• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian dan Tujuan Penulisan Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian dan Tujuan Penulisan Skripsi"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian dan Tujuan Penulisan Skripsi

1. Pengertian

Pedoman penulisan skripsi merupakan sekumpulan peraturan dan petunjuk dalam pembuatan skripsi yang mengatur hal-hal yang bersifat substantif dan teknis.

2. Tujuan Pedoman Penulisan Skripsi Pedoman penulisan skripsi ini bertujuan:

a. Agar mahasiswa, pembimbing skripsi, dan penasihat akademik(PA), mempunyai pegangan umum yang seragam dalam pembuatan skripsi.

b. Menjamin kualitas proses dan hasil penelitian skripsi. B. Pengertian, Topik dan Kriteria Penulisan Skripsi

1. Pengertian Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah dalam suatu bidang studi yang disusun oleh mahasiswa atas dasar penelitian dalam rangka penyelesaian studi Program Sarjana Strata Satu (S1).

2. Topik dan Kriteria Umum skripsi

a. Topik skripsi diangkat dari masalah yang relevan dan berkaitan dengan kompetensi jurusan dan program studi mahasiswa.

b. Skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing atas persetujuan Ketua Jurusan. c. Skripsi merupakan karya asli mahasiswa

d. Data skripsi diperoreh dari riset lapangan (field research) dan atau riset pustaka (library research).

e. Jumlah halaman skripsi antara 50–100 halaman, kecuali skripsi yang ditulis dalam bahasa asing, yaitu antara 30–60 halaman.

C. Kode Etik Penulisan Skripsi

Kode etik penulisan skripsi adalah seperangkat norma yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah skripsi. Norma itu berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan, serta penyebutan sumber atau informasi.

Penulis harus jujur menyebutkan rujukan, bahan, atau pikiran yang diambil dari sumber atau orang lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari sumber atau orang lain tanpa rujukan termasuk plagiasi atau pencurian. Penulis skripsi harus menghindarkan diri dari kegiatan semacam itu.

Penulis juga harus meminta izin tertulis jika menggunakan bahan dari suatu sumber atau dari seseorang. Jika pemilik tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dan menjelaskan apakah bahan itu diambil secara utuh, diambil sebagian, dimodifikasi, atau dikembangkan.

Nama narasumber atau sumber informasi perlu dipertimbangkan untuk tidak disebutkan kalau pencantuman itu dapat merugikan narasumber atau informan yang bersangkutan. Sebagai gantinya nama narasumber atau informan itu dapat diganti dengan inisial atau kode tertentu.

(2)

BAB II

SYARAT DAN PROSEDUR PENGAJUAN SKRIPSI A. Syarat Pengajuan Skripsi

Syarat pengajuan skripsi meliputi :

a. Terdaftar sebagai mahasiswa STAIN Pekalongan. b. Tidak sedang mengambil cuti kuliah.

c. Telah memperoleh minimal 120 sks.

d. Mempunyai indeks komulatif (IPK) minimal 2,00.

e. Telah menempuh mata kuliah Metodologi Penelitian dan Metode Penelitian Pendidikan. B. Prosedur Pengajuan Skripsi

Prosedur pengajuan skripsi sebagai berikut:

a. Mahasiswa mengajukan judul skripsi kepada sekretaris jurusan/ketua prodi setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing akademik (wali studi).

b. Setelah judul disetujui, mahasiswa mengajukan proposal skripsi kepada ketua jurusan. c. Ketua jurusan dapat meyetujui atau menolak proposal skripsi yang diajukan mahasiswa.

(3)

BAB III BIMBINGAN SKRIPSI A. Pembimbing Skripsi

1. Pengertian

Pembimbing skripsi adalah tenaga edukatif yang memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam penulisian skripsi

2. Syarat Pembimbing Skripsi

a. Pembimbing skripsi diangkat oleh Ketua STAIN

b. Pembimbing skripsi ditunjuk oleh Ketua Jurusan berdasarkan surat keputusan (SK) Ketua STAIN.

c. Pembimbing disyaratkan sebagai tenaga edukatif pemegang mata kuliah yang ada hubungannya dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi, mempunyai jabatan minimal lektor atau asisten ahli yang berijazah magister atau berijazah doktor tanpa memerhatikan kepangkatan

3. Jumlah Pembimbing

Jumlah pembimbing skripsi sebanyak-banyaknya dua orang. Pembimbing pertama membimbing metodologi dan materi, sedangkan pembimbing kedua membimbing tata tulis dan bahasa, atau berdasarkan kesepakatan bersama.

4. Tugas Pembimbing

Pembimbing skripsi bertugas sebagai berikut.

a. Memberikan bimbingan dalam pembuatan skripsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Mencatat tanggal, bentuk, dan materi konsultasi bimbingan dalam blanko yang telah disediakan oleh jurusan.

c. Menyetujui dan menandatangani skripsi yang telah selesai dibimbing untuk dimunaqasahkan. d. Memberi nilai terhadap skripsi yang telah dibimbingnya.

5. Wewenang Pembimbing

Pembimbing skripsi berstatus sebagai pemegang otoritas tertinggi terhadap keabsahan skripsi. Oleh karena itu, tanda tangan pembimbing merupakan bukti bahwa penyusunan skripsi sudah mendapatkan bimbingan sesuai prosedur.

Pembimbing skripsi berwenang untuk:

a. Ikut mempertimbangkan judul dan topik yang diusulkan oleh calon penulis.

b. Mengembalikan tugas bimbingan kepada jurusan apabila terjadi hal-hal yang menyebabkan tidak terlaksananya bimbingan.

c. Mengusulkan tambahan pembimbing apabila masalah yang dibahas dalam skripsi menyangkut juga bidang di luar keahliannya.

(4)

B. Proses Bimbingan Skripsi

1. Proses bimbingan skripsi dilakukan secara teratur minimal 2 bulan dan maksimal adalah 2 tahun terhitung sejak ditetapkannya pembimbing skripsi.

2. Apabila dalam batas waktu 2 tahun sebagaimana dimaksud di atas skripsi belum dapat dimunaqasahkan, pembimbing skripsi dan atau mahasiswa melaporkan kepada ketua jurusan.

3. Proses bimbingan skripsi yang telah melampaui batas waktu sebagaimana dmaksud di atas, ketua jurusan dapat memperpanjang setiap tiga bulan sekali, dengan mengingat batas masa studi yang bersangkutan.

4. Apabila karena suatu hal pembimbing skripsi tidak dapat menyelesaikan tugasnya, pembimbing skripsi harus menyerahkan kembali tugas tersebut kepada ketua jurusan, kemudian ketua jurusan menggantikannya dengan pembimbing skripsi lain.

5. Waktu bimbingan skripsi ditetapkan oleh pembimbing skripsi bersama mahasiswa dengan menggunakan blangko konsultasi skripsi yang dikeluarkan oleh jurusan.

6. Setelah proses bimbingan skripsi selesai, pembimbing melaporkan secara tertulis kepada Ketua STAIN c.q. Ketua Jurusan bahwa skripsi telah siap dimunaqasahkan.

7. Pembimbing skripsi memberikan nilai skripsi yang sudah selesai dibimbing, dan nilai skripsi tersebut diserahkan kepada Ketua Jurusan

(5)

BAB IV FORMAT SKRIPSI A. Maksud Format Skripsi

Yang dimaksud dengan format skripsi adalah unsur skripsi dan urutan-urutannya yang merupakan kesatuan karangan ilmiah yang tersusun secara sistematis dan logis.

B. Rincian dan Urutan Unsur-unsur Skripsi

Skripsi terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian pokok,dan bagian akhir. 1. Bagian Awal

Bagian awal adalah bagian mulai dari sampul sampai dengan bagian sebelum bab pendahuluan. Secara rinci bagian awal meliputi:

a. Halaman sampul luar

Halaman sampul luar memuat judul skripsi, STAIN Pekalongan, maksud skripsi, nama lengkap mahasiswa, nomor induk mahasiswa, nama jurusan, institusi (lembaga), dan tahun penyelesaian skripsi. Sampul luar dicetak dengan menggunakan karton tebal dan dilapisi bening. Warna sampul sebagai berikut, (a) Jurusan Syariah menggunakan warna hitam, sedangkan Jurusan Tarbiyah menggunakan warna hijau muda (lihat contoh 1).

b. Halaman Sampul Judul

Halaman judul berisi sama dengan halaman sampul luar. Perbedaannya, halaman sampul luar dibuat pada kertas tebal (berdasarkan karton), sedangkan halaman judul ini dicetak pada kertas HVS berwarna putih (lihat contoh 1)

c. Halaman Pernyataan

Halaman pernyataan berisi pernyataan penulis skripsi bahwa skripsi tersebut adalah betul-betul karya sendiri. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi tersebut adalah plagiat, gelar kesarjanaan yang diperoleh akan dicabut keabsahannya ( lihat contoh 2).

d. Halaman Nota Pembimbing

Nota pembimbing berisi surat pembimbing skripsi kepada Ketua STAIN c.q. Ketua Jurusan yang isinya menyatakan bahwa mahasiswa yang dibimbingnya telah menyelesaikan skripsinya dan siap untuk dimunaqasahkan ( lihat contoh 3)

e. Halaman Pengesahan

Halaman Pengesahan ini sebagai bukti pengesahan administratif dan akademik oleh Dewan Penguji skripsi dan Ketua STAIN. Halaman pengesahan ini memuat judul skripsi, nama lengkap mahasiswa, nomor induk mahasiswa ( lihat contoh 4).

f. Transliterasi

Yang dimaksud dengan transliterasi di sini adalah transliterasi dari tulisan Arab ke tulisan Latin. Petunjuk ini diperlukan terutama bagi para penulis yang dalam teks mereka ingin menggunakan beberapa istilah Arab yang belum dapat dianggap sebagai kata bahasa Indonesia, atau yang masih terbatas penggunaannya, atau ingin menyebutkan nama lembaga yang menggunakan huruf Arab, atau nama orang atau judul buku yang aslinya dituliskan dengan tulisan Arab. Pedoman transliterasi yang digunakan dalam penulisan buku ini adalah hasil dari Surat Keputusan Bersama (SKB) dua menteri, yakni Menteri Agama Republik Indonesia No.158 tahun 1987 dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0543 b / U / 1987. Transliterasi ini digunakan untuk menulis kata-kata Arab yang dipandang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia ( lihat contoh 11 )

g. Halaman Persembahan

Halaman ini dimaksudkan untuk menyampaikan persembahan yang dikemukakan oleh penulis skripsi. Halaman ini bukan keharusan, boleh ada dan boleh tidak ada.

(6)

h. Halaman Moto

Halaman moto berisi moto atau kata-kata mutiara yang dipakai oleh penulis skripsi. Moto berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi. Halaman ini boleh ada boleh tidak ada.

i. Abstrak

Kata abstrak disusun dengan menggunakan urutan kata ABSTRAK (huruf kapital). Di bawahnya, dengan jarak dua spasi dicantumkan nama akhir penulis diikuti tanda koma, nama depan diikuti tanda titik, tahun lulus ujian diikuti tanda titik; lalu diikuti judul skripsi. Selanjutnya, dicantumkan kata Skripsi Jurusan/Program Studi ….. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan diakhiri tanda titik,disusul dengan pencantuman nama-nama pembimbing.

Pada baris baru berikutnya dicantumkan kata-kata kunci, berkisar dari tiga sampai dengan lima kata. Pada baris berikutnya, dengan jarak dua spasi ditulis teks abstrak yang ditulis dengan spasi satu sebanyak empat paragraf. Paragraf pertama berisi latar belakang masalah, paragraf kedua berisi uraian singkat mengenai permasalahan, tujuan, dan kegunaan penelitian. Paragraf ketiga berisi metode penelitian yang mencakup pendekatan dan jenis penelitian, teknik pengumpulan data dan jenis analisis data. Paragraf keempat berisi hasil penelitian dan simpulannya. Teks dari abstrak tidak boleh lebih dari dua halaman kuarto.

j. Kata Pengantar

Kata Pengantar dimaksudkan untuk menyampaikan informasi secara global mengenai maksud penulisan skripsi dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi dengan urutan sebagai berikut :

(1) Ketua STAIN Pekalongan (2) Ketua Jurusan yang bersangkutan (3) Pembimbing

(4) Lembaga utau instansi tertentu tempat penulis mengadakan penelitian atau memperoleh data.

(5)Dosen-dosen lain yang ikut andil dalam membantu penyelesaian studi dan penulisan skripsi di STAIN pekalongan.

(6)Pihak-pihak lain yang benar-benar memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. Ucapan terima kasih disampaikan secara wajar, tidak berlebihan, tidak merendahkan diri, dan tidak perlu ada ucapan permintaan maaf atas segala kekurangan yang terdapat di dalam skripsi karena skripsi tersebut merupakan karangan ilmiah yang bersifat objektif.

k. Daftar Isi

Daftar lsi memuat secara terperinci isi keseluruhan skripsi beserta nomor halamannya. Unsur skripsi yang dimasukkan dalam daftar isi dimulai dari halaman abstrak sampai dengan lampiran. Halaman sampul luar, halaman judul, halaman pernyataan, nota pembimbing, halaman pengesahan, dan halaman persembahan, tidak perlu dimasukkan dalam daftar isi. Meskipun demikian, halaman-halaman tersebut tetap diperhitungkan untuk pemberian nomor halaman. Daftar isi diketik satu spasi.

Adapun cara penulisan bagian-bagian itu adalah sebagai berikut. Kata “BAB” ditulis di tepi sebelah kiri, kemudian diikuti nomor bab dan judul bab. Selanjutnya, di bawah judul bab dicantumkan nomor dan judul-judul dari subbab. Nomor halaman dicantumkan di sebelah kanan dihubungkan dengan titik-titik dengan bagian yang diberi nomor ( lihat contoh 5 ).

l. Daftar Tabel

Kalau dalam suatu skripsi terdapat lebih dari lima buah, perlu dibuatkan daftar tersendiri beserta nomor dan nomor halaman. Kata-kata “Daftar Tabel” dicantumkan di tengah-tengah. Selanjutnya, judul-judul dicantumkan secara berurutan, masing-masing diikuti nomor halaman yang memuatnya.

m. Daftar Gambar

Kalau dalam suatu skripsi terdapat lebih dari lima buah gambar atau ilustrasi, diperlukan daftar gambar atau ilustrasi tersendiri. Cara menyusunnya seperti pada penyusunan daftar tabel.

(7)

a. Pendahuluan

Isi pendahuluan merupakan penjelasan-penjelasan yang erat sekali hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam bab-bab. Penjelasan-penjelasan itu dirinci dengan urutan (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) kegunaan penelitian,(5) tinjauan pustaka ,(6) metode penelitian, dan (7) sistematika penulisan.

(1) Latar Belakang Masalah

Bagian ini pada dasarnya menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa suatu topik yang dinyatakan pada judul skripsi itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran tersebut perlu dijelaskan dahulu pengertian rumusan topik yang dipilih untuk diteliti, baru kemudian diterangkan argumentasi yang melatarbelakangi pemilihan topik dari posisi substansi topik itu. Dalam hal ini dapat dikemukakan, misalnya adanya kesenjangan antara idealitas (das sein) dan realitas (das sollen) serta antara teori dan praktik. Secara umum, suatu topik penting untuk diselidiki karena topik itu menyangkut kepentingan umum (masyarakat), topik itu dapat mengisi kekosongan atau kekurangan ilmu pengetahuan dan topik itu merupakan suatu rangkaian dengan topik lain .

Setelah itu perlu diterangkan signifikansi penelitian tersebut. Dalam hal ini diuraikan manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan. Selanjutnya, perlu diterangkan alasan pemilihan topik itu dilihat dari paradigma penelitian sejenis. Untuk itu, perlu dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-hasil penelitian tentang topik yang dipilih. Dengan melihat hasil-hasil penelitian sejenis dapat ditunjukkan apakah topik yang dipilih itu memang masih layak untuk diteliti. Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti lagi asal penelitian yang baru itu dapat menghasilkan sesuatu yang baru, yang berbeda dari yang sebelumnya, yang bisa mengatasi kekurangan hasil penelitian itu atau dalam penelitian yang baru itu digunakan teori atau metode lain yang diduga menghasilkan temuan yang lain.

(2) Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang ingin dicari jawabannya. Rumusan masalah merupakan rumusan persoalan-persoalan yang perlu dipecahkan atau pertanyaan yang perlu dijawab dengan penelitian. Rumusan masalah hendaklah disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya atau sebuah pernyataan yang memerlukan jawaban.

Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik, tidak boleh keluar dari lingkup topik. Rumusan masalah juga harus mencakup semua variabel yang dideskripsikan dalam rumusan topik. Kalau ada variabel umum dan khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok beserta submasalahnya. Jadi, rumusan masalah harus terinci dan terurai dengan jelas agar dapat dipecahkan dan dicarikan datanya untuk pemecahannya.

Rumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk menentukan metode pemecahannya dan mencarikan datanya. Untuk itu masalah-masalah perlu diidentifikasi dengan baik. Dengan identifikasi masalah itu, rumusan masalah menjadi operasional, artinya masalah-masalahnya dapat dipecahkan karena variabel atau wujud data yang diperlukan dan teknik untuk memperolehnya dapat diperkirakan.

Kalau terdapat banyak masalah, tetapi yang akan diteliti hanya masalah-masalah tertentu, perlu ada pembatasan masalah disertai keterangan mengapa masalah yang diteliti dibatasi.

(3) Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menguraikan tentang maksud, tujuan, dan hal yang ingin dicapai. Apa yang dimaksud dan apa yang dituju harus dirumuskan secara spesifik dengan urutan yang sesuai dengan masalah yang dirumuskan pada bagian perumusan masalah. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah diidentifikasi dan dirumuskan. Oleh karena itu, urutannya pun mengikuti konsistensi seperti yang berlaku untuk perumusan masalah. Meskipun demikian, banyaknya tujuan penelitian tidak harus sama dengan banyaknya masalah dalam rumusan masalah.

(4) Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian menjelaskan tentang kegunaan atau pentingnya temuan penelitian, baik yang bersifat teroretis dalam pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan praktis. Adanya uraian ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih memang layak untuk diteliti.

(8)

(5) Tinjaun Pustaka/Teori yang Digunakan

Tinjauan Pustaka berisi riset terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti. Dikaji mulai dari paradigma dan pendekatan riset, teori yang digunakan hingga hasil risetnya. Kemudian baru menempatkan ”posisioning” penelitian yang sedang dilakukan. Tinjauan pustaka ini berisi tentang (a) analisis teoretis dan penelitian yang relevan, (b) kerangka berpikir, dan (c) hipotesis (jika ada).

Pada bagian analisis teoretis dan penelitian yang relevan, penulis melakukan sintesis terhadap teori yang relevan agar diperoleh legitimasi konseptual terhadap variabel yang akan diteliti. Unsur-unsur teori hendaknya tampak secara jelas, seperti definisi, asumsi, hubungan antarvariabel, dan daya penjelasan terhadap masalah yang diteliti.

Kerangka berpikir berisi gambaran pola hubungan antarvariabel atau kerangka konseptual yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti, disusun berdasarkan kajian teoretis yang telah dilakukan.

Adapun hipotesis merupakan rumusan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti. Oleh karena itu, hipotesis perlu dirumuskan secara singkat, lugas, dan jelas yang dinyatakan dalam kalimat bentuk pernyataan. Hipotesis harus dirumuskan atas dasar kajian teoretis dan kerangka pemikiran yang telah dilakukan. Semua itu perlu dilakukan agar hipotesis dapat diuji. Perlu dikemukakan bahwa tidak semua penelitian memerlukan rumusan hipotesis. Pada umumnya, penelitian kualitatif tidak memerlukan hipotesis, sedangkan penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis.

(6) Metode Penelitian

Dalam metode penelitian, peneliti menjelaskan bagaimana penelitian akan dilakukan. Secara umum, terdapat perbedaan metode penelitian antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Akan tetapi prosedurnya sama, yaitu dimulai dari pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengolahan data dan yang terakhir analisis data.

Perbedaan antara penelitian dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif hanya terletak pada jenis dan desain penelitian; variabel penelitian; populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel; instrumen dan teknik pengumpulan data penelitian dan; teknik pengolahan dan analisis data.

Sebagai catatan, penelitian dengan pendekatan kualitatif datanya bisa berupa data kuantitatif (dalam bentuk angka-angka). Jadi, ada perbedaan antara pendekatan kuantititaif dan kualitatif dengan data kuantitatif dan kualitatif.

(7) Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan memuat urutan hal-hal yang dimuat dalam skripsi, mulai dari bab pendahuluan sampai bab penutup. Sistematika, tidak identik dengan daftar isi. Sistematika, menguraikan juga alasan mengenai apa dan mengapa hal tersebut diuraikan dalam tiap bab.

b. Landasan Teori

Uraian tentang ini terdapat dalam bab kedua. Landasan teoretis adalah teori yang digunakan untuk landasan kerja penelitian tentang topik yang diambil untuk diteliti. Bab ini memuat uraian teoretis tentang variabel yang diteliti. Uraiannya harus lengkap dan konsisten dengan permasalahan yang diajukan dalam skripsi atau variabel yang sedang diteliti.

c. Hasil Penelitian

Uraian tentang hasil penelitian terdapat dalam bab ketiga. Dalam bab ini penulis memaparkan semua hasil penelitian yang dilakukan, baik hasil penelitian lapangan maupun penelitian pustaka. Uraiannya dilakukan secara sistematis disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti. Apabila diperlukan, pada bab ini dapat juga disertai dengan analisis penulis terhadap masalah yang sedang dipaparkan.

d. Analisis Hasil Penelitian

Uraian analisis hasil penelitian terdapat dalam bab keempat. Uraiannya harus konsisten dengan model pendekatan penelitian dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian. Uraiannya dilakukan secara sistematis sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi.

(9)

Bagian penutup merupakan bab terakhir skripsi. Penutup ini berisi simpulan dan saran-saran. Yang dikemukakan di dalam simpulan ialah pernyataan-pernyataan yang merupakan simpulan analisis atas pembahasan yang dilakukan di dalam bab-bab utama.

Simpulan merupakan jawaban permasalahan yang dikemukakan di dalam pendahuluan. Simpulan bukan rangkuman atau ikhtisar. Pernyataan simpulan berupa butir-butir yang bernomor (pointer), konsisten dengan rumusan dan analisis masalah. Pada bagian akhir penutup ini dapat dikemukakan saran atau rekomendasi yang dirasa perlu disampaikan kepada pembaca berkenaan dengan pembahasan masalah di dalam skripsi.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka dan lampiran. a) Daftar Pustaka

Daftar pustaka memuat identitas semua buku, jurnal, ensiklopedi laporan penelitian, dan sumber-sumber rujukan yang digunakan dalam penulisan skripsi, yang disebut di dalam bagian isi. Sumber yang tidak disebut dalam bagian isi tidak boleh dicantumkan di dalam daftar pustaka. Sebaliknya, semua sumber yang disebut di dalam bagian isi, harus disebut pula di dalam daftar pustaka.

Apabila di antara sumber-sumber kepustakaan itu ada yang dituliskan dengan selain huruf latin, sumber kepustakaan harus ditulis dengan transliterasinya.

b) Lampiran

Lampiran memuat semua dokumen atau bahan penunjang yang dipandang penting dalam penulisan skripsi, tetapi dianggap terlalu mengganggu jika dimasukkan dalam bagian isi skripsi. Lampiran dapat berupa (1) surat izin penelitian, (2) instrumen penelitian (3) rumus-rumus dan penghitungan yang dipakai, (4) prosedur penghitungan, dan (5) hasil uji coba. Untuk penelitian kualitatif, catatan lapangan (field notes) juga diletakkan dalam lampiran.

Setiap lampiran diberi nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab. Urutan lampiran harus disusun sesuai dengan urutan antara masalah-masalah yang dibahas dalam tubuh skripsi. Lampiran yang berhubungan dengan uraian masalah pada bab I lebih didahulukan daripada lampiran yang berhubungan dengan bab II, dan begitu seterusnya.

(10)

BAB V

BAHASA DAN TATA TULIS A. Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah bahasa yang baik dan benar. Aspek-aspek kebahasaan yang harus diperhatikan dalam penulisan skripsi adalah: 1) gaya penulisan, 2) keefektifan dan kecermatan penggunaan kalimat, 3) ketepatan pemakaian ejaan, tanda baca, dan 4) ketepatan menulis rujukan dan daftar pustaka. Bahasa yang dipakai dalam karya ilmiah adalah bahasa keilmuan yang memiliki fitur-fitur (1) reproduktif, (2) straight forward, (3) baku, (4) gahari, (5) kalimatnya efektif, (6) tidak ambigu, (7) tidak emotif, tetapi rasional, (8) lebih diutamakan kalimat pasif dan tidak menyebut persona, (9) register keilmuan, dan (10) notasi ilmiah.

Gaya penulisan skripsi formal, dengan bahasa yang tepat, sederhana, tidak berbelit-belit, dan langsung menuju kepada persoalan. Untuk ini diperlukan bahasa yang lugas dan menggunakan ejaan yang berpedoman kepada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Hal-hal yang harus dicermati, antara lain pemakaian huruf, pemenggalan kata, pemakaian huruf kapital, pemakaian huruf miring, pemakaian tanda baca, penulisan kata, serta penulisan unsur serapan.

B. Tata Tulis

1. Bentuk Tulisan Judul a) Judul Skripsi dan Judul Bab

Judul adalah nama karangan yang melukiskan dengan singkat tentang inti karangan. Judul harus dalam bentuk frasa, bukan kalimat atau pun kata. Pemilihan kata-kata untuk judul tetap sederhana, tidak bombastis, tidak puitis dan tidak provokatif. Judul harus menarik minat pembaca, tidak terlalu panjang karena hal itu akan mengaburkan makna atau tidak menarik untuk dibaca.

Judul skripsi dan judul bab ditulis dengan huruf kapital semua tanpa garis bawah. Judul ditulis di tengah-tengah halaman bagian atas. Judul yang panjang disusun sedemikian rupa dengan memerhatikan estetika penulisan.

b) Judul subbab dan bagian-bagiannya

Judul subbab dan bagian-bagiannya yang lebih kecil lagi ditulis dengan kapitalisasi. Artinya, setiap huruf awal kata ditulis dengan huruf besar. Skripsi yang menggunakan bahasa Arab, sebagai ganti kapitalisasi, digunakan garis bawah, yaitu untuk judul subbab dan anak subbab, sedangkan bagian yang lebih kecil tidak diberi garis bawah.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan judul karya ilmiah, yaitu sebagai berikut: Pertama, kata depan (preposisi) dalam judul karya ilmiah harus senantiasa ditulis dengan huruf kecil,

kecuali jika seluruh judul karya ilmiah itu ditulis dengan huruf kapital. Di bawah ini dipaparkan contoh-contoh judul karya ilmiah dengan penulisan preposisi yang benar.

(1) Bias Gender dalam Pemahaman Islam

(2) Metode Mengajar sebagai Alat Transportasi dalam Proses Pengajaran (3) Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan

(4) Handbook of Variabel for Environmental Impact Assessment (5) Introduction to the Theoretical Linguistics

Kata “dalam, sebagai, untuk, of, for, dan to” pada contoh judul karya ilmiah di atas adalah preposisi yang harus ditulis dengan huruf kecil. Macam-macam preposisi dalam bahasa Indonesia, antara lain antara, atas,

bagi, berkat, buat, dalam, dari, daripada, demi, di, guna, hingga, ke, kepada, mengenai, menurut, oleh, pada, sampai, sebagai, terhadap, tentang, dan untuk. Macam-macam preposisi dalam bahasa Inggris, antara lain: about, after, against, at, among, between, by, for, from, in, into, of, on, to, dan with.

Kedua, kata penghubung (konjungsi) dalam judul karya ilmiah juga senantiasa ditulis dengan huruf kecil, kecuali jika seluruh judul karya ilmiah itu ditulis dalam bentuk huruf kapital.

Contoh:

(6) Plant Physiology: Molecular, Biochemical, and Physiological (7) Peranan Inteligensi dan Kreativitas dalam Keberhasilan Pendidikan

Macam-macam kata penghubung (konjungsi) yang biasanya digunakan dalam judul karya ilmiah, antara lain: dan, atau, serta, dengan, yang.

(11)

Ketiga, unsur kata ulang kedua dalam judul karya ilmiah ditulis dengan huruf kecil, sedangkan unsur kata ulang pertama tetap ditulis dengan huruf kapital. Contoh: ”Wacana Islam Liberal: Pemikiran Islam Kontemporer tentang Isu-isu Global “.

Keempat, definite article (the) dan indefinite article (a, an) ditulis dengan huruf besar jika terletak di awal judul atau anak judul (subjudul). Sebaliknya, jika terletak di tengah-tengah judul, definite article (the) dan indefinite article (a, an) ditulis dengan huruf kecil.

Contoh:

(1) The Development and Use of a National Language (2) An Introduction to the Psychology of Language

(3) A Linguistic Theory of Translation

(4) Sociolinguistics: A Critical Survey of Theory and Application (5) Reading in Focus: An Advanced Reader for Academic Purposes (6) Memory and the Brain

(7) Virtues: Ethics in a Multicultural Word

Kelima, kata ganti milik (possessive) untuk benda (its, theirs) ditulis dengan huruf kecil. Contoh: “Language and its Structure: Some Fundamental Linguistic Concepts”.

2. Kutipan Langsung

Kutipan langsung sama dengan bentuk asli yang dikutip dalam hal susunan kata dan tanda bacanya. Kutipan langsung tidak boleh lebih dari satu halaman. Kutipan langsung ada berbagai bentuk, misalnya: a) Prosa

Kutipan berbentuk prosa yang panjangnya tidak lebih dari lima baris dimasukkan sebagai bagian dari teks skripsi dan dituliskan di antara tanda petik rangkap (“…”). Apabila jenis tulisan yang dikutip berbeda dengan jenis tulisan teks (jenis tulisan Latin ditulis Arab atau sebaliknya), kutipan dipisahkan dari teks dan diketik sedemikian rupa sehingga tidak melanggar norma penulisan ilmiah dan estetika.

b) Puisi

Yang dimaksud dengan puisi atau syair di sini, termasuk kata-kata mutiara. Kutipan yang berbentuk puisi yang terdiri dari satu baris dimasukkan sebagai bagian dari teks skipsi dan dituliskan di antara tanda petik rangkap. Puisi yang terdiri dari dua baris atau lebih dipisahkan penulisannya dari teks skripsi, tanpa tanda petik rangkap sebelum dan sesudahnya.

Contoh:

Kalau aku bicara pada-Mu, Tuhan Bukan mau mengadukan dera dan derita Tak kuharap Kau berdiri di depan Ke dahiku mengulaskan tangan mereka c) Ayat Alquran atau hadis

Kutipan ayat-ayat Alquran dan hadis dituliskan dengan huruf Arab sebagaimana aslinya. Caranya sama dengan yang tersebut pada prosa di atas. Khusus mengenai kutipan ayat-ayat Alquran perlu disebutkan nama dan nomor surat serta nomor ayat yang dikutip pada akhir kutipan. Untuk yang tersebut terakhir ini nama dan nomor ayat dituliskan di antara kurung biasa. Kutipan hadis harus dilengkapi dengan sanad dan rawinya. d) Anotasi

Anotasi atau keterangan pendek dapat disisipkan sesudah kata-kata ungkapan kalimat yang diberi keterangan itu, dituliskan di antara tanda kurung besar. Apabila anotasi itu sampai mencapai satu baris atau lebih dituliskan sebagai catatan kaki.

Contoh anotasi yang kurang dari satu baris:

Khalifah Abu Ja’far al-Manshur {khalifah kedua dari Daulah Abbasiyah} memerintahkan Anas bin Malik untuk mengumpulkan semua hadis yang ia ketahui.

e) Kalimat Elips

Kalimat elips adalah kalimat yang bagiannya ada yang dibuang. Kutipan yang berbentuk kalimat elips dimasukkan dalam bagian teks skripsi dan selain dituliskan di antara tanda petik rangkap, juga dibatasi dengan tiga buah titik sebelum atau sesudahnya.

(1) Kalimat Elips yang Dibuang Bagian Awalnya.

Mengingat hadis beraneka ragam jenisnya, para ulama hadis membaginya menjadi beberapa. Sekalipun begitu ”... semuanya berpangkal pada pokok yang ketiga, yaitu sahih, hasan, dan daif.” (2) Kalimat Elips yang Dibuang Bagian Akhirnya.

(12)

Sehubungan dengan hal-hal yang memperkuat pendidikan akhlak, Ahmad Amin berpendapat: ”yang lebih penting memberi dorongan kepada pendidikan akhlak ialah supaya orang mewajibkan dirinya melakukan perbuatan yang baik ....”

(3) Kalimat Elips yang Dibuang Bagian Awal dan Akhirnya

Para malaikat itu ”... selalu taat menjalankan apa saja yang diperintahkan Allah ....” (5) Kalimat Elips yang Dibuang Bagian Tengahnya

”Malaikat ... selalu taat menjalankan apa saja yang diperintahkan Allah kepada mereka” f) Interpolasi

Karena kutipan langsung harus diambil tepat sama dengan aslinya, apabila terdapat kesalahan dalam sumber kutipan dapat dilakukan koreksi dengan menulis (sic).

3. Kutipan Tidak Langsung

Yang dimaksud dengan kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, seperti saduran, ringkasan, atau parafrasa. Kutipan isi atau parafrasa adalah kutipan yang hanya mengambil isi atau maksud dari kalimat-kalimat yang ditulis dalam buku sumber.

4. Catatan Kaki (Footnote)

Yang dimaksud dengan catatan kaki adalah catatan pada bagian bawah halaman teks yang menyatakan sumber sesuatu kutipan, pendapat, atau keterangan penulis mengenai sesuatu hal yang diuraikan dalam teks. Catatan kaki bisa juga berupa rujukan kepada sesuatu yang bukan buku, seperti keterangan wawancara, pidato di televisi, dan yang sejenis dengan itu. Cara penulisan catatan kaki yang berasal dari berbagai sumber pada garis besarnya sama, yaitu nama pengarang/penulis, koma (jika nama pengarang tidak ada, diganti dengan instansi penanggung jawab atau penerbit); judul buku, tanpa koma (jika tidak ada nomor jilid buku) atau judul buku atau koma (jika ada nomor jilid, nomor cetakan, atau edisi buku); nomor jilid buku (jika ada) tanpa koma; kurung buka; nama kota tempat penerbit, titik dua; nama penerbit, koma; tahun terbit; kurung tutup, koma; halaman yang dikutip atau yang berkaitan dengan teks, titik. Nama buku diberi garis bawah atau huruf miring (italic), halaman disingkat dengan hlm., nama pengarang ditulis sesuai dengan nama yang tercantum dalam buku karangannya. Pangkat atau gelar seperti: Prof. Dr., S.H., K.H., Ir., dan sebagainya tidak perlu dicantumkan.

5. Metode Penulisan Footnote

Sumber kutipan dapat diambil dari berbagai macam sumber, seperti dari buku, majalah, surat kabar, karangan yang tidak diterbitkan, seperti skripsi, tesis, disertasi, interviu, dan ensiklopedi.

a) Dari Buku

1 Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam al-Qur’an, Cet. Ke-2, Jilid II (Bandung: al-Ma’arif, 1972), hlm. 9. 2Abd. Rachman Assegaf, Desain Riset Sosial–Keagamaan: Pendekatan Integratif–Interkonektif (Yogyakarta: Gama Media, 2007), hlm. 37.

b) Dari Alquran

Untuk kutipan dari ayat-ayat Alquran tidak diperlukan catatan kaki karena nama dan nomor surat serta nomor ayat telah dituliskan pada akhir ayat yang dikutip.

c) Dari Terjemahan Alquran atau Tafsir, Hadis atau Terjemahannya

Penulisan catatan kaki untuk hal-hal ini sama dengan sumber yang berasal dari buku. d) Dari Jurnal

Sumber acuan dapat diambil dari artikel atau makalah yang diambil dari jurnal. Nama majalah dicetak miring atau diberi garis bawah, sedangkan judul artikel dalam majalah tersebut ditulis tegak di antara tanda petik ganda. Jika ada nomor majalah, ditulis dengan angka Arab, yaitu angka yang berasal dari ejaan Arab yang sekarang menjadi ejaan internasional (1, 2, 3, dan seterusnya), sedangkan jika ada volume atau edisi majalah ditulis dalam angka Romawi.

Contoh:

3 Kusmin, “Gaji Guru antara Das Sollen dan Das Sein” (Semarang: Derap Guru Jawa Tengah, No. 73, Februari, VII, 2006), hlm. 27–28.

(13)

e ) Dari Surat Kabar

Sumber acuan dapat pula diambil dari artikel atau makalah yang diambil dari surat kabar atau koran. Nama surat kabar dicetak miring atau diberi garis bawah, sedangkan judul artikel dalam majalah tersebut ditulis tegak di antara tanda petik ganda.

Contoh:

5 Ridwan Malik, ”Pembiayaan Kesehatan di Indonesia”, (Jakarta: Kompas, 6 September 1988), hlm. 4. Apabila kutipan yang diambil dari surat kabar bukan berwujud artikel, kutipan hanya dituliskan judul tulisan atau rubrik, nama surat kabar (diberi garis bawah atau dicetak miring), tempat terbit, nama surat kabar, tanggal, dan tahun terbitnya terdapat dalam kurung, dan diakhiri dengan nomor halamannya.

Contoh:

6 Rancangan Undang-undang Pendidikan Nasional, (Jakarta: Kompas, 5 September 1988), hlm. 4. f) Dari Makalah

7 Din Syamsuddin, “Peranan Golkar dalam Pendidikan Politik Bangsa”, Makalah Disampaikan dalam Seminar Nasional Peranan Pendidikan Islam dalam Pendidikan Politik di Indonesia yang Diselenggarakan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 19–21 Mei 1996.

g) Dari Karangan yang Tidak Diterbitkan

Karangan yang tidak diterbitkan dapat berupa skripsi, tesis, atau disertasi. Cara pengutipannya adalah disebutkan nama pengarangnya, judul karangan yang ditulis dengan huruf tegak di antara tanda petik ganda, disebutkan skripsi, tesis, atau disertasi (dengan ditulis miring atau diberi garis bawah), kurung buka, nama tempat penyimpanan, tahun kelulusan, kurung tutup, halaman yang dikutip.

Contoh:

8 Surjo Sumarsono, ”Saran-saran untuk Memperbaiki Pendidikan Jasmani”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Bandung: Perpustakaan IKIP Bandung, 1960), hlm. 20.

9Afdol Tharik Wastono, “Kongruensi dan Reksi dalam Bahasa Arab”, Tesis Magister Humaniora (Jakarta: Perpustakaan UI, 1997), hlm. 82.

h) Dari Interviu atau Wawancara

Disebutkan wawancara dengan siapa, identitasnya, bentuk wawancara, tempat, dan tanggal wawancara. Contoh:

10 Rahmat Hidayat, Ketua Pengadilan Tinggi Agama Bandung, Wawancara Pribadi, Jakarta, 4 Desember 1987.

i) Dari Pidato di Televisi

11 Penjelasan A. Latief dalam siaran Pembinaan Bahasa Indonesia melalui TVRI, Selasa, 4 Agustus 1987 pukul 20.35 WIB.

J) Dari Komentar mengenai Suatu Hal yang Dikemukakan dalam Teks Contoh:

Sehubungan dengan macamnya penyisip, teknik sisip dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: (i) teknik sisip pisah atau teknik SP; dan

(ii) teknik sisip tambah atau teknik ST.12

Kalimat yang dikutip tersebut harus ditulis sumbernya dalam footnote, seperti berikut ini.

12 Preferensi penginggrisannya diusulkan (i) “separating interruption technique” untuk teknik SP dan (ii) “adding interruption technique” untuk teknik ST.

k) Dari Karangan dalam Ensiklopedi.

Metode pengutipannya adalah dengan menyebut nama editornya yang ditulis dalam tanda kurung (Editor) atau disingkat dengan Ed. Nama entri dituliskan di antara tanda petik rangkap, nama ensiklopedi dengan garis bawah atau miring, nomor jilid (jika ada) kurung buka, nama kota tempat penerbit, titik dua, nama penerbit dan tahun penerbitan, kurung tutup, serta nomor halamannya.

(14)

13 H.A.R. Gibb dan J.H. Kramers, (Ed.), “Khamr”, Shorter Enciclopedia of Islam, Jilid III (Leyden: Brill, 1974), hlm. 234.

l) Dari internet

Adapun untuk sumber rujukan yang berasal dari internat, tata cara pengutipannya adalah sebagai berikut : Pupu Saeful Rahmat. “Wacana Pendidikan Multikultural di Indonesia: Sebuah Kajian terhadap Masalah-masalah Sosial yang Terjadi Dewasa Ini. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/wacana-pendidikan-multikultural-di-indonesia/. (4 April 2008). Diakses, 15 april 2010.

6. Footnote yang Berkaitan dengan Jumlah Nama Pengarang

Ada beberapa hal yang perlu diketahui berkaitan dengan jumlah nama pengarang dalam footnote, yaitu sebagai berikut:

(1) Pengarang satu orang (seperti contoh di atas).

(2) Pengarang dua atau tiga orang: nama pengarang dicantumkan semua. Contoh:

14 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 136.

15 Mawardi Lubis dan Zubaidi, Evaluasi Pendidikan Nilai: Perkembangan Moral Mahasiswa PTAIN (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 12.

16 D. Edi Subroto, Soenardji, dan Sugiri, Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Jawa (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991), hlm. 112.

(3) Jika pengarang lebih dari tiga orang yang dicantumkan hanya nama pengarang pertama dan di belakangnya ditulis

et al. (et alii) yang berarti dengan orang lain atau dan lain-lain.

Contoh:

17 Florence B. Stratemeyer, et al., Developing a Curriculum for Modern Living (New York: Bureau of Publications Teachers College, Columbia University, 1957), hlm. 56 – 149.

18 Abboud, et al., Elementary Standard Arabic, Edisi Kedua (Cambridge: Cambridge University Press, 1986), hlm. 28.

(4) Jika buku itu merupakan kumpulan karangan, yang dicantumkan hanya nama editornya, di belakangnya (Ed.) atau (Editor).

Contoh:

19 John Lyons (Editor), New Horizons in Linguistics, Cet.V (Great Britain: Penguin Books Ltd, 1975), hlm.108.

20 Fauzie Ridjal, Lusi Margiyani, dan Agus Fahri Husein (Editor), Dinamika Gerakan Perempuan di Indonesia (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1993), hlm. 220.

(5) Jika tidak ada nama pengarang, yang dicantumkan adalah nama badan, lembaga, perkumpulan, perusahaan, negara, dan sebagainya yang menerbitkannya.

Contoh:

21 Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah

Aliyah: GBPP Bidang Studi Bahasa Arab (Jakarta, 1994), hlm. 1.

(6) Jika buku itu merupakan terjemahan, yang dicantumkan tetap nama pengarang aslinya, dan di belakang nama buku dicantumkan nama penerjemah.

Contoh:

22 Harold H. Titus, Merilyn Smith S., dan Richard T. Nolan, Persoalan-persoalan Filsafat, alih bahasa Rasjidi H.M. (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hlm. 256.

(15)

Kata “alih bahasa” bisa diganti dengan kata “edisi terjemahan oleh” atau “terjemahan”. 7. Mempersingkat Footnote

Footnote atau catatan kaki, tidak mesti selalu ditulis dengan lengkap. Jika suatu sumber telah pernah disebut dengan

lengkap, yakni pada pertama kalinya, footnote yang selanjutnya dapat dipersingkat dengan menggunakan singkatan

ibid., op. cit., dan loc.cit.

a). Pemakaian ibid., op. cit., dan loc. cit.

Ibid., kependekan dari ibidem ‘pada tempat yang sama’ dipakai apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang

sama, halaman sama atau berbeda dengan yang langsung mendahuluinya dengan tidak disela oleh sumber lain.

Op. cit., kependekan dari opere citato ‘dalam karangan yang telah disebut atau dikutip’ dipakai apabila suatu

kutipan diambil dari sumber yang sama, tetapi halaman berbeda dan telah diselingi oleh sumber-sumber lain.

Loc. cit., kependekan dari loco citato ‘pada tempat yang telah disebut atau dikutip’ digunakan apabila suatu

kutipan diambil dari sumber yang sama, halaman sama dan telah diselingi oleh sumber-sumber lain. b). Contoh pemakaian ibid., op. cit., dan loc. cit.

23 Muhammad Syahrur, Prinsip dan Dasar Hermeneutika Al-Quran Kontemporer, edisi terjemahan oleh Sahiron Syamsuddin dan Burhanuddin Dzikri (Yogyakarta: Elsaq Press, 2004), hlm. 129.

24 Ibid., hlm. 147 (berarti dari buku yang tersebut di atas).

25 Nurjannah Ismail, Perempuan dalam Pasungan: Bias Laki-laki dalam Penafsiran (Yogyakarta: LkiS, 2003), hlm. 60.

26 Syamsuddin A. R. dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 36.

27 Nurjannah Ismail, op. cit., hlm. 109 (buku yang telah disebut di atas).

28 Syamsuddin A. R. dan Vismaia S. Damaianti, loc.cit. (menunjuk kepada halaman yang sama dengan yang disebut terakhir, yakni halaman 36).

(16)

BAB VI

TEKNIK PENGETIKAN SKRIPSI A. Ketentuan Umum Pengetikan Skripsi

1. Penulisan skripsi yang dilakukan di STAIN Pekalongan menggunakan catatan kaki (footnote), bukan bodynote atau endnote.

2. Penunjukkan sumber dan atau halaman pada catatan kaki menggunakan sisip kata ibid, op.cit atau loc.cit.

3. Penulisan footnote diawali dengan nomor 1 dan seterusnya pada setiap awal bab dan pada pergantian bab selanjutnya footnote ditulis dengan diawali nomor 1 lagi.

4. Isi dalam catatan kaki tidak hanya berisi sumber pengambilan data/informasi melainkan dapat juga berupa: a. komentar persetujuan dan atau ketidaksetujuan penulis.

b. tambahan informasi yang relevan, dengan pertimbangan jika diuraikan dalam teks tidak akan menggannggu konsentrasi, oleh karena itu dalam satu nomer catatan kaki dapat berisi banyak uraian dan rujukan/sumber.

c. sumber rujukan penulisan skripsi dianjurkan berbahasa Arab dan Inggris selain yang berbahasa Indonesia. B. Jenis, Ukuran Kertas dan Teknik Pengetikan

. Kertas yang dipergunakan untuk menulis skripsi adalah kertas HVS 80 miligram, berukuran A4 dengan teknik pengetikan, sebagai berikut.

1. Skripsi diketik berspasi dua. Margin (jarak batas kertas) selebar 4 cm pada tepi kiri, 4 cm pada sebelah atas, 3 cm pada tepi sebelah kanan, dan 3 cm sebelah bawah harus dikosongkan.

2. Setiap lembar kertas harus diketik pada satu halaman saja.

3. Pada setiap alinea, ketikan baru dimulai setelah tujuh ketukan dari garis margin.

4. Kutipan yang panjangnya kurang enam baris dimasukkan ke dalam teks dan diberi tanda petik rangkap pada awal dan akhir kutipan.

5. Kutipan yang panjangnya enam baris atau lebih, diketik berspasi satu dengan mengosongkan empat ketukan dari garis margin sebelah kiri.

6. Apabila dalam kutipan terdapat tanda petik rangkap, tanda petik rangkap itu harus diubah menjadi tanda petik tunggal. Contoh pada kutipan asli: Organisasi-organisasi ini tidak menghilangkan ”sistem built” yang sudah berlaku di abad-abad sebelumnya.

Kutipan menjadi:Organisasi-organisasi ini tidak menghilangkan ’sistem built’ yang sudah berlaku di abad-abad sebelumnya.

7. Kata-kata yang tidak bergaris dalam sumber aslinya, tetapi oleh pengutip diberi garis bawah, maka perlu ditambahkan catatan ”diberi garis bawah” dalam kurung besar sesudahnya.

Contoh pada kutipan asli:

”Pada tahun 1960, penduduk DKI Jakarta berjumlah 2,5 juta jiwa”,. Maka kutipan itu menjadi:

”Pada tahun 1960, penduduk DKI Jakarta berjumlah 2,5 juta jiwa” (diberi garis bawah). 8. Setiap kutipan diberi nomor pada akhir kutipan. Nomor itu diangkat sedikit di atas baris biasa.

9. Antara teks dan catatan kaki ada batas berupa garis sepanjang 14 ketukan dimulai dari garis margin kiri.

10. Nomor catatan kaki diketik setelah tujuh ketukan dari garis margin, sama dengan awal alenia baru jaraknya, Nomor ini diangkat sedikit di atas baris biasa dan tidak diberi titik.Baris pertama dari catatan kaki diketik sesudah nomor tersebut, sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai dari garis margin dan diketik berspasi satu.

11. Bila dalam satu halaman terdapat lebih dari satu catatan kaki, maka jarak antara catatan kaki yang satu dengan catatan kaki yang lain adalah dua spasi.

12. Suatu catatan kaki tidak boleh dilanjutkan ke halaman berikutnya.

13. Catatan kaki harus diketik pada halaman yang sama dengan teks yang diberi catatan kaki itu. 14. Catatan kaki pada halaman teks yang tidak penuh, tetap diketik pada bagian bawah halaman itu. 15. Judul buku, singkatan seperti ibid, loc.cit., op.cit dalam catatan kaki diberi garis bawah atau ditulis miring.

16. Judul buku dan nama sumber lainnya yang disebut dalam teks harus diberi garis bawah atau ditulis miring. Demikian pula kata-kata asing yang masih mengikuti ejaan aslinya.

17. Dalam memotong kata pada akhir baris harus dihindarkan pemotongan suku kata yang terdiri dari satu huruf, seperti memula-i dan sebagainya. Suatu bilangan bernama tidak boleh dipotong, seperti: Rp/50,00, pukul/12.00 dan sebagainya. Apabila nama itu ditulis sesudah nama bilangan dan bukan singkatan, pemisahan boleh dilakukan, seperti 10 kilometer, l5 rupiah dan sebagainya. Inisial nama orang tidak boleh dipisahkan dari nama keseluruhan, seperti: R. A./Kartini,

(17)

18. Dalam tulisan Arab tidak dibenarkan adanya pemenggalan kata, termasuk kata ganti yang berhubungan dengan kata yang bersangkutan.

C. Sistem Penomoran

1. Halaman-halaman dari bagian awal, nomor halamannya berupa angka romawi kecil, yakni i, ii, iii, dan seterusnya, dimulai dari halaman pengantar dan diletakkan di tengah-tengah bagian bawah halaman.

2. Bagian teks, dari bagian pendahuluan dan seterusnya, nomor halamannya berupa angka Arab, ditulis pada sudut kanan atas, kecuali halaman PENDAHULUAN, BAB BARU dan DAFTAR PUSTAKA. Nomor halaman pada halaman-halaman yang disebut terakhir ini ditempatkan pada bagian bawah halaman seperti halnya nomor halaman bagian awal skripsi. Di belakang nomor halaman tidak diberi tanda titik.

3. Bab diberi nomor dengan angka Romawi besar seperti: BAB I, BAB II, BAB III dan seterusnya di tengah-tengah di atas judul bab.

4. Untuk penomoran dipergunakan yang menggunakan kombinasi antara angka Romawi, angka Arab, dan huruf Latin dengan urut-urutan sebagai berikut: angka Romawi besar untuk nomor bab, huruf untuk subbab, angka Arab untuk subbab-subbab dan seterusnya.

5. Judul bab ditulis di tengah. Baris pertama, kedua dan selanjutnya diketik ke margin pertama lagi. Judul sub-sub dimulai pada margin pertama dan judul sub-sub bab ditulis pada margin keempat.

6. Nomor kutipan atau catatan kaki pada masing-masing bab dimulai dari awal.

7. Nomor dan ilustrasi ditulis dengan angka Arab. Pada daftar atau ilustrasi, nomor disusun secara berurutan ke bawah.

8. Bilangan-bilangan dalam teks yang terdiri dari satu digit ditulis penuh dengan huruf, sedang bilangan yang lebih dari satu digit (10 ke atas) ditulis dengan angka.

9. Persen, tanggal, nomor rumah, nomor telepon, jumlah uang, pecahan dan bilangan yang disertai dengan singkatan selalu ditulis dengan angka, seperti: 5%, 7 April, Jl. Anggrek nomor 7, telepon 741925, Rp800,00, 8 m dan sebagainya.

10. Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka. Untuk menghindarinya, susunan kalimat harus diubah. Apabila kalimat itu tidak dapat diubah susunannya, angka itu ditulis penuh dengan huruf.

D. Sistem Penulisan Daftar Pustaka

Dalam daftar pustaka, semua kepustakaan harus dicantumkan, baik yang dijadikan sebagai acuan atau landasan penyusunan karya ilmiah maupun yang hanya dijadikan sebagai bahan bacaan, seperti artikel baik yang disadur dari majalah maupun surat kabar, makalah, skripsi, disertasi, buku, diktat, dan antologi. Daftar pustaka ditulis secara alfabetis sesuai nama-nama pengarang atau lembaga yang menerbitkannya. Adapun urutan penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut.

1. Nama penulis titik tahun terbit titik judul buku yang diberi garis bawah putus-putus atau dicetak miring titik kemudian kota tempat terbit buku titik dua (:) nama penerbit titik.

Contoh:

Arsyad, Azhar. 2001. Dasar-dasar Penguasaan Bahasa Arab. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Sahertian, Piet A. dan Ida Aleida Sahertian. 1995. Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta.

2. Jika buku yang disebut di dalam daftar pustaka merupakan edisi terjemahan, setelah judul buku disebutkan “edisi terjemahan oleh …” di dalam kurung. Dalam edisi terjemahan tahun terbit yang dipakai adalah tahun terbit terjemahan. Contoh:

Titus, Harold H, Merilyn Smith S., Richard T. Nolan. 1984. Persoalan-persoalan Filsafat, (edisi terjemahan oleh Rasjidi H.M.). Jakarta: Bulan Bintang.

3. Jika buku dalam daftar pustaka itu berupa sebuah artikel dalam sebuah kumpulan yang disunting seorang editor (antologi), judul artikel itu diapit tanda petik ganda (tanpa garis bawah). Antologi adalah kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang (Alwi, et al., 2003: 58). Antologi disebut juga bunga rampai atau kumpulan karya tulis pilihan.

Contoh:

Susilastuti, Dewi H. 1993. “Berbagai Persoalan Kesehatan Reproduksi Perempuan”. Dalam Fauzie Ridjal, Lusi Margiyani, dan Agus Fahri Husein (Editor). Dinamika Gerakan Perempuan di Indonesia. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

(18)

4. Jika buku dalam daftar pustaka itu berupa karya-karya yang belum dipublikasikan, seperti skripsi, tesis, dan disertasi, judul itu tidak perlu diberi garis bawah putus-putus atau dicetak miring, tetapi diletakkan di antara dua tanda petik ganda.

Contoh:

Wastono, Afdol Tharik. 1997. “Kongruensi dan Reksi dalam Bahasa Arab”. Jakarta: Tesis Magister Humaniora Univeritas Indonesia.

5. Jika sumber acuan dalam daftar pustaka berupa artikel yang diambil dari majalah atau jurnal, judul artikel tidak perlu diberi garis bawah atau dicetak miring, tetapi diapit tanda petik ganda, sedangkan yang digarisbawahi atau dicetak miring adalah nama majalah atau jurnal dengan didahului kata “Dalam”.

Contoh:

Sarbini. 2003. “Islam dan Problem Sosial: Perspektif Kekerasan Politik dan Agama”. Dalam Jurnal Ilmiah Mamba’ul

‘Ulum. Edisi III. Surakarta.

6. Jika sumber acuan itu berupa artikel yang diambil dari koran atau surat kabar, judul artikel diapit tanda petik ganda sebagaimana artikel yang dikutip dari majalah, sedangkan nama surat kabar diberi garis bawah dan didahului kata “Dalam”.

Contoh:

Indrayana, Denny. 2006. “Hakim Agung “Wanted””. Dalam Kompas. 3 Mei 2006. Jakarta.

Suksmantri, Eko. 2000. “Militerisasi Sipil, Ironi di Era Reformasi”. Dalam Suara Merdeka. 12 Mei 2000. Semarang. 7. Jika sumber acuan berupa hasil wawancara atau interviu, penulisannya sebagai berikut.

Sutarno. 2003. “Peran Teknologi dalam Mengaktualkan Paradigma Baru Pembelajaran dan Manusia Pembelajar”.Wawancara dengan Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 3 Februari 2003.

8. Jika terdapat beberapa buku yang ditulis oleh seorang yang sama, nama penulis ditulis yang pertama, sedangkan di bawahnya cukup ditulis : _________________

Contoh:

Kridalaksana, Harimurti. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ___________________. 1993. Kamus Linguistik. Edisi III. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

9. Jika tidak terdapat nama penulis dalam buku tersebut, yang ditulis adalah nama lembaga yang menerbitkan buku itu. Contoh:

Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama RI. 1994. Kurikulum Madrasah Aliyah: GBPP Bidang Studi Bahasa Arab. Jakarta.

10. Jika judul berbahasa Arab, judul harus ditransliterasikan ke dalam huruf Latin dengan mengikuti pedoman transliterasi Arab-Latin yang merupakan SKB (Surat Keputusan Bersama) Menteri Agama Republik Indonesia No.158 Tahun 1987 dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.0543b/U/1987 (terlampir).

Contoh:

Gulāyīni, Syaikh Mustafā. 2000. Jāmi‘u ad-Durūsi al-‘Arabiyyah: Juzu al-Awwal wa aŝ-Ŝāni wa aŝ-Ŝāliŝ. Edisi Revisi. Bairut: al-Maktabatul Asriyyah.

Muhandis, Kāmil. Tanpa Tahun. Mu’jāmu al-Muŝtalahāti al-‘Arabiyyah fī al-Lugati wa al-Adāb. Bairut: Dar al-Ma’ārif. 11. Jika sumber acuan dalam daftar pustaka berupa artikel yang diambil dari internet, judul artikel tidak perlu diberi garis

bawah atau dicetak miring, tetapi diapit tanda petik ganda, sedangkan yang digarisbawahi atau dicetak miring adalah alamat websitenya.

Contoh:

Lailatul Munfarida, Lailatul. 2008. “Pergeseran Perilaku Politik Nahdlatul Ulama (NU) Tahun 1999–2008: Studi tentang Perilaku Politik Tokoh NU di Surakarta”.

(19)

http://digilib.uns.ac.id/abstrak_4764_pergeseran-perilaku-politik-nahdlatul-E. Nama Pengarang dalam Daftar Pustaka

1. Daftar pustaka atau bibliografi disusun mulai dari nama pengarang dan diurutkan mengikuti urutan abjad. Apabila pengarangnya adalah badan, lembaga, panitia, dan sebagainya, maka nama-nama itulah yang ditulis sebagai pengarang. Jika nama pengarang tidak ada, yang diambil adalah kata pertama dari judul.

2. Urutan penulisan dalam daftar pustaka, yaitu nama penulis titik tahun terbit titik judul buku yang diberi garis bawah putus-putus atau dicetak miring titik kemudian kota penerbit titik dua ( : ) nama penerbit titik (lampiran).

3. Nama pengarang diketik mulai dari garis margin kiri dan baris kedua dan seterusnya diketik setelah tujuh ketukan dari garis margin dengan spasi satu.

4. Gelar akademik dan gelar kebangsawanan tidak perlu dicantumkan. Contoh: Prof. Dr. Andi Hakim Nasution menjadi: Nasution, Andi Hakim.

5. Semua nama pengarang/penulis buku baik dari kalangan Indonesia maupun penulis asing dibalik. Antara unsur-unsur nama yang dibalik itu diberi tanda koma.

Contoh: Jika nama penulis buku adalah Estiti B. Hidayat, penulisannya adalah Hidayat, Estiti B.

6. Jika ada dua karangan atau lebih berasal dari seorang pengarang, nama pengarang cukup dicantumkan satu kali, lainnya cukup diganti dengan garis sepanjang empat belas ketukan dari garis margin.

Contoh:

Kusnadi. 2006. Konflik Sosial Nelayan: Kemiskinan dan Perebutan Sumber Daya Alam. Yogyakarta: LkiS. ______________ . 2007. Jaminan Sosial Nelayan. Yogyakarta: LkiS.

7. Nama penulis buku yang terdiri dari dua atau tiga orang ditampilkan semua. Penulis yang namanya dibalik hanya nama penulis pertama.

Contoh:

Biddulph, Steve dan Shaaron Biddulph. 2006. Mendidik Anak dengan Cinta, (edisi terjemahan oleh Danan Priyatmoko). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

8. Nama penulis buku yang lebih dari tiga orang yang ditulis hanya nama penulis pertama kemudian koma et al. atau dkk.

9. Penulis yang menulis lebih dari satu buku yang ditulis buku yang paling awal diikuti tahun berikutnya dengan penulisan seperti yang pertama.

10. Seandainya dalam tahun yang sama penulis menulis lebih dari satu buku, dalam angka tahun dibedakan a, b, c, dan seterusnya.

Contoh: Djamarah, Syaiful Bahri. 2007a.

______________. 2007b.

11. Nama penulis yang bاerbahasa Arab harus ditransliterasikan ke dalam huruf Latin dengan mengikuti pedoman transliterasi Arab–Latin.

Contoh:

ىغارملا خيشلاىفطصم harus ditulis as-Syaikh Mus t afā al-Marāgi 12. Antara dua sumber pustaka jaraknya dua spasi.

(20)

Contoh 1. Halaman Sampul luar dan halaman Judul Skripsi:

TELAAH TENTANG NILAI-NILAI PENDIDIKAN PEMBEBASAN DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (Studi Atas Pemikiran Pendidikan Paulo Freire)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh : RIONO ASNAN NIM. 232 04 179

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN

(21)

Contoh 2.Halaman Pernyataan

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : RIONO ASNAN NIM : 232 04179 Jurusan : Tarbiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ” TELAAH TENTANG NILAI-NILAI PENDIDIKAN PEMBEBASAN

DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (Studi Atas Pemikiran Pendidikan Paulo Freire)” adalah benar-benar karya penulis sendiri, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah penulis sebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini ternyata hasil plagiasi, penulis bersedia memperoleh sanksi akademik dengan dicabut gelarnya.

Pekalongan, Mei 2010 Yang menyatakan

RIONO ASNAN NIM. 232 04179

(22)

Contoh 3. Halaman Nota Pembimbing:

M. Sugeng Sholehuddin, M.Ag. Maemonah, M.Ag.

Perum Tanjung Raya Indah 2B 10/12 Gg. II No. 22 Kandang Panjang

Tanjung Tirto Pekalongan Pekalongan Utara Pekalongan

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 3 (Tiga) eksemplar Pekalongan, April 2010

Hal : Naskah Skripsi Kepada :

Sdr. Riono Asnan Yth. Ketua STAIN

c/q Ketua Jurusan Tarbiyah di -

PEKALONGAN

Assalamualaikum Wr. Wb.

Setelah diadakan penelitian dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : RIONO ASNAN

NIM : 232 04179

JUDUL : TELAAH TENTANG NILAI-NILAI PENDIDIKAN PEMBEBASAN DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (Studi Atas Pemikiran Pendidikan Paulo Freire)Dengan permohonan agar skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqasahkan.

Demikian harap menjadi perhatian dan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. W.b.

Pembimbing I Pembimbing II

M. Sugeng Sholehuddin, M. Ag. Maemonah, M.Ag. NIP. 1973011220000310001 NIP. 197303092002122006

(23)

Contoh 4. Halaman Pengesahan :

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN

Jl. Kusumabangsa No. 09 Telp (0285) 412575 – Faks. (0285) 423418, Email : stain_pkl@telkom. Net – stain_pkl@hotmail.com Pekalongan

P E N G E S A H A N

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan mengesahkan skripsi saudara: Nama : RIONO ASNAN

NIM : 232 04179

JUDUL : TELAAH TENTANG NILAI-NILAI PENDIDIKAN PEMBEBASAN DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (Studi Atas Pemikiran Pendidikan Paulo Freire)Dengan permohonan agar skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqasahkan.

Yang telah diujikan pada hari Kamis, 20 Mei 2010 dan dinyatakan lulus serta diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah.

Dewan Penguji :

Zaenal Mustakim, M.Ag. Amat Zuhri, M.Ag.

Ketua Anggota

Pekalongan, Mei 2010 Ketua

Drs. H. Sudaryo El Kamali, MA. NIP. 194808051984031001

(24)

Contoh 5. Daftar Isi

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERNYATAAN... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTO... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR.……… ix DAFTAR ISI . . . ………...………. xi

DAFTAR TABEL……… xiii

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Masalah ...………... 1

B. Rumusan Masalah ……… ……… 7

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian………. 9

D. Tinjauan Pustaka……… 10

E. Metode Penelitian ………. 17

F. Sistematika Penulisan ……… 19

BAB II. KONSEP PENDIDIKAN PAULO FREIRE...………...………... 21

A. Riwayat Hidup Paulo Freire... 21

1. Biografi Paulo Freire…………..………. 21

2. Setting Sosial………..………. 24

3. Karya-karya Paulo Freire…….……… 26

B. Pendidikan Sebagai Proses Pembebasan……….………….…… 28

1. Filsafat Pendidikan Paulo Freire……… 31

2. Pendidikan Gaya Bank……… 36

3. Pendidikan Hadap Masalah……… 39

4. Dialogika dan anti Dialogika...…………. 42

5. Konsistensi………. 46

BAB III KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)... …... 53

A. Pengertian Kurikulum, Kompetensi dan . Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)……….….. 53

B. Karakteristik dan Tujuan KBK……… 59

C. Latar Belakang Munculnya KBK....……… 61

D. Konsep dan Prinsip Pengembangan KBK ……… 63

E. Konsep dan Prinsip Pembelajaran dalam KBK………. 67

F. Macam-macam Strategi Pembelajaran KBK………. 72

(25)

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PEMBEBASAN

PAULO FREIRE DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI... 87

A. Analisis Kurikulum...………. 88

B. Analisis Nilai Kreativitas...………. 94

C. Analisis Nilai Psikologis...……….. 97

D. Analisis Nilai Demokratis... 101

E. Analisis Konsep Insan Insan Kamil... 104

BAB V PENUTUP………. ………... 107

A. Simpulan………. 107

B. Saran-saran………. 110

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(26)

Contoh 6. Transleterasi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan dalam penulisan adalah berdasar pada, hasil Putusan Bersama Menteri Agama Republik Indonesia No.158 tahun 1987 dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0543 b / U / 1987. Transliterasi tersebut digunakan untuk menulis kata-kata Arab yang dipandang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata Arab yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia sebagaimana terlihat dalam kamus atau Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

A. Konsonan

Fonem-fonem konsonan bahasa Arab yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf, sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.

Di bawah ini daftar huruf Arab dan transliterasi dengan huruf latin.

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

أ a. ب ت b. ث ج ح خ د c. ذ ر d. ز س Alif ba ta sa jim ha kha dal zal Ra zai sin syin sad tidak dilambangkan b t s j h kh d z r z s sy s tidak dilambangkan be te es (dengan titik di atas) je ha (dengan titik di bawah) ka dan ha de zet (dengan titik di

atas) er zet es es dan ye es (dengan titik di

(27)

ص ض ط ظ f. ع غ ف ق ك ل م g. ن و ه h. ء ي dad ta za ‘ain gain fa qaf kaf lam mim nun wau ha hamzah ya d t z ‘ g f q k l m n w h ‘ y bawah) de (dengan titik di bawah) te (dengan titik di bawah)

zet dengan titik di bawah) koma terbalik (di atas) ge ef ki ka el em en we ha apostrof ya

(28)

B. Vokal

Vokal tunggal Vokal rangkap Vokal panjang

أ = a أ = i أ = u أ ي = ai وأ = au أ = ā يإ = ī وأ = ū 1. Ta Marbutah

Ta marbutah hidup dilambangkan dengan /t/ Contoh:

ةليمج ةأرم = mar’atun jamīlah Ta Marbutah mati dilambangkan dengan /h/ Contoh:

ةمطاف = fātimah 2. Syaddad (tasydid, geminasi)

Tanda geminasi dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddad tersebut. Contoh:

انبر = rabbanā

ربلا = al-birr

3. Kata sandang (artikel)

Kata sandang yang diikuti oleh “huruf syamsiyah” ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu bunyi /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.

Contoh:

سمشلا = asy-syamsu

لجرلا = ar-rajulu ةديسلا = as-sayyidah

Kata sandang yang diikuti oleh “huruf qamariyah” ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu bunyi /l/ diikuti terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sempang.

Contoh:

رمقلا = al-qamar عيدبلا = al-badī’ للاجلا = al-jalāl 4. Huruf Hamzah

Hamzah yang berada di awal kata tidak ditransliterasikan. Akan tetapi, jika hamzah tersebut berada di tengah kata atau di akhir kata, huruf hamzah itu ditransliterasikan dengan apostrof / ‘ /.

Contoh:

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu terdapat sekelompok arus yang berada di lapisan dasar (kolom 3 hingga kolom 6) di kedalaman lebih dari 10 meter menunjukkan arah arusnya dominan bergerak ke

Pengujian dan pengamatan yang dilakukan penulis merupakan pengujian dan pengamatan yang dilakukan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan

Desa Kembang Tanjung merupakan salah satu dari wilayah Kecamatan Abung Selatan yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani karet, Desa Kembang

(8) Kawasan perikanan budidaya air laut sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c diarahkan pada wilayah perairan laut di kawasan pesisir pantai utara, meliputi

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mutia Zuhara dan Utia Azizah bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) pada pokok bahasan larutan elektrolit

Pada penggunaan MPL, siswa yang mempunyai kecerdasan emosi tinggi memiliki prestasi belajar akuntansi yang sama baiknya dengan siswa yang mempunyai kecerdasan

Karena kini pengguna hijab banyak juga menggunakan pakaian-pakaian yang digunakan oleh mereka yang tak berhijab dengan sedikit modifikasi agar bisa disebut sebagai busana