BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Wilayah Kabupaten Sleman meliputi 17 kecamatan terdiri atas 86 desa sebagian besar berada pada kawasan rawan bencana baik yang berasal dari Gunung Merapi, gempa bumi, banjir lahar maupun oleh angin ribut. Kawasan rawan bencana Gunung Merapi meliputi 7 kecamatan, baik bahaya primer (erupsi Merapi) maupun sekunder (banjir lahar dingin).
Gunung Merapi adalah salah satu gunung api yang teraktif di dunia. Periode ulang aktivitas erupsi berkisar antara 2–7 tahun. Aktivitas erupsi gunung Merapi dengan ciri khas mengeluarkan lava pijar dan awan panas, tanpa membentuk kaldera (kawah).
Arah letusan Merapi selalu berubah-ubah. Sejak tahun 1961 arah letusan Merapi mengarah ke baratdaya menuju hulu Kali Batang dan Kali Senowo. Puncak letusan terjadi pada tanggal 8 Mei 1961 membuat bukaan kawah mengarah ke baratdaya dan memuntahkan material sebanyak 42,4 juta m3. Letusan selanjutnya terjadi pada tahun
1967, 1968 dan 1969 arah letusan ke hulu Batang, Bebeng dan Krasak dengan jarak luncur 9-12 km. Selanjutnya letusan tahun 1984 terjadi tanggal 15 Juni 1984 yang disertai awan panas mengarah ke hulu Sungai Blongkeng, Putih, batang dan krasak. Material yang dimuntahkan sebesar 4,5 juta m3. Letusan terjadi kembali pada tahun 1986, 1992, 1994, 1997, 2001, dan 2005.
Rencana kontijensi Kab Sleman 2009
Letusan 1994 mengarah menuju ke hulu Kali Krasak, Bebeng dan Boyong dengan jarak luncur mencapai 5 km di hulu Kali Boyong. Erupsi Merapi yang disertai luncuran awan panas menelan korban manusia sebanyak 63 orang di Dsn Turgo Desa Purwobinangun Pakem, memporakporandakan harta benda masyarakat, fasilitas dan sarana serta prasarana umum, kawasan wisata, hutan lindung dan beban psikologis masyarakat yang masih dirasakan sampai sekarang.
Sementara itu sejak aktivitas erupsi Merapi tahun 2006 bukaan kawah berubah ke arah tenggara dan timur, sehingga arah aliran lahar panas dan awan panas menuju ke hulu Kali Gendol dan Opak di wilayah Sleman serta Kali Woro di wilayah Klaten. Setelah runtuhnya “geger boyo” pasca erupsi 14 Juni 2006 yang selama ini berfungsi menahan aliran lahar panas maka ancaman bahaya luncuran lahar panas yang disertai awan panas menuju hulu Kali Gendol dan Kali Opak semakin besar, apalagi alur sungai Kali Gendol pada radius 6 km dari puncak sebagian besar sudah terisi endapan lahar panas
Peristiwa tersebut menjadi pelajaran Pemerintah Kabupaten Sleman untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat yang lebih baik dengan menyusun kebijakan dalam mitigasi bencana. Kesiagaan bencana Pemerintah Kabupaten terhadap adanya ancaman bahaya Erupsi Gunung Merapi menjadi salah satu kerangka dasar penanggulangan bencana.
Kerangka dasar penanggulangan bencana dengan paradigma pengurangan resiko bencana menjadi salah satu dasar penyusunan dokumen perencanaan kontijensi yang dapat digunakan sebagai
Rencana kontijensi Kab Sleman 2009
pedoman pada saat darurat bencana bagi semua pelaku penanggulangan bencana.
Dengan demikian pada saat tanggap darurat bencana semua sumber daya yang ada di Kabupaten Sleman dapat dimobilisasi untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat yang terkena dampak bencana.
B. PENGERTIAN RENCANA KONTIJENSI
Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. Rencana
Kontinjens adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana
yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu tersebut. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi.
Rencana kontinjensi lahir dari proses perencanaan kontinjensi. Proses perencanaan tersebut melibatkan sekelompok orang atau organisasi yang bekerjasama secara berkelanjutan untuk merumuskan dan mensepakati tujuan-tujuan bersama, mendefinisikan tanggung jawab dan tindakan-tindakan yang harus diambil oleh masing-masing pihak. Rencana kontijensi disusun dalam tingkat yang dibutuhkan.
Perencanaan kontinjensi merupakan pra-syarat bagi tanggap darurat yang cepat dan efektif. Tanpa perencanaan kontinjensi sebelumnya, banyak waktu akan terbuang dalam beberapa hari pertama menanggapi keadaan darurat tersebut. Perencanaan kontinjensi akan
Rencana kontijensi Kab Sleman 2009
membangun kapasitas sebuah organisasi dan harus menjadi dasar bagi rencana operasi dan tanggap darurat.
C. TUJUAN
Dokumen rencana kontijensi ini disusun bertujuan sebagai pedoman penanganan bencana letusan G. Merapi pada saat tanggap darurat bencana yang cepat dan efektif serta sebagai dasar memobilisasi sumber daya para pemangku kepentingan (stake holder) yang mengambil peran dalam penyusunan kontijensi plan.
D. SIFAT RENCANA KONTIJENSI
Dokumen rencana kontijensi letusan G Merapi bersifat : 1. Partisipatif, disusun oleh multi sektor dan multi pihak 2. Dinamis dan selalu terbarukan
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup cakupan luasan ancaman Erupsi Gunung Merapi dalam rencana kontijensi ini dibatasi oleh batas administrasi di wilayah Kabupaten Sleman yang meliputi 3 kecamatan (Cangkringan, Pakem , Turi), 7 Desa dan 23 Dusun.
F. TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA KONTIJENSI
Kegiatan penyusunan rencana kontijensi ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Penyamaan persepsi terhadap semua pelaku penanggulangan bencana Merapi tentang pentingnya kontingensi plan.
Rencana kontijensi Kab Sleman 2009
2. Pengumpulan data dan updating
3. Pengumpulan data dilakukan pada semua sektor penanganan bencana dan lintas administratif.
4. Verfikasi data
5. Analisa data sumberdaya yang ada dibandingkan proyeksi kebutuhan penanganan bencana saat tanggap darurat.
6. Penyusunan rancangan awal kontinjensi plan.
7. Penyusunan naskah akademis, pembahasan dan perumusan dokumen kontingensi plan yang disepakati.
8. Publik hearing/konsultasi public hasil rumusan kontingensi plan. 9. Penyebaran/disemenasi dokumen kontigensi plan kepada semua
pelaku penanggulangan bencana (multi stake holder).
G. Aktivasi Rencana Kontijensi
Aktivasi rencana kontijensi dilaksanakan setelah terdapat tanda-tanda peringatan dini akan datangnya ancaman G. Merapi dari hasil kajian lembaga teknis ”BPPTK” Yogyakarta pada saat status aktivitas Merapi”SIAGA”.
Rencana kontijensi Kab Sleman 2009
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Karakteristik Wilayah
Secara geografis wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 107°15'03” sampai dengan 100°29'30” BT dan 7°34'51” LS. Di sebelah utara, berbatasan dengan Kabupaten Magelang, di sebelah timur berbatasan dengan dengan Kabupaten Klaten, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta. Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 574,82 km2 atau
sekitar 18% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang seluas 3.185,80 km2. % a % a % a % a % a % a % a % a % a % a % a % a % a % a % a % a % a % [ # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # # KECAMATAN TURI KECAMATAN MLATI KECAMATAN PAKEM KECAMATAN DEPOK KECAMATAN TEMPEL KECAMATAN GODEAN KECAMATAN SLEMAN KECAMATAN BERBAH KECAMATAN MINGGIR KECAMATAN MOYUDAN
KECAMATAN SEYEGAN KECAMATAN NGAGLIK
KECAMATAN GAMPING KECAMATAN KALASAN KECAMATAN NGEMPLAK KECAMATAN PRAMBANAN KECAMATAN CANGKRINGAN DESA TRIDADI DESA MADUREJO DESA TRIMULYO DESA TRIHARJO DESA MOROREJO DESA SIDOREJO DESA TLOGOADI DESA TIRTOADI DESA SIDOARUM DESA SIDOMOYO DESA SINDUADI DESA WONOKERTO DESA GIRIKERTO DESA KEPUHARJO DESA ARGOMULYO DESA BOKOHARJO DESA SAMBIREJO DESA JOGOTIRTO DESA KALITIRTO DESA SUKOHARJO DESA WUKIRSARI DESA DONOKERTO DESA MARGOREJO DESA DONOHARJO DESA BANYUREJO DESA SIDOLUHUR DESA MARGODADI DESA SUMBERADI DESA SIDOAGUNG DESA SIDOMULYO DESA BALECATUR DESA NOGOTIRTO DESA SIDOKARTO DESA TRIHANGGO DESA SARIHARJO DESA UMBULHARJO DESA GLAGAHARJO DESA SINDUHARJO DESA TEGALTIRTO DESA GAYAMHARJO DESA WUKIRHARJO DESA CATURHARJO DESA PONDOKREJO DESA SUMBERREJO DESA TAMBAKREJO DESA SUMBERARUM DESA SUMBERSARI DESA MARGOMULYO DESA MARGOLUWIH DESA BANYURADEN DESA SENDANGADI DESA MARGOAGUNG DESA MARGOKATON DESA BIMOMARTANI DESA MINOMARTANI DESA MAGUWOHARJO DESA TITOMARTANI DESA SUMBERHARJO DESA WEDOMARTANI DESA SELOMARTANI DESA MERDIKOREJO DESA BANGUNKERTO DESA LUMBUNGREJO DESA SENDANGSARI DESA SENDANGARUM DESA SUMBERAGUNG DESA SENDANGREJO DESA SINDUMARTANI DESA UMBULMARTANI DESA SARDONOHARJO DESA CONDONGCATUR DESA CATURTUNGGAL DESA SENDANGTIRTO DESA PURWOMARTANI DESA TAMANMARTANI DESA PANDOWOHARJO DESA SENDANGAGUNG DESA SENDANGMULYO DESA SUMBERRAHAYU DESA HARGOBINANGUN DESA PURWOBINANGUN DESA WIDODOMARTANI DESA PAKEMBINANGUN DESA HARJOBINANGUN DESA CANDIBINANGUN
DESA AMBARKETAW ANG
LEGENDA : % a Ibukota Kecamatan % [ Ibukota Kabupaten Batas Kecamatan Batas Propinsi Batas Kabupaten
Jalan Arteri satu jalur, dua jalur atau lebih Jalan Kereta Api
Jalan Kolektor dan tonggak kilometer
U Skala 1 : 100.000 Proyeksi : Transverse Mercator Sistem Grid : Grid Universal Transverse Mercator
Zone : 49 South Equator 1 0 1 2 Km 414000 414000 423000 423000 432000 432000 441000 441000 450000 450000 91 35 00 0 9135 00 0 91 44 00 0 9 14 40 0 0 9 15 30 0 0 91 53 0 00 91 62 00 0 9 16 2 00 0 KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KODYA YOGYAKARTA Kemiringan lereng 0 - 2 % Kemiringan lereng 2 - 8 % Kemiringan lereng 8 - 15 % Kemiringan lereng 15 - 25 % Kemiringan lereng 25 - 40 % Kemiringan lereng > 40 %
Gambar 1. Wilayah Kabupaten Sleman
Rencana kontijensi Kab Sleman 2009
Topografi Kabupaten Sleman keadaan tanahnya di bagian selatan relatif datar kecuali daerah perbukitan di bagian tenggara dan sebagian bagian barat daya. Semakin ke utara relatif miring dan di bagian utara terdapat Gunung Merapi dengan lereng relatif terjal. Ketinggian Kabupaten Sleman berkisar antara ±100 meter sampai dengan ±2.500 meter di atas permukaan laut
Wilayah Sleman terdiri atas 17 kecamatan, 86 desa. Sebanyak 4 kecamatan masuk kawasan rawan bencana Erupsi Gunung Merapi, yaitu Pakem, Cangkringan, Turi, dan Tempel, dan untuk kawasan rawan bencana banjir lahar dingin selain 4 kecamatan tersebut ditambah kec.Ngaglik, Ngemplak, dan Kalasan.
Gambar 2. Luncuran Awan Panas di kawasan Kalidem ( radius 7 km dari puncak), Dinas P3BA , 2006
Rencana kontijensi Kab Sleman 2009
Arah erupsi Gunung Merapi tahun 2006 sebagian besar menuju ke selatan dan tenggara dikawasan Kabupaten Sleman, sebagian mengarah ke barat daya kawasan Magelang, arah timur di kawasan Klaten dan arah utara di kawasan Boyolali. Erupsi Merapi tahun 2006 puncaknya terjadi pada tanggal 14 Juni 2006 dengan jarak luncur 7 km kearah alur kali Gendol dan kali Opak dan memimbulkan korban jiwa 2 orang,.
Aliran lahar panas (piroklastik) hasil erupsi Merapi memiliki perilaku yang unik, yaitu tidak selalu mengikuti alur sungai sebagaimana aliran biasa, tetapi pergerakan material lahar panas erupsi Merapi yang menuju ke arah Kali Gendol keluar dari alur sungai. Sebenarnya palung kali Gendol masih mampu menampung material aliran lahar panas meskipun demikian akibat fenomena aliran material, kawasan Wisata Kaliadem dan Bunker Kaliadem yang selama ini dianggap aman, ternyata tertimbun material lahar panas yang
cukup besar diperkirakan mencapai volume 240.000 m3.
Manajemen erupsi Gunung Merapi dipandang sebagai sistem paling baku dibanding manajemen bencana yang lain karena karakteristik letusannya sebagian besar dapat diprediksi oleh kerapatan jaringan alat pengukur, program-program pra bencana yang sudah berjalan, sarana prasarana penanggulangan bencana yang memadai. Pertimbangan tersebut membuat erupsi gunung merapi dapat dibuat rencana kontijensi.
Rencana kontijensi Kab Sleman 2009
Rencana kontijensi Kab Sleman 2009
Gambar 3. Kawasan Wisata Kaliadem sebelum erupsi Gunung Merapi 2006
Gambar 4. Kawasan Wisata Kaliadem setelah erupsi Gunung merapi 2006
B. Kawasan Rawan Bencana (KRB)
Kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Merapi berdasarkan Sistim Informasi Penanggulangan Bencana (SIPBA) Kabupaten Sleman yang telah disusun oleh Dinas P3BA bersama Pusat Studi Bencana UGM pada tahun
Rencana kontijensi Kab Sleman 2009
2004 dikelompokkan menjadi KRB III, KRB II dan KRB I, sebagaimana digambarkan Gambar 5.
B.1. Kawasan Rawan Bencana (KRB) - III
Kawasan rawan bencana III adalah kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava pijar (guguran/lontaran material pijar), gas beracun, meliputi tiga wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Cangkringan, Kecamatan Pakem dan Kecamatan Turi. Desa dan dusun wilayah Kecamatan Cangkringan yang termasuk KRB III yaitu Desa Glagaharjo meliputi dusun Kali Tengah Lor dan Kali Tengah Kidul, Desa Kepuharjo meliputi Dusun Kaliadem sedangkan Desa Umbulharjo meliputi Dusun Pelemsari/Kinahrejo, dan Pangukrejo. Sedangkan Kecamatan Pakem meliputi Desa
Purwobinangun yaitu Dusun Turgo dan Desa Hargobinangun meliputi satu
dusun yaitu Kaliurang Barat. Kecamatan Turi meliputi Desa Girikerto tepatnya di dusun Tritis/Ngandong dan Desa Wonokerto di dusun Tunggularum.
B.2. Kawasan Rawan Bencana (KRB)- II
Kawasan rawan bencana II yang berpotensi terlanda aliran awan panas, gas racun, guguran batu (pijar) dan aliran lahar, terdiri atas 7 wilayah desa di 3 kecamatan. KRB II di Kecamatan Cangkringan meliputi Desa
Glagaharjo (Dusun Srunen, Singlar,Ngancar, Besalen), Desa Kepuharjo
(Dusun Jambu, Petung, Kopeng, Batur, Pagerjurang, Kepuh, Manggong),
Desa Umbulharjo (Dusun Gondang, Gambretan, Balong, Plosorejo,
Karanggeneng, Plosokerep,Pentingsari)
Rencana kontijensi Kab Sleman 2009
Gambar 5. Peta rawan bahaya Erupsi Gunung Merapi
Wilayah desa dan dusun KRB II di Kecamatan Pakem meliputi Desa
Hargobinangun (Dusun Kaliurang Barat & Timur, Ngipiksari, Boyong), Desa Purwobinangun (Dusun Ngepring, Kemiri, Jamblangan, Glondong).
Desa dan dusun pada KRB II di Kecamatan Turi meliputi Desa Girikerto (Dusun Nganggring, Keloposawit, Kemirikebo, Sokorejo), Desa Wonokerto (Dusun Gondoarum, Sempu, Ledoklempong, Manggungsari).
B.3. Kawasan Rawan Bencana (KRB) I
Kawasan rawan bencana I adalah kawasan yang rawan terhadap lahar/banjir dan kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas, meliputi : Sepanjang aliran sungai Gendol dan Opak, sungai Boyong disebelah hilir disebut sungai Code, sungai Krasak dan Sungai Kuning.
C. MITIGASI PENANGGULANGAN BENCANA ALAM
Sistem penanggulangan bencana alam di Sleman memadukan mitigasi (penjinakan) fisik dan mitigasi non fisik. Mitigasi fisik adalah pengurangan
Rencana kontijensi Kab Sleman 2009
resiko bencana dengan struktur bangunan tertentu yang dapat melindungi masyarakat dari ancaman bahaya alam. Pada umumnya mitigasi fisik berupa struktur pelindung kawasan pemukiman, struktur penahan di alur sungai, maupun perangkat early warning sistem.
Mitigasi non fisik adalah upaya peningkatan kapasitas lembaga dan masyarakat agar memiliki sumber daya lebih sehingga selalu siap siaga dan waspada terhadap kejadian bencana alam. Pada umumnya mitigasi non fisik dilakukan dalam bentuk pelatihan-pelatihan, pembuatan dokumen kebencanaan.
C.1. Mitigasi Fisik
Penanggulangan bencana alam, diupayakan dengan mitigasi fisik berupa bangunan teknis, dengan harapan dapat menurunkan resiko kerugian akibat kejadian bencana. Sarana prasarana penanggulangan bencana alam yang dikelola oleh Dinas P3BA Sleman disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Mitigasi fisik penanggulangan bencana di Kabupaten Sleman
No Sarana/Prasarana Jumlah Satuan Lokasi
1 Bunker 2 Buah Tunggularum, Kaliurang
2 Barak Pengungsian 17 Buah
Kec. Tempel, Ngaglik,Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak
3 Jalan Evakuasi 117,3 Km Kec. Cangkringan, Pakem, Turi,
Ngemplak,Kalasan, Tempel 4 EWS Awan panas 3 Unit sirine 1 Master control (pakem), Wara-Gumuk Bol, Kinahrejo
5 EWS bajir lahar dingin 7 Unit sirine
1 Master control (Pakem), Kaliadem, Manggong, Bronggang, Jambon, Turgo, Kalireso, Kemiri
Sumber: Dinas P3BA, 2008
Rencana kontijensi Kab Sleman 2009
C.2. Mitigasi Non fisik
Upaya penanggulangan bencana yang sudah dilakukan melalui mitigasi fisik, tidak akan berhasil baik tanpa diimbangi oleh mitigasi non fisik. Dinas P3BA membuat program mitigasi non fisik untuk penanganan bencana alam seperti tersebut pada Tabel 2.
Tabel 2. Mitigasi non fisik penanggulangan bencana di Kabupaten Sleman
no mitigasi non Program fisik
Volume Lokasi Hasil
1 Sosialisasi 20 pertemuan /tahun kecamatan kawasan rawan bencana
Pengetahuan masy. Tentang bencana semakin terbuka
2 Gladi Lapang 1 gladi
/tahun kecamatan kawasan rawan bencana Meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan
3 Pelatihan SAR 1 latihan
/tahun kecamatan kawasan rawan bencana Meningkatkan kemampuan assessor, evakuator dalam menolong masy. Rawan bencana 4 Dokumen Perencanaan Penanganan Bencana 1 dokumen
/tahun Dinas P3BA Hazard Map, Protap, Renop
5 Pelatihan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana alam 2 kelas/tahun Dinas P3BA
Pengetahuan masy. tentang
bencana semakin
komprehensif dan dapat mentransfer ilmu kepada orang lain.
Sumber : Dinas P3BA, 2008
Rencana kontijensi Kab Sleman 2009
BAB III SIMULASI
1. SKENARIO KEJADIAN
Kabupaten Sleman menetapkan beberapa kawasan rawan bencana yaitu KRB III, KRB II, dan KRB I, tetapi pada rencana kontijensi ini kawasan yang akan dijadikan simulasi adalah kawasan yang terancam awan panas dengan skenario luncuran awan panas sejauh 12 km di alur sungai Gendol, dan 7 – 8 km untuk alur sungai Kuning, Boyong, Bedog, dan Krasak.
Kawasan yang diskenariokan pada simulasi rencana kontijensi pada dokumen ini meliputi 3 Kecamatan, 7 desa dan 23 dusun, adapun perinciannya disajikan pada Tabel 3 berikut dibawah ini.
Tabel 3. Kawasan terancam awan panas berdasarkan skenario
Radius Kecamatan Desa Dusun
1 12 km di alur Sungai Gendol Cangkringan Glagaharjo Kalitengah Lor Kalitengah Kidul Singlar Srunen Kepuharjo Kaliadem Petung Manggong Kopeng Jambu Batur Kepuh Umbulharjo Pelemsari Pangukrejo 2 7-8 km Sungai Boyong dan Kuning Pakem Hargobinangun Kaliurang Barat Boyong Kaliurang Timur Ngipiksari Purwobinangun Turgo Kemiri Ngepring 3 7-8 km Sungai Bedog Turi Wonokerto Tunggularum Girikerto Ngandong/Tritis Kemirikebo
Pada skenario kejadian ini disimulasikan kemungkinan bencana erupsi Gunung Merapi berdasarkan letusan tahun 1961. Masa pengungsian yang dimulai oleh status siaga sampai dengan puncak erupsi dan kembali pada status waspada terjadi selama 4 bulan.
Sebagai dampak dari bencana Erupsi Gunung Merapi kerusakan yang ditimbulkan adalah timbulnya pengungsian penduduk kawasan rawan bencana yang diskenariokan adalah 12.660 orang selama 4 bulan.
Skenario kejadian tersebut juga didasari analisa resiko letusan oleh BPPTK-Vulkanologi yang memperkirakan kejadian awan panas jika bukaan kawah mengarah ke selatan, seperti peta di bawah ini.
Gambar 6. Peta Prakiraan arah letusan G. Merapi (BPPTK, 2006)
2. SIMULASI KEJADIAN
Skenario yang ditetapkan menjadi awal gambaran untuk membuat simulasi kejadian. Pada dasarnya simulasi dapat ditentukan mulai dari tingkat minimal, medium, sampai dengan tingkat maksimal. Pemkab Sleman membuat rencana kontijensi ini dengan kerangka kebijakan maksimal.
Berdasarkan skenario yang ditetapkan, kerusakan dan kerugian yang diperkirakan terjadi akan berdampak pada:
a.
Penduduk
Dari hasil skenario diatas diperkirakan gambaran kondisi penduduk saat terjadi erupsi Gunung merapi terjadi gelombang pengungsian yang fluktuatif setiap harinya selama 4 bulan. Berdasarkan pengalaman tahun 2006 bahwa kisaran pengungsi yang berada di barak adalah 30% yang kebanyakan terdiri dari lansia, ibu-ibu, anak-anak dan difabel. Kebanyakan laki-laki dewasa tetap melakukan aktifitas mencari nafkah dan melakukan pengamanan di kampungnya, tetapi pada tabel perkiraan dampak, disepakati bahwa penduduk di 23 dusun (tabel 3) 100% menjadi pengungsi. Gambaran data penduduk pada kawasan terancam awan panas dan perkiraan dampak letusan Gunung Merapi pada penduduk tersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Data penduduk di kawasan rawan awan panas letusan Gunung Merapi
Rencana kontijensi Sleman, 2009 1
NO KEC DESA DUSUN
JIWA KELOMPOK RENTAN
JU ML A H K E R E N T A N A N POTENSI JU ML A H P O T E N S I
KK PRIA WANITA JML BUMIL BAYI BALITA ANAK-ANAK LANSIA DIFABEL DEWASA
USIA 13-16 TH/SMP L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML 1 C A N G K R IN G A N G LA G A H A R JO KALITENGAH LOR 158 266 229 495 0 1 3 4 13 22 35 26 30 56 26 20 46 0 2 2 143 194 147 341 6 5 11 352 KALITENGAH KIDUL 96 156 163 319 7 5 4 9 8 6 14 16 18 34 7 11 18 5 1 6 81 110 120 230 5 3 8 238 SINGLAR 101 158 140 298 1 3 0 3 9 8 17 17 14 31 29 33 62 1 2 3 117 85 70 155 14 12 26 181 SRUNEN 105 154 149 303 0 0 1 1 7 8 15 29 10 39 16 21 37 2 1 3 95 90 96 186 10 12 22 208 JUMLAH 460 734 681 1415 8 9 8 17 37 44 81 88 72 160 78 85 163 8 6 14 436 479 433 912 35 32 67 979 2 K E P U H A R JO KALIADEM 133 220 226 446 0 5 2 7 22 14 36 30 29 59 22 36 58 2 1 3 163 129 136 265 10 8 18 283 PETUNG 105 160 176 336 0 5 0 5 17 6 23 20 25 45 26 38 64 1 2 3 140 82 97 179 9 8 17 196 MANGGONG 80 123 137 260 0 6 6 12 10 4 14 17 15 32 8 14 22 3 2 5 85 75 90 165 4 6 10 175 KOPENG 123 191 208 399 4 2 6 8 12 10 22 22 22 44 16 30 46 2 1 3 127 131 125 256 6 10 16 272 JAMBU 103 163 159 322 0 0 1 1 11 11 22 21 19 40 17 21 38 0 1 1 102 107 98 205 7 8 15 220 BATUR 130 245 259 504 5 9 1 10 23 15 38 23 25 48 22 30 52 1 1 2 155 139 159 298 28 23 51 349 KEPUH 122 272 306 578 0 1 4 5 9 11 20 16 11 27 38 52 90 2 3 5 147 197 211 408 9 14 23 431 JUMLAH 796 1154 1245 2399 9 23 18 41 82 57 139 119 11 7 236 12 7 18 5 312 9 10 19 756 731 780 1511 63 69 132 1643 3 U MB U LH A R JO PELEMSARI 80 108 125 233 0 2 1 3 11 9 20 16 17 33 19 35 54 1 0 1 111 55 60 115 4 3 7 122 PANGUKREJO 166 304 275 579 0 9 6 15 19 16 35 25 43 68 22 37 59 1 2 3 180 215 164 379 13 7 20 399 JUMLAH 246 412 400 812 0 11 7 18 30 25 55 41 60 101 41 72 113 2 2 4 291 270 224 494 17 10 27 521 JUMLAH (CANGKRINGAN) 1502 2300 2326 4626 17 43 33 76 149 12 6 275 248 24 9 497 24 6 34 2 588 19 18 37 1483 1480 1437 2917 11 5 11 1 226 3143 4 P A K E M H A R G O B IN A N G U N KALIURANG BARAT 305 545 567 1112 2 4 2 6 42 45 87 59 73 132 60 62 122 6 1 7 356 353 360 713 21 22 43 756 BOYONG 248 439 428 867 5 6 3 9 23 34 57 61 41 102 45 28 73 8 2 10 256 279 301 580 17 14 31 611 KALIURANG TIMUR 299 532 551 1083 2 3 2 5 40 41 81 59 73 132 55 59 114 6 1 7 341 348 351 699 21 22 43 742 NGIPIKSARI 285 396 454 850 7 11 14 25 17 20 37 77 78 155 57 40 97 3 4 7 328 144 201 345 87 90 177 522 JUMLAH 1137 1912 2000 3912 16 24 21 45 122 14 0 262 256 26 5 521 21 7 18 9 406 23 8 31 1281 1124 1213 2337 14 6 14 8 294 2631 5 P U R W O B IN A N G U N TURGO 242 346 384 730 0 2 4 6 28 26 54 38 32 70 15 57 72 4 0 4 206 245 255 500 14 10 24 524 KEMIRI 175 286 300 586 3 4 6 10 15 21 36 41 44 85 25 35 60 4 6 10 204 193 174 367 4 11 15 382 NGEPRING 254 439 455 894 0 4 5 9 35 41 76 47 32 79 72 91 163 5 3 8 335 266 271 537 10 12 22 559 JUMLAH 671 1071 1139 2210 3 10 15 25 78 88 166 126 10 8 234 11 2 18 3 295 13 9 22 745 704 700 1404 28 33 61 1465 JUMLAH (PAKEM) 1808 2983 3139 6122 19 34 36 70 200 22 8 428 382 373 755 329 372 701 36 17 53 2026 1828 1913 3741 174 181 355 4096 6 T U R I G IR IK E R T O NGANDONG/Tritis 184 457 367 824 3 8 11 19 22 17 39 47 60 107 34 41 75 4 5 9 252 331 222 553 11 8 19 572 KEMIRIKEBO 177 281 264 545 0 10 5 15 25 20 45 46 42 88 12 17 29 0 0 0 177 179 166 345 9 14 23 368 JUMLAH 361 738 631 1369 3 18 16 34 47 37 84 93 10 2 195 46 58 104 4 5 9 429 510 388 898 20 22 42 940 7 W O N O K E R T O TUNGGULARUM 161 265 278 543 4 6 4 10 20 18 38 39 46 85 44 24 68 1 0 1 206 139 170 309 16 12 28 337 JUMLAH 161 265 278 543 4 6 4 10 20 18 38 39 46 85 44 24 68 1 0 1 206 139 170 309 16 12 28 337 JUMLAH (TURI) 522 1003 909 1912 7 24 20 44 67 55 122 132 14 8 280 90 82 172 5 5 10 635 649 558 1207 36 34 70 1277
JUMLAH PENDUDUK terancam awan panas 3832 6286 6374 1266 43 101 89 190 416 40
9 825 762 77 0 1532 66 5 79 6 1461 60 40 100 4144 3957 3908 7865 32 5 32 6 651 8516
Rencana kontijensi Sleman, 2009 1 TABEL PERKIRAAN DAMPAK LETUSAN GUNUNG MERAPI TERHADAP PENDUDUK
JIWA KELOMPOK RENTAN
JU M L A H K E L P R E N T A N POTENSI JU M L A H P O T E N S I
KK PRIA WANITA JML BUMIL BAYI BALITA ANAK-ANAK LANSIA DIFABEL DEWASA
USIA 13-16 TH/SMP L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM AWAN
PANAS – PAKEM 1808 2983 3139 6122 19 34 36 70 200 228 428 382 373 755 329 372 701 36 17 53 2026 1828 1913 3741 174 181 355 4096
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM AWAN
PANAS – CANGKRINGAN 1502 2300 2326 4626 17 43 33 76 149 126 275 248 249 497 246 342 588 19 18 37 1483 1480 1437 2917 115 111 226 3143
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM AWAN
PANAS – TURI 522 1003 909 1912 7 24 20 44 67 55 122 132 148 280 90 82 172 5 5 10 635 649 558 1207 36 34 70 1277
JUMLAH PENDUDUK terancam awan panas 3832 6286 6374 12660 43 101 89 190 416 409 825 762 770 1532 665 796 1461 60 40 100 4144 3957 3908 7865 325 326 651 8516
% MENINGGAL 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL – PAKEM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL –
CANGKRINGAN 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL - TURI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH PENDUDUK MENINGGAL 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
% SAKIT (ISPA, DIARE, SAKIT MATA) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
JUMLAH PENDUDUK SAKIT – PAKEM 181 298 314 612 2 3 4 7 20 23 43 38 37 76 33 37 70 4 2 5 203 183 191 374 17 18 36 410
JUMLAH PENDUDUK SAKIT –
CANGKRINGAN 150 230 233 463 2 4 3 8 15 13 28 25 25 50 25 34 59 2 2 4 148 148 144 292 12 11 23 314
JUMLAH PENDUDUK SAKIT – TURI 52 100 91 191 1 2 2 4 7 6 12 13 15 28 9 8 17 1 1 1 64 65 56 121 4 3 7 128
JUMLAH PENDUDUK SAKIT 383 629 637 1266 4 10 9 19 42 41 83 76 77 153 67 80 146 6 4 10 414 396 391 787 33 33 65 852
%MENGUNGSI 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
JUMLAH PENDUDUK MENGUNGSI –
PAKEM 1808 2983 3139 6122 19 34 36 70 200 228 428 382 373 755 329 372 701 36 17 53 2026 1828 1913 3741 174 181 355 4096
JUMLAH PENDUDUK MENGUNGSI –
CANGKRINGAN 1502 2300 2326 4626 17 43 33 76 149 126 275 248 249 497 246 342 588 19 18 37 1483 1480 1437 2917 115 111 226 3143
JUMLAH PENDUDUK MENGUNGSI – TURI 522 1003 909 1912 7 24 20 44 67 55 122 132 148 280 90 82 172 5 5 10 635 649 558 1207 36 34 70 1277
b. Sarana dan Prasarana
Bencana Erupsi Gunung Merapi diperkirakan juga akan mengancan fasilitas atau prasarana serta aset yang berada di wilayah kawasan rawan bahaya
c. Ekonomi
Dari sektor ekonomi diperkirakan bencana erupsi Gunung merapi yang terjadi selama 2 bulan akan mempunyai dampak berupa :
KERUSAKAN KEGIATAN EKONOMI KELUMPUHAN
Kecamatan pakem 2 Kegiatan perekonomian
(Tlogoputri &Kaliurang)
2 bulan
Kecamatan turi 1 kegiatan ekonomi masy.
(desa wisata)
2bulan
Kecamatan Cangkringan 1 Kegiatan ekonomi masy.
( lava tour Kaliadem)
2 bulan
d. Pemerintahan
Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap pemerintahan, terutama terganggunya fungsi administrasi karena sebagian besar aparat pemerintah menyelenggarakan tanggap darurat dan lokasi kantor untuk pengungsian.
e. Lingkungan
Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap lingkungan berupa Hutan, kebun, peternakan dan Pertanian. Berikut skenario yang ditimbulkan:
BAB IV
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Dalam rencana kontijensi bencana Erupsi Gunung merapi Pemerintah Kabupaten Sleman mengambil beberapa kebijakan yang merupakan penetapan landasan kegiatan untuk mencapai penanggulanagan bencana yang efektif dan strategi untuk dikoordinasikan ke segenap jajaran yang terkait, dengan perincian sebagai berikut :
a. Kebijakan
1. Minimalisasi korban meninggal ( road to zero victim)
2. Penanganan bencana alam berbasiskan komunitas masyarakat.
3. Titik berat kegiatan penanganan bencana banyak dilakukan pada fase pra bencana (pengurangan resiko bencana)
4. Memadukan mitigasi fisik dan mitigasi non fisik.
5. Memberikan perlindungan perhatian khususnya kelompok rentan, serta memenuhi kebutuhan dasar secara realistis.
6. Memberikan penyelamatan dan perlindungan kepada masyarakat sesuai skala prioritas tanpa diskriminasi
7. Memberdayakan segenap potensi yang ada dan menghindari terjadinya ego sektor
8. Melakukan kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat dan anatar negara dalam menggalang bantuan, dengan tetap memperhatikan etika kebangsaan
b. Strategi
1. Membentuk Posko Utama di Pakem sebagai fungsi manajemen
dan koordinasi penanganan bencana.
2. Memenuhi pelayanan logistik dengan mendirikan posko-posko,
tenda pengungsian dilengkapi dapur umum dengan tetap memperhatikan kelompok rentan.
3. Memenuhi pelayanan kesehatan dengan menyelenggarakan
posko kesehatan di setiap barak pengungsian dan balai kesehatan lain.
4. Memenuhi pelayanan sarana-prasarana kehidupan (transport,
tempat tinggal sementara, sanitasi) di barak/tenda pengungsian (MCK, air bersih), dengan tetap memperhatikan kelompok rentan.
5. Mengidentifkasi jenis-jenis bantuan, menghimpun bantuan serta
mendistribuikannya
6. Memberikan informasi yang jelas kepada pihak yang
membutuhkan
7. Memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal dan nilai-nilai kebajikan dalam penanganan bencana
8. Evakuasi korban, meninggal dunia dan yang masih hidup melalui
relawan, tim SAR, LSM, dll
9. Penanganan Pengungsi (tenda, logistik, sarana dan prasarana lainnya), lembaga terkait
10. Mengidentifikasi negara-negara yang memungkinkan memberikan
bantuan secara sukarela
11. Menyebarluaskan informasi tentang bencana yang terjadi melalui,
media cetak, elektronik dan telematika
BAB V
PERENCANAAN SEKTORAL
Perencanaan sektoral ditujukan untuk mencapai penanganan bencana alam yang dapat melindungi segenap masyarakat. Perencanaan sektoral dilakukan sebagai fungsi manajemen penanganan bencana yang telah melakukan evaluasi terhadap tingkatan ancaman yang terjadi, prinsip evakuasi pengungsian untuk perlindungan masyarakat sementara, dan akan menata kembali kehidupan setelah pasca bencana. Perencanaan sektoral terdiri atas:
1. Sektor manajemen dan koordinasi 2. Sektor kesehatan
3. Sektor sarana prasarana 4. Sektor logistik
1. Sektor Manajemen dan Koordinasi
a. Situasi
Bencana erupsi Gunung Merapi, diperkirakan akan membuat keadaan dan situasi daerah tidak terkendali sehingga memerlukan penanganana bencana alam yang efisien dan terpadu. Dalam simulasi dampak diperkirakan terjadi gelombang pengungsian sebanyak 12660 orang yang terdiri atas 4144 kelompok rentan dan 8516 kelompok usia produktif.
Beberapa mekanisme penanggulangan harus diperhitungkan, karena adanya sistem yang tidak berfungsi akibat bencana. Oleh karena itu harus ada upaya untuk mengendalikan, mengatur dan mengkoordinasikan semua kegiatan penanggulangan.
Sektor manajemen selaku wadah koordinasi pelaksana penanggulangan bencana di Kabupaten dan sistim POSKO yang dilakukan dari tingkat kabupaten sampai dengan tingkat kelurahan. Sektor manajemen dan koordinasi melakukan tindakan berdasarkan Prosedur Tetap Erupsi Gunung Merapi yang telah ditetapkan dalam Keputusan Bupati Sleman No.83/kep.KDH/A/2006 tentang Mekanisme Penanganan Bencana Gunungapi Merapi
a. Sasaran
Mengadakan koordinasi dengan seluruh instansi terkait
Terkendalinya penanganan bencana
Terkendalinya pelaksanaan evakuasi mandiri secara
efektif dan efisien sehingga dicapai:
a. Terselamatkannya dan terevakuasinya korban bencana sejumlah 12660 orang.
b. Terevakuasinya serta teridentifikasinya korban yang meninggal dunia. c. Terkoordinasikannya kegiatan pencarian dan penyelamatan korban
yang hilang.
Terkendalinya sistim keamanan lingkungan kawasan
rawan bencana
Terkendalinya logistik pengungsi
Terkendalinya upaya penanganan kesehatan pengungsi
Terkoordinirnya upaya penanggulangan bencana dan
bantuan yang mengalir
Terdatanya kerugian dan korban akibat bencana
c. Kegiatan
NO KEGIATAN PELAKU WAKTU
1
Mendirikan Posko
DINAS P3BA Setelah adanya
tanda-tanda bencana 2 Aktivasi manajemen dan koordinasi DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos
Jika terjadi tanda-tanda bencana
3 Mengkoordinasikan
kegiatan sektoral untuk
DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos Setiap hari 4 Membuat laporan menyeluruh DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos Setiap hari 5 Memberikan arah kelaksanaan BUPATI, SEKDA,
ASISTEN, DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos Setiap hari 6 Menerima dan menyampaikan informasi terbaru DINAS P3BA, TNI,POLRI,POL PP,Kesehatan, Telematika, Kimpraswil,Nakersos Setiap saat
d. Proyeksi Kebutuhan
NO JENIS SATUAN
JUMLAH
YANG PERSEDIAAN LOKASI KEKURANGAN/KETERANGAN KECUKUPAN
FUNGSI KEBUTUHAN
DIBUTUHKA N
1 Personil/relawan orang 1266 terlatih =1:10
100 KODIM 0732 cukup Manajemen, Asesor, evakuator, pengamanan, 78 PMI Sleman 573 POLRES
125 Pol PP dan Tibmas 70 SAR kaliurang 90 Dinas P3BA 351 Linmas/Pamong Pakem 105 Linmas/Pamong Cangkringan 180 Linmas/Pamong Turi 34 Kec. Cangkringan 34 kec. Pakem 34 Kec. Turi 48 Tagana 88 Pasag Merapi
150 Komunitas Lereng Merapi 0 Kappala 30 Dinas kimpraswilhub 20 Dinas nakersos KB 20 Cakra 10 ORARI Pakem 70 SKSB 85 Pramuka 1050 Aktivis Pramuka 15 Telematika 3360 Jumlah 2 Mobil unit 100 5 Dinas P3BA 54 Transportasi manajemen/ relawan 5 Dinas Pol PP dan Tibmas
3 kec. Rawan bencana 14 kec. lain 1 Bappeda 3 Sekretariat 2 BPKKD 5 Dinkes Sleman 2 Dinas Kimpraswilhub 3 KODIM 0732 1 SAR kaliurang 2 telematika 46 jumlah
3 Sepeda Motor unit 133
23 Polres Sleman
cukup Transportasi manajemen/ relawan 20 Dinas P3BA
10 Dinas Pol PP 50 KODIM 0732 5 Telematika
10 Kelurahan rawan bencana 50 milik pribadi
168 jumlah
4 Repeater unit 1 Telematika CUKUP komunikasi
1 Dinas P3BA
1 Rakom Kec. 1 Dinas Pol PP 1 SKSB/Jambu 5 jumlah 5 Rig HT unit 2 Posko Pakem CUKUP komunikasi 2 Posko bayu 17 Kecamatan 21 Jumlah
6 HT unit REPETAER 80 RASIO 1 HT 20 Dinas P3BA Cukup; dengan catatan bahwa harus ada pembagian saluran frekuensi komunikasi 8 DinasPol PP dan Tibmas
19 Dinas Kimpraswilhub 4 Dinas Nakersos 18 Kec. Cangkringan 17 Kec. Pakem 15 Kec. Turi 10 Kec. Tempel 11 Kec. Prambanan 15 Telematika 8 PMI Sleman 43 kec. Lain 20 KODIM 0732 15 Polres 4 Dinkes Sleman 24 Puskesmas 1 kwarcab Sleman 1 RS Panti Nugroho 30 KLM 19 SKSB
31 Milik Masy Turi - KRB III,II 46 Milik Masy Pakem - KRB III,II 23 Milik Masy Cangkringan- KRB III,II 31 SAR kaliurang
433 jumlah
7 megaphone unit 5 5 Dinas P3BA Cukup komunikasi
8 Computer unit 8
8 Dinas P3BA Cukup manajemen
9 Senter Besar unit 4 4 Dinas P3BA Cukup sarpras
10 internet unit 1 1 Dinas P3BA Cukup sarpras
11 Papan data unit 1 1 Dinas P3BA Cukup sarpras
12 Peta unit 5 5 Dinas P3BA Cukup sarpras
13 Filing Cabinet unit 2 2 Dinas P3BA Cukup sarpras
14 Kamera unit 2 2 Dinas P3BA Cukup sarpras
15
Telepon -fax line 9 kantor bupati komunikasi
(PABX dan PSTN) 4 Muspida 10 Sekretariat Daerah 28 Bagian sekretariat 5 Sekretariat DPRD 18 DPRD 9 Dinas Kimpraswilhub 9 Dinas P3BA
14 Dinas Pertanian - Kehutanan 16 Dinas P2KPM
7 Dinas Kesehatan
14 Dinas pendidikan 18 Dinas Nakersos KB 12 Dinas Pol PP dan Tibmas
8 Dinas Budpar 8 Bappeda 7 Bawasda 19 BPKKD 6 BPPD 18 BKD 4 RSUD Murangan
31 Milik Masy Pakem - KRB III,II 10 milik masy Turi - KRB III,II
1 SAR kaliurang 285 Jumlah
2. S ektor Kesehatan
Apabila terjadi bencana erupsi Gunung Merapi, diperkirakan akan terdapat penduduk yang menderita luka bakar, penyakit ISPA, Conjuctivitis, Diare , diperkirakan jumlah pasien 10% dari jumlah pengungsi, yaitu sekitar 1266 orang.
Di samping korban, bencana juga akan mengakibatkan prasarana dan sarana pelayanan kesehatan yang hancur atau rusak, sehingga pelayanan kesehatan tidak dapat dilakukan secara optimal.
b. Sasaran
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi korban
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi pengungsi
Terlaksananya rujukan kesehatan secara optimal
c. Kegiatan
NO. KEGIATAN PELAKSANA WAKTU
1
Menyiapkan Tim Kesehatan
a. Tim reaksi cepat pelayanan kesehatan b. Tim penilaian cepat
kesehatan Dinkes Kab. RSUD, PMI Hari pertama kejadian 2
Menyiapakan paket obat, bahan habis pakai dan alat kesehatan
Dinkes Kab.,
RSUD s.d.a
3 Membentuk pos kesehatan Dinkes, PMI, RSUD Hari kedua dan ketiga
4
Mengaktifkan Puskesmas dan pos pelayanan
kesehatan barak selama 24 jam
Dinkes Kab Hari pertama kejadian
5 Menyiapkan ambulance Dinkes Kab., RSUD s.d.a
6 Menyiapkan rumah sakit lapangan RSUD s.d.a
7 Pelayanan rujukan Dinkes Kab., RSUD s.d.a
Gambar 6. Alur Pelayanan Kesehatan c. Proyeksi Kebutuhan
Rencana kontijensi Sleman, 2009 28
+
+
Pos PPPK Pakem+
RS Panti Nugroho+
+
+ + Pos PPPK Turi+
Pos PPPK Cangkringan+
+
+
RS Ghrasia RSUD Sleman+
RS Sardjito + + RS Swasta Wilayah SlemanGudang Penerimaan bantuan Obat,Alkes,PMTdi Ex BKKBN (Pj.Suprihanto, B.Sc)
NO JENIS SATUAN
JUMLAH
YANG PERSEDIAAN LOKASI KEKURANGAN/KETERANGAN
KECUKUPAN FUNGSI KEBUTUHAN DIBUTUHKA N 1 Pos Kesehatan unit 32 1 Puskesmas Turi CUKUP; rasio 1:40 Pusat pelayanan kesehatan (Puskesmas,
Pustu 1 Puskesmas Pakem
Pos Kesehatan 1 Puskesmas Cangkringan
barak; bekerja
secara 21 Pusk kec. Lain sebagai unit
3 shift tersebar poskes barak
di 10 pos
kesehatan) 4 pustu pakem
2 pustu Turi
2 Pustu Cangkringan
32 jumlah
2 Rumah sakit rujukan unit 5
1 RSUD Sleman 0 Pusat pelayanan kesehatan 1 RS Pantinugroho 1 RSUP Sardjito 1 RS Pantirapih 1 RS Bethesda 5 jumlah
3 Dokter Umum orang 73
2 Pusk Pakem
Cukup; rasio 1
dokter:24 pasien Pelayanan kesehatan
2 Pusk Turi
2 Pusk Cangkringan
60 Pusk. Kec. Lain
7 RS Panti Nugroho
73 jumlah
4 Dokter spesialis orang 6 6 RSUD Sleman
0 Rujukan 6 jumlah 5 Perawat/bidan orang 150 375 Dinkes Sleman cukup paramedis 17 RS Panti Nugroho 392 jumlah
6 Sanitarian orang 48 48 Dinkes Sleman CUKUP; rasio 1 barak 3
sanitarian
48 jumlah
7 Ahli gizi orang 35 35 Puskesmas Cukup; rasio 1
barak 2 ahli gizi
35 jumlah
8 Petugas Obat orang 1.125 36 Puskesmas
Cukup; rasio 1 barak 1 petugas
obat
36 jumlah
9 Fisioterapi orang 2 2 RSUD Sleman
cukup rujukan
2 jumlah
10
Paket Obat
(ISPA, orang 1266 3000 Dinkes 1:2 UNTUK 4
BLN
Diare, Obat Mata 3000 jumlah
11 Ambulance buah 49 2 Pusk Pakem Cukup; dengan asumsi pengguna ambulan 10% dari pasien Rasio 1 ambulan 3 pasien Sarana prasarana kesehatan 2 Pusk Turi 1 Pusk Cangkringan 39 Puskesmas kec.lain 2 PMI 3 RS Panti Nugroho 49 jumlah
12 Stetoscop Buah 35 35 Dinkes/Puskesmas
Cukup
Sarana prasarana kesehatan
35 jumlah
13 Tensimeter Buah 35 35 Dinkes/Puskesmas
cukup Sarana prasarana kesehatan 35 jumlah 14 dragbar Buah 35 25 Dinas nakersos KB Cukup; rasio 1 pos kes 1 tandu
Sarana prasarana kesehatan
25 Puskesmas
50 jumlah
15 Sarung Tangan Buah 1266/pasang 0
1266/pasang Sarana prasarana kesehatan 16 Selimut Buah 52 0 52 Sarana prasarana kesehatan 17 Bantal Buah 52 0 52 Sarana prasarana kesehatan
18 Velbeld Buah 52 40 Dinas Nakersos KB 7; rasio 1 barak 3 untuk
velbed untuk pos
kesehatan pasien dan petugas
5 Dinas P3BA
45 jumlah
19 mobil bak terbuka Buah 4 4 Dinkes cukup Angkutan logistik
kesehatan
20 kantong mayat Buah 1 11 Dinkes
cukup
11 Jumlah
21 Kantong darah Buah 126 500 PMI
22 Hygiene Kit Buah 52 500 PMI
3. Sektor Sarana Prasarana
a. Situasi
Apabila terjadi erupsi Gunung merapi akibatnya adalah terjadinya gelombang pengungsian karena kepadatan penduduk di kawasan lereng Merapi. Pengungsi sejumlah 12660 orang dengan perincian 4144 termasuk kelompok rentan, dan 8516 usia produktif harus dicakup dalam operasi transpor evakuasi.
Berdasarkan beberapa kejadian sebelumnya erupsi Gunung Merapi terjadi dalam selang waktu bulanan, dan menyebabkan bangunan, jalan, jembatan, serta fasilitas umum lainnya menjadi rusak tertutup material vulkanik. Evakuasi warga juga merupakan kegiatan utama dalam tanggap darurat, dan selanjutnya menyediakan barak pengungsian yang dapat memenuhi syarat minimal. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat dan relawan harus bahu membahu melakukan penanggulangan bencana
b. Sasaran
Terangkutnya semua pengungsi ke lokasi penampungan sementara yang
telah disiapkan.
Terangkut/terdistribusikannya bantuan pangan dan non pangan untuk
pengungsi sampai ke lokasi penanmpungan sementara.
Terpulihkannya Sarana dan Prasarana seperti :
o Transportasi
o Kesehatan
o Gedung Pemerintahan / Sekolah
o MCK
Dukungan sarana-prasaran pada areal pengungsian yang memadai
seperti :
o Air Bersih
o Sandang dan Pangan
o Sanitasi Lingkungan
c. Kegiatan
NO KEGIATAN PELAKU WAKTU
1 Menyiapkan armada transport
evakuasi
Dinas Kimpraswilhub Saat bencana
2 Staffing (personil)
Dan pengarahan
Dinas Kimpraswilhub Setiap waktu
3 Persiapan BBM, oli, Suku cadang Dinas P3BA, Dinas
Kimpraswilhub
Setiap waktu
4 Pemulihan fungsi sarana-prasarana
umum
Dinas P3BA, Dinas Kimpraswilhub Sesaat terjadi bencana 5 Sarana-prasarana Areal Pengungsian : - Air Bersih - Penerangan - Sanitasi - Sandang Pangan - MCK - Tenda
Dinas P3BA, Dinas Kimpraswilhub
Setelah adanya tanda-tanda bencana
6 Rehabilitasi Sarana dan Prasarana
- Transportasi
- Kesehatan
- Gedung Pemerintahan /
Sekolah
Dinas P3BA, Dinas Kimpraswilhub
Pasca Bencana
d. Proyeksi kebutuhan
NO JENIS SATUAN JUMLAH YANG PERSEDIAAN LOKASI KEKURANGAN FUNGSI
KEBUTUHAN DIBUTUHKAN/
1 Mobil unit mengangkutDapat 1374 org
3 KODIM 0732
cukup Jumlah transpor evakuasi dapat mengankut 9836 orang, sehingga untuk 12660 pengungsi diperkiakan butuh 2 rit transport dengan ketentuan rit pertama untuk kelompok rentan dan rit kedua untuk kelompok tidak rentan 11 Polres Sleman
39 Milik masy turi KRB III, II 1 RS Panti Nugroho 107 Milik masy Pakem KRB III, II
68 Milik Masy cangkringan KRB III,II 229 jumlah
2 Truk unit mengangkutDapat 2200 orang
10 Kimpraswilhub
cukup 4 Polres Sleman
25 paguyuban Merapi Jaya 7 Milik masy turi KRB III, II 13 Milik masy Pakem KRB III, II 29 Milik Masy cangkringan KRB III,II 88 jumlah
3 Mobil bak Terbuka Unit mengangkutDapat 440 org
27 Milik masy Pakem KRB III, II
cukup 15 Milik masy Turi KRB III, II
2 Dinas P3BA 44 jumlah
4 Sepeda motor Unit mengangkutDapat 5822 orang
506 Milik masy turi KRB III, II
cukup 1501
Milik masy Pakem KRB III, II
904
Milik Masy cangkringan KRB III,II 2911 jumlah 5 barak pengungsian Unit 245 1 Candibinangun 8776 pengungsi tidak tertampung/ Kekurangan pakai tenda pleton Sarpras pengungsian 392 1 purwobinangun 978 3 hargobinangun, SMP Pakem, SD 325 1 pakembinangun 294 1 argomulyo 12660 pengungsi 375 1 glagaharjo 225 1 kepuharjo/kantor desa 225 1 umbulharjo/kantor desa 294 1 wukirsari 185 1 wonokerto 346 2 girikerto/ (SD Somoitan) 3884 14 jumlah
6 MCK Unit 633 4 tiap barak Kekurangan 577Rasio 1:20 Sarpras pengungsian 56 jumlah
7 EWS awan panas
1 central pakem/master control 1 sirine/WARA 1 sirine/Gardu Pandang Kaliurang 1 Sirine/Gumuk Bol/CKR 1 Sirine/Kinahrejo 8 EWS Lahar Dingin 1 master control/Pakem/gendol-boyong 1 sirine/kaliadem 1 sirine/manggong 1 sirine/bronggang 1 sirine/jambu 1 sirine/turgo 1 sirine/kemiri 1 sirine/kalireso
1 curah hujan S Gendol/petit opak 1 curah hujan S Gendol/klangon
1 curah hujan S. Boyong/Turgo
9 Jalan evakuasi km
37.7 pakem 53 cangkringan 26.6 Turi 117.3 jumlah
10 titik kumpul Unit 52
13
masjid, rumah pamong, gedung
23 Titik koordinasi; titik transportasi evakuasi Rasio 1 barak : 3
titik kumpul serbaguna/Pemdes
Hargobinangun 6 SD Kloposawit, Masjid, Rumah
Pamong/Pemdes Girikerto 10
Ngancar, kepuh, pamong, mesjid, sekolah, wil cangkringan 29 jumlah
11 tenda pleton org/unit40 100
30 Dinas P3BA 52 Menampung pengungsi 4000 orang, jika dikorelasikan dengan kapasitas barak, maka tampungan pengungsi = 7884 masih ada 4776 pengungsi tidak tertampung 1 Kwarcab Sleman 17 Dinas Nakersos KB 48 jumlah
12 Tenda regu org/unit10 52
20 Dinas P3BA 28 Rasio 1 barak: 3 tenda regu Tenda pelengkap sarana pengungsian 4 Kwarcab Sleman 24 jumlah
13 Tenda Kanvas org/Unit20 24 20 Dinas P3BA 4 Rasio 1:2
Tenda pelengkap sarana pengungsian 20 jumlah
14 Tenda Besar org/Unit 20 24 30 Dinas P3BA
0 Tenda pelengkap sarana pengungsian 30 jumlah 15 Deklit/Terpal Unit 132 101 Dinas Nakersos KB
0 kumpul 1:2; deklit Deklit untuk titik untuk barak 1:2 100 Dinas P3BA 201 jumlah 16 Velbeld Unit 52 40 Dinas Nakersos KB 7 Velbed petugas; pos kesehatan barak 5 Dinas P3BA 45 jumlah 17 Tikar Unit 2000 m2 436 218 Dinas Nakersos KB 364 m2 Jml pengungsi 12660 = 12660m2;
jika 30%nya untuk tidur = 4220 m2.
Total alas tidur 2077 m2 1200 600 PMI 1636 m2 818 jumlah 18 Karpet Unit 2200 141 59 Dinas Nakersos KB/ uk 2 x 1.2 m 1559 m2 300 5 Dinas Nakersos KB/uk 30 x 2 m
441 m2 64 jumlah 19 Kasur Unit 4144
8 Dinas Nakersos KB/kapuk
4057
Kasur untuk kelompok rentan,
terutama bayi, anak, lansia 5 Dinas Nakersos KB/busa
74 Dinas Nakersos KB/lantai 87 jumlah
20 Masker Unit 16160 2000 Dinas P3BA 14160 Pelindung dari abu vulkanik 2000 jumlah
21 kacamata debu Unit 120 120 Dinas P3BA
0 Petugas sarpras 120 jumlah 22 Shinsaw Unit 8 3 Dinas P3BA 0 Sarpras PB 5 Dinas Kimpraswil unit 8 jumlah
23 Mobil tanki Unit 10
3 Dinas Kimpraswil
5
Rasio air bersih 1:60 liter = 759600 liter Mobil tanki kapasitas 3000 lt = 250 droping, dibagi 3 rit 2 PDAM 5 jumlah 24 Tanki air Unit 14
5 Dinas nakersos KB/500 liter
7 Rasio 1 barak : 1
tanki
Sarpras pengungsian 2 Dinas Nakersos KB/1000 liter
7 jumlah
25 Excavator Unit 1 0 1
26 Dump Truck Unit 7 9 Kimpraswilhub cukup 27 Mobil Pickup unit 4 2 Dinas P3BA cukup
2 Kimprswilhub 28 Backhoe Unit 1 0 1 29 Genset unit 15 2 Dinas P3BA 12 Barak + manajemen 1 Dinas Kesehatan 3 Jumlah 4 . Sektor Logistik a. Situasi
Terjadi erupsi Gunung merapi akibatnya adalah mengakibatkan banyaknya pengungsian masyarakat. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut perlu didirikan posko-posko pengungsian. Pada kondisi tersebut masyarakat sangat membutuhkan bantuan berupa pangan, sandang, dan papan, serta kebutuhan harian lainnya. Rencana kontijensi ini berupaya menghitung kebutuhan pangan dan non pangan.
b. Sasaran
Terlayaninya semua kebutuhan dasar pengungsi, mulai dari balita sampai kepada orang tua dan petugas.
Terlaksananya penerimaan, penyortiran dan pendistribusian logistik dengan baik.
c. Kegiatan
Kegiatan dapur umum bertugas untuk melayani para petugas pertolongan kedaruratan dalam bencana Erupsi Gunung Merapi terdiri dari: Sakorlak, Satlak, Sektor terkait, Relawan, dan Korban bencana.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah :
Rencana kontijensi Sleman, 2009
no Kegiatan Penanggungjawab waktu
1 2 3 4 Dapur umum Menghimpun barang/mobilisasi barang
Menyortir jenis bantuan Distribusi bantuan Dinas Nakersos Dinas Nakersos Dinas Nakersos Dinas Nakersos 120 hari 120 hari 120 hari 120 hari 36
a. Proyeksi Kebutuhan
KEBUTUHAN PANGAN
no jenis kebutuhan satuan
volume
harga satuan
(Rp) Jumlah
jumlah
pengungsi kebutuhan waktu/hari
1 Beras 0.4 kg/org/hari 12660 5064 120 3000 1,823,040,000
2 lauk 3000 rp/org/hari 12660 37980000 120 3000 4,557,600,000
3 susu bayi 0.01 kg/bayi/hari 108 1 120 1000 129,600
4 makanan bayi 0.01 kg/bayi/hari 108 1 120 1000 129,600
5 Makanan ibu hamil 0.1 kg/org/hari 43 4 120 1000 516,000
6 gula/ teh/kopi 0.01 kg/org/hari 12660 127 120 6000 91,152,000
6,472,567,200 KEBUTUHAN NON
PANGAN
no jenis kebutuhan satuan
volume jumlah
masyarakat kebutuhan frekuensi/kali Jumlah Harga per unit/rp Total (rp)
1 masker 1 buah/org/bulan 16160 16160 1 16160 2000 32,320,000
2 Selimut 1.1 lb/org 12660 13926 1 13926 10000 139,260,000
3 sarung 1 lb/org 12660 12660 1 12660 10000 126,600,000
4 sabun mandi 1 bh/org/bln 12660 12660 4 50640 2000
101,280,00 0
5 sabun cuci 0.5 kg/org/bulan 12660 6330 4 25320 3000 75,960,000
6 sikat 1 bh/org/bulan 12660 12660 1 12660 2000 25,320,00
0
7 pasta gigi 1 bh/org/bulan 12660 12660 4 50640 2000
101,280,00 0
8 pakaian dewasa 4 bh/orang/4 bln 5482 21928 1 21928 20000 438,560,000
9 pakaian anak 4 bh/orang/4 bln 1205 4820 1 4820 20000 96,400,000
10 handuk 1 lb/org 12660 12660 1 12660 15000 189,900,000
11
Pakaian dalam
wanita 2 lb/org/ bulan 5116 10232 4 40928 5000
204,640,00 0
12 pakaian dalam laki2 2 lb/org/bulan 5005 10010 4 40040 5000 200,200,000
13 pakaian dalam anak wanita 2 lb/org/bulan 1278 2556 4 10224 5000 51,120,000
14 pakaian dalam anak laki-laki 2 lb/org/bulan 1261 2522 4 10088 5000 50,440,000
15 pembalut 8 bh/org/bln 4559 36472 4 145888 500
72,944,00 0
16 senter 1 bh/org 12660 12660 1 12660 2000 25,320,000
J u m l a h 1,931,544,000
BAB VI
EVALUASI
Evaluasi rencana kontijensi dimaksudkan untuk melihat secara komprehensif dukungan sumber daya yang ada untuk menangggulangi bencana dibandingkan jumlah masyarakat yang terancam bencana di kawasan gunung Merapi. Perhitungan yang dilakukan didasarkan pada beberapa priorotas kebutuhan mendasar agar penanggulangan bencana dapat berjalan normal. Berdasarkan perhitungan berbagai sektor didapatkan rekapitulasi sebagai berikut:
no Sektor Sumber Daya Analisis
1 Manajemen
dan
Koordinasi Manajemen & koordinasi
Petugas vs pengungsi di lokasi kecamatan terlihat rasio sebagai berikut:
Pakem = 1: 16 Cangkringan = 1:33 Turi = 1:10
Berdasarkan kondisi tersebut, manajemen sebaiknya mengarahkan relawan ke kecamatan dengan komposisi = Pakem : Cangkringan : Turi = 27 : 56 : 17
285 orang SKPD Kecamatan 385 Linmas/pamong Pakem Jml pengun gsi 6122 139 Linmas/pamong cangkringan Jumlah pengun gsi 4626 214 Linmas/pamong Turi Jumlah pengun gsi 1912 relawan
2629 Berbagai ormas dan elemen masy
Turi 1 Puskesmas
2 ambulance 2 dokter umum 6 perawat 5 bidan
Cangkringan 1 puskesmas 1 ambulance 2 dokter umum 7 perawat 8 bidan
2 Sarpras Pakem Jml pengungsi 6122; daya tampung barak 1940 orang
Jumlah barak pengungsian dan tenda peleton yang masih belum mencukupi daya tampung harus diperhatikan pengembangannya. Dan jika akan dikembangkan sebaiknya perlu pemetaan sebaran pengungsi.
MCK sebagai sarpras pengungsian juga perlu diperhatikan pengembangannya
Cangkringan Jumlah pengungsi 4626; daya tampung barak 1413 orang
Turi Jumlah pengungsi 1912; daya tampung barak 531 orang
3 Logistik Pangan Rp. 6.472.567.200 Perhitungan logistik dilakukan dengan kategori pangan dan non pangan.
Non
Pangan Rp. 1.931.544.000
4 Transpor
Evakuasi Mobil
Pakem 107 Jml pengungsi pakem 6122 = kap. 3969, rasio =
Jumlah pengungsi cangkringan 4626 = kap. 2941 Jumlah pengungsi 1912 = kap. 1187
Berdasarkan profil tersebut, sumberdaya transpor evakuasi dari sumber lainharus didistribusikan ke kecamatan pakem : cangkringan = 50% : 50% Cangkringan 68 Truk/Bus Pakem 13 Turi 7 Cangkringan 29 Sepeda Motor Pakem 1501 Cangkringan 904 Turi 506 Kapasitas transpor Masy. Pakem 3969 orang Cangkringan 2941 orang Turi 1187 orang 5 BBM Sektor manejemen dan koordinasi
100 mobil x 20 literX 120 hari = 240.000 liter
133 motor x 2 liter x 120 hari =31920 liter
BBM merupakan kebutuhan yang perlu
diperhitungkan dalam kontijensi, terutama untuk mobilitas pendukung kebutuhan hidup misalnya droping logistic, droping air, transport evakuasi yang menyangku
Transpor
Evakuasi 317 mobil X 40 liter X 60 hari =760.800 liter
Sarpras (droping air)10 mobil x 40 liter x 120 hari = 48000 liter
Logistik 10 mobil x 40 liter x 120 hari = 48.000 liter
Kesehatan 50 mobil x 30 liter x 120 hari = 180.000 liter
Jumlah 1.307.920 Liter =
Rp. 6.539.600.000