• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUASAAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN SUATU STUDI KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGUASAAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN SUATU STUDI KASUS"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Anastasia Juwita Asih Pangesti NIM: 011114042

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILM U PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO

J angan per nah menyesali hidup saat ini.

J alanilah sekalipun it u hanya unt uk sat u har i.

Har i- har i baik mendat angkan KEBAHAGI AAN,

har i- har i yang kur ang baik member i PENGALAMAN.

(5)

v

Teriring ucapan t erimakasih, skripsi ini ku persembahkan kepada :

Allah Bapa yang selalu ada dalam hat iku yang membuat ku mampu

menyelesaikan skripsi ini.

K edua orangt uaku: Yohanes Eddy Supeno dan I gnat ia Hert at i

K et iga adikku : Agnes Asa Paramit a, L ucia I maniast ri dan

M argaret ha Panca Wardhani.

K ekasihku Sehelbert L eo

D an

(6)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Juli 2008 Penulis

(7)

vii

SUATU STUDI KASUS

Anastasia Juwita Asih Pangesti

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Penelitian ini mengenai Penguasaan Tugas Perkembangan Anak. Subjek penelitian ini adalah seorang anak bernama Dewi (bukan nama sebenarnya) yang berusia 4 tahun, dan pada saat ini sedang dititipkan di Taman Asuhan Anak Pertiwi Sangaji Jakarta Pusat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tugas perkembangan apa saja yang belum terpenuhi oleh subjek yang dititipkan di Taman Asuhan Anak, untuk mengetahui latar belakang permasalahan mengapa subjek belum dapat menyelesaikan tugas perkembangannya dengan baik dan memberikan bantuan kongkret pada subjek agar dapat memenuhi tugas perkembangannya.

Jenis penelitian ini adalah deskritif kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara informatif dan studi dokumentasi. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa subjek belum mampu memenuhi Tugas Perkembangan anak usia 4-5 tahun, sehingga berdampak dalam perkembangan diri subjek selanjutnya dan membuat subjek tidak bahagia, kurang diterima dalam lingkungan masyarakat dan kesulitan dalam memenuhi tugas perkembangan selanjutnya. Hal ini dikarenakan subjek dikondisikan oleh orang tuanya untuk tidak memenuhi Tugas Perkembangannya sehingga subjek merasa tidak perlu menyelesaikan Tugas Perkembangannya.

(8)

viii

A CASE STUDY

Anastasia Juwita Asih Pangesti

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

This research was about The Development of task masteryof 4-5 year old child. This research subject was a girl name Dewi (not the real name) ages 4 years old and this time is being entrusted at Taman Asuhan Anak Pertiwi Sangaji, central Jakarta. This research aimed to know all about domination of assignment that is fulfilled yet at The place, to know what the problems background why this subject cannot finish her development better and give a concrete helps to the subject so she can fulfill her development.

This research was Descriptive Qualitative with design case study research. The collecting data method used to observe were interview informative method, documentation study and home visit. From this result the subject was not capable to fulfill the child growth of age 4 years old, so affecting the subject then and make the subject unhappy, not quite accepted in the society and difficulty to fulfill next assignment. It is because the subject has been conditioned by her parents not to fulfill her assignment so she feels that is no need to finish it.

(9)
(10)

ix

mulai dari awal kehidupan hingga saat ini, sehingga skripsi yang berjudul "Penguasaan Tugas Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun Suatu Studi Kasus" telah dapat diselesaikan. Puji syukur atas kesempatan untuk dapat menyelesaikan studi hingga perguruan tinggi. Menyadari bahwa jalan kehidupan masih panjang membentang, dan memerlukan proses belajar yang terus menerus, tidak cukup sampai di sini, maka pada kesempatan ini ingin berbagi kebahagiaan atas selesainya proses penyusunan skripsi dengan menghaturkan terima kasih kepada: 1. Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si., sebagai dosen pembimbing I yang berkenan

memberikan pengarahan, dukungan dan menjadi teman diskusi dalam proses penyusunan skripsi.

2. Drs. T.A. Prapancha Hary, M.Si., dosen pembimbing II yang berkenan memberikan masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini.

3. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Drs. Wens Tanlain, M.Pd., selaku dosen penguji III yang berkenan menyediakan waktu dalam pelaksanaan ujian skripsi.

(11)

x

8. Ketiga adikku (Asa, Iim & Reta) tempatku berbagi kasih. Terimakasih untuk dukungan serta doa untukku.

9. Teman teman yang selalu mendukungku dalam Studi : Nur, Endra, Agus dan Desy terima kasih untuk persahabatan yang indah dan dukungan.

10.Alfon, Deni, Arny, Sipry, Paul Tere, U-nee, Sr Floren, Bety, yang telah memberikan masukan, dukungan dan doa untukku.

11.Semua teman prodi BK angkatan 2001 kelas A dan B. Terima kasih telah menjadi sahabat dan saudara untuk saling memperkembangkan.

12.Ibu Kost yang selalu mendukung dan mendorongku dengan banyak nasehat dan petuah untuk menyelesaikan skripsi ini dan teman-teman kost di Bener 3 Tegal Rejo : Epi, Ica, Ila, Shinta, Adel, Lia yang telah dan akan tetap menjadi keluargaku.

13.Sahabat-sahabatku di Bekasi : Ica, Nona, Ndoenk, Mario, Hans, Rika, Lim. Terima kasih atas dukungan dan persahabatan yang indah dan selalu siap sedia mendengar semua keluh kesahku.

14.Keluarga Om Yossy& Tante Lina Kemitbumen. Terima kasih atas tempat tinggal selama 3 tahun selama kuliah di Jogja serta dukungan dan doanya. 15.Keluarga besar Pakde Tik dan Bude Yanti Sidoarum. Terimaksih atas

(12)

xi

17.Keluarga Besar TAA Pertiwi Sangaji : Ibu Fatmawati, Ibu Sri, Ibu Dirah, Ibu Deby, Ibu Ema, Pak Topo, Mba Midah, Mba Rahma, Mas Elan dan Mas Jalmo yang telah memberi informasi saat penyusunan skripsi. Terimakasih untuk semuanya.

18.Untuk semua murid-muridku di TAA Pertiwi yang aku sayangi : Kristine, Diva, Thoriq, Zia, Vira, Ikke, Helwa, Kanz, yang telah membuat hari-hariku semakin berwarna. Terimakasih untuk semuanya.

19.Semua pribadi dan pihak yang tidak mungkin penulis sebut satu persatu. Terima kasih. Tuhan memberkati.

Penulis menyadari bahwa “tak ada gading yang tak retak”, demikian juga dengan skripsi ini. Semoga hasil karya pemikiran ini berguna bagi pribadi-pribadi yang berkenan membacanya.

(13)

xii

HALAMAN JUDUL ... . i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Batasan Istilah ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Perkembangan Anak ... 7

1. Pengertian ……….……….……. 7

(14)

xiii

3.Tugas perkembangan Anak ………..……… 23

4.Tujuan Tugas Perkembangan Anak………. 31

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penguasaan Tugas Perkembangan... 32

6.Bahaya Tugas Perkembangan……….. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Subjek Penelitian ... 36

C. Sumber Data ... 36

D. Metode Pengumpulan Data ... 36

E. Analisis Data……. ... 37

BAB IV PEMBAHASAN ... 42

A. Observasi... 42

B. Studi Dokumentasi ………. 53

C. Wawancara Informasi ………. 54

D. Kunjungan Rumah……… 60

E. Analisis Masalah ………. 61

F. Penyelesaian Masalah ……….. 64

BAB V PENUTUP ... 69

A. Ringkasan ... 69

(15)
(16)

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini perkembangan individu mulai dari periode pralahir sampai masa puber semakin disoroti oleh berbagai kalangan, terutama para pendidik, ahli psikologi dan orangtua. Perkembangan individu meliputi berbagai aspek dan melalui tahapan yang sama dengan mengikuti pola-pola yang dapat diramalkan dan mempengaruhi kehidupan individu. Para orangtua dewasa ini juga mulai memberikan perhatian yang lebih besar pada perkembangan anak-anak mereka terutama pada fase-fase awal. Orangtua menginginkan anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan wajar, dalam arti sesuai dengan standar sosial dalam lingkungan mereka.

(17)

timbul pada / sekitar kehidupan individu tertentu, keberhasilan melakukannya menimbulkan kebahagian dan keberhasilan pelaksanaan tugas lainnya kelak, sedangkan kegagalan menimbulkan ketidakbahagiaan, ketidaksetujuan masyarakat, dan kesulitan dalam pelaksaan tugas lainnya kelak.

Tugas Perkembangan yang hadir berikutnya adalah lanjutan dari tugas perkembangan sebelumnya. Misal saja seorang anak tidak akan bisa berjalan apabila anak belum pernah merangkak dan rambatan, atau seorang anak tidak akan bisa membaca apabila anak belum dapat mengenal huruf. Jadi apabila anak belum dapat memenuhi Tugas Perkembangan pada awal kehidupannya maka akan mengalami kesulitan dalam memenuhi tugas perkembangan tahap selanjutnya.

Dewi (bukan nama sebenarnya) adalah seorang anak berusia 4 tahun yang masih belum mampu mengontrol saat buang air besar dan air kecil dan masih menggunakan pampers. Dewi juga masih belum dapat berbicara dengan lancar. Pada umumnya seorang anak usia 4 tahun sudah tidak menggunakan pampers dan mampu mengontrol pembuangan tubuh dengan baik. Hal lain yang ditemukan pada Dewi adalah Dewi seorang anak yang tidak ceria seperti anak-anak pada umumnya. Dewi lebih banyak diam dan suka melamun baik saat bermain maupun saat belajar dikelas.

(18)

Dewi menjadi kurang percaya diri, kurang ceria dan banyak melamun karena tidak mendapat penerimaan sosial yang baik dari lingkungan sosialnya.

Ketertarikan mengangkat masalah ini adalah karena keingintahuan untuk mengetahui tugas perkembangan apa yang sudah terpenuhi dan belum terpenuhi oleh Dewi. Mengetahui lebih dalam hal yang melatarbelakanginya dan keinginan untuk membatu Dewi agar mampu memenuhi Tugas perkembangannya. Sehingga pada akhirnya dapat membantu anak-anak lain yang dititipkan di TAA Pertiwi untuk memenuhi tugas perkembangannya dengan baik sehingga anak-anak tidak tertekan karena belum dapat menyelesaikan tugas perkembangannya, dalam hal ini terutama Dewi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Tugas perkembangan mana sajakah yang belum diselesaikan oleh Dewi, yang dititipkan di Taman Asuhan Anak Pertiwi Sangaji Jakarta Pusat?

2. Apakah penyebab utama Dewi belum dapat menyelesaikan tugas perkembangannya?

(19)

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui tugas perkembangan apa saja yang belum terpenuhi oleh Dewi yang dititipkan di Taman Asuhan Anak Pertiwi Sangaji Jakarta Pusat. 2. Mengetahui latar belakang permasalahan yang menyebabkan Dewi belum

dapat menyelesaikan tugas perkembangannya dengan baik.

3. Memberikan bantuan konkret pada Dewi agar dapat memenuhi tugas perkembangannya.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Guru :

a. Mengetahui lebih dalam tentang tugas perkembangan anak dan permasalahan yang timbul akibat belum terpenuhinya Tugas Perkembangan dan penyebabnya.

b. Berlatih mengaplikasikan ilmu untuk membantu subjek menyelesaikan Tugas Perkembangannya.

2.Bagi Orangtua :

a. Menambah wawasan tentang Tugas Perkembangan dan masalah-masalah yang timbul akibat belum terpenuhinya Tugas Perkembangan.

(20)

3. Bagi Taman Asuhan Anak Pertiwi :

a. Menjadi semakin tahu bahwa belum terpenuhinya Tugas Perkembangan mampu menimbulkan masalah pada anak dan mempengaruhi pemenuhan Tugas perkembangan selajutnya.

b. Menambah wawasan tentang Tugas Perkembangan pada masa kanak-kanak awal.

c. Mampu mengambil tindakan apabila timbul masalah serupa di lain waktu.

E. BATASAN ISTILAH

1. Tugas Perkembangan adalah : tugas-tugas yang harus dilakukan, dipecahkan dan diselesaikan oleh individu dalam tahap-tahap perkembangannya agar individu bahagia dan tidak dikucilkan dari lingkungannya.

(21)

6 A.Perkembangan Anak

1. Pengertian

Perkembangan yang terjadi pada manusia merupakan akibat dari proses kematangan dan pengalaman yang terjadi pada serangkaian perubahan yang progresif, sistematis, dan berkesinambungan. Perkembangan dapat disebut sebagai suatu proses yang mengarah ke depan dan tidak akan kembali atau tidak begitu saja dapat diulang kembali (Baradja, 2005: 1-2). Menurut Chaplin (dalam Mubin dan Cahyadi, 2006: 2) perkembangan diartikan sebagai perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati; pertumbuhan; perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional; dan kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.

(22)

Menurut Hurlock perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Sedangkan Van den Daele (dalam Hurlock, 1978: 2) mengatakan bahwa perkembangan berarti perubahan secara kualitatif. Perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks. Perkembangan pada manusia tidak dapat dipisahkan dari adanya pertumbuhan. Keduanya memiliki persamaan, yaitu keduanya mengalami perubahan secara kualitatif dan kuantitatif. Namun keduanya juga memiliki perbedaan yaitu; pertumbuhan dikhususkan pada perubahan fisik dan bentuk tubuh, sedangkan untuk perkembangan lebih difokuskan pada perubahan yang bersifat psikologis.

Perkembangan berlangsung melalui sejumlah tahapan, dimana masing-masing tahapan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan. Beberapa teori menekankan tahapan seluruh bidang perkembangan anak yang dapat diramalkan, sementara yang lain membatasi diri pada bidang perkembangan tertentu (Hurlock, 1978: 5). Perkembangan terjadi secara bertahap dengan pola-pola yang dapat diramalkan. Ericson (dalam Hurlock, 1978: 5) berpendapat serupa tentang anak bahwa perkembangan ego setiap anak tumbuh melalui tahapan yang dapat diramalkan dan tahapan ini tidak terbatas pada masa kanak-kanak tetapi berlanjut sampai usia tua.

(23)

pengalaman yang terjadi dalam diri manusia secara terus-menerus ke arah depan dan tidak dapat begitu saja kembali ke belakang, dalam hal ini lebih banyak bersifat kualitatif karena berkenaan dengan aspek kejiwaan.

Para ahli psikologi perkembangan (Baradja, 2005: 3) mengungkapkan bahwa manusia berkembang sesuai dengan proses yang terjadi pada individu itu sendiri dan lingkungannya. J.P Chaplin (dalam Baradja, 2005: 3) mengungkapkan bahwa psikologi perkembangan mempelajari proses perubahan dan kematangan perilaku pada individu sebelum kelahiran maupun setelah kelahir an.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak

Setiap makhluk hidup yang berkembang akan mengalami perubahan dari rendah menjadi tinggi, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Perubahan didasari oleh proses yang terjadi dalam diri dan proses pembelajaran yang dialami dari luar diri individu. Seberapa cepat dan besarnya proses perkembangan itu berpengaruh dari faktor hereditas dan faktor lingkungan.

a. Faktor Hereditas

(24)

Dari sel-sel yang membentuk kromosom itulah yang diwariskan dari orangtua kepada anaknya yaitu sifat-sifat, bakat dan bentuk fisik. Kromosom ibu dan kromosom ayah melebur saat terjadi pembuahan dalam rahim yaitu saat sel telur bertemu dengan sel sperma. Peleburan antara kromosom ayah dan kromosom ibu itulah yang diwariskan kepada anaknya. Kromosom tersebut mengandung bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang akan membawa faktor keturunan yang sesungguhnya, bagian itu disebut gen.

Pembawaan anak tergantung pada kromosom mana yang lebih dominan. Penurunan gen tersebut tidak hanya sebatas fisik saja dan bukan berlaku pada tingkah laku yang berasal dari pengalaman dan proses belajar. Seperti telah diketahui bahwa perkembangan fisik individu sangat dipengaruhi oleh faktor hereditas, namun tidak dipungkiri ada pengaruh dari luar individu pada masa konsepsi. Pengaruh dari luar juga dapat menghambat perkembangan individu.

Aliran Navitisme ini berpendapat bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Para ahli aliran navitisme (dalam Mubin dan Cahyadi, 2006: 33) berpendapat bahwa setiap individu yang dilahirkan dibekali (membawa) bakat-bakat, baik yang berasal dari orangtuanya, nenek moyang, atau jenisnya. Jika pembawaannya itu baik maka akan baik pula anak itu kelak, demikian juga sebaliknya.

(25)

juga bakat, minat dan sifat. Contoh yang nyata dalam kehidupan adalah adanya kemiripan dalam bentuk fisik yaitu kemiripan pada wajah dan bentuk tubuh. Selain itu apabila ayah atau ibu seorang seniman maka ada dari anaknya yang juga menjadi seniman. Jadi anggapan bahwa faktor genetik hanya menurunkan fisik saja itu tidak benar karena ada sifat, bakat dan minat yang diturunkan oleh orangtua kepada anaknya melaui genetik.

b. Faktor Lingkungan

Menurut paham empirisme yang menentukan kehidupan dan pola hidup manusia serta perkembangannya adalah lingkungan. Paham tersebut berpendapat bahwa lingkungan sangat mempengaruhi proses perkembangan individu. Salah satu tokoh paham empirisme adalah Watson yang menyatakan "berikan seribu anak akan saya bentuk seribu manusia". (dalam Baradja, 2005: 68) hal ini membuktikan bahwa kepribadian seseorang dapat dibentuk melalui lingkungan.

(26)

Faktor lingkungan terdiri dari : 1) Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang bersifat universal, maksudnya adalah lingkungan ini ada dalam masyarakat luas (Baradja, 2005: 68). Keluarga memberikan pengaruh besar dalam kehidupan individu dan merupakan lingkungan sosial yang utama (kelompok primer) bagi individu. Keluarga sangat mempengaruhi perkembangan individu karena keluarga yang memberikan stimulus pada individu untuk berkembang. Setiap kondisi yang kurang baik dalam hubungan keluarga akan menyebabkan bahaya psikologis dengan akibat yang serius dan luas terutama dalam kepribadian individu.

Keluarga merupakan tempat individu untuk mengembangkan jasmani, afektif dan psikomotor karena dalam keluarga individu memperoleh pemenuhan kebutuhan secara fisik dan psikis (Baradja, 2005: 69). Keluarga merupakan penetapan dasar dalam hidup individu dalam keluarga individu diperkenalkan dengan nilai agama, nilai moral, budaya dan keterampilan hidup. Keluarga memberikan penanaman, pembimbingan, dan membiasakan individu hidup dalam nilai yang di pegang teguh oleh keluarga yang merupakan pendidikan awal dalam hidup individu. Dengan menanamkan nilai-nilai hidup ini keluarga khususnya orangtua berharap individu (anak) menjadi pribadi sesuai dengan harapan keluarga.

(27)

tingkat kemampuan orangtua dalam merawat anak sangat mempengaruhi pertumbuhan jasmani anak. Anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan kondisi ekonomi yang cukup umumnya sehat dan cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan anak dari keluarga kurang mampu. Demikian pula anak yang orangtuanya berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan pula.

Hal lain lagi yang mempengaruhi perkembangan individu yang berasal dari keluarga adalah cara bersosialisasi atau bergaul, baik dengan orangtua, saudara kandung ataupun dengan anggota keluarga lainnya. Selain bersosialisasi dengan anggota keluarga yang lain individu juga belajar untuk bertanggung jawab, bekerjasama, bertoleransi dan menghargai orang lain melalui keluarga.

Jadi keluarga merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan individu karena melalui keluarga individu belajar banyak hal utama dari keluarga. Mulai dari agama sampai cara bergaul yang pada akhirnya membantu individu dalam rentang kehidupan selanjutnya. Selain itu keluarga juga membentuk kepribadian individu.

2) Lingkungan Sekolah

(28)

Lingkungan sekolah berpengaruh pada pengenalan diri dan pembentukan konsep diri individu (Baradja, 2005: 75). Sekolah memberikan proses identifikasi individu melalui berbagai kegiatan yang mampu mengembangan potensi dasar yang ada dalam diri individu. Pada perkembangan selanjutnya individu mencontoh hal-hal yang diajarkan dan dilatihkan di sekolah, kemudian individu memproses dengan identitas dirinya. Dengan demikian lingkungan sekolah membantu anak untuk mengenal dirinya dan mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri individu dengan lebih baik.

Menurut Havighurs (dalam Baradja, 2005: 75) sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab dalam membantu anak mencapai kematangan tugas perkembangannya. Untuk mencapai kematangan perkembangan maka sekolah menciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan potensi dasar yang ada dalam diri individu dengan cara mengembangkan kreativitas.

(29)

Menurut Yusuf (2006: 54) sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun cara berprilaku. Menurut Yusuf ada beberapa alasan sekolah memainkan peran penting dalam perkembangan kepribadian anak, yaitu:

a) Para siswa harus hadir di sekolah

b) Sekolah memberikan pengaruh pada anak secara dini, seiring dengan perkembangan "konsep diri" anak

c) Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah dari pada di tempat lain di luar rumah

d) Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses

e) Sekolah memberi kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan kemampuanya secara realistik.

(30)

3) Lingkungan Teman Sebaya

Teman sebaya menurut Baradja (2005: 76) membantu individu untuk menyatukan perasaan, pemikiran motif dan tingkah laku dirinya dengan orang lain. Teman sebaya memungkinkan individu untuk menjalin hubungan sosial, antara satu dengan lainnya dan pada akhirnya akan saling mempengaruhi. Dorongan untuk menjadi sama antara satu dengan yang lain sesuai dan seragam akan menimbulkan konformitas, agar dapat diterima dalam kelompok sebaya.

Teman sebaya lebih berpengaruh dari pada lingkungan keluarga terutama orangtua. Alasannya adalah (Baradja, 2005: 76-77) :

a) Mempunyai kesamaan dalam perasaan, pikiran dan tingkah laku antara satu dengan yang lain. Tumbuhnya rasa saling mengerti dan memahami.

b) Komunikasi dengan teman sebaya, terdapat interaksi yang nyata dan saling menanggapi tanpa adanya perintah dan tekanan.

c) Munculnya keinginan yang sama sesuai dengan perkembangan dan usianya, sama-sama mempunyai kebutuhan yang sesuai dengan perkembangannya.

d) Teman sebaya melakukan pola tingkah laku yang meminta individu untuk mengikuti dan melakukannya.

(31)

Menurut Yusuf (2006: 59) kelompok teman sebaya sangat mempengaruhi kepribadian anak terlihat dari beberapa aspek :

a) Social Cognition yaitu kemampuan untuk berpikir tentang pandangan, perasaan, motif, dan tingkah laku dirinya dan orang lain karena adanya kesamaan usia. Kemampuan ini berpengaruh kuat terhadap minatnya untuk bergaul atau membentuk persahabatan dengan teman sebayanya. b) Konformitas yaitu motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam dengan

nilai- nilai kebiasaan, kegemaran, (hobi) atau budaya teman sebayanya. 4) Lingkungan Masyarakat

Masyarakat menurut Ahmadi dan Soleh (2005: 56) adalah lingkungan tempat tinggal anak mereka juga termasuk teman-teman anak di luar sekolah. Kondisi orang-orang di desa atau di kota tempat tinggal juga turut mampengaruhi perkembangan jiwanya.

(32)

5) Keadaan alam Sekitar

Keadaan alam sekitar tempat tinggal juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Keadaan alam sekitar adalah lokasi tempat anak bertempat tinggal, di kota atau di desa, di pantai atau di pegunungan (Ahmadi dan Soleh, 2005: 56).

Menurut John Locke dan diperkuat oleh Sigaud dan Mac Aulife ada beberapa tipe manusia berdasarkan hasil bentukan lingkungan tempat tinggalnya (dalam Mubin dan Cahyadi, 2006: 36-37), yaitu :

a) Tipe Muskuler adalah orang yang hidup di daerah-daerah yang sukar (pegunungan, desa terpencil, pulau kecil yang jauh dari kota besar) memiliki otot dan anggota badan yang kuat.

b) Tipe Respiratoris adalah orang yang hidup di daerah pertanian, yang mempunyai dada bidang dan rongga yang besar.

c) Tipe Digestif adalah orang yang kaya atau tuan-tuan tanah, yang mempunyai perut gendut, mata kecil, leher pendek dan rahang besar. d) Tipe Cerebral adalah orang yang hidup di kota besar yang banyak

memerlukan kerja dengan otak penuh dengan problem-problem kehidupan, memiliki dahi menonjol ke depan, rambut jarang bahkan botak, telinga lebar, mata bersinar,kaki dan tangan kecil.

(33)

mineral, kesehatan jasmani, aktivitas dan sebagainya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan. Antara Hereditas dan lingkungan terjadi hubungan atau interaksi, yaitu sama-sama menyumbangkan bagi pertumbuhan fisiologis dan tingkah laku individu secara bersama-sama. (Ahmadi dan Sholeh, 2005: 57-58)

B.Tugas Perkembangan Anak

1. Pengertian

(34)

Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya bila dilihat dari prespektif psikososial (Yusuf, 2006: 65). Tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang sebaiknya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Mubin dan Cahyadi (2006: 34) berpendapat tugas perkembangan adalah tugas yang harus dilakukan, dipecahkan, dan diselesaikan oleh setiap inividu dalam tahap-tahap perkembangannya agar individu tersebut menjadi bahagia. Tugas perkembangan menuntut adanya korelasi antara potensi diri dan pendidikan yang diterima anak, serta norma-norma sosial budaya yang ada. Sebab konsep diri dan harga diri seseorang akan dianggap turun jika tidak dapat melaksanakan tugas perkembanganya dengan baik.

Tugas perkembangan menurut Ahmadi dan Soleh (2005: 67) dipengaruhi oleh daya dinamis yang mendasari perkembangan anak, sehingga anak mau aktif dalam mengadakan percobaan-percobaan. Anak akan berusaha mencoba segenap potensinya untuk mencari pengalaman baru, sebab dengan banyaknya pengalaman yang dimiliki maka anak akan tumbuh dan berkembang jiwanya secara cepat dan sehat.

(35)

mempunyai masa-masa kematangan dan masa pekanya, yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Misal saja bila anak mulai mencoret sebaiknya diarahkan untuk menggambar benang kusut dengan menggunakan crayon sehingga secara tidak langsung anak diperkenalkan dengan menggambar dan mewarnai.

Tugas perkembangan yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Bila terpenuhi maka akan menimbulkan perasaan bahagia. Sedangkan bila tidak terpenuhi maka akan menimbulkan perasaan rendah diri dan mendapat kecaman dari masyarakat dan perasaan sedih.

2. Sumber-sumber Tugas Perkembangan

Individu yang tumbuh akan menemukan dirinya memiliki sumber-sumber kekuatan yang baru, baik dari fisik maupun dari psikis yang memungkinkan individu untuk belajar. Individu juga menemukan bahwa dirinya memiliki tantangan dan harapan-harapan baru dari masyarakat sekitar. Kekuatan dari dalam dan luar individu inilah yang menempatkan individu pada serangkaian tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai agar individu dapat menjadi manusia yang berhasil.

Tugas-tugas perkembangan menurut Havighurs ini muncul dari (Achdiyat, 1981: 2-3) :

a. Kematangan fisik

(36)

mengangkat badannya. Selain itu jika ingin berdiri diawali dengan duduk terlebih dahulu untuk melatih keseimbangan yang baik, selanjutnya baru bisa mulai belajar berjalan.

b. Tuntutan kultural dari masyarakat

Setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan. Seringkali tugas perkembangan ini akan dipengaruhi oleh tuntutan masyarakat, sehingga anak tidak boleh melakukan aktivitas tertentu sebelum mencapai usia tertentu. Sehingga tugas perkembangan mengalami perbedaan antara budaya satu dengan budaya lainnya. Contoh: membaca, menulis, berjalan, memakan-makanan, berbicara dan sebagainya.

(37)

3. Tugas Perkembangan Anak

a. Tugas Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun dirumuskan oleh Baradja (2005: 83-85) :

1) Secara Fisik

a) Dapat berdiri dan melompat dengan satu kaki

Adanya kematangan pada otot kaki, tulang dan syaraf-syaraf pada kaki untuk menopang berat badan dan menjaga keseimbangan.

b) Menangkap bola yang dipantulkan dilantai

Kemampuan motorik dan koordinasi tubuh (mata, tangan dan kaki) untuk menangkap dan melempar bola/benda yang lain.

c) Mengayuh dengan baik sepeda roda tiga

Kemampuan pada otot kaki untuk menggoes sepeda dan tangan serta mata untuk mengendalikan laju sepeda.

d) Naik dan turun tangga tanpa berpeganggan

Memiliki keseimbangan dan koordinasi gerak yang baik pada saat naik dan turun tangga tanpa pegangan.

e) Belajar memakai dan melepas pakaian sendiri

Kemampuan motorik untuk dapat memakai dan melepas pakaian sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

f) Belajar buang air kecil dan buang air besar

(38)

g) Belajar memakan makanan padat

Kemampuan untuk mencerna makanan padat dimulai dari proses mengunyah sampai penyerapan makanan dalam tubuh.

h) Belajar berbicara

Kemampuan untuk mengeluarkan suara-suara yang dapat dimengerti oleh orang lain sebagai respon dari stimulus (suara-suara) yang diberikan oleh orang lain.

2) Secara Emosional

a) Sedikit sulit membedakan antara khayalan dan kenyataan

Memiliki khayalan yang berasal dari hal-hal yang pernah dilihat atau didengar tetapi dianggap nyata.

b) Membayangkan bayangan aneh tak dikenal sebagai monster

Memiliki rasa takut yang berasal dari hal-hal yang tidak diketahui dengan jelas.

c) Marah atau mengamuk bila keinginannya tidak terpenuhi

Mampu mengekspresikan rasa marah dengan cara menangis atau ngambek.

d) Dapat merundingkan pemecahan masalah

Kemampuan untuk membuat kesepakatan dengan orang lain. e) Menjadi semakin mandiri

(39)

f) Mampu mengadakan hubungan emosional dengan orangtua, saudara dan orang lain.

Memiliki keterikatan batin dengan orang-orang terdekat (rasa sayang, tergantung, percaya dan aman.)

g) Mampu mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati

Kemampuan untuk berteman atau bersosialisasi dengan orang lain setelah mengadakan pengamatan atau penilaian pada orang lain. 3) Secara Kecerdasan

a) Mulai menyalin huruf besar

Kemampuan untuk membuat huruf sesuai dengan contoh. b) Dapat membedakan beberapa warna

Kemampuan untuk membedakan dan mengenal warna c) Mengetahui sejumlah bilangan

Kemampuan untuk mengenal angka dan berhitung. d) Mulai memiliki konsep waktu

Memahami dan mampu membedakan siang dan malam berdasarkan ciri-cirinya.

e) Dapat bercerita

(40)

f) Mengenal perbedaan jenis kelamin

Mampu membedakan laki-laki dan perempuan berdasarkan ciri-cirinya.

b. Tugas Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun dirumuskan oleh Baradja (2005: 83-85)

1) Secara fisik

a) Melompat-lompat kecil ditempat

Adanya kematangan pada otot kaki, tulang dan syaraf-syaraf pada kaki untuk menopang berat badan dan menjaga keseimbangan dan dilakukan secara berulang-ulang.

b) Menggantung, berayun dan memanjat.

Kemampuan motorik tubuh untuk melakukan gerakan menggantung, berayun, dan memanjat.

c) Dapat berguling kedepan

Kemampuan untuk menggulingkan tubuh ke depan dengan koordinasi yang baik dari seluruh bagian tubuh sehingga mampu melakukan gerakan tersebut.

d) Dapat berdiri satu kaki selama beberapa saat

(41)

e) Suka menyanyi dan menari

Kemampuan untuk menggerakan anggota tubuh mengikuti suara musik sambil bernyanyi.

2) Secara Emosional

a) Ingin menenangkan teman dan atau ingin bersama dengan teman Keinginan untuk bersosialisasi dengan teman sebaya.

b) Lebih siap untuk mengikuti peraturan

Lebih siap dan mampu memahami dan mematuhi peraturan. c) Dapat ditinggal pergi oleh orangtuanya tanpa menangis

Mulai mandiri dan tidak takut di tinggal.

d) Dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan

Mulai realistis sehingga mulai mampu membedakan khayalan dan kenyataan.

e) Murung dan gelisah saat menghadapi masalah

Merasa tidak nyaman apabila memiliki masalah, misal saat bertengkar.

f) Kadang sangat keras kepala dan sangat menuntut Memiliki rasa egois dan ingin selalu merasa nyaman. 3) Secara kecerdasan

a) Memahami konsep waktu dengan baik

(42)

b) Memahami konsep berhitung dengan lebih baik Semakin mampu berhitung dan mengenal angka. c) Dapat membaca huruf dengan mengeja

Semakin mampu mengenal dan menghafal huruf sehingga mampu mulai membaca.

d) Melakukan permainan dengan kartu atau dengan papan Misalnya : mampu menyusun puzzle.

e) Dapat menggunakan sendok dan garpu

Kemampuan untuk mengkoordinasi kedua tangan sehingga semakin mampu menggunakan sendok dan garpu secara bersamaan

c. Tugas Perkembangan Masa Anak-Anak Awal dirumuskan oleh Achdiyat (1981: 4-8)

1) Belajar berjalan

Pada usia 9 bulan sampai 15 bulan, kebanyakan anak secara fisik telah siap untuk belajar berjalan. Tulang, otot dan syaraf kaki telah siap untuk belajar dan menerima rangsangan dari luar untuk berjalan. 2) Belajar mencerna makanan padat

(43)

3) Belajar berbicara

Pada hakikatnya tugas perkembangan ini adalah membuat suara-suara yang bermakna untuk berkomunikasi dengan orang lain.

4) Belajar mengontrol pengurangan kelebihan fisiologis

Tugas perkembangan ini menuntut individu mampu buang air pada waktu dan tempat yang diterima masyarakat. Tugas perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan sistem syaraf dan pembiasaan dari orangtua.

5) Belajar membedakan jenis kelamin

Anak mampu mengenal jenis kelamin manusia dengan cara mengamati bentuk fisik dari laki-laki dan perempuan serta mampu membedakannya.

6) Pencapaian stabilitas fisiologis

Tugas perkembangan ini berkaitan sepenuhnya secara biologis yaitu mampu menjaga temperatur tubuhnya tanpa terpengaruh rangsangan dari luar.

7) Pembentukan konsep-konsep realitas sosial dan fisik

(44)

8) Belajar berhubungan secara emosional dengan orangtua, teman sekampung dan orang lain.

Tugas perkembangan ini berkaitan dengan adanya ikatan emosional antara individu satu dengan individu lain, baik dengan orang terdekat ataupun dengan masyarakat sekitar.

9) Belajar membedakan benar dan salah serta perkembangan kata hati. Tugas perkembangan ini menekankan bahwa hal yang menyenangkan adalah baik dan hal yang menyakitkan adalah buruk. Individu diharapkan mampu membedakan benar dan salah melalui pengamatan dan mengembangkan kata hatinya.

d. Tugas Perkembangan Menurut Havighurst (Hurlock, 1978: 40) 1) Belajar makan makanan padat.

2) Belajar berjalan. 3) Belajar berbicara.

4) Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh. 5) Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya. 6) Mempersiapkan diri untuk membaca.

(45)

Dari sekian banyak pendapat tentang macam-macam Tugas Perkembangan menurut beberapa ahli maka dapat disimpulkan Tugas Perkembangan anak usia 4-5 Tahun adalah sebagai berikut:

a. Belajar makan makanan padat.

b. Belajar mengatur pembuangan kotoran tubuh c. Belajar membedakan Jenis Kelamin.

d. Dapat berjalan e. Dapat berbicara

f. Belajar membedakan benar dan salah dan mulai mengembangkan hati nurani.

g. Pembentukan konsep-konsep realitas sosial dan fisik h. Mempersiapkan diri untuk membaca

4. Tujuan Tugas Perkembangan

Menurut Hurlock (1978: 9) ada 3 tujuan dalam Tugas Perkembangan, yaitu : a.Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui yang diharapkan

(46)

b.Memberi motivasi pada individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupan mereka.

c.Untuk menunjukan kepada setiap individu tentang hal-hal yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang di harapkan dari mereka kalau sampai pada tingkat perkembangan berikutnya.

5. Faktor- faktor yang mempengaruhi Penguasaan Tugas Perkembangan

Untuk memenuhi Tugas Perkembangan sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat dimana kedua hal ini sangat mempengaruhi penguasaan Tugas Perkembangan seseorang (Hurlock, 1978: 11).

a.Faktor Penghambat :

1) Tingkat perkembangan yang mundur

2) Tidak ada kesempatan untuk mempelajari Tugas–tugas Perkembangan atau tidak ada bimbingan untuk dapat menguasainya.

3) Tidak ada motivasi 4) Kesehatan yang buruk 5) Cacat Tubuh

6) Tingkat kecerdasan yang rendah. b.Faktor Pendukung

1) Tingkat perkembangan yang normal atau dapat di akselerasi

(47)

3) Adanya motivasi

4) Kesehatan yang baik dan tidak cacat tubuh 5) Tingkat kecerdasan yang tinggi

6) Kreativitas yang tinggi

6. Bahaya Tugas Perkembangan

Menurut Hurlock (1978: 9) ada 3 bahaya Tugas Perkembangan, yaitu :

a.Harapan-harapan yang kurang tepat. Sebagai contoh anak pada usia 4-5 tahun diharapkan sudah mengenal angka atau huruf sehingga anak sudah mulai dapat belajar membaca. Tetapi tidak semua anak mulai belajar membaca pada usia tersebut. Ada anak yang mampu membaca pada usia kurang dari 4 tahun ada juga yang baru dapat membaca pada usia lebih dari 5 tahun, sehingga apabila belum dapat membaca maka akan mendapat cap buruk dan dikucilkan oleh masyarakat.

b.Melangkah tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan menguasai Tugas Perkembangan sebelumnya. Sebagai contoh seorang anak belum dapat berbicara padahal usianya sudah cukup untuk mampu berbicara tetapi karena belum dapat berbicara sehingga anak tersebut melangkah pada tugas selanjutnya yaitu mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum sebagi silih dari Tugas Perkembangan yang belum dapat dipenuhinya.

(48)
(49)

34 A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang merupakan penelitian kualitatif. Menurut Furchan (1982: 416) studi kasus adalah suatu penyelidikan intensif tentang seorang individu. Studi kasus ini merupakan studi yang mendalam tentang individu yang berjangka waktu relatif lama, terus menerus dan menggunakan subjek tunggal, yang berarti kasus yang dialami oleh satu orang. Sedangkan menurut Yin (2006: 21) studi kasus merupakan suatu cara penelitian terhadap masalah empiris dengan mengikuti rangkain prosedur yang telah dispesifikasikan sebelumnya.

(50)

B.Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah Dewi seorang siswa TAA Pertiwi. Dewi adalah anak yang berusia 4 tahun dan tinggal di Salemba Jakarta Timur dan di titipkan di TAA Pertiwi.

C.Sumber Data

Beberapa orang yang dianggap relevan di minta untuk memberi informasi dalam penelitian ini. Selain itu data diperoleh dari data siswa yang ada di TAA Pertiwi.

Sumber informasi tersebut adalah : 1. Orangtua Subjek

2. Staf TAA Pertiwi

3. Data siswa TAA Pertiwi ( Buku induk )

D.Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara informatif

Peneliti mengadakan persiapan-persiapan bidang-bidang atau hal-hal yang akan ditanyakan. yaitu bidang pribadi dan sosial. Dengan data yang lengkap dari setiap bidang akan sangat membantu dalam menganalisis masalah. 2. Observasi

(51)

karena klien masih berusia 4 tahun sehingga tidak mungkin melaksanakan wawancara konseling pada klien. Jadi observasi merupakan bagian penting dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang lebih lengkap tentang tingkah laku subjek..

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk menunjang penelitian. Studi dokumentasi ini berasal dari data-data yang ada di TAA Pertiwi.

4. Kunjungan Rumah

Winkel (1997: 298) mengemukakan bahwa kunjungan rumah adalah salah satu alat nontes yang mempunyai tujuan untuk lebih mengenal lingkungan hidup (fisik, sosial, budaya) subjek sehari-hari. Dengan tujuan tersebut diadakan kunjungan rumah ke tempat tinggal keluarga subjek.

E.Analisis Data

Data yang telah terkumpul diolah dan dianalisis dengan prosedur laporan studi kasus yang dikembangkan oleh Winkel, 1997. Prosedur studi kasus meliputi: 1. Penghimpunan Data

(52)

dilakukan oleh subjek dan jelas tampak), sehingga perubahan kelak dapat diamati dengan serba jelas juga.

b. Analisis, yaitu disajikan data serta fakta yang terhimpun tentang : 1) Latar belakang kehidupan keluarga

a) Susunan anggota keluarga dan daftar anggota keluarga, disertai informasi usia, jenis kelamin, urutan kelahiran dan taraf kesehatan. Diperlukan juga informasi tentang bakat, minat, hobi dan cita-cita yang dimiliki, data ini menyangkut orangtua dan orang dewasa yang berperan dalam keluarga. Status sosial keluarga dalam masyarakat setempat dan corak hubungan dengan masyarakat sekitar, taraf pendidikan keluarga pada umumnya dan sikap keluarga terhadap pendidikan sekolah

b) Lingkungan fisik, sosial, ekonomi, dan sosio kultural, yang meliputi deskripsi singkat tentang lingkungan masyarakat dimana subjek hidup, dahulu dan saat ini, deskripsi tempat tinggal subjek serta keadaan ekonomi dan kultural di tempat tinggal tersebut.

2) Pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan, yaitu selama masa bayi, masa anak-anak. Arsip kesehatan, bila tersedia akan dapat memberikan banyak informasi. Dilukiskan keadaan fisik subjek pada saat sekarang dan staminanya terhadap berbagai sumber gangguan kesehatan.

(53)

tentang perkembangan kognitif (seperti kursus, pengalaman belajar informal)

4) Perkembangan sosial dan status sosial saat ini, yaitu riwayat perkembangan sosial dalam berinteraksi dengan orang dewasa dan teman sebaya, status sosial (bukan ekonomis) dalam kalangan sebaya (tinggi-rendah), keterampilan sosial, kemampuan bekerja sama, kemampuan memimpin, kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan kehidupan sosial, dan lain- lain yang relavan.

5) Ciri-ciri kepribadian, yaitu sikap dan sifat yang tampak dalam perilaku. penghayatan nilai-nilai kehidupan, kematangan emosional, konsep diri yang ideal dan riil, berbagai minat dan hobi, cita-cita masa depan mengenai pendidikan serta pekerjaan, kebutuhan dalam hidup yang diprioritaskan, dan lain sebagainya. Ditinjau pula konflik yang dialami subjek dengan berbagai pihak, frustasi yang dihadapi dan tekanan yang menjadi beban batin.

6) Lain-lain yang dianggap relevan yang belum tercantum diatas.

c. Sintesis yaitu suatu deskripsi kaseluruhan yang menggabungkan data dan fakta yang terhimpun dalam analisis diatas.

2. Diagnosis dan Prognosis

(54)

ini. Dikatakan "perkiraan" karena bisa saja ada kemungkinan akan muncul data dan fakta baru di kemudian hari yang memaksa untuk mengubah diagnosis yang telah ditentukan.

b. Prognosis, yaitu melaporkan sejauh mana dapat diharapkan terjadi suatu perubahan bermakna dalam perilaku subjek dan apa yang mendasari terjadinya perubahan itu. Dalam prognosis diperkirakan pula berapa lama atau berapa waktu yang dibutuhkan untuk sampai pada suatu perubahan selanjutnya. Hal ini dilaksanakan menurut suatu rencana tertentu yang meliputi sejumlah langkah kerja sesuai dengan hasil. Prognosis sebagaimana dijelaskan diatas merupakan persiapan bagi treatment yang akan menyusul. Meskipun ada kemungkinan treatment itu tidak dapat dilaksanakan seluruhnya karena keterbatasan waktu yang tersedia untuk proyek "studi kasus" ini atau karena kendala lain, namun dapat direfer kepada ahli lain yang berkompeten, sejauh subjek setuju.

3. Treatment (Perlakuan)

(55)

terjadi, misalnya timbul data atau fakta baru yang memaksa untuk mengubah diagnosis sehingga treatment ikut berubah.

4. Evaluasi dan Tindak Lanjut

(56)

41

Pada bab ini akan diuraikan hasil pelaksanan penelitian sebagaimana diungkapkan pada bab sebelumnya, bahwa data yang sudah diperoleh dianalisis. Data-data yang hendak disajikan adalah data-data mentah dari hasil wawancara informatif dan hasil observasi terhadap subjek saat di Taman Asuhan Anak Pertiwi.

Dalam penyajian data ada beberapa bagian yang dirahasiakan demi menjaga kerahasiaan subjek dan orangtua. seperti nama dan alamat tinggal.

A. OBSERVASI

1. Observasi Awal

Subjek pertama kali datang ke Taman Asuhan Anak Pertiwi bersama dengan ibunya pada tanggal 16 Mei 2006. Ibu subjek berencana akan menitipkan subjek di Taman Asuhan Anak Pertiwi dengan alasan agar subjek bisa mandiri dan dirawat dengan baik karena ibu subjek bekerja dan subjek tidak ada yang mengurus dirumah. Subjek terlihat seperti anak biasa tidak menangis saat ditinggalkan ibunya pergi. Hal ini merupakan hal yang wajar karena usia subjek hampir 4 (empat) tahun. Hal aneh yang ditemui adalah subjek masih menggunakan pampers.

(57)

dikemukakan adalah malu dengan teman-teman dan subjek sudah besar sehingga tidak perlu menggunakan pampers lagi. Saat itu subjek menurut, 2 jam berikutnya subjek mengompol. Hal ini dimaklumi karena subjek masih baru dan subjek diminta untuk ke kamar mandi agar dapat membersihkan diri dan subjek diminta untuk bicara pada penulis atau guru yang lain apabila ingin buang air lagi sehingga tidak buang air di celana.

Selama 1 minggu (29 Mei – 2 Juni 2006) subjek berada di TAA Pertiwi dalam sehari kira-kira subjek mengompol sebanyak 1 kali saat bermain dan 2-3 kali saat sedang tidur. Sehingga pakaian dan sprei yang digunakan subjek basah semua bahkan terkadang rambut subjek basah terkena ompol subjek, bahkan sampai mengucur ke lantai karena terlalu banyak air yang dikeluarkan. Subjek seringkali dibangunkan karena terlalu basah dan takut subjek masuk angin, sehingga tidur siang subjek terganggu. Pagi hari saat subjek diantar ibunya ke Taman Asuhan Anak Pertiwi subjek selalu menggunakan pampers. Ketika ditanya alasan subjek masih menggunakan pampers ibu subjek menjawab agar subjek tidak mengompol di jalan, sehingga tidak perlu repot mengganti baju di jalan.

(58)

Tanggal 23 Juni 2006, menurut jadwal yang berlaku di TAA Pertiwi adalah mewarnai. Saat sebelum peralatan dibagi subjek terlihat sangat antusias dengan pelajaran ini. Tetapi saat diminta menggambar subjek hanya melamun melihat teman-temannya mengerjakan tugas yang diberikan. Subjek diminta untuk mulai mewarnai gambar yang telah ditentukan. Saat diperintah subjek mulai mengerakan crayonnya, tetapi saat penulis mengalihkan perhatian dari subjek, subjek mulai melamun kembali. Subjek terlihat tidak bersemangat dalam mengerjakan tugasnya. Tangan subjek bergerak sebentar lalu berhenti dan mulai melamun lagi. Subjek terlihat tidak fokus dan tidak bersemangat. Berkali-kali subjek ditegur tetapi subjek tidak merespon dengan baik teguran dari penulis dan guru yang lain. Awalnya penulis dan staf yang lain beranggapan subjek belum terbiasa dan kurang motivasi tetapi semakin sering diberi tugas semakin terlihat kalau subjek tidak memiliki motivasi untuk menyelesaikan tugasnya. Jika dibandingkan dengan anak yang lain yang usianya sama dengan subjek sangat terlihat perbedaan yang mencolok antara subjek dengan anak yang lain. Anak yang lain sangat bersemangat jika diberi tugas walaupun usianya lebih kecil dari pada subjek. Bila diminta menyelesaikan tugas, mereka dapat mengerjakannya walaupun hasilnya kurang baik tetapi bila dilihat dari usia hasil dari tugas tersebut cukup baik.

(59)

jatuh di lantai. Setelah subjek selesai dibersihkan petugas, subjek di periksa apa subjek sakit perut tapi subjek diam saja. Subjek dinasehati agar lain kali bila ingin pup harus dikamar mandi dengan petugas, karena malu dengan teman yang lain. Subjek hanya mengangguk saja.

Tanggal 3 Juli 2006 saat pelajaran olahraga terlilhat bahwa gerak motorik subjek masih seperti anak umur 1 tahun. Karena masih sangat tidak stabil dan subjek sering sekali jatuh saat berlari dan berjalan cepat. Saat melakukan Senam Ceria untuk anak-anak subjek terlihat kurang konsentrasi sehingga tidak mampu mengikuti senam dengan baik. Perkembangan bicara subjek juga belum jelas, walaupun kosa kata subjek sudah banyak dan mampu merangkai kalimat dengan baik.

Tanggal 12 Juli 2006 saat pelajaran mengenal warna subjek seringkali melamun sehingga kurang mampu menghafal 2 warna yang diajarkan oleh Guru. Anak-anak lain yang mengikuti pelajaran tersebut mampu menghafal minimal 1 warna, walaupun tidak harus mampu menghafal warna tersebut tetapi anak-anak diharapkan mengenal nama warna.

(60)

Tanggal 14 Agustus 2006 diadakan latihan lanjutan. Saat latihan yang kedua ini subjek masih banyak melamun tetapi tidak seperti latihan pada hari pertama. Hal yang menjadi catatan penting adalah gerakan subjek sangat lambat dan terlihat seperti tidak ada motivasi untuk menang.

Tanggal 16 Agustus 2006 pada saat perlombaan subjek diminta untuk ikut berlomba tetapi subjek tidak mau meskipun sudah dibujuk. Subjek justru menangis dengan keras sambil menyiratkan ketakutan. Saat acara sudah selesai, subjek ditanya mengapa sampai menangis dan takut. Menurut subjek, subjek takut bila ada banyak orang tidak dikenal karena takut diculik. Subjek menceritakan bahwa ibu subjek melarang subjek bermain di tempat ramai yang belum pernah dikunjungi subjek dan ibunya. Menurut ibu subjek ditempat ramai ada banyak penculik anak.

2. Observasi Saat Treatment

Tanggal 4 September 2006 mulai dilaksanakan Toilet Training (tabel). Pada saat mulai melaksakan program ini subjek kurang antusias seperti biasa subjek terlihat masa bodoh dan banyak melamun saat dijelaskan harus bicara saat ingin buang air. Saat diajak untuk ke kamar mandi subjek seringkali menolak karena tidak ingin buang air. Subjek saat dikamar mandi memang seringkali tidak buang air tetapi bermain air yang bak.

(61)

menunjukan rasa menyesal pada penulis dan mengatakan akan menurut apabila dia ajak kekamar mandi.

(62)

Tanggal 20 Oktober 2006 sepertinya subjek telah terbiasa dengan ritual toilet training sehingga subjek jarang sekali mengompol dan pup di celana lagi. Hari ini subjek terlihat lebih ceria walaupun sesekali masih terlihat melamun. Saat ditanya subjek mengatakan sedang rindu pada Papanya yang ada di Kota S dan sudah lama belum pulang.

Tanggal 2 November 2006 pada hari ini diadakan pelajaran menulis angka 1. Pada awalnya subjek terlihat sangat antusias dan segera ingin mulai menulis tetapi saat mulai dibagikan, subjek malah asik mengobrol dan bercanda dengan anak-anak yang lain. Ketika diminta mulai mengerjakan subjek terlihat mulai serius tetapi tidak mulai mengerjakan tugasnya saat dibantu mengerjakan subjek baru mau mulai menggerakan tangannya. Sikap subjek menunjukan subjek hanya akan melakukan tugas bila di bantu. Subjek memang belum terbiasa melakukan kegiatan ini, karena tidak diperkenalkan oleh ibunya di rumah, sehingga subjek terlihat tidak memiliki motivasi untuk menulis.

(63)

subjek telah menyelesaikan tugasnya subjek belum menghasilkan apa-apa selain beberapa coretan seperti benang kusut dan keluar dari garis gambar. Teman-teman subjek yang telah selesai mewarnai diminta keluar dari kelas sedangkan subjek tetap tinggal dikelas. Subjek diminta menyelesaikan tugasnya mewarnai gambar yang telah disediakan walaupun tinggal subjek saja yang tinggal di kelas.

(64)

tugasnya dengan baik walaupun masih terlambat dari pada teman-teman yang lain.

Tanggal 22 November 2006 hari ini pelajaran olah raga. subjek dan anak-anak yang lain diminta untuk mengikuti gerakan senam yang dicontohkan didepan. Subjek masih terlihat seperti anak yang bingung saat meniru gerakan senam. Gerak motorik sujek terlihat kurang lincah. Gerak motorik subjek memang seperti anak berumur 2 tahun. Sepertinya subjek kurang banyak bergerak sehingga gerakan motorik subjek kurang lincah.

Tanggal 29 November 2006 pelajaran olah raga tidak menggunakan senam tetapi anak-anak diminta melakukan gerakan motorik yang lebih aktif. Hal ini dilakukan agar membantu subjek semakin mampu menggerakan morotik tubuhnya dengan lebih baik. Anak-anak diminta untuk berlari, merangkak, lompat kodok, berjalan sambil jongkok dan melompat. Subjek selalu berada diurutan paling belakang dibanding anak-anak yang lain, meskipun sudah diberi dukungan dengan cara terus berteriak agar subjek semakin semangat. Subjek saat itu terlihat berkeringat dan sangat lelah tetapi subjek terlihat sangat senang. Subjek juga mengatakan akan menceritakan pada mama dirumah bahwa subjek tadi berlomba lari tetapi kalah.

(65)

Tanggal 5 Desember 2006, subjek nampaknya telah terbiasa dengan acara belajar dikelas hal ini terbukti dengan subjek lebih berkonsentrasi saat diberi tugas. Contohnya hari ini pelajaran mewarnai, subjek diminta mewarnai gambar topi dibuku. Saat diberi tugas subjek sudah mampu mendengarkan dan tidak banyak melamun lagi. Hasil gambar subjek belum terlalu baik tetapi subjek mampu mengerjakannya sendiri tanpa banyak mendapat bantuan dari pengasuh.

Tanggal 13 Desember 2006 pada hari ini subjek diperkenalkan pada warna dan bentuk. Jenis warna yang diajarkan adalah merah, biru dan hijau. Sedangkan bentuk yang diajarkan adalah segitiga dan lingkaran. Subjek terlihat sangat sulit untuk menghafal warna dan bentuk, tatapi karena baru diperkenalkan sehingga subjek tidak dipaksa untuk hafal semua.

Tanggal 18 Desember 2006 hari telah dibuatkan jadwal khusus bagi subjek untuk mempersiapkan subjek masuk TK (Taman Kanak-kanak) yaitu menghafalkan warna Merah dan Biru setelah 20 menit belajar, konsentrasi subjek mulai terpecah dengan suara anak-anak lain yang bersiap-siap untuk makan buah. Subjek sempat beberapa saat mengalihkan pandangan dan posisi duduk subjek mulai terlihat tidak nyaman lagi karena sudah ingin ikut bermain dengan anak-anak yang lain. Subjek akhirnya diijinkan keluar kelas setelah menghafal kedua warna tersebut.

(66)

mampu menghafal lebih banyak warna lagi. Pelajaran kali ini subjek semakin semangat dan lebih memiliki motivasi untuk menghafalkan warna. Subjek sepertinya sudah dapat lebih mengerti waktu untuk belajar. Setiap kali subjek dapat menyebutkan warna yang ditunjuk dengan benar maka subjek mendapat pujian apabila menyebutkan dengan salah subjek tidak mendapat pujian. Pelajaran dialukukan hanya 30 menit saja karena apabila dipaksakan lebih dari itu maka konsentrasi subjek akan buyar dan kurang bersemangat.

Tanggal 4 Januari 2007 pada pelajaran yang terakhir subjek telah mampu menghafal warna merah, biru, kuning, hitam, putih, hijau dan coklat. Sehingga tinggal melancarkan saja warna-warna yang telah di hafalkan. Setelah mengahafalkan warna subjek diminta mewarnai gambar sambil menyebutkan warna yang dipakai.

(67)

3. Observasi Setelah Treatment

Tanggal 11 Januari 2007 hari ini subjek terlihat lebih ceria. Saat bermain subjek terlihat semakin percaya diri karena tidak diolok-olok lagi oleh teman-temannya. Subjek sangat bersemangat saat diajak eksporasi lingkungan ke Taman Monas. Dalam perjalanan ada beberapa spanduk besar di jalan dan subjek mampu menyebutkan beberapa huruf yang ada di spanduk tersebut.

Tanggal 24 Januari 2007 hari ini saat pelajaran olahraga subjek terlihat lebih bersemangat dan menikmati pelajaran ini walaupun gerakan subjek kurang lincah tetapi subjek mau mengikuti gerakan senam.

Tanggal 15 Februari 2007 hari ini subjek membuktikan bahwa subjek telah mampu menghafal seluruh huruf meskipun belum mampu membaca rangkaian huruf yang dibentuk menjadi kata.

B. STUDI DOKUMENTASI

1. Nama subjek : Dewi (bukan nama sebenarnya) 2. Tanggal Lahir : 27 Maret 2002

3. Alamat : Salemba Jakarta Pusat

4. Sekolah : Taman Asuhan Anak Pertiwi Sangaji Jakpus 5. Jenis kelamin : Perempuan

6. Nama Orangtua : Ayah : FG , Ibu : DS 7. Gejala-gejala timbulnya masalah :

(68)

b. Subjek sering melamun dan tidak fokus pada tugas yang diberikan.

c. Belum dapat berjalan dengan baik (masih seperti bayi yang baru bisa jalan). d. Bicara belum jelas.

8. Latar belakang kehidupan keluarga

Anggota keluarga terdiri dari ayah ibu dan subjek. Tetapi ayah subjek tidak tinggal bersama subjek. Menurut ibu subjek ayah subjek berada di kota Semarang beliau bekerja disana sebagai Pengacara.

Keterangan Ayah Ibu

Usia 45 Tahun 40 Tahun

Pekerjaan Pengacara PNS

Taraf kesehatan Baik Baik

Pendidikan S1 Hukum S1 Hukum

Alamat Semarang Salemba Jakarta Pusat

C. WAWANCARA INFORMASI

Wawancara informasi dilakukan pada 2 orang yaitu : Ibu Subjek dan Staf TAA Pertiwi.

1. Ibu Subjek

(69)

belum datang begitu juga saat sore hari penulis sudah pulang saat ibu subjek datang.

Saat wawancara dengan ibu subjek penulis banyak menemukan hambatan dari ibu subjek karena ibu subjek mengangggap penulis anak kemarin sore yang tidak mengerti apa-apa meskipun ibu subjek tahu bahwa penulis adalah guru dan banyak belajar tentang psikologi. Selain itu ibu subjek bukanlah seorang yang terbuka.

Melalui Ibu subjek penulis mengetahui bahwa :

a. Saat berumur 2 tahun subjek pernah dirawat di rumah sakit selama kurang lebih 1 (satu) bulan. Ibu subjek hanya mengatakan subjek sakit panas dan tidak menyebutkan penyakit subjek sebenarnya apa.

b. Subjek baru bisa berjalan saat berumur 3 Tahun dan baru saja belajar berbicara sehingga banyak kata-kata yang masih sulit dimengerti karena subjek kurang jelas melafalkan kata-kata tersebut.

c. Ayah subjek bekerja di kota Semarang dan jarang sekali pulang. Saat pulang tidak pernah lama. Paling lama 1 minggu saja. Sehingga subjek sangat kurang kasih sayang dari ayah.

d. Ibu subjek seringkali melampiaskan kekesalan pada subjek. Sehingga subjek telah terbiasa dengan hukuman fisik dan tidak takut dengan hukuman fisik dari siapapun terutama ibunya.

(70)

didepan orang banyak). Ibu subjek sudah sering kali diingatkan oleh sanak saudara yang lain agar tidak terlalu kasar terhadap subjek tetapi ibu subjek selalu saja mengulang hal yang sama saat sedang kesal. Meskipun setelah melakukan hal itu ibu subjek sangat menyesal.

f. Saat dirumah subjek masih menggunakan pampers karena ibu subjek tidak mau repot-repot mencuci banyak pakaian yang terkena kotoran subjek. Walaupun sebenarnya subjek tidak mau memakai pampers lagi karena malu dan dilarang oleh ibu guru di sekolah.

g. Saat dirumah subjek masih minum susu menggunakan botol walaupun saat disekolah sudah tidak menggunakan botol lagi. Menurut ibu subjek, subjek sendiri yang meminta ibunya membuatkan susu di botol.

h. Ibu subjek mengganggap subjek sebagai bayi walaupun usia subjek sudah 4 tahun

i. Subjek sangat takut terhadap air dengan volume yang besar. Sehingga subjek tidak mau diajak ke kolam renang dan laut, subjek sangat histeris (menangis, berteriak dan berontak) saat mendekat ataupun dipaksa mendekat.

(71)

2. Staf Taman Asuhan Anak Pertiwi

Pengamatan yang didapatkan penulis dan penulis ungkap dari staf tidaklah jauh berbeda tetapi semakin memperjelas situasi subjek. Hal-hal yang dapat diungkap tentang subjek dari staf Taman Asuhan Anak Pertiwi adalah:

a. Guru ( Ibu Hamidah)

Hal-hal yang diungkapkan oleh Ibu Hamidah tentang Dewi adalah:

1) Subjek seorang anak yang kurang pandai bergaul. Subjek seringkali melamun saat teman-teman lain bermain karena tidak diajak bermain. Namun saat diajak bermain pada akhirnya selalu berakhir dengan pertengkaran antara subjek dengan salah-satu dari temannya.

2) Subjek seringkali terlihat lebih akrab dengan staf Laki-laki daripada staf Perempuan. Subjek juga seringkali mengatakan papa sudah lama tidak pulang karena tidak boleh pulang oleh pacar papa.

3) Subjek tidak memiliki motivasi belajar saat dikelas dan seringkali hanya melamun saat teman-teman yang lain belajar.

4) Subjek seringkali berbicara seperti orang dewasa, saat ada teman yang nakal subjek menasehati temannya agar patuh pada Ibu guru meskipun subjek sendiri seringkali tidak menurut pada Ibu guru.

5) Subjek seringkali bicara sendiri saat bermain bebas.

(72)

b. Ibu Dirah

Hal-hal yang diungkapkan oleh Ibu dirah adalah:

1) Subjek seringkali datang dan bersandar pada Ibu Dirah agar mendapat belaian atau dipangku (kolokan).

2) Menurut Ibu Dirah subjek adalah anak yang kurang lincah dan agak lambat dalam beraktivitas.

3) Subjek seringkali iri pada teman-temannya apabila temannya mendapatkan perhatian yang lebih dari Ibu Dirah.

4) Saat menangis subjek seringkali sambil berguling-guling dan berteriak. Menurut Ibu Dirah hal ini dikarenakan mencari perhatian dari para Guru agar subjek lebih diperhatikan dan disayang.

5) Subjek anak yang kurang bersemangat dan kurang lincah. Saat olahraga terkadang anak-anak yang lebih kecil lebih bersemangat dalam melakukan gerakan senam daripada subjek yang banyak melamun dan diam.

6) Subjek sangat manja pada Ibu Dirah sampai-sampai selalu minta di suapi saat makan.

7) Subjek masih suka ngompol saat tidur, di lihat dari usianya subjek seharusnya sudah tidak mengompol lagi.

(73)

c. Ibu Fatmawati

Hal–hal yang diungkapkan oleh Ibu Fatmawati adalah :

1) Subjek mengatakan pada staf bahwa "kalau Dewi sudah besar tidak mau seperti mama, soalnya mama suka marah-marah dan pukul-pukul Dewi. Padahal Dewi tidak nakal".

2) Dewi adalah anak yang tidak memiliki motivasi dalam belajar dikelas dan aktivitas di luar kelas selama berada dalam lingkup Taman Asuhan Anak Pertiwi.

3) Dewi adalah anak yang tidak takut dimarahi. Bila dimarahi justru semakin tidak patuh namun apabila dinasehati dengan halus dan penuh kasih sayang amak akan mendengar dan menurut.

4) Dewi pernah datang sambil menangis ke sekolah, saat ditanya ada apa Dewi hanya mengatakan Bunda nakal dan terlihat tangan dan paha Dewi merah-merah seperti habis dipukul atau di cubit.

(74)

D. KUNJUNGAN RUMAH

Kunjungan rumah dilakukan pada tanggal 16 Januari 2008. Kunjungan dilakukan pada siang hari, subjek dan ibunya ada di rumah sedang menonton acara televisi. Rumah subjek berada di pemukiman yang padat di daerah Jakarta timur. Letaknya tidak jauh dari rel kereta dan stasiun kecil sehingga sangat terdengar bising suara kereta yang terkadang lewat. Rumah subjek tidak terlalu kecil tetapi sangat nyaman untuk ditinggali. rumah tersebut hanya di tepati oleh ibu subjek dan subjek. Sedangkan ayah subjek berada diluar kota dan hanya kembali 2 atau 3 bulan sekali, dan apabila tinggal dirumah hanya untuk 2 atau 3 hari saja.

Lingkungan tempat tinggal subjek adalah perkampungan dengan jumlah penduduk yang sangat padat. Di seberang rumah subjek tepatnya disamping rel kereta ada banyak bangunan liar yang juga digunakan sebagai tempat tinggal para pemulung dan anak jalanan. Anak-anak yang berada dilingkungan rumah subjek kebanyakan adalah anak-anak pemulung dan anak-anak yang orangtuanya bekerja sebagai pedagang di pasar. Anak-anak tersebut adalah teman bermain subjek yang sedikit banyak memepengaruhi subjek dalam hal tingkah laku dan gaya bicara subjek.

(75)

E. ANALISIS MASALAH

1. Penguasaan Tugas perkembangan anak usia 4-5 tahun subjek : a. Belajar makan makanan padat

Subjek telah mampu menguasai tugas perkembangan ini dengan baik. Subjek mampu makan makanan padat seperti nasi, sayur mayur dan kue-kue. Subjek kurang menyukai daging (sapi) dan ayam karena agak sulit untuk mengunyah daging dan ayam. Sehingga ketika lauk yang disajikan daging atau ayam maka tidak dimakan oleh subjek walaupun sudah dibujuk.

b. Belajar mengatur pembuangan kotoran tubuh

Tugas perkembangan ini belum di kuasai oleh subjek. Subjek seringkali buang air di celana. Dilihat dari usia subjek yang telah menginjak 4 tahun seharusnya subjek telah mampu menyelesaikan tugas perkembangan ini.

c. Belajar membedakan jenis kelamin

Subjek telah menyelesaikan tugas perkembangan ini. Subjek mampu membedakan laki-laki dan perempuan serta ciri-ciri dari laki-laki dan perempuan. Subjek mengatakan bahwa laki- laki seperti papa dan perempuan seperti mama, laki-laki main bola dan perempuan bermain boneka.

d. Dapat berjalan

(76)

e. Dapat berbicara

Subjek telah menyelesaikan tugas perkembangan ini. Subjek sudah dapat berbicara walaupun masih belum lancar (cadel) tetapi sudah banyak kata yang mampu subjek sebutkan.

f. Belajar membedakan benar dan salah dan mulai mengembangkan hati nurani. Subjek masih belajar untuk memenuhi tugas perkembangan ini. Subjek mengetahui bila hal-hal baik akan mendatangkan kesenangan dan hal-hal buruk akan menyakitkan. Bila subjek mematuhi apa yang di perintahkan maka subjek akan mendapatkan penguatan positif (senyuman, ucapan terima kasih, pelukan, belaian bahkan ciuman). Bila subjek tidak mematuhi apa yang diperintahkan maka subjek akan mandapatkan penguatan negatif (di tegur, di hukum).

g. Pembentukan konsep-konsep realitas sosial dan fisik

Subjek belum mampu memenuhi tugas perkembangan ini. Subjek sedang belajar membentuk konsep-konsep realitas sosial dan fisik. Subjek sedang belajar membedakan sayur dan buah.

h. Mempersiapkan diri untuk membaca

(77)

2. Penyebab Utama subjek belum bisa memenuhi tugas perkembangannya

a. Menurut penulis adalah berasal dari ibu subjek yang kurang mau bekerja sama dengan pihak TAA Pertiwi dalam membantu perkembangan subjek. Ada banyak bukti yaitu:

1) Ibu subjek tetap memaksa anaknya untuk menggunakan pampers walaupun subjek tidak mau menggunakannya karena malu dan dilarang oleh ibu guru di sekolah.

2) Subjek masih dilayani saat memakai dan melapaskan pakaian oleh ibunya, walaupun saat disekolah subjek dilatih untuk memakai dan melepaskan pakaiannya sendiri.

(78)

menulis tetapi subjek tidak menggerakan tangan sama sekali tetapi yang menggerakannya adalah penulis, saat tangan subjek dilepas penulis berharap subjek mau mulai mengerjakan tugasnya sendiri tetapi tangan subjek tidak bergerak sama sekali dan lagi-lagi sibjek melamun dan hanya melihat teman-teman yang lain mengerjakan tugasnya.

c. Penyebab lain yang membuat subjek belum mampu memenuhi Tugas Perkembangan adalah tidak adanya kesempatan untuk mempelajari Tugas Perkembangan dan tidak adanya bimbingan untuk membantu subjek memenui Tugas Perkembangannya terutama bersal dari ibu subjek yang tidak membimbing subjek dan membiasakan subjek untuk memnuhi Tugas Perkembangannya.

F. PENYELESAIAN MASALAH

Menurut penulis beberapa hal yang harus dilakukan untuk membantu subjek memenuhi Tugas Perkembangannya. Penulis membuat tahapan-tahapan yang akan dilalui subjek sehingga subjek mampu memenuhi Tugas Perkembanganya, yaitu :

Referensi

Dokumen terkait

Otot berperan dalam menjaga suhu tubuh secara keseluruhan, karena sistem otot dapat merespon jika tubuh mengalami penurunan dan peningkatan suhu tubuh, misalnya

meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang luar negeri. Dagi4lagi# IMF membela kepentingan kreditor asing. $tiglit &emas# kalau IMF terus menyelamatkan kreditor

Selanjunya dari awal SAYA selalu dan tidak akan pernah bosan mengingatkan bahwa, Kajian Hakikat Zat Pada Sifat Allah ini adalah sebuah kajian yang bersifat pendalaman dari ilmu tauhid

Skripsi ini berjudul Fenomena Berolahraga yang ditulis atas nama Kamal Arief, Nomor Induk Mahasiswa 100905013, Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

The Lambda Architecture, a collection of both big and fast data software components, is a software paradigm designed to capture value, specifically analytics, from not only

dalam kumpulan huruf yang bersifat geseran berbeza dengan pandangan moden seperti yang telah dijelaskan. Walaupun terdapat huruf yang berkongsi makhraj dan sifat dan ada yang

Partus lama pada umumnya disebabkan oleh kelainan dari tiga aspek seperti kelainan tenaga (kelainan his), kelainan janin, serta kelainan jalan lahir dan dapat

Pendopo merupakan bagian dari sebuah rumah tradisional Jawa yang mempunyai arti penting, selain karena letaknya yang terdapat pada bagian paling depan dari sebuah rumah tinggal,