BAB II KAJIAN TEORI
B. Penelitian Relevan
Adapun penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Prameswari Anugrah Mustanzier, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Halu Oleo Kampus Hijau Tri Dharma Anduonohu, Kendari 2016, yang berjudul “Penggunaan Gaya Bahasa Melayu Dalam Tayangan Film Kartun Animasi Upin Dan Ipin Pada Perilaku Komunikasi Anak Sd Negeri 1 Poasia Kendari”.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, sumber data dalam penelitian ini adalah siswa siswi SD Negeri 1 Poasia Kendari kelas IV dan V. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa siswi yang ada di SD Negeri 1 Poasia Kendari sering mengikuti gaya bahasa melayu pada film kartun animasi upin dan ipin, dari segi penggunaan kata, kalimat, maupun dialek, serta para siswa siswi banyak mencontoh dan mengaplikasikan perilaku positif yang ada pada film kartun animasi upin dan ipin sehingga orang tua mereka tidak kesulitan dalam mengajar dan mendidik anak-anaknya untuk menerapkan hal-hal baik dalam kehidupannya.
Penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian yang sudah ada memiliki perbedaan, yang pertama pada subjek penelitiannya.
Jika peneliti melakukan penelitian dengan subjek penelitian anak usia 4-6 tahun, sedangkan penelitian yang sudah ada melakukan penelitian dengan subjek anak SD Negeri 1 Poasia. Selanjutnya perbedaannya yaitu pada variabel penelitian, penelitian yang sudah ada meneliti penggunaan gaya bahasa Melayu dan perilaku komunikasi anak, sedangkan peneliti melakukan penelitian pada aspek-aspek perkembangan bahasa yaitu kosa kata dan sintaksis.
2. Reza Fahlevi, Jurusan Universitas Negeri Malang, 2017 yang berjudul “Pengaruh Film Animasi Upin Dan Ipin Terhadap Pemerolehaan Bahasa Kedua Anak”
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh film animasi upin dan ipin terhadap pemeroleh bahasa kedua anak.
Penelitian ini bersifat kualitatif metode deskriptif yang menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi, sikap, dan pandangan yang menggejala dalam masyarakat serta pengaruh terhadap suatu kondisi tersebut. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa adanya pengaruh film animasi upin dan ipin yang bisa diketahui pada saat anak melakukan komunikasi dilingkungan sekitarnya, anak ini sering mengucapkan apa yang diucapkan oleh tokoh pada film animasi tersebut. Hal ini mampu mempengaruhi perkembangan bahasanya dengan menirukan beberapa bahasa yang sesuai dengan kebutuhannya.
Penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian yang sudah ada memiliki perbedaan, yaitu pada variabel penelitian. Penelitian yang sudah ada meneliti pemerolehan bahasa kedua anak, sedangkan yang peneliti lakukan penelitian yaitu dengan meneliti aspek-aspek perkembangan bahasa anak yaitu kosa kata dan sintaksis.
3. Amrullah Amril, Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Unmul, 2017, Volume 5 Nomor 3 Yang Berjudul “ Pengaruh Tayangan Upin Dan Ipin Terhadap Penggunaan Bahasa Melayu Murid SDN 001 Sambutan Samarinda.”
Hal yang melatar belaknagi penelitian ini adalah diduga adanya pengaruh bahasa melayu murid SDN 001 Sambutan.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantatif dengan jenis penelitian eksplanasi. Penelitian eksplanasi bertujuan untuk menjelaskan hubungan dan pengaruh antara variabel penelitian dan menguji hipotesis yang diajukan. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel tayangan upin dan ipin sebagai variabel bebas dan penggunaan bahasa melayu sebagai variabel terikat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh tayangan kartun
upin dan ipin terhadap penggunaan bahasa melayu murid SDN 001 Sambutan. Hipotesis penelitian membuktikan bahwa Ho ditolak dan Hɑ diterima. Hɑ dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh tayangan upin dan ipin terhadap penggunaan bahasa melayu murid SDN 001 Sambutan.
Penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian yang sudah ada memiliki perbedaan, yang pertama yaitu pada subjek penelitian. Subjek penelitian yang peneliti lakukan yaitu pada anak usia 4-6 tahun, sedangkan pada penelitian yang sudah ada melakukan penelitian pada anak SDN 001 Sambutan Samarinda.
Perbedaan yang kedua terletak pada metode penelitian yang dilakukan peneliti dan juga penelitian yang sudah ada, peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif studi kasus, sedangkan penelitian yang sudah ada melakukan penelitian dengan metode kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanasi. Perebedaan yang ketiga pada penelitian ini yaitu, variabel yang diteliti peneliti dan juga penelitian yang sudah ada. Pada penelitian yang sudah ada variabel yang diteliti yaitu penggunaan bahasa Melayu, sedangkan pada peneliti menggunakan variabel penelitian perkembangan bahasa anak usia dini usia 4-6 tahun.
4. Lia Kharisma, Jurusan Pendidikan Guru PAUD Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sukabumi 2016-2017 yang berjudul, “ Dampak Tayangan Film Animasi Upin Dan Ipin Terhadap Perkembangan Bahasa Anak”.
Penelitian ini termasuk penelitian studi kasus dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok usia 4-5 tahun dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Teknik pengambilan data dilakukakn melalui observasi catatan harian, wawancara, dengan guru dan orang tua siswa, serta studi dokumentasi. Hasil dari penelitian tersebut adalah anak paud bina ceria menggunakan bahasa indonesia, bahasa
sunda, bahasa malaysia dalam berkomunikasi dilingkungan sekolah. Terdapat dua orang yang sering menggunakan kosa kata bahasa malaysia.
Penelitian yang peneliti lakuakn dengan penelitian yang sudah ada memiliki perbadaan, yaitu pertama yaitu pada variabel yang peneliti teliti pada penelitian ini yaitu aspek perkembangan bahasa anak yang peneliti teliti ada 2 aspek yaitu kosa kata dan sistaksis, sedangkan penelitian yang sudah ada meneliti penggunaan bahasa Melayu ketika berinteraksi dilingkungan sekolah.
Perbedaan yang kedua yaitu pada variabel penelitian, pada penelitian yang sudah ada hanya meneliti dampak film animasi upin dan ipin. Sedangkan peneliti menggunakan variabel penelitian untuk di teliti yaitu film animasi. Selanjutnya perbedaan yang peneliti temukan yaitu, pada tempat yang dilakukan penelitian, peneliti melakukan penelitian di PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar Kab. Tanah Datar. Sedangkan penelitian yang sudah ada melakukan penelitian di PAUD Bina Citra Sukabumi.
Perbedaan yang ketiga yaitu subjek penelitian, pada penelitian yang sudah ada melakukan penelitian pada anak usia 4-5 tahun, sedangkan peneliti melakukan penelitian pada anak usia 4-6 tahun.
5. Maspupah Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 2011 dengan judul, “Pengaruh Tayangan Kartun Animasi Upin Dan Ipin Di Media Nusantara Citra Televisi Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berupaya menggambarkan fenpmena sosial yang terjadi pada murid RA Al- Bariyyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan kata-kata yang ditiru, tepat dalam kalimat utuh, sesuai konteks, serta memiliki makna yang sama.
Hasil penelitian mengenai pengaruh tayangan kartun animasi upin
& ipin di media nusantara citra televisi terhadap penggunaan kosa kata murid raudhatul athfal al bariyyah kramat jati jakarta timur anak-anak yang meniru gaya berbicara dan penggunaan kosa kata para tokoh film upin & ipin termasuk dalam, tetapi, tentu saja yang paling utama saat ini, adalah peranan orang tua untuk bisa mengontrol tayangan yang ditonton oleh anak- anaknya.
Penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian yang sudah ada memiliki perbedaan, yang pertama yaitu pada variabel yang diteliti oleh peneliti. Peneliti melakukan penelitian pada aspek perkembangan bahasa, ada 3 aspek yang akan diteliti oleh peneliti yaitu kosa kata dan sistaksis, sedangkan penelitian yang sudah ada melakukan penelitian pada kosa kata anak sekolah dasar di Tanggerang.
Perbedaan yang kedua yang peneliti temukan yaitu, pada variabel yang diteliti. Penelitian yang sudah ada menggunakan variabel tayangan upin dan ipin di MNC TV episode “taman mesra”. Sedangkan pada penelitian yang akan diteliti oleh peneliti menggunakan variabel film animasi. Perbedaan yang ktiga yang peneliti temukan yaitu pada subjek penelitian, yang teliti oleh penelitian yang sudah ada yaitu pada anak SDN Larangan Selatan 03 kelas 1, 2, dan 3 di Tanggerang. Sedangkan subjek penelitian yang peneliti lakukan yaitu, pada anak usia 4-6 tahun di PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan yaitu metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah (Sugiyono, 2014: 15).
Metode penelitian ini muncul karena terjadi perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala. Metode penelitian kualitatif mengembangkan paradigma positivisme yang memandang gejala, yang lebih bersifat tunggal, statis, dan konkrit (Sugiyono, 2016: 1).
Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, karena data yang terkumpul dan analisinya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif juga digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif menekankan makna dari generalisasi (Sugiyono, 2016: 1).
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian dilapanagn. Oleh karena itu analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan kemudian dapat dokonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna (Sugiyono, 2016: 3).
Metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat terhadap subjek yang akan di teliti.
Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu penelitian studi kasus. Studi kasus dipilih untuk meneliti suatu kasus yang terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini
44
digunakan untuk mengungkap mengenai dampak yang terjadi akibat film animasi terhadap perkembangan bahasa anak usia 4-6 tahun di PAUD Qurrata A‟yun Batusangkar.
Bogdan dan Biklen, menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu kajian yang rinci tentang satu latar, atau subjek tunggal, atau satu tempat penyimpanan dokumen, atau suatu peristiwa tertentu (Ahmadi, 2014: 69).
Studi kasus adalah serangkaian ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut (Mudjia, 2017: 3).
Penelitian studi kasus ini bermaksud untuk mengekplorasi sesuatu, bukan untuk menguji hipotesis tetapi justru dapat digunakan untuk mengembangkan hipotesis (Juliandi, 2014: 14). Studi kasus dapat berupa
“sistem terbatas” (bounded system) apa pun yang diminati, suatu lembaga, program, tanggung jawab, himpunan, atau suatu populasi dapat menjadi suatu kasus (Ahmadi, 2014: 69).
B. Latar dan Waktu Penelitian 1. Latar Penelitian
Latar atau tempat penelitian yang peneliti lakukan, yaitu pada PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar, berada di Jl. M. Yamin No. 10 Malana Ponco Jorong Malana Ponco Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar. Tempat penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu pada tempat tinggal anak yang menjadi subjek penelitian pada penelitian ini. Tempat penelitian tersebut, peneliti pilih dikarenakan anak yang menjadi subjek penelitian pada penelitian ini, lebih banyak menonton film animasi di rumah, baik dengan menggunakan televisi, handphone atau youtube, dan juga menggunakan kaset CD.
Tabel 3. 1Tabel
Alamat anak yang menjadi subjek penelitian yang bersekolah di PAUD Qurrata A’yun 2 Malana Batusangkar.
No Inisial Anak Alamat Anak
1 Z Malana, Lima Kaum
2 G Bukit Gombak, Tanjung Emas
3 D Malana, Lima Kaum
4 C Malana Ponco, Lima Kaum
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu selama kurang lebih tujuh bulan, yang dimula dari bulan Maret sampai dengan bulan Oktober, yang dimulai dengan studi pendahuluan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Setelah itu peneliti, melakukan penelitian ke lapangan atau ketempat penelitian langsung.
C. Subjek Penelitian
Dalam menentukan subjek penelitian pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014: 300). Teknik purposive sampling berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat teretntu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut dengan populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak usia 4-6 tahun di PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar.
Pada subjek penelitian yang peneliti teliti, mempunyai beberapa kriteria untuk dijadikan subjek penelitian ini, kriteria subjek penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Anak selalu menggunakan bahasa Melayu dalam segala hal berkomunikasi.
2. Anak lebih fasih menggunakan bahasa Melayu di bandingkan dengan bahasa Indonesia.
3. Penggunaan bahasa Melayu yang dipakai oleh anak sudah terbiasa di rumah dan di sekolah.
D. Sumber data
Arikunto (2006: 129) menjelaskan bahwa sumber data adalah
“subjek dari mana data dapat diperoleh”, yang menjadi sumber data dalam penleitian ini adalah :
1) Sumber data primer dalam penelitian ini adalah 10 orang yaitu 2 orang guru di PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar, 4 orang tua anak, dan 4 orang anak yang sesuai dengan aspek penelitian ini.
2) Sumber data sekunder yaitu, dokumentasi berupa kegiatan wawancara, dan pada saat anak menonton, baik dirumah maupun disekolah.
E. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan datayang peneliti lakukan dalam penelitian ini yaitu sebagia berikut :
1. Observasi
Menurut Nasutin (1998) menyatakan bahwa Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Menurut marshall (1995) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut (Sugiyono, 2016: 64).
Peneliti melakukan observasi di PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar, dan juga peneliti melakukan observasi ke rumah salah seorang anak. Peneliti melakukan observasi untuk melihat dampak film animasi terhadap kosa kata dan sintaksis anak, pada saat anak menonton film dan juga berkomunikasi dengan orang tua nya di rumah.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasrkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self- report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi (Sugiyono, 2016: 72).
Menurut Esterberg (2002), menyatakan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2016: 72). Peneliti melakukan wawancara dengan guru yang ada disekolah tersebut, dan kepada orang tua dari anak yang bersangkutan.
F. Instrumen penelitian
Sappaile (2007) meyatakan bahwa instrumen penelitian merupakan suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Instrumen dapat berbentuk tes dan non tes, namun untuk memperoleh sampel tingkah laku dari ranah kognitif menggunakan tes (Arifin&Asfani, 2014: 1).
Instrumen penelitian yang peneliti gunakan yaitu dengan cara sebagai berikut :
1. Pedoman observasi
Pedoman observasi yang peneliti gunakan yaitu, sebagai berikut:
Tabel 3. 2
kisi-kisi pedoman observasi ketika anak berada di sekolah
No Fokus Sub Fokus Kisi-kisi
a. Bentuk tata bahasa yang sering diucapkan anak
2. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara yang peneliti lakuakan yaitu, sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Pedoman Wawancara
No Fokus Indikator Pertanyaan
1 Film
G. Teknik analisis dan interprestasi data
Teknik analisis data merupakan salah satu kegiatan dalam upaya mengolah data dalam penyelesaian suatu kegiatan karya ilmih. Tujuan utama dari analisi data adalah untuk meringkas data dalam bentuk yang dipahami dan mudah sehingga hubungan antar masalah penelitian dapat dipelajari dan juga diuji. Analisis data:
“Menurut Sugiyono (2014:402) Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sistesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Dalam analisis data, ada beberapa langkah yang diperlukan dalam menganalisis data tersebut yaitu, sebagai berikut:
1) Reduksi data
Menurut Sugiyono (2012: 309) Reduksi data ialah mengambil bagian pokok atau inti sari dari data yang diperoleh. Data yang peneliti peroleh di lapangan melalui observasi, wawancara direduksi dengan cara merangkum, yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam reduksi data ini peneliti mengambil data dari hasil wawancara dengan guru, orang tua dan anak yang menjadi subjek penelitian, untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan di bab 1.
2) Penyajian data
Penyajian data menurut Emzir (201: 131) menyatakan langkah kedua dar analisis data adalah model data penyajian data (data display) yaitu sebagian suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian, kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dalam penyajian data, peneliti menyajikan data dari hasil wawancara dari guru, orang tua, dan juga anak yang menjadi subjek penelitian untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan di bab 1.
3) Kesimpulan penarikan atau verifikasi
Langkah terakhir data kualitatif adalah penarikan kesimpulan, berdasarkan data yang telah direduksi dan disajikan, peneliti membuat kesimpulan yang didukung oleh bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data (Emzir, 2010: 134). Dalam analisis data dari hasil wawancara dari guru, orang tua dan anak yang menjadi subjek penelitian, untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan di bab 1.
H. Teknik penjaminan keabsahan data
Dalam teknik keabsahan data pada penelitian kualitatif hanya ditekankan pada uji validitas dan reabilitas, karena dalam penelitian kualitatif kriterian utama pada data teknik pemeriksaan keabshan data yang digunakan dalam penelitian menggunakan teknik triagulasi (gabungan).
Triagulasi menurut Sugiyono (2012: 273) adalah sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu yang telah ada. Ada beberapa macam triagulasi menurut Sugiyono (2012:
273) yaitu, sebagai berikut:
1) Triagulasi sumber.
Triagulasi sumber digunakan untuk mengkaji kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data diperoleh melalui beberapa sumber, sebagai contoh untuk menguji kreadibilitas data. Data yang telah dianalisi oleh peneliti akan menghasilkan suatu kesimpulan dalam penelitian tersebut.
2) Triagulasi teknik.
Triagulasi teknik digunakan untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengcek kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan cara observasi dan juga dokumentasi.
Bila dengan tiga teknik pengujian kreadibilitas data tersebut,
mengahsilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atay yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
3) Triagulasi waktu.
Menurut Sugiyono (2012: 274), menyatakan bahwa triagulasi waktu juga sering mempengaruhi kreadibilitas data, data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara. Untuk itu dalam rangka pengujian kreadibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekkan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditumukan kepastian datanya.
53 Malana Batusangkar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Oktober 2019, tentang dampak film animasi terhadap perkembangan bahasa anak usia 4-6 tahun, maka peneliti dapat menguraikan sebagai berikut.
1. Deskripsi lokasi dan subjek a. Deskripsi Lokasi
Peneliti melakukan penelitian di wilayah Batusangkar kabupaten Tanah Datar yaitu pada PAUD Qurrata A‟yun. PAUD Qurrata A‟yun Malana Batusangkar tersebut berada di Jl. M. Yamin No. 10 Malana Ponco Jorong Malana Ponco Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar.
PAUD Qurrata A‟yun berdiri pada tahun 2008, awal berdirinya hanya fokus kepada Tempat Penitipan Anak Qurrata A‟yun. Pada sekitar tahun 2010, tempat penitipan anak Qurrata A‟yun dibagi menjadi 2 tempat yaitu, pertama awalnya terletak di Jl. Dt. Bandaro Kuniang, setelah itu pindah tempat ke dobok, dan pada saat sekarang ini bertempat di Jl. Imam bonjol, dobok kecamatan lima kaum. Kedua sama. Pada tahun 2016, terbentuklah Kelompok Bermain Qurrata A‟yun yang bersamaan gedung dengan Taman Asuh Anak Muslim
54
Qurrata A‟yun 2, yaitu di Jl. M. Yamin No 10 Malana Ponco, Nagari Baringin. Pada awal tahun ajaran 2016/2017 anak didik Kelompok Bermain berjumlah 20 orang. Seiring berjalannya waktu, Kelompok Bermain Qurrata A‟yun semakin diminati oleh banyak orang tua khusus nya pada kecamatan Lima Kaum.
Pada PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar mempunyai Visi, Misi dan Tujuan, sebagai berikut:
Visi: “Membentuk Generasi Qur‟ani”
Misi:
1) Menanamkan Aqidah Sedini Mungkin.
2) Menciptakan pembelajaran yang kondusif untuk mengembangkan potensi anak secara optimal.
3) Memberikan pelayanan yang terbaik kepada anak dengan penuh kasih sayang.
Tujuan :
1) Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak.
2) Mengenalkan anaka dunia sekitar.
3) Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik pada anak.
4) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi pada anak.
5) Mengembangkan kreatifitas dan bakat yang dimiliki anak.
6) Melatih kemandirian anak disaat tidak berada disamping orang tua.
7) Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
b. Deskripsi subjek
Anak yang menjadi subjek penelitian merupakan murid di PAUD Qurrata A‟yun 2 Malana Batusangkar yang dampak film animasi terhadap perkembangan bahasanya. Subjek penelitian berjumlah 4 orang anak masing-masing berinisial Z, D, C, G.
Keempat anak tersebut berasal dari keluarga yang berbeda, berikut latar belakang anak yang menjadi subjek penelitian.
1) Anak Z
Z lahir di Batusangkar pada tanggal 25 November
Z lahir di Batusangkar pada tanggal 25 November