• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. antara lain material limbah spanduk MMT, pemahaman ruang open plan, visual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. antara lain material limbah spanduk MMT, pemahaman ruang open plan, visual"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

13

A. Analisis Permasalahan

Beberapa permasalahan yang digadapi dalam proyek perancangan ini antara lain material limbah spanduk MMT, pemahaman ruang open plan, visual desain, teknik produksi dan proses produksi. Perancangan produk tekstil pelengkap interior sebagai partisi memanfaatkan limbah spanduk MMT. Material dari limbah spanduk MMT perlu dianalisis untuk mengetahui karakteristik material ini sehingga dapat diterapkan dalam perancangan produk tekstil interior sebagai partisi.

Pemahaman ruang dengan konsep open plan yaitu pemahaman mengenai bentuk dan ukuran ruang serta fungsi ruang yang diterapkan pada hunian dengan menerapkan konsep open plan. Perlu dianalisis juga bagaimana peranan partisi atau penyekat ruang dalam hunian sehingga penyekat ruang tersebut tidak merusak konsep open plan yang sudah ada.

Visual desain dalam perancangan produk partisi mencakup tema, bentuk, warna, ukuran, maupun jenisnya. Pada perancangan ini bagaimana menentukan visual yang sesuai dan tepat, mulai dari tema, bentuk, warna, ukuran dan jenis partisi yang akan diproduksi dalam hunian dengan konsep open plan.

Teknik pembuatan produk tekstil interior dengan memanfaaatkan limbah spanduk MMT perlu dianalisis, teknik yang tepat dengan menyesuaikan karakter material yang digunakan akan menentukan juga hasil akhir perancangan maka, perlu dianalisis teknik yang akan digunakan dalam pengerjaan limbah spanduk

(2)

MMT untuk partisi. Teknik termasuk dalam tahapan proses produksi. Tahapan ini perlu dianalisis untuk menentukan teknik, visual, material yang digunakan sehingga sesuai dengan konsep rumah hunian open plan.

A. Strategi Pemecahan Masalah

Agar permasalahan-permasalahan dalam perancangan dapat terselesaikan dengan baik diperlukan strategi penyelesaian masalah. Berikut beberapa strategi penyelesaian masalah dalam proyek perancangan ini:

Analisis permasalahan diatas merupakan tahap awal dalam perancangan ini. Berkaitan dengan beberapa analisis tersebut, maka dibutuhkan strategi sebelum melaksanakan perancangan produk.

Strategi mengenai pemahaman limbah spanduk MMT yang digunakan dalam perancangan produk tekstil interior. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik limbah spanduk MMT mulai dari bahan, proses produksi, karakter bahan dan sejauh mana limbah spanduk MMT tersebut digunakan oleh masyarakat.

Pemanfaatan limbah akan diterapkan pada hunian dengan konsep open plan dengan produk akhir berupa partisi, maka dari itu pemahaman tentang hunian dengan konsep open plan perlu diperdalam. Strategi yang dilakukan dengan studi pustaka, observasi terhadap beberapa perumahan dan wawancara dengan pemilik rumah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tipe hunian yang tepat dan keadaan ruangan yang tepat untuk diaplikasikan partisi sehingga tidak merusak konsep open plan tersebut.

(3)

Berkaitan dengan visual desain dalam perancangan ini, strategi yang dilakukan yaitu dengan studi pustaka mengenai standar pembuatan partisi dan observasi ke berbagai tempat produksi dan showroom penjual produk partisi serta wawancara. Observasi juga dilakukan pada beberapa perumahan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui selera masyarakat serta mengetahui daya beli masyarakat.

Menentukan teknik yang akan digunakan dalam perancangan ini dilakukan dengan studi pustaka tentang beberapa teknik tekstil dan melakukan eksprimen dengan menggunakan material limbah spanduk MMT. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui teknik yang tepat untuk karakter limbah spanduk MMT. Proses produksi perlu adanya beberapa studi pustaka dan wawancara untuk mengetahui bagaimana tahapan proses yang harus dilakukan sehingga dapat menciptakan produk tekstil interior berupa partisi dengan menggunakan limbah spanduk MMT yang dapat diterima masyarakat.

B. Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui secara teoritis dasar pembuatan partisi dan mengetahui karakter limbah spanduk MMT sebagai bahan dasar pembuatan produk pelengkap interior berupa partisi. Penulis juga melakukan pencarian melalui internet dan beberapa artikel surat kabar atau majalah guna melengkapi data.

(4)

Buku dengan judul “Ragam Inspirasi Partisi” dijadikan panduan untuk mengetahui pengertian partisi dan ragamnya. Buku ini dikarang oleh Agah Nugraha muharam, kiranasasi wiryawan dan taufik hidayat. Buku yang diterbitkan oleh griya kreasi pada tahun 2008 ini berisi tentang berbagai panduan yang dapat menginspirasi untuk menciptakan partisi sehinggadapat menciptakan ruang-ruang baru yang nyaman. Kenyamanan itulah yang berusaha ditawarkan dalam buku ini. Macam-macam inspirasi tentang partisi disajikan dalam buku ini.

Buku dengan judul “teknologi tekstil” dikarang oleh N.Sugiarto Hartanto dan Shigeru Watanabe. Buku yang diterbitkan oleh Pradnya Paramita pada tahun 1980 ini merupakan cetakan kedua dari cetakan pertama pada tahun 1979. Buku ini menjelaskan pengetahuan dasar dari proses-proses yang terdapat dalam dunia pertekstilan. Proses pembuatan benang hingga pembuatan pakaian jadi. Buku ini dijadikan acuan untuk mengetahui sifat-sifat serat dan memngetahui proses pembuatannya.

Buku dengan judul “Tekstil Design” dikarang oleh Jumaeri. Buku ini diterbitkan oleh Institut Teknologi Tekstil pada tahun 1974. Buku ini berisi pengetahuan tentang dunia pertekstilan khususnya dalam bidang design. Buku ini digunakan sebagai pustaka untuk mengetahui desain permukaan dan cara pembuatannya.

Buku dengan judul “Seri Rumah Ide” dikarang oleh Imelda Akmal diterbitkan oleh Apartemen The Lava pada tahun 2002. Buku ini membahas

(5)

tentang partisi dan jenis-jenisnya. Penulis mengambil data mengenai jenis partisi, material partisi, dan fungsi partisi.

Buku dengan Judul “Motif anyaman bambu” dikarang oleh Sutimin. Buku ini berisi berbagai motif anyaman dan cara membuatnya. Penulis mengambil data mengenai berbagai motif anyaman.

b. Observasi

Observasi dilakukan pada hunian yang menerapkan konsep rumah open plan, yaitu rumah hunian bapak Mulyadi (49) yang tinggal di daerah Karanganyar dan bapak Taat (47) yang tinggal di Sukoharjo, perumahan Sentosa Regency, perumahan Peni Regency, perumahan Winong , dan perumahan Graha Mandiri. Observasi bertujuan untuk mengetahui mengapa mereka menerapkan konsep rumah open plan dan type rumah apa yang paling laku.

Observasi produk partisi dilakukan di showroom furnitur yang khusus mengerjakan partisi dari bahan serat alam. Showroom terletak di jln. Solo jogja Km 14 Trangsang gatak sukoharjo. Observasi juga dilakukan di Podomoro Rotan yang terletak di Jln. Raya Songgolangit Gentan Sukoharjo. Observasi yang dilakukan untuk mengetahui selera pembeli dan bagaimana daya beli masyarakat untuk sebuah partisi.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan pemilik rumah dengan konsep open plan, pengembang konsep rumah hunian pada perumahan Sentosa Regency, perumahan Peni Regency, perumahan Winong, Graha mandiri, dan perumahan

(6)

mayang asri. Wawancara juga dilakukan pada beberapa perusahan advertising seperti Tecma Advertising dengan bapak Erwan selaku HRD di perusahaan tersebut, Bapak Roksi selaku pemilik Roxcy Advertising. Wawancara bertujuan untuk mengetahui tentang spanduk MMT dan karakternya. Wawancara kepada karyawan show room partisi yaitu Ibu Niken (24), serta pembuat produk partisi.

2. Hasil Data

a. Limbah spanduk MMT

Gambar 4. Limbah spanduk MMT Foto: Desy Dwimawati,2015

Spanduk jenis MMT (Metromedia Technologies ) merupakan media cetak yang di gunakan untuk outdoor maupun indoor dengan digital printing large format. Spanduk MMT berbahan Serat nylon dan dilapisi plastik. Serat nylon merupakan polyamida sintetis yang berantai panjang dan memiliki strukturmolekul dari rantai yang mengandung amida, berulang dan teratur. Sedangkan plastik merupakan salah satu barang tekstil berupa kain lapis. Kain lapis adalah penggabungan atau perekatan 2 lembar kain atau lebih sehingga menjadi lembaran kain. Kain yang digabungkan dapat bermacam – macam,

(7)

misalnya: kain tenun, kain rajut, kain nonwoven, lembaran plastik, kertas dan lainnya (Jumaeri, 1977:253).

Spanduk jenis MMT dibuat dengan dipress antara lapisan serat nylon dan serat poliolofin (PE)1. Spanduk Jenis MMT ini bisa diketahui menggunakan serat nylon dan PE dengan uji bakar. Sejauh ini uji bakar merupakan pengujian yang paling mudah dilakukan dan akurat. Uji bakar dilakukan dengan membakar sampel limbah spanduk MMT kemudian mengamati reaksi yang terjadi. Hal – hal yang perlu diamati antara lain nyala api mulai dari warna dan pergerakan api ketika limbah MMT dibakar. Serta diamati juga abu dari hasil pembakaran limbah tersebut. Hasil uji coba bakar dapat diperoleh hasil bahwa limbah spanduk MMT yang dibakar asapnya berwarna kuning kebiru-biruan, bau seperti paraffin (lilin) dan meninggalkan lelehan atau abu menggumpal. Pergerakan api ketika dibakar berjalan lambat.

Serat Didekatkan nyala Dalam nyala Dikeluarkan dari nyala

Bau Sifat khas abu Limbah spanduk MMT Melebur dan susut Terbakar lambat dan meleleh Padam sendiri Berbau tajam Meninggalkan bundaran yang keras,hitam Tabel 1. Hasil Uji Bakar limbah spanduk MMT

Spanduk MMT memiliki berbagai macam kualitas. Kualitas ini digunakan dalam penentuan harga. Dilihat dari jenis MMT sesuai gramaturnya ada 4 Jenis MMT. Pertama China Tipis 280 grm/ 260 gr. Spanduk MMT jenis ini mampu bertahan 3 – 6 bulan pemasangan saja. Harga ± 17.000 / meter. Kedua, China Tebal 320 gr / 340 gr. Spanduk

(8)

MMT jenis ini mampu bertahan hingga 6 – 10 bulan pemasangan. Harga ± 20.000 /meter. Ketiga, Korea 440 gr Spanduk MMT jenis ini mampu bertahan 12 – 15 bulan pemasangan. Harga ± 35.000 /meter. Keempat, Jerman 550 gr. Spanduk MMT jenis ini bertahan sampai ± 2 tahun pemasangan dengan harga ± 80 / meter.2

Penggunaan MMT sangat luas, mulai dari iklan, promosi dan acara – acara tertentu. Pemakaian spanduk ini biasanya hanya beberapa waktu saja. Spanduk yang sudah dilepas biasanya orang hanya membuangnya begitu saja. Ada beberapa orang yang memanfaatkannya menjadi sebuah produk fungsional yang dapat meningkatkan nilai ekonomi suatu limbah spanduk. Pemanfaatan ini berkembang dalam bidang kerajinan. Salah satu contoh adalah pemanfaatan limbah spanduk menjadi tas belanja. Pembuatan tas dari limbah spanduk ini berkembang di kalangan ibu – ibu dan bahkan menjadi suatu peluang usaha di rumah. Limbah spanduk juga dapat dibuat beberapa produk lain seperti; dompet, sampul buku dan tas belajar. Pemanfaatan limbah yang terus berkembang, plastik juga menjadi masalah bagi kelestarian lingkungan karena pengolahan limbah plastik yang kurang tepat. Menurut Kadir (2012:223) plastik yang beredar di pasaran saat ini merupakan polimer sintetik yang terbuat dari minyak bumi yang sulit untuk terurai di alam. Kesimpulannya bahwa semakin banyak yang menggunakan plastik maka meningkat pula pencemaran lingkungan, salah satunya adalah pencemaran tanah.

(9)

b. Kebutuhan Partisi untuk Hunian dengan konsep open plan

Menurut observasi yang telah dilakukan dibeberapa perumahan tersebut, type rumah open plan yang sering laku terjual yaitu type rumah antara type 48 sampai type 60. Menurut pemilik rumah apabila mengunakan partisi justru akan mempersempit ruangan yang sudah ada. Sedangkan untuk tipe rumah 48 sampai 60 , pemilik rumahmenginginkan adanya partisi. Ruang yang banyak membutuhkan partisi yaitu antara ruang tamu dengan ruang keluarga. Penghuni menginginkan partisi yang transparan dan dapat dipindah – pindah agar interaksi kedua ruangan masih dapat terjadi tanpa harus menutup keseluruhan. Ukuran standar partisi menurut observasi dan studi pustaka untuk pembatas antara ruang tamu dan ruang keluarga yaitu dengan tinggi antara 170 cm sampai 200 cm dengan lebar antara 100 cm sampai 200 cm atau 3/4 dari lebar ruangan. Mereka juga menginginkan partisi yang multifungsi untuk memaksimalkan ruang yang ada. Partisi tidak hanya sebagai pembatas ruang namun juga dapat digunakan sebagai tempat menyimpan barang, meletakkan pajangan, dan lain sebagainya.

(10)

Gambar 5. Rumah konsep open planHasil Observasi di Perum.Sentosa Regency Gentan, Sukoharjo

Foto:Desy Dwimawati,2015

Gambar 6. Denah Rumah Type 46

(11)

Gambar 7. Denah Rumah Type 60

Sumber : http://www.desainrumahnya.com, 2015

Berdasarkan obervasi ke show room dan wawancara kepada penjual partisi, partisi mayoritas dibuat dengan material kayu, serat alam, fiber, glass block, dan kain. Bentuk partisi juga kurang bervariasi, partisi tidak hanya dibuat dengan material, bentuk maupun warna yang monoton. Perkembangan partisi berdasarkan pustaka yaitu partisi yang mempunyai fungsi sederhana hingga mempunyai fungsi ganda dengan material bervariasi dengan harga juga bervariasi.

Model partisi yang trend yang masih banyak jadi pilihan masyarakat yaitu partisi dengan model lipatan yang terbuat dari kertas, kain, lidi, partisi foto frame, partisi klasik dan partisi modern. Partisi tersebut dijual dengan harga pasar antara Rp 500.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,-.

Gambar 8. Partisi rotan sintetis Hasil Observasi di Toko Podomoro Rotan Gentan, Sukoharjo

(12)

c. Teknik Produksi

Proses pemecahan masalah pada teknik yang akan digunakan terlebih dahulu dilakukan pengamatan dan eksplorasi teknik produksi yang memungkinkan untuk pembuatan produk perancangan. Studi proses produksi merupakan sebuah gambaran hasil pengamatan terhadap teknik proses tekstil yang dapat dijadikan sebuah alternatif dalam pembuatan produk. Hasil pengamatan yang telah dilakukan maka ditemukan teknik yang dapat digunakan untuk realisasi pembuatan produk partisi ini.

Perkembangan pasar saat ini produsen - produsen partisi dituntut untuk selalu mengeluarkan inovasi-inovasi baru. Agar harga dapat lebih terjangkau dari berbagai kalangan dan menghilangkan kejenuhan konsumen yang penuh dengan keinginan. Berbagai macam bentuk diciptakan mulai dari bentuk – bentuk yangsederhana sampai bentuk – bentuk yang rumit. Tingkat kesulitan pembuatannya dan bahan yang digunakan juga menentukan harga ketika dipasarkan.

Partisi dapat dibuat dari berbagai macam material, baik material buatan maupun material alami, material yang lazim digunakan sebagai pembatas ruang antara lain ; kayu, rotan, ranting dan akar – akaran, besitempa, kain tenunan, kaca , gipsum dan tanaman ( Taufik Hidayat,209: 12- 16).

Dalam perancangan ini menggunakan bahan yang tidak lazim yaitu memanfaatkan limbah spanduk MMT. Proses produksi yang dipilih yaitu dengan menggunakan teknik anyam. Alasan memilih teknik anyam karena

(13)

melihat karakter spanduk MMT itu sendiri, teknik ini yang memungkinkan untuk digunakan pada spanduk MMT.

Proses anyaman bisa disebut juga dengan teknik tenun. Proses pertenunan atau Weaving yaitu suatu proses penganyaman antara benang lusi dan pakan yang letaknya tegak lurus satu sama lain tenun (Jumaeri, 1974:2).

Teknik Anyaman berarti menyilang – nyilangkan lembaran pita lidi atau bahan lainnya secara teratur dan berulang – ulang (BBKB,1983). Anyaman merupakan salah satu hasil kerajinan masyarakat Indonesia. Banyak benda yang dihasilkan dari menganyam. Mulai dari perlengkapan rumah tangga sampai pada properti interior ruangan. Masyarakat semakin banyak menggunakan teknik anyaman sebagai pelengkap kebutuhan. Hal ini tidak mengherankan karena di Indonesia, terdapat banyak tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan untuk menganyam. Beberapa tanaman yang sangat baik digunakan sebagai bahan menganyam adalah bambu, pandan, rotan, paku-pakis, dan lidi. Semua bahan tersebut harus melewati beberapa proses agar dapat menjadi bahan jadi yang siap untuk dianyam. Bahan yang dapat digunakan untuk anyaman juga dapat berasal dari material sintetis berupa plastik dan lain- lain. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini melibatkan plastik sebagai bahan yang kerap sekali dipakai dalam berbagai bidang industri salah satunya adalah industri kerajinan.

(14)

Anyaman merupakan suatu teknik yang dapat dikerjakan sendiri, namun dalam pengerjaannya diperlukan pemahaman mengenai teknik anyaman. Jenis anyaman dasar dapat digolongkan menjadi 3, yaitu;

1). Anyaman Polos

Anyaman datar ialah cara menganyam untuk menghasilkan benda anyaman yang berbentuk lembaran – lembaran, dalam hal ini anyaman datar dapat dibedakan dalam 2 bagian, yaitu : 2). Anyaman Tegak

Anyaman yang lusinya tegak lurus terhadap pakannya. Contoh dari anyaman tegak adalah anyaman dengan satu langkah, anyaman dengan dua landkah, anyaman dengan variasi langkah (satu tiga), Anyaman dengan langkah variasi iratan, dan anyaman variasi warna.

No. Nama Gambar

1. Anyaman polos

(15)

2. Anyaman Keper Kombinasi 3. Anyaman kombinasi 4. Anyaman Bayangan 5. Anyaman Zig-Zag

(16)

Tabel 2. Motif Anyaman Tegak Sumber : Sutimin, 2002: 12-20

3). Anyaman Serong atau miring

Anyaman yang lusi dan pakannya masing – masing serong ke kanan dan ke kiri. Anyaman ini banyak dipergunakan pada pembuatan – pembuatan produk tertentu dimana menganyamnya harus dikerjakan dari awal sekaligus sampai anyaman akhir hingga menjadiproduk jadi misalnya gaben, sokan, gegandeg, dompet, topi dan lain- lain. Sistem pengerjaan dalam anyaman miring ini sama dengan anyaman biasanya hanya saja dikerjakan dalam posisi miring. Ada beberapa motif yang dihasilkan dari anyaman miring, yaitu : Iris Tempe, Kepang walik , Ketan Ireng, Moto Walik , Kepang Kembang, Huruf Balok dan Angka dan Huruf Jalan.

No. Nama Gambar

6. Anyaman Zig-Zag Kombinasi

(17)

1. Anyaman zigzag 2. Anyaman kombinasi 3. Anyaman Kepang 4. Anyaman Huruf Balok

(18)

5. Anyaman Huruf latin

Tabel 3. Motif Anyaman Miring Sumber : Sutimin, 2002:2-11 4). Anyaman Bakul

Di dalam anyaman bakul / keranjang dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: anyaman keranjang langsung dan anyaman keranjang tak langsung

Anyaman keranjang langsung ialah anyaman keranjang yang dasar dan dindingnya hingga tepi penghabisannya dianyam langsung, misalnya : kreneng, tompo, besek.

Anyaman keranjang tak langsung ialah anyaman keranjang yang dasar dan dindingnya masing – masing dianyam sendiri – sendiri, sedangkan bagian dasarnya dapat tunggal atau rangkap lalu di variasi. Biasanya pada bagian dasarnya di buat dengan anyaman segi 6 ( anyaman truntum). Anyaman keranjang tak langsung paling banyak dikerjakan dengan teknik anyaman bulat, kebanyakan anyaman dengan teknik ini dipergunakan untuk tempat buah. Penyelesaian pada tepi anyaman dapa di bingkai rata dan di tali atau dalam bahasa jawanya di jejet.

(19)

Anyaman kombinasi atau anyaman campuran sering digunakan dalam pembuatan motif dan memberikan efek nyata terhadap permukaan anyaman. Anyaman dua muka adalah anyaman yang dibuat menggunakan 2 benang lusi dan 1 buah benang pakan. Tujuan pembuatan kain ini adalah untuk membuat anyaman yang relatif tebal dengan dua motif yang berbeda depan dan belakang. Beberapa jenis kain dua muka, antara lain; anyaman dua muka pakan, anyaman dua muka pakan bolak-balik, anyaman dua muka lusi, kain dua muka lusi bolak-balik dan sebagainya.

Anyaman Rangkap adalah anyaman yang terdiri dari dua lusi dan dua pakan tau lebih. Masing-masing lusi dan pakan membentuk anyaman sendiri. Tujuan dari pembuatan anyaman ini adalah menambah ketebalan dan memberikan efek yang berbeda antara depan dan belakang. Anyaman rangkap dapat diklasifikasikan beberapa macam,antara lain; anyamanrangkap dengan ikatan sendiri, anyaman rangkap dengan ikatan tengah, anyaman rangkap dengan pertukaran benang, anyaman rangkap membentuk trowongan dan sebagainya.

C. Uji Coba

Uji coba dilakukan sbelum melakukan proses produksi, karena fungsi uji coba adalah untuk menemukan teknik seperti apa yang tepat untuk digunakan dalam proses produksi. Uji coba juga dapat meminimalisir kegagalan dalam proses produksi. Pada proses ini, uji coba dilakukan pada material yang dipilih yaitu limbah spanduk MMT. Percobaan ini dilakukan atas beberapa

(20)

pertimbanagan. Dilihat dari material yang digunakan adalah spanduk yang bersifat fleksibel.material ini lentur, tidak kaku namun tidak mudah patah. Spanduk dengan kualitas rendah biasanya tidak tahan lama terhadap sinar matahari, maka dari itu material yang di jadikan percobaan menggunakan limbah spanduk yang belum lama dilepas. Motif yang digunakan dalam percobaan ini menggunakan motif dengan tingkat kerenggangan rendah dan tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil jadi anyaman untuk diterapkan dalam sebuah produk.

1. Uji coba motif

Uji coba motif dilakukan untuk mencari motif yang sesuai yang dapat digunakan untuk motif partisi. Uji coba dilakukan pada motif yang memiliki kerenggangan besar dan kerenggangan paling kecil. Spanduk yang dijadikan anyaman menggunakan potongan limbah spanduk MMT dengan ukuran 1 cm. Potongan limbah spanduk MMT ini ada yang tipis dan ada yang dibuat tebal. Ukuran limbah spanduk MMT yang tebal 3 cm kemudian dilipat menjadi 1 cm sehingga lebih tebal.

N o

(21)

1. Truntum Material: Limbah spanduk MMT dan Bambu

Teknik : Anyam

potongan limbah spanduk dengan uuran 1 cm, 0,5 cm dan iratan bambu ukuran 0,25 cm 2 Kepang Walik Ketan Ireng Kembang mlati

Material: Limbah spanduk mmt

Teknik : Anyam

Pembuatan lembaran

anyaman dengan

pemotongan Limbah spanduk ukuran 1 cm dan dianyam mengikuti rumus

yang sudah ada

selanjutnya diulang sesuai yang diinginkan

(22)

Kembang Jeruk

Iris Tem

Turunan

(23)

3 Kitiran Material :

Limbah spanduk Teknik: anyaman tas Proses pembuatan anyaman ini cukup mudah dengan menyambung potongan spanduk ukuran 3 cm. 4 Pipih bergerigi Material:Limbah spandukMMT Teknik : Anyam pembuatan dengan dianyam. Pelipatan dari atas membentuk suduk disamping – sampingnya dari bawah sampai atas.

Tabel 3. Uji Coba Motif Anyaman Dari limbah Spanduk MMT Sumber : Desy Dwimawati, 2014

2. Uji coba Produk

Selain uji coba teknik anyam, uji coba produk juga dilakukan untuk mengetahui kualitas limbah spanduk MMT setelah menjadi produk – produk tertentu. Beberapa produk yang telah dibuat antara lain ; partisi, kap lampu tidur dan dompet.

(24)

Gambar 9. Partisi Dari Limbah Spanduk MMT Karya: Desy Dwimawati,2014

Analisa :

Hasil uji coba produk yang dilakukan dapat dianalisa bahwa limbah spanduk MMT dapat dianyam membentuk motif bergelombang. Namun hasil anyaman tidak bisa bersifat realis namun motifnya geometris. Dibutuhkan spanduk yang memiliki dominan warna sama agar dapat membentuk motif yang diinginkan karena dalam pembuatan motif ini memerlukan olah warna.

(25)

Gambar 10. Kap Lampu dari Limbah Spanduk MMT Karya: Desy Dwimawati,2014

Analisa :

Hasil uji coba produk yang dilakukan dapat dianalisa bahwa limbah spanduk MMT yang dianyam dengan lebar 0,5 cm memiliki tingkat kerumitan tersendiri karena ukuran yang kecil dan harus membentuk motif yang diinginkan. Perekatan pada anyaman ini cukup sulit karena harus di berikan lem satu per satu pada tiap lusi dan pakannya oleh karena itu kurang efisien.

c. Dompet

Gambar 11. Dompet Dari Limbah Spanduk Karya: Desy Dwimawati,2014

(26)

Analisa :

Hasil uji coba produk yang dilakukan dapat dianalisa bahwa limbah spanduk dalam perekatannya cukup sulit karena harus di berikan lem satu per satu pada tiap lusi dan pakannya oleh karena itu kurang efisien.

D. Gagasan Awal Perancangan

Berdasarkan analisis dari permasalahan yang timbul dan setelah melakukan pengamatan, serta pengumpulan data yang didukung dengan proses uji coba. Gagasan awal perancangan adalah pemanfaaatan limbah spanduk menjadi produk pelengkap interior sebagai partisi. Kebutuhan pasar akan barang – barang pelengkap interior sangat tinggi. Peminatnya dari kelas menengah keatas. Di zaman sekarang ini masyarakat lebih menyukai produk – produk yang unik dan beda dari yang lainnya. Kesempatan untuk mengembangkan produk pelengkap interior sebagai partisi dapat dijalankandan mendapat ruang dimasyarakat. Dalam perancangan ini yang akan difokuskan adalah estetis dari motif yang dihasilkan. Anyaman yang digunakan menggunakan anyaman yang sudah dikembangkan dan berbeda – beda motif.

Pengembangan dilakukan dengan menggunakan anyaman rangkap. Penggunaan 2 motif yang berbeda antara depan dan belakang akan menambah nilai estetis pada partisi. Partisi dibuat dengan kesan modern. Kerangka yang digunakan adalah kerangka dari blockboard. Produk pelengkap interior sebagai partisi digunakan untuk pembatas antara ruang tamu dan ruang keluar

Gambar

Gambar 4. Limbah spanduk MMT  Foto: Desy Dwimawati,2015
Gambar 5. Rumah konsep open planHasil Observasi di Perum.Sentosa Regency  Gentan, Sukoharjo
Gambar 7. Denah Rumah  Type 60
Tabel 2. Motif Anyaman Tegak  Sumber : Sutimin, 2002: 12-20
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan Penggunaan bahan bakar campuran penambahan Biodiesel Jatropha Curcas pada solar standard dengan kondisi engine standard menghasilkan unjuk kerja yang lebih rendah

Pada empat titik pengukuran denyut nadi, yaitu pada saat berlangsungnya aktivitas berjalan dapat dilihat bahwa terdapat beberapa perbedaan nilai yang

Telp. Dalam kaitan dengan pelaporan secara cepat diperlukan sarana dan prasarana dan salah satunya adalah melalui Internet. Fasilitas di kapal juga sudah memenuhi untuk

Faktor air semen (f.a.s) yang digunakan adalah 0,5.Penelitian ini telah diketahui besarnya kuat lentur pelat beton bertulangan baja dan pelat beton bertulangan baja

Tidak boleh melakukan tindakan yang menyangkut risiko pribadi atau tanpa pelatihan yang sesuai.. Produk dekomposisi

Bila memungkinkan Partai (PDI Perjuangan) dapat mengusung calonnya sendiri. Pandangan DPP Partai Gerindra dengan terbatasnya kesempatan partai politik yang tidak memenuhi

BAB II Ekstrak Kasar Supernatan Bakteri Endofit Ageratum conyzoides sebagai Anti Quorum Sensing Terhadap Chromobacterium violaceum A.. Bakteri

Beban aktual yang terjadi dari hasil analisis dengan menggunakan perangkat lunak “ Piping Stress ” dapat dikatakan sebagai beban yang diperkenankan pada nozzle turbine