• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Studi Kasus Perkembangan Anak Usia SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Studi Kasus Perkembangan Anak Usia SD"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KASUS

ANALISIS PERKEMBANGAN ANAK USIA SD

(ANAK KESULITAN BELAJAR)

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu pada Mata Kuliah psikologi perkembangan anak usia Sekolah Dasar

oleh

Dr. ASEP SUPENA, M.PSi.

Di buat oleh: Basuki 7526168068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2017

(2)

i

Daftar Isi ... i

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan ... 2

C. Tujuan ... 2

D. Manfaat ... 2

BAB II KAJIAN TEORI ... 3

A. Hakikat perkembangan ... 3

B. Prinsip perkembangan ... 3

C. Teori perkembangan ... 7

D. Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... 9

E. Perkembangan fisik dan motorik anak usia SD ... 10

F. Perkembangan kognitif anak usia SD ... 12

G. Perkembangan bahasa anak usia SD ... 13

H. Perkembangan sosio-emosional anak usia SD ... 17

BAB III DESKRIPSI PERKEMBANGAN SUBJEK ... 20

A. Profil anak ... 20

B. Sejarah perkembangan ... 20

C. Perkembangan fisik dan motorik ... 21

D. Perkembangan kognitif ... 21

E. Perkembangan bahasa ... 21

F. Perkembangan sosio-emosional ... 21

BAB IV ANALISI PERKEMBANGAN SUBJEK ... 22

A. Analisis perkembangan (menilai, membedakan, membandingkan, menghubungkan ... 22

1. Fisik-motorik ... 22

2. Kognitif ... 22

B. Prediksi ... 23

C. Modifikasi ... 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 26 DAFTAR PUSTAKA

(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fungsi sekolah untuk membantu keluarga dalam pendidikan anak- anaknya yang telah diberikan wewenang untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap kepada anak didik, agar mereka mampu

mengembangkan segala potensi yang dimiliki sesuai dengan

perkembangannya masing-masing untuk menuju kedewasaan.

Permasalahan yang ada di sekolah merupakan masalah yang sering kita jumpai seperti kesulitan merangkai sebuah kata-kata, kesulitan berhitung, dan bahkan banyak peserta didik yang lebih memilih bermain dibandingkan belajar. Peserta didik yang seperti ini merupakan tantangan bagi para pendidik khususnya guru untuk memberikan layanan bimbingan belajar yang tepat dan sesuai untuk anak-anak. Tujuannya agar kegiatan belajar dapat diikuti dengan nyaman, senang dan “mengasikkan” bagi anak. Kegiatan belajar tersebut dapat diberikan dengan berbagai macam metode. Kesulitan belajar merupakan suatu hal yang dialami oleh sebagian peserta didik di sekolah dasar bahkan dialami oleh peserta didik yang belajar di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kesulitan belajar secara secara operasional dapat dilihat dari kenyataan empirik yaitu adanya peserta didik yang tinggal kelas, atau peserta didik yang memperoleh nilai kurang baik dalam beberapa mata ajaran yang diikutinya.

Peserta didik yang tinggal kelas merupakan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, karena peserta didik tersebut tidak mampu dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar yang harus diselesaikan sesuai denganperiode yang telah ditetapkan oleh sistem pendidikan yang berlaku di setiap jenjang pendidikan.

Mengatasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik ini bukan hanya tugas guru kelas saja melainkan juga tugas konselor dan orang tua peserta

(4)

2

didik. Melihat kenyataan tersebut, maka kesulitan belajar harus cepat diatasi supaya tercapai tujuan pendidikan yang ideal dan tidak ada lagi peserta didik yang tinggal kelas karena mengalami kesulitan belajar.

B. Permasalahan

Setiap kali kesulitan belajar anak didik yang satu dapat diatasi, tetapi pada waktu yang lain muncul lagi masalah kasus kesulitan belajar anak didik yang lain. Dalam setiap bulan atau bahkan dalam setiap minggu tidak jarang ditemukan anak didik yang berkesulitan belajar. Walaupun sebenarnya masalah yang mengganggu keberhasilan belajar peserta didik ini sangat tidak disenangi oleh guru dan bahkan peserta didik itu sendiri. Namun, begitu usaha demi usaha harus diupayakan dengan berbagai strategi dan pendekatan agar peserta didik dapat dibantu keluar dari kesulitan belajar. Sebab bila tidak, gagallah peserta didik meraih prestasi belajar yang memuaskan.

C. Tujuan

Untuk mengetahui penyebab terjadinya permaslahan kesulitan belajar pada anak yang belom dapat membaca dan mengenal huruf pada siswa kelas 3 sekolah dasar.

D. Manfaat

Dapat memberikan pengetahuan baru bagaiamana langkah yang harus dilakukan dalam menangani permasalahan anak kesulitan belajar bagi guru maupun bagi sekolah.

(5)

3

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Perkembangan

Dalam proses seluruh pertumbuhan dan perkembangannya, individu menunjukkan adanya variasi atau keragaman perilakunya. Misalnya perilaku anak-anak berbeda dengan perilaku anak remaja, dan berbeda dengan perilaku orang dewasa dengan pola-pola tertentu yang menjadi ciri masa perkembangannya. Keunikan itu terjadi karena proses pertumbuhan dan perkembangan memberikan pengaruh tertentu sehingga membentuk pola-pola perilaku yang khas.

Pertumbuhan dan perkembangan mengandung dan

mengimplikasikan pengertian adanya perubahan pada perilaku manusia. Eksistensi manusia sesungguhnya terjadi dalam rangka perubahan secara berkesinambungan dalam seluruh rentang kehidupan sejak masa konsepsi sampai akhir hayat. Menurut Surya perkembangan merupakan peruahan secara progresif (maju) dalam diri manusia sebagai organisme dalam pola-pola yang memungkinkan terjadi fungsi-fungsi baru, perkembangan terjadi

penyempurnaan fungsi, menyangkut aspek-aspek psikis, dan

perkembangan berjalan terus sampai akhir hayat.

Menurut Neil J Salkind perkembangan (development) adalah rangkaian perubahan yang bergerak maju dalam pola yang terukur sebagai hasil interaksi antara faktor biologis dan lingkungan.

B. Prinsip Perkembangan

1) Perkembangan melibatkan perubahan

Banyak orang menggunakan istilah pertumbuhan dan perkembangan secara bergantian. Dalam kenyataan istilah itu berbeda walapun dapat dipisahkan namun keduanya tidak dapat berdiri sendiri. pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak itu lebih besar secara fisik tetapi ukuran dan struktur organ dalam dan otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan

(6)

4

otak, anak itu mempunyai kemampuan lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir. Anak tumbuh baiksecara mental maupun fisik. Sebaliknya perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif. Ia dapat didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheran. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur. Teratur dan koheran menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi dan yang telah menhadului atau yang akan mengikutinya.

2) Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya Hal ini seperti yang diperibahasakan guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Dengan cara yang lebih puitis, Milton menyatakan fakta yang sama saat ia menulis , masa kanak-kanak meramalkan masa dewasa, sebagaimana pagi hari meramalkan hari baru.

Petunjuk ilmiah pertama yang penting dari tahun-tahun awal berawal dari penelitian Freud tentang kesulitan penyesuaian kepribadian. Kesulitan seperti itu dikatakan Freud dapat dilacak sampai ke suatu pengalaman yang tidak menyenangkan di masa kanak-kanak.

Erikson menerangkan apa yang akan dipelajari seorang anak tergantung bagaimana orang tua memenuhi kebutuhan anak akan makanan, perhatian, dan cinta kasih.

3) Perkembangan merupakan proses hasil proses kematangan dan belajar Proses kematangan instrinstik adalah terbukanya karakteristik yang potensial ada pada individu yang berasal dari varian genetik individu. Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan berusaha. Melalui belajar anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan.

4) Pola perkembangan dapat diramalkan

Dari banyak bukti perkembangan fisik yang teratur dan dapat diramalkan semasa kehidupan pra dan pascalahir, terdapat dua hukum rangkaian pengarahan perkembangan; hukum cepbalocauda dan hukum

(7)

5

proximodistal. Menurut hukum chepalochoudal oerkembangan

menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki. Ini berarti bahwa kemajuan dalam struktu dan fungsi pratama-tama terjadi dibagian kepala, kemudian badan, dan teakhir bagian kaki. Menurut hukum proximodital perkembangan bergerak dari yang terdekat ke yang jauh keluar dari sumbu pusat tubuh menuju ke ujung-ujungnya.

5) Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan Studi perkembangan tekah menunjukkan bahwa terdapat sejumlah karakteristik yang dapat diramalkan. Berikut ini eterangan lima diantara beserta penjelasan pentingnya;

a) Ukuran kematangan

Pada usia yang agak awal kita dapat meramalkan bagaimana keadaan fisik seseorang ketika ia dewasa nantinya.

b) Perencanaan pendidikan

Perencanaan pendidikan dapat didasarkan attas bakat keterampilan kecerdasan awal anak.

c) Persiapan untuk tahapan berikutnya

Pada setiap tahapan perkembangan anak dapat disiapkan untuk tahap berikutnya.

d) Prencanaan pekerjaan

Perkambangan fisik, pekerjaan, dan kepribadian awal memberi petunjuk tentang apa saja yang dapat dikerjakan anak ketika ia dewasa.

e) Adopsi

Karena pola awal perkembangan fisik dan mental dapat meramalkan perkembagan dumasa datang, hal itu dapat digunakan sebagai pedoman memilih bayi untuk diadopsi.

6) Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan

Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak mengikuti pola yang dapat diramalakn dengan cara dan kecepatannya sendiri. beberapa anak berkembang dengan lancar, berapa tahap, dan

(8)

6

langkah demi langka sedangka yang lain bergerak dengan kecepatan melonjak. Beberapa diantaranya menunjukkan sedikit penyimpangan sedangkan yang lain banyak terjadi penyimpangan. Oleh karena itu setiap anak tidak mencapai titik perkembangan yang sama pada usia yang sama.

7) Periode pola perkembangan

Terdapat bukti bahwa pada berbagai usia ciri bawaan teretentu lebih menonjol daripada yang lain karena perkembangannya terjadi lebih cepat. Oleh karena itu dimungkinkan untuk menandai periode utama yang ditunjukkan oleh jenis perkembangan tertentu yang membayangi lainnya.

Lima periode perkembangan utama di masa kanak-kanan dimulai dengan saat pembuahan dan berakhir ketia anak itu matang secara seksual.

8) Pola setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial

Dalam setiap kelompk budaya pengalaman telah menunjukkan bahwa pengalaman dapat mempelajari pola perilaku dan keterampilan tertentu dengan lebih mudah dan berhasil pada usia-usia tertentu ketimbang saat lainnya.

Harapan sosial dikenal sebagai tugas perkembangan. Harvighust telah mendefinisikan tugas perkembangan sebagai tugas yang timbul pada atau sekitar periode kehidupan individu tertentu, keberhasilan melakukaannya menimbulkan kebahagiaan dan keberhasilan tugas lainnya kelak sedangkan kegagalan menimbulkan ketidak bahagiaan, ketidak setujuan masyarakat dan kesulitan dalam pelaksanaan tugas lainnya kelak.

9) Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya yang potensial Walaupun pola perkembangan bergerak normal kadang-kadang pada setiap usia terdapat bahaya di bebrapa bidang perkembangan yang menggaunggu pola normal ini. Seperti diterangkan Erikson, perjuangan yang tidak teralakan yang menandai seluruh pertumbuhan dapat

(9)

7

menimbulkan sejumlah bakat yang benar-benar diandalkan atau masalah yang tidak dapat dijajaki.

10) Kebahagiaan bervarasi pada beragai periode perkembangan

Sesuai dengan tradisi masa kanak-kanak merupakan periode perkembangan yang paling membahagiakan. Tradisi ini telah dipertegas dengan hal lain, bahwa masa kanak-kanak seharusnya bahagia waktu yang bebas dan aman untuk menjamin penyesuaian yang baik dalam hidup kedewasaan.

C. Teori Perkembangan 1. Psikodinamik

a) Sigmund Freud

Kepribadian tersusun dari tiga komponen, yaitu: id, ego, dan superego. Id ada sejak lahir dan terdiri dari instink dan dorongan mendasar yang mencari kepuasan langsung, tanpa menghiraukan konsekuensinya. Unsur kedua dari struktur kepribadian adalah ego, yang mulaiberkembang selama tahun pertama kehidupan. Ego terdiri dari proses mental, daya penalaran,dan pikiran sehat. Unsure

ketiga adalah superego, yang berkembang dari puncak

kedewasaan,identifikasi, masyarakat, dan model orangtua. b) Erik Erikson

Perkembangan persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi sosial. Perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam setiap tingkat dipercaya setiap orang akan mengalami konflik/ krisis yang merupakan titik balik dalam perkembangan.

2. Behaviorisme Ivan Pavlop

Dalam membentuk tingkah laku tertentu harus dilakukan secara berulang-ulang dengan melakukan pengkondinsian tertentu.

(10)

8

Faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, factor social mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya. 4. Kognitivisme Piaget

Hasil dari hubungan perkembangan otak dan system nervous dan

pengalaman-pengalaman yang membantu individu untuk

beradaptasi dengan lingkungannya. 5. Sosio kultural Vigotsky

Perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan social secara aktif.

6. Ekologi Bronfenbrenner

Perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan. Hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan yang akan membentuk tingkah laku individu tersebut.

Informasi lingkungan tempat tinggal anak untuk menggambarkan, mengorganisasi dan mengklarifikasi efek dari lingkungan yang bervariasi.

7. Humanisme Maslwo

Manusia akan berusaha keras untuk mendapatkan aktualisasi diri mereka, atau realisasi dari potensi diri manusia seutuhnya, ketika mereka telah meraih kepuasan dari kebutuhan yang lebih mendasarnya.

Humanisme Carl Rogers

Seseorang yang sehat secara psikologis adalah mereka yang memiliki konsep diri yang luas, yaitu mampu memahami dan menerima berbagai perasaan dan pengalaman. Control diri yang berasal dari dalam diri seseorang adalah lebih baik dari pada control yang dipakasakan dan berasal dari luar.

(11)

9

seorang manusia dalam kehidupannya akan melalui rentangan perkembangan moral perkembangan moral heteronomous dan autonomous

Moral Kohlberg

Perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara bertahap

9. Bahasa Noam Chomsky

Manusia mempunyai susunan saraf dan otak untuk belajar Bahasa pada waktu tertentu dan dalam cara tertentu.

D. Faktor yang mempengaruhi perkembangan 1. Faktor Turunan (Warisan)

a) Bentuk tubuh dan warna kulit. Gen dari orang tua akan memepengaruhi jasmani anaknya dan tidak bisa di ubah oleh teknologi secanggih apapun.

b) Sifat – sifat. Warisan dari orang tua sama halnya dengan bentuk tubuh dan warna kulit tidak dapat diubah. Tipe manusia berdasarkan sifatnya menurut Edward Sparanger adalah manusia ekonomi, teori, politik, sosial, seni dan agama.

c) Inteligensi. Yaitu kemampuan umum untuk penyesuaian terhadap situasi atau masalah. Tes Inteligensi yang standar antara lain tes binet-simon, tes Wechsler, tes Army Alpha dan Beta, tes Progressive Matrices

d) Bakat. Yaitu kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang. Bakat dapat diketahui dari tingkah laku anak atau dengan tes bakat. Bila seorang anak tidak diberi kesempatan untuk melatih bakatnya, maka bakatnya tersebut tidak akan berkembang.

e) Penyakit atau cacat tubuh. 2. Faktor Lingkungan

(12)

10

Berpengaruh terhadap perkembangan rohaniah anak terutama keribadian dan kemajuan pendidikannya.

b) Sekolah.

Menentukan pola pikir serta kepribadian anak c) Masyarakat.

Turut mempengaruhi perkembangan jiwanya d) Keadaan alam sekitar.

Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir atau kejiwaan anak dan tingkah laku anak. E. Perkembangan fisik-motorik

1) Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran system rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.

a) Parameter umum

Rata – rata tinggi badan anak usia 7 – 12 tahun 113 cm dan rata – rata berat badan anak usia 6 – 12 tahun mencapai 21 kg.

b) Nutrisi

Kebutuhan kalori harian anak usia 7 – 12 tahun menurun sehubungan dengan ukuran tubuh, dan rata – rata membutuhkan 2400 kalori perhari. Banyaknya anak yang tidak menyukai sayuran, biasanya hanya satu jenis makanan, yang disukai orang tua memiliki peranan penting dalam mempengaruhi pilihan anak.

c) Pola tidur

Kebutuhan tidur setiap anak bervariasi, biasanya 8 sampai 9,5 jam setiap malam.

d) Kesehatan gigi

Mulai sekitar 6 tahun gigi permanen tumbuh dan anak secara bertahap kehilangan gigi desi dua.

(13)

11

Pada usia 6 tahun, 85% anak memiliki kendala penuh terhadap kandung kemih dan defekasi, enurisis, nocturnal ( mengompol ) terjadi pada 15% anak berusia 6 tahun.

2) Perkembangan motorik anak usia sekolah dasar

Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus keterampilan – keterampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisk yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.

Beberapa perkembangan motorik ( kasar maupun halus ) selama periode ini, antara lain:

a) Anak Usia 7 Tahun

(1) Mulai membaca dengan lancar (2) Cemas terhadap kegagalan

(3) Peningkatan minat pada bidang spiritual (4) Kadang malu atau sedih

b) Anak Usia 8 – 9 Tahun

(1) Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat (2) Mampu menggunakan peralatan rumah tangga (3) Keterampilan lebih individual

(4) Ingin terlibat dalam sesuatu (5) Menyukai kelompok dan mode (6) Mencari teman secara aktif c) Anak Usia 10 -12 Tahun

(1) Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan pubertas mulai tampak.

(14)

12

(2) Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri, dll

(3) Adanya keinginan anak untuk menyenangkan dan membantu orang lain

(4) Mulai tertarik dengan lawan jenis. F. Perkembangan kognitif

1) Tahapan Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

a) Tahap sensori motor terjadi pada umur sekitar 0-2 tahun. Tahap ini, mulai pada masa bayi ketika ia menggunakan pengindraan dan aktivitas motorik dalam mengenal lingkungannya. Pada masa ini biasanya bayi keberadaannya masih terikat kepada orang lain bahkan tidak berdaya, akan tetapi alat-alat inderanya sudah dapat berfungsi. Tindakannya berawal dari respon refleks, kemudian berkembang membentuk representasi mental. Anak dapat menirukan tindakan masa lalu orang lain, dan merancang

kesadaran baru untuk memecahkan masalah dengan

menggabungkan secara mental skema dan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya. Dalam periode singkat antara 18 bulan atau 2 tahun, anak telah mengubah dirinya dari suatu organisme yang bergantung hampir sepenuhnya kepada refleks dan perlengkapan heriditer lainnya menjadi pribadi yang cakap dalam berfikir simbolik. Menurut Piaget, perkembangan kognitif selama stadium sensorimotor, intelegensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulus sensorik. Dalam stadium ini yang penting adalah tindakan-tindakan konkrit dan bukan tindakan-tindakan yang imaginer atau hanya dibayangkan saja, tetapi secara perlahanlahan melalui pengulangan dan pengalaman konsep obyek permanen lama-lama terbentuk. Anak mampu menemukan kembali obyek yang disembunyikan.

b) Pada tahap pra-operasional yang terjadi pada umur 2-7 tahun, anak mulai menggunakan simbol dan bahasa. Dengan

(15)

13

menggunakan bahasa anak mulai dapat memikirkan yang tidak terjadi sekarang tetapi yang sudah lalu. Dengan adanya bahasa maka ia dapat mengungkapkan sesuatu hal lebih luas daripada yang dapat dijamah, yang sekarang dilihatnya. Dalam hal sikap pribadi, anak pada tahap ini masih egosentris, berpikir pada diri sendiri. Penanaman nilai mulai dapat menggunakan bahasa, dengan bicara dan sedikit penjelasan. Riyanto (2012:123) menjelaskan sebagai berikut

c) Pada tahap operasional konkret, umur 7-11 tahun, anak sudah mulai berpikir transformasi reversible (dapat dipertukarkan) dan kekekalan. Dia dapat mengerti adanya perpindahan benda, mulai dapat membuat klasifikasi, namun dasarnya masih pada hal yang konkret. Anak sudah mengetahui persoalan sebab akibat. Maka dalam penanaman nilai pun sudah dapat dikenalkan suatu tindakan dengan akibatnya yang baik dan tidak baik.

d) Adapun pada tahap operasional formal, umur 11 tahun ke atas, anak sudah dapat berpikir formal, abstrak. Dia dapat berpikir secara deduktif, induktif dan hipotesis sehingga disebut tahap hipotetik-deduktif yang merupakan tahap tertinggi dari perkembangan intelektual. Ia tidak membatasi berpikir pada yang sekarang tetapi dapat berpikir tentang yang akan datang, sesuatu yang diandaikan. Anak sudah dapat diajak menyadari apa yang dibuatnya dengan alasannya. Segi rasionalitas tindakan sudah dapat diajarkan.

G. Perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar (6-12 tahun)

Dengan meluasnya cakrawala sosial anak-anak, anak menemukan bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat di dalam kelompok. Hal ini membuat dorongan yang kuat untuk berbicara dengan baik. Anak juga mendapatkan bahwa bentuk-bentuk komunikasi yang sederhana seperti menangis dan gerak isyarat, secara sosial tidak diterima. Hal ini menambah dorongan untuk memperbaiki kemampuannya

(16)

14

berbicara. Yang paling penting, anak mengetahui bahwa inti komunikasi adalah bahwa ia mampu mengerti apa yang dikatakan orang lain. Kalau anak tidak mengerti apa yang dikatakan orang lain, tidak saja bahwa ia tidak dapat berkomunikasi, tetapi juga lebih parah lagi ia cenderung mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang dibicarakan oleh teman-teman sehingga ia tidak diterima dalam kelompok.

Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 tahun, disaat anak mulai bersekolah. Jadi, perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi disini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami oleh orang lain.

Periode prasekolah merupakan waktu untuk mempelajari aturan tata bahasa transformasional (transformational grammar) yang memungkinkan mereka mengubah kalimat deklaratif menjadi kalimat dengan jenis lain seperti kalimat tanya, negasi,imperative, anak kalimat atau kalimat majemuk. Ketika memasuki sekolah, anak mempelajari banyak aturan sintaksis dari bahasa mereka dan dapat menghasilkan berbagai variasi pesaan seperti layaknya orang dewasa. Bahasa anak pada usia ini juga bertambah majemuk karena mereka lebih tertarik dengan makna dan hubungan kontras atau lawan kata. Anak prasekolah juga mulai memahami berbagai pelajaran pragmatic seperti menyesuaikan pesan mereka dengan kemampuan pendengar dalam memahami sesuatu jika mereka ingin dimengerti. Kemampuan untuk menghasilkan pesan verbal, mengenali pesan yang tidak jelas tersebut (referential communication skill) telah berkembang baik, meskipun mereka masih baru dapat mendeteksi pesan yang tidak informative dan baru belajar untuk menanyakan klarifikasi.

Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal masa ini, anak sudah menguasai sekitar 25.000 kata, dan pada

(17)

15

masa akhir (usia 11-12 tahun) telah dapat menguasai sekitar 50.000 kata. Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengarkan cerita yang bersifat kritis (tentang perjalanan/petualangan, riwayat para pahlawan, dsb). Pada masa ini tingkat berpikir anak sudah lebih maju, dia banyak menanyakan soal waktu dan sebab akibat. Oleh sebab itu, kata tanya yang dipergunakannya pun semula hanya “apa”, sekarang sudah diikuti dengan pertanyaan: “dimana”, “dari mana”, “ke mana”, “mengapa”, dan “bagaimana”.

Di sekolah diberikan pelajaran bahasa yang dengan sengaja menambah perbendaharaan katanya, mengajar menyusun struktur kalimat, pribahasa, kesusastraan dan keterampilan mengarang. Dengan dibekali pelajaran bahasa ini, diharapkan peserta didik dapat menguasai dan mempergunakannya sebagai alat untuk:

a) Berkomunikasi dengan orang lain, b) Menyatakan isi hatinya (perasaannya),

c) Memahami keterampilan mengolah informasi yang diterimanya, d) Berpikir (menyatakan gagasan atau pendapat),

e) Mengembangkan kepribadiannya, seperti menyatakan sikap dan keyakinannya. (perasaannya).

Masa kanak-kanak sampai awal masa remaja merupakan periode untuk memperhalus bahasa (linguistic refinement). Anak mempelajari pengecualian khusus dalam aturan tata bahasa dan mulai memahami struktur sintatikal yang paling majemuk. Perbendaharaan bahasa menjadi lebih meningkat. Anak memiliki pengetahuan tentang morfem yang menyusun kata-kata (morphological knowledge). Selain itu, anak juga mengembangkan kemampuan untuk berpikir tentang bahasa dan memberikan komentar dengan kata sebutan yang merupakan predictor yang baik dalam prestasi membaca. Keterampilan komunikasi referensial meningkat sejalan dengan semakin berhati-hatinya mereka untuk mengklarifikasi pesan yang tidak informative

(18)

16

yang mereka keluarkan atau mereka terima. Kesempatan untuk berkomunikasi dengan saudara yang lebih muda atau teman sebaya

memiliki kontribusi terhadap perkembangan keterampilan

berkomunikasi. Pengucapan

Kesalahan dalam pengucapan kata-kata lebih sedikit pada usia ini daripada sebelumnya. Sebuah kata baru mungkin ketika pertama kali digunakan, diucapkan dengan tidak tepat, tetapi setelah beberapa kali mendengar pengucapan yang benar, anak sudah mampu mengucapkannya secara benar. Namun tidak sedemikian halnya pada anak dari kelompok sosial yang lebih rendah yang di rumah lebih banyak mendengar kata-kata salah ucap daripada anak dari lingkungan rumah yang lebih baik , apalagi anak dari lingkungan rumah yang berbahasa dua.

Pembentukan kalimat

Anak usia enam tahun harus sudah menguasai hampir semua jenis struktur kalimat. Dari 6 sampai 9 atau 10 tahun, panjang kalimat akan bertambah. Kalimat panjang biasanya tidak teratur dan terpotong-potong. Berangsur-angsur setelah usia 9 anak mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan lebih padat.

Kemajuan dalam pengertian

Dengan meningkatnya minat dalam keanggotaan kelompok maka meningkat pula minat untuk berkomunikasi dengan anggota-anggota kelompok. Anak segera mengetahui bahwa komunikasi yang bermakna tidak dapat dicapai kecuali ia mengerti arti dari apa yang dikatakan oleh orang orang lain kepadanya. Ini menimbulkan dorongan untuk meningkatkan pengertiannya.

Isi pembicaraan

Saat anak mengalihkan pembicaraan egosentris kepada pembicaraan yang bersifat sosial tidak sepenuhnya bergantung pada usia tetapi juga bergantung pada kepribadian, banyaknya kontak sosial,

(19)

17

kepuasan yang diperoleh dari kontak sosial dan besarnya kelompok kepada siapa ia berbicara. Semakin besar kelompok, dengan kondisi-kondisi lain yang sama, semakin sosiallah sifat pembicaraan. Juga, kalau anak bersama teman-temannya, pembicaraan umumnya tidak terlampau egosentris dibandingkan bila ia berada bersama orang-orang dewasa. Banyak orang dewasa mendorong pembicaraan egosentris pada anak-anak, sedangkan teman-temannya selain tidak mendorong juga tidak menghiraukan anak yang tetap berbicara tentang dirinya sendiri.

Banyak bicara

Tahap mengobrol, yang merupakan ciri dari awal masa kanak-kanak, berangsur-angsur digantikan oleh pembicaraan yang lebih terkendali dan lebih terseleksi. Anak tidak lagi berbicara sekedar untuk bicara tanpa memperdulikan apakah ada yang memperhatikan.

Sekarang anak menggunakan pembicaraan sebagai bentuk

komunikasi, bukan sebagai bentuk latihan verbal.

H. Perkembangan kepribadian (moral, sosio-emosional) anak usia sd (6-12 tahun)

Menurut Piaget, pada umur antara 5 – 12 tahun konsep anak mengenai keadilan sudah tumbuh. Pengertian yang kaku tentang benar dan salah yang dipelajari dari orang tua menjadi berubah dan anak mulai memperhitungkan keadaan khusus di sekitar pelanggaran moral.

Menurut Kohlberg, menamakan tingkat kedua dari perkembangan moral pada usia sekolah sebagai tingkat moralitas konvensional. Pada tingkat ini yang disebut juga sebagai moralitas anak baik, anak mengikuti peraturan untuk mengambil hati orang lain dan untuk mempertahankan hubungan-hubungan yang baik.

Menurut Hurlock ( 1978 ) bahwa dalam perkembangan perilaku moral itu ada empat elemen, sebagai berikut:

(20)

18

Pada elemen ini, hal yang penting dalam belajar adalah menjadi individu yang bermoral sesuai yang diharapkan oleh kelompoknya. Antara kelompok yang satu dengan lainnya memiliki tolok ukur yang berbeda dalam menentukan apakah sesuatu itu benar atau salah, karena berkaitan dengan kesejahteraan kelompoknya masing-masing. Pada masa kanak-kanak, anak tidak terlalu dituntut untuk tunduk/patuh pada hukum dan kebiasaan sebagaimana kepauhan yang diharapkan pada anak yang lebih besar. Setelah memasuki usia sekolah, anak mulai dididik sedikit demi sedikit tentang hukum yang berlaku dalam lingkungannya. Di keluarga, anak dididik untuk patuh kepada orang tua dan mengasihi sesama anggota keluarga. Di, lingkungan, anak diajarkan/dididik untuk saling menghargai sesama teman sebayanya. Di sekolah, anak diajarkan tentang bagaimana mematuhi aturan sekolah.

2) Peran kata hati

Kata hati merupakan kontrol internal terhadap tingkah laku seseorang. Hal ini merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting di masa anak usia sekolah. Kata hati merupakan sesuatu yang kompleks bagi nak-anak. Oleh karena itu pada awalnya tingkah laku mereka dikontrol oleh lingkungan. Terjadi pergantian yang perlahan-lahan dari lingkungan ke kontrol yang sudah terinternalisasi, pada saat itulah transisi sudah lebih lengkap.

3) Peran rasa bersalah dan malu

Setelah anak mengontrol tingkah lakunya dengan kata hati, maka kata hati dijadikan pedoman bagi tingkah laku mereka. Jika tingkah lakunya tidak sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh kata hatinya, maka mereka akan merasa bersalah, malu, atau bahkan merasa bersalah dan malu.

4) Peran interaksi sosial

Interaksi sosial dapat memberikan dasar-dasar dari tingkah laku yang diterima oleh masyarakat, memberikan motivasi melalui apa yang

(21)

19

diterima dan tidak diterima kelompok. Jika anak tidak berinteraksi sosial, maka anak tidak akan tahu tenatang tingkah laku apa yang kiranya diterima oleh masyarakat/lingkungannya.

Melalui interaksi sosial, anak tidak hanya belajar mengenai kode-kode moral, tetapi merekea juga mempunyai kesempatan untuk belajar mengevaluasi tingkah laku mereka. Jika evaluasi menyenangkan maka anak akan termotivasi untuk taat pada standar moral yang telah ditetapkan lingkungan. Jika evaluasi tidak menyenangkan maka anak akan mengubah standar moral mereka dan menerima apa yang diharapkan lingkungan padanya.

(22)

20 BAB III

DESKRIPSI PERKEMBANGAN SUBJEK

A. Profil anak

Nama : Nofal Setianto

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 02 -10-2008 Kelas : III (tiga)

Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam

Pendidikan sebelumnya : PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Alamat Siswa : -

B. Sejarah perkembangan

Setelah menyimpulkan masalah yang dialami klien. Timbulnya masalah yang dihadapi NS disebabkan oleh faktor yaitu :

Setelah melihat data-data sendiri dan mendapat hasil home visit home, dapat dilihat bahwa latar belakang keluarga yang berasal dari buruh pabrik dan ibunya sebagai seorang Wiraswasta yang mempunyai usaha warung makan didepan rumahnya. Ketika di rumah MN ini jarang diperhatikan belajarnya. Dan perhatian khusus kedua orang tuanya terhadap perkembangan belajarnyapun jarang. Ibunya sendiri hanya di rumah sibuk mengurusi usaha warung makannya. Walaupun sebenarnya masih ada waktu untuk meluangkan waktu untuk memperhatikan belajar MN, namun itupun susah dilakukan atau bahkan tidak diwujudkan oleh kedua orang tuanya.

Namun NS ini memang memiliki keterlambatan menangkap pelajaran. Hal ini disebabkan kurang perhatiannya orang tuanya tetang kebutuhan gizi dan vitamin bagi anak. Itu terbukti ketika melihat menu makanan sehari-hari ketika home visit sangatlah jauh dari 4 sehat lima sempurna.Meskipun ibunya memiliki usaha warung makan, akan tetapi kebutuhan untuk anaknya sendiri tidak terpenuhi. Ditambah lagi orang tuanya dirumah acuh-tak acuh terhadap proses belajarnya maupun kondisi MN di sekolah.

(23)

21

C. Perkembangan fisik-motorik

Perkembangan fisik dan motorik pada anak kesulitan belajar atas nama NS normal seperti perkembangan pada umumnya baik dari bentuk fisik dan motoriknya dan masih bisa bergaul dengan teman sebaya dalam pelajaran di kelas.

D. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif anak atas nama NS sangat lemah sekali, hal ini ditandai ketika sedang dalam pelajaran tidak dapat menerima materi yang diberikan oleh guru. Pada saat kelas 3 masih belom mengenal huruf dari A sampa Z, dan konsentrasi anak sering hilang kemudian ketika sudah jenuh anak ini akan bermain dan menganggun dengan teman yang lain.\

E. Perkembangan bahasa

Dalam pembelajaran anak tersebut sudah mampu berbahasa namu tidak begitu lancar seperti yang lain, dimana dalam penguasaan kosakata dalam bahasa pelajaran masih kurang akan tetapi ketika berbicara dengan teman sebaya anak tersebut mampu untuk berkomunikasi dengan baik seperti teman yang lain tanpa ada rasa kesulitan berbahasa.

F. Perkembangan sosio-emosional

Anak tersebut dalam perkembangan sosio emosionalnya sering mengalami gangguan seperti mudah marah terhadap guru dan tidak dapat dikendalikan pada saat belajar, namun dalam berteman anak tersebut sudah mampu untuk berkomunikasi. Dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar anak tersebut tidak sabar dan sering merasa capek ketika dalam perlajaran berlangsung.

(24)

22 BAB IV

ANALISIS PERKEMBANGAN SUBJEK

A. Analisi perkembangan subjek 1. Fisik motorik

Anak tersebut mampun membedakan barang-barang yang ditunjukkan pada saat diteliti keadaannya. Anak tersebut dapat membedakan benda-benda baik kasar maupun halus dalam sebuah pengamatannya.

2. Kognitif dan bahasa

Pada anak usia 10 tahun dikemukakan oleh Piaget bahwa anak berua 7-11 tahun berapa pada fase operasional konkret, dimana anak sudah dapat membentuk operasi mental atas pengetahuannya sendiri serta dapat memecahkan masalah secara logis. Dari hasil observasi dan wawancara kepada beberapa guru yang pernah mengajar dikatakan bahwa Kiara anak yang cerdas dalam beberapa mata pelajaran. Diketahui bahwa Kiara mendapatkan nilai tertinggi pada ulangan akhir semester dibandingkan dengan teman-temannya. Dikatakan oleh guru yang pernah mengajarpun, jika diakumulasikan Kiara mendapatkan ranking 10 besar dikelasnya. Anak tersebut masih lemah dalam kognitifnya hal ini ketika diberikan pengetahuan atau materi sehingga sulit untuk dicerna olehnya. 3. Sosio-emosional

Pergaulan dengan teman sebaya merupakan kunci khusus dalam sebuah pertemanan. Seseorang akan diterima dikelompoknya jika dia mudah bergaul dan dapat berbaur dengan teman sebayanya. Tidak untuk Kiara. Dari hasil observasi, Kiara hanya berbicara jika diajak berbicara terlebih dahulu atau jika dia butuh. Kiara tidak bermain bersama teman sebayanya, mudah tersinggung, tidak menunjukkan bahwa dia mempunyai teman dikelas.

(25)

23

Ketika berhadapan dengan teman sebaya anak ini sering emosi dan mudah putus asa dalam berteman. Anak tersebut terkadang mengangis dan mudah untuk kembali tidak menangis kembali. Dapat disimpulkan perkembangan sosio-emosi Kiara perlu diperhatikan, karena pentingnya pergaulan saat dini untuk dia dapat berbaur dengan teman-teman sebayanya. Tidak hanya itu, Kiara pun perlu bimbingan agar tidak mencelakakan temannya jika dia diejek oleh teman yang lain.

B. Prediksi

Prediksi anak tersebut selain mengalami kesulitan belajar juga mengalami gangguan yang lain, hal ini terlihat dari sosio emosional anak yang suka untuk menganggun teman yang lain sehingga anak tersebut temasuk seperti golongan inklusi sehingga perlu untuk penanganan khusus.

Dalam beberapa aspek perkembangan akan diprediksi adanya

keterlambatan dibandingkan dengan teman-temanya.

Perkembangan fisik-motorik jika tetap dibiarkan Kiara akan menjadi anak yang tidak mandiri dikarenakan perkembangannya yang belum sesuai dengan kriteria dan teman seusianya. Kiara akan sulit dalam menggunakan gerakan-gerakan halus seperti makan dengan baik, mengikat tali sepatu, menggunakan ikat pinggang dan hal yang menyangkut ketelitian dan kejelian. Adapun dalam hal olahraga, Kiara belum dapat melempar bola dengan kuat dan akurat sehingga lemparan tersebut selalu melenceng.

Perkembangan kognitif-bahasa akan semakin baik jika terus belajar, hanya saja akan terjadi keterlambatan pada bahasa, dimana Kiara belum dapat berbicara dengan baik kepada lawan bicaranya sehingga apa yang dikatakan Kiara tidak jelas dan cenderung menggerutu. Hal positif lainnya Kiara akan menjadi anak yang cerdas dibandingkan teman lainnya jika Kiara terus belajar untuk mengasah kemampuan kognitifnya.

(26)

24

Prediksi perkembangan sosio-emosi yang menjadi acuan utama. Kiara akan mengalami keterlambatan dalam bergaul dan berbaur dengan temannya, dikarenakan Kiara tidak mempunyai selera humor yang baik, tidak suka diejek, bahkan Kiara suka mengamuk (teriak, menangis) jika ada temannya yang mengejeknya. Kiara akan mendorong siapapun yang ada didekatnya. Mungkin faktor bahasa (cara berkomunikasi) Kiara yang kurang baik pun dapat mempengaruhi cara bergaul Kiara. Hal positifnya Kiara akan selalu memperhatikan guru mengajar dan dia sangat aktif dan kritis terhadap beberapa mata pelajaran.

C. Modifikasi

Dari analisis tersebut di atas dapat dimodifikasi mengenai tahapan-tahapan yang seharusnya dilakukan se[erti modifikasi perkembangan kognitifnya yaitu dengan mendatangkan pendampingkhusus sehingga perkembangan kognitif dan sosio-emosional anak tersebut dapat dikendalikan dan dpat mengikuti kegiatan belajar dan emngajar seperti anak pada umumnya.

Modifikasi yang dimaksud adalah proses yang bertujuan untuk memperbaiki atau mempercepat kekurangan terhadap anak yang dijadikan subjek studi kasus. Modifikasi perkembangan fisik-motorik yang sebaiknya dibantu oleh guru serta orang tua dirumah secara berkelanjutan konsisten. Pemberian motivasi dibutuhkan untuk menumbuhkan minat belajar Kiara dalam mengembangkan fisik-motoriknya sendiri. Pemberian latihan dalam kemandirian dirumah sangat diperlukan dikarenakan jika tidak dilatih sejak dini maka Kiara akan menjadi anak yang kurang mandiri sehingga berdampak pada aspek sosio-emosinya.

Modifikasi kognitif-bahasanya sudah cukup baik, hanya saja perlu ada perhatian khusus terutama dalam berkomunikasi secara langsung. Hal ini dapat dilatih secara konsisten dlam berbicara diharuskan dengan suara lantang dan jelas serta tidak terburu-buru. Orang tua dapat membimbingnya dirumah serta dapat mengarahkan Kiara dalam kegiatan positif mengingat Kiara cenderung cerdas di kelas.

(27)

25

Modifikasi perkembangan sosio-emosinya orang tua dapat bekerja sama dengan sekolah cara megatasi subjek studi kasus ini seperti apa dan diberi pengertian bahwa pergaulan dan pertemanan itu sangat perlu. Sehingga Kiara dapat mempunyai teman yang sangat peduli dan tidak mengejeknya kembali. Hal positif dari sosio-emosinya adalah Kiara menjadi anak yang penurut, anak yang memerhatikan guru jika mengajar dibanding teman yang lainnya.

Modifikasi diatas untuk anak yang masih ada keterlambatan dalam aspek fisik-motorik, kognitif-bahasa, dan sosio-emosi yang seharusnya orang tua mempunyai cara khusus dan sadar bahwa adanya keterlambatan terhadap anaknya. Dalam hal ini orang tua harus sangat cepat sadar akan keterlambatan anaknya dan menerima kondisi anaknya terlebih dahulu, bahwasannya setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan hal itu pula yang menjadikan anak itu unik. Maka dari itu diharapkan orang tua sangat peduli terhadap perkembangannya sejak dini.

(28)

26 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada analisis perkembangan anak tersebut yaitu anak mempunyai gangguan belajar pada kognitif dan sosio-emosionalnya sehingga perlu adanya pendamping dalam kegiatan belajar mengajar. Karena anak tersebut mudah sekali dengan putus asa dan tidak mau menerima kegiatan belajar kembali, sehingga anak tersebut tidak ketinggalan pelajaran atau materi yang sedang diajakarkan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap beberapa guru yang pernah mengajar dan telah dipaparkan pada BAB III tentang perkembangan fisik-motorik, kognitif-bahasa, dan perkembangan sosio-emosi peserta didik, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Perkembangan fisik-motorik peserta didik yang menjadi subjek penelitian mengalami keterlambatan dan kurang sesuai dengan teori yang sudah dipaparkan di atas. Perkembangan yang paling tidak sesuai adalah pada perkembangan motorik anak.

2. Perkembangan kognitif-bahasa sudah sangat baik, hanya saja ada beberapa kendala pada saat anak berkomunikasi yang dinilai terlalu cepat berbicara dengan nada yang lemah.

3. Perkembangan sosio-emosi peserta didik memiliki keterlambatan, dimana peserta didik tidak dapat bersosialisasi bersama teman sebayanya yang mengakibatkan selalu ada ejekkan yang dilakukan oleh teman sebayannya.

B. Saran

Sebaiknya sebagai orang tua mengetahui persis kondisi anak dan sebagai sekolah sebaiknya menyediakan guru pendamping khusus mengenai perkembangan anak dan sering memeriksakan kondisi anak pada psikolog sehingga dapa diketahui pasti dan dapat dilakukan penanggungannya.

(29)

27

1. Orang Tua

Memperdalam pengetahuan orang tua untuk mengetahui perkembangan fisik-motorik, kognitif-bahasa, dan sosio-emosi dan cepat tanggap apabila ada sesuatu yang tidak sesuai dengan masa perkembangannya. 2. Pendidik

Guru seharusnya paham terhadap tahap perkembangan anak agar dapat membantu proses pencapaian perkembangan peserta didik yang baik. Guru juga harus memiliki metode, model dan pendekatan khusus untuk membantu anak dalam belajar di sekolah.

3. Mahasiswa

Melakukan analisis kembali pada perkembangan peserta didik usia sekolah dasar.

(30)

28

DAFTAR PUSTAKA

Darkusno, Toto. Aspek-Aspek Perkembangan, Jurnal Penddikan Luar

Sekolah. Universitas Pendidikan Indonesia, 2012

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009

Martini, Jamaris. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2012

Nurihasan, Achamad dan Agustin. Dinamika Perkembangan Anak dan

Remaja. Universitas Pendidikan Indonesia, 2013

Papalia, Diene. Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika, 2014

Santrock, John W, Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga, 2011

Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Indeks, 2011

Surya, Mohamad. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi dari Guru untuk

Guru. Bandung: Kencana, 2013

Sutjihati, Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Riefka Aditama, 2006

Referensi

Dokumen terkait

Teori ini berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan mental anak berkembang secara bertahap mulai dari sederhana ke rumit, mulai dari yang mudah ke yang sulit, dan

memaksimalkan perkembangan gerak menjadi sebuah diskursus penting bagi orang tua ataupun bagi guru agar perkembangan fisik anak yang dimulai dari gerak anak menjadi lebih

Setiap anak memiliki kecepatan (tempo) dan kualitas perkembangan yang berbeda. Seseorang mungkin mempunyai kemampuan berpikir dan membina hubungan sosial yang

Perkembangan fisik motorik harus distimulasi sejak usia dini karena berkaitan dengan keterampilan gerak yang akan memudahkan dan mempengaruhi keluesan gerak

Perkembangan adalah perubahan mental yang berlangsung secara bertahap dan dalam waktu tertentu, dari kemampuan sederhana menjadi kemampuan yang

Mengingat perkembangan kemampuan kognitif anak-anak di daerah 3T yang dapat di katakan masih kurang, sehingga dilaksanakanlah suatu kegiatan yang bertujuan untuk

memaksimalkan perkembangan gerak menjadi sebuah diskursus penting bagi orang tua ataupun bagi guru agar perkembangan fisik anak yang dimulai dari gerak anak menjadi lebih

Penelitian dilakukan untuk mengetahui kemampuan pengetahuan anak usia sekolah tentang stimulasi perkembangan anak usia sekolah, kemampuan psikomotor dalam stimulasi