Rancangan
Rancangan
Rancangan
Rancangan Rencana Kerja
Rencana Kerja
Rencana Kerja
Rencana Kerja
dan Anggaran Tahun
dan Anggaran Tahun
dan Anggaran Tahun
dan Anggaran Tahunan
an
an
an
(RKAT) Tahun
(RKAT) Tahun
(RKAT) Tahun
(RKAT) Tahun 2014
2014
2014
2014
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)
REPUBLIK INDONESIA
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN (RKAT)
TAHUN 2014
A. PENDAHULUAN
Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Puji dan syukur kepada Allah swt atas limpahan nikmat Islam, iman, dan sehat kepada seluruh Pengurus dan Pelaksana Harian BAZNAS sehingga dapat menyusun dan mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Tahun 2014. Penyusunan RKAT 2014 diwarnai dengan Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi mengenai pengucapan putusan dalam perkara Pengujian Undang‐Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat terhadap Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hari Kamis, 31 Oktober 2013. Putusan yang sudah ditunggu hampir satu tahun.Putusan Mahkamah Konstitusi memberikan penjelasan dan alasan yang menguatkan kedudukan, tugas, dan fungsi BAZNAS sebagaimana yang diamanahkan dalam UU Nomor 23 Tahun 2011. Namun demikian, dalam penyusunan RKAT 2014 masih juga diwarnai oleh kondisi‐kondisi transisi penerapan UU Nomor 23 Tahun 2011 dikarenakan belum terbitnya Peraturan Pemerintah dan peraturan pelaksana lainnya.
BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melaksanakan tugas pengelolaan zakat secara nasional memiliki fungsi utama perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta pelaporan dan pertanggungjawaban atas pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Selain fungsi tersebut, UU Pengelolaan Zakat juga menetapkan bahwa BAZNAS memiliki fungsi untuk memberikan pertimbangan dalam pembentukan BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota serta memberikan rekomendasi dalam proses pemberian izin kepada lembaga amil zakat (LAZ). BAZNAS berhak atas laporan pengelolaan zakat dari BAZNAS provinsi dan LAZ dan BAZNAS berkewajiban menyampaikan laporan zakat kepada Presiden melalui Menteri dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Realisasi tugas, fungsi, hak, dan kewajiban BAZNAS sebagaimana diamanahkan UU Pengelolaan Zakat tidak sesederhana hanya mengumpulkan dan menyalurkan zakat. BAZNAS dituntut untuk membuat pedoman dan menjadi role model bagi seluruh pengelola zakat dan bahkan peningkatan kapasitas BAZNAS daerah. Aktifitas di luar pengumpulan dan penyaluran semakin meningkat selama 2013 yang menyita banyak sumber daya manusia, waktu, dan dana sangat dipertimbangkan dalam menyusun kegiatan dan anggaran yang akan dilaksanakan dalam tahun 2014. Kebutuhan kantor tempat kerja dan dana operasional untuk kegiatan di
luar pengumpulan dan penyaluran yang sifatnya cost center memerlukan pertimbangan khusus dalam penyusunan RKAT 2014. Tahun 2014 merupakan tahun terakhir dari Rencana Strategis BAZNAS 2010 – 2014. Karena itu, RKAT di tahun ini dirancang untuk mencapai target tahun berjalan dan target Renstra keseluruhan dalam lima tahun. RKAT 2014 disusun dengan sistematika sebagai berikut: A. Pendahuluan B. Gambaran Umum 1. Sejarah BAZNAS 2. Perkembangan Zakat Nasional 3. Susunan Pengurus dan Pelaksana Harian BAZNAS C. Realisasi Kegiatan dan Anggaran Tahun 2013 1. Realisasi Penghimpunan 2. Realisasi Penyaluran 3. Realisasi Pengembangan SDM 4. Realisasi Pengembangan Sarana dan Prasarana 5. Realisasi Dana Operasional 6. Realisasi APBN D. Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahun 2014 1. Kebijakan Umum 2. Analisis SWOT 3. Struktur Organisasi Pelaksana Harian BAZNAS 4. Penghimpunan 5. Penyaluran 6. Pengembangan SDM 7. Pengembangan Sarana dan Prasarana 8. Program Kerja dan Anggaran E. Penutup Lampiran – lampiran
B. GAMBARAN UMUM
1. Sejarah BAZNAS
Di Indonesia, praktek zakat sudah berjalan sejak zaman Islam masuk ke Indonesia melalui ulama sekaligus pedagang Timur Tengah dan Eropa. Berabad‐abad zakat dikelola secara tradisional, diambil dan disalurkan oleh individu‐individu, melalui masjid atau melalui buya, kyai, ajengan dan tokoh agama setempat untuk disalurkan kepada kegiatan yang mendukung masjid atau pesantren. Pada perkembangan berikutnya zakat mulai menjadi perhatian Pemerintah. Hal ini terlihat saat Presiden Soeharto memberikan sambutannya pada acara malam Nuzulul Qur’an tahun 1968 yang isinya menghimbau kepada seluruh umat Islam Indonesia agar menunaikan kewajiban zakatnya sebagai kewajiban beragama sekaligus menyampaikan bahwa beliau selaku Presiden bertindak sebagai amil yang menerima pembayaran zakat masyarakat. Bentuk nyata himbauan Presiden tersebut diperkuat dengan pembentukan Badan Amil Zakat, Infak, dan Sedekah (BAZIS) di DKI Jakarta pada tahun 1968.
Perhatian Pemerintah terhadap pengelolaan zakat semakin ditunjukkan dengan lahirnya Undang‐Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Dalam Undang‐Undang tersebut diakui adanya dua jenis organisasi pengelola zakat yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah.
Sebagai implementasi UU Nomor 38 Tahun 1999 dibentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2001. Dalam Surat Keputusan ini disebutkan tugas dan fungsi BAZNAS yaitu untuk melakukan penghimpunan dan pendayagunaan zakat. Selain itu juga ditetapkan pengurus BAZNAS periode 2001‐2004 yang terdiri dari Badan Pelaksana diketuai Drs. H. Achmad Subianto, MBA, Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, MSc. sebagai Ketua Dewan Pertimbangan, dan H. Muchtar Zarkasyi, SH sebagai Ketua Komisi Pengawas.
Para personil yang duduk di dalam kepengurusan BAZNAS diambilkan dari berbagai komponen masyarakat. Mereka terdiri dari para ulama, birokrat, profesional dan tokoh nasional yang dinilai memiliki integritas dan kredibilitas tinggi terutama di bidang pengelolaan zakat, antara lain AM Fatwa, Huzaimah T. Yanggo, Alm. Djamal Doa, Abdullah Gymnastiar, Siti Chalimah Fadjrijah, Marwah Daud Ibrahim, Aries Muftie, dan sebagainya.
Rapat perdana BAZNAS sekaligus pengesahan pengurusnya dilaksanakan di Kementerian Agama pada bulan April 2001. Sebulan kemudian diangkat dua orang staf sekretariat dan keuangan yang membantu Badan Pelaksana dalam menyiapkan infrastruktur BAZNAS. Langkah awal adalah mengupayakan memudahkan pelayanan, BAZNAS bekerjasama dengan perbankan dengan membuka rekening penerimaan dengan nomor unik yaitu berakhiran 555 untuk zakat dan 777 untuk infak. Dengan dibantu oleh Kementerian Agama, BAZNAS
menyurati lembaga pemerintah serta luar negeri untuk membayar zakat ke BAZNAS. Alhamdulillah pada tahun pertama berdirinya, BAZNAS berhasil menghimpun dana sebesar Rp 100 juta.
Sebagai badan baru di lingkungan pemerintahan hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah masalah pendanaan. Karena tanpa penyediaan dana operasional dan personal harian yang memadai yang menggerakkan, maka sebuah badan tidak akan dapat berjalan. Anggaran operasional yang secara jelas tercantum di SK nya berasal dari APBN namun realisasinya tak semudah itu.
Kondisi inilah yang kemudian mendorong pengurus BAZNAS untuk mencari batu pijakan lain. Bekerjasama dengan PT. Permodalan Nasional Madani (Persero), sebuah BUMN yang bergerak di bidang pembiayaan usaha kecil, mikro, koperasi dan jasa manajemen pada November 2001 merupakan langkah strategis BAZNAS untuk mengatasi kendala dana operasional. Dalam kerjasama tersebut disepakati bahwa PT. PNM menyediakan jasa manjemen dengan memfasilitasi BAZNAS dalam pembuatan sistem dan prosedur serta aplikasi zakat, sedangkan Kementerian Agama memfasilitasi rapat pengurus dalam penyusunan kebijakan BAZNAS. Dalam kebijakan tersebut antara lain mengatur adanya pelaksana harian BAZNAS yang akan menggerakkan roda operasional BAZNAS sehari‐hari.
Dengan menempati kantor di Gedung Sasana Amal Bakti Lantai 2, Jl. Lapangan Banteng Timur, di lingkungan Kementerian Agama, Jakarta Pusat, milestone tahun pertama BAZNAS adalah pembuatan sistem dan prosedur, penerbitan Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) dan Bukti Setor Zakat (BSZ) sebagai bukti zakat pengurang penghasilan kena pajak di‐launching bersamaan dengan diresmikannya kantor BAZNAS pada bulan April 2002.
Pemenuhan amil dan pemenuhan infrastruktur operasional terus dilakukan. Kebutuhan SDM amil yang semula hanya ada tiga orang yang mulai aktif pada tahun 2001, mulai terpenuhi pada bulan September 2002, dengan disepakatinya kerjasama operasional antara BAZNAS dengan PT. PNM (Persero). Saat itu PT. PNM (Persero) menempatkan enam orang amil di Pelaksana Harian BAZNAS dipimpin seorang Direktur Eksekutif, yaitu Emmy Hamidiyah, dan mulai berkantor di Gedung Arthaloka Jl. Jenderal Sudirman Kav. 2 Lt. 2 Jakarta Pusat.
Perlahan namun pasti, BAZNAS menunjukkan aktivitasnya. Kegiatan penghimpunan dilakukan dengan pembentukan Unit Pelayanan Zakat (UPZ) di BUMN, Departemen, dan perwakilan Indonesia di luar negeri. Sampai akhir Desember 2008 telah terbentuk sekurangnya 88 Unit Pelayanan Zakat yang sebagian besar justru berada di perwakilan Indonesia di luar negeri. Pendayagunaan zakat juga mulai dilaksanakan pada lima program yaitu kemanusiaan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan dakwah.
Alhamdulillah, BAZNAS semakin berkembang. Penghimpunan dananya terus meningkat mulai 2 miliar di tahun 2003 sampai 16 miliar di tahun 2008. Pendayagunaan zakat juga semakin bertambah, menjangkau sampai ke pelosok‐pelosok negeri. Program kemanusiaan berkiprah
mulai dari musibah skala lokal sampai nasional. Musibah kebakaran, banjir, gempa bumi, longsor, dan bencana alam lainnya tak luput dari uluran tangan BAZNAS.
Di samping itu, bantuan pendidikan bagi anak didik dari keluarga kurang mampu juga digulirkan. Beasiswa digulirkan mulai tingkat SD sampai perguruan tinggi. Unit Kesehatan Keliling (UKK) dan Dokter Keluarga Pra Sejahtera (DKPS) dioperasionalkan di beberapa daerah Jadebotabek, Jawa Tengah dan Indonesia Timur. Keberadaan DKPS sangat bermanfaat untuk membantu mereka yang tinggal di kawasan kumuh dan miskin agar mereka mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Cita‐cita kemandirian ekonomi keluarga diwujudkan melalui guliran modal kerja bagi usaha produktif dhuafa di berbagai daerah. Mereka yang menerima bantuan ini antara lain para pedagang sayur, nelayan, petani gurem, serta pengrajin tas dan sepatu.
Tahun 2005, saat bencana tsunami meluluhlantakkan bumi Aceh, BAZNAS bersama BUMN Peduli juga hadir memberikan bantuan dan pertolongan. Baznas sampai di lokasi bencana tepat di hari kedua musibah tersebut terjadi. Evakuasi jenazah, pendirian posko logistik dan layanan kesehatan disediakan di lokasi‐lokasi pengungsi. Rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dilakukan khususnya di bidang pendidikan dan ekonomi.
Di bidang pendidikan, pengasuhan anak‐anak yatim, pembangunan pesantren dan sekolah menjadi prioritas BAZNAS. Lebih dari 17 pesantren dibangun kembali. Tak kurang 384 anak yatim piatu usia 4 sampai 16 tahun diasuh dan dididik di sekolah berasrama yang diberi nama ”Selamatkan Tunas Bangsa” bekerjasama dengan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Dayah Darul Hijrah, dan di asrama mahasiswa di Darussalam Banda Aceh. Bukan hanya itu, pendirian pasar darurat, pembangunan 3 buah Baitul Qiradh sebagai lembaga keuangan untuk usaha mikro dan kecil juga dilakukan agar perekonomian Aceh pulih kembali.
Pada kepengurusan periode kedua yang dipimpin Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, MSc, BAZNAS semakin matang dalam menjalankan visinya sebagai pusat zakat nasional yang amanah, transparan dan profesional. Misinya untuk meningkatkan kesadaran berzakat masyarakat melalui amil zakat terus dilaksanakan melalui kegiatan sosialisasi dan publikasi di media massa nasional.
Dalam upaya meningkatkan peran koordinasi, informasi dan konsultasi BAZNAS dengan BAZ Daerah di semua tingkatan dan LAZ, pada September 2006 – September 2007 melakukan kerjasama manajemen dan sinergi dengan Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Dengan kerjasama tersebut, BAZNAS lebih fokus kepada kegiatan koordinasi dan konsultasi, antara lain penguatan organisasi dan pembinaan amil BAZ Daerah. Sementara Dompet Dhuafa (DD) berkonsentrasi kepada kegiatan pengelolaan zakatnya. Pada September 2007, atas kesepakatan kedua belah pihak, kerja sama tersebut tidak dilanjutkan. Koordinasi dengan BAZ Provinsi dan BAZ Kabupaten/Kota dilakukan secara berkala dengan menggelar Rakornas dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas BAZ. BAZNAS juga turut terlibat aktif dalam kegiatan‐ kegiatan yang dilaksanakan Forum Zakat (FOZ), termasuk menginisiasi terbentuknya Dewan
turut serta menyukseskan penyelenggaraan Konferensi Zakat Asia Tenggara di Padang tahun 2007. Pada tahun 2010, BAZNAS ditetapkan sebagai mitra kerja resmi Komisi VIII DPR‐RI, dan pada tahun yang sama BAZNAS berkoordinasi dengan Forum Zakat sukses menyelenggarakan World Zakat Forum.
Perhatian Baznas bukan hanya diberikan kepada mustahik, namun layanan yang terbaik diberikan juga kepada muzaki. Bentuk peningkatan layanan muzaki diwujudkan berupa kemudahan membayar zakat melalui konter zakat di perkantoran, UPZ, layanan perbankan, SMS, internet maupun jemput zakat. UPZ pun semakin bertambah jumlahnya menjadi 100 unit. Program pendayagunaan juga semakin berkembang. Lima program unggulan diluncurkan yaitu Indonesia Sehat, Indonesia Cerdas, Indonesia Makmur, Indonesia Taqwa dan Indonesia Peduli untuk membuat tujuan BAZNAS mengubah mustahik menjadi munfik dan muzaki dapat terealisasi.
Visi BAZNAS untuk menjadi pengelola zakat yang amanah dan transparan telah dibuktikan dengan hasil audit kantor akuntan publik yang memberikan opini wajar tanpa pengecualian berturut‐turut sejak 2001. Profesionalisme juga terbukti dengan diraihnya sertifikat ISO 9001:2000 untuk seluruh manajemen BAZNAS yaitu penghimpunan, pendayagunaan, keuangan, SDM, Bagian Umum, IT dan corporate secretary serta legal pada tanggal 9 Desember 2008. Pada Desember 2009, BAZNAS memperoleh sertifikat ISO 9001‐2008 dan dapat terus dipertahankan sampai saat ini. Ini berarti manajemen mutu BAZNAS telah diakui menurut standar internasional. Nilai‐nilai lembaga yang merujuk pada sifat kepemimpinan Rasulullah SAW, yaitu sidiq, amanah, tabligh, fathonah dan netralitas serta independensi terus dikembangkan menjadi budaya BAZNAS.
Pada tanggal 27 Oktober 2011, DPR RI menyetujui undang‐undang pengelolaan zakat pengganti Undang‐Undang Nomor 38 Tahun 1999 yang kemudian diundangkan sebagai UU Nomor 23 Tahun 2011 pada tanggal 25 November 2011. UU ini menetapkan bahwa pengelolaan zakat bertujuan (1) meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan (2) meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan dimaksud, UU mengatur bahwa kelembagaan pengelola zakat harus terintegrasi dengan BAZNAS sebagai koordinator seluruh pengelola zakat, baik BAZNAS daerah maupun LAZ.
Sampai akhir 2013, tiga belas tahun sudah perjalanan BAZNAS. Perjalanan yang tak melulu berhiaskan mawar dan melati. Onak, duri dan kerikil seringkali membuat BAZNAS harus lebih hati‐hati melangkah meniti jalan. Tapi alhamdulillah, berkat izin Allah SWT dan dukungan para muzaki dan mustahik, BAZNAS semakin maju. Ini sesuai janji Allah bahwa pertolongan akan datang kepada kita yang bersunguh‐sungguh membela kepentingan agama atau melalui orang‐orang miskin, insya Allah BAZNAS semakin hari semakin baik dalam melayani pemangku kepentingan zakat; para muzaki dan mustahik.
2. Perkembangan Zakat Nasional
Pengajuan judicial review UU Nomor 23 Tahun 2011 oleh beberapa LAZ, yayasan, dan perorangan pada akhir tahun 2012 dan putusan Mahkamah Konstitusi yang baru dibacakan pada 31 Oktober 2013, telah membuat “kekakuan komunikasi” antara BAZNAS dengan sebagian LAZ tingkat nasional selama tahun 2013. Kekakuan ini berdampak kepada hampir tidak ada kegiatan nasional yang dilaksanakan bersama antara BAZNAS dengan LAZ – LAZ tingkat nasional yang ada. Semua sibuk dengan program masing‐masing.
Kondisi di atas berbanding terbalik dengan koordinasi antara BAZNAS dengan BAZNAS daerah. Boleh dikata tidak ada hari tanpa komunikasi antara BAZNAS dengan BAZNAS daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Rapat koordinasi daerah yang menyertakan BAZNAS dilaksanakan dibanyak provinsi, pelatihan Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA), sosialisasi dan edukasi zakat di berbagai daerah, konsultasi pengelolaan zakat, sinergi program regular (Program Zakat Community Development), dan sinergi program per event begitu bergelora walaupun belum merata di seluruh BAZNAS daerah. Beberapa BAZNAS daerah yang sangat intensif berkoordinasi dan berkomunikasi, antara lain BAZNAS se‐Sumatera kecuali Lampung, BAZNAS se‐Jawa kecuali BAZIS DKI dan BAZNAS Jawa Tengah, BAZNAS se‐ Kalimantan, BAZNAS se‐Bali, dan BAZNAS se‐NTT.
Alhamdulillah setelah Sidang Pengucapan Putusan MK tanggal 31 Oktober 2013, BAZNAS begerak cepat untuk memecah kebekuan komunikasi dengan dengan mengadakan Silaturahim BAZNAS dan LAZ tingkat nasional pada 27 November 2013. Hadir 15 dari 18 LAZ tingkat nasional, BAZNAS Provinsi Jawa Barat, dan BAZIS DKI. Silaturahim ini menyepakati 5 Agenda Zakat Nasional sebagai berikut: 1. Penguatan regulasi 2. Sosialisasi dan edukasi 3. Penguatan kelembagaan 4. Optimalisasi pendayagunaan 5. Sinergi
Untuk mengkonkritkan lima agenda zakat nasional tersebut dibentuk tim kerja yang terdiri atas perwakilan masing‐masing lembaga.
Tentu saja, peristiwa paling besar adalah kunjungan incognito Bapak Presiden RI ke Kantor BAZNAS beserta Bapak Wakil Presiden, tiga Mentri Koordinator, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, dan Gubernur DKI Jakarta pada hari Senin 27 Ramadhan 1434 bertepatan 5 Agustus 2013. Peristiwa yang monumental ini telah membuahkan dua hal sangat strategis dalam perkembangan zakat ke depan, yakni ditetapkannya 27 Ramadhan sebagai hari zakat nasional dan disepakatinya untuk menerbitkan instruksi Presiden (Inpres) tentang pembayaran zakat para pejabat Negara, pegawai negeri sipil (PNS), TNI, polisi RI, dan karyawan BUMN/D kepada BAZNAS. Konsep Inpres saat ini telah sampai ke Sekretariat Kabinet setelah
Adapun peraturan pelaksanaan dari UU Nomor 23 Tahun 2011 sampai dengan RKAT ini disusun belum ada yang terbit, baik Peraturan Pemerintah (PP) maupun Perturan Menteri Agama (PMA) yang diamanahkan langsung oleh UU. Sehubungan dengan Putusan MK, pada tanggal 12 Desember 2013 dilakukan pembahasan kembali Rancangan PP (RPP) untuk penyesuaian oleh Kemenag, Kemenkumham, Setneg, dan BAZNAS. Informasi dari Setneg bahwa RPP sebelum Putusan MK telah diparaf oleh empat Menteri.
Walaupun RPP belum ditetapkan menjadi PP, namun BAZNAS perlu mempersiapkan segala sesuatu sebagai konsekuensi lahirnya PP. Konsekuensi tersebut menyangkut banyak hal, mulai dari struktur organisasi, SDM, sistem, manajemen, gedung kantor, sampai kepada dana operasional. Karena itu, hal‐hal ini menjadi sangat penting dan strategis untuk dipersiapkan di tahun 2014 nanti.
3. Susunan Pengurus dan Pelaksana Harian BAZNAS
Kepengurusan BAZNAS pada tahun 2013 merupakan Pengurus Periode 2008‐2011 yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden No. 27 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Susunan Keanggotan BAZNAS j.o. Keputusan Menteri Agama RI No. 10 Tahun 2012, tanggal 24 Januari 2012 tentang Perpanjangan Sementara Masa Bakti Keanggotaan BAZNAS Periode Tahun 2008‐2011. Perpanjangan diberikan sampai dengan terbentuknya keanggotaan BAZNAS sesuai UU Nomor 23 Tahun 2011. Dengan demikian, Pengurus BAZNAS tetap berjumlah 33 orang yang teridir atas 19 orang Badan Pelaksana, 7 orang Dewan Pertimbangan, dan 7 orang Komisi Pengawas.
Pelaksana Harian atau pegawai (amil) BAZNAS terbagi atas Manajemen dan Staf Pelaksana Harian dengan status kepegawaian terdiri atas Amil Tetap, Amil Kontrak, dan PNS Kementerian Agama yang diperbantukan. Pada akhir tahun 2013 ini, amil BAZNAS berjumlah 68 orang yang terdiri atas 41 orang Amil Tetap, 27 orang Amil Kontrak, dan 2 orang PNS Kementerian Agama. Berdasarkan jabatan, posisi amil pada akhir 2013 terdiri atas 1 orang Direktur Pelaksana, 6 orang Kepala Divisi, 1 orang Manajer, dan 60 orang Staf. BADAN PELAKSANA Ketua Umum Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc. Ketua Bidang Program Laksda (Purn) H. Husein Ibrahim, M.BA. Ketua Bidang Jaringan dr. H. Naharus Surur, M.Ked. Sekretaris Umum drh. Emmy Hamidiyah, M.Si. Wakil Sekretaris M Fuad Nasar, S.Sos., M.Sc. Bendahara Umum Hj. Isye S Latief Wakil Bendahara Teten Kustiawan, Ak. Divisi Pengumpulan Dr. Siti Chalimah Fajriyah, S.E., Ak., M.M. Bakhtiar Rakhman, S.E.
Drs. H. Mohammad Siddik K, M.A. Divisi Pendistribusian Drs. H. Abdur Rahman Anwar Abdul Hasyim, M.A., M.BA. Drs. Syahrullah Iskandar, M.A. Divisi Pendayagunaan Taufik Hidayat, M.Ec. LIA Muzaffar Daud Drs. Mas’ud Halimi, M.A. Divisi Pengembangan Dr. Setiawan Budi Utomo, Lc. Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf Dra. Hj. Elvi Hudriyah, M.A. DEWAN PERTIMBANGAN Ketua H. Muchtar Zarkasyi, S.H. Sekretaris Prof. Dr. Nasrun Haroen, M.A. Anggota Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar Drs. H. M Djamal Doa (alm) Prof. Dr. Hj. Huzaemah T Yanggo, M.A. Drs. H. Mubarok, M.Si. Drs. H. Amidhan KOMISI PENGAWAS Ketua Drs H. Achmad Subianto, M.BA. Sekretaris Drs. H. Tulus Anggota Drs. H. M Suparta, M.A. Drs. H. Basri Bermanda, M.BA. Prof. Dr. H. Artani Hasbi Drs. K.H. Masrur Ainin Najih H. Iskandar Zulkarnain, S.E., M.Si. MANAJEMEN PELAKSANA HARIAN Direktur Pelaksana Teten Kustiawan, Ak. Kepala Divisi Penghimpunan Mohammad Nasir Tajang, S.Ag. M.Si. Kepala Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan Faisal Qosim, Lc., M.Si. Kepala Divisi Keuangan Dyah R Andayani, Ak. Kepala Divisi Pengembangan SDM Dra. Inna Karunia, M.Kes. Kepala Divisi TI dan Umum Mohammad Basit A Karim, Lc. Kepala Divisi Corporate Secretary Hermin R Rachim, S.E. Tabel 1: Susunan Pengurus dan Manajemen Pelaksana Harian (Data RNB, 2013)
C. REALISASI KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2013
1. Realisasi Penghimpunan
a. Data Penghimpunan 2009‐2013
Realisasi penghimpunan BAZNAS hingga September (Kuartal III) 2013 mencapai Rp_48.059.928.299. Komposisi terbesar berasal dari Zakat Maal‐Penghasilan yang mencapai 80,08% atau Rp 38.484.809.269. Porsi kedua berasal dari CSR/Sinergi Program yang mencapai 5,80% atau Rp 2.788.703.981. Selanjutnya berturut‐turut Zakat Maal‐Badan sebesar 5,39% atau Rp 2.588.774.476; Donasi Operasional (untuk Dana Amil) sebesar 4,90% atau Rp_2.357.051.500,00; Infak/ Sedekah yang mencapai 3,09% atau Rp 1.738.085.595; dan Zakat Fitrah sebesar 0,21% atau Rp_102.503.479. Adapun, hibah APBN sebesar Rp_3.000.000.000 tidak masuk sebagai capaian penghimpunan. Grafik 1: Proporsi Realisasi dan Prognosis Penghimpunan 2013berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) Angka penghimpunan tersebut diperkirakan masih akan meningkat. Mengingat, hingga akhir tahun 2013, masih tersisa 3 bulan aktif (Oktober‐Desember), dengan prognosis 2013 diperkirakan total penghimpunan mencapai Rp 59.280.233.390. Adapun porsi prognosis tersebut berdasarkan jenis dananya adalah sebagai berikut: Zakat Maal‐Penghasilan Rp 46.883.201.413 atau 79,09%; Zakat Maal‐Badan Rp3.708.327.284 atau 6,26%; Infak/Sedekah Rp 6.183.820.214 atau 4,02%; Donasi Operasional Rp 2.357.051.500 atau 4,05%; dan CSR/Sinergi Program Rp_3.802.778.156 atau 6,41%. Dalam komposisi prognosis ini, dana sosial keagamaan lainnya (DSK) dari Zakat Fitrah diasumsikan tidak mengalami penambahan jumlah penghimpunan, sehingga proporsi mereka berubah menjadi 0,17% dari total penghimpunan. Dari data realisasi dan prognosis penghimpunan tahun 2013 tersebut, dapat kita peroleh rasio penghimpunan dari target yang dicanangkan di tahun 2013. Dalam RKAT 2013, target penghimpunan sebesar 200 miliar rupiah dengan komposisi 170 miliar dari dana zakat dan 30 miliar dari dana infak/sedekah. Dengan demikian jika mengacu pada data realisasi 2013, rasio 81% 5% 3%5% 6%0%0%
Realisasi PHP 2013
79% 6% 4%4% 7%0%0%Prognosis PHP 2013
Zakat Maal‐Penghasilan Zakat Maal‐Badan Infak/Sedekah Donasi Operasional CSR/Sinergi Program Zakat Fitrah DSK Lainnyacapaian penghimpunan zakat baru mencapai 24,16% dan infak/sedekah sebesar 22,95%. Jika dibandingkan dengan asumsi prognosis 2013, diperoleh rasio penghimpunan zakat sebesar 29,76% dan infak/sedekah sebesar 28,62%.
Jenis Dana Target 2013 (A) Realisasi 2013 Jan‐Sep (B) Prognosis 2013 (C) Rasio B/A C/A Zakat 170.000.000.000 41.073.583.745 50.591.528.697 24,16% 29,76% Zakat Maal‐Penghasilan 38.484.809.269 46.883.201.413 Zakat Maal‐Badan 2.588.774.476 3.708.327.284 Infak/Sedekah 30.000.000.000 6.630.322.532 8.586.301.214 22,10% 28,62% Infak/Sedekah 1.484.567.051 2.381.042.058 Donasi Operasional 2.357.051.500 2.402.481.000 CSR/Sinergi Program 2.788.703.981 3.802.778.156 Dana Sosial Keagamaan 102.403.479 102.403.479 Zakat Fitrah 102.403.479 102.403.479 Jumlah 200.000.000.000 47.806.309.756 59.280.233.390 23,90% 29,64% APBN 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 100% 100% Tabel 2: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Target Penghimpunan 2013 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013)
Rendahnya capaian penghimpunan dari target disebabkan karena beberapa hal. Pertama, dalam perencanaan target, asumsi yang digunakan sangat ideal; bahwa di tahun 2013 ini, PP akan disahkan sebagai bagian dari landasan operasional UU 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat. Namun, dalam kenyataannya, hingga akhir tahun 2013, PP tersebut belum juga rampung disusun. Faktor kelembagaan lain yang mempengaruhi rendahnya penghimpunan adalah proses judicial review atas UU 23/2011 yang cukup berlarut‐larut, yang berdampak kurangnya kepastian hukum BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang mengelola zakat secara nasional.
Kedua, selain faktor eksternal tersebut, faktor internal yang dinilai sangat menghambat kinerja penghimpunan adalah keterbatasan jumlah sumber daya manusia (SDM). Dari kebutuhan 1 orang kepala divisi, 3 orang manajer, dan 17 orang staf penghimpunan, hingga akhir tahun 2013, komposisi kebutuhan SDM penghimpunan hanya terpenuhi 1 orang kepala divisi, dan 13 orang staf. Kekurangan 3 orang manajer dan 4 orang staf dinilai menjadi salah satu determinan yang menghambat capaian penghimpunan, baik dari sisi mobilisasi sumber daya penghimpunan maupun pelayanan muzaki atau donatur. Sementara itu, penambahan 4 SDM baru di tahun 2013, baru efektif bergabung dalam tim penghimpunan di kuartal ketiga. Kondisi tersebut diperparah dengan keluarnya 2 orang SDM penghimpunan dan penugasan 1 orang SDM ke BAZNAS daerah selama tiga bulan mendekati dan di bulan Ramadhan.
Jika data realisasi dan prognosis penghimpunan 2013 dibandingkan dengan data penghimpunan 2012, maka akan diperoleh informasi sebagai berikut. Realisasi penghimpunan zakat sampai dengan kuartal ketiga tahun 2013 setara dengan 102,45% dari total penghimpunan di tahun 2012. Prognosis penghimpunan Zakat tahun 2013 setara 126,19% dari
84,59% untuk prognosis dari realisasi penghimpunan tahun 2012. Sementara itu, lonjakan penghimpunan dana sosial keagamaan dari kategori Zakat Fitrah, tahun ini mengalami pertumbuhan sebesar 465,35% dari penghimpunan di tahun lalu. Adapun, penerimaan BAZNAS dari dana APBN tidak mengalami perubahan. Jenis Dana Penghimpunan 2012 (A) Realisasi 2013 Jan‐Sep (B) Prognosis 2013 (C) Perbandingan B/A C/A Zakat 40.091.144.337 41.073.583.745 50.591.528.697 102,45% 126,19% Zakat Maal‐Penghasilan 38.410.838.966 38.484.809.269 46.883.201.413 Zakat Maal‐Badan 1.680.305.371 2.588.774.476 3.708.327.284 Infak/Sedekah 10.150.843.502 6.630.322.532 8.586.301.214 65,32% 84,59% Infak/Sedekah 6.093.728.566 1.484.567.051 2.381.042.058 Donasi Operasional 345.031.185 2.357.051.500 2.402.481.000 CSR/Sinergi Program 3.712.083.751 2.788.703.981 3.802.778.156 Dana Sosial Keagamaan 18.113.300 102.403.479 102.403.479 565,35% 565,35% Zakat Fitrah 18.113.300 102.403.479 102.403.479 Jumlah 53.260.101.139 47.806.309.756 59.280.233.390 95,12% 117,95% APBN 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 100% 100% Tabel 3: Rasio Realisasi dan Prognosis Penghimpunan 2013 terhadap Total Penghimpunan 2012 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) Secara umum, tren penghimpunan BAZNAS tahun 2009‐2013 terus mengalami kenaikan yang berkelanjutan. Penghimpunan BAZNAS mengalami kenaikan rata‐rata sebesar 9,72% pada tahun 2010. Tren ini mengalami lonjakan peningkatan rata‐rata yang cukup signifikan di tahun 2011 sebesar 50,64%. Persentase pertumbuhan rata‐rata di tahun 2012 sedikit melandai agak turun dari periode sebelumnya menjadi sebesar 26,08%. Di tahun 2013, diperkirakan pertumbuhan rata‐rata hanya mencapai 17,95% dari penghimpunan di tahun sebelumnya. Grafik 2: Tren Penghimpunan BAZNAS 2009‐2013 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) 18.276 22.720 32.350 40.091 50.592 5.831 3.715 7.497 10.151 8.586 638 13 5.000 29 3.000 18 3.000 18 3.000 102 ‐ 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 2009 2010 2011 2012 2013 juta rupiah
Tren Penghimpunan 2009‐2013
Dari grafik tren penghimpunan, terlihat bahwa dalam lima tahun terakhir penghimpunan BAZNAS terbesar bersumber dari kategori dana zakat. Rata‐rata kontribusi penghimpunan zakat terhadap total penghimpunan mencapai 81,58% dalam lima tahun terakhir. Porsi penghimpunan zakat terbesar ada pada tahun 2010 yang mencapai 85,85% dari total penghimpunan. Adapun di tahun 2013, porsi penghimpunan zakat mencapai 85,34%. Sementara itu, rata‐rata porsi penghimpunan dari infak/sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya pada periode 2009‐2013 secara berurut‐urut 18,34% dan 0,08%.
Sementara itu, dari sisi jumlah muzakki, baik perorangan maupun badan, secara umum mengalami pertumbuhan. Dalam lima tahun terakhir ini, muzakki perorangan mengalami pertumbuhan sebesar 30,31 persen dengan pertumbuhan di tahun 2013 sebesar 29,91 persen atau bertambah sebanyak 5.295 muzakki perorangan. Sementara itu, muzakki badan juga mengalami pertumbuhan sebesar 24,79 persen dengan pertumbuhan di tahun 2013 sebesar 12,13 persen atau bertambah sebanyak 54 lembaga sebagai muzakki badan. Muzaki Perorangan 2009 2010 2011 2012 2013 Baru 3.325 2.433 3.021 2.564 5.295 Total 9.506 11.939 15.140 17.704 22.999 φ MP 53,79% 25,59% 25,30% 16,94% 29,91% Tabel 4: Ikhtisar Data Muzakki Perorangan 2009‐2013 (Data RNB, 2013) Muzaki Badan 2009 2010 2011 2012 2013 Baru 132 43 39 52 54 Total 311 354 393 445 499 φ MB 73,74% 13,83% 11,02% 13,23% 12,13% Tabel 5: Ikhtisar Data Muzakki Badan 2009‐2013 (Data RNB, 2013)
Dalam rangka revitalisasi Unit Pengumpul Zakat (UPZ), BAZNAS terus melakukan berbagai pendekatan untuk mengaktifkan kembali dan membuka UPZ di sejumlah Kementerian/Lembaga (K/L), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Hingga September 2013, BAZNAS telah mengaktifkan kembali dan membentuk baru 10 UPZ, 3 UPZ di K/L dan 7 UPZ di BUMS. Dengan demikian, di tahun 2013 ini BAZNAS memiliki 43 UPZ aktif dengan komposisi 9 UPZ di K/L, 16 UPZ di BUMN, dan 18 UPZ di BUMS.
Grafik 3: Ikhtisar UPZ berdasarkan tingkat keaktifan (Data RNB, 2013)
2. Realisasi Penyaluran
a. Data Penyaluran 2012‐2013
Berdasarkan realisasi hingga September (kuartal III) 2013, total penyaluran zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya mencapai Rp 29.058.642.220 atau sebesar 18,45% dari target penyaluran yang sebesar Rp 157.500.000.000. Jumlah penyaluran tersebut diperkirakan masih akan bertambah. Mengingat, hingga akhir tahun 2013, masih tersisa 3 bulan aktif (Oktober‐Desember), dengan prognosis 2013 diperkirakan total penyaluran mencapai Rp 36.742.975.483 atau 23,33%. Berikut ini terlampir tabel realisasi penyaluran berdasarkan jenis dana dan asnaf mustahik serta perbandingan dengan rencana anggaran tahun 2013. Jenis Dana Anggaran 2013 (A) Realisasi 2013 Jan‐Sep (B) Prognosis 2013 (C) Rasio B/A C/A Zakat 131.250.000.000 25.930.527.985 32.563.752.230 19,76% 24,81% Fakir Miskin 97.781.250.000 22.450.251.633 27.763.455.702 22,96% 28,39% Riqab 0 0 0 0% 0% Gharimin 3.281.250.000 1.079.431.500 1.576.732.250 32,90% 48,05% Muallaf 10.500.000.000 408.351.000 539.176.500 3,89% 5,14% Fii Sabilillah 16.406.250.000 1.965.808.852 2.647.120.278 11,98% 16,13% Ibnu Sabil 3.281.250.000 26.685.000 37.267.500 0,81% 1,14% Infak/Sedekah 26.250.000.000 3.124.084.235 4.179.223.254 11,90% 15,92% Fii Sabilillah 26.250.000.000 3.124.084.235 4.179.223.254 11,90% 15,92% Jumlah 157.500.000.000 29.058.642.220 36.742.975.483 18,45% 23,33% Tabel 6: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Anggaran Penyaluran 2013 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) 0 20 40 60 80 100 2009 2010 2011 2012 2013 78 83 79 69 69 23 18 22 36 43
Ikhtisar UPZ
Tidak Aktif Aktif 9 16 18Institusi Asal UPZ Aktif
2013
K/L BUMN BUMSJenis Dana Penyaluran 2012 (A) Realisasi 2013 Jan‐Sep (B) Prognosis 2013 (C) Perubahan B/A C/A Zakat 31.005.297.725 25.930.527.985 32.563.752.230 83,63% 105,03% Fakir Miskin 27.401.606.858 22.450.251.633 27.763.455.702 81,93% 101,32% Riqab 0 0 0 0% 0% Gharimin 244.108.860 408.351.000 539.176.500 167,28% 220,88% Muallaf 108.380.500 1.079.431.500 1.576.732.250 995,96% 1454,8% Fii Sabilillah 3.132.166.507 1.965.808.852 2.647.120.278 62,76% 84,51% Ibnu Sabil 119.035.000 26.685.000 37.267.500 22,42% 31,31% Infak/Sedekah 8.071.825.096 3.124.084.235 4.179.223.254 38,70% 51,78% Fii Sabilillah 8.071.825.096 3.124.084.235 4.179.223.254 38,70% 51,78% Jumlah 39.077.122.821 29.058.642.220 36.742.975.483 74,36% 94,03% Tabel 7: Rasio Realisasi dan Prognosis 2013 terhadap Penyaluran 2012 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) Berikut ini tersaji tabel realisasi penyaluran berdasarkan lima bidang penyaluran BAZNAS yang meliputi ekonomi (Indonesia Makmur), pendidikan (Indonesia Cerdas), kesehatan (Indonesia Sehat), agama (Indonesia Takwa), dan sosial‐kemanusiaan (Indonesia Peduli) serta perbandingan dengan rencana anggaran tahun 2013. Bidang Penyaluran Anggaran 2013 (A) Realisasi 2013 Jan‐Sep (B) Prognosis 2013 (C) Rasio B/A C/A Indonesia Makmur 72.450.000.000 4.287.223.275 5.752.415.813 5,92% 7,94% Indonesia Cerdas 25.200.000.000 3.427.634.836 4.769.305.254 13,60% 18,93% Indonesia Sehat 39.375.000.000 6.236.930.459 8.363.257.743 15,84% 21,24% Indonesia Takwa 3.150.000.000 3.546.096.613 4.699.578.420 112,57% 149,19% Indonesia Peduli 17.325.000.000 11.560.757.037 13.158.418.255 66,73% 75,95% Jumlah 157.500.000.000 29.058.642.220 36.742.975.483 18,45% 23,33% Tabel 8: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Anggaran Penyaluran 2013 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) Bidang Penyaluran Penyaluran 2012 (A) Realisasi 2013 Jan‐Sep (B) Prognosis 2013 (C) Perubahan B/A C/A Indonesia Makmur 2.827.714.364 4.287.223.275 5.752.415.813 151,61% 203,43% Indonesia Cerdas 9.466.465.937 3.427.634.836 4.769.305.254 36,21% 50,38% Indonesia Sehat 12.251.123.605 6.236.930.459 8.363.257.743 50,91% 68,27% Indonesia Takwa 3.407.953.882 3.546.096.613 4.699.578.420 104,05% 137,90% Indonesia Peduli 11.123.865.033 11.560.757.037 13.158.418.255 103,93% 118,29% Jumlah 39.077.122.821 29.058.642.220 36.742.975.483 74,36% 94,03% Tabel 9: Rasio Realisasi dan Prognosis 2013 terhadap Anggaran Penyaluran 2012 berdasarkan bidang penyaluran (Data RNB, 2013) Berikut ini terlampir tabel realisasi penyaluran berdasarkan tujuh program unggulan BAZNAS yang meliputi Zakat Community Development (ZCD), Rumah Makmur BAZNAS (RMB), Rumah Sehat BAZNAS (RSB), Rumah Cerdas Anak Bangsa (RCAB), Konter Layanan Mustahik (KLM),
Tanggap Darurat Bencana (TDB), dan Kaderisasi Seribu Ulama (KSU) serta perbandingan dengan rencana anggaran tahun 2013. Jenis Dana Anggaran 2013 (A) Realisasi 2013 Jan‐Sep (B) Prognosis 2013 (C) Rasio B/A C/A ZCD 47.250.000.000 1.565.027.475 1.933.515.013 3,31% 4,09% RMB 25.200.000.000 2.722.195.800 3.818.900.800 10,80% 15,15% RSB 39.375.000.000 5.641.937.459 7.579.285.243 14,33% 19,25% RCAB 25.200.000.000 1.208.825.256 1.760.430.384 4,80% 6,99% KLM 15.750.000.000 16.001.682.336 18.890.801.703 101,60% 119,94% TDB 1.575.000.000 572.269.247 908.403.871 36,33% 57,68% KSU 3.150.000.000 1.246.704.647 1.851.638.471 39,58% 58,78% Jumlah 157.500.000.000 29.058.642.220 36.742.975.483 18,45% 23,33% Tabel 10: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Anggaran Penyaluran 2013 berdasarkan jenis dana (Data RNB, 2013) Jenis Program Penyaluran 2012 (A) Realisasi 2013 Jan‐Sep (B) Prognosis 2013 (C) Perubahan B/A C/A ZCD 1.960.662.045 1.565.027.475 1.933.515.013 79,82% 98,62% RMB 2.198.552.914 2.722.195.800 3.818.900.800 123,82% 173,70% RSB 11.020.007.285 5.641.937.459 7.579.285.243 51,20% 68,78% RCAB 4.485.509.982 1.208.825.256 1.760.430.384 26,95% 39,25% KLM 18.445.798.773 16.001.682.336 18.890.801.703 86,75% 102,41% TDB 151.771.900 572.269.247 908.403.871 377,06% 598,53% KSU 814.819.922 1.246.704.647 1.851.638.471 153,00% 227,25% Jumlah 39.077.122.821 29.058.642.220 36.742.975.483 74,36% 94,03% Tabel 11: Rasio Realisasi dan Prognosis 2013 terhadap Penyaluran 2012 berdasarkan jenis program (Data RNB, 2013) Jika dibandingkan dengan anggaran maupun ketersediaan dana, realisasi penyaluran di tahun 2013 relatif rendah. Dibandingkan dengan anggaran yang ditargetkan di tahun 2013, rasio penyaluran hanya mencapai 18,45 persen (untuk realisasi hingga September) 23,33 persen (untuk prognosis 2013). Adapun jika dibandingkan dengan penyaluran 2012, maka rasio penyaluran 2013 sebesar 74,36 persen (untuk realisasi hingga September 2013) dan 94,03 persen (untuk prognosis 2013).
Sementara itu, dibandingkan dengan realisasi penghimpunan (hingga September 2013), maka rasio realisasi penyaluran (hingga September 2013) mencapai 69,46 persen. Adapun, jika dibandingkan dengan prognosis penghimpunan 2013, maka rasio prognosis penyaluran 2013 mencapai 70,84 persen.
Sejumlah faktor mempengaruhi rendahnya angka penyaluran tersebut. Program ZCD memberikan kontribusi yang signifikan terhadap rendahnya penyaluran di tahun 2013. Hal tersebut dikarenakan sejumlah program ZCD masih dalam tahap persiapan, sehingga anggaran dana belum bisa disalurkan. Selain ZCD, program RCAB juga memberikan kontribusi terhadap
rendahnya angka penyaluran. Hal ini dikarenakan salah satu program RCAB, yakni program SKSS dan Dinar belum memasuki periode pencairan bagi penerima.
Di samping karena serapan Program ZCD dan RCAB, rendahnya realisasi penyaluran juga disebabkan penyaluran yang belum dipertanggungjawabkan (piutang penyaluran). Sejumlah dana penyaluran sudah diberikan kepada mitra penyaluran (pihak ketiga), namun hingga saat ini, belum ada laporan terkait penyaluran tersebut.
b. 7 Program di tahun 2013
Program Zakat Community Development (ZCD) BAZNAS yang dijadikan program nasional dilaunching pada tanggal 17 Januari 2013. Sampai dengan kuartal III 2013, 39 kabupaten/kota dari 9 provinsi sudah berpartisipasi aktif dalam penyiapan program ZCD. Dari data tersebut 14 kabupaten/kota sudah sampai pada penyusunan program kerja (tahap IV), 3 kabupaten/kota sudah menyelesaikan assesment (penilaian) kebutuhan (tahap III), 20 kabupaten/kota sudah melaksanakan pelatihan assesment (tahap II), dan 2 kabupaten/kota baru pada proses pembentukan dan pembekalan Tim Pengelola dan Pengawas/ TPP (tahap I). Selain data tersebut, terdapat 15 kabupaten/kota dari 4 provinsi yang sudah melengkapi data yang dibutuhkan namun belum ditindaklanjuti. Sementara itu terdapat 6 kabuptaen/kota dari 2 provinsi yang sudah mengirimkan berkas yang belum diisi lengkap, sehingga belum memungkinkan untuk diproses lebih lanjut. Grafik 4: Ikhtisar Perkembangan Proses Program ZCD (Data RNB, 2013) Sementara itu, Rumah Makmur BAZNAS (RMB) sebagai program pemberdayaan mustahik di bidang ekonomi, sampai dengan bulan September 2013, telah mampu memberikan modal usaha kepada 2.414 mustahik, dengan total bantuan modal usaha sebesar Rp_2.722.195.800, atau rata‐rata bantuan modal usaha sebesar Rp 1.127.670. 0 5 10 15 20 Pembentukan Pembekalan TPP Pelatihan Assesment Laporan Assesment Penyusunan Program Kerja Kick off Kegiatan 2 20 3 14 0
Perkembangan ZCD 2013
Di tahun 2013, BAZNAS berhasil mempertahankan keberlangsungan program pelayanan kesehatan bagi para mustahik secara cuma‐cuma melalui Rumah Sehat BAZNAS (RSB). Hingga saat ini, terdapat empat unit RSB di empat kota, yang meliputi: Jakarta, Yogyakarta, Sidoarjo, dan Makassar. Di Jakarta, pengelolaan RSB merupakan hasil kerja sama dengan Pengurus Masjid Sunda Kelapa. Di Yogyakarta, pengelolaan RSB dikerjasamakan dengan Yayasan Wakaf Universitas Islam Indonesia (UII). Di Sidoarjo, pengelolaan RSB bekerja sama dengan Yayasan Al‐Chusnaeni dan PT. PGN. Di Makassar, pengelolaan RSB dilakukan bersama Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan PT. Pertamina. Berikut ini terlampir Realisasi keuangan dan penerima manfaat sampai dengan Kuartal III 2013 untuk masing‐masing Rumah Sehat BAZNAS. No. Rumah Sehat BAZNAS Anggaran (A) Realisasi (B) Rasio (B/A) Penerima (jiwa) 1. RSB Jakarta 3.454.812.332 2.565.527.410 74,26% 30.714 2. RSB Bantul 2.767.519.060 1.453.888.100 52,53% 25.482 3. RSB Sidoarjo 1.517.135.536 1.233.889.926 81,33% 27.135 4. RSB Makassar 2.049.231.000 1.112.985.447 54,31% 14.903 Jumlah 7.739.466.928 5.253.305.436 67,88% 98.234 Tabel 12: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Anggaran Rumah Sehat BAZNAS 2013 berdasarkan lokasi (Data RNB, 2013) Program Rumah Cerdas Anak Bangsa (RCAB) merupakan program pemberdayaan mustahik di bidang pendidikan. Dalam pelaksanaannya, program RCAB dibagi menjadi dua bentuk program, yaitu: program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) dan program Dana Infak Anak Negeri (Dinar). Program SKSS merupakan program beasiswa untuk tingkat sarjana (S1). Sedangkan program Dinar merupakan program beasiswa yang diperuntukkan bagi tingkat SD, SMP, dan SMA. Di tahun 2013, penerima manfaat dari program SKSS sebanyak 230 mahasiswa. Sedangkan penerima manfaat dari program Dinar sebanyak 1.012 pelajar. Program Kaderisasi Seribu Ulama (KSU) merupakan program pemberdayaan di bidang agama. Tujuan dari program ini adalah mencetak ulama yang mampu membentengi aqidah ummat. Program KSU berupa beasiswa pasca sarjana (S2 atau S3) dengan bidang keislaman. Sampai dengan tahun 2013, program KSU sudah memberikan sejumlah beasiswa sebanyak 261 orang dengan komposisi: 208 orang untuk program magister (S2), 38 orang untuk program doktoral (S3), dan 15 program mulazamah. Di tahun 2013, penerima program KSU yang masih menjalankan program studinya sebanyak 157 orang. 130 orang dalam program magister (S2) dan 27 orang dalam program doktoral (S3).
Sampai dengan Kuartal III, penyaluran melalui Konter Layanan Mustahik (KLM) kepada mustahik diberikan dalam bentuk santunan untuk kebutuhan sandang pangan, kontrakan rumah, pembayaran hutang biaya pendidikan, biaya pengobatan, biaya transportasi, pembayaran hutang konsumtif, dan biaya operasional panti/pondok pesantren/yayasan sosial. Penerima manfaat melalui KLM selama tahun 2013 berjumlah 63.019 orang.
Sampai dengan Kuartal III 2013, realisasi penyaluran program Tanggap Darurat Bencana dilakukan sebanyak 18 kali. 16 penyaluran diantaranya ditujukan kepada tanggap darurat banjir yang melanda Jakarta di awal tahun, satu tanggap darurat untuk korban kebakaran di Jakarta, dan satu tanggap darurat untuk korban gempa bumi di NTB. Bantuan TDB yang telah disalurkan diberikan kepada sejumlah 32.081 orang penerima manfaat. Sampai dengan laporan ini disusun, BAZNAS sedang mengirimkan bantuan internasional untuk korban Topan Haiyan di Filipina.
No. Asnaf Mustahik Realisasi Penyaluran Penerima Manfaat Besaran Manfaat Keterangan 1. Fakir Miskin 22.450.251.633 210.957 119.218 Termasuk tambahan dari dana Infak/Sedekah 2. Muallaf 1.079.431.500 40 26.985.788 3. Riqab ‐ ‐ ‐ 4. Gharimin 408.351.000 143 2.855.601 5. Fii sabilillah 1.965.808.852 163 12.060.177 6. Ibnu Sabil 26.685.000 9.986 2.672 7. Infak/Sedekah 3.124.084.235 ‐ Penerima manfaat digabung dalam kategori Fakir Miskin Jumlah 29.058.642.220 221.289 Tabel 13: Perbandingan Realisasi Penyaluran terhadap Penerima Manfaat berdasarkan kategori asnaf mustahik (Data RNB, 2013) Jumlah keseluruhan penerima manfaat atas penyaluran zakat, infak/sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya dalam tahun 2013 diperkirakan mencapai 221.289 jiwa. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan besaran alokasi penyaluran dan jumlah penerima manfaat berdasarkan asnaf mustahik.
Mengulangi kekurangan di tahun lalu, tingkat keberhasilan penyaluran zakat selama tahun 2013 belum terukur. Penelitian evaluasi program santunan dan pemberdayaan mendesak untuk dilaksanakan untuk menilai sejauh mana keberhasilan program pengentasan kemiskinan berbasis zakat.
3. Realisasi Pengembangan SDM
Hingga akhir tahun 2013, diperkirakan tenaga pelaksana harian BAZNAS akan berjumlah 68 (enam puluh delapan) orang. Dengan komposisi struktural yang terdiri dari 1 orang direktur pelaksana, 6 orang kepala divisi, 1 orang manajer, dan 60 orang staf. Berdasarkan status tenaga kerja, 41 orang berstatus amil tetap, 23 orang berstatus amil kontrak, dan 4 orang berstatus kontrak tetap. Sementara itu, di tahun ini terdapat 5 orang amil yang keluar. Dengan demikian, jumlah tenaga pelaksana BAZNAS ini baru mencapai setengah dari 132 orang tenaga pelaksana harian yang ditargetkan pada awal tahun 2013. Dalam tabel berikut, tersaji komposisi pelaksana harian berdasarkan divisi/bagian kerja dan posisi struktural.No Divisi/Bagian Kadiv Manajer Staf Total Selisih R T R T R T R T 0 Direktur Pelaksana (DPL) 1 1 ‐ ‐ ‐ ‐ 1 0 0 1 Penghimpunan (PHP) 1 1 0 3 13 17 14 21 ‐7 2 Pendistribusian dan Pendayagunaan (DPP) 1 1 0 5 15 18 16 24 ‐8 3 Keuangan (KEU) 1 1 0 2 3 4 4 7 ‐3 4 Pengembangan SDM (SDM) 1 1 0 3 2 3 3 7 ‐4 5 TI dan Umum (TIU) 1 1 ‐ ‐ ‐ ‐ 1 1 0 1 Bagian Teknologi Informasi (ITS) ‐ ‐ 1 1 3 6 4 7 ‐3 2 Bagian Umum (UMM) ‐ ‐ 0 1 17 22 17 23 ‐6 6 Perencanaan dan Pengembangan (RNB) 0 1 0 2 2 6 2 9 ‐7 7 Koordinator Zakat Nasional (KZN) 0 1 0 2 0 5 0 8 ‐8 8 Satuan Audit Internal & QMR (SAQ) 0 1 0 2 1 8 1 11 ‐10 9 Corporate Secretary (CSL) 1 1 ‐ ‐ ‐ ‐ 1 1 0 1 Bagian Kesekretariatan (SKR) ‐ ‐ 0 1 1 3 1 4 ‐3 2 Bagian Legal (LGL) ‐ ‐ 0 0 1 2 1 2 ‐1 3 Bagian Humas dan Desain (HMD) ‐ ‐ 0 1 2 5 2 6 ‐4 Total 7 10 1 23 60 99 68 132 ‐64 Tabel 14: Perbandingan Realisasi(R) dan Target (T) Kebutuhan SDM BAZNAS 2013(Data RNB, 2013)
Hingga akhir 2013, diperkirakan realisasi keuangan untuk pengembangan SDM sebesar Rp_141.435.140. Anggaran tersebut merupakan jumlah keseluruhan biaya yang digunakan untuk pelatihan bagi Amil BAZNAS dari sebanyak 11 kali pelatihan yang diikuti oleh 55 Amil. Berikut ini merupakan daftar pelatihan yang diikuti oleh amil BAZNAS sebagai bagian dari pengembangan SDM:
1. Seminar Setengah Hari dengan tema: Technology for the Poor: “Tepat Guna dan Memberdayakan” (1 orang); 2. Seminar Kesehatan: “Pengembangan Non‐Profit Hospital di Asia Tenggara” (2 orang); 3. Officer BAZNAS Development Program (25 orang); 4. Amil BAZNAS Development Program (14 orang); 5. Peningkatan kompetensi MR (2 orang); 6. Workshop Implementasi APEX LKMS (3 orang); 7. Pelatihan Basic Training Fundraising (3 orang); 8. Seminar Model Pendayagunaan Zakat Indonesia (1 orang); 9. Kongres nasional III Asesmen Center Indonesia (1 orang); 10. Konferensi International tentang Islam, Peradaban dan Perdamaian (1 orang); dan 11. Workshop Pengukuran Kinerja Lembaga Zakat (2 orang).
4. Realisasi Pengembangan Sarana dan Prasarana
Kondisi Gedung Kantor Jl. Kebon Sirih No: 57, sebagai kantor pusat BAZNAS saat ini, dirasakan sudah kurang representatif untuk menampung aktifitas BAZNAS sebagai operator sekaligus koordinator pengelolaan zakat nasional. Untuk mengantisipasi kekurangan tersebut, sejumlah upaya sudah dilakukan untuk melakukan relokasi kantor maupun pengajuan anggaran untuk pembangunan gedung baru sebagai kantor pusat BAZNAS.
Salah satu upaya yang cukup signifikan yang telah dilakukan adalah dengan menyusun proposal pembangunan gedung baru BAZNAS di lahan Jl. Kebon Sirih No: 57. Sejak kuartal pertama tahun 2013, proposal pembangunan gedung baru sudah sepenuhnya rampung, yang meliputi desain arsitektur bangunan berikut rincian anggaran biaya yang dibutuhkan. Proposal inilah yang kemudian disampaikan kepada Komisi VIII DPR RI dalam Rapat Dengar Pendapat pada tanggal 19 September 2013 kepada Menteri Agama RI melalui Sekjen Kementerian Agama, dan kepada Menteri Negara BUMN.
Proposal pembangunan gedung baru BAZNAS tersebut mendapat respon dari Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah dan sudah diproses melalui Komisi VIII DPR RI dan Badan Anggaran DPR RI. Namun karena adanya kendala teknis dengan Dirjen Bimas Islam, maka pembangunan gedung baru BAZNAS belum dapat dianggarkan dalam APBN 2014.
5. Realisasi Dana Operasional
Realisasi dana operasional BAZNAS tahun 2013 diperkirakan mencapai Rp 12.472.954.477 atau 40,81% dari anggaran target 2013. Rincian realisasi dana operasional dan perbandingan dengan anggarannya disajikan dalam tabel berikut ini. Jenis Dana Anggaran 2013 (A) Realisasi 2013 Jan‐Sep (B) Prognosis 2013 (C) Rasio B/A C/A SDM Pengurus 786.000.000 602.065.000 783.572.500 76,60% 99,69% Operasional Pengurus 112.000.000 15.858.365 22.780.123 14,16% 20,34% SDM Amil/PH 12.338.700.000 5.043.839.816 6.242.386.074 40,88% 50,59% Operasional Amil/PH 9.702.360.000 2.270.054.368 3.284.394.739 23,40% 33,85% Pengadaan Aset Tetap 2.017.300.000 266.026.053 266.026.053 13,19% 13,19% Sosialisasi & Edukasi Zakat 5.106.550.000 1.337.172.103 1.543.868.989 26,19% 30,23% Rakor & Pengembangan 500.000.000 228.756.000 329.926.000 45,75% 65,99% Jumlah 30.562.910.000 9.763.771.705 12.472.954.477 31,95% 40,81% Tabel 15: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Anggaran Dana Operasional 2013 (Data RNB, 2013)
Jenis Dana Anggaran 2013 (A) Realisasi 2013 Jan‐Sep (B) Prognosis 2013 (C) Rasio B/A C/A Operasional Kantor 707.800.000 543.324.380 722.299.173 76,76% 102,05% Cetakan & Fotokopi 140.600.000 324.228.700 400.493.600 230,60% 284,85% Perjalanan Dinas Dalam Kota 438.000.000 178.505.469 225.411.035 40,75% 51,46% Pajak & Asuransi Aktiva 116.200.000 25.118.950 37.678.425 21,62% 32,43% Pemeliharaan & Renovasi 1.125.500.000 289.087.983 382.316.719 25,69% 33,97% Pengembangan Aplikasi 370.000.000 98.500.000 137.000.000 26,62% 37,03% Pengadaan Hardware 441.200.000 34.708.806 52.063.209 7,87% 11,80% Pengembangan LAN 195.900.000 1.000.000 1.500.000 0,51% 0,77% Pemeliharaan Aplikasi, LAN, & Hardware 254.520.000 24.985.401 27.597.901 9,82% 10,84% Jumlah 3.789.720.000 1.519.459.689 1.986.360.062 Tabel 16: Perbandingan Target Anggaran, Realisasi hingga Kuartal III, dan Prognosis BAZNAS 2013 untuk Pengembangan Sarana dan Prasarana (Data RNB, 2013)
6. Realisasi APBN
Dana Bantuan APBN Tahun 2013 yang diterima BAZNAS sebesar Rp 3 miliar. Realisasi penggunaan dana APBN tersebut dibandingkan dengan anggarannya disajikan dalam tabel berikut ini.
No Uraian Anggaran (A) Realisasi (B) % (B/A)
A. Biaya SDM dan Koordinasi 1.159.200.000 963.575.634 83,12% 1. Biaya SDM Pengurus 435.500.000 368.515.000 84,62% 2. Biaya Koordinasi 723.700.000 595.060.634 82,22% B. Biaya Operasional Kantor 853.600.000 742.787.263 87,02% 1. Pengadaan Inventaris Kantor ‐ ‐ 0,00% 2. Cetakan Kantor 150.000.000 32.900.000 21,93% 3. Alat Tulis dan Perlengkapan Kantor (ATK & APK) 100.000.000 81.746.917 81,75% 4. Jasa Konsultan & Audit Laporan Keuangan ‐ ‐ 0,00% 5. Langganan Daya dan Jasa 423.600.000 424.746.054 100,27% 6. Biaya Pemeliharaan, Keamanan dan Perbaikan 180.000.000 203.394.292 113,00% 7. Pengadaan Jaringan & Aplikasi IT ‐ ‐ 0,00% C. Biaya Sosialisasi dan Event 987.200.000 1.293.637.103 131,04% 1. Pembuatan dan Cetak Materi Sosialisasi 187.200.000 475.511.100 254,01% 2. Biaya Kegiatan Sosialisasi 800.000.000 818.126.003 102,27% Total 3.000.000.000 3.000.000.000 100% Tabel 17: Rasio Realisasi dan Prognosis terhadap Anggaran Realisasi APBN 2013 (Data RNB, 2013)
D. RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN 2014
1. Kebijakan Umum
Undang‐Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin memperjelas dan mempertegas kedudukan dan tugas Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional, baik sebagai koordinator maupun sebagai Amil (Pasal 3 Bab 1).
Pengelolaan zakat yang diatur dengan undang‐undang bertujuan untuk:
Pertama, meningkatkan efektivitasdan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat; dan Kedua, meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan.
Dalam kaitan itu peran strategis yang dijalankan BAZNAS selain sebagai operator yang bertugas menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, adalah bersama‐sama Pemerintah turut bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan zakat secara nasional yang berasaskan: (a) syariat Islam; (b) amanah; (c) kemanfaatan; (d) keadilan; (e) kepastian hukum; (f) terintegrasi; dan (g) akuntabilitas (Bab 1 dan 2 Undang‐Undang Nomor 23 tahun 2011). BAZNAS merupakan lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama. Dalam kedudukan dan tugasnya menurut Undang‐Undang, ada empat fungsi koordinasi yang wajib diselenggarakan BAZNAS, meliputi: (1) perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; (2) pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; (3) pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; dan (4) pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat. Pembentukan BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota dan pelaporan dilakukan secara hirarkis. Mekanisme hubungan BAZNAS dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) akan terdefinisikan secara jelas, baik dalam Undang‐Undang maupun Rancangan Peraturan Pemerintah.
Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi BAZNAS di masa transisi, maka Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Tahun 2014 harus dipersiapkan dengan baik, cermat, matang dan komprehensif.
Berikut ini Garis‐Garis Kebijakan Umum BAZNAS yang disusun sebagai landasan dan acuan bagi penyusunan RKAT BAZNAS tahun 2014:
1. Menyiapkan prakondisi terimplementasinya prinsip syariah, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi; dan akuntabilitas dalam pengelolaan zakat nasional, yang dimulai dari pembenahan pada internal BAZNAS sendiri.
2. Melakukan mapping dan assessment kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dan kebutuhan anggaran operasional BAZNAS sesuai fungsi dan beban kerja yang baru menurut Undang‐Undang.
3. Melakukan pemantapan dan penataan aspek status dan hubungan kerja amil sebagai aset lembaga BAZNAS yang tidak terpengaruh dengan reorganisasi BAZNAS ke depan dan sejalan pula dengan RPP.
4. Mengefektifkan dan mengintensifkan komunikasi, koordinasi dan sinergi BAZNAS dengan lembaga Pemerintah, lembaga legislatif, BAZNAS daerah serta dan lembaga‐lembaga yang mewadahi dan mewakili kepentingan umat Islam, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Masjid Indonesia (DMI), ormas‐ormas Islam, serta dengan lembaga‐lembaga pendidikan Islam.
5. Meningkatkan pengumpulan ZIS, terutama untuk zakat profesi dan zakat perusahaan serta pemberdayaan UPZ BAZNAS di lingkungan Kementerian/Lembaga Negara (K/L), BUMN, dan BUMS. BAZNAS harus proaktif dan produktif dalam melakukan sosialisasi dan edukasi zakat. Apabila Kepres tentang pengumpulan zakat terbit, tentu akan memberikan dampak positif yang signifikan.
6. Penguatan program pendistribusian dan pendayagunaan zakat yang bertumpu pada fungsi zakat sebagai sumber jaminan sosial dan pemberdayaan umat terutama melalui pendidikan dan ekonomi. Program penyaluran ZIS yang bersifat karitas dan produktif harus tetap dipertahankan dalam porsi yang berimbang sesuai kebutuhan mustahik 7. Memperbaiki kinerja pelayanan BAZNAS terhadap muzaki dan mustahik dengan
mengedepankan prinsip kemudahan, kecepatan, dan kesetaraan. Oleh sebab itu, prosesur, alur proses dan pengambilan keputusan yang dapat memperlambat pelayanan BAZNAS, terutama kepada mustahik, harus disederhanakan tanpa mengesampingkan aspek kehati‐hatian.
8. Perbaikan pola koordinasi dan komunikasi di lingkungan internal divisi maupun antar divisi sebagai bagian dari perbaikan budaya kerja. Setiap amil dituntut bekerja sesuai SOP dan job desc yang telah ditetapkan, dan semua unsur pimpinan dalam manajemen bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dalam batas wilayah kewenangannya.
2. Analisis SWOT
Guna memahami secara rinci dan mendalam kondisi internal dan eksternal serta dapat menetapkan dan menerapkan strategi yang efektif dan efisien, BAZNAS menggunakan metode Analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat) sejak awal menyusun RKAT. Tahapan yang dilaksanakan dalam Analisis SWOT penyusunan RKAT 2014 terdiri dari: 1. Inventarisasi faktor internal dan eksternal lembaga; 2. Identifikasi faktor dalam komponen SWOT; 3. Menentukan tingkat (rating) bagi setiap komponen SWOT; 4. Menentukan posisi kuadran SWOT; dan 5. Menentukan strategi dan grand strategy.