

7. Direktur adalah pimpinan Pascasarjana di lingkungan IAIN Palangka Raya yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di Pascasarjana.

8. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas

utama mentransformasikan, mengembangkan dan

menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 9. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan

tinggi di IAIN Palangka Raya.

10. Sivitas Akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas Dosen dan Mahasiswa IAIN Palangka Raya.

11. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat dengan tugas utama menunjang penyelenggaraan pandidikan tinggi di IAIN Palangka Raya

(32)

25

12. Kementerian adalah perangkat pemerintah pusat yang membidangi urusan pemerintahan di bidang pendidikan tinggi.

13. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan tinggi.

14. Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang meliputi Standar Nasional Pendidikan, ditambah dengan Standar Nasional Penelitian dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.

15. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang pembelajaran pada jenjang pendidikan tinggi di perguruan tinggi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

16. Standar Nasional Penelitian adalah kriteria minimal tentang sistem penelitian pada perguruan tinggi yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. 17. Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat adalah kriteria minimal tentang sistem pengabdian kepada masyarakat pada perguruan tinggi yang berlaku di seluruh wilayah hukun Negara Kesatuan Republik Indonesia.

18. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat menjadi KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,

(33)

26

menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

19. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, sarjana, magister, doktor, program profesi, program spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.

20. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi.

21. Pendidikan akademik adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian dan diselenggarakan oleh Institut.

22. Pendidikan profesional adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu dan diselenggarakan oleh Institut.

23. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi.

24. Kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk

(34)

27

mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian agung dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

25. Kelompok mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu.

26. Kelompok mata kuliah keahlian berkarya (MKB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai.

27. Kelompok mata kuliah perilaku berkarya (MPB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku kekaryaan.

28. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 29. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah

dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang pengetahuan dan teknologi.

(35)

28

30. Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

31. Satuan Kredit Semester atau bisa disingkat sks adalah takaran waktu kegiatan belajar yang dibebankan pada mahasiswa per minggu per semester dalam proses pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran atau besarnya pengakuan atas keberhasilan usah mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kurikuler di suatu program studi. 32. Mutu adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang

inheren dalam memenuhi persyaratan.

33. Persyaratan adalah pernyataan dalam dokumen yang menyatakan kriteria yang harus dipenuhi bila pemenuhan terhadap dokumen tersebut dituntut dan tidak boleh ada deviasi.

34. Derajat/grade adalah kategori atau peringkat yang diberikan berdasarkan persyaratan mutu yang berbeda bagi produk, proses atau sistem yang memiliki fungsi yang sama.

35. Proses adalah kumpulan kegiatan saling terkait atau saling interaksi yang mengubah masukan menjadi keluaran.

(36)

29

36. Produk adalah hasil dari sekumpulan kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi yang mengubah masukan menjadi keluaran.

37. Kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan tentang derajat telah dipenuhinya persyaratan pelanggan.

38. Kapabilitas adalah kemampuan organisasi, sistem atau proses untuk merealisasikan produk yang akan memenuhi persyaratan produk tersebut.

39. Kompetensi adalah kemampuan yang dibuktikan dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan.

40. Sistem adalah kumpulan unsur-unsur yang saling terkait atau berinteraksi.

41. Sistem manajemen adalah sistem untuk menerapkan kebijakan dan sasaran serta untuk mencapai sasaran itu. 42. Sistemen manajemen mutu adalah sistem manajemen untuk

mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu. 43. Kebijakan mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah organisasi yang terkait dengan mutu seperti yang dinyatakan secara formal oleh pimpinan puncak. 44. Sasaran mutu adalah sesuatu yang ingin dicapai atau dituju

berkaitan dengan mutu.

45. Manajemen adalah kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan sebuah organisasi.

(37)

30

46. Pimpinan puncak adalah orang atau kelompok orang yang mengarahkan dan mengendalikan organisasi pada tingkat tertinggi.

47. Manajemen mutu adalah kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu. 48. Perencanaan mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang difokuskan ke penetapan sasaran mutu dan merincikan proses operasional dan sumber daya terkait yang diperlukan untuk memenuhi sasaran mutu.

49. Pengendalian mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada pemenuhan persyaratan mutu.

50. Perbaikan mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada peningkatan kemampuan memenuhi persyaratan mutu.

51. Perbaikan berkesinambungan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan memenuhi persyaratan.

52. Efektifitas adalah tingkat realisasi kegiatan dan pencapaian hasil dari yang direncanakan.

53. Efesiensi adalah hubungan antara hasil yang dicapai dan sumber daya yang dipakai.

54. Organisasi adalah kelompok orang dan fasilitas dengan pengaturan tanggungjawab, wewenang dan interelasi.

(38)

31

55. Struktur organisasi adalah pengaturan tanggungjawab, hubungan dan wewenang antar orang.

56. Prasarana adalah sistem dari fasilitas peralatan dan jasa yang diperlukan untuk mengopertasikan sebuah organisasi.

57. Lingkungan kerja adalah kondisi tempat pekerjaan dilakukan. 58. Pelanggan adalah organisasi atau orang yang menerima

produk.

59. Pemasuk adalah organisasi atau orang yang menyediakan produk.

60. Pihak berkepentingan adalah orang atau kelompok yang memiliki kepentingan pada kinerja atau keberhasilan organisasi.

61. Kontrak adalah perjanjian yang mengikat.

62. Prosedur adalah cara tertentu untuk melaksanakan suatu kegiatan atau proses.

63. Karakteristik adalah ciri yang membedakan.

64. Karakteristik mutu adalah karakteristik inheren dalam produk, proses atau sistem berkaitan dengan suatu persyaratan. 65. Ketergantungan adalah istilah kolektif yang dipakai untuk

menguraikan kinerja ketersediaan dan faktor pengaruhnya kinerja keandalan, kinerja mampu rawa dan kinerja dukungan perawatan.

(39)

32

66. Ketelurusaran adalah kemampuan untuk menelusuri riwayat, aplikasi atau lokasi suatu yang sedang dipertimbangkan. 67. Kesesuaian adalah dipenuhinya suatu persyaratan.

68. Ketidaksesuaian adalah tidak dipenuhinya suatu persyaratan. 69. Tindakan pencegahan adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak dikehendaki.

70. Tindakan korektif adalah tindakan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki.

71. Koreksi adalah tindakan menghilangkan ketidaksesuaian yang ditemukan.

72. Informasi adalah data yang ada artinya.

73. Dokumen adalah informasi dan media pendukungnya. 74. Spesifikasi adalah dokumen yang memenuhi persyaratan. 75. Pedoman mutu adalah dokumen yang merincikan sistem

manajemen mutu dalam suatu organisasi.

76. Rencana mutu adalah dokumen yang berisi prosedur dan sumber daya yang diperlukan harus diterapkan oleh siapa dan kapan pada suatu proyek produk proses atau kontrak tertentu. 77. Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang

(40)

33

78. Bukti obyektif adalah data pendukung keberadaan atau kebenaran.

79. Inspeksi adalah evaluasi kesesuaian melalui pengamatan dan penetapan.

KONTEKS ORGANISASI

Memahami Organisasi dan Konteksnya

Sebagai unit yang diselenggarakan di bawah Institut, IAIN Palangka Raya dipimpin oleh Rektor yang dituntut untuk mengedepankan kualitas, kuantitas dan produktifitas dalam pengembangan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, Rektor IAIN Palangka Raya dibantu oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama. Hal ini dapat dilihat di struktur organisasi IAIN Palangka Raya.

Untuk penerapan sistem standar mutu, IAIN Palangka Raya mengacu pada Sistem Penjaminan Mutu Dikti dan ISO 9001:2015 yang mengutamakan continuous improvement yang meliputi semua proses kerja yang ada sesuai dengan kriteria dan metode serta ketersediaan sumber daya manusia, keuangan dan infrastruktur

(41)

34

sehingga efektifitas operasional dan pengendalian proses dapat berjalan dengan baik.

IAIN Palangka Raya menentukan isu-isu eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis penyelenggaraannya. Serta hal-hal lain yang mempengaruhi kemampuan untuk mencapai hasil yang diinginkan dari sistem manajemen mutunya. Organisasi memantau dan meninjau informasi mengenai isu-isu ini.

Misi IAIN Palangka Raya kemudian dijabarkan dalam sasaran dan program kerja yang dilaksanakan. Untuk itu perlu dilakukan analisis situasi terhadap kondisi internal dan eksternal saat ini. Analisis internal untuk mengenali kekuatan dan kelemahan IAIN Palangka Raya. Analisis eksternal untuk mengindentifikasi peluan dan ancaman yang berpotensi mempengaruhi IAIN Palangka Raya mencapai visi dan misinya. Pada akhirnya, analisis ini dipergunakan sebagai dasar penyusunan strategi, program dan kegiatan.

Kebutuhan dan Harapan Pihak Terkait

Sejatinya, IAIN Palangka Raya menjadi lembaga penyelenggara pendidikan tinggi yang selalu berusaha meningkatkan mutu layanan pendidikan. Karena itu, dirasa perlu untuk menginventarisir kebutuhan dan harapan dari para pemangku kepentingan yang relevan dengan sistem manajemen mutunya.

(42)

35

Dari proses tersebut, berikut jabaran mengenai pihak yang terkait dengan kebutuhan dan harapan.

No Pihak Terkait Kebutuhan dan Harapan

1 Mahasiswa Masa Studi yang Relatif Cepat

Indeks Prestasi Kumulatif yang relatif Tinggi

Unggul dalam kompetensi

Kelengkapan Sarana dan

Prasarana

2 Orangtua Biaya kuliah yang relatif murah

Masa Studi yang relatif cepat Indeks Prestasi Kumulatif yang relatif tinggi

Unggul dalam kompetensi

Berkarakter dan berakhlakul karimah

Kelengkapan sarana dan

prasarana 3 Stakeholders/Pengguna

Lulusan

Terpenuhinya kebutuhan

kompetensi yang sesuai Tuntutan yang tidak tinggi

4 Pemerintah Mendukung tercapainya daya

(43)

36

Kontribusi positif bagi percepatan dan pengembangan ekonomi dan industri nasional maupun usaha kecil dan menengah

Kontribusi positif bagi

pembangunan mental dan

pendidikan masyarakat

pedalaman

5 Asosiasi Keahlian Keterlibatan dalam

pengembangan kurikulum

sehingga dapat mengarahkan kompetensi lulusan.

Menetapkan Lingkup Sistem Manajemen Mutu

IAIN Palangka Raya menetapkan, menerapkan, memelihara dan terus meningkatkan sistem manajemen mutu termasuk di dalamnya proses yang diperlukan dan interaksinya sesuai dengan persyaratan dari standar nasional yang ada di Indonesia. IAIN Palangka Raya menetapkan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu dan penerapannya di seluruh unit dan bagian serta :

(44)

37

a. Menentukan input yang diperlukan dan output yang diharapkan dari proses ini;

b. Menentukan urutan dan interaksi dari proses ini;

c. Menentukan dan menerapkan kriteria dan metode (termasuk pemantauan, pengukuran dan indikator performa yang terkait) untuk memastikan pengerjaan dan pengendalian yang efektif dari proses ini;

d. Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk prosesn memastikan ketersediannya;

e. Menugaskan tanggungjawab dan wewenang untuk proses ini; f. Mengatasi resiko dan peluang seperti yang ditentukan;

g. Mengevaluasi proses dan menerapkan perubahan yang diperlukan untuk memastikan bahwa proses mencapai hasil yang diinginkan;

h. Meningkatkan proses dan sistem manajemen mutu.

KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan dan Komitmen Umum

Pimpinan puncak menunjukan kepemimpinan dan komitmennya dengan sistem manajemen mutu dengan hal berikut:

(45)

38

b. Memastikan bahwa kebijakan mutu dan sasaran mutu ditetapkan untuk sistem manajemen mutu sesuai dengan konteks dan arah strategis organisasi;

c. Memastikan integrasi dari persyaratan sistem manajemen mutu ke dalam proses kerja organisasi;

d. Mendorong penggunaan pendekatan proses dan pemikiran berbasis resiko;

e. Memastikan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan untuk sistem manajemen mutu;

f. Mengkomunikasikan pentingnya efektifitas sistem manajemen mutu dan kesesuaian terhadap persyaratan sistem manajemen mutu;

g. Memastikan sistem manajemen mutu mencapai hasil yang diinginkan;

h. Mengikutsertakan, mengarahkan dan mendukung personel untuk berkontribusi terhadap efektifitas sistem manajemen mutu;

i. Mendorong peningkatan;

j. Mendukung tugas manajemen lain yang relevan untuk menunjukkan kepemimpinan mereka sesuai dengan area tanggungjawabnya.

(46)

39

Manajemen IAIN Palangka Raya menunjukkan komitmennya terhadap penerapan sistem manajemen mutu dengan cara :

a. Menetapkan dan memenuhi persyaratan pelanggan dan persyaratan perundangan yang terkait.

b. Mengkomunikasikan pentingnya pemenuhan persyaratan pelanggan dan peraturan perundangan yang terkait.

c. Menetapkan Kebijakan Mutu. d. Memastikan Sasaran Mutu.

e. Melaksanakan Tinjauan Manajemen di tingkat Institusi. f. Menyediakan sumber daya yang memadai.

g. Menetapkan Kebijakan Mutu, Manual Mutu dan Renstra Institut.

h. Menetapkan Standar Pelayanan Minimum.

i. Menetapkan kebijakan pemenuhan sumber daya untuk mendukung ketercapaian Renstra Institut dan Kebijakan Mutu.

Lembaga Penjaminan Mutu :

a. Melakukan pemantauan penerapan sistem manajemen mutu sesuai dengan kebijakan mutu.

b. Melakukan kajian sistem manajemen mutu secara periodik sesuai dengan perubahan perundangan yang berlaku serta kebijakan Institut.

(47)

40

Biro, Lembaga, Fakultas, UPT dan satuan kerja lainnya bertugas :

a. Mengkomunikasikan kebijakan mutu serta sistem manajemen mutu yang menjadi acuan pelaksanaan tugas sesuai tupoksi. b. Menetapkan prosedur mutu sebagai penjabaran kebijakan

mutu di tingkat satuan kerja manajemen.

c. Menetapkan sasaran mutu yang merujuk pada Renstra Institut. d. Menetapkan sistem serta penyediaan sumber daya yang bertujuan memastikan ketercapaian sasaran kinerja sebagaimana tertuang dalam Renstra Institut.

e. Melakukan pengukuran ketercapaian sasaran kinerja secara periodik.

f. Melakukan tinjauan manajemen di tingkat Biro, Lembaga, Fakultas, UPT dan satuan kerja manajemen lainnya.

g. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum.

KEBIJAKAN MUTU

a. Manajemen IAIN Palangka Raya menetapkan kebijakan mutu,

yang :

Sesuai dengan visi, misi, sasaran dan tujuan IAIN Palangka Raya.

(48)

41

b. Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan untuk perbaikan berkesinambungan.

c. Memberi kerangka untuk menetapkan dan meninjau Sasaran Mutu.

d. Memastikan bahwa Kebijakan Mutu dipahami, diterapkan dan dipelihara pada semua tingkatan organisasi.

e. Ditinjau agar selalu sesuai.

Aturan Organisasi, Tanggung jawab dan Wewenang

Pimpinan IAIN Palangka Raya memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang untuk peran yang relevan sudah ditetapkan, dikomunikasikan dan dipahami dalam organisasi. Penetapan tanggung jawab dan wewenang oleh Pimpinan IAIN Palangka Raya adalah untuk:

a. Memastikan bahwa sistem manajemen mutu sesuai dengan persyaratan dari standar mutu yang ditetapkan.

b. Memastikan bahwa proses-proses menghasilkan output yang diinginkan.

c. Melaporkan performa dari sistem manajemen mutu dan peluang peningkatannya.

d. Memastikan dorongan terhadap fokus kepuasan pihak terkait di seluruh organisasi.

(49)

42

e. Memastikan integritas sistem manajemen mutu tertap terjaga ketika perubahan terjadi dalam manajemen.

Dalam penerapan sistem manajemen mutu tersebut, seluruh organisasi di IAIN Palangka Raya diharuskan terlibat penuh dan berkontribusi sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing. Tanggung jawab dan wewenang ini dituangkan dalam dokumen lain.

Keterlibatan seluruh organisasi di IAIN Palangka Raya dibuktikan dengan pemberian tanggung jawab sebagai berikut:

a. Memprakarsai tindakan untuk mencegah ketidaksesuaian proses, produk dan sistem mutu;

b. Mengindentifikasi dan mencatat penyimpangan yang berkaitan dengan proses, produk dan sistem mutu;

c. Memberikan alternatif pemecahan melalui jalur media yang sesuai;

d. Melakukan verifikasi pelaksanaan dan pemantauan dalam upaya pemecahan ketidaksesuaian hingga penyelesaiannya. Rektor IAIN Palangka Raya menetapkan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) sebagai unit yang menjalankan fungsi Wakil Manajemen Mutu dengan tanggung jawab :

(50)

43

a. Menjamin bahwa sistem manajemen mutu, ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara sesuai dengan standar Sistem Penjaminan Mutu Dikti dan ISO 9001:2015;

b. Melaporkan kepada Rektor IAIN Palangka Raya mengenai kinerja sistem manajemen mutu, termasuk memberikan masukan untuk perbaikan;

c. Mengkomunikasikan persyaratan pelanggan di IAIN Palangka Raya melalui media yang sesuai;

d. Menjadi penghubung antara manajemen IAIN Palangka Raya dengan pihak luar yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu.

Biro, Lembaga, Fakultas, UPT dan satuan kerja lain berkoordinasi dengan LPM untuk menetapkan instrumen pengukuran/ pemantauan proses/produk.

Biro, Lembaga, Fakultas, UPT dan satuan kerja lain melakukan pengukuran kepuasan pelanggan melalui survei yang dilakukan secara terstruktur dan periodik.

LPM memastikan kegiatan audit mutu internal dilakukan untuk mengevaluasi penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan standar SPM Dikti dan ISO 9001:2015 dengan tahapan penyusunan program, penetapan auditor, laporan hasil audit dan pengendalian ketidaksesuaian.

(51)

44

PERENCANAAN

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan Tridharma PT, IAIN Palangka Raya merumuskan visi, misi, sasaran dan tujuan yang kemudian dikembangkan menjadi sasaran-sasaran dan tahapan kerja. Sasaran-sasaran dan tahapan ini dituangkan dalam beberapa dokumen yaitu:

1. Rencana Induk Pengembangan (RIP) 2. Rencana Strategis (RENSTRA)

3. Rencana Operasional (RENOP)

Selain dokumen-dokumen tersebut, IAIN Palangka Raya yang mulai mengadaptasi penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 yang memperhatikan resiko dan peluang yang ada. Maka dari itu, IAIN Palangka Raya juga menetapkan dokumen berikut sebagai pedoman pengambilan tindakan untuk mengatasi resiko dan peluang. Diantaranya:

a. Pedoman Mutu

b. Standar Audit Mutu Internal

c. Standar Pengelolaan Program Studi Berbasis Akreditasi d. Manual Mutu

(52)

45

Sasaran Mutu dan Rencana Pencapaiannya

Sasaran Mutu di IAIN Palangka Raya harus meliputi beberapa hal berikut:

a. Konsisten dengan Kebijakan Mutu b. Terukur

c. Memperhitungkan dengan persyaratan yang berlaku

d. Relevan untuk kesesuaian produk dan jasa dan peningkatan kepuasan pelanggan

e. Dapat dipantau f. Dikomunikasikan

g. Diperbaharui dengan semestinya.

Karena itu, Sasaran Mutu IAIN Palangka Raya ditetapkan pada setiap level dan fungsi di dalam organisasi IAIN Palangka Raya untuk mendukung kebijakan mutu IAIN Palangka Raya. Pencapaiannya pun dilakukan pemantauan dalam kurun waktu yang ditentukan. Sasaran mutu yang tidak tercapai akan dilakukan identifikasi dan tindakan perbaikan yang diperlukan, termasuk tindakan untuk menghilangkan penyebab masalah yang diidentifikasi. Sasaran Mutu IAIN Palangka Raya dituangkan dalam dokumen sendiri.

(53)

46

DUKUNGAN Sumber Daya Umum

IAIN Palangka Raya menentukan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan sistem manajemen mutu. Penyediaan sumber daya tersebut mempertimbangkan :

a. Kemampuan dan kendala terhadap sumber daya internal yang ada;

b. Hal yang perlu didapatkan dari penyedia eksternal.

Sumber daya yang disediakan mencakup sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, serta lingkungan kerja (suasana akademik) yang digunakan untuk mengelola pelaksanaan Tridharma. Sumber daya yang disediakan dapat berupa milik IAIN Palangka Raya maupun milik pihak lain yang digunakan sesuai kepentingan kerja IAIN Palangka Raya.

Kompetensi

Dalam pelaksanaan manajemen pengelolaannya, IAIN Palangka Raya menetapkan kompetensi yang diperlukan dari setiap sumber daya manusia yang bekerja di bawah kontrol yang mempengaruhi efektifitas sistem manajemen mutu. Selain itu, IAIN Palangka Raya juga memastikan bahwa setiap orang memiliki

(54)

47

kompetensi berdasarkan pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang sesuai. Selain itu, jika diperlukan IAIN Palangka Raya dapat mengambil tindakan untuk memperoleh kompetensi yang diperlukan dan mengevaluasi efektifitas dari tindakan yang diambil untuk kemudian menyimpan informasi secara terdokumentasi sebagai bukti kompetensi.

Dalam hal ini, Sub Bagian Organisasi, Kepegawaian dan Penyusun Peraturan (OKPP) bertanggung jawab untuk mendokumentasikan syarat kompetensi SDM untuk setiap pekerjaan, mengevaluasi kompetensi setiap pegawai dan semua kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelatihan pegawai.

Pelatihan pegawai disusun dan dilaksanakan secara terencana atas dasar kebutuhan pelatihan pegawai (need assesment) serta kebijakan IAIN Palangka Raya dengan tujuan menjamin bahwa seluruh pegawai memiliki kompetensi dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya dan untuk meningkatkan prestasi pegawai.

Kesadaran

IAIN Palangka Raya harus memastikan bahwa seluruh sumber daya manusia yang bekerja di bawah lingkungannya memiliki kesadaran terhadap:

(55)

48

b. Sasaran Mutu yang relevan

c. Kontribusinya terhadap efektifitas dari sistem manajemen mutu termasuk keuntungan dari kinerja yang meningkat

d. Akibat dari ketidaksesuaian dengan persyaratan sistem manajemen mutu.

Informasi Dokumentasi

Termasuk di dalam sistem manajemen mutu adalah :

a. Informasi terdokumentasi yang dibutuhkan oleh pelaksana audit mutu eksternal, dalam hal ini BAN-PT lewat proses akreditasinya;

b. Informasi terdokumentasi yang dibutuhkan oleh standar internasional;

c. Informasi terdokumentasi yang ditetapkan IAIN Palangka Raya untuk alasan efektifitas sistem manajemen mutu.

Karena itu, ketika membuat dan memperbaharui informasi terdokumentasi, IAIN Palangka Raya memastikan ketepatan :

a. Identifikasi dan deskripsi (judul, tanggal, pembuat, nomor acuan);

b. Format (bahasa, software version, grafik) dan media (kertas, file)

(56)

49

Dokumen sistem manajemen mutu IAIN Palangka Raya dibagi dalam empat level dokumen yang mencakup :

Level I : Kebijakan SPMI Level II : Manual Mutu SPMI

Level III : Standar dan Prosedur Mutu

Level IV : Formulir/Borang, Rekaman atau Catatan Mutu.

Informasi terdokumentasi yang disimpan IAIN Palangka Raya adalah dokumen yang :

a. Mendeskripsikan ketidaksesuaian;

b. Mendeskripsikan tindakan yang diambil; c. Mendeskripsikan konsensi yang diambil;

d. Mengidentifikasi otoritas yang memutuskan tindakan yang terkait dengan ketidaksesuaian.

Dari informasi ketidaksesuaian akan diambil tindakan untuk mengatasinya dengan cara melakukan perbaikan atau mengerjakan ulang proses tersebut. Setelah pelaksanaan perbaikan atau pengerjaan ulang diketahui bahwa produk tidak sesuai dengan persyaratan pelanggan, IAIN Palangka Raya akan mengabil tindakan yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

(57)

50

EVALUASI KINERJA

IAIN Palangka Raya melakukan proses pemantauan, pengukuran, analisa dan evaluasi kinerja dengan menetapkan hal-hal berikut:

a. Apa yang diperlukan untuk dipantau dan diukur;

b. Metode untuk melakukan pemantauan, pengukuran, analisa dan evaluasi yang diperlukan untuk memastikan hasil yang dapat dipercaya;

c. Kapan pemantauan dan pengukuran dilakukan;

d. Kapan hasil dari pemantauan dan pengukuran dianalisa dan dievaluasi.

IAIN Palangka Raya juga melakukan pemantauan persepsi pelanggan dengan melakukan survei kepuasan mereka terhadap layanan akademik dan non akademik di IAIN Palangka Raya.

AUDIT INTERNAL

IAIN Palangka Raya mengadakan kegiatan audit mutu internal pada waktu yang direncanakan untuk menyediakan informasi kesesuaian sistem manajemen mutu dengan persyaratan Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan mengidentifikasi potensi-potensi ketidaksesuaian dalam proses penyelenggaraannya.

Dalam prosesnya, kegiatan Audit Mutu Internal di IAIN Palangka Raya menggunakan kaidah PLOR (Problem, Location, Objective,

(58)

51

Reference) dengan tingkatan-tingkatan organisasi yang ada di IAIN Palangka Raya sebagai berikut :

a. Audit Mutu Internal di Fakultas

b. Audit Mutu Internal di Program Studi

c. Audit Mutu Internal di Biro, Lembaga, Unit Pelaksana Teknis d. Audit Mutu Internal di Unit Akademik dan Kegiatan

Pelaksanaan Audit Mutu Internal di IAIN Palangka Raya dituangkan dalam dokumen lain.

TINJAUAN MANAJEMEN

Sebagai tindak lanjut terhadap temuan audit, Pimpinan IAIN Palangka Raya melakukan rapat dengan periode tertentu yang dihadiri oleh seluruh jajaran manajemen. Tinjauan manajemen ini dilakukan dengan mempertimbangkan :

a. Status tindakan dari manajemen review sebelumnya;

b. Perubahan isu eksternal dan internal yang relevan terhadap sistem manajemen mutu;

c. Informasi terhadap kinerja dan efektifitas dari sistem manajemen mutu;

d. Kecukupan sumber daya;

e. Efektifitas tindakan yang diambil untuk mengatasi resiko dan peluang; dan

(59)

52

Dokumen tentang tinjauan manajemen dituangkan dalam dokumen lain.

PENINGKATAN

IAIN Palangka Raya menetapkan dan memilih peluang untuk peningkatan dan menerapkan tindakan yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan meningkatkan kepuasa pelanggan. Hal tersebut termasuk:

a. Meningkatkan produk dan jasa untuk memenuhi persyaratan dan memenuhi kebutuhan dan ekspektasi yang akan datang. b. Memperbaiki, mencegah dan mengurangi efek yang tidak

diinginkan.

c. Meningkatkan kinerja dan efektifitas dari sistem manajemen mutu.

Dalam menangani ketidaksesuaian yang timbul, IAIN Palangka Raya dapat menanggapinya dengan mengambil tindakan untuk mengendalikan dan memperbaikinya atau mengatasi akibatnya.

Selain itu, IAIN Palangka Raya juga dapat mengevaluasi

kebutuhan tindakan untuk menghilangkan penyebab

ketidaksesuaian dengan maksud supaya tidak akan muncul lagi dengan cara meninjau dan menganalisa ketidaksesuaian, menetapkan penyebab ketidaksesuaian dan menetapkan potensi munculnya ketidaksesuaian serupa di masa mendatang.

(60)

53

IAIN Palangka Raya kemudian dapat mengambil tindakan yang diperlukan lalu meninjau efektifitas dari tindakan tersebut. Selain itu, sebagai usaha peningkatan kinerja, IAIN Palangka Raya juga dapat memperbaharui resiko dan peluang yang ditentukan selama perencanaan bila diperlukan untuk kemudian membuat perubahan terhadap sistem manajemen mutu jika diperlukan.

IAIN Palangka Raya terus menerus melakukan peningkatan yang sesuai dan efektif dari sistem manajemen mutu. IAIN Palangka Raya mempertimbangkan hasil analisa dan evaluasi dan output dari tinjauan manajemen sebagai landasan untuk menentukan kebutuhan dan peluang di masa mendatang.

IAIN Palangka Raya secara berkesinambungan meningkatkan efektifitas sistem manajemen mutu melalui penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan perbaikan dan pencegahan dan tinjauan manajemen.

(61)
(62)

Referensi

Dokumen terkait

Soemitra, Bank… , h.. transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, pembukaan letter of credit , dan sebagainya. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS,

303 Praktikum Studi Kelayakan Bisnis Properti PP51 Sufitri, Dra., MM/Bahrul Bachtiar Fauzi, SE.. 45 Lab.Kom1 Praktikum Studi Kelayakan Proyek PD51 Ibnu Subiyanto,

Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 6 Mei s/d 20Mei 2012 dengan target 45 Tim Basket & Futsal se-JABOTABEK yang di selenggarakan oleh SMA YPI 45 ini merupakan momen yang

Nara sumber jero balian mengenal semua spesies tanaman obat (47 spesies), nara sumber masyarakat bali setempat mengenal 40 spesies dari 47 tanaman obat dan pedagang ceraken di

Hasil yang dicapai adalah anak-anak di gampong Jok Tanjong merasa senang dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran bahasa Inggris, mereka mulai menyukai pelajaran

Aplikasi ini diharapkan juga dapat mengenalkan tentang pemanfaatan game engine pada Arsitektur,selain itu hasil yang didapati bisa menjadi media pembelajaran atau

Nama Dosen : P. Wisnu Anggoro, ST., MT. Tonny Yuniarto, ST., MEng. Deskripsi Mata Kuliah : Cakupan materi dalam mata kuliah ini adalah konsep pengukuran dan alat bantu

untuk menyelesaikan suatu masalah. Tindakan adalah aktifitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan.. tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan