• Tidak ada hasil yang ditemukan

mangkok dibawa menuju bak penampung (hopper). Pembalik atas merupakan poros persegi enam yang dipakai apabila pada saat mangkok melewati pembalik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "mangkok dibawa menuju bak penampung (hopper). Pembalik atas merupakan poros persegi enam yang dipakai apabila pada saat mangkok melewati pembalik"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Kapal keruk

Kapal keruk adalah suatu alat gali atau pemindahan tanah yang dipergunakan untuk menggali lapisan tanah bawah air ke atas alat gali tersebut, dimana peralatan mekanis dan pengolahan materialnya bertumpu pada sebuah ponton. Selanjutnya material hasil penggalian tersebut dipindahkan ke bagian pengolahan sementara, yaitu: instalasi pencucian. Bagian pengolahan sementara ini berfungsi sebagi media pemisah antara material endapan bijih timah (Sn) dengan material pengotor lainnya. Material endapan bijih timah (Sn) hasil pencucian ditampung di dalam drum bijih, sedangkan material pengotornya langsung terpisah dan dibuang ke dalam kolong sebagai tailing.

Secara umum kapal keruk dapat diklasifikasikan dalam berbagai bentuk dan kegunaan antara lain :

Bucket Chain Dredge adalah kapal keruk yang peralatan keruknya berupa rantai mangkok yang mengelilingi tangga mangkok (ladder).

Suction Dredge adalah kapal keruk yang menggunakan sistem pompa isap.

Cutter Suction Dredge adalah kapal keruk dengan kombinasi antara pisau yang berputar untuk memotong lapisan tanah.

Bucket Wheel Dredge adalah kapal keruk yang sistem penggaliannya menggunakan rantaimangkok berputar.

Secara garis besar bagian utama pada Kapal Keruk adalah sebagi berikut: 1. Ponton

Ponton adalah suatu alat apung, ponton berupa konstruksi yang kedap air dan terdiri dari beberapa buah compartment yang tidak saling berhubungan sehingga ketika

(2)

terjadi kebocoran pada salah satu compartment tidak merembet ke compartment lainnya.Adapun fungsi dari beberapa kompartemen tersebut adalah :

 tempat penyimpanan bahan bakar dan air tawar.

 tempat penyeimbang.

Untuk menggerakkan ponton kapal keruk, di atas ponton dipasang derek pusat

(central winch) yang terbagi dalam dua bagian utama, yaitu :

Derek Utama (Main Winch), jumlahnya 5 buah dan dilengkapi kawat baja yang di ujungnya ditambatkan ke becker. Dengan rincian sebagai berikut : empat buah berfungsi untuk menggulung atau mengulur kawat samping, satu buah kawat haluan yang berfungsi untuk menggerakkan kapal keruk ke depan.

Derek Tangga Mangkok (Ladder Winch), jumlah satu buah dan berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tangga mangkok (ladder) kapal keruk sehingga kedalaman penggalian dapat diatur.

Pada depan ponton dibuat suatu celah terbuka untuk turun naiknya ladder. Bagian ponton yang terendam air disebut “draught board” dan yang tidak terendam disebut “free board”.

2. Peralatan Penggalian

Peralatan penggalian adalah semua peralatan yang secara langsung berfungsi sebagai alat gali dan alat pemindahan tanah dari permukaan penggalian menuju instalasi pencucian. Bagian-bagian dari alat penggalian antara lain :

Mangkok Keruk (Bucket) adalah suatu wadah yang berfungsi sebagai alat gali yang dirangkai satu sama lain dengan pen menjadi rantai mangkok dan diletakkan di sekeliling tangga mangkok. Mangkok berfungsi sebagai alat gali endapan yang akan digali dan membawanya ke bak penampung. Pada kapal keruk terdapat bermacam-macam kapasitas mangkok yaitu berkisar dari 7 cuft sampai 30 cuft. Rangkaian mangkok (bucket

line) yang disusun terdiri dari 110 -145 buah bucket. Kecepatan rata-rata rantai mangkok

pada waktu menggali antara 22 – 28 bucket/menit. Pada Kapal Keruk Bemban kecepatan mangkok adalah 24 bucket/menit dengan kapasitas mangkok 24 cuft untuk kegiatan

stripping. Sedangkan untuk kegiatan treated kecepatan mangkok adalah 18 bucket/menit

dengan kapasitas mangkok 18 cuft. Yang terdiri dari 135 bucket.

Tangga Mangkok (Ladder) adalah suatu kontruksi besi yang berfungsi sebagai penyangga dari rangkaian mangkok dan untuk mengatur penggalian. Kedalaman penggalian dapat diatur dengan menaikkan dan menurunkan ladder lier. Guna memperlancar serta menyangga jalannya bucket, pada ladder dipasang “ladder roller”.

Pembalik Atas (Upper Tumbler/Top Tumbler) adalah suatu poros berbentuk persegi enam yang berfungsi untuk menggerakkan dan memutar rantai mangkok, dimana isi

(3)

mangkok dibawa menuju bak penampung (hopper). Pembalik atas merupakan poros persegi enam yang dipakai apabila pada saat mangkok melewati pembalik atas terjadi hentakan yang bertujuan agar isi mangkok terbuang ke hopper (bak tadah).

Pembalik Bawah (Bottom Tumbler) adalah suatu poros berbentuk silinder di ujung bawah tangga mangkok yang berfungsi sebagai pemutar untuk memperlancar jalannya rangkaian mangkok pada bagian bawah tangga mangkok. Pada bagian samping dipasang sayap untuk mencegah mangkok keluar dari bidang jalan pada saat melakukan penggalian tebing medan kerja.

Guling Penghantar (Ladder Roller) berfungsi untuk menahan beban mangkok, meluruskan dan melancarkan jalannya rantai mangkok

Bak Penampung (Hopper) berfungsi untuk menampung hasil penggalian yang ditumpahkan dari bucket pada saat melewati upper tumbler. Di dalam hopper terdapat bandar ayun yang bergerak sesuai dengan naik turunnya ladder, sehingga jarak antara bibir mangkok dan ujung plat bandar tetap. Di bawah bandar ayun terdapat bak tuang ayun (short goot) yang menghubungi hopper dengan saringan putar.

3. Peralatan Pencucian

Peralatan pencucian yang ada pada kapal keruk bertujuan untuk memisahkan mineral kasiterit (bijih timah) dari mineral-mineral pengotornya berdasarkan perbedaan berat jenis masing-masing mineral.

Peralatan pencucian terdiri atas :

Saringan Putar (Trommel Screen) adalah suatu saringan/konstruksi rangka yang berbentuk silinder, dilengkapi dengan saringan plat yang berfungsi untuk memisahkan material berdasarkan ukuran butir. Saringan putar merupakan alat untuk proses pemisahan tahap pertama. Pada ujung saringan putar dilengkapi dengan monitor yang diletakkan berlawanan arah dengan alir masuk material. Fungsi alat ini untuk memecahkan serta memisahkan gumpalan tanah yang melekat pada dinding saringan putar.

Bak Pembagi (Scuttle Wash) merupakan suatu wadah yang letaknya dibawah saringan putar yang berfungsi untuk membagi / mendistribusikan / mengalir material (under size) ke unit jig primer melalui pipa-pipa pembagi (splitter).

 Jig adalah suatu peralatan pemisah yang berfungsi untuk memisahkan mineral berat (berharga) dengan mineral ringan berdasarkan perbedaan berat jenis. Sebagian besar kapal-kapal keruk yang ada di PT. Koba Tin menggunakan jig sistem hydrolic, sistem

mechanical dan sistem pan american, dengan pembagian sebagai berikut :

- Jig primer ada 5 unit (port bow, port stern, startboard bow, startboard stern) - Jig sekunder, berjumlah 3 unit (port, startboard, centre)

(4)

Konsentrat hasil dari jig tersier merupakan konsentrat akhir, sedangkan taillingnya langsung dibuang ke bandar tailling(Tailing Chute).

Cyclone adalah suatu tabung berbentuk silinder yang berfungsi untuk mengurangi banyaknya air dan material halus (slim) pada aliran material yang masuk ke jig. Berfungsi untuk mengatur kekentalan konsentrat jig primer sebelum masuk ke jig sekunder atau jig tersier.

Bandar Batu (Stone Chute/Stacker) adalah suatu bandar yang berfungsi untuk membuang over size dari saringan putar yang tidak lolos berupa gumpalan tanah atau batu ke kolong.

Bandar Tailling (Tailling Chute) merupakan suatu bandar yang berfungsi untuk membuang tailling dari semua jig ke kolong.

Bandar Lepas (Overburden Chute) merupakan suatu bandar yang berfungsi membuang hasil pengupasan lapisan tanah atas yang tidak mengandung timah

(stripping). Hasil penggalian ini tidak melalui saringan putar.

Pompa (Pump) berfungsi untuk memompa dan mengalirkan material dari peralatan yang satu ke peralatan yang lainnya.

4. Peralatan Mekanik

Peralatan mekanik yang dipakai untuk menunjang kapal keruk antara lain:

Lier Pusat/Pusat Perkawatan (Mooring Winch/Central Lier) berfungsi untuk melayani pergerakan kapal keruk ke arah kiri/kanan bidang kerja. Kelancaran jalannya penggulungan kawat sangat berpengaruh langsung terhadap keberhasilan penggalian tanah.

Derek Tangga (Ladder Lier) berfungsi untuk menaikkan / menurunkan ujung ladder dalam batas-batas tertentu yang diatur dari ruang komando.

Motor Penggerak (Engine)Berfungsi untuk menjalankan seluruh peralatan Kapal Keruk seperti jig, saringan putar, pompa dan upper tumbler sehingga rangkaian dapat berputar.

 Instalasi Listrik berfungsi ntuk dapat menjalankan peralatan di Kapal Keruk maka dilengkapi dengan instalasi sumber listrik, yaitu :

- Generator utama dan cadangan. - Transformator

Endapan timah di Indonesia terletak pada jalur timah terkaya di dunia, yang membujur mulai dari Cina selatan, Birma, Muangthai, Malaysia dan berlanjut ke Indonesia. Jalur di Indonesia mengarah dari utara ke selatan yaitu dari pulau Karimun, P. Kundur, P. Singkep, P. Bangka, Bangkinang (Sumatera bagian

(5)

tengah)serta terdapat tanda-tanda di kepulauan Anambas, Natuna dan Karimata. Sampai ini ada dua jenis utama timah yang berdasarkan proses terbentuknya yaitu timah primer dan timah sekunder,kedua timah jenis tersebut dibedakan atas dasar proses terbentuknya (genesa). Endapan timah primer pada umumnya terdapat pada batuan granit daerah sentuhannya, sedangkan endapan timah sekunder kebanyakan terdapat pada sungai-sungai tua dan dasar lembah baik yang terdapat di darat maupun di laut.

Produksi delapan puluh persen dari endapan timah sekunder yang

merupakan hasil proses pelapukan endapan timah primer, sedangkan sisanya ada dua puluh persen berasal dari endapan timah primer itu sendiri. Penyebaran cadangan timah terdapat di Negara-negara yang berada di jalur mineralisasi, seperti Negara-negara tersebut di atas. Di Indonesia bahan tambang timah merupakan komoditi andalan untuk ekspor, selain minyak bumi dan batu bara, dan kemungkinan masih cukup banyak endapan timah yang masih belum ditemukan.

Bentuk - Bentuk Pengendapan Timah

Batchelor. D, (1980), dan Worojati. D, (1994), menjelaskan bahwa bentuk-bentuk pengendapan (depositional form) yang potensial terhadap konsentrasi endapan timah dibagi kedalam 5 (lima) kelompok :

a. Pengendapan eluvial dan kolovial

Gejala pengendapan eluvial dan kolovial di lapangan dapat dikenali dengan memperhatikan perubahan secara berangsur-angsur pada interval bawah hingga ke atas tanpa dipisahkan oleh bidang erosi.

(6)

Secara umum model kipas aluvial dibagi atas :

1) Bagian Proksimal (dekat dengan sumber), tersusun atas batupasir kasar yang

mempunyai struktur masif dan berlapis.

2) Bagian tengah kipas aluvial (mid fan) terusun atas batupasir kasar hingga

sedang.

3) Bagian ujung kipas aluvial (distal fan) tersusun atas batupasir berukuran sedang

hingga batulempung.

c. Brainded Stream

Merupakan pola pengaliran yang bancuh / simpang siur, yang menghasilkan banyak point bar.

d. Meandering Stream

Merupakan pengendapan yang dibagi atas endapan dasar sungai dan endapan point bar.

e. Endapan pantai

Fasies endapan pantai secara umum mempunyai nilai ekonomi terhadap kandungan mineral bijih.

2. 7. Sifat Fisik dan Karakteristik Mineral Dalam Bijih Timah

Kasiterit (SnO2) merupakan mineral utama yang mengandung unsur Sn.

Dalam pembentukannya, mineral ini disertai dengan beberapa mineral berat berharga serta sekelompok mineral pengganggu. Endapan bijih timah didalam

kasiterit pada umumnya berasal dari magma granitik, yaitu magma dari larutan

(7)

Timah berhubungan erat dengan terdapatnya batuan granit. Kandungan rata-rata kadar Sn dalam batuan sebagai indikasi pegangan eksplorasi mineral dalam menentukan nilai latar belakang yang diberikan oleh Hawkess dan Webb (1962). Harga rata-rata ini untuk batuan beku adalah 32 ppm Sn, dengan kandungan Sn yang kecil sebesar 6 ppm pada batuan beku mafik dan dengan maksimum 45 ppm pada batuan fesilik, sedangkan untuk batuan sedimen serpih dapat mencapai 40 ppm. Nilai rata-rata yang digunakan ditentukan oleh Onishi dan Sandell (1957) dan Hamaguchi (1964) dengan kisaran nilai yang dikumpulkan oleh Wedepohl (1974) dan Durasova (1967).

1) Mineral berat berharga. a. Mineral Utama

Mineral utama yang diproses di Pusat Pencucian Bijih Timah (PPBT) Unit

Kundur adalah kasiterit (SnO2). Warna kasiterit ini bermacam-macam yaitu

kuning coklat, kuning kemerahan, coklat kehitaman dan coklat tua dengan berat jenis 6,8 – 7,1. Mineral kasiterit permukaannya mengkilap dan berminyak. Umumnya tidak tembus cahaya, tetapi lapisan permukaan kristalnya berkilau. Keberadaannya ada yang primer ada pula yang aluvial. Dengan sistem kristal

tetragonal 4/m 2/m 2/m. Mineral mineral bersifat konduktor.

b. Mineral ikutan berharga

Secara umum mineral berharga yang terbawa oleh mineral kasiterit, dan

mineral ikutan berharga yang diproses di Pusat Pencucian Bijih Timah (PPBT)

Unit Kundur antara lain: 1. Ilmenit (FeTiO3)

(8)

Umumnya ilmenit berwarna hitam besi atau hitam keabu-abuan, memiliki berat jenis 4,5 – 5 dan bersifat konduktor dan sifat magnetik kuat. Biasa digunakan sebagai rutil (TiO2) untuk industri keramik pigmen dan konsentrat

titanium.

2. Zircon

Memiliki warna merah pucat atau orange dengan berat jenis 4,2 – 4,7.

zircon bersifat non konduktor dan non magnetik digunakan sebagai bahan zirkonia

untuk industri keramik.

3. Monazit [(Ce, La, Y, Th)PO4]

Umunya memiliki warna kuning atau jaring-jaring hijau. Berat jenis

monazite antar 4,6 – 5,3 dan bersifat non konduktor dan megnetik lemah. Mineral

ini dijual secara berkala tergantung pesanan konsumen.

2.) Mineral ikutan lainnya.

Mineral – mineral lainnya yang sangat berpengaruh dalam bijih timah, yang memiliki perbedaan warna, kekerasan, berat jenis, sifat kelistrikan dan sifat

magnetic (Tabel II-1). Dari hasil kondisi lapangan, pada penambangan kapal isap

produksi (KIP TIMAH II) Timah diperoleh beberapa mineral ikutan yang utama antara lain: Pyrite/ Marcasite, ilmenit, zircone, anatase, turmalin, siderit dan

mineral pengotor utama pasir kuarsa.

(9)

LANDASAN TEORI

3.1. Devinisi Kapal Isap Produksi

Kapal isap produksi adalah suatu alat gali atau pemindahan tanah yang dipergunakan untuk menggali lapisan tanah bawah air, dimana peralatan mekanis dan pengolahan materialnya bertumpu pada sebuah ponton. Selanjutnya material hasil penggalian tersebut dipindahkan ke bagian pengolahan sementara, yaitu: instalasi pencucian. Bagian pengolahan sementara ini berfungsi sebagai media pemisah antara material endapan bijih timah ( Sn ) dengan material pengotor lainnya. Material endapan bijih timah ( Sn ) hasil pencucian ditampung di dalam kampil bijih ( karung tempat bijih timah ), sedangkan material pengotornya langsung terpisah dan dibuang ke dalam laut.

3.2. Bagian-Bagian Utama Kapal Isap Produksi

Secara garis besar bagian utama pada Kapal Isap Produksi adalah sebagai berikut :

1. Alat Apung ( Ponton )

Ponton adalah bagian dasar/kumpulan dari beberapa tangki atau kompartemen yang membentuk suatu badan kapal, ponton berbentuk tabung berdiameter 1,8 meter. Selain sebagai alat apung, ponton juga berfungsi untuk menyimpan HSD ( bahan bakar solar ) dan air tawar.

(10)

Untuk mendukung operasional penggalian di KIP,ada beberapa peralatan sangat dominan: 1. Cutter 2. Ladder 3. Pipa Hiap 4. Pompa tanah 5. GPS 6. Mesin dorong/propeller 7. Mesin (Engine) 1. Cutter

Cutter adalah alat gali atau alat potong dan alat yang mampu memberai, mengiris(menggali) lapisan tanah. Dibuat dari bahan besi baja yang keras sehingga tidak mudah haus karna gesekan dengan tanah, didalam cutter terdiri dari 6 buah pisau dan tiap pisau terdiri dari 8 kuku yang bertugas memotong lapisan tanah, cutter ditempatkan pada ujung ladder.

2. Ladder.

Berfungsi untuk penempatan cutter,pompa tanah,pipa isap dan pipa tekan.panjang ladder sangat menentukan untuk mencapai kedalaman gali,setiap KIP mempunyai panjang ladder yang berbeda-beda.Kontruksi ladder terdiri dari besi siku dan plat sebagai dinding.ujung ladder dipasang cutter dan pangkal ladder

(11)

dipasang as sebagai tumpuan bagi naik turunnya ladder. Pompa tanah diletakkan di ladder dengan jarak 9-12 meter dari cutter.

Dalam proses penggalian, Ladder digerakan oleh kawat ladder untuk naik turun ladder dalam proses penggalian. Kinerja ladder sangat ditentukan oleh keahlian operator yang mengendalikan kawat Lader sesuai dengan kedalaman pengalian. Kawat lader bisa saja putus bila ada arus dan longsoran. Panjang ladder sangat menetukan untuk mencapai kedalaman gali, kedalaman gali maksimum mencapai 35 m.Konstruksi ladder terdiri dari besi siku dan plat sebagai dinding. Ujung ladder dipasang cutter dan pangkal ladder dipasang as sebag tumpuan naik turunnya ladder.

3. Pipa Hisap

Pipa hisap adalah pipa yg berbentuk mulut bebek yg berfungi untuk menghisap tanah yang telah di hancurkan oleh cutter akan tetapi yg memberikan daya hisap adalah pompa tanah karena pipa hisap alat bantu pompa tanah.

4. Pompa Tanah

Pompa tanah berfungsi menghisap material hasil gali dari cutter yang selanjutnya ditransportasi ke saring putar melalui pipa keong, pipa press dan pipa spiral menuju ke saring putar. Pompa tanah di letakkan pada ladder dengan jarak sekitar 9-12 meter dari cutter,untuk memindahkan campuran tanah dan air yang sudah digali dengan cutter,melalui pipa isap dan pipa tekan dialirkan ke saringan putar.

(12)

Kinerja cutter dan pompa tanah harus betul2 dikuasai oleh operator dalam operasional penggalian KIP. Pompa tanah juga dapat menghisap tanah yang terberai oleh cutter, dapat memperlemah dinding tanah sehingga mudah tuk dihisap.

5. GPS

Peralatan dalam proses penggalian dibantu oleh adanya GPS yang dapat memonitor koordinat posisi kapal isap dengan ketelitian hingga 1 m setiap saat dan juga kedalaman penggalian. Kapten menyimpan titik-titik lokasi yang pernah digali sehingga kemungkinan akan tergalinya tanah yang sudah digali sangat kecil.

6. Mesin dorong/propeller

Mesin dorong berfunsi sebagai menggerakkan kapal untuk belayar,dalam operasional penggalian berfungsi untuk memberi dorongan kapal kekiri dan kekanan,agar bisa berputar 360o mendorong untuk menekan ujung cutter terhadap

tanah yang akan digali. 5 . Mesin (engine)

Mesin (engine) KIP terdiri dari.

1. Engine For gravel pump, mesin funsinya untuk menggerakkan pompa tanah.

2. Engine for hydrolic pump for cutter and ladder wich, mesin yang fungsinya untuk menggerakkan cutter and ladder.

(13)

3. Engine for water pump & hydrolic plant ,mesin yang fungsinya menggerakkan Saringan putar,penggerak Jig dan pompa onderwater.

4. Engine for operation dredge (engine for propeller swing),mesin yang fungsinya untuk menggerakkan propeller,janggka labuh.

5. Engine for sailing dredge(propeller moving engine),mesin yang berfungsi untuk Menggerakkan propeller ketika berlayar.

6. Electric Generator , mesi yang fungsinya untuk menggerakkan generator Penerang dan motor las.

3.4. Peralatan pencucian/pemisahan

Peralatan pencucian yang digunakan kapal isap produksi timah II , ada beberapa peralatan yang sangat berperan penting antara lain :

1. Saringan Putar

2. Jig primer

3. Jig Clean Up

4. Sakan

5. bandar tailing

3.5. Latar Belakang KIP Timah II

1. Riwayat KIP Timah II

KIP Timah II Dirancang oleh PT. Timah (Persero) Tbk pada tahun 2008, yang lokasinya di Air Kantung Sungailiat Kabupaten Bangka. Uji coba operasi pada tanggal 22 Mei 2009 di perairan Bangka dan di resmikan pada tanggal 31 Desember 2009 oleh Direktur PT. Timah (Persero) Tbk. Bapak Wachid Usman.

(14)

KIP Timah II beroperasi mulai dari September 2010 sampai sekarang di wilayah Laut Kundur Kepulauan Riau pada saat ini operasional KIP Timah II berada di wilayah Kuasa Penambangan (KP6183) pada koordinat 310000 -310200 LU dan 10093400 - 10093600 BT.

2. Konstruksi KIP Timah II

Konstruksi KIP Timah II ada dua. yaitu konstruksi Atas dan Bawah. Untuk di atas yaitu:

6. Atas : Merupakan Tempat Operasional KIP Timah II. Yang terdiri atas

Dua dek. Dan berisi peralatan mesin, pencucian, Ruang komando, dan ruang karyawan dan lain-lain.

7. Bawah : Merupakan Konstruksi dari pada seluruh KIP Timah II. Di mana

konstruksi berbentuk tabung dengan berdiameter 1,8 m yang merupakan gabungan beberapa Konstruksi seluruh sebagai pondasi bawah yang berfungsi Sebagai tempat penyimpanan bahan bakar dalam air tawar.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Pencucian

Pencucian merupakan proses akhir dari rangkaian kegiatan penambangan,

sehingga besar kecilnya perolehan sangat ditentukan oleh kegiatan pencucian, Pencucian yang digunakan dengan pemisahan menggunakan media air laut.

(15)

Fungsi pencucian dalam suatu kegiatan penambangan adalah untuk mencuci atau mengolah atau memisahkan bahan galian dari mineral-mineral pengotor, untuk mendapatkan mineral utama dan mineral-mineral ikutan berharga lainnya. Setelah dilakukan pencucian bijih timah pada kapal isap produksi timah II kadar sn yang didapatkan adalah ± 60-70 %.

4.3. Fungsi Peralatan Pencucian

Pencucian dapat berfungsi dengan baik apabila peralatan maupun

prosesnya berfungsi dengan baik pula. Apabila Posisi instalasi peralatan pencucian yang kurang baik maka akan mengakibatkan kehilangan mineral timah dan mineral-mineral berharga lainnya. Peralatan pencucian inilah sebagai media pembersih timah yang di bantu oleh air. Alat pencucian merupakan media atau alat bantu dalam pencucian.

4.4. Peralatan Pencucian

Peralatan pencucian terdiri dari:

4.4.1. Saringan putar (grizzly)

Merupakan alat pemisahan material bahan galian awal, dimana material

halus bertimah sebagai undersize dan material kasar seperti bongkahan tanah besar, batu, dan kerang-kerangan, dan lain-lain sebagai oversize. Untuk ukuran

undersize adalah <10 mm sedangkan oversize >10 mm, dan kemiringan sudut

saring putar pada KIP Timah II adalah 6o.

(16)

Jig adalah suatu alat pemisah bijih timah berdasarkan perbedaan berat jenis ( BJ ) dari bijih timah dan mineral-mineral ikutan lainnya. Seperti halnya sakan, jig juga menggunakan prinsip gravitasi. Butiran bijih timah akan turun secara gravitasi akibat adanya gaya isap (suction) dan tekan (pushion) dari air yang berada dalam kompartemen jig akibat gerakkan dari penggerak jig dengan sistem hidrolik.

Proses pencucian bijih timah di kapal isap dilakukan dengan menggunakan alat Jig tipe Pan America, yaitu tipe jig diafragma dengan posisi membran berada di bawah. Gerakan membran-nya dari atas ke bawah dengan gerakan tekanan isap. Tiap kompartemen dapat diatur panjang dorongannya (stroke) masing-masing Pada kapal isap produksi peralatan pencuciannya menggunakan jig tipe Pan

America, yaitu suatu tipe peralatan pencucian yang terjadi akibat adanya gaya

tekan dan gaya isap dengan bersumber dari media air yang didorong dari atas ke bawah peralatan jig. Kapal isap produksi hanya menggunakan 2 tingkatan, yaitu

jig primer dan jig clean up. Jig primer menerima umpan / feed dari undersize grizzly dan saring putar (revolving screen). Oversize jig primer berupa material

kasar akan terbuang sebagai tailing melalui bandar tailing sedangkan undersize berupa material halus campuran bijih timah dan pasir kemudian diolah lebih lanjut melalui jig clean up.

4.4.2.1. Saringan (Rubber Screen)

Saringan gunanya untuk menahan jig bed (hematite) jangan sampai turun ke bawah dan melewatkan atau meloloskan bijih timah. Pada umumnya saringan dibuat dari bahan yang tahan terhadap korosi seperti pospor brons, baja tahan

(17)

karat dan karet. Ukuran lubangnya harus lebih kecil dari hematite dan lebih besar dari bijih timah, biasanya dipakai dengan ukuran 4 x 10 mm untuk kompartemen A dan ukuran 3 x 10 mm untuk kompartemen BC, ukuran lubang 6-10. Saringan berukuran lebih besar diletakan melintang terhadap arah aliran, dengan tujuan agar lubang saringan tidak mudah buntu atau tersumbat.

4.4.2.2. Bed

Bed adalah lapisan material diatas saringan jig, yang terdiri dari batu

hematite yang berfungsi sebagai bahan perantara dalam memisahkan bijih timah

yang berat jenisnya lebih tinggi dengan bijih yang berat jenisnya lebih rendah. Ukuran pada jig primer = 25 – 40 mm

Ukuran pada jig clean up = 8 – 10 mm

Contoh perhitungan kebutuhan batu hematite sebagai bed jig :

PA jig dengan opening area/cell = 1,25 m x 1,25 m

Luas area/cell = 1,25 m x 1,25 = 1,5625 m2

Tinggi rooster = 100 mm = 0,1 m

Volume = 1,5625 m2 x 0,1 m = 0,15625 m3

BJ pure = 2,3 ton/m3

Berat bed jig = 0,15625 m3 x 2,3 ton/m3 = 0,359 ton/cell

Jadi kebutuhan bed jig untuk 1 unit jig PA 2 x 3 cell

(2 x 3 cell/unit) x 0,359 ton/cell = 2,154 ton/unit dibulatkan menjadi 2,2 ton/unit.

4.4.2.3. Afsluiter Underwater

Berfungsi sebagai pengatur cross flow dan mengatur pemasukan air ke tiap tangki jig dan menjaga keseimbangan air dalam jig, maka air perlu

(18)

ditambahkan dan dimasukkan ke dalam jig dari sebelah bagian bawah saringan

(Hutch), disebut underwater atau hutchwater. Selain itu fungsi yang terpenting

adalah untuk mengontrol pemisahan konsentrat dan tailing, sehingga tailing yang sudah masuk ke dalam jig bed dapat didorong kembali ke atas dan keluar sebagai

tailing.

4.4.2.4. Kisi – Kisi (Rooster)

Kisi-kisi (rooster) adalah alat yang berguna untuk menjepit saringan jig dan menahan bed agar tetap di tempat. Kisi-kisi dibuat berpetak-petak supaya bed tersebar merata di seluruh permukaan jig sesuai kompartemen. Bahan kisi-kisi terbuat dari kayu (papan) dan dari plat (besi) yang di lapisi oleh karet.

4.4.2.5. Alat Penggerak

Untuk membuat gerakan isapan dan tekanan secara terus menerus

(continuitas). Alat yang digunakan sebagai penggerak adalah menggunakan

pompa hidrolik yang dihubungkan dengan satu sumbu eksentrik yang dibagi untuk 3 kompartemen ABC dengan panjang stang yang sama secara mekanis. Stang

balance diafragma merupakan salah satu alat penggerak untuk proses pencucian,

yang dipergunakan pada jig type Pan America. Stang balance diafragma ini berfungsi untuk merubah gerakan berputar yang ditimbulkan oleh pompa hidrolik menjadi gerakan atas bawah. Alat ini fungsinya untuk menimbulkan isapan (Suction) dan tekanan (Pushion) pada permukaan bed jig. Gerakan atas bawahnya dapat disetel (diubah-ubah) disesuaikan dengan kebutuhan.

(19)

Gunanya adalah untuk memberikan gaya isapan (Suction) dan dorongan

(Pushion) dengan menutup rapat antara tangki dan torak yang digerakan oleh

motor penggerak. Membran ini harus diklem dengan kuat, sehingga tidak terjadi kebocoran atau lepas dan tidak boleh di cat karena akan mengakibatkan mudah retak dan pecah.

4.4.2.7. Pushion

Torak mendorong air di mana ada pengendapan atau bed sehingga terjadi

pushion atau dorongan, sehingga partikel di atas saringan bergerak mengembang

dan bed akan terbuka. Ukuran saringan lebih kecil dari ukuran bed, tetapi lebih besar dari ukuran partikel yang disaring sehingga material yang mempunyai berat jenis besar akan disaring dan terpisah dengan berat jenis kecil.

4.4.2.8 Suction

Apabila terjadi suction, maka di dalam hutch terjadi penyedotan terhadap

partikel-partikel di dalam atau diatas saringan, bila penyedotan ini besar maka material akan ikut tertarik. Untuk memperkecil penyedotan ini diberikan air

tambahan ( underwater ) agar air dalam hutch tenang, sehingga terjadi pemisahan. Pada waktu Pushion, bed akan terangkat dan merenggang, maka material berat akan menerobos masuk melalui sela - sela bed, yang biasanya berupa hematite dan

material dengan berat jenis besar akan masuk kedalam hutch sebagai produk, dan

pada waktu suction, bed akan menutup dan material ringan terus mengikuti aliran air bagian atas sebagai tailing.

(20)

Spigot merupakan alat untuk mengeluarkan konsentrat yang keluar melewati saringan dan untuk mengatur jumlah air di dalam tangki jig. Bentuk dari

Spigot ialah kerucut yang berbahan dari karet.

4.4.2.10. Spesifikasi Jig

1. Revolving Screen /Trommel :

- 1 set dia 2000 x 4860, steel construction

- Trommel drive hydraulic,torque 38 NM/MPA,10 RPM 2. Primary Jigs :

- 25 cell Pan American Jigs 1250 x 1250

- Jig drive hydraulic,torque 411NM,speed 192 RPM 3. Clean-up Jigs

- 16 cell Pan American Jigs 900 x 900

- Jig drive hydraulic torque 411NM,speed 192 RPM

4.2.3. SHAKAN (sluice box)

Shakan atau yang disebut sluice box yaitu suatu saluran yang dasarnya

rata dan di atasnya dialirkan air bersama butiran-butiran mineral. Pada dasar saluran dipasang beberapa kayu penahan ( riffles) tegak lurus arah aliran air dengan jarak tertentu. Proses pemisahannya berdasarkan berat jenis melalui suatu aliran air yang tipis di atas sebuah permukaan yang sedikit miring berupa papan atau deck. Sakhan atau palong yang digunakan pada instalasi pencucian berjumalah 1 unit dengan panjang bervariasi antara 4 – 6 m lebar perjalur sekitar 1 - 1,5 m Dengan tinggi dinding 40 – 80 cm dan kemiringan 5o – 6o. Fungsi alat

(21)

ini adalah untuk mencuci konsentrat bijih timah yang dialirkan melalaui pipa

spigot pada jig clean up kompertemen A dengan pasir halus untuk menghasilkan

kadar Sn 60 – 70 %. Final konsentratnya yaitu konsentrat tersebut dimasukkan kedalam karung dan takaran berat konsentrat adalah 50 kg/karung.

4.2.4. Bandar Tailing

Bandar tailing merupakan jalur atau bandar pembuangan material yang tidak berharga seperti pasir, batuan dan lain-lain. Sistem buangan limbah dari masing-masing proses pencucian KIP dengan cara tailing dipisahkan dan langsung dibuang ke laut melalui buritan kapal, dan dimanfaatkan untuk menutup kembali lubang bekas galian. Untuk limbah hidrokarbon ditampung dan diamankan dari TPS limbah B3 Prayun, sesuai dengan izin PSL-B3 kepmen LH No. 360/2007 tentang izin penyimpanan limbah bahan berbahaya beracun.

4.5. Tahapan Operasi Penambangan dan Pencucian Timah di Kapal Isap Produksi

Sistem pencucian untuk KIP memiliki prinsip kerja yakni Mekanisme KIP, pengisapan yang dilakukan sistem kombinasi tekan dan memutar/melingkar. Gerakan isap dilakukan pada lapisan melalui tekanan ladder yang ujungnya dilengkapi pipa hisap dan cutter, gerakan berhenti optimasi bila tekanan lapisan keras. Kemajuan tambang relatif mengikuti putaran KIP bergerak dari suatu titik ke titik lain sesuai dengan peta rancangan kerja material yang terhisap tersebut kemudian masuk ke bak penampungan/bejana tuang untuk proses pencucian.

Material dari pompa tanah diteruskan ke saringan putar, didalam bejana saringan

putar yang sedang berputar ini material sekaligus disemprotkan oleh pipa hisap dan dilengkapi oleh air tambahan untuk mengalirkan batu-batu besar kebandar

(22)

batu menuju bandar tailing. Hasil dari saringan putar merupakan material yang berupa pulb yang dalam hal ini merupakan feed. Feed tersebut dialirkan ke instalasi pencucian melalui bak pembagi (boil box), material pengotor (keras) sebagai tailling dibuang melalui bandar batu atau bandar tailling. Sedangkan pulb

(feed) dicuci lebih lanjut dengan menggunakan jig primer, jig sekunder . Bijih

timah bersih yang telah terpisah dari material pengotor/lumpur dibagi menjadi dua golongan, masing-masing berupa konsentrat A high grade dan B low grade dengan kadar 20 – 30% (basah). Pada kapal isap adanya penambahan alat pencucian yang akan meningkatkan kadar dari bijih timah tersebut yaitu shakan.

konsentrat hasil pencucian jig akan dicuci pada shakan untuk menghasilkan konsentrat dengan kadar berkisar Sn 60 – 70%.

4.6. Sistem Kerja Pencucian Kapal Isap Produksi

Proses pencucian pada Kapal Isap Produksi adalah sebagai berikut:

1. Cutter memotong lapisan tanah yang mengandung pasir timah kemudian lapisan tanah yang terberai dihisap oleh pompa isap tanah.

2. Pompa isap tanah menghisap feed dan kemudian menyemprotkannya kedalam saring putar.

3. Saring putar yang berbentuk grizzly berfungsi sebagai alat pemisah

( sizing ), oversize saring putar keluar sebagai tailing melalui bandar tailing

(23)

4. Jig primer berfungsi sebagai alat pemisah dengan prinsip perbedaan berat jenis mineral. Oversize jig primer keluar sebagai tailing sedangkan undersize jig

primer dari semua kompartemen ( A,B,C,) dialirkan langsung ke jig clean up.

5. Jig clean up berfungsi sebagai alat pemisah dengan prinsip perbedaan berat jenis.

Oversize jig clean up keluar sebagai tailing, sedangkan undersize jig clean up kompartemen A dialirkan ke penampung konsentrat A Sn = 45-50 %

6. Konsentrat A diproses di shakan untuk menghasilkan konsentrat akhir dengan kadar Sn > 70 % yang dikemas dalam karung dan ditimbang dengan berat ± 50 kg/karung.

7. Undersize jig clean up kompartemen B dan C ditampung di penampung

konsentrat B dan C itu sendiri kemudian disirkulasi kembali ke kompartemen A

jig clean up.

8. Oversize dari shakan juga ditampung dan disirkulasi kembali ke kompartemen A

jig clean up. Konsentrat akhir yang dihasilkan harus mempunyai kadar Sn > 60

-70 %.

4.7. Hasil Produksi Yang di Dapatkan

Hasil produksi merupakan jumlah bijih timah atau cassiterite yang didapatkan tiap bulan dimana pada Kapal Isap Produksi Timah II ditargetkan perbulannya untuk menghasilkan 30 ton/bulan atau 600 kampil/50kg, sedangkan hasil yang dicapai pada Kapal Isap Produksi Timah II adalah ± 30 - 45 ton/bulan. Bijih timah yang telah di kumpulkan tiap empat hari, bijih timah tersebut diangkut oleh kapal penjangkaran untuk di bawa ke pusat pengolahan bijih timah unit

(24)

kundur untuk dileburkan menjadi timah balok ingot, tin ball, tin soldier, dan lain-lain.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penulisan laporan ini penulis menyimpulkan faktor-faktor yang

harus diperbaiki dalam pencucian bijih timah menggunakan alat pencucian pada Kapal Isap Produksi dalam pemisahan mineral berharga dengan mineral pengotor sehingga mendapatkan kadar sn ± 60-70 % adalah :

1. Setelan arus air yang tepat/sesuai, arus air tidak boleh terlalu deras karena apabila arus airnya terlalu deras maka bijih timah akan ikut terbuang bersama tailing. 2. Ukuran ruber screen yang digunakan adalah <10 mm karena apabila ukuran ruber

screen >10 mm maka mineral pyrite, kuarsa dan batuan akan mudah masuk

kedalam Jig Primer dan Jig Clean Up atau dapat disimpulkan semakin besar lubangnya, makin besar ruang antara batu-batu bed dan makin besar butir yang melaluinya. Jika lubang saringan kecil <10 mm, maka kecil juga material yang masuk seperti bijih timah sehingga konsentrat menjadi lebih bersih. Pada saat

final konsentrat melalu shakan Kadar sn yang didapatkan adalah 60-70%.

(25)

Dari hasil pengamatan dan pencarian data dilapangan bahwa penulis

memberi saran yaitu :

1. Pada KIP Timah II berat bijih timah perkaleng susu yang diambil adalah >1,2 kg/kaleng susu, sedangkan bijih timah yang berat 0,9 - 1,1 kg/kaleng susu di buang, saran saya ada baiknya bijih timah yang di buang tersebut diambil untuk diolah dan diambil mineral ikutannya.

2. Untuk menghindari off kerja karena kerusakan alat ada baiknya setiap satu minggu dua kali bagian perawatan melakukan pengecekan alat-alat penggalian dan pencucian KIP Timah II agar dapat mengetahui keausan dan kerusakan alat.

DAFTAR PUSTAKA

TAMBANG TIMAH PT.,STRATEGI PERUSAHAAN, 1995 – 2004 ; PT. TIMAH, Pangkalpinang 1994 (unpublished document).

Mirza Ibrahim Drs.; Sejarah dan Perkembangan Penambangan Timah di wilayah Kundur; PT. Tambang Timah (Persero) Tbk. Unit Penambangan Timah Kundur; Kundur 1990 (unpublished).

Badan Meteorologi dan Geofisika Kepulauan Riau 2010.

Tambang Timah PT.; Pedoman Teknik Kerja, Data-data, laporan-laporan, serta buku-buku yang diijinkan, PT. Tambang Timah.

Irwan Ir.; Pengolahan Bahan Galian, Pemisahan Bijih Timah Dengan Jig, mesh ruber screen; Universitas Bangka Belitung; Balunijuk 2012.

Referensi

Dokumen terkait

 After your computer receives the html, your browser interprets the html and displays the resulting web page (text/graphics/links etc)... Web Page

Berdasarkan nilai Eigen maka diketahui bahwa faktor yang paling penting untuk meningkatkan produksi dan mutu minyak nilam adalah kesinambungan bahan baku

Mengingat besarnya peran neuron KA di AP dalam mengontrol sistem respirasi dan kardiovaskular, proses muntah, dan keterkaitannya dengan kejadian SIDS, serta belum

bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 17 Tahun 2018 tentang

Analisis ragam menunjukan bahwa kombinasi perlakuan lama fermentasi susu dan prosentase penambaha ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera.L) berpengaruh tidak nyata

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Delapan jenis motif yang menjadi penanda kalimat motivasi dalam iklan teknologi, diantaranya motif kecanggihan, motif penawaran, motif

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK TENTANG KEWAJIBAN MELENGKAPI TEMPAT SAMPAH DI DALAM MOBIL SEBAGAI UPAYA TERWUJUDNYA CIVIC RESPONSIBILITY..

Keberadaan penderita asymtomatis ini memperbesar peluang penularan di tempat-tempat umum, karena penderita tidak merasa sakit sehingga mereka masih dapat melakukan aktifitas di