• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Yangapi - Kecamatan Tembuku - Kabupaten Bangapi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Yangapi - Kecamatan Tembuku - Kabupaten Bangapi."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2015

DESA : Desa Yangapi KECAMATAN : Tembuku KABUPATEN/KOTA : Bangli

NAMA MAHASISWA : I Gede Angga Pradipta

NIM : 1305315099

FAK/PS : Fak. Pertanian / Arsitektur Pertamanan

LEMBAGA PENELITIAN DAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka saya:

Nama Mahasiswa : I Gede Angga Pradipta No. Mahasiswa : 1305315099

Tanda Tangan :

menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM

Mengetahui / Menyetujui DPL Desa Yangapi

dr. Wayan Surudarma, S.Ked, M.si NIP. 19670122 199601 1 001

Yangapi, 26 Agustus 2016 Mengetahui / Menyetujui

Kepala Keluarga

(3)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu wujud pelaksanaan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program inti dan menjadi ciri khas dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Udayana (KKN PPM UNUD) adalah pendampingan keluarga kurang sejahtera atau keluarga prasejahtera.

Pelaksanaan program ini bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki keluarga prasejahtera tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan dengan melihat dan menganalisis permasalahan yang dihadapi serta menyelesaikan permasalahannya. Mahasiswa berperan sebagai anak asuh yang akan mengidentifikasi masalah dan memecahkan atau mencari jalan keluar dari masalah yang tengah dihadapi oleh keluarga dampingan. Keluarga yang didampingi mahasiswa adalah keluarga yang termasuk dalam kriteria keluarga prasejahtera atau keluarga kurang sejahtera sehingga dengan adanya mahasiswa dapat meningkatkan kesejahteraan, baik dari segi materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik. Pada KKN PPM Unud XIII 2016 ini penulis mendampingi satu keluarga dampingan yang telah ditetapkan oleh koordintor desa, yaitu keluarga dampingan Bapak I Nyoman Lonyok yang berada di Desa Yangapi.

Tabel 1. Identitas Keluarga Bapak I Nyoman Lonyok

No. Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan

1. I Nyoman Lonyok Kawin 39 tahun Tamat SD Buruh Bangunan

2. Ni Nyoman Sentanawati Kawin 34 tahun Tamat SD Petani

3. Ni Wayan Weni L Belum

kawin 13 tahun SMP

Belum bekerja

4. I Nengah Agus S Belum

kawin 7 tahun SD

(4)

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga

Keluarga bapak I Nyoman Lonyok termasuk keluarga prasejahtera bila didasarkan pada data dari Kantor Desa Yangapi Bapak I Nyoman Lonyok bekerja sebagai buruh bangunan dimana sisiten kerjanya untuk saat ini adalah kerja borongan. Namun, jika Bapak Dewa Made Warsa bekerja secara harian upahnya rata-rata sebesar Rp. 70.000. Pendapatan beliau terkdang tidak menentu apabila terjadi kendala dalam masalah pengadaan bahan bangunan karena adanya pengaruh faktor cuaca. Jika dijumlahkan maka rata-rata penghasilan Bapak I Nyoman Lonyok adalah sebesar Rp. 2.100.000 per bulan.

Istri Bapak I Nyoman Lonyok, Ni Nyoman SentanaWati tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga namun juga ikut bekerja. Pekerjaan Ibu Ni Nyoman SentanaWati adalah mengolah ladang orang lain (memetik kopi dan merawat ladang jeruk) dengan upah harian sebesar Rp. 50.000 per hari. Jadi, untuk total pendapatan Ibu Ni Nyoman SentanaWati per bulan adalah sebesar Rp. 1.500.000.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga a Kebutuhan sehari-hari

Untuk keperluan makan sehari-hari, keluarga Bapak I Nyoman Lonyok menghabiskan uang sebesar ± Rp 60.000,00 yang digunakan untuk membeli bahan makanan yang akan dimasak untuk makan keluarga. Selain biaya makan untuk keluarga, Bapak I Nyoman Lonyok juga harus mengeluarkan biaya untuk keperluan bulanannya seperti listrik, deterjen, sabun, dan air. Biaya yang harus dikeluarkan Bapak I Nyoman Lonyok untuk listrik adalah sebesar Rp 80.000,00 setiap bulan. kebutuhan lain, seperti deterjen, sabun mandi, sabun cuci, dan sebagainya, Bapak I Nyoman Lonyok menghabiskan biaya sebesar kurang lebih Rp 60.000,00. Selain itu, Bapak I Nyoman Lonyok juga mengeluarkan uang sebesar Rp. 15.000 untuk uang jajan anak-anaknya ( Rp. 10.000 untuk yang sulung dan Rp. 5.000 untuk adiknya).

(5)

Bapak I Nyoman Lonyok dan istri dapat melakukan akivitas dengan baik. Adapun keluhan kesehatan yang dialami biasanya adalah sakit demam karena faktor cuaca dan kondisi tubuh yang menurun akibat kelelahan. Demikian pula anak-anaknya, masalah kesehatan yang umum dialami adalah deman dan flu.

Bapak I Nyoman Lonyok tidak memiliki masalah kesehatan yang menyebabkan beliau tidak bisa bekerja. Keluarga ini juga tidak begitu memiliki masalah di bidang kesehatan gigi dan mulut. Higienitas keluarga ini kurang, hal ini dikarenakan tidak adanya fasilitas MCK yang tersedia. untuk masalah kesehatan, apabila Bapak I Nyoman Lonyok atau anggota keluarganya sakit , umumnya akan mencari pelayanan kesehatan di Puskesmas.

b Kerohanian

Seluruh anggota keluarga Bapak I Nyoman Lonyok beragama Hindu. Berkaitan dengan biaya biasanya masih dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan pada saat itu agar tidak terlalu membebani kondisi keuangan keluarga. Upacara keagamaan yang berlangsung dirumah ataupun didesa biasanya kelengkapan upacara keagamaannya akan dibuat sendiri

c Sosial

(6)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Identifikasi permasalahan yang dilakukan pada keluaraga Bapak I Nyoman Lonyok dilakukan melalui observasi dan pendekatan kekeluargaan. Penulis datang bertamu ke rumah Bapak I Nyoman Lonyok dan interaksi dilakukan dengan santai seperti berbincang-bincang biasa sambil mengamati suasana rumah Bapak I Nyoman Lonyok. Topik yang dibicarakan tidak kaku hanya menurut pada acuan laporan namun cenderung lebih fleksibel mengenai keseharian keluarga Bapak I Nyoman Lonyok.

2.1 Permasalahan Keluarga

Kurun waktu satu bulan pendampingan, Penulis melakukan 18 kali pertemuaan dengan keluarga Bapak I Nyoman Lonyok. Pertemuan-pertemuan tersebut digunakan untuk melakukan identifikasi masalah dan mencoba menyusun suatu solusi pemecahan dari masalah yang dihadapi, beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini adalah sebagai berikut :

2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga

Jika dilihat dari sisi perekonomian keluarga, salah satu hal yang dikhawatirkan oleh Bapak I Nyoman Lonyok adalah terkait kelanjutan pendidikan anak-anaknya. Mengingat saat ini kian meningkatnya biaya hidup dan mahalnya biaya pendidikan saat ini. Penghasilan yang terkadang tidak menentu karena dipengaruhi cuaca dan beberapa perubahan saat proses pengerjaan proyek suatu bangunan juga membuat kekhawatiran tersendiri bagi Bapak I Nyoman Lonyok. Ni Nyoman Sentanawati, istrinya, yang bekerja dengan menggarap lahan milik orang lain serta menjadi pemetik kopi tergolong memiliki upah yang kecil dibandingkan beban pekerjaan yang ditanggung. Setelah bekerja 9 tahun pada pemilik lahan yang sama, Ibu Ni Nyoman Sentanawati tidak banyak mengalami perubahan. Selain itu, saat ini Ibu Ni Nyoman Sentanawati bekerja menjadi satu-satunya penggarap lahan pada pemilik tersebut, yang mana luas lahan yang digarap mencapai 5 hektar.

(7)

2.1.2 Masalah Kesehatan

Untuk isu terkait kesehatan, penulis tidak menemukan suatu indikasi suatu penyakit parah yang dialami oleh keluarga Bapak I Nyoman Lonyok. Namun, dari sisi Penulis menangkap, keluhan kesehatan yang dialami oleh keluarag Bapak I Nyoman Lonyok, khususnya Beliau dan istrinya adalah terkait kelelehan fisik dan tekanan psikis. Untuk kelelahan fisik, sudah dapat dipastikan dialami oleh Beliau dan istrinya mengingat jenis pekerjaan yang dilakoni tergolong membutuhkan aktivitas fisik yang banyak. Untuk tekanan psikis, Penulis dapat menyimpulkan demikian berdasarkan cerita yang disampaikan Bapak I Nyoman Lonyok dalam suatu kunjungan yang dilakukan oleh Penulis. Beliau menyampaikan sempat mengalami sakit yang tidak jelas, seperti merasa lemas dan sulit untuk bekerja serta merasa pusing-pusing dimana saat itu Beliau sedang mngerjakan suatu proyek pembangunan suatu rumah, namun karena terkendala cuaca, Beliau merugi hingga 3 juta rupiah dalam proyek tersebut. Berdasarkan hal tersebut, Penulis menangkap bahwa tekanan psikis yang dialami Bapak I Nyoman Lonyok banyak mempengaruhi keluhan kesehatan yang dialami Beliau.

Selain aspek pekerjaan (kelelahan fisik dan tekanan psikis), hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai asupan gizi pada keluarga I Nyoman Lonyok, yang mana berdasarkan pengakuan Ibu Ni Nyoman Sentanawati, Beliau sudah biasa makan hanya satu kali sehari. Hal tersebut tentu perlu diperhatikan mengingat Bapak I Nyoman Lonyok dan istrinya memiliki pekerjaan dengan aktivitas yang berat sehingga harus memiliki asupan gizi yang cukup, selain itu, kedua anak Bapak I Nyoman Lonyok sedang dalam masa pertumbuhan.

Disisi lain Penulis merasa terdapat masalah lain yang berpotensi mengganggu kesehatan Bapak I Nyoman Lonyok, yang mana tidak tersedianya fasilitas MCK yang baik ditakutkan akan menimbulkan permasalahan kesehatan, hal ini berkaitan dengan Hygienists yang nantinya akan mempenguruhi kualitas kesehatan keluarga Bapak I Nyoman Lonyok. Disamping itu, mereka jarang menerapkan pola hidup sehat dengan mencuci tangan sebelum dan setelah makan,setelah buang air dan setelah datang dari kebun hal ini dikarenakan pasokan air bersih yang kurang.

2.1.3 Masalah Penataan Bangunan

(8)

Bangunan pertama berlantai semen dan beratap genteng tanah liat, terdapat dua jendela besar sehingga ventilasinya sangat baik. Bangunan tersebut terdiri dari dua kamar, kamar pertama merupakan kamar tidur untuk Bapak I Nyoman Lonyok dan istrinya, ruangan tersebut juga mernagkap sebagai ruang keluarga karena terdapat TV. Karena tidak terdapat suatu ruang tamu, kamar tersebut juga digunakan tempat menyambut tamu yang datang, sedangkan kamar yang satunya lagi adalah kamar yang ditempati kedua anak I Nyoman Lonyok. Ruangannya cukup kecil namun cukup tertata dan bersih.Selanjutnya, bangunan kedua merupakan dapur yang beralaskan semen dan beratap alang-alang, dindingnya terbuat dari anyaman bambu. Didalam dapur tersebut terdapat tungku yang digunakan untuk masak dengan menggunakan bahan baku kayu bakar yang diperoleh dari kebun pemilik lahan tempat Ibu Ni Nyoman Sentanawati bekerja. Didalam dapur tersebut tidak terdapat jendela maupun saluran udara. Terdapat bak penampungan air didalam dapur tersebut. Di rumah Bapak I Nyoman Lonyok tidak terdapat fasilitas MCK yang memadai, hanya tersedia suatu bilik sederhana yang digunakan untuk tempat mandi dan tidak terdapat saluran pembuangan air. Apabila ingin BAB dan sebagainya, keluarga Bapak Dewa Made Warsa pergi meminjam WC di rumah Tetangga atau di Tegalan (Kebun). Pagar rumah Beliau disusun dari batang-batang pohon yang dijejerkan. Karena areal rumah yang tidak terlalu luas, tanamannya cukup sedikit namun tertata rapi.

2.2 Masalah Prioritas 2.2.1 Masalah Perekonomian

Masalah perekonomian merupakan permasalahan mendasar yang dialami keluarga Bapak I Nyoman Lonyok. Terbatasnya pendapatan yang dimiliki oleh keluarga Bapak I Nyoman Lonyok membuat kesulitan apabila terdapat keperluan mendadak. Dari Bapak I Nyoman Lonyok sendiri menaruh banyak perhatian terkait pendidikan anak-anaknya di masa depan. Disamping itu, masih banyak hal yang akan dilakukan oleh Bapak I Nyoman Lonyok seperti membangun pagar dan membuat pelapis semen pada gundukan tanah penopang rumah agar tidak longsor.

(9)

2.2.2 Masalah Kesehatan

Walaupun saat ini tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sangat berat maupun penyakit menahun, tetapi terdapat potensi yang cukup besar terjadinya penyakit pada keluarga ini. Keluarga I Nyoman Lonyok memiliki permasalahan dalam menerapkaan pola hidup bersih dan sehat kebiasaan mencuci tangan yang kurang baik juga berpotensi untuk menimbulkan terjadi penyakit yang terkait dengan pencernaan. Selain itu potensi masalah kesehatan lainnya stres akibat kerja yang merupakan bentuk tekanan psikis yang dialami oleh Bapak I Nyoman Lonyok.

2.2.3 Masalah Penataan Bangunan

Berdasarkan hasil observasi terkait penataan bangunan, selain tidak adanya sarana MCK yang memadai, hal lain yang perlu diberi perhatian khusus adalah tidak tersedianya saluran pembuanagan asap dapur. Didalam dapur tidak terdapat cerobong asap sebagai lubang untuk membuang asap-asap dapur sehingga bisa menimbulkan gangguan pernafasan nantinya

(10)

BAB III

USULAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Program 3.1.1 Perekonomian

Pemecahan masalah Bapak I Nyoman Lonyok yang diimplementasikan pada kesempatan kali ini adalah pertama dengan menyarankan untuk membuat tabungan dan atau suatu asuransi pendidikan untuk menyisihkan uang guna masa depan. Selain itu, terkait biaya untuk pelayanan kesehatan bias diarahkan untuk keluarga Bapak I Nyoman Lonyok untuk ikut mendaftar BPJS guna menghindari jika mungkin terdapat pengelaran untuk biaya kesehatan dimasa depan.

3.1.2 Kesehatan

Masalah kesehatan yang perlu diperhatikan dalam keluarga Bapak I Nyoman Lonyok adalah masalah kebiasaan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan asupan gizi yang mempengaruhi kesehatan keluarga.

Untuk masalah penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dapat diupayakan suatu pemecahan masalah berupa pemberian informasi mengenai pentingnya mencuci tangan sebelum makan, pentingnya fasilitas MCK, pentingnya bagaimana penyimpanan air yang baik serta kebersihan makanan sebelum diolah. Untuk asupan gizi, bisa disarankan agar keluarga Bapak I Nyoman Lonyok menanam sejumlah sayuran atau bahan pangan yang mudah ditanam dan sering berbuah di pekarangan rumah untuk menambah bahan makanan untuk dikonsumsi. Contoh sayuran yang bias disarankan adalah labu siam dan terong.

Selain itu terkait tekanan psikis akibat stress kerja, karena kapabilitas Penulis sangat terbatas untuk jangka waktu 1 bulan maka pemecahan yang bias dilakukan adalah melakukan obrolan interaktif dengan keluarga Bapak I Nyoman Lonyok tiap kali berkunjung. Hal ini didasari berdasarkan penyampaian Bapak I Nyoman Lonyok pada kunjungan pertama Penulis bahwa Beliau serta keluarganya senang apabila ada teman untuk sekedar berbagi cerita selepas bekerja.

(11)

Untuk bagian penataan bangunan, yang perlu diperhatikan adalah terkait tidak adanya saluran udara di dapur yang menggunakan tungku kayu bakar. Tidak adanya saluran pembuangan asap dapur menyebabkan sirkulasi udara di dapur tidak baik dan dapat menimbulkan bahaya kesehatan seperti ISPA. Jadi, solusi yang bisa disarankan Penulis adalah setidaknya Bapak I Nyoman Lonyok membuat lubang ventilasi di dapur yang berperan sebagai saluran asap dapur mengingat lokasi dapur dan kamar tidur berdekatan.

Disamping terkait saluran udara di dapur, hal lain yang bisa disarankan Penulis adalah pentingnya membuat saluran pembuangan air mengingat Bapak I Nyoman Lonyok memiliki rencana untuk membuat beberapa tambahan fisik rumah seperti membuat pagar dan menyemen tanah penyangga rumah. Dalam hal ini perlu disampaikan pentingnya untuk membuat saluran air, selain terkait aspek kesehatan dapat pula menunjang unsur estetika rumah.

3.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan KK dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah Bapak I Nyoman Lonyok . Dalam waktu sebulan, dilakukan kunjungan sebanyak 18 kali. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Agenda Kegiatan Kunjungan KK Dampingan

No. Tanggal Kegiatan

1. 4 Agustus 2015 Meninjau kediaman KK dampingan

2. 5 Agustus 2015 Pengenalan diri pada KK dampingan dan menjelaskan maksud program

3. 8 Agustus 2015

Meninjau profil keluarga dan observasi suasana rumah

4. 9 Agustus 2015 Mendekatkan diri dengan KK Dampingan (mengobrol dengan topik ringan dan bebas)

(12)

7. 12 Agustus

2015 Berkunjung dan Berdiskusi ke KK Dampingan

8. 13 Agustus

Eksplorasi permasalahan yang dihadapi oleh KK Dampingan (sosial, ekonomi, kesehatan dsb)

10. 18 Agustus 2015

Berbincang dengan Bapak I Nyoman Lonyok terkait kesehariannya dan penyampaian solusi

penanaman sejumlah tanaman konsumsi

11. 19 Agustus 2015

Eksplorasi lebih lanjut mengenai permasalahan yang dihadapi oleh KK Dampingan (sosial,

ekonomi, kesehatan dsb)

12. 20 Agustus 2015

Berbincang-bincang dengan I Nyoman Lonyok seputar kesehariannya

13. 21 Agustus 2015

Diskusi mengenai usaha Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

14. 22 Agustus 2015

Diskusi mengenai penataan bangunan yang lebih baik daripada yang telah ada sekarang

15. 23 Agustus kegiatan sehari-hari keluarga Bapak I Nyoman

Lonyok

17. 25 Agustus 2015

Review tentang segala hal yang telah didiskusikan selama ini terkait permasalah yang

dihadapi

18. 26 Agustus 2015

(13)

BAB IV

PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Waktu

Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang Penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 18 kali.

4.2 Lokasi

Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Banjar Metra Kaja, Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan KK Dampingan terhadap keluarga Bapak I Nyoman Lonyok adalah di Dusun Metra Kaja, Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli.

4.3 Pelaksanaan

(14)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Pengabdian kepada masyarakat melalui program KKN PPM universitas Udayana yang mana menekankan pada pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. Program KK Dampingan menrupakan salah satu bentuk program yang bertujuan untuk membantu pemeberdayaan keluarga yang didampingi . Keluarga yang Penulis dampingi adalah keluarga Bapak I Nyoman Lonyok dalam program KK Dampingan ini. Masalah yang terdapat dalam keluarga tersebut adalah masalah ekonomi, kesehatan, dan penataan bangunan. Masalah ekonomi yang dialami keluarga ini adalah pendapatan yang tidak menentu dan kekhawatiran terkait kesulitan memenuhi kebutuhan mendatang, dimana solusi yang dapat ditawarkan adalah memperbaiki cara pengelolaan keuangan keluarga berupa ikut semacam tabungan dan mendaftar asuransi kesehatan seperti BPJS untuk menekan pengeluaran kesehatan di masa depan. Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga ini adalah kurangnya tersedia fasilitas MCK yang memadai dan ancaman kurang tercukupinya asupan gizi keluarga Bapak I Nyoman Lonyok sehingga disarankan suatu solusi melalui penyampaian informasi terkait PHBS dan penanaman sejumlah tanaman konsumsi yang mudah dan bisa ditanam di pekarangan rumah Beliau. . Masalah penataan bangunan yang dijumpai pada keluarga ini adalah tidak adanya saluran udara di dalam dapur serta belum ada saluran pembuangan air. Solusi yang ditawarkan adalah perencanaan pembuatan ventilasi di dapur dan perencanaan pembuatan saluran air.

5.2 Rekomendasi

(15)

LAMPIRAN

Gambar

Tabel 1. Identitas Keluarga Bapak I Nyoman Lonyok
Tabel 2. Agenda Kegiatan Kunjungan KK Dampingan

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat di sebabkan, oleh produk rokok yang merupakan produk Yang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods) yaitu barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi

Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk meneliti strategi merek, mengingat Tokyo Connection merupakan industri makanan yang tergolong baru yang harus

Model budidaya pertanian yang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim. Teknologi jenis tanaman yang

Berdasarkan hal tersebut diatas penulis membuat tugas akhir yang berjudul Analisa Sistem Pengaman Arus Lebih Pada Penyulang Abang Dengan Beroperasinya PLTS Pada

[r]

perjalanan yang hijau dari Argo Parahyangan agar mampu bersaing dengan moda. transportasi lain jalur

The result of the study showed that the implementation of integrating Islamic values in teaching and learning activities are starts and closes the lesson by say salaam,

Osteoartritis adalah penyakit degeneratif sendi yang bersifat kronik, berjalan progresif lambat, seringkali tidak meradang atau hanya menyebabkan inflamasi ringan, dan