PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SOCIO-BIOLOGICAL CASE BASED LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MAHASISWA BIOLOGI FMIPA UM
Herwim Enggar Pratiwi
1, Hadi Suwono
2, Herawati Susilo
2 1Program Studi Pendidikan Biologi, Pascasarjana Universitas Negeri Malang, E-mail: hudansandi@gmail.com
2Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No.5 Malang, Indonesia
ABSTRAK
Pembelajaran di universitas menyiapkan mahasiswa sebagai generasi yang memiliki kecakapan akademik, memiliki keterampilan berpikir, bernalar, memecahkan masalah, berkomuniasi, dan bekerjasama menggunakan model pembelajaran Socio-Biological Case Based Learning. Socio-Biological Case Based Learning merupakan pengembangan dari model pembelajaran Problem based learning. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran Socio-Biological Case Based Learning terhadap hasil belajar kognitif mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen yang dilakukan di Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang kelas Biologi Umum angkatan 2015. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober - Desember 2015. Data hasil belajar kognitif dikumpulkan dari pretest dan posttest. Analisis data yang digunakan analisis kovarian tunggal atau anakova tunggal. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan hasil belajar kognitif pada matakuliah Biologi Umum antara kelas yang menerapkan model pembelajaran Socio-Biological Case Based Learning dan model pembelajaran konvensional. Selisih rata-rata pada kelas konvensional di pretest dan posttest sebesar 10,38 sedangkan pada kelas Socio-Biological Case Based Learning di pretest dan posttest sebesar 29,45. Berdasarkan hasil Gain score peningkatan di kelas konvensional sebesar 21,60%, sedangkan di kelas Socio-Biological Case Based Learning sebesar 56,88%. Model pembelajaran Socio-Biological Case Based Learning meningkatkan hasil belajar kognitif mahasiswa Biologi FMIPA UM.
Kata Kunci: hasil belajar kognitif, socio-biological case based learning
PENDAHULUAN
Pembelajaran di universitas menyiapkan mahasiswa sebagai generasi yang memiliki kecakapan akademik, memiliki keterampilan berpikir, bernalar, memecahkan masalah, berkomuniasi, dan bekerjasama. Model pembelajaran sangat berperan dalam pembelajaran aktif mahasiswa. Model pembelajaran yang baik menekankan mahasiswa membangun konsep mereka sendiri berdasarkan pengalaman dalam kehidupan sosial. Proses pembelajaran berhasil atau tidak dapat dilihat dari hasil belajar mahasiswa. Hasil belajar berhubungan dengan pengukuran dan evaluasi pembelajaran (Kraiger et al., 2015). Membangun mahasiswa belajar harus relevan dengan kategori kognitif meliputi pengetahuan verbal, pengetahuan organisasi dan strategi kognitif (Gagne, 1984). Tujuan utama dari kognitif sains yaitu menggeneralisasikan teori atau model spesifik yang digunakan seseorang.
Problem based learning (PBL) merupakan pembelajaran aktif yang melibatkan aktivitas mahasiswa untuk menganalisis, menulis laporan dan memberikan kesempatan mahasiswa menjadi seorang peneliti (Imafuku et al., 2014). Penerapan model pembelajaran PBL membutuhkan beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu 1) mahasiswa harus memiliki respon tinggi terhadap pembelajaran, 2) masalah yang digunakan harus
terstruktur pola berpikir, dan 3) sebelum memulai pembelajaran mahasiswa sudah memiliki refleksi dari pembelajaran sebelumnya serta menerapkannya dalam pemecahan masalah (Newman, 2005). Socio-Biological Case based learning (SocBioCBL) merupakan pengembangan problem based learning, dengan fokus permasalahan pada kasus Biologi yang terjadi di masyarakat. Kasus merupakan deskripsi cerita berupa situasi, permasalahan, pengetahuan dan keterampilan yang digunakan untuk mendorong mahasiswa berpikir memecahkan permasalahan (Lee & Jieun, 2009).
Biologi merupakan ilmu pengetahuan yang materinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan memahami beberapa kondisi Biologi seperti penyakit, untuk mengetahuinya mahasiswa harus melakukan analisis dan interaksi sosial dengan masyarakat. Mahasiswa yang mampu menerapkan materi dalam kehidupan sosial maka bisa berinteraksi dengan masyarakat dan menginterpretasikan pengetahuan (Conrad & Barker, 2010). Menurut Conrad & Barker, membangun pengetahuan sosial dalam pembelajaran biologi dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengeksplor pemahaman mahasiswa. Alasan pentingnya model pembelajaran Socio-Biological Case Based Learning mahasiswa memahami materi yang
dipelajari dan diaplikasikan dalam kehidupan sosial. Zeidler et al. (2002) menunjukkan bahwa mahasiswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis kasus mampu mengaplikasikan konsep Biologi dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan penelitian Strobel & Barneveld (2009) siswa yang menerapkan model pembelajaran PBL signifikan lebih efektif daripada pembelajaran konvensional dalam aspek kognitif dan sikap. Hal ini didukung dengan penelitian Imafuku et al., (2014) pada tiga kelompok yang digunakan sebagai sampel PBL terdapat interaksi sosial dengan materi keperawatan sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi. 87% siswa yang menerapkan case based learning membantu siswa untuk menerapkan konsep baru dan mengembangkan keterampilan berpikir Lee, et al. (2009). Dosen yang menerapkan pembelajaran kasus meningkatkan kemampuan berpikir mahasiswa sebesar 40% dengan kasus up to date (Ekborg & Ottander, 2009). Pembelajaran berbasis kasus memberikan siswa kemampuan berpikir analisis sehingga meningkatkan kognitif dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan (Tamim&Grant, 2013).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan desain eksperimen semu (quasi experimental design) dengan pola pretest-posttest nonrandomized control group design. Penelitian dilakukan di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang. Populasi penelitian mencakup seluruh mahasiswa di Jurusan Biologi matakuliah Biologi Umum, sedangkan sampel penelitian adalah kelas G dan Kelas I Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang. Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen berupa pembelajaran melalui model Socio-Biological Case Based Learning (SocBioCBL), sedangkan pada kelompok kontrol berupa pembelajaran melalui model konvensional. Kedua kelompok penelitian telah diuji kesetaraannya.
Instrumen penelitian dikelompokkan menjadi instrumen perlakuan yang meliputi RPP, Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM), dan lembar observasi keterlaksanaan sintaks, serta instrumen pengukuran yang terdiri dari tes uraian dan multiple choice. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, pelaksanaan pre test, penerapan pembelajaran melalui kedua model pada masing-masing kelompok, dan pelaksanaan post test. Data yang telah terkumpul diuji prasyarat dengan uji normalitas (uji Kolmogorov-Sminov) dan uji homogenitas (Uji Levene’s). Uji hipotesis pengaruh
model pembelajaran terhadap hasil belajar kognitif dilakukan dengan Anakova atas data Gain Score.
HASIL PENELITIAN
Konsistensi pelaksanaan pembelajaran diuji dengan analisis regresi dua jalur antara skor literasi biologi dengan hasil belajar kognitif dari pre tes dan post test. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembelajaran melalui model Konvensional nilai signifikansi tingkat paralel data sebesar 0,681 dan tingkat koinsiden data 0,002 sehingga dapat dikatakan model pembelajaran konvensional dilaksanakan secara konsisten pada pembelajaran. Begitu pula dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran SocBioCBL memiliki nilai signifikansi tingkat paralel data 0, 451 dan tingkat koinsiden data 0,000 sehingga dapat dikatakan model pembelajaran SocBioCBL dilaksanakan secara konsisten. Grafik konsistensi ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikut ini.
Gambar 1.1. Grafik Konsistensi Pembelajaran
Konvensional
Gambar 1.2. Grafik Konsistensi Pembelajaran
SocBioCBL
Hasil belajar kognitif mahasiswa dengan model konvensional 21,60% dengan rata-rata terkoreksi sebesar 59,41, sedangkan pada model SocBioCBL mengalami peningkatan sebesar 56,88% dengan rata-rata terkoreksi sebesar 80,36. Hasil analisis Anakova menunjukkan nilai probalitas model pembelajaran sebesar 0,000. Sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan hasil belajar kognitif
antara mahasiswa pada pembelajaran Biologi Umum kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Perbedaan peningkatan hasil belajar kognitif dianalisis atas data Gain Score. Hasil analisis data lengkap menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan antara mahasiswa yang belajar dengn model pembelajaran SocBioCBL dengan Konvensional dengan nilai signifikansi 0,000. peningkatan terbesar dialami oleh mahasiswa dengan model pembelajaran SocBioCBL dengan rata-rata peningkatan 29,45. Perbedaan dan peningkatan skor hasil belajar kognitif mahasiswa dengan model pembelajaran SocBioCBL dan konvensional ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan dan Peningkatan Skor Hasil Belajar
Kognitif Mahasiswa Strategi Rata-rata Pre Test Rata-rata Post Test Rata-rata Pening- katan Rata-rata Terko- reksi Notasi LSD Konvensional 48,04 58,41 10,38 59,41 a SocBioCBL 51,79 81,24 29,45 80,36 b PEMBAHASAN
Problem based learning (PBL) bertujuan untuk membantu mahasiswa mengembangkan dan memperkaya kognitif melalui masalah yang disajikan untuk mereka (Dolmans & Schmit, 2000). PBL berhasil jika pemilihan masalah sangat penting bagi mahasiswa sehingga melampaui pengetahuan yang belum dikuasi dari konsep penting tersebut (Bilgin et al., 2008). Socio-Biological Case Based Learning (SocBioCBL) merupakan pengembangan dari model pembelajaran problem based learning yang menitikberatkan penyelesaian kasus sebagai pembelajaran utama dan diaplikasikan ke kehidupan sosial mahasiswa. Imafuku et al. (2004) menyatakan pembelajaran berpusat pada mahasiswa yang memberdayakan mahasiswa untuk melakukan penelitian dengan mengintegrasikan antara teori dan praktik serta mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan untuk mengembangkan solusi terhadap kasus. Langkah pembelajaran SocBioCBL yaitu orientasi kasus, mengorganisasikan untuk belajar, membimbing penyelidikan/analisis, evaluasi analisis dan refleksi sosial (Northern Illinois University, tanpa tahun). Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang menerapkan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab antara dosen dengan mahasiswa. Model pembelajaran konvensional digunakan sebagai model pada kelompok kontrol.
Konsistensi pelaksanaan sintaks pembelajaran perlu diketahui karena dapat mempengaruhi hasil penelitian. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran melalui model SocBioCBL menunjukkan bahwa terdapat
konsistensi pelaksanaan pembelajaran. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi konsistensi pelaksanaan pembelajaran yaitu faktor dosen dan mahasiswa. Faktor dosen yang selalu membelajarkan mahasiswa menggunakan model SocBioCBL secara terus menerus dengan menggunakan kasus yang selalu up to date. Faktor dari mahasiswa meliputi ketertarikan terhadap pembelajaran serta adanya tanggung jawab mahasiswa terhadap tugas yang diberikan oleh dosen. Bernadowski (2006) menyatakan bahwa pertanyaan bersifat memotivasi mahasiswa sehingga menjaga mahasiswa pada tugas yang diberikan kepadanya. Pertanyaan pada tugas membantu mahasiswa memahami konsep dari materi yang diberikan oleh dosen, sehingga pembelajaran berjalan konsisten sampai akhir pertemuan. Dimyati & Mudjiono (2002) menyatakan bahwa proses pembelajaran akan lebih efektif apabila mahasiswa lebih aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, melalui partisipasi seorang mahasiswa dapat memahami pelajaran dari pengalamannya sehingga akan mempertinggi hasil belajarnya. Berdasarkan pendapat tersebut konsistensi dosen dan mahasiswa dalam menggunakan model pembelajaran tersebut dapat diketahui dari tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi yang diajarkan sehingga dapat diketahui pula dari hasil belajar mahasiswa setelah menempuh satu pokok bahasan (Arikunto, 2002).
Peningkatan hasil belajar kognitif pada kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional sebesar 21,60%. Peningkatan pada kelas konvensional dikarenakan adanya penyusunan makalah pada masing-masing materi yang akan dipresentasikan oleh mahasiswa. Peningkatan pada kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional tidak terlalu besar ditunjukkan dengan selisih antara pretest dan posttest hanya sebesar 10,38. Berbeda dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran SocBioCBL, peningkatan hasil belajar kognitif sebesar 56,88% dengan selisih pretest dan posttest sebesar 29,45. Model pembelajaran SocBioCBL sangat diperlukan oleh mahasiswa sehingga mereka mampu mengaplikasikan materi atau kasus yang diberikan dosen ke kehidupan sosialnya. SocBioCBL menekankan mahasiswa dalam mengeksplor kasus, mengidentifikasi dan menganalisis kasus, menemukan pemecahan kasus serta mengimplementasikan penyelesaian kasus dalam kehidupan sosial.
Berdasarkan penelitian Bilgin et al. (2008) menunjukkan pembelajaran menggunakan PBL bahwa pretest siswa PBL memiliki efek signifikan terhadap skor posttest sebesar 5,680. PBL membantu siswa untuk berpikir, memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan berpikir. Majeed (2013) menyatakan bahwa
pembelajaran dengan kasus memberikan motivasi pada mahasiswa untuk menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari dan ke kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan permasalahan. Pengajaran melalui pembelajaran kasus memberikan kekuatan dalam hal ingatan dan authenthic. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil penelitian Lee, et al. (2009) sebanyak 87% siswa yang menerapkan case based learning dapat mengaplikasikan konsep baru dan keterampilannya untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Illingworth et al. (2012), hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata yang diperoleh kelas pendidikan sains yaitu 67% menerapkan pembelajaran Socio-Biological sedangkan kelas sains 37% menerapkan pembelajaran tradisional. Pembelajaran menggunakan model SocBioCBL memberikan manfaat bagi mahasiswa dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sosial di lingkungan mereka. Helms (2006) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan kasus sebuah metode yang melibatkan pembelajaran faktual dan merupakan tipe yang digunakan dalam investigasi masalah up to date di kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan kasus mahasiswa akan menginterpretasi, menganalisis, berinkuiri mengenai ide, dan menyelesaikan masalah. Pernyataan Helms juga didukung oleh Reis & Galvao (2009) menyatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh dosen berpengaruh terhadap kondisi di dalam kelas. Kasus yang diberikan kepada mahasiswa menunjukkan bagaimana mereka mengimplementasikan materi terhadap aktivitasnya mengenai keyakinan dalam memecahkan kasus yang diberikan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan tesrdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar kognitif pada kelompok SocBioCBL dengan kelompok konvensional. Rata-rata gain score menunjukkan bahwa kelompok SocBioCBL memiliki hasil belajar kognitif lebih tinggi sebesar 29,45% dibandingkan dengan kelompok konvensional sebesar 10,38%. Setelah melakukan penelitian ini diharapkan para pembaca mampu menerapkan model pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dilaksanakan. Kasus yang digunakan harus selalu baru sehingga mahasiswa dapat mengimplementasikan penyelesaian kasus secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Bernadowski, CC. 2006. The Effects of Middle School Social Studies Teacher’s Questioning Patterns on Learner’s Outcomes. Disertasi dipublikasikan
pada http://d-scholarship.
pitt.edu/9493/1/CapalongoBernadowskiCarianne 2006.pdf. Diunduh tanggal 1 januari 2016. Bilgin, I., Erdal, S., & Mustofa, S, 2008. The Effect of
Problem-Based Learning Instruction on University Students’Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science, & Technology Education, 5(2): 153-164.
Conrad, P., & Barker, KK, 2010. The social construction of illness: Key insights and policy implications. Journal of Health and Social Behaviour, 5(1): 67-79.
Dimyati & Mudjiono, 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dolmans, D., & Schmidt H, 2000. What directs self-directed learning in a problem based curriculum. In Evensen D, Hmelo C, eds. Problem Based Learning: A Research Perspective on Learning Interactions. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum, 251–262.
Ekborg, M. & Ottander, C, 2009. Working Woth Socio-Scientific Issues-Students’ And Teachers’ Experiences. Swedish: Swedish Research. Gagne, RM, 1984. Learning Outcomes and Their Effect:
Useful Categories of Human Performance. American Psychologist, 39: 377-385.
Helms, MM, 2006. Case method of analysis. In M. M. Helms (Ed.), Encyclopedia of management. Farmington Hills: 67–69.
Ibrahim, B., Erdal.S., & Mustaf, S, 2008. The Effect of Problem-Based Learning Instruction on University Students’ Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts. Eurasi Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 5(2): 153-164.
Illingworth, S., Karen, B., Silva, & Amy, B, 2012. Investigations of Socio-Biological Literacy of Science and Non-Science Students. International Journal of Innovation in Science and Mathematics Education, 20(2): 55-67. Imafuku, R., Kataoka, R., Mayahara, M., Suzuki, H., &
Saiki, T, 2014. Students’ Experiences in Interdisciplinary Problem-based learning: A Discourse Analysis of Group Interaction. Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 8(2): 1-19.
Kraiger, K, Ford, JK, & Salas, E, 2015. Application of Cognitive, Skill-Based, and Affective Theories of Learning Outcome to New Methods of Training Evaluation. American Psychological Association,78(2): 311-328.
Lee, HS., Jieun, L., Xiaojing, L., Curt,JB., & Richard, JM, 2009. A Riview of Case-Based Learning
Practices in an Online MBA Program: A Program-Level Case Study. Educational Technology & Society, 12(3): 178-190.
Majeed, F, 2013. Effectiveness of Case-Based Teaching of Physiology for Nursing Student. Journal of Taibah University Medical Science, 9(4): 289-292.
Newman, MJ, 2005. Problem Based Learning: An Introduction and Overview of the Key Features
of the Approach.
http://www.utpjournals.com/jvme/tocs/321/12.p df. Diunduh 8 Juli 2015.
Northern Illinois University. Tanpa tahun. Problem
Based Learning.
http://www.facdev.niu.edu/facdev/resources/gui de/strategies/problem_based_learnin pdf. Diunduh 3 Juni 2015.
Reis, P. & Galvao, C, 2009. Teaching Controversial Socio-Scientific Issues in Biology and Geology Classes: A Case Study. Electronic Journal of Science Education: 1-11.
Strobe, J., & Barneveld, AV, 2009. When is PBL More Effective? A Meta-synthesis of Meta-analises Comparing PBL to Conventional Classrooms. Interdiciplinary Journal of Problem-Based Learning, 3(1): 44-58.
Tamim, SR. & Grant, MM, 2013. Definitions and Uses: Case Study of Teachers Implementing Project-based Learning. interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning. 7(2): 72-101.
Zeidler, D L.,Walker, KA., Ackett,WA., & Simmons, ML, 2002. Tangled up in views: Beliefs in the nature of science and responses to socioscientific dilemmas. Science Education, 86(3): 343– 367.