• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK FILM ANIMASI TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 4 6 TAHUN (Studi Kasus di PAUD Qurrata A yun 2 Malana Batusangkar) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DAMPAK FILM ANIMASI TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 4 6 TAHUN (Studi Kasus di PAUD Qurrata A yun 2 Malana Batusangkar) SKRIPSI"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK FILM ANIMASI TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 4 – 6 TAHUN

(Studi Kasus di PAUD Qurrata A’yun 2 Malana Batusangkar)

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh gelar Sarjana (S-1) Pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Batusangkar

Oleh :

Dwi Vindi Rahmadani 15300900009

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

2019

(2)
(3)
(4)
(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

JUDUL SKRIPSI

DAMPAK FILM ANIMASI TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK 4- 6 TAHUN (STUDI KASUS DI PAUD QURRATA A’YUN 2 MALANA

BATUSANGKAR)

Nama Lengkap :DWI VINDI RAHMADANI

Nama Panggilan : Dwi

Tempat / Tanggal lahir : Jakarta/ 25 Januari 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Jurusan : Pendidikan Islam AnakUsiaDini (PIAUD)

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

KTM/NIM : 2015/ 15300900009

No Hp : 0823-8087-3286

Alamat : Jln. Dt. Bandaro Kuniang No 58, Kubu Rajo Limo kaum

Riwayat Pendidikan :

Sekolah Dasar : SDN 01 SUKARGAM

Sekolah Menengah Pertama : SMP N 01 BATUSANGKAR

Sekolah Menengah Kedua : SMK N 01 BATUSANGKAR

PerguruanTinggi : IAIN BATUSANGKAR (Institut Agama Islam

Negeri Batusangkar

(6)

Halaman persembahan

ميِحهرلا ِنَمْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب

“Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai kepertemuan dua buah lautan; atau aku akan (berjalan terus sampai) bertahun-tahun”

(Q.S. Al-Kahf:60)

Satu langkah untuk menuntut ilmu, selaksa doa dari makhluk Allah, Berapa banyak batu dan kerikil yang telah ku lewati untuk menuntut

ilmu. Motivasi dan semangat itulah yang telah mendorong dan menggerakkan tangan dan sendi-sendi otakku untuk lebih serius dalam

berjuang.

Alhamdulillah, rasa syukur ku ucapkan tiada henti kepada sang pencipta langit dan bumi, Allah SWT yang Maha Agung yang telah mengizinkan ku untuk menyelesaikan karya kecil ini dan menjadikan ku manusia yang

berilmu. Semoga keberhasilan ini menjadi titik terang untukku mencapai cita-citaku Aamiin…Aamiin ya robbal alamin.

Rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya aku persembahkan untuk kedua orang tua yang telah bekerja keras untuk membanting tulang untuk keberhasilan anak-anaknya di masa depanku. Kepada bapakku

yang telah bercucuran keringat utuk mencari nafkah untuk keberhasilan ku, yang rela kulitnya terbakar, jari tangan dan kakinya terketuk palu, yang rela matanya terkena silau cahaya las listrik, dan serpihan gerinda, meskipun di usia yang tidaklah muda lagi yang selalu ikhlas menjalankan semua yang dikerjakannya, tetapi tetap kau lakukan

untuk ku anakmu,,,terima kasih pak telah berjuang untuk ku,,,,doa ku semoga kamu selalu sehat,,agar bisa melihat anak mu sukses. Untuk mu

yang selalu ku panggil mama, yang selalu ku mendoakan ku di setiap sujudnya, yang selalu memberi semangat dan selalu menasehati ku untuk selalu menyelesaikan pendidikan, yang rela mendengarkan keluh kesahku di titik-titik terakhir perjuangan ku. Kepada kedua orang tua

ku,,, ku ucapkan banyak-banyak terima kasih dan mohon maaf apabila aku tidak nurut kepada mu…..terima kasih ma, pak mudah-mudahan

pengorbanan yang telah diberikan tidak akan sia-sia dan menjadi berkah kepada mu…..

(7)

Kepada kedua adik ku (Gian Hadittya dan Salwa Dania Rahma) terima kasih untuk kalian berdua yang telah membuatku tersenyum untuk di

setiap hari nya, meskipun kalian berdua sering membuat ku marah karena semua tingkah laku nya, kepada (Gian Hadittya ) terima kasih

untuk nasehat yang telah diberikan kepada ku….

Untuk keluarga besar Nurlian,, terima kasih untuk bantuan yang selama ini di berikan dan terima kasih selalu memotivasi ku,,,semoga ini bisa

memotivasi semua adek-adekku,,untuk melanjutkan pendidikan Kepada dosen pembimbing skripsi (Ibu Dr. Hj. Nurlalila, M.Pd. I. M.A)

yang telah membimbing dan menuntunku untuk menyelesaikan hasil karya kecilku ini, yang dengan sabar membimbingku dan memberikan

masukkan kepada ku untuk menyelesaikan karya kecilku ini..

Kepada dosen pembimbing akademik ku (Ibu Elis komalasari M.Pd) yang telah memberikan saran, dorongan dan motivasi untuk menyelesaikan

pendidikan S1 ku di IAIN Batusangkar.

Untuk Anisa Hidayati, terima kaish yang telah menemaniku selama empat tahun ini,,terima kasih telah banyak membantuku dan menyemangatiku, semoga kamu cepat menyelesaikan skripsi mu, agar

kita bisa sama-sama berhasil,,

Untuk Melisa Anggraini, Meta Melani,Muthia Stefanny terima kasih telah menemaniku selama empat tahun ini, semoga kalian bisa menyelesaikan skripsi kalian, dan kalian bisa wisuda tepat pada

waktunya, semangat untuk membuat skripsinya…

Terima kasih untuk Mifthahur Raudhah, Indri Puspita, Putri Anisa, terima kasih telah bersama ku, terima kasih menyemangati ku untuk menyelesaikan skripsiku, terima kasih telah menghiburku disaat aku

suntuk membuat skripsi ku….

Untuk PIAUD Bp 15 terima kasih untuk kebersamaannya di empat tahun ini,,,,semoga kita bisa menjadi pendidik yang sesuai dengan

anjuran Al-Qur’an dan Hadist.

Buat seseorang yang selalu menyemangati ku, menemani ku disetiap aku membuat skripsi,,selalu pengertian, memotivasi ku untuk menyelasikan

(8)

skripsi ini,,, semoga kamu juga bisa menyelesaikan pendidikan mu, dan semoga kamu berhasil untuk disemua urusan mu….

Ini bukanlah akhir dari segalanya,,tapi awal dari segalanya,,,

(9)

i ABSTRAK

DWI VINDI RAHMADANI. NIM 15 0300 900 09. Judul Skripsi :

“Dampak Film Animasi Terhadap Perkembngan Anak Usia 4-6 Tahun (Studi Kasus Pada PAUD Qurrata A’yun 2 Malana Batusangkar)” Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Film animasi merupakan film yang sangat digemari oleh anak usia dini, film animasi yang berasal dari luar Indonesia mendominasi tontonan anak. Pada saat anak menonton film animasi, anak merekam semua yang dilihat dan didengar. Aspek perkembangan bahasa anak terstimulus dengan melalui berbagai macam cara. Anak usia dini banyak terpengaruh oleh film animasi, tidak hanya berpengaruh positif, ada juga berpengaruh negatif. Salah satu pengaruhnya yaitu pada perkembangan bahasa anak. Pada perkembangan bahasa anak memiliki beberapa aspek, aspek yang akan diteliti oleh peneliti yaitu kosa kata, dan sintaksis.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan rancangan studi kasus, merupakan bentuk penelitian yang naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. Studi kasus merupakan serangkaian ilmiah yang dilakukan secara intemsif, terinci, dan mendalam tentang suatu peristiwa.

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini yaitu 4 orang anak yang bersekolah di PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar, dengan teknik pengambilan data dengan cara observasi,wawancara, dan juga dokumentasi.

Hasil penelitian, menunjukkan bahwa pada aspek kosa kata dampak film animasi terlihat dari pengguasaan kosa kata Melayu yang banyak digunakan oleh anak dalam berkomunikasi, macam kosa kata yang anak gunakan meliputi kata kerja, kata ganti, kata keterangan.Pada aspek sintaksis, dampak film animasi adalah pada aspek sintaksis terlihat pada penggunaan frasa yang digunakan banyak yang terbalik dan tidak sesuai dengan frasa bahasa Indonesia, dan penggunaan kluasa dan kalimat yang sering digunakan oleh anak adalah bahasa Melayu dalam berkomunikasi.

Kata kunci: Film animasi, bahasa anak, kosa kata, sintaksis.

(10)

ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti ucapkan Kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriringan salam peneliti kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah mewariskan pedoman hidup bagi umat manusia yaitu Al- Qur‟an dan Sunnah.

Dalam menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi ini, bukanlah hal yang mudah, tetapi harus dilewati dengan berbagai rintangan yang tidak terduga dari sebelum-sebelumnya. Tahap demi tahap yang peneliti lalui, peneliti selalu memohon ridho Allah SWT, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan dukungan orang tua peneliti yaitu Muh Mansur Efendi (Ayahanda tercinta) dan Herni Evi (ibunda tercinta) yang telah memberikan support yang besar terhadap peneliti baik secara materi maupun non materi.

Peneliti juga tidak lupa mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada:

1. Dr. H. Kasmuri, MA Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

2. Dr. Sirajul Munir, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

3. Elis Komalasari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

4. Dr. Hj. Nurlaila, M.Pd.,I. MA Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan kepada peneliti.

5. Elis Komalasari, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan, masukkan dan motivasi kepada peneliti selama melakukan pendidikan.

6. Staff Dan Karyawan pada Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

7. Kepala sekolah dan juga guru-guru di PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar.

(11)

iii

8. Orang tua/wali murid anak di PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar.

9. Kedua orang tua yang tidak henti-hentinya berdo‟a dan memberikan semangat.

10. Keluarga besar Buah Pauah yang selalu memberikan support baik materi dan non materil.

11. Sahabat-sahabat yang selalu senantiasa mendampingi setiap saat.

12. Rekan-rekan PIAUD yang selalu mengingatkan dan selalu menjalin kerja sama.

Akhirnya kepada Allah SWT untuk selalu berserah diri, semoga bantuan, motivasi, dan bimbingan seta nasehat dari berbagai pihak menjadi amal ibadah yang ikhlas dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat-lipat ganda.

Semoga SKRIPSI ini dapat memberi manfaat kepada kita semua. Aamiin....

Batusangkar, Oktober 2019

Dwi Vindi Rahmadani NIM. 15300900009

(12)

iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

LEMBERAN SURAT KEASLIAN

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBARAN KEASLIAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 11

C.Sub Fokus Penelitian ... 11

D.Pertanyan Penelitian ... 11

E. Tujuan Penelitan ... 12

F. Manfaat dan Luaran Penelitian ... 12

G.Definisi Istilah ... 12

BAB II KAJIAN TEORI ... 14

A.Landasan Teori... 14

1. Film Animasi... 14

2. Perkembangan Bahasa ... 22

3. Anak Usia Dini ... 35

B. Penelitian Relevan ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A.Jenis Penelitian... 43

B. Latar dan Waktu Penelitian ... 44

C.Subjek Penelitian ... 45

D.Sumber data ... 46

E. Teknik pengumpulan data ... 46

F. Instrumen penelitian ... 47

G.Teknik analisis dan interprestasi data ... 50

(13)

v

H.Teknik penjaminan keabsahan data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN ... 53

A.Hasil Penelitian ... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian. ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

A.Kesimpulan ... 79

B. Saran... 80 DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

(14)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1Tabel Alamat anak yang menjadi subjek penelitian yang bersekolah di

PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar. ... 45

Tabel 3. 2 kisi-kisi pedoman observasi ketika anak berada di sekolah ... 48

Tabel 3. 3 Pedoman observasi ketika anak dirumah ... 48

Tabel 3. 4 Pedoman Wawancara ... 49

Tabel 3. 5Tabel 4. 1BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN ... 53

Tabel 4. 1 Penggunaan bahasa Melayu anak ... 61

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa dapat dipertunjukkan (UU No.33 Tahun 2009). Film merupakan media komunikasi bersifat audio visual yang di gunakan untuk menyampaikan suatu pesan tertentu, dapat berupa pesan pendidikan, hiburan, dan informasi. Pesan yang disampaikan menggunakan lambang- lambang berupa tulisan, suara, perkataan, percakapan, dan sebagainya.

Media audio visual seperti televisi telah menjadi sahabat bagi anak yang menemani anak-anak disetiap hari. Dalam keluarga modern yang orang tua sibuk dengan aktivitas di luar rumah, televisi sering dimanfaatkan sebagai penghibur bagi anak. Film-film yang tayang di televisi memberikan pengaruh terhadap anak-anak, tidak hanya berpengaruh kepada pengetahuan, tetapi sudah merambat ke bahasa seorang anak.

Animasi adalah ragam proses teknik yang bertujuan menghasilkan ilusi gerak dan emosi yang alami sesuai hukum fisika, biologi, audio, lip sync dan psikologi sesuai dengan pilihan stlye gerak animasi kartun ataukah gerak animasi realis (Gumelar, 2017: 11). Animasi adalah sebuah gambar yang dibuat terlebih dahulu dan diberikan efek untuk seolah-olah hidup dan juga terlihat bergerak seperti benda hidup.

Saat ini, banyak film animasi yang marak tayang di televisi, ada pengaruh positif dan negatifnya bagi anak. Di antara film animasi tersebut adalah film Upin&Ipin, Pada Zaman Dahulu kala, dan BoBoiBoy, Spongebob, Doraemon, Dora The Explore, Tom And Jerry, Adit,Sopo Jarwo, dan juga masih banyak flim lainnya. Media televisi merupakan salah satu media yang banyak digunakan oleh masyarakat, tetapi permasalahannya bagaimana setiap keluarga dan masyarakat dapat

(16)

menggunakan media televisi tersebut dengan baik, karena dalam keluarga ada anak yang ikut serta menonton televisi.

Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa dapat dipertunjukkan (UU No.33 Tahun 2009). Film merupakan media komunikasi bersifat audio visual yang di gunakan untuk menyampaikan suatu pesan tertentu, dapat berupa pesan pendidikan, hiburan, dan informasi. Pesan yang disampaikan menggunakan lambang- lambang berupa tulisan, suara, perkataan, percakapan, dan sebagainya

Menonton film animasi membuat anak mengetahui dan hafal, setiap episode yang terdapat pada film yang mereka nonton. Film animasi, banyak ditemukan dengan beragam durasi tergantung pada jenis filmnya.

Seperti film Upin&Ipin hanya berduarsi singkat tetapi sering diulang oleh pihak stasiun televisi. Durasi pemutaran film animasi lama atau singkat tersebut tidak mempengaruhi kemampuan seseorang anak dalam menyimak dan mendengarkan bahasa dari film animasi tersebut.

Film animasi seperti Tom And Jerry, Tayo, Dora The Explore, Doraemon, Shincan, Dan Film Tobot X, pada dasarnya menggunakan bahasa inggris, tetapi pada saat penayangan film animasi tersebut telah di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Tetapi pada film animasi seperti Upin&Ipin, Pada Zaman Dahulukala, BoBoiBoy, Umar&Hana menggunakan bahasa seperti bahasa aslinya yaitu bahasa Melayu. Oleh karena itu anak-anak banyak menirukan bahasa Melayu, yang berbeda dengan bahasa Ibu dan bahasa yang sehari-hari digunakan pada lingkungan keluarga atau lingkungan masyarakat anak. Selain dari pada itu anak lebih cenderung cepat lebih cepat menirukan bahasa Melayu, karena anak sering menonton film animasi yang berbahasa Melayu.

Film animasi Upin&Ipin dan BoBoiBoy adalah merupakan film yang berasal dari Malaysia yang sering ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi di Indonesia. Semenjak kehadiran Upin&Ipin dan BoBoiBoy anak- anak sering menontonnya, dan orang tua juga tidak khawatir untuk

(17)

melepaskan anaknya menonton film tersebut. Pada film Upin&Ipin banyak pesan moral yang sering disampaikan, seperti membaca doa, menghormati orang tua, dan juga saling tolong menolong. Sedangkan film Pada Zaman Dahulukala, banyak menceritakan kisah-kisah dongeng binatang.

Pada saat peneliti melakukan observasi di PAUD Qurrata A‟yun 2, pada tanggal 11 Maret 2019, dengan kepala sekolah di sekolah tersebut, peneliti menemukan bahwa banyak anak yang bercerita tentang film Upin&Ipin, Pada Zaman Dahulukala, BoBoiBoy, dan film lainnya. Ketika anak sedang bermain, peneliti mengamati beberapa orang anak yang menggunakan bahasa melayu dalam berkomunikasi dengan teman- temannya.

Pada kenyataanyan, berdasarkan hasil observasi pada skeolah tersebut banyak anak yang telah lancar menggunakan kosa kata Melayu, dan juga sintaksis anak yang sudah seperti bahasa Melayu, sehingga akan dikhawatirkan akan susah untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah dengan teman-temannya. Anak seharusnya lebih fasih dengan menggunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia, karena anak tidak tinggal di daerah yang menggunakan bahasa Melayu dalam berkomunikasi.

Pemerolehan bahasa kedua yang didapat oleh anak bisa dengan berbagai cara, contohnya seperti dari lingkungan masyarakat, apabila di lingkungan masyarakat sekitar anak kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia, maka anak akan terbiasa dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi, dan apabila di lingkungan masyarakat sekitar anak menggunakan bahasa daerah, maka anak akan menggunakan bahasa daerah saat berkomunikasi dalam kesehariannya. Menurut peneliti, seharusnya anak lebih menguasai bahasa daerah dan juga bahasa Indonesia, karena bahasa daerah merupakan salah satu kearifan lokal yang harus dilestarikan dan juga dijaga oleh setiap orang. Sedangkan bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa Indonesia, maka dari itu anak hendaknya harus menguasai bahasa Indonesia, sebagaimana yang

(18)

tertera pada ikrar sumpah pemuda. Hendaknya orang tua banyak mengajarkan anak untuk berbahasa Indonesia.

Masa anak usia dini merupakan masa keemasan karena pada saat usia dini banyak sel-sel syaraf neuron anak yang berkembang dengan pesat. Anak mendapatkan pembelajaran pertama kali di dapatkan dari keluarga, anak akan menyerap apa yang dengar dari pembicaraan di lingkungan keluarganya. Anak juga belajar berbicara dari keluarga, apabila di lingkungan keluarga tidak menstimulasi perkembangan bahasa anak, maka anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan bahasa.

NAEYC (National Association for The Education of Young Children), mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang mencakup program pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (Aisyah, dkk., 2012: 1.3).

Anak usia dini mempunyai neuron-neuron yang pada saat usia 1-5 tahun mempunyai perkembangan yang sangat pesat.

Pada saat anak usia dini inilah guru dan orang tua dapat mengajarkan banyak hal, agar kelak nanti nya anak bisa melanjutkan pendidikan sesuai dengan tahap perkembanganya. Menurut Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Masa usia dini adalah saat yang tepat bagi anak untuk belajar bahasa. Bahasa ibu merupakan bahasa pertama yang dikenal oleh anak.

Otak anak masih sangat peka dalam menyerap informasi, sehinggan proses penyerapan bahasa sangat cepat terjadi. Secara disadari ataupun tidak di sadari, anak dapat menyerap bahasa secara otomastis (Kharisma& Zultiar, 2016: 75).

(19)

Pada hakikatnya anak yang menguasai bahasa asing yang lebih dari satu bahasa, sangat positif dan akan berpengaruh kepada nantinya anak berkomunikasi dilingkungan. Sebenarnya menguasai bahasa negara lain untuk anak usia dini tidak terlalu dituntut, karena anak usia dini itu bermain seraya belajar untuk mendapatkan pengetahuan. Menurut Permendikbud 137 Tahun 2014 pada lampiran 1 menyatakan bahwa untuk perkembangan bahasa anak usia dini ada beberapa indikator yaitu memahami bahasa, mengungkapkan bahasa, dan juga keaksaraan.

Bahasa yang dimiliki oleh anak adalah bahasa yang telah dimiliki dari hasil pengolahan dan telah berkembang. Anak telah banyak memperoleh masukan dan pengetahuan tentang bahasa ini dari lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat, juga lingkungan pergaulan teman sebaya, yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa ibu (Susanto, 2011: 36). Bahasa anak dapat berkembangan dengan baik apabila orang tua dapat menstimulasi bahasa anak dengan baik dan sesuai dengan tingkatan pencapaian perkembangan.

Anak memperoleh pengetahuan melalui sensorinya, anak dapat melihat melalui bayangan yang ditangkap oleh matanya, anak dapat mendengarkan bunyi melalui telinganya, anak dapat merasakan panas dan dingin lewat perabaannya. Anak belajar melalui sensori dan panca indera menurut sudut pandangan dasar montessori yang meyakini bahwa panca indera adalah pintu gerbang masuknya berbagai pengetahuan kedalam otak manusia (anak), karena perannya yang sangat strategis maka seluruh panca indera harus memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai dengan fungsinya (Sujiono, 2011: 92).

Secara teori anak pertama kali memperoleh perkembangan bahasa dari seorang ibu, yang dinamakan bahasa pertama atau bahasa ibu yang dimulai dari usia 5 bulan-1 tahun, setelah itu anak belajar bahasa dari orang dewasa, anak mulai bisa mengucapkan satu dan dua kata dan juga anak bisa tata bahasanya dalam berbicara, tahap ini dimulai dari usia 2 tahun-4 tahun. Pada usia 4-5 tahun anak sudah mulai menstruktur tata

(20)

bahasa dan kalimat-kalimat yang sedikit rumit dan panjang. Dan pada anak usia 5 tahun anak sudah menguasai elemen-elemen sintaksis bahasa ibu (Arsanti, 2014: 25)

Menurut Syaodih (dalam Susanto, 2011: 73) bahwa aspek bahasa berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan meraban. Perkembangan selanjutnya berhubungan dengan kemampuan intelektual dan sosial.

Bahasa merupaka alat untuk berpikir. Bahasa juga merupakan alat berkomunikasi dengan orang lain dan kemudian berlangsung dalam interaksi sosial.

Bahasa merupakan salah satu penunjang anak untuk berkomunikasi. Berdasarkan pengamatan peneliti yang dilakukan di PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar, anak banyak meniru bahasa Melayu seperti pada film Upin&Ipin, dan film BoBoiBoy. Film animasi tersebut sangatlah berpengaruh kepada bahasa anak, contoh nya seperti “ cikgu”, “tak nak”, “ betul ...betul ..betul..”, “ dua singgit”, dan lain-lain.

Beberapa di antara anak di sekolah tersebut, lebih senang menggunakan bahasa Melayu dalam berkomunikasi dibandingkan dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam kesehariannya berkomunikasi.

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.

Beberapa karakteristik komunikasi yaitu : komunikasi adalah suatu proses, kominukasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan, komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat, komunikasi bersifat simbolis, komunikasi bersifat transaksional, komunikasi menembus faktor ruang dan waktu (Riswandi, 2013: 1).

Pada PAUD Qurrata A‟yun 2 peneliti menemukan beberapa anak yang sumbang dalam melakukan komunikasi dengan gurunya, teman sebayanya. Anak tidak memberikan feed back yang baik kepada gurunya, sehingga tidak terjalin komunikasi yang baik antara anak dan guru tersebut. Contohnya ketika guru menanyakan kepada si anak “ nak mau

(21)

snack?..” dan anak menjawab “no...tidak..tidak.. tidak....”. Contoh lainnya seperti ketika anak sedang bermain dengan temannya anak mengatakan

“jom teman kita main lego”. Oleh karena itu berdasarkan pengamatan peneliti, maka peneliti melakukan wawancara dengan guru pada sekolah tersbut.

Pada hakikatnya anak banyak menguasai kosa kata itu sangatlah bagus, akan tetapi sebagai orang tua juga harus mengawasi kelancaran berkomunikasi anak dan juga menstimulasi setiap aspek-aspek perkembangan yang telah dilalui oleh anak. Jangan sampai orang tua sibuk di luar rumah, sehingga orang tua tidak memperhatikan perkembangan anak. Karena pada saat usia dinilah neuron-neuron anak akan berkembang secara pesat.

Pada saat peneliti melakukan observasi, peneliti menemukan bahwa dari 30 anak yang ada disekolah tersebut, ada 4 orang anak sangat mendominasi menggunakan kosa kata Melayu dalam berkomonikasi. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan salah seorang guru di PAUD Qurrata A‟yun 2 pada tanggal 12 Maret 2019, tentang keseharian anak di sekolah dalam berkomunikasi. Guru yang berinisial “S” mengatakan bahwa, anak tersebut sering menggunakan bahasa Melayu dalam berkomunikasi dengan gurunya, maupun dengan teman sebayanya pada saat bermain. Oleh karena itu, peneliti di rekomendasikan untuk juga melakukan wawancara kepada orang tua yang sedang menunggu anak untuk pulang.

Berdasarkan rekomendasi guru kepada peneliti, maka dari itu peneliti melakukan wawancara dengan 2 orang tua anak. Dari hasil wawancara yang peneliti dapatkan bahwa anak dari orang tua yang peneliti wawancara, memang menonton film animasi, film animasi yang di tonton oleh anak tersebut tidak hanya film yang berbahasa Indoensia, tetapi film animasi yang berbahasa Melayu, dan juga bahasa Asing lainnya. Setelah itu peneliti menanyakan kepada orang tua tersebut, apakah bahasa anak berubah setelah menonton film animasi. Orang tua tersebut menyatakan

(22)

bahwa, anak-anaknya tetap menggunakan bahasa seperti bahasa Ibu atau bahasa Daerah, dan tidak ada perubahan dalam berbahasa dan juga berkomunikasi.

Pada tanggal 12 Maret 2019, peneliti melakukan wawancara dengan 2 orang tu yang berbeda dengan orang tua yang telah peneliti lakukan wawancara. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan 2 orang tua, orang tua tersebut menjelaskna bahwa, anaknya memang menonton film animasi, tetapi film animasi yang ditonton yang lebih dominan adalah film animasi berbahasa Melayu. Selain itu, orang tua tersebut mengatakan bahwa anaknya sering menirukan bahasa yang didengar setelah menonton film animasi tersebut.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan pada studi pendahuluan, oleh karena itu peneliti menemukan 2 orang anak yang akan peneliti jadikan subjek dalam penelitian ini, dan 2 orang rekomendasi dari guru yang ada disekolah tersebut, karena menurut guru tersebut 2 orang anak yang direkomendasikan oleh guru, menggunakan bahasa Melayu ketika berkomunikasi dengan temannya, selain itu anak tersebut sering menggunakan bahasa Melayu ketika memanggil salah seorang guru di sekolah.

Pada saat peneliti melakuakan wawancara kepada seorang anak yang berinisial “Z”, pada tanggal 13 Maret 2019. Anak yang berinisial

“Z”, sangat dominan menggunakan kosa kata Melayu dalam berkomunikasi. Setiap peneliti bertanya kepada “Z”, anak tersebut menjawab pertanyaan dengan menggunakan kosa kata Melayu. Tata bahasa yang digunakan oleh “Z” juga kurang dimengerti oleh peneliti.

Oleh karena itu peneliti menanyakan kepada guru yang berinisial “E”, guru tersebut menjawab terkadang guru kurang mengerti apa yang di ucapkan oleh “Z”. Dari permasalahan inilah peneliti tertarik untuk melakukan wawancara dengan orang tua anak tersebut. Orang tua “Z”

yang berinisial “W” menjelaskan bahwa “Z” memang sering menggunakan bahasa Melayu yang di akibatkan karena “Z” sering

(23)

menonton film animasi Melayu, baik di televisi maupun dengan menggunakan handphone di youtube.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada anak yang berinisial

“G” pada tanggal 13 Maret 2019. Pada saat itu peneliti bertanya-tanya kepada “G” tentang dimana rumah, dan siapa namanya. “G” pun menjawab semua pertanyaan peneliti dengan menggunakan kosa kata Melayu, “G” sangat fasih dalam penggunaan kosa kata melayu tersebut.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas “G”, guru kelas

“G” menjelaskan bahwa “menurut orang tua “G”, anaknya tersebut terlalu sering menonton film Melayu yang ada di televisi. Dari permasalahan inilah peneliti melakukan wawancara dengan orang tua dari “G”. Orang tua “G” mengatakan bahwa, “G” sangat menyukai film animasi Upin&Ipin. “G” sangat lengah ketika menonton film Upin&Ipin dan film animasi Pada Zaman Dahulu kala. Dan “G” juga sering menggunakan kosa kata Melayu ketika dirumah saat berkomunikasi dengan semua anggota keluarganya.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah seorang anak yang berinisial “D” pada tanggal 14 Maret 2019. Peneliti menanyakan kepada “D” apa yang sedang “D” lakukan. “D” menjawab “D” nak main lego”. “D” menggunakan kosa kata Melayu, pada saat menjawab pertanyaan dari peneliti. Pada saat orang tua “D” datang menjemput “D”, peneliti mewawancarai orang tua “D”. Peneliti menanyakan kepada orang tua “D”, apakah “D” sering menggunakan kosa kata Melayu ketika berkomunikasi di rumah. Orang tua “D” menjawab, “D” menggunakan bahasa Melayu ketika “D” sedang menonton film animasi seperti Upin&Ipin atau film BoBoiBoy. Orang tua “D” juga mengatakan bahwa,

“D” ketika di rumah sering diajarkan untuk berbahasa Indonesia.

Adapun anak yang keempat yang berinisial “C”, pada saat peneliti melakukan observasi pada tanggal 14 Maret 2019. Peneliti melihat anak tersebut lebih banyak diam dalam bermain dengan teman-temannya. Akan tetapi, disaat peneliti mengajak anak yang berinisial “C” untuk berbicara

(24)

dan bermain tebak-tebakkan huruf, anak tersebut lebih banyak menjawab huruf yang dia tebak dengan bahasa Melayu. Peneliti mengajak “C”

berbicara dan anak tersebut lebih banyak menjawab dengan bahasa Melayu yang sangat fasih diucapkan oleh anak tersebut. Peneliti juga menanyakan kepada orang tua “C”, seperti apa keseharian “C” dirumah.

Orang tua “C” menjelaskan bahwa, “C” lebih sering menonton televisi dan juga orang tua “C” banyak memberikan film-film animasi lainnya.

Pada aspek-aspek perkembangan bahasa anak usia dini ada beberapa termasuk kedalam penelitian yang akan peneliti teliti, yaitu kosa kata, dan tata bahasa. Kosa kata merupakan penguasaan kata oleh seorang anak. Sintaksis merupakan tata bahasa yang diucapkan oleh seorang anak.

Adapun dampak positif dan negatif dari seorang anak memperoleh bahasa Melayu sejak dini yaitu sebagai berikut, dampak negatif:

1. Anak mulai menenteng/ menggampangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.

2. Anak mulai merendahkan bahasa Indonesia.

Selain itu, ada juga dampak positif dari pemerolehan bahasa Melayu sejak anak usia dini, yaitu sebagai berikut:

1. Mampu meningkatkan pemerolehan bahasa anak.

2. Menuntungkan dalam berbagai kegiatan yang akan anak lakukan (karlina, 2016: 5-6).

Tahapan perkembangan bahasa anak dimulai dari anak usia 0-1 tahun, anak memperoleh bahasa dari seorang ibu yang dinamakan dengan bahasa ibu. Pada saat anak usia 2-6 tahun, anak memperoleh perkembangan bahasa melalui lingkungan sekitar, seperti lingkungan rumah, sekolah, dan juga masyarakat luar. Apabila seorang anak tidak mendaptkan stimulus perkembangan bahasa yang sesuai dengan usia anak dari orang tua, anak akan mengalami beberapa gangguan seperti, anak mengalami keterlambatan berbicara, dan sulit untuk mengungkapkan apa yang seorang anak rasakan dan anak minta.

(25)

Berdasarkan latar belakang di atas, dan juga hasil observasi yang peneliti lakukan pada PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar.

Bahwa banyak anak yang menggunakan kosa kata seperti bahasa Melayu dalam kesehariannya di sekolah tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Dampak Film Animasi Terhadap Perkembangan Bahasa Anak”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang yang telah peneliti uraikan, maka fokus penelitian ini adalah dampak film animasi berbahasa Melayu terhadap perkembangan bahasa anak usia 4-6 tahun di PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar.

C. Sub Fokus Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang telah dikemukakan, maka sub fokus penelitian sebagai berikut:

1. Dampak film animasi berbahsa Melayu terhadap kosa kata anak usia 4-6 tahun

2. Dampak film animasi berbahasa Melayu terhadap sintaksis anak usia 4-6 tahun.

D. Pertanyan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti kemukakan, bisa ditarik beberapa masalah yang dapat saya rumuskan yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana dampak film animasi berbahasa Melayu terhadap kosa kata anak usia 4-6 tahun pada PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar ?

2. Bagaimana dampak film animasi berbahasa Melayu terhadap sintaksis pada anak usia 4-6 tahun di PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar?

(26)

E. Tujuan Penelitan

Berdsarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan dari penlitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dampak film animasi berbahsa Melayu terhadap kosa kata anak usia 4 – 6 tahun pada di PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar.

2. Untuk mengetahui dampak film animasi berbahasa Melayu terhadap sintaksis pada anak usia 4- 6 tahun di PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar.

F. Manfaat dan Luaran Penelitian

Berdasarkan paparan di atas Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat penelitian

a. Bagi guru, sebagai acuan oleh guru dalam mengetahui dan menstimulasi perkembangan bahasa anak.

b. Bagi peneliti, sebagai acuan penyelesaian masalah sewaktu peneliti telah mengajar nantinya.

c. Bagi orang tua, sebagai acuan dalam mendidik dan menstimulasi perkembangan-perkembangan anaknya.

2. Luaran penelitian

a. Untuk memenuhi syarat untuk menulis skripsi dalam jenjang pendidikan (S1) di IAIN Batusangkar.

b. Hasil penelitian ini hendaknya bisa diseminarkan pada forum seminar.

G. Definisi Istilah 1. Film Animasi

Film animasi sejenis film yang berbahan mentah gambar tangan lalu diolah menjadi gambar bergerak. Pada awal penemuaannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian

“diputar” sehingga muncul efek gambar bergerak (Zoebazary, 2010:

106).

(27)

Jadi film animasi adalah karya seni yang berasal dari benda mati yang akan seolah-olah hidup dan bergerak sehingga menjadi sebuah susunan gambar secara sistematis dan akan diputar dengan cepat dan juga diberikan beberapa effect agar film animasi menjadi menarik untuk ditonton oleh masyarakat.

2. Perkembangan Bahasa

Bahasa yang dimiliki oleh anak adalah bahasa yang telah dimiliki dari hasil pengolahan dan telah berkembang. Anak telah banyak memperoleh masukan dan pengetahuan tentang bahasa ini dari lingkungan keluarga, masyarakat, juga lingkungan pergaulan teman sebaya, yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa ibu (Susanto, 2011: 36).

Perkembangan bahasa adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh seseorang sebagai sebuah alat yang digunakan utuk menyampaikan simbol-simbol, secara lisan atau tulisan untuk menyampaikan pikiran dan juga perasaan yang dirasakannya. Perkembangan bahasa seorang anak haruslah diperhatikan oleh orang tua dan juga guru, agar perkembangan bahasa anak bisa terstimulasi sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang sesuai dengan usia anak.

(28)

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori

1. Film Animasi a. Film

1) Pengertian Film

Film sebagai karya seni budaya yang terwujud berdasarkan kaidah sinematografi merupakan fenomena kebudayaan. Film merupakan hasil proses kreatif warga negara yang dilakukan dengan memandukan keindahan, kecanggihan teknologi, serta sistem nilai, gagasan, norma, dan tindakan manusia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (UU No.33 Tahun 2009).

Film adalah media sejenis plastik berlapis zat peka cahaya, yang disebut celluloid, dalam bidang fotografi. Flim merupakan media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Film diartikan sebagai suatu genre seni bercerita berbasis audio-visual, atau cerita yang dituturkan pada penonton melalui rangkaian gambar bergerak (Zoebazary, 2010: 104).

Film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop) (KBBI, 1990: 242).Flim juga dapat di artikan sebagai lakon (cerita) gamabr hidup. Flim diartikan sebagai lakon artinya adalah film tersebut mempresentasikan sebuah cerita dari tokoh tertentu secara utuh dan berstrruktur (Mabruri, 2013: 2).

Jadi dapat disimpulkan bahwa film adalah suatu karya seni yang dibuat oleh seseorang guna untuk hiburan, pelajaran, maupun promosi sutau perusahaan, dan juga untuk

(29)

memperkenalkan kebudayaan suatu daerah yang sesuai dengan nilai norma yang ada pada suatu bangsa dan negara tersebut.

2) Jenis-jenis Film

Jenis-jenis film berdasarkan bahan pembuatannya film yaitu sebagai berikut :

a) Film 8 mm, flim ini biasanya digunakan untuk kepentingan rumah tangga.

b) Film 16 mm, film ini biasanya digunakan untuk memproduksi flim-film pendidikan dan penerangan serta dokumentasi pada zamannya.

c) Film 35 mm & 70 mm , biasanya digunakan dan diputar digedung-gedung bioskop.

Sedangkan film berdasarkan proses produksinya, dibagi menjadi 4 jenis film diantaranya yaitu sebagai berikut:

a) Film dokumenter, yaitu suatu karya film yang berisikan realita serta fakta peristiwa. Dokumenter pada awalnya merupakan film non cerita. Dan juga selain itu film dokumenter selain mengandun fakta, ia juga mengandung subjektivitas pembuatnya. Dokumenter adalah termasuk jenis film nonfiksi yang menceritakan realita/kenyataan suatu peristiwa tertentu. Pada tahun 1920 an merupakan periode penting bagi tumbuhnya pemikiran film dokumenter.

b) Film Pendek (Short Film), yang berdurasi pendek dengan cerita singkat, biasanya di bawah 60 menit. Pada kenyataannya film pendek jauh lebih rumit dibanding membuat film berdurasi panjang. Pada kenyataannya film pendek jauh lebih rumit dibandingkan dengan film berdurasi panjang, karena pada pesan pada film pendek yang kita buat harus sampai kepada penonton dengan durasi yang cukup pendek. Jenis film ini banyak dijadikan ajang bagi para pemula filmmaker seperti para pelajar jurusan film dan TV (broadcasting) atau orang/kelompok yang menyukai dunia

(30)

film dan TV dan ingin berlatih membuat film dengan baik atau bahkan bagi mereka para pehobi film.jennis film ini banyak diproduksi dengan biaya sendiri ( independen) dan dieksekusi dengan cara kolektif.

c) Film cerita panjang (feature-length film), Jenis film ini adalah lazimnya sebuah film yang banyak diputar dibioskop berdurasi lebih dari 60 menit, antara 90-100 menit. Jenis film ini banyak di produksi oleh perusahaan besar/rumah produksi yang memiliki dana besar. Kebanyakan film ini dipproduksi untuk kebutuhan hiburan dan akan menghasilkan profit yang lumayan besar. Meskipun ada beberapa yang mengusung pesan-pesan moral disamping bernilai edukatif juga informasi dan entertaiment.

d) Film-film jenis lainnya.

Film-film jenis lainnya dibagi menjai beberapa bagian yaitu sebagai berikut:

(1) Profil perusahaan.

Film ini diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, misalnya tayangan “Usaha Anda” (Sekarang Advertorial) Di SCTV dan “Profil Naga” Di RCTI.

(2) Iklan Televisi (TV Commercial/ TVC).

Jenis film ini cukup menjanjikan bagi para pembuat film, film ini dibuat dengan durasi pendek namun berbudget tinggi. Jenis film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk), maupun layanan masyarakat. Jenis film ini juga menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan atau kepedulian lembaga tertentu terhadap fenomena masyarakat.

(31)

(3) Program televisi (TV Programme).

Jenis film ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Contohnya seperti film serial, film televisi, film cerita pendek atau sinetron, variety show, TV quiz, talk show, magazine show, dll.

(4) Video klip (music video).

Berfungsi sebagai sarana bagi para produser musik untuk memasarkan produknya lewat media televisi (Mabruri, 2013: 3-8).

Jadi ada beberapa jenis film yang telah dijabarkan di atas, tetapi yang sering muncul di televisi atau media lainnya yaitu: film dokumenter, film pendek, film panjang, program televisi, dan juga video klip.

3) Sejarah dan perkembangan film

Lumiere bersaudara (Auguste& Louis Lumiere) dari perancis mengembangkan kinestoscope menjadi cinematographe, yang dipatenkan Maret 1895. Alat ini mengombinasikan kamera, alat memproses film dan proyektor.

Pada tanggal 28 Desember 1895, di sebuah kafe di Paris, Lumiere Bersaudara memproyeksikan karya pertamanya.

Penonton di tarik bayaran, dengan demikian bioskop pertama didunia telah lahir. Pada tahun 1905, gedung-gedung bioskop yang dinamakan nickelodeon bermunculan di New York.

Jadi menurut pemaparan diatas, film pertama kali muncul pada 28 Desember 1895, di sebuah kafe di Paris dan dibuat oleh Lumiere. Film dari awal muncul hingga sekarang sudah banyak mengalami perkembangan yang sangat pesat, film juga tidak hanya tayang dibioskop atau cafe-cafe, tetapi sekarang film sudah bisa dilihat melalui televisi dan juga ada aplikasi youtube yang banyak menyajikan film-film.

(32)

Karya film di masa-masa awal adalah hitam putih dan bisu. Akhir 1920-an, mulai dikenal film bersuara dan menyusul film berwarna pada tahun 1930–an. Jika semula karya film belum dianggap sebagai karya seni, pada perkembangan, kini karya film sudah disejajarkan dengan karya seni lainnya.

Di negara-negara Barat, film cerita sudah mulai diproduksi antara tahun 1902-1903. The Life An American Fireman (1903) adalah film cerita Amerika adalah film Amerika pertama yang di buat oleh Edwin S. Porter (1869-1941). Perintis film industri nasioanl adalah Usmar Ismail dan Jamaluuddin Malik, tahun 1950-an. Mereka mulai aktif berproduksi dengan perusahaan film masing-masing, studio perfini dan studio persari (Zoebazary, 2010: 105 -106).

Jadi film awalnya muncul hanya dengan warna hitam dan putih, dan juga belum memiliki suara atau hanya bisu, dan pada tahun 1920-an film terlah bersuara dan pada tahun 1930-an barulah film memiliki warna. Film pertama yang diproduksi oleh negara barat yaitu pada tahu 1903 dengan judul film The Life An American Fireman. Film pada masa sekarang sudah banyak memiliki perubahan ada yang film berdimensi 3D, dan 4D, sekarang film juga sudah banyak tayang di bioskop- bioskop.

4) Keuntungan dan kelemahan film

Adapun keuntungan dari film yaitu sebagai berikut : a) Film dan video dapat melengkapi pengalaman- pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dll.

b) Film dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Misalnya, langkah-langkah dan cara yang benar dalam berwudhu.

(33)

c) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya.

Misalnya, film kesehatan yang menyakijakn proses berjangkitnya penyakit diare atau eltor dapat membuat siswa sadar terhadap pentingnya kebersihan makanan dan lingkungan.

d) Film yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan film seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia kedalam kelas.

e) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dlihat secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang luas.

f) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan.

g) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncup itu mekar.

Kelemahan film dan video adapun sebagai berikut : 1) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya

mahal dan waktu yang banyak.

2) Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu memngikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut.

3) Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan; kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi khusu untuk kebutuhan sendiri (Arsyad, 2000: 49-50).

(34)

Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa keuntungan film yang dapat kita ambil, dan juga ada beberapa kelemahan film. Film hendaknya menjadi sarana hiburan dan juga pendidikan bagi manusia. Manusia sebagai penikmat dari film- film yang tayang di televisi hendaklah bisa memilih dan memilah film yang bisa dilihat oleh anak usia dini, dan orang tua juga harus mengontrol anak dalam menonton, baik dari televisi, maupun dari media lain seperti youtube.

b. Animasi

1) Pengertian Animasi

Animasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah acara televisi yang berbentuk rangkaian lukisan atau gambar yang digerakkan secara mekanik elektrronis sehingga tampak dilayar menjadi bergerak.

Ada beberapa pendapat umum lainnya untuk animasi yaitu :

a) Animasi adalah menggerakkan benda mati seolah- olah hidup.

b) Animasi adalah visi gerak yang di terapkan pada benda mati.

c) Animasi adalah tampilan yang cepat dari gambar - gambar sequence 2D ataupun 3D atau model dalam posisi tertentu untuk menciptkan ilusi gerak.

d) Menurut timnya disney dalam buku illusion of life animasi adalah ilusi kehidupan bahkan mereka membuat 12 prinsip animasi versi merka sendiri.

Jadi, animasi adalah ragam proses dan teknik yang bertujuan menghasilkan ilusi gerak dan emosi yang alami sesuai hukum fisika, biologi, audio, lip sync dan psikologi sesuai dengan pilihan style gerak animasi kartun ataukah gerak animasi realis (Gumelar, 2017: 6-11)

Animasi berasal dari bahasa latin yaitu “anima” yang berarti jiwa, hidup, nyawa, semangat. Sedangkan animasi

(35)

secara utuh diartikan sebagai gambar yang memuat objek yang seolah – olah hidup, disebabkan oleh kumpulan gambar itu berubah beraturan dan bergantian ditampilkan objek dalam gambar bisa berupa tulisan, bentuk benda, warna, dan efek spesial (Ramadhan, 2006: 6).

Jadi animasi adalah sebuah gambar yang dibuat atau dilukis, seperti gambar orang sedang berdiri sampai orang sedang berlari, sehingga apabila diberikan effect akan menjadi hidup dan juga berjalan. Setelah gambar itu diberikan effect bergerak, maka akan diberikan effect suara, sehingga seolah- olah gambar tersebut hidup dan berwarna.

2) Elemen Animasi

Elemen dari animasi ini ada beberapa yaitu sebagai berikut :

a) Illustrasi atau tampilan unnik karakter untuk dianimasikan sesuai dengan kemampuan (gambar tidak wajib bagus).

b) Gerak (motion) berdasarkan fisika yang diteraokan dalam cerita pendek per acengan sesuai keperluan.

c) Audio, sound effects,dan lip sync.

d) Biologi (bila diperlukan untuk anatomi berbagai mahkluk bahkan desain biologi yang ada dan atau sengaja dibuat ada).

e) Emosi (beragam emosi ) untuk expresi wajah, tubuh, dan sifat unik suatu karakter yang diperlukan sesuai situasi.

f) Latar yang diperlukan untuk latar depan, latar belakang , serta alat dan peralatan lainnya sesuai keperluan (Gumelar, 2017: 11-12).

Berdasarkan uraian elemen-elemen animasi diatas, dapat kita simpulkan membuat anaimasi tidak hanya membuat gambar dan juga memberikan effect bergerak, effect bersuara, dan lain-lainnya, tetapi harus melihat latar dari gambar yanag akan dibuat animasi nantinya. Indonesia sudah banyak mengeluarkan animasi-animasi yang bagus, dan juga tidak kalah dengan animasi yang dibuat di luar negeri.

(36)

c. Film Animasi

Film animasi adalah media komunikasi massa yang timbul dari perkembangan teknologi dan kemajuan media komunikasi massa elektronik seperti adanya radio dan televisi (Maspupah, 2011: 20).

Film animasi sejenis film yang berbahan mentah gambar tangan lalu diolah menjadi gambar bergerak. Pada awal penemuaannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian “diputar” sehingga muncul efek gambar bergerak (Zoebazary, 2010: 106).

Jadi film animasi adalah karya seni yang berasal dari benda mati yang akan seolah-olah hidup dan bergerak sehingga menjadi sebuah susunan gambar secara sistematis dan akan diputar dengan cepat dan juga diberikan beberapa effect agar film animasi menjadi menarik untuk ditonton oleh masyarakat.

2. Perkembangan Bahasa

a. Pengertian perkembangan bahasa

Bahasa sering didefinisikan sebagai sebuah sistem simbol, secara lisan, tertulis dan dengan menggunakan gerak tubuh (melambai, mengerutkan dahi, gemetar ketakutan), yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi satu sama lain.

Perkembangan bahasa yang normal bersifat teratur, bertahap dan bergantung pada kematangan dan kesempatan belajar (Eileen, 2008: 30).

Bahasa sesungguhnya adalah hal yang sulit untuk didefiisikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) terdapat banyak definis bahasa, di antaranya adalah sistem komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran; perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa; serta percakapan (perkataan) yang baik, sopan santun, tingkah laku yang baik (Hildayani, 2008: 11.3).

(37)

Bahasa yang dimiliki oleh anak adalah bahasa yang telah dimiliki dari hasil pengolahan dan telah berkembang. Anak telah banyak memperoleh masukan dan pengetahuan tentang bahasa ini dari lingkungan keluarga, masyarakat, juga lingkungan pergaulan teman sebaya, yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa ibu (Susanto, 2011: 36).

Menurut Hulit & Howard (dalam Hildayani, 2008: 11.3- 11.4) menjelaskan bahwa bahasa adalah ekspresi kemampuan manusia yang bersifat innate atau bawaan. Sejak lahir manusia telah dilengkapi dengan kapasitas untuk dapat menggunakan bahasa. Kemampuan menggunakan bahasa bersifat instinktif (naluriah), akan tetapi kapasitasnya pada setiap orang berbeda, tergantung jenis bahasa spesifik apa yang mereka gunakan.

Selain itu, perkembangan bahasa anak juga di perkaya dan dilengkapi oleh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa proses pembentukkan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, anak mengikuti proses belajar di sekolah (Susanto, 2011: 36).

Bahasa dapat diekspresikan dalam berbagai bentuk, yaitu bicara, tulisan, gesture/gerakan. Bicara adalah ekspresi oral dari bahasa. Organ manusia yang berperan adalah mulut dan tenggorokan. Terkadang penggunaan istilah „bahasa‟ dan „bicara‟

ini tertukar atau disamakan arti. Pada kenyataannya kedua istilah ini berbeda walaupun memiliki lkkaitan yang erat dalam komunikasi. Bicara bisa saja hadir tanpa adanya bahasa, begitupun sebaliknya (Hildayani, 2008: 11.4).

Pada umumnya, setiap anak memiliki dua tipe perkembangan bahasa pada anak, yaitu egocentric speech dan socizlized speech. Egocentric speech, yaitu anak berbicara kepada

(38)

dirinya sendiri (monolog). Adapun socialized speech, yaitu bahasa yang berlangsuang ketika terjadi kontak antara anak dan temannya atau dengan lingkugannya. Perkembangan ini dibagi menjadi lima bentuk yaitu sebagai berikut:

1) Adapted information (penyesuaian informasi).

2) Critism (kritik), menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain.

3) Command (perintah), request (permintaan), dan threat (ancaman).

4) Questions (pertanyaan).

5) Answer (jawaban) (Susanto, 2011: 37).

Perkembangan bahasa anak seperti yang telah dijelaskan oleh Vygotsky yang menyatakan bahwa anak belajar bahasa dari orang dewasa secara kolaboratif, setelah itu diinternalisasikan dan secara sadar digunakan sebagi alat berfikir dan alat kontrol (Masitoh, 2003: 13).

Menurut lennberg menjelaskan bahwa perkembangan bahasa seorang anak itu mengikuti dan sesuai dengan jadwal perkembangan biologisnya yang tidak dapat ditawar-tawar.

Seorang anak tidak dapat dipaksa ataupun dipicu sekuat apapun untuk dapat mengujarkan/ mengucapkan sesuatu, bila saja kemampuan biologisnya belum memungkinkan untuk mengujarkan suatu kata. Sebaliknya, bila saja kemampuan biologis telah dapat dicegah/ ditahan untuk tidak mengujarkan atau mengucapkannya (Martinis, 2010: 137).

Menurut Chomsky mengatakan bahwa pemerolehan bahasa bersifat kodrati dan merupakan suatu proses Instingtif yang berlanjut (Continous) dan berjalan secara konstan dari waktu ke waktu dengan mengikuti jadwal genetik sesuai dengan prinsip- prinsip serta parameter yang terdapat pada tata bahasa Universal (Martinis, 2010: 141).

Berdasarkan uraian diatas, perkembangan bahasa adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh seseorang sebagai sebuah

(39)

alat yang digunakan untuk menyampaikan simbol-simbol, secarab lisan atau tulisan untuk menyampaikan pikiran dan juga perasaan yang dirasakannya. Perkembangan bahasa seorang anak haruslah diperhatikan oleh orang tua dan juga guru, agar perkembangan bahasa anak bisa terstimulasi sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang sesuai dengan usia anak.

b. Teori-teori perkembangan bahasa

Ada beberapa teori yang disampaikan oleh para ahli mengenai perkembangan bahasa, yaitu sebagai berikut:

Teori Nativis, teori nativis ini berpandangan bahwa ada unsur keterkaitan yang erat antara faktor biologis dengan perkembangan bahasa. Para ahli nativis berpendapat bahwa kemampuan berbahasa sifatnya ini sangat natural (bawaan), seiring dengan pertumbuhan fisik dan mental anak maka perkembangan bahasa menjadi lenih baik dan meningkat. Para ahli nativis juga meyakini bahwa anak-anak menginternalisasi aturan tata bahasa sehingga mereka dapat menyusun berbagai macam kalimat tanpa latihan, penguatan, maupun meniru bahasa orang dewasa. Jadi, teori nativis ini lebih cenderung pada kemampuan internal tiap-tiap anak dan perkembangan bahasa berjalan seiring dengan kematangan otak.

Berdasarkan teori nativis, perkembangan bahasa dengan faktor biologis seseorang sangat erat berkaitan, teori nativis ini juga berpendapat bahwa kemampuan bahasa seorang anak merupakan bawaan seorang anak tersebut, menurut teori nativis juga mengatakan bahwa kematangan perkembangan fisik dan juga mental anak, akan mempengaruhi kematanagn perkembangan bahasa seorang anak. Jadi menurut teori nativis, lingkungan tidak berpengaruh terhadap perkembangan bahasa seorang anak.

Teori Behaviorostik, teori behaviorostik beranggapan bahwa bahasa merupakan masalah respons dan sebuah imitasi,

(40)

yaitu bahasa dipelajari melalui pembiasaan dari lingkungan dan merupakan hasil imitasi terhadap orang dewasa. Dengan kata lain perkembangan bahasa menurut teori behavioristik berasal dari luar atau disebut dengan faktor eksternal, perkembangan bahasa pada anak usia dini diperoleh melalui pergaulan dan interkasi yang diperoleh anak dengan teman sebayanya atau orang dewasa. Teori Perkembangan Kognitif beranggapan bahwa berpikir sebagai prasyarat berbahasa, bahasa terus berkembang sebagai hasil dari pengalaman dan penalaran.

Berdasarkan uraian teori behavioristik, bahwa perkembangan bahasa seorang anak dipelajari melalui pembiasaan dari lingkungan sekitar anak, dan juga imitasi terhadap orang dewasa yang dekat dengan anak. Menurut teori behavioristik, perkembangan bahasa anak, dipengaruhi oleh faktor eksternal, dan interaksi dengan orang dewasa. Apabila pada lingkungan anak, orang sekitar anak menggunakan bahasa yang baik dan juga bisa menstimulasi perkembangan bahasa anak dengan baik, maka perkembangan bahasa anak akan terstimulasi dengan baik dan sesuai dengan tahapan perkembangan usia anak.

Teori perkembangan kognitif lebih menekankan pada proses berpikir dan penalaran. Salah satu tokoh teori perkembangan kognitif adalah Jean Peaget, Ia mengungkapkan bahwa perkembangn bahasa bersifat progresif dan terjadi pada setiap tahap perkembangan, artinya perkembangan bahasa anak berkaitan erat dengan berbagai kegiatan anak, objek dan kejadian yang mereka alami. Selain Peaget, Vygotsky menyatakan bahwa perkembangan kognitif dan bahasa anak berkaitan erat dengan kebudayaan dan masyarakat tempat anak dibesarkan. Jadi, para ahli perkembangan kognitif meyakini bahwa perkembangan bahasa ada kaitannya dengan hubungan antara anak orang dewasa, dan lingkungan soaialnya. Dengan adanya interkasi yang 19 harmonis antara anak,

(41)

orang dewasa dan orang-orang yang ada disekitar lingkungan, maka anak tersebut dapat meningkatkan kemampuan bahasanya (Mar‟ah, 2019: 17-19).

Berdasarkan uraian teori kognitif, mengatakan bahwa perkembangan bahasa bersifat progresif dan terjadi pada setiap tahap perkembangan. Menurut ahli yang mengemukakan teori kognitif ini, yaitu jean peaget mengatakan bahwa, perkembangan bahasa anak berkaitan erat dengan berbagai kegiatan yang anak lakukan.

c. Tahapan perkembangan bahasa

Secara umum tahap-tahap perkembangan anak dapat dibagi kedalam beberapa rentang usia, yang masing-masing menunjukkan ciri-ciri tersendiri. Adapun tahapan perkembangan bahasa anak usia dini adalah sebagai berikut :

1) Tahap I (pralinguistik).

Tahap I (pralinguistik), yaitu antara 0-1 tahun. Tahap ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu ebagai berikut :

a) Tahap meraba-1 (pralinguistik pertama), Tahap ini dimulai dari bulan pertamahingga bulan keenam dimana anak akan mulai menangis, tertawa, danmenjerit.

b) Tahap meraba-2 (pralinguistik kedua), Tahap ini ada dasarnya merupakantahap kata tanpa makna mulai dari bulan ke-6 hingga 1 tahun.

2) Tahap II (linguistik).

Tahap II (linguistik), Tahap ini terdiri dari tahap I dan II, yaitu:

a) Tahap-I; holafrastik (1 tahun), ketika anak-anak mulai menyatakan maknakeseluruhan frasa atau kalimat dalam satu kata. Tahap ini juga ditandaidengan pembendaharaan kata anak hingga kurang lebih 50 kosa kata.

b) Tahap-2; frasa (1-2), pada tahap ini anak sudah mampu mengucapkan duakata (ucapan dua kata). Tahap ini juga

(42)

ditandai dengan pembendaharaan kataanak sampai dengan 50-100 kosa kata.

3) Tahap III.

Tahap III (pengembangan tata bahasa, yaitu prasekolah 3,4,5 tahun). Padatahap ini anak sudah dapat membuat kalimat, seperti telegram. Dilihat dariaspek pengembangan tata bahasa seperti : S-P-O, anak dapat memperpanjangkata menjadi satu kalimat.

4) Tahap IV.

Tahap IV (tata bahasa menjelang dewasa, yaitu 6-8 tahun).

Tahap ini ditandaidengan kemampuan yang mampu menggabungkan kalimat sederhana dankalimat kompleks (Susanto, 2011: 75-76).

Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa tahapan perkembangan bahasa yang dilalui oleh anak, mulai dari anak berusia 0 sampai dengan usia 8 tahun. Tahapan perkembangangan bahasa anak, haruslah distimulasi oleh orang tua, karena anak mendapatkan pembelejaran bahasa pertama kali dari orang tua.

Apabila orang tua tidak dapat menstimulasi perkembangan bahasa anak dengan baik, maka seorang anak mengalami keterlambatan dalam berbicara. Anak hendaknya dapat mengungkapkan apa yang anak rasakan secara jelas kepada orang disekitarnya.

d. Aspek perkembangan bahasa

Aspek-aspek yang terkait dengan perkembangan bahasa anak menurut jamaris (dalam Susanto, 2010: 77) dibagi menjadi 3 aspek yaitu :

1) Kosa kata.

Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, kosa kata anak berkembang dengan pesat.

(43)

2) Sintaksis (tata bahasa).

Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa, akan tetapi melalui contoh-contoh berbahasa yang di dengar dan di lihat anak di lingkungannya, anak telah dapat menggunakan bahasa lisan dengan susunana kalimat yang baik. Misalnya: “Rita memberi makan kucing” bukan “kucing Rita makan memberi”.

3) Semantik.

Semantik maksudnya penggunaan kata sesuai dengan tujuannya.

Anak di taman kanak-kanak sudah dapat mengekspresikan keinginan, penolakan dan pendapatnya dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang tepat. Misalnya: “tidak mau” untuk menyatakan penolakan.

Berdasarkan uraian di atas tentang aspek perkembangan bahasa anak, ada 3 yaitu kosa kata, sintaksis, dan juga semantik, jadi ada beberapa aspek yang bisa diperhatikan oleh orang tua tentang aspek-aspek perkembangan bahasa anak. Orang tua harus memperhatikan seperti apa, dan bagaimana kosa kata yang sering digunakan oleh anak, dan juga sintaksis, yang seperti apa yang sering digunakan oleh anak dalam keseharian anak berkomunikasi, aspek perkembangan bahasa selanjutnya yaitu semantik, kata yang seperti apa yang digunakan anak untuk mengungkapkan perasaan yang anak rasakan, dan juga kata yang digunakan oleh anak apakah sesuai dengan tujuan yang anak maksudkan.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil 2 aspek perkembangan bahasa yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu:

1) Kosa kata.

Menurut Soedjito (2009: 24), meyatakan bahwa kosa kata diartikan sebagai :

(44)

a) Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa.

b) Kekayaan kata yang dimiliki oleh seseorang pembicara atau penulis.

c) Kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan.

d) Daftar kata yang disusun seperti kamus serta penjelasan secara singkat dan praktis.

Pendapat lain di kemukakan oleh Keraf (2010: 80) bahwa kosa kata adalah keseluruhan kata yang berada dalam ingatan seseorang, yang akan segera menimbulkan reaksi bila didengar dan dibaca. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan yaitu kosa kata adalah perbendaharaan kata yang dikuasai oleh seseorang yang dalam suatu bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi.

Dalam kosa kata penguasaan kosa kata itu sangat penting, hal tersebut sesuai dengan pendapat Fahrudin dan Jamaris (2005: 12), bahwa kapasitas bahasa seseorang merupakan refleksi dari kemampuannya untuk menggolongkan dan menunjukkan makna kata tertentu.

Selain itu, menurut Dardjowidjojo (2005: 258-260) menjelaskan bahwa ada beberapa bagian dalam pemerolehan kosa kata, yaitu, sebagai berikut:

a) Macam makna yang dikuasai.

Macam kata yang dikuasai anak mengikuti prinsip sini dan kini. Dengan demikina kata yang diperoleh anak pada awal ujarannya ditentukan oleh lingkungan. Pada anak yang tinggal di kota dan cukup mampu , dan juga mempunyai waktu bergaul dengan banyak anak, maka anak akan memperoleh banyak makna kata. Sedangkan dengan prinsip sini , pada anak desa akan membuat dia menguasai kosa kata seperti yang anak lihat saja.

(45)

b) Cara anak menentukan makna.

Cara menentukkan makna suatu kata bukanlah hala yang mudah. Anak harus menganalisi segala macam fiturnya sehingga memperoleh makna. Dalam hal menentukan makna suatu kata, anak mengikuti prinsip- prinsip universal, salah satu di anataranya adalah yang dinamakan overextensions yang artinya penggelembungan makna.

c) Cara anak menguasai makna kata.

Anak tidak menguasai makna kata secara sembarangan. Dalam penguasaan makna kata anak menghadapi banyak kendala karena kata memiliki derajat kesukaran yang berbeda-beda. Pada umumnya, kata-kata yang kongkrit lebih mudah daripada yang abstrak dan karenanya lebih mudah serta lebih cepat diperoleh.

2) Sintaksis.

Menurut Manaf (2009: 3) menjelaskan bahwa sintaksis adalah cabang linguistic yang membahas strukutur internal kalimat. Sedangkan pendapat lain yang dikemukakan oleh Tarigan (2009: 4), menjelaskan bahwa sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana yang menggabungkan kata menjadi kalimat.

Berdasarkan uraian diatas dapat peneliti ambil kesimpulan bahwa sintaksis adalah urutan bahasa yang mempunyai keterangan yang di ungkapkan oleh seseorang.

Dalam berkomunikasi seseorang menggunakan struktur tata bahasa yang jelas dan predikatif.

e. Karakteristik perkembangan bahasa

Menurut Jamaris (2006), karakteristik kemampuan bahasa anak usia empat tahun yaitu, sebagai berikut :

1) Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak.

Gambar

Tabel 3. 1Tabel
Tabel 3. 4  Pedoman Wawancara

Referensi

Dokumen terkait

4 Tahu, Faham dan Boleh Buat dengan Beradab B4 Mengaplikasi pengetahuan saintifik dan kemahiran saintifik dalam membentuk konsep dan prinsip sains dalam penyelesaian

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Identifikasi Peran

Metode yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah metode waterfall, dengan bahasa pemograman PHP dengan framework Code Igniter(CI), menggunakan tools

Penyebab lain seringnya K-means terjebak pada solusi lokal optima adalah karena cara penentuan titik pusat baru untuk setiap iterasi dalam K-means dilakukan dengan menggunakan

Dengan ungkapan puji syukur alhamdulillah ke hadirat Allah atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ Analisis

Catatan : Yang hadir dalam klarifikasi dan verifikasi ini harus Direktur (sebutan lainnya) atau Surat Kuasa Direktur dengan ketentuan yang ada di akta

spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan

[r]