• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS ORGANISASI DALAM PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS ORGANISASI DALAM PELAYANAN E-KTP DI KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG SKRIPSI"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Madura

Disusun Oleh :

Sri Wahyuni

2013310031

UNIVERSITAS MADURA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRAS

PAMEKASAN

2017

(2)

ii

KTP DI KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN

SAMPANG

DISUSUN OLEH : SRI WAHYUNI

NPM : 2013310031

UNIVERSITAS : MADURA

FAKULTAS : ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN : ADMINISTRASI NEGARA

PROGRAM STUDI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

JENJANG : STRATA SATU (S-1)

Pamekasan, 15 Juli 2017

Pembimbing Skripsi Penulis

(3)

iii

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Madura

Pada Hari : Rabu Tanggal : 26 Juli 2017

Ketua,

Dra. TITIEN SULISTIAWATY, M,Si

Anggota I Anggota II

Drs. ABUBAKAR BASYARAHIL, M.Si RINI ARISTIN, S.Pd, M.M

Mengetahuai;

Ketua prodi. Ilmu Administrasi Negara

(4)

iv

tau kesempatan yang sama akan terulang lagi”

PERSEMBAHAN :

“Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku dan keluargaku yang telah mengalirkan keringat dan do’a atas kesuksesanku. Juga untuk

teman-temanku angkatan 2013 khususnya “sore” serta almamaterku tercinta. Ku persembahkan kado kecil ini sebagai wujud bukti dan terima

(5)

v

Nama : Sri Wahyuni

NPM : 2013310031

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Administrasi

Judul Skripsi : Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang

Dengan ini menyatakan karya ilmiah ini :

1. Adalah benar karya saya sendiri atau bukan plagiat hasil karya orang lain dan saya ajukan sebagai skripsi untuk memperoleh gelar sarjana.

2. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ilmiah ini bukan karya saya sendiri atau plagiat hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Pamekasan 15 Juli 2017

Yang membuat pernyataan

(6)

vi

Pamekasan.Pembingbing: Dra. HJ. TITIEN SULISTIAWATY, Msi Kata Kunci: Efektivitas Organisasi, Pelayanan Publik, Kecamatan Sampang

Pelayanan publik dapat dikatakan efektif apabila masyarakat mendapatkan kemudahan pelayanan dengan prosedur yang singkat, cepat dan tepat waktu. Keberhasilan dalam meningkatkan efektivitas pelayanan publik yang ditentukan oleh faktor kemampuan pemerintah dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur pelayanan. dalam hal ini Pemerintah Kecamatan Sampang dalam mewujudkan displin kerja dalam upaya meningkatkan Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP. Permasalahan yang ditemukan bahwa di Kecamatan Sampang banyak masyarakat mengalami kekecewaan mengenai kecepatan dan kurang keadilan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga permasalahan yang menjadi Kajian Teori dari penelitian ini”Bagaimana Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang”? tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang.

Landasan teori yang menggunakan Edy Sutrisno Efektivitas merupakan keberhasilan organisasi pada umumnya di ukur dengan konsep efektivitas. Dalam penelitian menggunakan indikator pendapat Richard M. Steers yang terdiri dari pencapaian tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus di pandang sebagai suatu proses, Integrasi adalah pengukuran tingkat kemampuan suatu organisasi, dan Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaian diri dengan lingkungan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif penelitian menggunakan purposive sampling dalam menentukan informan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, dokumentasi. Data kualitatif terdapat 3 alur kegiatan yang digunakan oleh peneliti, yaitu proses reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektiviatas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat pada indikator pencapaian tujuan, Integrasi dan Adaptasi. Namun ada indikator pada pelayanan yang diberikan petugas pelayan e-KTP di Kecamatan Sampang yang belum sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dan masyarakat yaitu indikator adaptasi pada sarana dan prasarana yang belum lengkap yang perlu ditingkatkan. Kesimpulan dari penelitian ini Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang pada tahun 2017 cukup efektif. Saran dari penelitian untuk meningkatkan dan memberikan pelayanan yang efektif terhadap masyarakat tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain serta selalu bersikap sopan santun dalam melayani, dan memberikan himbauan atau penyuluhan kepada masyarakat agar mengerti akan pentingnya kepemilikan e-KTP serta menjelaskan prosedur dan syarat-syarat pengurusan surat-surat agar masyarakat yang kurang mengerti tidak kebingungan.

(7)

vii

dengan judul “Efektivitas Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang”

dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk meneyelesaikan studi stara 1 (satu) guna meraih gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Adminstrasi Jurusan Administrasi Negara Universitas Madura.

Dalam penyusunan skripsis ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa bantuan dari beberapa pihak, oleh sebab itu pada kesmpatan kali ini penulis mengucapakan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini terutama kepada :

1. Dra. Hj. Titien Sulistiawaty, M.Si selaku Dekan Fakultas Adminsitrasi.

2. Dra. Hj. Titien Sulistiawaty., M.Si Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan bimbinganya kepada penulis dengan penuh kesabaran dan ketelitian.

3. Kepada Camat Sampang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

(8)

viii

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN...1V SURAT PERNYATAN KEABSAHAN KARYA ILMIAH...V ABSTRAK...V1 KATA PENGANTAR...VI1 DAFTAR ISI...VII1 BAB I PENDAHULUAN ...1 A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah ...6 C. Tujuan Peneliti...6 D. Kegunaan Peneliti...7

BAB II KAJIAN TEORI...8

1. Definisi Efektivitas Organisasi...8

2. Indikator Pengukuran Efektivitas...11

3. Definisi Pelayanan Publik...14

a. Faktor Pendukung Pelayanan Umum...16

b. Azaz Prinsip dan Standar Pelayanan Publik...18

c. Manajemen Pelayanan Publik...19

4. Pengertian e-KTP/KTP Elektronik ...23

1. Manfaat Kegunaan e-KTP/KTP Elektronik...25

2. Keunggulan e-KTP...26

3. Syarat-syarat Membuat e-KTP/KTP Elektronik...26

(9)

ix

D. D. Teknik Pengumpulan Data...31

E. E. Analsis Data...31

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...35

A. Hasil Penelitian...35

a. Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Sampang...35

b. Visi Misi Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang...36

c. Tugas Pokok dan Fungsi...37

d. Struktur Organisasi... ...38

e. Kondisi Personalia...41

f. Persyaratan Pembuatan e-KTP di Kecamatan Sampang...42

B. Data Hasil Penelitian...43

C. Pembahasan...50 BAB V PENUTUP...53 a. Kesimpulan...53 b. Saran ...55 DAFTAR PUSTAKA...57 PEDOMAN WAWANCARA...58 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia berusaha, baik melalui aktivitas sendiri, maupun secara tidak langsung melalui aktivitas orang lain, aktivitas adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, pancaindra dan anggota badan dengan tanpa alat bantu yang di lakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu yang diinginkan baik dalam bentuk barang maupun jasa. “Proses pemenuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang di namakan pelayanan”. (Monier 2002)

Pelayanan publik yang menjadi fokus studi displin ilmu adaministrasi publik, masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan penyelesaian yang komprehensif. Bahwa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat terus mengalami meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan di dalam pemeritah itu sendiri. “Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia”. ( Sinambela 2006)

Salah satu buah reformasi yang telah di lengkapi pada tahun 1998 adalah dengan di berlakukannya Otonomi Daerah. Dengan otonomi daerah, maka harapannya akan berubahnya bentuk pelayanan kearah yang lebih baik menjadi terbuka. Karena salah satu dari tujuan yang di berlakukannya Otonomi Daerah (Menurut UU No.22 Tahun 1999 dan sekarang di ubah dengan UU No.32

(11)

Tahun 2004) adalah peningkatan kualitas pelayanan publik. Hal ini akan di tandai dengan berubahnya bentuk pelayanan, dari pelayanan sulit menjadi mudah dan mahal menjadi murah, yang tadinya memakan waktu yang lama menjadi cepat,dan yang jauh menjadi lebih dekat. Pemberian otonomi luas kepada mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaandan peran masyarakat.

(https://id.m.wikipedia.org.wiki.otonomi daerah)

Berlakunya Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa efektivitas penyelenggaraan pemerintahan pemerintahan daerah perlu di tingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintah dan antar pemerintahan, daerah, potensi dan keanegaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem

penyelenggaraan pemerintahan negara.

(www.kpu.go.id.dmdocuments.UU_32_2004_pemerintahan)

Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik masyarakat tentu saja dengan tujuan agar dapat meninggalkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah birokrast haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. “Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat”. (Monier 2002)

(12)

Pelayanan kepada masyarakat adalah tujuan utama yang tidak mungkin dapat dihindari karena sudah merupakan kewajiban penyelenggara pelayanan dengan menciptakan pelayanan yang baik kepada masyarakat, karena telah menjadi sebuah kewajiban maka sepatutnya pemerintah mencari solusi terbaik terhadap masalah-masalah yang sering dihadapi, termasuk kendala ekstern yakni kendala yang datangnya dari masyarakat pemakai jas dalam kaitannya dengan pelayanan umum yang ditanganinya, selain itu pula pegawai harus senantiasa memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat secara keseluruhan. Tingkat kepuasan masyarakat merupakan salah satu indikator yang penting bagi keberhasilan pelayanan publik diman semakin besar manfaat yang dirasakan publik, semakin bagus pula kualitas layanan yang dilaksanakan oleh aparat sebaliknya tingkat kepuasan yang rendah mengindikasikan buruknya sistem pelayanan aparat publik.

(http://silahudin66.blogspot.com/2010/05/standart-pelayanan-publik.html).

Kartu Tanda Penduduk elekronik atau electronic-KTP (e-KTP) adalah Dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk hanya di perboleh memilik satu KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK) merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup

e-KTP merupakan syarat sebagai identitas diri Warga Negara Indonesia yang sah. Dalam pembuatan e-KTP tidaklah sulit dan tidak di pungut biaya,cara pembuatannya pun sebagai berikut: minta surat pengantar dari

(13)

RT/RW dan menyerahkan fotocopy KK, setelah itu bawalah kekeluraha untuk mendapatkan tanda tangan lurah setempat, kemudian ke Kecamatan Sampang berlaku untuk proses pembuatan e-KTP.

(http://silahudin66.blogspot.com/2010/05/standart-pelayanan-publik.html

Dasar hukum berlakunya e-KTP kartu tanda penduduk elektronik sekarang ini berlaku untuk masa rentang waktu seumur hidup pemiliknya adalah berdasarkan pada pasal 64 ayat 7 huruf a UU No 24 Tahun 2013 mengamanatkan bahwa KTP elektronik untuk warga negara indonesia masa berlakunya seumur hidup. Selanjutnya dalam pasal 101 huruf c UU No 24 Tahun 2013, di amanatkan bahwa e-KTP yang sudah di terbitkan sebelum UU No 24 Tahun 2013 di tetapkan berlaku seumur hidup. Karena terjadinya dokumen kependudukan perubahan undang-undang UU Nomor 23 tahun 2006 menjadi nomor 24 tahun 2013 tentang adminitrasi kepndudukan, maka peraturan daerah kota Bandung nomor 8 tahun 2012 pun direvisi. Dengan adanya revisi ini, selain semua dokumen kependudukan gratis, masa berlaku e-KTP yang semula 5 tahun pun nantinya akan menjadi seumur hidup.

(www,galamedia.com.bandung,raya)

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Muhammad Ehsan pada Tahun 2006 dengan judul Efektivitas Pelayanan e-KTP di Kecamatan Banjar Baru. Di simpulkan bahwa efektivitas pelayanan e-KTP di Kecamatan Banjar Baru. Sudah baik di mana hal ini di tunjukkan oleh penerapan output di lihat dari indikator namun perlu meningkatkan akses masyarakat pengguna jasa akan pelayanan yang berkualitas murah dan cepat,

(14)

dan dan efektif juga memberikan perlakuan yang sama atas siapa yang bertindak sebagai perantara, serta pembinaan pengawai harus tetap dan terus menerus dilakukan sehingga pola pikir pegawai semakin beriorientasi pada kebutuhan dan kepuasan penerima pelayanan.(etd.repositoring.ugm.ac.id)

Pemerintah Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang yang bekerja dalam pelayanan masyarakat untuk memberikan pelayanan masyarakat. Dalam mendapatkan pelayanan yang demikian, pemerintah Kecamatan Sampang kurang efektif dalam menjalankan pekerjaanya. Sebagaimana informasi yang di dapatkan dari sebagian besar masyarakat yang berpendapat pada prakteknya. Terkadamg pengawainya terlambat masuk dari jam yang telah di tentukan. Berikut hasil wawancara Bapak Muhlis salah satu warga Sampang.

“ Masih banyak masyarakat mengalami kekecewaan mengenai kecepatan dan ketepatan dalam memberikan layanan dan kurangnya keadilan dalam memberi layanan kepada masyarakat”. Wawancara( tanggal 1April 2017).

Berdasarkan hasil pengalaman pribadi peneliti pada waktu mengurus e-KTP pada tanggal 12 Agustus 2016 untuk keperluan mengurus SIM, maka pada saat di butuhkan dengan harapan cepat ternyata tidak sesuai dengan yang di harapkan. Menurut petugasnya di minta untuk kembali satu bulan lagi, karena jaringan server mengalami gangguan. Selanjutnya hasil wawancara Ibu Mufdalifah salah satu warga Sampang bahwa:

“Kecamatan Sampang kurang mampu mengorganisasi dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dalam tugas sehingga berakhir pemberian pelayanan yang lamban”. Wawancara (tanggal 5 April 2017).

Lebih lanjut Bapak safi sebagai warga Sampang menuturkan bahwa: “Tenaga kepegawaian masih kurang mampu dalam memberikan pelayanan yang efektif, sehingga pelayanannya menjadi lama dan berbelit-belit”. wawancara (tanggal 10 April).

(15)

Dari hasil wawancara tersebut dapat di katakan bahwa ternyata dalam pelayanan e-KTP masih terdapat banyak permasalahan dalam pelayanannya yang lamban dan berbelit belit.

Berdasarkan temuan masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan berjudul”Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang”

B. Rumusan Masalah

Masalah merupakan “penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi, penyimpangan antara teori dengan praktik, penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan, dan penyimpangan antara pengalaman masa lampau dengan yang terjadi sekarang “menurut (Sugiyono 2015 : 29).

Dari pengertian masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Berdasarkan pengertian masalah dan latar belakang masalah diatas, maka dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimanakah Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di Kacamatan Sampang Kabupaten Sampang.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di Kacamatan Sampang Kabupaten Sampang.

(16)

D. Kegunaan Penelitian

Setelah mengetahui rumusan masalah dan tujuan penelitia yang telah diuraikan diatas, manfaat yang ingin diperoleh melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:.

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini di harapakan sebagai bahan kajian pustaka dalam pengembangab ilmu pengetahuan efektivitas pelayanan. selain itu hasil penelitian ini di harapakan dapat menjadi suatu pembelajaran riil mengenai efektivitas pelayanan.

2. Kegunaan Praktis

Bagi pihak penyelenggara kebijakan hasil penelitian ini di harapakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak pemerintahan dan dapat bermanfaat sebagai sumbangan saran di masa mendatang mengenai pelayanan.

(17)

BAB II

KAJIAN TEORI

1. Definisi Efektivitas Organisasi

Menurut Edy Sutrisno (2010 : 123) “efektivitas merupakan keberhasilan organisasi pada umumnya di ukur dengan konsep efektivitas”.

Selanjutnya Steers (1985:87) mengemukakan bahwa: “Efektivitas

adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya”.

Schein 1980 “efektivitas adalah kemampuan untuk bertahan, menyesuaikan diri memelihara diri dan tumbuh lepas dari fungsi tertentu yang dimilikinya”.

Selain itu Steers 1977 (dalam Edy Sutrisno 2010 : 123). “ Pada umumnya efektivitas hanya dikaitkan dengan tujuan organisasi, yaitu laba, yang cenderung mengabaikan aspek terpenting dari keseluruhan prosesnya, yaitu sumber daya manusia. Dalam penelitian mengenai efektivitas organisasi , sumber daya manusia dan perilaku manusia seharusnya selalu muncul menjadi fokus primer, dan usaha-usaha untuk meningkatkan efektivitas seharusnya selalu dimulai dengan meneliti perilaku manusia di tempat kerja”.

Efektivitas pada dasarnya mengacu pada sebuah keberhasilan atau pencapaian tujuan. Efektivitas adalah salah satu dimensi dari produktivitas yaitu mengarah pada pencapaian untuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian

(18)

target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.

Teoriefektivitas.blogspot.com/2016

Efektivitas adalah sarana dan prasarana yang harus dipenuhi untuk pencapaian sesuatu hal. Efektivitas merupakan rangkaian input, proses dan output dalam memandang suatu hal tertentu. efektivitas merupakan tolok ukur keberhasilan dari tujuan akhir yang hendak dicapai. Adanya efektivitas diharapkan dapat melihat pembenahan sign system yang telah ada untuk menarik minat pengunjung. (Menurut Steers 1985:55)

Menurut Edy Sutrisno ( 2010:133). “Efektivitas organisasi lebih dari penjumlahan efektivitas individu dan efektivitas kelompok, melalui efektiviatas sinergis, organisatoris bisa memperoleh untuk tingkat yang lebih tinggi kinerjanya dibandingkan penjumlahan tentang persamaan mereka. Sesungguhnya dasar pemikiran ini menekankan bahwa bekerja secara kelompok akan lebih baik dari pada bekerja secara individu”. (Gibson, Ivancevich, dan Donnelly.)

Sondang P. Siagian (2000:24). “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yng secara sadar di terapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa kegiatan yang di jalankan”.

Selanjutnya munurut Steers 1977 (Edy Sutrisno 2010) . Mengatakan bahwa yang terbaik dalam meneliti efektivitas ialah memerhatikan secara serempak tiga buah konsep yang saling berkaitan. 1. Optimalisasi tujuan 2. Perspektif sistem 3. Tekanan pada segi prilaku manusia dalam susunan organisasi.

Faktor –faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas

Ada empat kelompok variabel yng mempengaruh terhadap efektivitas ialah: 1. Karakteristik organisasi, termasuk struktur dan teknologi

Teknologi ialah perbuatan, pengetahuan, teknik dan peralatan fisikal yang di gunakan untuk mengubah input menjadi output. Dengan teknologi yang ada tanpa di bandingkan dengan teknologi lainnya yang sudah di gunakan itu berpengaruh terhadap efektivitas. Teknologi, struktur, dan efektivitas selain berpengaruh terhadap efektivitas, juga sangat dominan pengaruh terhadap struktur organisasi. Struktur ialah

(19)

pembagian pekerjaan, penflompokan, spesialisasi, koordinasi, koordinasi, dan sebagainya yang bertalian dengan pelaksanaan pekerjaan.

2. Karakteristik lingkungan, termasuk lingkungan interen dan ekstern Bahwa perubahan lingkungan berpengaruh terhadap strategi, selanjutnya strategi berpengaruh terhapap struktur, dan akhirnya struktur berpengaruh terhadap prilaku. Dikatakan bahwa tanpa penyesuaian struktur terhadap lingkungan hanya akan menjurus pada turunnya efisiensi ekonomi. Dapat di simpulkan bahwa, efesiensi tergantung pada kemampuan organisasi untuk berinteraksi dan berhubungan dengan lingkungannya secara erat yang saling menguntungkan.

3. Karakteristik karyawan

Motivasi adalah suatu proses yang membangkitkan, mengarahkan dan meperhatankan prilaku selama jangka waktu trtentu untuk mencapai tujuan. Banyak teori mengenai motivasi yang dikaitkan dengan prilaku dangan pekerjaan.

4. Kebijakan praktik manajemen.

Dalam kelompok faktor individu yang paling berpengaruh ialah kebutuhan sedangkan faktor organisasi yang paling berpengaruh ialah imbalan. Namun, keefektifannya msih tergantung pada faktor-faktor lainnya, seperti struktur, teknologi, gaya kepemimpinan, persepsi peran, dan budaya organisasi.

Selanjutnya menurut Solichin Abdul Wahab (1997:123). Menyatakan dalam komponen studi evaluasi efektivitas data di kumpulakan untuk memgetahui apakah proyek telah mewujudkan tujuannya, atau akan mewujudkan tujuan yaitu:

1. Tujuan –tujuan proyek dirumuskan dengan jelas dan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang terukur (measureble). Jika misalnya karena satu dan hal pengukuran tersebut tidak mungkin dilakukan secara lansung, maka rencana proyek harus bisa menunjukkan dengan tepat lewat indikator-indikator yang manakah pengukuran itu dapat di lakukan.

2. Pengukuran terhadap perbaikan kinerja organisasi dalam sebuah proyek yang dimaksud untuk pengembangkan kelembagaan bukan hanya merupakan persoalan yang ilusif, tetapi juga sensitif.

3. Persoalan serius yang seringkali muncul ialah bahwa hasil akhir proyek merupakan proses negosiasi dan perumusan tujuan dikompromikan. 4. Evaluator kemungkinan juga menghadapi masalah bahwa atasannya

mempunyai penafsiran berbeda terhadap tujuan proyek, sebagaimana halnya perbedaan penafsiran antara pelaksana proyek dengan evaluator sendiri.

(20)

Dengan demikian, efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Penelitian kepustakaan yang ada mengenai teori efektivitas memperlihatkan keanekaragaman dalam hal indikator penilaian tingkat efektivitas suatu hal. Hal ini terkadang mempersulit penelaahan terhadap suatu penelitian yang melibatkan teori efektivitas, namun secara umum, efektivitas suatu hal diartikan sebagai keberhasilan dalam pencapaian target atau tujuan yang telah ditetapkan.

2. Indikator Pengukuran Efektivitas

Selain itu , Campbell ( Edy Sutrisno, 2010 : 130-133) mengatakan bahwa ada bermacam-macam indiktor atau kriteria yang dapat di gunakan untuk mengukur efektifitas organisasi. Campbell, mengatakan bahwa ada 21 butir untuk mengukur efektivitas yaitu:

1. Efektivitas keseluruhan. Sejauh mana organisasi melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuannya. Ini merupakan penilaian umum dengan sebanyak mungkin kriteria dan menghasilkan penilaian umum tentang efektivitas organisasi.

2. Kualitas. Kualitas jasa atau produk utama yang di hasilkan oleh organisasi.

3. Produktivitas. Kuantitas atau volume produk atau jasa utama yang di hasilkan oleh organisasi.

4. Kesiapsiagaan. Penilaian menyeluruh mengenai kemungkinan bahwa organisasi mampu menyelesaikan sesuatu tugas khusus dengan baik jika diminta.

5. Efisiensi. Suatu rasio yang mencerminkan perbandinganya beberapa aspek satuan prestasi terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi. 6. Laba. Penghasilan atas penanaman modal yang digunakanuntuk

(21)

7. Pertumbuhan. Penambahan hal-hal seperti tenaga kerja, fasilitas pabrik, laba, dan penemuan baru. Suatu perbandingan antara keadaan organisasi masa sekarang dengan keadaan masa lampau.

8. Pemanfaatan lingkungan. Sejauh mana organisasi dengan sukses berinteraksi dengan lingkungannya, yaitu dapat meperoleh sumberdaya yang langkah yang diperlukan untuk operasi secara efektif.

9. Stabilitas. Pemeliharaan struktur, fungs, dan sumber daya sepanjang waktu, khususnya dalam periode-periode sulit.

10. Peputaran atau kluar masuknya karyawan. Frekuensi atau banyaknya pemberhentian secara sukarela.

11. Absenteisme. banyaknya kemangkiran kerja.

12. Kecelakaan. banyaknya kecelakaan dalam pekerjaan yang mengakibatkan kerugian waktu untuk turun mesin atau waktu perbaikan.

13. Semangat kerja. kecenderungan anggota organisasi untuk berusaha lebih keras lagi dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

14. Motivasi. kekuatan kecenderungan seseorang untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan yang diarahkan pada sasaran dalam pekerjaan, merupakan perasaan dorongan bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan

15. Kepuasan. tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi.

16. Internalisasi. tujuan organisasi di terimanya tujuan-tujuan organisasi oleh setiap orang dan unit-unit dalam organisasi.

17. Konflik kohesi. Dimensi kutub kohesi, yang menunjukkan satu sama lain saling suka, kerja sama, berkomunikasi penuh dan terbuka, dan terkoordinasikan dalam kegiatan.

18. Fleksibilitas adaptasi. Kemampuan suatu organisasi mengubah standar prosedur operasi dalam menanggapi tantangan lingkungan untuk mencegah terjadinya kebekuan dalam menghadapi rangsangan lingkungan.

19. Penilaian pihak luar. Penilaian terhadap organisasi atau unit-unit organisasi dari seseorang atau lembaga dalam lingkungannya yang menaruh kepentingan.

20. Iklim. Kesadaran lingkungan di dalam organisasi

21. Kualitas kehidupan kehidupan kerja. Kualitas perhubungan karyawan dengan lingkungan kerjanya.

Indikator pengukuran dari Duncan yang di dikutip Richard M Steers dalam bukunya “efektivitas organisasi” (1985:53) mengatakan mengenai

(22)

1. Pencapaian tujuan

Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harusdipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin., diperlukan pentahapan. Baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya.

2. Integrasi

Integrasi yaitupengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus, dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya integrasi menyangkut proses sosilisasi

3. Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pemgadaan sasaran dan prasarana dan pengisian tenaga kerja.

Pengukuran tersebut penulis menggunakan penulis indikator pengukuran yang di kemukakan oleh Steers mengatakan mengenai indikator yang pertama pencapaian tujuan merupakan keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses, seperti halnya apabila suatu program mencapai sasaran maka program tersebut dapat di katakan efektif yaitu meliputi target pelayanan e-KTP, tahap sasaran. Indikator yang kedua menjelaskan Integrasi merupakan pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, seperti halnya tingkat kemampuan terhadap aparatur untuk pengadakan sosialisasi, meliputi, sosialisasi, pengembangan konsensus, komunikasi. Indikator yang ketiga menjelaskan Adaptasi kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan sasaran dan prasarana dan pengisian tenaga kerja. Seperti halnya proses penyesuaian diri dilakukan dengan melakukan pengadaian dan pengisian tenaga kerja, meliputi sarana dan prasarana, fasilitas.

(23)

3. Definisi Pelayanan Publik

Menurut Monier (1992:16). “Pelayanan adalah proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung”.

Menurut Sampara Lukman 2000 dalam buku (Sinambela 2006:5). “Pealayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam

interaksi langsung antar seseorang dengan orang dengan orang lain atau mesin secara fisik , dan menyediakan kepuasan pelanggan”.

Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir

(2002:26-27) mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna.”

Selanjutnya Menurut Sinambela (2006 : 5). “Pelayanan publik diartikan pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah di tetapkan. Selanjutkan menurut Kepmenpan No.63 /KEP/M.PAN/7/2003.publik adalah segala kegiatan pelayanan yang di laksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

(24)

Pengertian lain berasal dari pendapat A.S. Moenir (1995:7) menyatakan bahwa : “Pelayanan umum adalah suatu usaha yang dilakukan kelompok atau

seseorang atau birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu”. Pelayanan merupakan kegiatan utama pada orang yang bergerak di bidang jasa, baik itu orang yang bersifat komersial ataupun yang bersifat non komersial. Namun dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan antara pelayanan yang dilakukan oleh orang yang bersifat komersial yang biasanya dikelola oleh pihak swasta dengan pelayanan yang dilaksanakan oleh organisasi non komersial yang biasanya adalah pemerintah.

Sedangkan menurut Kotler dalam buku (Sinambela 2006:4). “Pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik”.

Menurut (Sinambela 2006:5). “Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara ne.gara. Negara didirikan oleh publik masyarakat tentu saja dengan tujuan agar dapat meninggalkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah birokrast haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat. Pelayanan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung, merupakan konsep yang senantiasa aktual dalm berbagai aspek kelembagaan. Bukan hanya pada organisasi bisnis, tetapi telah berkembang lebih luas pada tatanan organisasi pemerintahan. Hal ini disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompetisi global yang sangat ketat”.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 mendefinisikan

(25)

pelayanan umum sebagai segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh Intansi Pemerintah di Pusat , di daerah , dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerahdalm bentuk barang dan jasa baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan tertentu peraturan perundang-undangan.

(www,galamedia.com.bandung,raya)

Selain itu, menurut (Yogi Suprayogi Sugandi 2011:123). “Birokrasi pada sektor publik, pada dasarnya dihadirkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Responsivitas sebagai salah satu indikator pelayanan berkaitan denga daya tanggap aparatur terhadap kebutuhan masyarakat yang membutuhkana pelayanan sebagaimana diatur dalam perundangan. Sementara itu dalam pembahasan nya mengenai teori pengembangan organisasi mengindikasi bahwa responsivitas menyangkut kemampuan aparatur dalam mengahadapi dan mengantisipasi aspirasi baru, perkembangan batu, tuntutan baru, dan pengetahuan baru. Birokrasi harus merespon secara cepat agar tidak tertinggal dalam menjalankan tugas dan fungsinya”.

a. Faktor Pendukung Pelayanan Umum

Menurut Monier (1992 : 88-119) Dalam pelayanan umum terdapat beberapa faktor pendukung yang penting di antaranya. Berikut faktor pendukung pelayanan publik yaitu:

1. Faktor Kesadaran

kesadaran menunjukkan suatu keadaan pada jiwa seseorang, yaitu merupakan titik temu atau eguilibrium dari berbagai pertimbangan sehingga memperoleh suatu kenyakinan, kenangan, ketetapan hati dan keseimbangan dalam jiwa yang bersangkutan. Pengertian kesadaran adalah hasil dari suatu proses yang kadang-kadang memerlukan waktu cukup lama dan dalam keadaan emosi. Orang ynag dalam keadaan emosional tidak mungkin memperoleh kesadaran. Dengan kesadaran dapat di peroleh atau di temukan kebenaran hakiki sehingga dapat melihat mata hati suatu kebatilan.

2. Faktor Aturan

Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan orang. Makin maju dan majemuk suatu masyarakat makin besar peranan aturan dapat dikatakan orang tidak dapat hidup layak dan tenang tanpa

(26)

aturan. Oleh karena peranan aturan demikian besar dalam hidup bermasyarakat maka dengan sendirinya aturan harus dibuat, dipatuhi dan diawasi sehingga dapat mencapai sasaran sesuai dengan maksudnya. Dalam organisasi kerja aturan dibuat oleh manajemen sebagai pihak yang berwenang mengatur segala sesuatu yang ada di organisasi tersebut. Oleh karena setiap aturan pada akhirnya menyangkut langsung ataupun tidak langsung kepada orang lain, maka masalah manusia serta sifat kemanusiaannya harus menjadi pertimbangan utama.

3. Faktor Organisasi

Organisasi pelayanan yang di maksud di sini ialah mengorganisir fungsi pelayanan baik dalam bentuk struktur maupun mekanismenya yang akan berperan dalm mutu dan kelancaran pelayanan. seper ti dikemukakan bahwa secara pendukung mekanisme kerja di dalam organisasi ialah sistem, prosedur dan metode yang berfungsi sebagai tata cara atau tata kerja agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dengan baik.

4. Faktor Pendapatan

Pendapatan ialah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas tenaga dan pikiran yang telah di curahkan untuk orang lain atau badan organisasi , baik dalam bentuk uang, natura maupun fasilitas, dalam jangka waktu tertentu. Pada dasarnya pendapatan harus memenuhi kebutuhan hidup baik untuk dirinya maupun keluarga. Namun hal itu dalam masyarakat yang berteknologi maju, di mna kebutuhan hidup makin meningkat tidak hanya dalam jenis tetapi juga dalam kegunaa, pendapatan seseorang tidak lagi dapat menjangkau kebutuhan bersama keluarga.

5. Faktor Kemampuan Keterampilan

Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang mendalam hubungan dengan tugas pekerjaan berarti dapat melakukan tugas pekerjaan sehingga menghasilakan barang atau jas sesuai dengan yang diharapakan. Keterampilan ialah kemampuan melaksanakan tugas pekerjaan dengan menggunakan anggota badan dan peralatan kerja yang tersedia

6. Faktor Sarana Pelayanan

Sarana pelayanan yang di maksud di sini ialah segala jenis peralatan,perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga berfungsi sosial dalm rangka kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja itu. Fungsi sarana pelayanan tersebut antara lain: a. Mempercepat proes pelakasanaan pekerjaan, sehingga dapat

menghemat waktu.

b. Meningkatkan produktivitas, baik barang atau jasa c. Kualitas produk yang lebih baik terjamin

d. Ketepatan susuna dan stabilitas ukuran terjamin

e. Lebih mudah atau sederhana dalam gerak para pelakunya

f. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang –orang yang berkepentingan

(27)

b. Azas, Prinsip dan Standar Pelayanan Publik

Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan publik yang profesional, kemudian Lijan Poltak Sinambela(2008:6) mengemukakan azas-azas dalam pelayanan public tercermin dari:

a. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. b. Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

c. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

d. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

e. Keamanan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, agama, ras, golongan, gender dan status ekonomi.

(28)

c. Manajemen Pelayanan Publik

Berkaitan dengan upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi kegiatan pelayanan publik, maka diperlukan suatu aktivitas manajemen. Aktivitas manajemen adalah aktivitas yang dilakukan oleh manajemen yang mampu mengubah rencana menjadi kenyataan, apakah rencana itu berupa rencana produksi atau rencana dalam bentuk sikap dan perbuatan (A.S. Moenir, 1995: 164). Aktivitas manajemen memang subyek, karena manajemen berhadapan dengan unsur organisasi yang terdiri dari manusia, dana, peralatan, bahan, metode dan pasar (bagi orang bisnis).

Namun dalam hal manajemen pelayanan yang dihadapi oleh manajemen yang utama antar lain adalah manusia (pegawai) dengan segala tingkah lakunya. Manajemen pelayanan umum oleh A.S. Moenir (1995: 204) didefinisikan sebagai “manajemen yang proses kegiatan diarahkan secara

khusus pada terselenggaranya pelayanan guna memenuhi kepentingan umum atau kepentingan perseorangan, melalui cara- cara yang tepat dan memuaskan pihak yang dilayani.” Selain dapat berjalan dengan baik, manajemen pelayanan

umum/publik harus dapat mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran manajemen pelayanan umum sederhana saja yaitu kepuasan. Meskipun sasaran itu sederhana tapi untuk mencapainya diperlukan kesungguhan dan syarat- syarat yang seringkali tidak mudah dilakukan.

Hal ini berkaitan dengan masalah kepuasan yang tidak dapat diukur secara pasti tetapi relatif. Mengenai sasaran dari kegiatan pelayanan umum,

(29)

A.S. Moenir (1995: 165) mengemukakan sasaran utama pelayanan umum, yaitu:

a. Layanan

Agar layanan dapat memuaskan orang atau sekelompok orang yang dilayani, maka petugas harus dapat memenuhi empat syarat pokok yakni : (a) tingkah laku yang sopan, (b) cara menyampaikan sesuatu berkaitan dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang yang bersangkutan, (c) waktu penyampaian yang tepat dan, (d) keramah tamahan.

b. Produk

Yang dimaksud dengan produk dalam hubungan dengan sasaran pelayanan umum yaitu kepuasan dapat berbentuk :

1. Barang

Yaitu sesuatu yang dapat diperoleh melalui layanan pihak lain, misalnya barang elektronik dan kendaraan.

2. Jasa

Produk jasa yang dimaksud adalah suatu hasil yang tidak harus dalam bentuk fisik tetapi dapat dinikmati oleh panca indera dan atau perasaan (gerak, suatu, keindahan, kenyamanan, rupa) disamping memang ada yang bentuk fisiknya dituju.

(30)

3. Surat- surat berharga

Kepuasan berikut ini menyangkut keabsahan atas surat- surat yang diterima oleh yang bersangkutan. Keabsahan surat sangat ditentukan oleh proses pembuatannya berdasarkan prosedur yang berlaku dalam tata laksana surat pada instansi yang bersangkutan. Ditinjau dari segi aktivitasnya dalam kaitan dengan fungsi pelayanan, aktivitas manajemen yang menonjol diantara aktivitas-aktivitas yang dilakukan menurut A. S. Moenir (1995: 164- 185) antara lain ialah :

a. Aktivitas menetapkan sasaran dalam rangka pencapaian tujuan

Aktivitas yang menonjol dalam manajemen pelayanan umum adalah menetapkan sasaran untuk mencapai tujuan organisasi serta menetapkan cara yang tepat serta melaksanakan pekerjaan dan menyelesaikan masalah.

b. Menetapkan cara yang tepat

Aktivitasnya manajemen yang kedua adalah menetapkan cara bagaimana yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini termasuk menetapkan teknik pencapaian, prosedur dan metode. Khusus dalam tugas- tugas pelayanan soal prosedur dan metode harus benar- benar menjadi perhatian manajemen, karena hal ini akan menentukan kualits dan kecepatan dalam pelayanan, baik pelayanan manual maupun pelayanan dengan menggunakan peralatan. Mengenai

(31)

teknik tercapainya tujuan, A. S. Moenir (1995: 170: 173) juga menuliskan beberapa teknik manajemen yang perlu diketahui, antara lain :

1. Manajemen dengan sasaran ( Management by Objective= MBO)

Teknik ini menggunakan pendekatan pada sasaran orang yang dijabarkan lebih lanjut menjadi sasaran unit kerja yang paling kecil. Unit- unit kerja tersebut setelah mengetahui sasaran yang akan dituju, lalu membuat rencana pencapaian dan pengendaliannya bersama dengan unit tingkah atasnya.

2. Manajemen hasil (Management by Result= MBR)

Dalam teknik MBR ini masalah kewenangan dalam pengambilan keputusan, dilakukan melalui system delegasi karena di situlah letak kelangsungan proses kegiatan hingga tercapai hasil di Negara (result).

3. Manajemen dengan system (Management by system= MBS)

Mbs mencapai sasaran melalui mekanisme system, karena itu system dengan prosedur dan metodenya menjadi perhatian utama untuk ditata. Teknik MBS ini lebih tepat penerapannya di bidang kegiatan yang sifatnya pelayanan, karena faktor utama tertuju pada proses, (pelayanan adalah proses)

(32)

4. Manajemen dengan motivasi (Management by Motivation)

Teknik MBM mendasarkan pendekatan utama pada pencapaian sasaran melalui system motivasi. Berbagai macam motivasi dikembangkan baik yang bersifat material maupun non material sehingga mampu menjadi alat perangsang aktivitas yang bersifat tetap.

5. Manajemen dengan pengecualian (Management by Exception=MBE)

Penekanan yang dipakai teknik MBE ini ialah bahwa dalam pengelolaan organisasi selalu ada hal- hal yang secara strategis tidak dapat dilimpahkan pada orang lain dan tetap berada ditangan pimpinan organisasi, meskipun secara teori dilimpahkan wewenang itu dimungkinkan karena dalam susunan organisasi ada pejabat yang mengurusnya dan bertanggungjawab. Wewenang atau tugas yang tidak dilimpahkan itulah yang disebut pengecualian dalam teknik MBE ini.

4. Pengertian e-KTP / KTP Elektronik

Dasar hukum berlakunya e-KTP kartu tanda penduduk elektronik sekarang ini berlaku untuk masa rentang waktu seumur hidup pemiliknya adalah berdasarkan pada pasal 64 ayat 7 huruf a UU No 24 Tahun 2013 mengamanatkan bahwa KTP elektronik untuk warga negara indonesia masa berlakunya seumur hidup. Selanjutnya dalam pasal 101 huruf c UU No 24 Tahun 2013, di amanatkan bahwa e-KTP yang sudah di terbitkan sebelum UU No 24 Tahun 2013 di tetapkan berlaku seumur hidup. Karena terjadinya dokumen kependudukan perubahan undang-undang UU Nomor 23 tahun 2006

(33)

menjadi nomor 24 tahun 2013 tentang adminitrasi kepndudukan, maka peraturan daerah kota Bandung nomor 8 tahun 2012 pun direvisi. Dengan adanya revisi ini, selain semua dokumen kependudukan gratis, masa berlaku e-KTP yang semula 5 tahun pun nantinya akan menjadi seumur hidup.

(www,galamedia.com.bandung,raya)

Berlakunya Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa efektivitas penyelenggaraan pemerintahan pemerintahan daerah perlu di tingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintah dan antar pemerintahan, daerah, potensi dan keanegaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem

penyelenggaraan pemerintahan negara.

(www.kpu.go.id.dmdocuments.UU_32_2004_pemerintahan)

Selain kepada masyarakat, pemerintah juga harus aktif dalam meluncurkan pemahaman mengenai e-KTP kepada masyarakat, yaitu dengan cara mensosialisasikan melalui media cetak, media masa, ataupun secara langsung datang ditengah-tengah masyarakat. Sehingga, bagi masyarakat yang memang belum paham bahkan tidak paham sama sekali mengenai e-KTP bisa mengekuti sosialisasi tersebut. Oleh karena itu, hal ini juga kembali ditekankan kepada masyarakat untuk memiliki kesadaran dalam berpartisipasi membangun sebuah partisipasi kalau bukan Warga Negara Indonesia yang membangun perubahan di Negara itu? Pemerintah telah memberikan sebuah perubahan,

(34)

maka harus mengikuti arus perubahan tersebut supaya semua yang telah direncanakan dapat berjalan maksimal.(analisiskebijakan.ektp.blogspot.com)

Kartu tanda penduduk elekronik atau electronic-KTP atau e-KTP adalah kartu tanda penduduk KTP yang dibuat secara elektronik, dalam artian baik dari segi fisik maupun penggunaanya berfungsi secara komputerisasi e-KTP atau KTP elekronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi maupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. E-KTP atau KTP elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada data database kependudukan nasional.

1. Manfaat kegunaan e-KTP / KTP Elekteronik

Manfaat dan kegunaan e-KTP adalah sebagai berikut:

1. E-KTP merupakan dokumen kependudukan utama yang menjadi bukti resmi identitas diri yang data di gunakan sebagai syarat kelengkapan administrasi dalam mengurus berbagai kepentingan dan hak-hak seseorang sebagi penduduk warga negara.

2. Sebagai akses layanan dasar, misalnya dalam laporan komisi pemberdayaan hukum untuk masyarakat untuk menjamin kepastian hukum dan keadilan, dengan adanya e-KTP masyarakat miskin mempunyai peluang untuk mengakses berbagai layanan dasar yang tersediakan pemerintah, antara lain BLT, Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), Beras Untuk Rakyat Miskin (RASKIN),

(35)

dan masih banyak lagi hal- hal yang bisa di akses dengan syarat harus memiliki e-KTP.

2. Keunggulan e-KTP

e-KTP juga mempunyai keunggulan dibandingkan KTP biasa / KTP nasional, keunggulan- keunggulan tersebut diantaranya:

1. Identitas jati diri tunggal 2. Tidak dapat dipalsukan 3. Tidak dapat digandakan

4. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam Pemilu atau Pilkada (E-voting) selain itu, sidik jari yang direkam dari setiap wajib e-KTP adalah seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukan datanya dala chip hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari di pilih sebagai autentikasi untuk e-KTP karena memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

1. Biaya paling murah, lebih ekonomis dari pada biometrik yang lain.

2. Bentuk dapat di jaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores.

3. Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar. 3. Syarat–syarat membuat e-KTP / KTP Elektronik

1. Berusia 17 tahun

(36)

3. Mengisi formulir F1.01 ( bagi penduduk yang belum pernah mengisi / belum ada data di sistem informasi administarasi kependudukan) ditanda tangani oleh kepala desa / kelurahan.

4. Foto kopi kartu keluarga (KK) 4. Prosedur pembuatan e-KTP

1. Pemohon datang ketempat pelayanan membawa surat panggilan 2. Pemohon menunggu pemanggilan nomor antrean

3. Pemohon menuju keloket yang telah ditentukan

4. Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan berbasis data. 5. Petugas mengambil foto pemohon secara langsung

6. Pemohon membubuhkan tanda tangan pada alat perekam tanda tangan 7. Selanjutnya membubuhkan tanda tangan dan stempel pada panggilan

yang sekaligus sebagai bukti bahwa penduduk telah melakukan perekaman foto, tanda tangan dan sidik jari.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena metode kualitatif di gunakan untuk memdapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalm penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Menurut (Sugiono 2015:3). Sedangkan menurut (Arikunto 2006:14) metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mencapaikan suatu tujuan. Penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan batasan metode penelitian dari tiga pakar di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan sekaligus sebagai teori untuk memecahkan masalah.

Dengan demikian suatu penelitian dapat di pecahkan masalahnya tergantung pada ketepatan dan keakuran dalam menentukan metode penelitiannya.

Penelitian ini merupakan Deskriptif Kualitatif . Penelitian Kualitatif adalah memberikan predikat kapada variabel yang di teliti sesuai dengan

(38)

kondisi sebenarnya. Metode deskriptif dapat di katakan sebagai prosedur pemecahan masalah yang di selidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Metode Deskriptif memusatkan perhatianya pada penemuan fakta sebagaiman keadaan yang sebenarnya. (Dalam Arikunto 2003:353)

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang, salah satu hal yang menjadi pertimbangan bagi penelitian karena sesuai dengan permasalahan yang menjadi fokus penelitian efektivitas pelayanan e-KTP, selain di lakukan penelitian di tempat ini dikarenakan peneliti memiliki informasi yang nantinya akan memudahkan penelitian untuk mencari informasi dan memperoleh data terkait dengan penyusunan proposal ini, sehingga penulis dapat melakukan penelitian di lokasi tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama sesuai kebutuhan.

C. Sumber Data

Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data primer . data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber data pertama dilapangaan. Data primer dapat berupa opini subjek secara individual atau kelompok hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan dan hasil penguji.

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa lain yang berarti sesuatu yang di berikan.

(39)

Dalam keilmuan, fakta di kumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi.

1. Sumber Data Primer

Menurut (Sugiono 2015:62). “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Data yang di peroleh langsung dari sumber pertama. Sumber data utama ini di catat melalui catata tertulis yang di lakukan melalui wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang di teliti, baik informan maupun responden”.

Adapun sumber data primer menggunakan teknik proposive sampling yang menjadi sumber data primer yaitu :

a. Sekertaris Kecamatan Sampang

b. Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Sampang

c. Masyarakat Penerima Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang berjumlah 6 orang yaitu:

1. Mufdalifah Pekerjaan Pedagang

2. Hananah Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 3. Slamin Pekerjaan Swasta

4. Rizal Sebagai Siswa

5. Romlah Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 6. Hj Sumrati Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

“Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan mempertimbangkan tertentu, pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang di anggap paling tahu tentang apa yang di harapakan, atau mungkin selaku penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajah objek/situasi sosial yang diteliti”. Menurut (Sugiono 2015:53-54)

2. Sumber Data Sekunder

“Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Yaitu mencakup dokumen-dokumen resmi,

(40)

buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan dan sebagainya. Dalam hal ini yang menjadi data sekunder yaitu buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dokumen-dokumen yang berisi informasi penting”. Dalam (Sugiyono 2015:62)

D. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah langkah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang di terapkan. Menurut (Sugiono 2015:62).

a. Wawancara

Esterberg 2002 (Sugiono 2015:72 ). “Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab , sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti , tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam”.

b. Dokumen

“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalanya catatan harian, sejarah sehidupan, ceritera, biografi, peraturan bijaksana. Dokumen yang berbentuk gambar, misalanya foto, gambar hidup, sketsa. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film”. Menurut (Sugiono 2015:82)

E. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam- macam, dan dilakukakn secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan

(41)

yang terus menerus tersebut menagkibatkan variasi data tinggi sekali. Menurut (Sugiono 2015:87).

Bogdan (Sugiono 2015:88) mengemukan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada oran lain.

Miles and Huberman 1984 ( Sugiono 2015:91) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction,(reduksi data atau merangkum), data display (penyajian data),data conclusion drawing

/verification (kesimpulan).

Miles and Huberman menggambarkan proses analisis kualitatif sebagai

berikut :

Gambar 3.1

Proses Analisis Kualitatif

Data display Data collection Data reduction Conclusion:Dra wing/verifying

(42)

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat di kemukakan disini bahwa, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. (Sugiono 2015:244).

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini

nasution (1988) menyatakan analisis telah mulai sejak merumuskan dan

menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. (Sugiono2015:245)

Dari pendapat di atas dapat di jelaskan bahwa Setelah peneliti melakukan pencatatan secara teliti dan rinci dari hasil di lapangan maka peneliti perlu melakukan analisi data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal–hal yang pokok, menfokuskan pada hal–hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data. (Sugiono 2015:247).

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data bisa dilakukan dalaam bentuk uraian singkat, bagan, hungan antar katagori. Yang paling sering digunakan dalam menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. (Sugiono 2015:247).

(43)

Miles and Huberman (1948) “dalam melakukan display data, selain

dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart”. (Sugiono 2015:249).

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah “penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya”. (Sugiono 2015:252).

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumulkan data, maka kesimpulkan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitin kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dana akan berembag setelah penelitian berada dilapangan. (Sugiono 2015:252)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang sebelumnya pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang – remang atau gelap setelah di teliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kuasal atau interaktif, hipotesis atau teori.(Sugiono 2015:252).

(44)

BAB lV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pembahasan pada penelitian ditekankan pada variabel yaitu Efektivitas Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang. Pembahasan ini akan diurai sesuai dengan informasi yang peneliti temukan di lapangan setelah melakukan wawancara dan observasi langsung yaitu sebagai berikut:

a. Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Sampang

Secara geografis Kabupaten Sampang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Pulau Madura selain Kabupaten Bangkalan, Pamekasan dan Sumenep. Kabupaten ini terletak diantara 113O08’ hingga 113O39’ Bujur Timur dan 6O05’ hingga 7O 13’ Lintang Selatan dengan batas-batas daerah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Laut Jawa

b. Sebelah Timur : Kabupaten Pamekasan c. Sebelah Selatan : Selat Madura

d. Sebelah Barat : Kabupaten Bangkalan

Luas wilayah Kabupaten Sampang adalah 1233,33 km2 atau sekitar 23 persen dari luas Pulau Madura dan Kabupaten Sampang memiliki 1 (satu) Pulau yang dari daratan bernama Pulau Mandangin/Pulau Kambing. Dan Kabupaten Sampang terbagi menajadi 14 Kecamatan, 180 Desa, dan 6 Kelurahan.

(45)

Karena lokasi Kabupaten Sampang berada di sekitar garis khatulistiwa, maka seperti kabupaten lainya di Madura, wilayah ini mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 jenis setiap tahun, musim kemarau dan musim penghujan. Bulan Oktober sampai Maret merupakan musim penghujan sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April sampai September.

Kabupaten Sampang terletak di sekitar garis khatulistiwa dengan iklim tropis, musim penghujan biasanya terjadi pada Oktober sampai Maret, musim kemarau biasanya terjadi pada April sampai September.

Rata-rata hari hujan tertinggi terdapat di Kecamatan Omben dan Ketapang, sedang yang terendah terdapat di Kecamatan Sokobanah dan Kedungdung. Rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terdapat di Kecamatan Omben dan Banyuates, sedang yang terendah terdapat di Kecamatan Camplong dan Pangarengan. Bulan-bulan dengan curah hujan tinggi terjadi pada Juli dan Desember, sedang bulan dengan curah hujan paling rendah terjadi pada Juni dan Agustus.

b. Visi Misi Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang a. Visi

Visi adalah cara pandang jauh kedepan kemana suatu organisasi dalam hal instansi harus dibawa agar tetap eksis, antipatif dan inovatif sehingga memiliki pandangan tentang masa depan yang

(46)

ingin di capai. Sehingga Visi Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang yaitu “Terwujudnya Pelayanan Prima”

b. Misi

Misi merupakan identifikasi tujuan, sesuatu yang harus di emban atau dilaksankan oleh Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan misi Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang yaitui :

1. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparatur kecamatan sampang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2. Menciptakan suasana kerja yang kondusif dan meningkatkan kinerja Kecamatan Sampang dalam pelayanan publik.

3. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung yang memadai. 4. Mendorong partisipasi masyarakat.

c. Tugas Pokok dan Fungsi

Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Sampang (Lembaran Daerah Sampang Tahun 2016 Nomor 7). Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Bupati Nomor 58 Tahun 2016. Kecamtan Sampang Kabupaten Sampang mempunyai tugas pokok : “Membantu Bupati

(47)

dalam melaksanakan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan

daerah di bidang administratif dan tugas pembantuan” .

Menurut Perbub Nomor 58 Tahun 2016, Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

1) Kecamatan Sampang merupakan unsur pelaksana urusan Pemerintah bidang administrasi.

2) Kecamatan Sampang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalu Sekretaris Daerah Kabupaten.

3) Kecamatan Sampang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah bidang administrasi dan tugas pembantuan.

4) Kecamatan Sampang dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsinya

d. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan uraian yang jelas tentang susunan dan tugas serta tanggungjawab dari masing-masing anggota dalam suatu organisasi, disamping itu dalam struktur organisasi ditentukan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh tiap-tiap bagian dengan jelas. Sehingga dengan adanya penetapan struktur organisasi ini sangat jelas tugas-tugas yang harus

(48)

dikerjakan oleh setiap pegawai guna mencapai tujuan yang telah tetapkan sebelumnya.

Kecamatan Sampang merupakan yang telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Sampang No 12 Tahun 2008 tanggal 4 Juli 2008. Pada saat ini dipimpin oleh Camat Drs. SURYANTO,MM. Serta didukung oleh pegawai yang telah siap untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan pemerintahan dan pembangunan di semua sektor serta siap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.. Adapun susunan organisasi Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut:

a. Camat Sampang b. Sekretariat terdiri dari:

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

 Sub Bagian Keuangan

 Kasi Pemerintahan

 Kasi Ketentraman, Ketertiban

 Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa

 Kasi Kesejahteraan Sosial

(49)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG

PERDA KABUPATEN SAMPANG Nomor 7 Tahun 2016 Tanggal 24 Oktober 2016

Sumber data : Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang 2017 KEPALA CAMAT

Drs. SURYANTO, MM

SEKRETARIS TANDA SULISTIANA,

S.Sos Msi

SUBAG. UMUM & KEPEG AGUSTIN HASANAH. SE SUBAG KEUANGAN NUR AIZEH, SE KASI PEMERINTAHAN M. QUSHAY, SE KASI TRANTIB MOH.HANAFI.S.Sos.M M KASI KESOS AMINULLAH, S.Pd. M.si KASI PMD MUH.AMINUDDIN, SE

KASI YAN UM & INFORMASI ABD, RAHMAN

(50)

e. Kondisi Personalia

Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat, Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang mempunyai pegawai sebanyak 28 orang. Jumlah pegawai Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang terdiri dari sejumlah personil yang masing-masing mengisi jabatan struktural dan kasi sebagai pelaksana sesuai dengan struktur yang telah ditetapkan. Secara terperinci, komposisi pegawai Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang ditunujukkan dengan data sebagai berikut :

Tabel 1

Jumlah Pegawai Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-Laki 19

2 Perempuan 9

Jumlah 28

Sumber data : Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang 2017

Ditinjau dari tabel jumlah pegawai Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang berjenis kelamin laki-laki 19 orang sedangkan perempuan 9 orang. Dari sekian jumlah pegawai Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang lebih banayak jumlah pegawai laki-laki

(51)

dibandingkan pegwai perempuan. Namun semua itu tidak terpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang mereka berikan kepada masyarakat.

Tabel 2

Jumlah Pengawai berdasarkan Pendidikan Di Kecamatan Sampang Kab. Sampang

No Tingkat Pendidikan Klasifikasi Jumlah

PNS Kontrak 1 S2 4 - 4 2 S1 6 - 6 3 SMA/ Aliyah 14 - 14 6 SMP 2 - 2 Jumlah 28 0 28

Sumber: Bagian Umum Dan Kepegawaian, 2017

f. Persyaratan pembuatan e-KTP di Kecamatan Sampang

Dalam proses pembuatan e-KTP di Kecamatan Sampang mempunyai beberapa persyaratan yaitu:

1. Baru melampirkan:

 Foto copy kartu keluarga/KK 1lembar  Pas foto berwarna (3x4) 1 lembar

Referensi

Dokumen terkait

Sudah lebih dua bulan ayah kembali ke pangkuan kami, tetapi aku masih tidak dapat Sudah lebih dua bulan ayah kembali ke pangkuan kami, tetapi aku masih tidak

In the case of the story of Liang Shanbo 梁山伯 and Zhu Yingtai 祝英台 , where we have seen the publication of large compilations of materials, the projects seems to have had

Perhitungan rancangan evaporator I chiller tidak jauh berbeda, karena dalam siklus tertutup pendinginan, menganut teori kesetimbangan energi yaitu bahwa panas yang diserap

Hasil penelitian (Kurniani, 2007) menunjukkan bahwa kawasan ekosistem mangrove Teluk Awur mempunyai potensi sebagai daerah ekowisata mangrove berbasis pendidikan dan

Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang telah ada adalah (1) penelitian ini di- lakukan dalam konteks penggunaan bahasa oleh penutur anak yang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pengaruh kualitas layanan jasa perbankan terhadap kepuasan nasabah Bank DKI Cabang

Sehubungan dengan pandangan fungsionalis ini, tiga fungsi leka main telah dikenal pasti – pertama, leka main yang menyumbang ke arah kestabilan sosial dan emosi seperti

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25 ekor tikus yang terdiri dari 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif KN tikus normal dengan perawatan normal salin dan