• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONDISI TAPAK REAKTOR TERHADAP AKTIVITAS DAN DOSIS RADIASI LING KUNG AN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KONDISI TAPAK REAKTOR TERHADAP AKTIVITAS DAN DOSIS RADIASI LING KUNG AN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

74 ISSN 0216-3128 Pudjijanto MS, dkk.

PENGARUH

KONDISI

TAPAK

REAKTOR

TERHADAP

AKTIVITAS

DAN DOSIS RADIASI LING KUNG AN

Pudjijanto MS& Pande Made Udiyani

Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuk/ir - BAl'AN

ABSTRAK

PENGARUH KONDISI TAPAK REAKTOR TERHADAP AKTIVITAS DAN DOSIS RADIASI LINGKUNGAN. Telah dilakukan analisa terhadap pengaruh kondisi tapak reaktor terhadap aktivitas dan dosis radiasi ke lingkungan. Dispersi zat radioaktif ke lingkungan akibat adanya kegiatan reaktor nuklir tergantung pada beberapafaktor antara lain source term, kondisi meteoralagi, dan kondisi tapak instalasi. Dispersi lepasan radioaktif akan menghasilkan paparan radiasi terhadap ma.\yarakat yang tinggal di area sekitar tapak reaktor. Perbedaan kondisi tapak akan mempengaruhi besarnya paparan dan aktivitas radiasi yang terdispersi ke lingkungan. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa perbedaan kondisi tapak reaktor (Iandai atau terjal) memberikan hasil perhitungan aktivitas dan paparan radiasi yang berbeda. Kondisi tapak dengan tipe terjal memberikan hasi/ perhitungan aktivitas radiasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi tapak dengan tipe lantai.

Kata kunci: tapak reaktor, aktivitas radiasi, Iingkungan

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF REACTOR SITE CONDITION TO ACTIVITY AND ENVIRONMENT RADIA TION DOSE. The analysis of influence of reactor site condition has been done. Radioactive dispersion to environment effected by nue/ear reactor activity depends on some factor, i.e. source term. condition of meteorology, and installation site condition. The radioactive dispersion will be impacted to community who live in area around of reactor. The difference of site condition will influence the radiation activity and dose dispersed to environment. From the calculation it is obtained that difference of site condition reactor (smooth or rough) giving result of calculation of dose and radiation activity different. Site condition with rough type gives result of calculation of radiation activity higher compared to the site condition with smooth type.

Key words: reactor site, radiation activity, environmental

PENDAHULUAN

B

erbicara mengenai masalah pencemaran,tidak bisa lepas dari pembicaraan masalahpasti lingkungan. Demikian pula, berbicara mengenai masalah reaktor nuklir beserta segenap prod uk yang dihasilkannya di forum masyarakat awam, pasti tidak bisa terhindar dari pembicaraan masalah cemaran (kontaminasi) radioaktif ke lingkungan. Sertolak dari kenyataan itu, pada kesempatan yang ada melalui makalah ini penulis ingin menyajikan ramuan iptek nuklir dan lingkungan ditinjau dari sudut pandang pengaruh keadaan alami lingkungan tapak reaktor nuklir RSG-GAS yang berada di dalam kawasan laboratoria Puspiptek Serpong Tangerang, Santen terhadap tingkat radioaktivitas dan estimasi dosis radiasi yang diterima oleh seluruh lapisan masyarakat dan Iingkungan di sekitamya fasilitas sampai jejari 5 km.

Estimasi lepasan zat radioaktif (ZRA) ke lingkungan meliputi perhitungan terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi besamya paparan dan dosis radiasi yang diterima masyarakat dan lingkungan, yaitu: besar dan jenis sumber ZRA (karasteristika sumber, source term) yang lepas ke lingkungan, meteorologi (kecepatan angin, curah hujan, kelembaban, arah angin, radiasi matahari (solar radiation), perbedaan temperatur udara, dan stabilitas), pathway (alur pemaparan : groundshine, c1oudshine, ingestion, inhalation, aquatic), tapak condition, kondisi tapak (daerah pertanian, perkotaan, pedesaan, hutan, coastal), konsumsi dan jenis makanan ifoodstufJ), dan kerapatan penduduk

(distribusi penduduk dalam area estimasi).

Dalam keadaan operasi normal (pada tingkat daya nominal 30 MW) telah dilakukan perhitungan dan pengukuran sebaran radisi dan dosis yang diterima oleh pekerja radiasi maupun penduduk awam di sekitar fasilitas RSG-GAS dalam jejari hingga 5 km. Hasil perhitungan dan pengukuran yang diperoleh membuktikan bahwa dosis yang diterima baik oleh pekerja radiasi maupun

(2)

duduk awam di sekitar fasilitas RSG-GAS berada dalam daerah aman, dalam arti masih berada di bawah nilai batas tertentu yang diijinkan bagi masyarakat urnurn dan pekerja radiasi(l·2]. Lebih dari itu, telah dilakukan juga perhitungan transien terantisipasi tanpa paneung (Anticipated Transient Without Scram, ATWS) dengan asumsi terjadi keeelakaan nuklir eukup parah berupa I (satu) bahan bakar meleleh, dengan dosis radiasi yang timbul dari dispersi ZRA masih berada di bawah nilai batas tertinggi yang masih layak diterima (tolerable maximum limit value) untuk keadaan keeelakaan[3,4]. Perhitungan dan analisis yang dilakukan sudah melibatkan dan berkaitan dengan dosis kolektif, sebaran penduduk konsumsi, alur lintas paparan dan bahan makanan, serta penang-gulangan dan batasan yang terjadi jika terjadi keeelakaan dalam jejari 5 km dari RSG-GAS[51.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keadaan tapak instalasi reaktor nuklir terhadap aktivitas dan dosis radiasi akibat dispersi ZRA ke lingkungan, perlu dilakukan perhitungan terhadap dispersi ZRA dengan simulasi ke"kasar"an atau keterialan permukaan tanahi pada parameter tapak. Keterjalan permukaan tanah dapat digolongkan menjadi 2 (dua) maeam, yaitu: I) lapangan atau tanah lapang landai untuk tapak pedesaan dan 2) lapangan terjal untuk daerah berhutan lebat dan daerah perkotaan. Makalah ini dimaksud dan bertujuan untuk melakukan analisis terhadap pengaruh keadaan tapak terhadap perhitungan deterministik dispersi ZRA ke lingkungan. Paket program yang digunakan adalah PC-COSYMA (Sistem Kode dari MARIA), yaitu Program komputer untuk perhitungan simulasi dispersi ZRA ke atmosfer lingkungan yang dikembangkan oleh EC-MARIA (The European Commission's Methods for Assessing Radiological Impact of Accidents) [6].

TEORI

Estimasi lepasan ZRA ke lingkungan meliputi perhitungan terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi besarnya paparan dan dosis radiasi yang diterima oleh masyarakat dan lingkungan, yaitu: besar dan jenis sumber ZRA (suku sumber, source term) yang lepas ke lingkungan, keadaan euaea atau meteorologi lokal (meliputi: keeepatan dan arah angin, eurah hujan, kelembaban udara, radiasi matahari, perbedaan suhu udara dan kestabilan atmosfer), alur lintas pemaparan: penyinaran tanah (groundshine), penyinaran awan (cloudshine), ingesi (ingestion), inhalasi (inha-lation), akuatik (aquatic), keadaan tapak (daerah pertanian, perkotaan, pedesaan, hutan, pantai atau

pesisir), bahan makanan (konsumsi dan jenis makanan), dan kerapatan penduduk (distribusi penduduk dalam daerah luasan estimasi).

Model perhitungan pelepasan ZRA dari reaktor dipi/ih:

I. Pelepasan ZRA lewat eerobong udara buang berdasar pada spesifikasi disain SAR RSG-GAS, dengan asumsi sistem filter berfungsi; 2. Model bahan makanan dan alur lintas paparan

yang dipilih adalah model Farmland; 3. Keadaan tapak dipilih landai dan terjal. Data Masukan yang Digunakan:

I. Inventori radionuklida sebagai suku sumber; 2. Data masukan lahan pertanian (farmland); 3. Data masukan meteorologi;

4. Faktor lokasi: landai dan terjal.

Definisi dan persamaan yang digunakan dalam perhitungan dosis kolektif dan individu, serta resiko yang diterima penduduk dan lingkungan adalah [7]:

Formulasi yang Digunakan:

Konsentrasi Dispersi plume

Untuk mengekspresikan konsentrasi sebaran

belukii ZRA, digunakan persamaan Pasquill yang dimodifikasi oleh Gifford sbb.:

Keterangan:

X == Konsentrasi beluk ZRA di atmosfer pada

jarak x (sumbu radial X ::::arah angin) dari pusat sebaran, pad a jarak y (sumbu hori-sontal Y

1.

arah angin), dan pad a ketinggi-an z (sumbu vertikal Z juga

1.

arah angin) di atas permukaan tanah, meter (Bq/m3); Q == Lepasan radioaktifrata-rata yang ke \uar

dari eerobong (Bq/det);

V

== Keeepatan angin rerata (m/det);

O"y

== Koefisien dispersi horisontal sebagai

fung-si x (m), lihat Gambar I.a (kiri);

0":

== Koefisien dispersi vertikal sebagai fungsi x

(m); lihat Gambar I.b (kanan);

y

== Jarak tegak lurus arah angin (m);

z

== Ketinggian dari atas tanah (m);

Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

(3)

76 ISSN 0216 - 3128 Pudjijanto MS, dkk.

~.~~_'iC::::="''--'''-'''''''''''' __!''""~=

(a):cry(x) (b): crz (x)

Gambar 1. Koefisien dispersi horisontal (a) dan koefisien dispersi vertikal (b), dalam m. Sementara itu. tinggi cerobong efektif. H

(m). terdiri dari jumlahan dua suku. yaitu: tinggi cerobong yang sesungguhnya: h (m) dan ditambah koreksi tinggi: Ilh (m) sbb. [6]:

F

=

(4)

Oalam hal ini. koreksi tinggi cerobong: L1h (m). dirurumuskan dalam 3 model sbb.:

( )1.4

D· ~

model

I

u ( F

f33

model 2 (3) M=<2.4·

=-

u·G 150 -( ; ) model 3 dengan:

g '" percepatan gravitasi lingkungan setempat,

(m/det2);

Ts '" suhu aliran lepasan. (OK);

Ta '" suhu lingkungan di pad a bagian atas cerobong. (OK);

G '" parameter kestabilan. yang dirumuskan sebagai berikut : (5)

_

g

/18

-

-

-

.~

80 !1z

G

(2)

H=h+!1h

dengan:

IIh '" tinggi kenaikan bel uk di atas titik pelepasan.

(m};

dengan:

80

'" suhu potensial rerata pada ketinggian cerobong. (OK);

D '" garis tengah lubang cerobong pelepasan.

(m); laju kehilangan suhu potensial. (OK/m),

Vz '" kecepatan aliran vertikal, (m/det);

U '" laju angin mendatar pukul rata pada

ketinggian cerobong sesungguhnya. (m/det).

F '" tluks daya apung. yang dirumuskan sebagai

berikut :

(f1e

>

0) 6z

Untuk metode pertama. koreksi tinggi Ch)

untuk lepasan volume kecil (U I!50m3/det) dengan

(4)

-(7) tetapi dengan perbedaan suhu yang cukup keciI (I IT

i I50°C di atas suhu lingkungan di sekitamya). Untuk metode ke-dua, digunakan apabila keadaan atmosfer cukup stab ii, koreksi tinggi (I Ih)

untuk sumber-sumber yang perbedaan suhunya cukup punya arti (I IT I I 50°C di atas suhu lingkungan di sekitamya) dan volume lepasannya cukup besar (U I I 50 mJ/det). Sedangkan untuk metode ke-tiga, boleh digunakan apabila keadaan atmosfer netral atau tidak stabil.

Dalam rumusan ini, kategori kestabilan atmosfer yang digunakan adalah berdasar pada kriteri stabilitas menurut saran Pasquill-Gifford sebagaimana tertera dalam Tabel I.

Untuk konsentrasi di atas permukaan tanah, z = 0, persamaan (I) menjadi:

(6)

Untuk konsentrasi di garis pusat (y= 0) persamaan (6) menjadi:

x=_Q_.ex{ __

tray a=

v

2a;

H2 )

Untuk konsentrasi di H

=

0 persamaan (7) menjadi: (8)

Keadaan tapak reaktor meliputi jejari daerah luasan yang diestimasi, yaitu termasuk: daerah perkotaan (urban), pedesaan, perhutanan, banyaknya pohon atau bangunan, topografi lokal, lembah, bukit, daerah daratan, pantai (pesisiran), lautan, yang berpengaruh terhadap besamya paparan dan dosis radiasi yang diterima oleh masyarakat dan lingkungan di sekitar tempat reaktor berada. Perbedaan topografi lokasi reaktor akan berkaitan dengan keadaan meteorologi dan akhimya akan berpengaruh terhadap model dispersi ZRA yang akan terjadi.

Tabell. Kategori Stabilitas Menurut Pasquill-Gifford (P-G) Insolasi di sian!! hariTertutup awan di malam hari

Laju angin

Keras MenengahSpoi

Thinly overcast atau ~

S3/8 permukaan (m/s) 418awan lemah <2 A A-BB

--2-3 A-B B C EF 3-5 B B-CC DE 5-6 C C-DD DD >6 C D D DD

TAT A KERJA

Alat dan Bahan

I. Data primer dan sekunder mengenai populasi dan konsumsi penduduk di dalam jejari 5 km dari pusat sebaran (dhi. ==mulut cerobong udara

buang RSG-GAS);

2. Data primer ten tang keadaan cuaca dan angin selama I tahun (terakhir, kalau ada);

3. Data sekunder dan primer ten tang penggunaan lahan dan konsumsi hasil pertanian dan petemakan masyarakat dalam daerah luasan sejauh s.d. 5 km dari pusat sebaran;

4. Satu set paket program komputer PC-COSYMA.

Cara Kerja

Data masukan yang disiapkan adalah: data source term (suku sumber) yang dihitung dengan paket program ORIGEN2.1 yang' kemudian dimodelisasi sesuai dengan model pelepasan yang diinginkan, yaitu misalnya: I) data hasil pertanian model Farm/and yang diformat sesuai program PC-Cosyma; 2) data sebaran penduduk untuk 16 sektor sudut dalam 5 jejari radial; 3) data cuaca (kecepatan dan arah angin, curah hujan, stabilitas atmosfer dan radiasi matahari) lengkap untuk seluruh batasan tapak kawasan yang diinginkan (16 sektor dalam 5 jejari).

Prosiding PPI - PDIPTN 2006

(5)

78 ISSN 0216-3128 Pudjijanto MS, dkk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil perhitungan dari penjalanan program PC COSYMA terhadap data masukan dengan simulasi: Inventori radionuklida sebagai suku sumber, data masukan Farmland (konsumsi makanan hasil pertanian dan petemakan), serta data masukan meteorologi, faktor lokasi baik yang landai (smooth) atau pun yang terjal (rough) untuk keadaan kawasan Puspiptek), diperoleh hasil seperti disajikan dalam Tabel 2.

dari 16 sektor yang dianalisa) untuk kondisi terjal atau landai, makin dekat dengan sumber lepasan maka konsentrasinya makin tinggi yaitu untuk jarak radius 0.5 km dari pusat lepasan nilainya paling tinggi dibandingkan dengan jarak lainnya. Konsentrasi nuklida tertinggi adalah Kr-85m nuklida gas mulia, yang sebanding dengan besamya lepasan dari reaktor. Tetapi karena bersifat gas mulia dan waktu paruh yang pendek, maka pengaruh terhadap dosis yang diterima masyarakat tidaklah besar.

Pada Tabel 2. konsentrasi nuklida di udara pada sektor 9 (diambil dari nilai dispersi terbesar

Tabel 2.Konsentrasi nuklida (Bq s/m3) vs jarak, pada sektor 9 nilai tertinggi dari 16 sektor Jarak (km) Ce-144Kr-85mCs-1371-131

Landai

Terjal LandaiLandaiTerjalTerjal LandaiTerjal 0.5

9.86E-026.96E+023.27E+063.30E-0 14.73E-032.27E+031.l4E+071.62E-02 1.5

4.02E-02.2.66E+022.36E+067.04E-021.24E+063A5E-034.57E+021.92E-03 2.5

2.02E-026.15E+051.74E-025A3E+051.28E+028.55E-041.07E+029.70E-04 3.5

1.24 E-027.25E-033.29E+052.27E+057.56E+0 I3.56E-044.31 E+Ol5.95E-04 4.5

8.65E-034A9E-032.30E+055.15E+0 I2.62E+0 I4.15E-042.20E-041.21E+05 Jarak (km)

Te-132Xe- 135Ba- 140Y-91

Landai

Terjal LandaiLandaiTerjalTerjal LandaiTerjal 0.5

8.00E+002.69E+OI5.16E-OI3.74E+085.6IE-OI1.09E+081.54E-0 11.64E-0 1 1.5

3.24E+004.32E+075.72E+006.28E-02I.IOE-O I7.92E+076.66E-021.I9E-0 I 2.5

1.63E+00IAIE+OO3.16E-022.72E-022.17E+073.35E-022.95E-021.91E+07 3.5

9.90E-0 15.87E-OI1.13E-021.25E+078.00E+061.94E-022.05E-021.23 E-02 4.5

6.92E-OI7.0 I E-033.60E-0 18.77E+067.59E-034.62E+061.35E-021.43E-02

Untuk kondisi data inputan yang sarna, tetapi untuk kondisi tapak yang berbeda, maka terlihat bahwa untuk sektor yang sarna (arah

x, y,

z) maka terlihat konsentrasi sebaran radionuklida di dalam kondisi tapak terjal lebih tinggi dibandingkan kondisi tapak landai. Dispersi pada arah x,y,z, yang ditunjukkan pada daerah sektor tertentu kondisi tapak yang terjal akan memberikan nilai konsentrasi lepasan yang lebih tinggi. Kondisi landai yang lebih besar terjadi pada sebaran arah x dan y (pada titik pusat sebaran), karena tidak terjadi hambatan terhadap lepasan yang terjadi, sedangkan kondisi terjal hambatan yang disebabkan kondisi tapak yang terlindungi oleh tumbuhan dan bangunan akan mengurangi konsentrasi lepasan

Gambar 2 melukiskan pembagian daerah sekitar lokasi tapak instalasi reaktor nuklir RSG-GAS dalam kawasan laboratoria Puspiptek Serpong

menjadi 16 sektor yang sarna, masing-masing 22.5° dan 5 ruas radial dengan jarak yang sarna, masing-masing I km, maksimum 5 km. Tabel 2, konscn-trasi radionuklida di udara pad a sektor 9 (diambil dari nilai sebaran terbesar dari 16 sektor yang dianalisis) baik untuk keadaan terjal atau pun landai, makin dekat dengan sumber lepasan maka konsentrasinya makin tinggi, yaitu untuk jarak jejari 0.5 km dari pusat lepasan, nilainya paling tinggi dibandingkan dengan jarak lainnya. Konsentrasi radionuklida tertinggi adalah nuklida radioaktif

Kr-85m iii dalam ujud gas, yang sebanding dengan besamya lepasan dari reaktor. Tetapi oleh karena zat ini bersifat sebagai gas mulia yang tidak mudah berinteraksi secara kimia dengan unsur-unsur lain dan waktu parohnya pun cukup pendek, maka dampak radiologi (pengaruh terhadap dosis) yang diterima oleh masyarakat dan lingkungan tidak bermakna besar.

(6)

Keadaan landai yang lebih besar te~iadi pada sebaran arah x dan y (pad a titik pusat sebaran), karena tidak terjadi hambatan terhadap lepasan yang terjadi. Sementara untuk keadaan terjal, hambatan yang disebabkan oleh keadaan

tapak yang terlindungi oleh tumbuhan dan bangunan akan mengurangi konsentrasi lepasan. Pada Tabel 3 disajikan deposisi lepasan tergantung pada sebaran di udara dan jarak dad pusat lepasan.

Tabel3. Deposisi nuklida di permukaan (Bq/m2) vs jarak pada sektor 9 nilai tertinggi dari 16 sektor

Jarak (km) Ba-140Ce-144Te-132Y-91 Landai

Terjal LandaiTerjal LandaiLandaiTerjalTerjal 0.5

1.64E-045.16E-049.86E-053.30E-042.69E-027.44E-051.54E-048.00E-05 1.5

6.66E-054.02E-056.28E-05I.IOE-044.05E-067.04E-053.24E-055.72E-03 2.5

3.35E-052.72E-052.02E-053.16E-051.74E-051.63 E-051.41 E-032.54E-07 3.5

2.05E-051.13E-057.25E-061.24E-051.94E-059.90E-065.87E-042.46E-08 4.5

1.43E-057.0 I E-068.65E-064.49E-065.42E-091.35E-056.92E-06·3.60E-04 Jarak (km)

1-1318r-91 Te-129mCs-137 Landai

Terjal LandaiLandaiLandaiTerjalTerjalTerjal 0.5

3.61 E-OI4.92E-062.58E-043.05E-078.63E-041.66E-051.14E+OI1.62E-05 1.5

1.29E-O I3.46E-062.16E+OO1.84E-043.45E-061.24E-071.05E-041.92E-06 2.5

5.87E-028.22E-074.55E-059.56E-075.29E-054.69E-OI6.23E-088.55E-07 3.5

3.30E-025.46E-073.42E-073.82E-083.24E-051.89E-053.56E-071.8IE-OI 4.5

2. I 6E-023.80E-072.26E-052.67E-081.97E-071.17E-052.20E-07I.07E-0 I

Untuk semua jenis radionuklida, semakin dekat dengan sumber lepasan (pusat sebaran), nilai deposisinya semakin besar. Deposisi terbesar terjadi pada nukJida 1-131, diikuti dengan nuklida Te-132. Deposisi pada keadaan tapak terjal umumnya lebih tinggi dibandingkan keadaan tapak landai. Hal ini sebanding dengan konsentrasi di udara. SebaJiknya untuk nukJida Ba-140, deposisi di tapak landai justru lebih tinggi dibandingkan dengan di tapak terjal. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena kecepatan dan besamya deposisi Ba-140 lebih besar dibandingkan dengan nukJida lainnya. Keadaan ini bisa menerangkan bahwa jenis nukJida juga sedikit mempengaruhi besamya radionukJida di permukaan.

Dosis individu efektif yang diterima masyarakat adalah merupakan penjumlahan dosis yang diterima dad berbagai alur Jintas pemaparan, yaitu intema dad inhalasi (sebaran di udara) dan

ingesi (lewat rantai makanan), serta ekstema (paparan langsung dad awan di udara dan endapan di permukaan tanah). Untuk dosis individu efektif yang jangka pendek, dosis dad makanan tidak dihitung. Dari pembahasan sebelumnya, konsentrasi

di udara dan deposisi di permukaan pada sektor yang sarna dengan keadaan tapak terjal memberikan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan tapak landai, maka karena merupakan penjumlahan sehingga menghasilkan dosis individu yang lebih tinggi dalam keadaan landai dibandingkan dengan keadaan terjal.

Pada Tabel 4 tampak bahwa tidak semua sektor dan jarak yang sarna memberikan dosis yang lebih tinggi terhadap keadaan tapak terjal, sedangkan untuk sektor 7 jejari 3.5 km dan sektor 9 jarak 4.5 km, berlaku sebaJiknya. Kemungkinan

pengaruh sebaran ke arah y tidak terlalu dominan di daerah ini. pengaruh kestabilan yang berbeda di tiap sektor juga mempengaruhi. Disini terlihat besamya dosis tergantung pada banyak hal.

Data dosis efektif perorangan setelah 50 tahun (dosis jangka panjang) memberikan sebaran data yang hampir sarna dengan dosis individu dalam waktu pendek Gangka pendek), yaitu untuk sektor 7 jejari 3.5 km, dan sektor 9 jarak 4.5 km, dosis pada keadaan tapak landai lebih besar dibandingkan dengan tapak terjal.

Prosiding PPI - PDIPTN 2006

(7)

80

-

ISSN 0216 - 3128

. Tabel4. Dosis Efektif Perorangan (Sv)

Pudjijullto MS, dkk.

Jarak (km) Sektor 7SektorSektor 9Sektor 810 Landai

Terjal LandaiTerjal LandaiLandaiTerjalTerjal 0.5

O.OOE+OO6.94E-051.26E-058.80E-052.24E-046.94E-051.26E-051.55E-05 1.5

O.OOE+OO3.55E-058.31 E-078.3 I E-071.56E-05] .04E-041.56E-051.34E-06 2.5

O.OOE+OO3.38E-051.94E-059.00E-081.66E-06O.OOE+OO9.00E-081.66E-06 3.5

3.69E-122.41 E-073.53E-08O.OOE+OO1.63E-051.06E-052.41 E-073.53E-08 4.5

O.OOE+OO6.56E-087.71 E-065.50E-063.33E-08O.OOE+OO3.33E-086.56E-08

Tetapi untuk sektor-sektor yang lain, justru terjadi sebaliknya. Secara umum dosis individu dalam jangka panjang tidak berbeda secara berarti dibandingkan dengan jangka pendek. Dosis secara jangka panjang dipengaruhi oleh dosis yang berasal dari pengaruh makanan yang terkontaminasi, tetapi

dengan hasil seperti ditunjukkan pada Tabel 5, memberikan pengertian bahwa untuk sebaran pada kasus ini dosis lewat deposisi radionuklida pada makanan dan masuk melalui rantai makanan, kecil pengaruhnya.

Tabel5. Dosis Efektif Perorangan setelah 50 tahun (dosis jangka panjang), Sv Jarak (km) Sektor 7SektorSektor 9Sektor 810

Landai

Terjal LandaiTerjal LandaiLandaiTerjalTerjal 0.5

1.01E-146.93E-051.26E-058.75E-052.23E-046.93E-051.55E-051.26E-05 1.5

6.09E-173.52E-058.31 E-078.31 E-071.56E-051.04E-041.56E-051.34E-06 2.5

1.95E-18O.OOE+OO3.36E-051.93E-059.00E-081.66E-069.00E-081.66E-06 3.5

5.90E-123.53E-082.41 E-07O.OOE+OO1.62E-051.04E-053.53E-082.41 E-07 4.5

O.OOE+OO6.55E-087.61 E-065.46E-063.33E-083.33E-086.55E-08O.OOE+OO

Tabel6. Dosis kolektif selama 50 tahun berdasarkan alur lintas paparan) Alur paparan

Dosis (manSv)Dari awan Dari pernafasan Organ Landai Terjal LandaiTerjal LandaiTerjal I. Sumsum tulang 9.23E-03 6. I 3E-03129898 2. Permukaan tulang 1.05E-02 6.92E-03

I

29898 3. Dada 5.32E-03 3.52E-03

I

29998 4. Paru-paru 1.33E-02 8.22E-0320268074 5. Perut besar 1.52E-02 8.96E-0333406760 6. Usus besar 8.86E-03 5.87E-03229898 7. Hati 9.25E-03 6.14E-03129898 8. Kelenjar pankreas 8.81 E-03 5.84E-0329897 2 9. Kelenjar gondok 1.13 E-02 7.48E-03

I

29998 10. Gonad 8.9IE-03 5.91 E-03129998

Sisanya yang lain

1.02E-02 6.74E-03229898

Efektif

1.14E-02 7.27E-0312158884

(8)

Tabel 6 menunjukkan dosis kolektif selama 50 tahun berdasarkan alur lintasan. Dari Tabel 6 tersebut dapat diketahui bahwa dosis kolektif efektif untuk keadaan tapak /andai sebesar 1.14E-02 manSv, 84 % berasal dari penyinaran awan dan 15 % dari inhalasi, sedangkan dosis kolektif efektif untuk keadaan tapak lerja/ sebesar 7.27E-03

manSv, 88 % berasal dari penyinaran awan dan 12 % dari inhalasi. Keadaan tapak /andai yang memberikan hambatan yang kurang atau lebih kecil dibandingkan dengan keadaan tapak lerja/, akan memberikan pengaruh inhalasi yang lebih besar dibandingkan dengan keadaan tapak lerja/.

Tabel 7. Risiko kanker fatal perorangan total Uangka panjang) Jarak

Risiko (km)

Sektor 8 Sektor 9Sektor 10 Landai

Terjal LandaiTerjal LandaiTerjal 0.5

6.07E-076.07E-074.32E-061.11E-053.44 E-063.44 E-06 1.5

4.0 I E-085. 18E-064.0 I E-087.75E-071.76E-067.75E-07 2.5

4.35E-094.35E-099.61 E-071.68E-068.22E-088.22E-08 3.5

1.70E-095.20E-078.09E-071.20E-081.70E-091.20E-08 4.5

1.61 E-092.73E-073.25E-093.79E-073.25E-091.61 E-09

Pad a Tabel 7 dan 8, data hasil perhitungan efek tunda yang ditimbulkan dalam jangka waktu lama secara total menunjukkan bahwajumlah mortalitas dan insidensi pada tapak /andai umumnya lebih besar dibandingkan dengan tapak /erja/, berbanding terbalik dengan dosis radiasi

dalam jangka pendek. Efek yang timbul dalam jangka panjang sebanding dengan dosis yang diberikan oleh dosis radiasi dalam jangka panjang, yaitu umumnya keadaan tapak /andai lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan tapak /erja/.

Tabel 8. Jumlah orang yang terkena pengaruh kesehatan tertunda Jumlah (banvaknva) Organ tubuh MortalitasInsidensi Landai Terjal LandaiTerjal I. Sumsum tulang 4.62E-05 3.16E-05 4.62E-053. I 6E-05 2. Permukaan tulang 5.26E-06 9.20E-07 5.26E-069.20E-07 3. Dada 2.13E-05 5.63E-05 5.32E-051.41 E-04 4. Paru-paru I. I 3E-04 7.40E-059.86E-051.51 E-04

5. Perut besar 1.67E-04 8.11 E-051.96E-04 9.54E-05 6. Usus besar 7.53E-05 2.01 E-051.37E-04 3.66E-05 7. Hati 1.39E-05 2.87E-052.87E-051.39E-05

8. Kelenjar pankreas 2.29E-05 3.07E-05 2.55E-053.41 E-05 9. Kelenjar gondok 9.02E-06 1.32E-05 9.02E-051.32E-04 10. Sisanya yang lain

9.46E-05 2.60E-051.58E-04

4.34E-05 II. Kulit

1.27E-07 4.72E-084.72E-061.27E-05

12. Hered Efektif

8.91 E-05 5.9IE-058.91 E-055.9IE-05

Jumlah keseluruhan

5.69E-04 3.63E-048.89E-046.47E-04

Keadaan tapak akan memberikan pengaruh terhadap besamya konsentrasi dan deposisi lepasan

dari reaktor. Namun demikian, parameter-parameter lain yang saling terkait perlu dan harus diperhatikan,

Prosiding PPI -PDIPTN ~006

(9)

82 ISSN 0216-3128 Pudjijanto MS, dkk. karena dapat mempengaruhi besamya konsentrasi

clan cleposisi sebaran. Oleh karenanya maka perlu dilakukan kriteri untuk penentuan keadaan tapak dalam perhitungan sebaran lepasan, dengan jalan mensurvei tapak instalasi reaktor secara cermat dan dengan data yang komprehensif. Hal ini disebabkan karenaadanya perbedaan perkiraan antara besamya konsentrasi dan deposisi lepasan.

KESIMPULAN

DAN SARAN

Keadaan tapak pada instalasi reaktor memberikan pengaruh terhadap besamya konsentrasi dan paparan radiasi akibat lepasan ZRA ke lingkungan. Keadaan tapak landai (keadaan lapangan di daerah pedesaan) memberikan konsentrasi dan deposisi lebih kecil dibandingkaij keadaan tapak terjal (keadaan lapangan di daerah perkotaan)

DAFTAR ACUAN

I. Udiyani, P.M., Setiawan, M.B., dan Kuntjoro, S., Analisis Dosis Radiasi yang Diterima Penduduk akibat Pengoperasian Reaktor RSG-GAS, Proseding Pertemuan dan Presentasi I1miah Penelitian Oasar IImu Pengetahuan dan

i

terjal

=

keadaan kasar, heterogen, tidak rata pada suatu luasan permukaan tanah (asing: surface roughness), lawannya adalah landai (asing: smooth). Dalam terminologi ini, terjal bukan berarti harus permukaan tanah yang berbatu-batu besar tak teratur dan landai bukan berarti harus rata bagai lapang sepak bola yang berbatu-batu besar tak teratur dan landai bukan berarti harus rata bagai lapang sepak bola.

ii Beluk atau kukus (asing: plume), adalah keadaan dari asap, uap, gas, debu, partikel lembut / halus dalam perujudan sebagai awan dan atau sejenisnya yang tengah bergerak melayang di atmosfcr

iiiIndeks m di sebelah kanan atas dari nom or massa suatu unsur radioaktif adalah menyatakan bahwa radioisotop terse but dalam keadaan metastabil karena tereksitasi oleh suatu sebab, yang pad a umumnya segera meemisikan partikel

elementemnya (foton, positron, elektron) untuk menjadi radionuklida dirinya.

Teknologi Nuklir, No. ISSN 0216-3128, Yogyakarta, 2003

2. Udiyani, P.M., Kuntioro, S., dan Pudjijanto, Analisis Dosis Radiasi yang Diterima Penduduk akibat Pengoperasian Reaktor RSG-GAS menggunakan paket program PC-Cream,

3. BATAN, Multipurpose Reactor GA Siwabessy, Safety Analysis Report, Rev. 9, 200 I

4. Hastowo, H, Investigation on ATWS and Hypothetical Accidents for the Indonesian Multipurpose Research Reactor RSG-GAS, Ph.D Oisertation, Gadjah Mada University, Yogyakarta, 1996.

5. European Commission, PC COSYMA, version 2.0. User Guide, National Radiological Protection Board, Forschungzentrum Karlsruhe GmbH, 1995

6. PARKS, B, Mathematical Models, CAP88-PC Version 2.0. US. Department of Energy ER-8/GTN 1990 I Germantown, Maryland, 1977 7. Petunjuk yang disarankan untuk Peramalan

Dispersi Aliran Partikel Halus yang Terkandung di Udara, Committee on Air Pollution Controls, 1968, The American Society of Mechanical Engineers (ASME), New York, U.S.A.

Gambar

Gambar 1. Koefisien dispersi horisontal (a) dan koefisien dispersi vertikal (b), dalam m.
Tabel 2.Konsentrasi nuklida (Bq s/m3) vs jarak, pada sektor 9 nilai tertinggi dari 16 sektor Jarak (km) Ce-144 Kr-85m Cs-1371-131
Tabel 7. Risiko kanker fatal perorangan total Uangka panjang) Jarak

Referensi

Dokumen terkait

Supernatan yang diperoleh berwarna kuning dan residunya berwarna kuning muda, supernatan tersebut digunakan sebagai substrat, kemudian dilakukan uji pengurangan

Pembangunan Kawasan Perdesaan serta Peningkatan Sumbangan Pertanian bagi Peningkatan Kualitas Hidup Penduduk Perdesaan. Editor

Tujuan kajian ini adalah untuk mengenal pasti amalan pembacaan pelajar PTV, pengaruh utama jenis bahan bacaan terhadap amalan pembacaan berkesan, faktor utama

Tingginya kadar air dan kadar serat pada biji kacang hijau juga berpengaruh terhadap produk olahan dari biji kacang hijau, misalnya menjadi tepung kacang hijau... terikat pada

Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pemegang IUPHHK pada hutan tanaman selama tahun survei yang digunakan

Hubungan Antara Aktualisasi Diri Dengan Kecanduan Internet Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.. Surakarta: Universitas

Bahan dengan berat jenis yang tinggi merupakan pengalir yang baik, sebaliknya apabila berat jenis semakin rendah, kandungan udara dalam rongga semakin besar maka semakin rendah

Ruptur uteri merupakan salah satu bentuk perdarahan yang terjadi pada kehamilan lanjut dan persalinan yaitu robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau