• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ANALISA MAKANAN I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH ANALISA MAKANAN I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ANALISA MAKANAN I

PENETAPAN KADAR VITAMIN B1 SECARA ARGENTOMETRI

Disusun Oleh :

NUR RATNA SARI (25.12.1119 F)

DABARNIWAS T.T (25.12.1118F)

D-III ANALIS KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA 2014

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kimia analitik adalah suatu disiplin yang merupakan tulang punggung ilmu kimia dan tidak dapat diberikan dalam suatu bentuk bahan studi yang saling terpisahkan dari ilmu kimia karena akan menurunkan kemampuan analisis seorang peneliti (Khopkar, 2010).

Secara tradisional kimia analitik dibagi menjadi dua jenis yaitu kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif betujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun anorganik, sedangkan analitik kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan (Day dan Underwood, 2002).

Kimia analitik melibatkan penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif dan informasi struktur dari suatu senyawa obat pada khususnya dan bahan kimia pada umumnya. Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar vitamin B1 secara argentometri mohr. Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan titrasi argentometri mohr, titrasi penentuan analit yang berupa ion halida dengan menggunakan larutan standar perak nitrat (AgNO3). Penentuan kadar vitamin B1 dengan menggunakan metode ini karena adanya klorida dalam tiamin hidroklorida.

Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui cara menentukan kadar vitamin B1 secara argentometri mohr.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. URAIAN TENTANG GOLONGAN OBAT VITAMIN

Vitamin adalah komponen tambahan makanan yang berperan sangat penting dalam gizi manusia. Vitamin sintetik dipakai secara luas untuk menggantikan vitamin yang hilang dan untuk mengendalikan rasa kandungan vitamin dalam makanan. (Deman, J., 1997)

Vitamin, pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu vitamin yang larut dalam lemak yakni vitamin A, D, E, K; serta vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan vitamin C. (Rohman dan Sumantri, 2007).

B. URAIAN TENTANG VITAMIN B1

Tiamin Hidroklorida (Thiamini Hydrochloridum) atau vitamin B1 Rumus Molekul : C12H17ClN4OS.HCl

Berat Molekul : 337,27

Pemerian : hablur kecil atau serbuk hablur, putih, bau khas lemah mirip ragi, rasa pahit.

Kelarutan : mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut dalam eter dan dalam benzen, larut dalam gliserol. Keasaman kebasaan pH larutan 1% b/v, 2,7-3,4.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

Thiamin atau vitamin B1 merupakan gabungan dari senyawa dengan cincin utama pirimidinnya dan senyawa dengan cincin utama tiasol. Karena peranannya sebagai koenzim dalam metabolisme perantara dari asam alfa- keto dan karbohidrat, maka tiamin terdapat pada hampir semua tanaman dan hewan. Sayuran dan buah-buahan mengandung sedikit vitamin B1. Vitamin B1 terdapat dalam jumlah yang tinggi pada biji-bijian, terutama dalam bagian kecambah dan bekatul padi. (Deman, J., 1997).

Fungsi Thiamin adalah Menjaga pasokan energi (dlm bentuk TDP), Mengkoordinasikan aktivitas saraf dan otot (selubung mielin & asetilkolin), Mendukung fungsi jantung. Gejala awal kekurangan bahkan mungkin sedikit

(4)

kelelahan, mual, kurang nafsu makan, gangguan pencernaan, kelemahan otot, kehilangan memori, kurang konsentrasi, depresi dan mudah tersinggung. Jika kekurangan tersebut tidak diperbaiki dengan suplemen atau perbaikan diet, sembelit, betis nyeri, kesemutan, rasa panas pada kaki dan kelemahan umum akan mengikuti.

C. ANALISA VITAMIN B1

1. Metode Spektrofluorometri

Prinsip kerja metode ini adalah tiamin dioksidasi oleh kalium heksasianofera (III) atau kalium ferrisianida menghasilkan tiokrom, suatu senyawa yang berfluoresensi biru. (Rohman dan Sumantri, 2007)

2. Metode Kolorimetri

Dasar metode ini adalah pereaksi antara tiamin dengan 6 – aminotimol yang telah didiazotasi. Hasil penguraian tiamin tidak menghasilkan warna dengan pereaksi ini.

3. Metode Alkalimetri

Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan adanya hidroklorida dalam tiamin hidroklorida dapat dititrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N menggunakan indikator brom timol biru.

4. Metode Titrasi Bebas Air

Prinsip kerja dari metode ini adalah tiamin hidroklorida dalam asam asetat glasial dapat dititrasi dengan asam perklorat dengan sebelumnya ditambah raksa (II) asetat berlebihan.

5. Metode Argentometri

Argentometri merupakan titrasi penentuan analit yang berupa ion halida dengan menggunakan larutan standar perak nitrat (AgNO3). Penentuan kadar vitamin B1 dengan menggunakan metode ini karena adanya klorida dalam tiamin hidroklorida.

6. Metode Gravimetri

Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan cara mengendapkan larutan tiamin menggunakan asam silikowolframat.

(5)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. ALAT DAN BAHAN

Alat – alat yang digunakan

1. Buret 2. Statif 3. Klep Penjepit 4. Pipet tetes 5. Gelas ukur 6. Pipet volume 7. Gelas beaker 8. Corong kaca 9. Erlenmeyer 10. Labu Takar 11.kertas saring

Bahan yang Digunakan

1. Larutan standar primer NaCl 2. Larutan Standar Sekunder

AgNO3

3. Indikator K2CrO4 5%

4. Sampel vitmain B1

B. CARA KERJA Pembuatan larutan:

1. Pembuatan larutan standar primer NaCl 0,05 N

Ditimbang NaCl sebanyak 150 mg, masukkan ke dalam labu takar 50 ml lalu ditambahkan dengan aquadest, dikocok sampai larut kemudian tepatkan volumenya sampai tanda batas.

2. Pembuatan Larutan Standar Sekunder AgNO3 0,05 N

Ditimbang AgNO3 sebanyak 8 gram, masukkan ke dalam labu takar 1000 ml lalu ditambahkan dengan aquadest, dikocok sampai larut kemudian tepatkan volumenya sampai tanda batas.

Analisa Kuantitatif:

1. Standarisasi Larutan AgNO3 dengan NaCl standar

- Pipet 10 ml NaCl standar, masukkan dalam erlenmeyer - Tambahkan 5 tetes indikator K2CrO4 5%

(6)

- Titrasi dengan larutan AgNO3 standar sampai terjadi endapan coklat merah

muda / merah bata.

Rumus Perhitungan: (V x N) AgNO3 = (V x N) NaCl

Preparasi sampel:

Sampel yang mengandung vitamin B1 dihaluskan, ditimbang beratnya lalu dilarutkan dengan aquadest, diaduk sampai homogen kemudian disaring, larutannya di gunakan untuk analisis selanjutnya.

Penetapan kadar

- Menimbang 250 mg serbuk vitamin B1, masukkan kedalam erlenmeyer - Tambahkan 10 ml aquadest, dikocok sampai larut

- Tambahkan 4 tetes larutan K2CrO4 5 %

- Titrasi dengan larutan AgNO3 standar sampai terjadi endapan coklat merah muda yang tidak hilang lagi

Kesetaraan :

Tiap ml larutan AgNO3 0,1 N setara dengan 16,86 vitamin B1 Rumus perhitungan :

Kadar vitamin B1 = ( )

( ) x 100%

PEMBAHASAN

Dalam praktikum penetapan kadar vitamin B1, menggunakan titrasi argentometri metode Mohr untuk pembakuan AgNO3 menggunakan larutan baku NaCl. Metode Mohr

ini dapat dilakukan dengan mempipet 10,0 ml NaCl yang ditambahkan dengan indikator Kalium Kromat dan dititrasi dengan larutan baku sekunder AgNO3 sampai terbentuk

endapan merah.

Penggunaan indikator kalium kromat berhubungan langsung dengan sifat kalium kromat yaitu indikator ini dibuat dengan kadar 5% (5 gr kalium kromat dalam 100 ml air) dan digunakan pada titrasi dengan metode Mohr. Indikator ini digunakan pada titrasi ion klorida pada suasana yang larutannya netral, dan pada waktu titik akhir tercapai akan

(7)

memberikan endapan merah dari Ag2CrO4. Peristiwa ini merupakan suatu

pengendapan bertingkat dari sepasang garam yang sedikit larut.

Dalam titrasi metode Mohr akan terbentuk endapan AgCl sebagai dasar reaksi kimia dari titrasi ini. Endapan tersebut menandai titik akhir titrasi dengan bantuan indikator Kalium Kromat. Reaksinya adalah sebagai berikut: Ag+ + Cl-→ AgCl ↓ putih Pada titik akhir titrasi menjadi : 2Ag+ + CrO42- → Ag2CrO4 ↓ endapan coklat merah Jadi, prinsipnya adalah pengendapan bertingkat yaitu setelah semua diendapkan sebagai AgCl kemudian kelebihan AgNO3 akan mengendap sebagai Ag2CrO4.

Perhitungan kadar vitamin B1 dapat dihitung dengan rumus :

Kadar vitamin B1 = ( )

( ) x 100%

Dimana volume AgNO3 adalah volume hasil titrasi dan untuk Normalitas AgNO3 adalah hasil standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl kemudian dikalikan dengan mg kesetaraan vitamin B1 dan hasilnya dibagi dengan Normalitas kesetaraan AgNO3 yang dikalikan dnegan berat penimbangan NaCl lalu dikalikan 100%. Dimana Tiap ml larutan AgNO3 0,1 N setara dengan 16,86 vitamin B1.

KESIMPULAN

- Vitamin B1 termasuk vitamin yang mudah larut dalam air

- Vitamin B1 berfungsi untuk menjaga pasokan energi (dlm bentuk TDP), Mengkoordinasikan aktivitas saraf dan otot (selubung mielin & asetilkolin), dan Mendukung fungsi jantung.

- Vitamin B1 dapat ditentukan kadarnya dengan berbagai banyak cara, salah satunya dengan titrasi argentometri mohr.

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, A. W. (n.d.). Retrieved mei 26, 2014, from

http://www.scribd.com/document_downloads/direct/151677119

Day, R. A. dan A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta. Deman, John. 1997. Kimia Makanan. ITB : Bandung

Khopkar. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. University Indonesia Press : Jakarta.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Daerah-daerah yang berada di luar kawasan prioritas tetapi memiliki risiko sangat tinggi juga akan memperoleh Program Penyediaan TES Tsunami be- serta prasarana penunjangnya

Proses yang tercakup dalam pembahasan adalah pendataan pelanggan, obat, distributor sampai dengan proses pembuatan laporan bulanan. Sistem tersebut direncanakan akan

Sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Pengendalian OPT Florikultura pada Direktorat Perlindungan Hortikultura sejak 31

Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air Konsekuensi yang sangat penting

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Sekretariat Tim Kuasa Hukum Pemerintah

a) pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun b) pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal c) pada waktu kembali ke sikap permulaan

Soekarno Km.2 Kelurahan Buntalan (2P0A)dinyatakan tidak ada peserta lelang yang memenuhi persyaratan sesuai ketentuan dalam Standard Dokumen Pengadaan (Berita Acara

PUSAT PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK UNIT LAYANAN PENGADAAN DAERAH KELOMPOK KERJA PROVINSI KEPULAUAN RIAU.. KPKNL