• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Bimbingan Konseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Bimbingan Konseling"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

114

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk

KEEFEKTIFAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN

BEHAVIORAL UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING,

PERILAKU AGRESIF

Sean Marta Efastri, Rustono, Mungin Eddy Wibowo

Prodi Bimbingan dan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel ________________ Sejarah Artikel: Diterima September 2015 Disetujui Oktober 2015 Dipublikasikan November 2015 ________________ Keywords: Bullying Behavior; Aggressive Behavior; Counseling Group; Behavioral Approach ____________________ Abstrak ___________________________________________________________________ Penelitian ini bertujuan 1) mendeskripsi profil perilaku bullying dan perilaku agresif siswa 2) menentukan keefektifan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral untuk mengurangi perilaku bullying siswa, 3) menentukan keefektifan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral untuk mengurangi perilaku agresif siswa, 4) menentukan keefektifan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral dalam mengurangi perilaku bullying dan perilaku agresif siswa Penelitian ini merupakan pra-eksperimen, single group pretes-postes design, pelaksanaan eksperimen dimulai dengan melakukan pretes dilanjutkan dengan pemberian eksperimen, dan diakhiri dengan postes. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 1 Ujung Batu Riau dengan jumlah sampel sebanyak 12 orang dan diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian yang diolah dengan menggunakan uji wilcoxon, uji deskriptif statistik. Profil bullying dapat dikemukakan bahwa terdapat 1 orang kategori perilaku bullying sangat tinggi, 3 orang sedang, dan 2 orang rendah, sedangkan profil agresif terdapat 2 orang kategori perilaku tinggi, 2 orang sedang, dan 2 orang kategori rendah. Konseling kelompok dengan pendekatan behavioral efektif untuk mengurangi perilaku bullying 30,33, perilaku agresif 20,33.

Abstract

___________________________________________________________________ The determine of 1) to describe the profile of bullying behavior and aggressive behavior of students, 2) to determine the effectiveness of counseling group with behavioral approach to reduce students’ bullying behavior, 3) to determine the effectiveness of counseling group with behavioral approach to reduce student’s aggressive behavior, 4) to determine the effectiveness of counseling group with behavioral approach to reduce bullying and aggressive behavior of students This research is a pra-experimental with the single group pretes-postes design, implementation begins with a pretes experiment continued with the experiment, and ending with psotes. The reasearch of this study are 12 students of eleventh grade of techniques motorcycles and light vehicles engineeringof SMK 1 Ujung Batu, Riau. The study uses research finding the researcher found that there were 1 student has strong high level in bullying behaviour, 3 were in average, and 2 were in low , also interm aggressive profil there were, 2 were in high level, 2 were in average level, 2 were in low categories. Nevertheless, after using the descriptive statistical test, it can be concluded that the counseling group with a behavioral approach is more effective in reducing bullying behavior that is 30,33, aggresive behavior that is 20,33.

© 2015 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi:

Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233 E-mail: sean_martaefastri@yahoo.com

(2)

115

PENDAHULUAN

Pendidikan tidak hanya sebatas untuk mengikuti dan menyesuaikan dengan perubahan sosial yang ada. Lebih dari itu, pendidikan juga dituntut untuk mampu mengantisipasi perubahan dalam menyiapkan generasi muda dalam mengarungi kehidupan pada masa yang akan datang. Membangun masyarakat yang bermoral merupakan tanggung jawab semua pihak. Hal ini merupakan tantangan yang luar biasa besarnya, sehingga di perlukan suatu kesadaran dari seluruh konsituen memperngaruhi kehidupan anak-anak.

Namun, realitasnya adalah masalah moral masih memiliki hambatan, seperti fenomena perilaku kekerasan. Kekerasan yang saat ini sedang terjadi menjadi bahan pembicaraan di setiap media massa maupun elektronik terutama adalah kekerasan yang dilakukan oleh para pelajar, salah satunya adalah perilaku bullying dan perilaku agresif. Praktik bullying ataupun kekerasan disekolah, merupakan salah satu dari isu-isu pendidikan yang tak kunjung reda penanganan masalahnya. Sekolah yang semestinya memberikan rasa aman dan nyaman bagi siswa untuk menimba ilmu serta membantu dalam pembentukan karakter pribadi yang positif ternyata menjadi tempat tumbuhnya praktik-praktik kekerasan atau yang biasa disebut dengan perilaku bullying. Kekerasan dalam pendidikan merupakan perilaku yang melampaui batas kode etik dan aturan dalam pendidikan, baik dalam bentuk fisik maupun pelecehan atas hak asasi orang.

Perilaku bullying ini telah terjadi sejak dulu, akan tetapi dalam istilah yang berbeda seperti intimidasi atau penindasan senior kepada junior. Dalam prosesnya, perilaku bullying merupakan suatu siklus yang kompleks. Riauskina (2005:15) mengemukakan bahwa perilaku bullying yang terjadi di lingkungan sekolah dapat berupa kontak fisik langsung seperti memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar,

juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain.

Perilaku moral lainnya yang menyimpang adalah perilaku agresif. Perilaku agresif berbentuk verbal dan non verbal (penggunaan kata-kata kasar, ejekan, tawuran, pemerasan, kebut-kebutan dijalan umum, merusak fasilitas umum, dan lain-lain) banyak dikonsumsi beritanya dari media masa maupun televisi. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk penanganan masalah perilaku bullying dan perilaku agresif ini adalah memberikan layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral. Konseling kelompok merupakan suatu perwujudan bahwa konseling pada hakikatnya diperuntukkan bagi semua siswa dan bertujuan membantu pencapaian perkembangan pribadi secara optimal (Wibowo 2005:241).

Dalam kaitannya tentang konseling kelompok, Sohrabi (2012) melakukan penelitian dengan judul Effectivenees Of Group Counselling With

Problem Solving Approach On Educational Self-Efficiacy Improving. Penelitian tentang efikasi diri

siswa melalui konseling kelompok dengan teknik pendekatan problem solving yang dilakukan pada 150 siswa perempuan sebuah sekolah menengah pertama di Atasbriz Iran. Hasil penelitian ini adalah konseling kelompok dengan teknik problem solving dapat meningkatkan efikasi diri siswa.

Behavioral/ behaviorisme adalah satu pandangan teoritis yang beranggapan, bahwa persoalan psikologi adalah tingkah laku, tanpa mengkaitkan konsepsi-konsepsi mengenai kesadaran dan mentalitas (Corey 2007:194). Aliran behaviorisme ini berkembang pada mulanya di Rusia kemudian diikuti perkembangannya di Amerika. Konseling behavioral adalah salah satu dari teori-teori konseling yang ada merupakan bentuk adaptasi dari aliran psikologi behavioristik, yang menekankan perhatiannya pada perilaku yang tampak.

(3)

116 Olweus (2004:25) mengemukakan bahwa

bullying adalah suatu tindakan mengandung unsur

kekerasan, agresi dan membahayakan, baik fisik, verbal, maupun psikologis, yang dilakukan secara berulang oleh orang yang mempunyai kekuatan terhadap orang lain yang lebih lemah, tindakan tersebut dilakukan untuk menunjukkan kekuatan yang dimilikinya sehingga orang lain menjadi takut dengan praktek bullying yang dilakukan sesorang tersebut.

Sebagian besar dari perilaku organisme sebagai respons terhadap stimulus eksternal. Pengertian tersebut dianut oleh para ahli yang berpandangan behavioristik, sedangkan bagi aliran kognitif memandang perilaku individu merupakan respons dari stimulus, namun dalam diri individu itu ada kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambilnya. Walgito (2003:13) mengemukakan bahwa perilaku atau aktivitas yang ada pada diri individu atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus internal.

Berdasarkan alasan-alasan itu, dipandang perlu untuk dilakukan penelitian keefektifan

konseling kelompok dengan pendekatan behavioral untuk mengurangi perilaku bullying dan perilaku agresif siswa SMK N 1 Ujung Batu Riau.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pra-eksperimen (Yusuf 2013:178). Pada penelitian ini tidak digunakan kelompok kontrol karena hanya memberikan perlakuan pada kelompok yang mengalami masalah. Purwanto (2013:110) mengemukakan bahwa single group pretes-postes

design, pelaksanaan eksperimen dimulai dengan

melakukan pretes dilanjutkan dengan pemberian eksperimen, dan diakhiri dengan postes.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 1 Ujung Batu Riau dengan jumlah sampel sebanyak 12 orang siswa kelas XI Teknik Sepeda Motor dan Teknik Kendaraan Ringan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian ini diperoleh dari skala perilaku bullying dan perilaku agresif siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Profil Bullying

No Interval Kategori Frekuensi %

1 > 162,53 Sangat Tinggi 1 16,67 2 150,18≤ X < 162,53 Tinggi 0 0 3 137,83 ≤ X < 150,18 Sedang 3 50 4 125,48≤ X < 137,83 Rendah 2 33,33 5 < 125,48 Sangat Rendah 0 0 TOTAL 6 100

(4)

117

Tabel 2. Profil Agresif

Grafik 2. Profil Agresif

Tabel 3. Perolehan Skor Pretes dan Postes Perilaku Bullying

No Kode Siswa Total Skor Pretes Total Skor Postes

1 S1 141 106 2 S2 130 129 3 S3 150 109 4 S4 163 120 5 S5 132 115 6 S6 148 103

Grafik 3. Gambar Perolehan Skor Total Pretes dan Postes Perilaku Bullying

No Interval Kategori Frekuensi %

1 > 86,90 Sangat Tinggi 0 0 2 82,19 ≤ X < 86,90 Tinggi 2 33,33 3 77,48 ≤ X < 82,19 Sedang 2 33,33 4 72,77 ≤ X < 77,48 Rendah 2 33,33 5 < 72,77 Sangat Rendah 0 0 TOTAL 6 100

(5)

118

Tabel 4. Perolehan Skor Pretes dan Postes Perilaku Agresif Siswa

No Kode Siswa Total Skor Pretes Total Skor Postes

1 S1 81 67 2 S2 84 61 3 S3 75 53 4 S4 84 60 5 S5 82 62 6 S6 73 54

Grafik 4. Gambar Perolehan Skor Total Pretes dan Postes Perilaku Agresif Siswa Tabel 5. Statistik Deskriptif Nilai Pretes dan Postes Perilaku Bullying

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Pretes 6 130 163 144.00

Postes 6 103 129 113.67

Valid N (listwise) 6

Tabel 6. Statistik Deskriptif Nilai Pretes dan Postes Perilaku Agresif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Pretes 6 73 84 79.83

Postes 6 53 67 59.50

Valid N (listwise) 6

Hasil penelitian profil bullying siswa SMK N 1 Ujung Batu Riau, diperoleh dari angket yang berjumlah 48 butir pernyataan dengan skor 1–4, sehingga diperoleh rentang skor ideal 48–192. Skor minimum sebesar 130, skor maksimum 163, rerata 144, median 144,50, modus 130; 132; 141; 148; 150; 163 dan standard deviasi 12,35.

Sementara itu, hasil penelitian profil agresif siswa SMK N 1 Ujung Batu Riau, diperoleh dari angket yang berjumlah 28 butir pernyataan

dengan skor 1–4, sehingga diperoleh rentang skor ideal 28–112. Skor minimum sebesar 73, skor maksimum 84, rerata 79,83, median 81,50, modus 84 dan standard deviasi 4,71.

Berdasarkan Grafik 3 dapat dikemukakan bahwa perilaku bullying pada semua siswa yang menjadi anggota kelompok mengalami penurunan (skor pretes lebih rendah dari skor postes). Ketercapaian hasil tersebut karena layanan konseling kelompok dengan pendekatan

(6)

119 behavioral dilaksanakan secara profesional sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan, walaupun terjadi beberapa hambatan saat kegiatan berlangsung.

Dari enam sasaran penelitian yang dilibatkan dalam perhitungan, mengalami penurunan dari pretes ke postes. Berdasarkan hasil tersebut dapat diartikan bahwa sasaran penelitian mengalami penurunan perilaku bullying setelah mendapatkan perlakuan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral.

Berdasarkan Grafik 4 dapat dikemukakan perilaku agresif, semua siswa yang menjadi anggota kelompok mengalami penurunan (skor pretes lebih rendah dari skor postes). Ketercapaian hasil tersebut karena layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral dilaksanakan secara profesional sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan, walaupun terjadi beberapa hambatan saat kegiatan berlangsung.

Atas dasar Tabel 5 dapat dinyatakan bahwa perbandingan rata-rata pretes dan postes responden setelah diberikan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral, mengalami penurunan sebesat 30,33.

Selanjutnya dilakukan analisis statistik deskriptif untuk menentukan nilai rata-rata pretes dan postes perilaku agresif. Hasil analisis tersebut dapat dikemukakan pada Tabel 6.

Melalui Tabel 6 dapat diutarakan bahwa perbandingan rata-rata pretes dan postes responden setelah diberikan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral, mengalami penurunan sebesat 20,33.

Berdasarkan hasil penelitian profil bullying terdapat satu orang siswa kategori perilaku bullying sangat tinggi, tiga orang siswa kategori sedang, dan dua orang siswa kategori rendah. ANN merupakan anak dengan kategori bullying tinggi, berdasarkan wawancara dengan Guru bimbingan konseling dan hasil dari konseling kelompok yang telah dilaksanakan ANN Banyak di antara remaja terpengaruh oleh perilaku bullying karena pernah

menyaksikan atau bergaul dengan para pelaku

bullying.

Melihat dari latar belakang keluarga ANN berdasarkan hasil konseling dengan ANN, ANN menceritakan orang tua ANN kurang memberikan kasih sayang dan perhatian karena orang tua sibuk kerja mendodos sawit, karena domisili ANN juga dalam perkebunan sawit daerah pinggiran Ujung Batu Riau. Pada dasarnya hal paling dasar dalam membentuk kepribadian seseorang adalah keluarga baik keluarga inti maupun keluarga besar, karena apabila seorang anak tetap melakukan bullying akibat pengaruh lingkungan diluar keluarga akan dapat ditekan tingkat bullying dan dapat ditanggulangi secara cepat apabila keluarga perhatian kepada perkembangan anak.

Sesuai dengan teori Sudarsono (2012:125) mengemukakan bahwa keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan dan di dalamnya anak mendapatkan pendidikan yang pertama kali. Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil, akan tetapi merupakan lingkaran paling kuat dalam membesarkan anak dan terutama bagi anak yang belum sekolah.

Faktor lain yaitu faktor lingkungan, yang dapat merubah perilaku sesorang berperan penting dalam kehidupan sehari hari, Pervin (2010:358) mengemukakan bahwa bagi behavioris, perilaku individu harus dijelaskan dengan cara yang sama persis. Seperti kekuatan alam/lingkungan menentukan lintasan batu tersebut, kekuatan alam/lingkungan menentukan kehidupan kita ketika memulai kontak dengan, dan dipengaruhi oleh, satu demi satu faktor lingkungan.

Hasil penelitian profil agresif terdapat dua orang siswa kategori perilaku tinggi, dua orang kategori sedang, dan dua orang kategori rendah. Dua orang anak kategori agresif tinggi, disebabkan oleh keterlibatan mereka dalam genk motor di daerah Ujung Batu, walaupun mereka menyatakan ikut-ikutan tetapi itu berdampak terhadap perilaku agresif mereka.

(7)

120 Agresi bermusuhan kadang-kadang dapat di kontrol, seperti ketika seseorang yang marah merencanakan balas dendam dari waktu ke waktu, sebaliknya agresi instrumental kadang-kadang bisa impulsif, ketika seseorang anak memukul anak lain untuk mendapatkan mainannya. Gross (2013:145) mengemukakan bahwa agresi selalu melibatkan perilaku, fiisk atau simbolik, yang dilakukan dengan maksud menyakiti orang lain.

SIMPULAN

Profil bullying terdapat satu orang siswa kategori perilaku bullying sangat tinggi, tiga orang siswa kategori sedang, dan dua orang siswa kategori rendah. Perbedaan skor evaluasi awal dan evaluasi akhir, ada pengurangan skor perilaku

bullying siswa sebelum dan sesudah diberi layanan

konseling kelompok dengan pendekatan behavioral sebesar 30,33.

Profil agresif terdapat dua orang siswa kategori perilaku tinggi, dua orang kategori sedang, dan dua orang kategori rendah. Perbedaan skor evaluasi awal dan evaluasi akhir, ada pengurangan skor perilaku agresif siswa sebelum dan sesudah diberi layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral sebesar 20,33.

Layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral efektif mengurangi perilaku

bullying dan agresif siswa di SMK N 1 Ujung Batu

Riau pada semua indikator. Simpulan ini didasarkan skor evaluasi awal dan evaluasi akhir, skor perilaku bullying dan perilaku agresif siswa sebelum dan sesudah diberi layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral sebesar 30,33 sedangkan penurunan perilaku agresif sebesar 20,33.

Saran yang dapat di kemukakan yaitu untuk penelitian selanjutnya disarankan melakukan

penelitian dengan pendekatan behavioral secara lengkap, karnea penelitian ini hanya menggunakan single group pretes-postes design, penelitian yang tidak menggunakan sama sekali penyamaan karakteristik (random) dan tidak ada pengontrolan variabel. Sehingga pendekatan behavioral ini dapat mengungkapkan masalah siswa yang berbeda, tidak hanya masalah bullying dan agresif saja.

DAFTAR PUSTAKA

Corey, G. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan

Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama. Gibson, R.L. dan Mitchell. 2011. Bimbingan dan

Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Diterjemahkan dari Introduction to Counseling

and Guidance. First publisher 2008 by Pearson

Prentice Hall. Pearson education, Inc, Upper Saddle River, New Jersey.

Gross, R. 2013. Psychology The Science Of Mind And

Behaviour.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Olweus, D. 2004. Bullying at School. Jakarta: Media. Pervin, L. 2012. Psikologi Kepribadian Teori dan

Penelitian. Kencana: Jakarta.

Riauskina. 2005. Gencet-Gencetan Dimata Siswa/Siswi Kelas I SMA,Kognitif Tentang Arti, Skenario dan Dampak Gencet-Gencetan. Jurnal

Psikologi Sosial. 12 (01). 1-13. Tersedia: http://www.word press.com.

Sudarsono. 2012. Kenakalan Remaja. Rineka Cipta: Jakarta.

Sohrabi. 2012. Effectiveness Of Group Counseling With

Problem Solving Approach On Educational Self-Efficay Improving. Procedia Social and Behavioral Sciences.

Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial, Suatu pengantar (Edisi

Revisi). Yogyakarta: CV.Andi Offset.

Wibowo. M.E. 2005. Konseling Perkembangan Paradigma

Baru dan Relevansinya di Indonesia. Semarang: UNNES PRESS.

Gambar

Tabel 1. Profil Bullying
Grafik 2. Profil Agresif
Tabel  4. Perolehan Skor Pretes dan Postes Perilaku Agresif Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Contoh batuan metamorf pneumatolitis kontak adalah kuarsa dengan gas borium berubah menjadi turmalin (sejenis permata). Pengetahuan tentang batuan beku, batuan sedimen, dan

Penanganan sampah dapat melibatkan seluruh komponen masyarakat, termasuk anak-anak. Melibatkan anak usia dini merupakan langkah awal yang baik untuk pembelajaran penanganan

Menurut Ferdiansyah (2015) Altman menghasilkan 3 model atau formula untuk mendeteksi potensi kebangkrutan sebuah perusahaan. Pada model yang pertama

Dalam menentukan arah kiblat dengan Qibla Laser maka dibutuhkan perhitungan seperti azmuth Matahari dan Bulan, akan tetapi langkah-langkah perhitungannya susah bagi

pada tahun1997 menyebutkan bahwa ada penurunan ekspresi HER-2/neu seiring dengan bertambahnya usia.Temuan klinis juga menunjukan adanya peningkatan frekuensi variasi

Jadi hipotesa yang mengatakan ada Hubungan Kemampuan Pemberian Stimulasi dengan Kemandirian Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) di RW 03 Kelurahan Tlogomas

bahwa Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cirebon sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten DT II Cirebon Nomor 13 Tahun 1993, perlu diubah dan disesuaikan

Terkait dengan masalah diatas, penulis tertarik untuk mendesain dan mempelajari pengaruh dari panjang perkuatan (L) dan spasi antara layer perkuatan (h) terhadap