• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR: 05/G/2017/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR: 05/G/2017/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 1 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD PUTUSAN

NOMOR: 05/G/2017/PTUN-SMD

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada peradilan tingkat pertama, telah menjatuhkan Putusan sebagaimana tersebut di bawah ini, dalam sengketa antara:--- LIAUW EDWIN JANUAR LAKSMONO, Kewarganegaraan Indonesia,

Pekerjaan Karyawan Swasta, Alamat Jln. Kendangsari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya.--- Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya:

1. ERNA RAHMAWATI,SH.,MH.

2. C. SANAISSARA HAMAMNUDIN,SH. 3. FENNY ARSIH PONITA A,SH.

4. MARIATI DIAN ATIKA I,SH. 5. HERLINA HUSNUL AMANATI,SH

Kesemuanya berkewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat pada Kantor Advocate & Legal Consultant ESA LAW OFFICE beralamat di Gedung Graha S.A, Lantai 5, Ruang 516, Jln. Raya Gubeng No. 19-21 Surabaya 60281, berdasarkan surat kuasa khusus 23 Januari 2017, untuk selanjutnya disebut sebagai---PENGGUGAT;

MELAWAN

1. KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA BALIKPAPAN, berkedudukan di Jalan Ruhui Rahayu II Balikpapan;

Dalam hal ini diwakili oleh kuasanya: 1. AHMAD SYAFRUDDIN,SH;

(2)

Halaman 2 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD 2. SUGIANNOR,SH;

3. MISTUTI IRIANNI;

Kesemuanya adalah Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Pertanahan Kota Balikpapan, untuk selanjutnya disebut sebagai ---TERGUGAT; 2. OENIK DJUNANI ASIEM, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan

Wiraswasta, Alamat Jln. Mekarsari No.3 RT. 022 Kel. Gunung Sari Ilir Kec. Balikpapan Tengah Kota Balipapan. Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya:

1. STEPANUS HOK,SH;

2. LASMA LESTARI NAINGGOLAN,SH;

Keduanya Warganegara Indonesia, Pekerjaan Advokat, Tempat Tinggal Jln. Jend. Sudirman Komplek Balikpapan Permai Blok F2 No.2 Kel. Damai Balikpapan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 14 Februari 2017 dan tanggal 3 April 2017, untuk selanjutnya disebut sebagai---TERGUGAT II INTERVENSI; Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda tersebut : ---  Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara

Samarinda Nomor: 05/PEN-DIS/2017/PTUN.SMD tanggal 02 Februari 2017 Tentang Lolos Dismissal Proses dan Pemeriksaan Perkara dengan Acara Biasa;---  Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara

Samarinda Nomor : 05/PEN/2017/PTUN.SMD tanggal 02 Februari 2017 tentang Penunjukkan Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini; ---

(3)

Halaman 3 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD  Telah membaca Penetapan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara

Samarinda Nomor: 05/G/2017/PTUN.SMD tanggal 02 Februari 2017 tentang Penunjukkan Panitera Pengganti dan Juru Sita Pengganti;---  Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha

Negara Samarinda Nomor : 05/PEN-PP/2017/PTUN.SMD tanggal 02 Februari 2017 tentang Hari Pemeriksaan Persiapan perkara ini ; ---  Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha

Negara Samarinda Nomor : 05/PEN-HS/2017/PTUN.SMD tanggal 22 Februari 2017 tentang Penetapan Hari Sidang Pertama terbuka untuk umum perkara ini ;---  Telah membaca Putusan Sela Nomor: 05/G/2017/PTUN.SMD tanggal 1

Maret 2017, tentang masuknya Intervensi;---  Telah membaca berkas-berkas yang berkaitan dengan perkara tersebut;---  Telah mendengarkan keterangan dari pihak Penggugat, Tergugat dan

Tergugat II Intervensi maupun saksi yang diajukan oleh pihak Penggugat;---

TENTANG DUDUK SENGKETANYA

Menimbang bahwa Penggugat telah mengajukan Gugatan tertanggal 30 Januari 2017, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda pada tanggal 31 Januari 2017 dengan Register perkara Nomor : 05/G/2017/PTUN-SMD, dan diperbaiki pada tanggal 22 Februari 2017, dengan mengemukakan dalil-dalil sebagai berikut :--- Adapun yang menjadi dasar dan alasan diajukannya gugatan ini adalah sebagaimana terurai di bawah ini :

I. MENGENAI KEPENTINGAN PENGGUGAT YANG DIRUGIKAN

1. Bahwa, Penggugat adalah orang yang kepentingannya terkena oleh akibat hukum adanya :

(4)

Halaman 4 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD 1. Sertifikat Hak Milik No. 06778/Kel. Karang Joang, Kecamatan

Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur tertanggal 28 Mei 2015 sesuai Surat Ukur No. 00780/Karang Joang/2015 tertanggal 06/05/2015 Sisa Luas 39.406 m² (dahulu Luas 44.722 m²), NIB Letak Tanah : 1602030307275 atas nama ONIEK DJUNANI ASIEM; (OBJEK SENGKETA I)

2. Sertifikat Hak Milik No. 06871/Kel. Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur tertanggal 21 Agustus 2015, sesuai Surat Ukur No. 00901/Karang Joang/2015 tertanggal 10/07/2015 Luas 5.316 m², NIB Letak Tanah: 1602030307398 atas nama ONIEK DJUNANI ASIEM; (OBJEK SENGKETA II)

yang dikeluarkan oleh Tergugat dan karenanya Penggugat sebagai pemegang ASLI Keputusan Tata Usaha Negara (OBJEK SENGKETA ASAL) berupa :

1. Sertifikat Hak Milik No. 1153 Desa/Kel. Karang Joang tertanggal 10-9-1992 sesuai Surat Ukur/Gambar Situasi No. 548/1990 tertanggal 10-9-1990 Luas 18.600 M² atas nama ONIEK DJUNANI ASIEM; 2. Sertifikat Hak Milik No. 2582 Desa/Kel. Karang Joang tertanggal

04-10-2005 sesuai Surat Ukur No. 00171/2005 te rtanggal 04/08/2005Luas 20200 m², NIB Letak Tanah : 16.02.03.03.01580 atas nama OENIK DJUNANI ASIEM;

3. Sertifikat Hak Milik No. 2610 Desa/Kel. Karang Joang tertanggal 12-10-2005 sesuai Surat Ukur No. 00183/2005 tertanggal 13/09/2005 Luas 7428 m², NIB Letak Tanah : 16.02.03.03.01621 atas nama OENIK DJUNANI ASIEM;

(5)

Halaman 5 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD Yang diperoleh melalui proses jual beli yaitu berdasarkan :

1. Akta Perikatan Jual Beli No. 04 tertanggal 25 Agustus 2015 yang dibuat dihadapan Notaris Iwan Saleh Irawan, S.H., di Surabaya antara, LIAUW HENDRA JUNAIDI sebagai Penjual dengan LIAUW EDWIN JANUAR LAKSMONO sebagai Pembeli atas tanah yang terdaftar sesuai SHM No. 1153/Karang Joang seluas 18.600 m², SHM No. 2582/Karang Joang seluas 20.200 m² dan SHM No. 2610/Karang Joang seluas 7.428 m² dengan harga jual beli sebesar Rp. 2.600.000.000,- (dua milyar enam ratus juta rupiah);

2. Akta Pelimpahan Kuasa Untuk Menjual No. 05 tertanggal 25 Agustus 2015 yang dibuat dihadapan Notaris Iwan Saleh Irawan, S.H. di Surabaya, antara LIAUW HENDRA JUNAIDI sebagai Pemberi Kuasa dengan LIAUW EDWIN JANUAR LAKSMONO sebagai Penerima Kuasa atas tanah yang terdaftar sesuai SHM No. 1153/Karang Joang seluas 18.600 m², SHM No. 2582/Karang Joang seluas 20.200 m² dan SHM No. 2610/Karang Joang seluas 7.428 m²;

Menjadi tidak berlaku lagi setelah terbitnya Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II;

2. Bahwa, sebelum Penggugat memperoleh Objek Sengketa Asal telah terjadi beberapa peristiwa hukum atas kepemilikan Objek Sengketa Asal antara lain :

1. Bahwa, mulanya antara OENIK DJUNANI ASIEM dan LIEM INGGRIANI LAKSMANA membuat pernyataan bersama yang pada intinya menyebutkan :

1. SHM No. 1153/Karang Joang seluas 18.600 m², SHM No. 2582/Karang Joang seluas 20.200 m² dan SHM No.

(6)

Halaman 6 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD 2610/Karang Joang seluas 7.428 m² terdaftar atas nama OENIK DJUNANI ASIEM;

2. Uang pembelian persil dilakukan dan berasal dari 2 (dua) orang yaitu OENIK DJUNANI ASIEM dan LIEM INGGRIANI LAKSMANA;

3. Hak dan kewajiban atas tanah tersebut adalah menjadi kepunyaan dan tanggungan berdua tanpa pengecualian apapun;

sesuai Surat Pernyataan tertanggal 14 Juli 2006 antara OENIK DJUNANI ASIEM dengan LIEM INGGRIANI LAKSMANA yang telah di Legalisasi No. : 114/L/VII/2006 oleh HANGKY RIBOWO, S.H., Notaris di Balikpapan;

2. Bahwa, berdasarkan kesepakatan bersama antara OENIK DJUNANI ASIEM dan LIEM INGGRIANI LAKSMANA antara lain : 1. SHM No. 1153/Karang Joang seluas 18.600 m², SHM No.

2582/Karang Joang seluas 20.200 m² dan SHM No. 2610/Karang Joang seluas 7.428 m² terdaftar atas nama OENIK DJUNANI ASIEM akan dijual dengan kesepakatan bersama;

2. Kesepakatan harga jual tanah tersebut adalah sebesar Rp. 35.000,- / meter;

3. Hasil dari penjualan tanah tersebut akan dibayarkan untuk hutang PT. KALITAN sebesar Rp. 2.250.000.000,- dengan rincian milik Bapak Edwin sebesar Rp. 1.500.000.000,- dan milik Bapak Kastiawan sebesar Rp. 750.000.000,- ; sesuai Surat Kesepakan tertanggal 17 Maret 2008 antara OENIK DJUNANI ASIEM dengan LIEM INGGRIANI LAKSMANA;

(7)

Halaman 7 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD 3. Bahwa, pada tanggal 20 September 2008 telah terjadi jual beli

antara OENIK DJUNANI ASIEM sebagai Penjual dengan PIEN THIONO sebagai Pembeli atas tanah yang terdaftar sesuai SHM No. 1153/Karang Joang seluas 18.600 m², SHM No. 2582/Karang Joang seluas 20.200 m² dan SHM No. 2610/Karang Joang seluas 7.428 m² dengan harga jual beli sebesar Rp. 1.617.980.000,- (satu milyar enam ratus tujuh belas juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah) sesuai Akta Pengikatan Jual Beli No. 4 tertanggal 20 September 2008 yang dibuat dihadapan Notaris N. Made Suta, S.H., M.M. di Surabaya dan Akta Kuasa Untuk Menjual No. 5 tertanggal 20 September 2008 yang dibuat dihadapan Notaris N. Made Suta, S.H., M.M. di Surabaya, antara OENIK DJUNANI ASIEM sebagai Pemberi Kuasa dengan PIEN THIONO sebagai Penerima Kuasa;

4. Bahwa, pada tanggal 09 Desember 2010 telah terjadi jual beli antara PIEN THIONO sebagai Penjual dengan LIAUW HENDRA JUNAIDI sebagai Pembeli atas tanah yang terdaftar sesuai SHM No. 1153/Karang Joang seluas 18.600 m², SHM No. 2582/Karang Joang seluas 20.200 m² dan SHM No. 2610/Karang Joang seluas 7.428 m² dengan harga jual beli sebesar Rp. 1.617.980.000,- (satu milyar enam ratus tujuh belas juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah) sesuai Akta Pengikatan Jual Beli No. 7 tertanggal 09 Desember 2010 yang dibuat dihadapan Notaris N. Made Suta, S.H., M.M. di Surabaya dan Akta Pelimpahan Kuasa Untuk Menjual No. 8 tertanggal 09 Desember 2016 yang dibuat dihadapan Notaris N. Made Suta, S.H., M.M. di Surabaya, antara PIEN THIONO sebagai Pemberi Kuasa dengan LIAUW HENDRA JUNAIDI sebagai Penerima Kuasa;

(8)

Halaman 8 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD 5. Bahwa, Putusan Pengadilan Negeri Surabaya No.

44/Pdt.G/2009/PN.Sby tertanggal 19 Mei 2009 antara OENIK DJUNANI ASIEM sebagai Penggugat melawan LIEM INGGRIANI LAKSMANA sebagai Tergugat jo. Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya No. 61/Pdt/2010/PT.Sby jo. No. 44/Pdt.G/2009/PN.Sby tertanggal 16 Februari 2010 antara OENIK DJUNANI ASIEM sebagai Terbanding/dahulu Penggugat melawan LIEM INGGRIANI LAKSMANA sebagai Pembanding/dahuluTergugat dan Penetapan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor : 09/Kons/2014/PN.Sby tertanggal 16 Desember 2014 yang membuktikan bahwa pemegang hak asal atas nama OENIK DJUNANI ASIEM tidak berhak lagi atas Objek Sengketa Asal (SHM No. 1153, SHM No. 2582 dan SHM No. 2610/Karang Joang) karena telah menerima uang konsinyasi dari Pengadilan Negeri Surabaya sebesar Rp. 539.600.000,- (lima ratus tiga puluh sembilan juta enam ratus ribu rupiah) sebagai hak dan bagian pemegang hak asal atas nama OENIK DJUNANI ASIEM atas penjualan Objek Sengketa Asal;

6. Bahwa, hingga pada akhirnya Penggugat memperoleh Objek Sengketa Asal pada tanggal 25 Agustus 2015 melalui jual beli antara LIAUW HENDRA JUNAIDI sebagai Penjual dengan LIAUW EDWIN JANUAR LAKSMONO sebagai Pembeli sesuai Akta Perikatan Jual Beli No. 04 tertanggal 25 Agustus 2015 yang dibuat dihadapan Notaris Iwan Saleh Irawan, S.H., di Surabaya dan Akta Pelimpahan Kuasa Untuk Menjual No. 05 tertanggal 25 Agustus 2015 yang dibuat dihadapan Notaris Iwan Saleh Irawan, S.H. di Surabaya, antara LIAUW HENDRA JUNAIDI sebagai

(9)

Halaman 9 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD Pemberi Kuasa dengan LIAUW EDWIN JANUAR LAKSMONO sebagai Penerima Kuasa;

berdasarkan hal tersebut diatas maka telah terbukti bahwa Penggugat adalah sebagai pembeli beritikad baik dan pemilik yang dilindungi hukum sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, yaitu:

1. Pasal 23 huruf a, yang menyebutkan :

“untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah baru dibuktikan dengan asli akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut oleh pemegang hak milik kepada penerima hak yang bersangkutan apabila mengenai hak guna bangunan dan hak pakai atas tanah hak milik.”

2. Pasal 32 ayat (2), yang menyebutkan :

“Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu telah tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertipikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersang-kutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat tersebut.”

3. Bahwa, telah dilanggarnya hak Penggugat yang tidak dapat melakukan pemblokiran atas Objek Sengketa Asal dikarenakan telah terbit Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II sebagaimana

(10)

Halaman 10 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD yang diketahui dari Surat Perihal Permohonan Pemblokiran Sertifikat dengan Nomor : 1315/300.7/64.71/XII/2015 tertanggal 02 Desember 2015 dari Kepala Kantor Pertanahan Kota Balikpapan yang pada intinya menyebutkan :

“tidak dapat melakukan pemblokiran karena sertipikat tidak berlaku lagi”

4. Bahwa, Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II diterbitkan dengan menggunakan surat-surat / keterangan-keterangan yang diduga palsu sebagaimana diketahui oleh Penggugat melalui laporannya di Polda Jatim atas nama Terlapor OENIK DJUNANI ASIEM atas dugaan membuat dan menggunakan surat palsu dan atau menyuruh menempatkan keterangan palsu ke dalam Akte Otentik, Pasal 263 KUHP dan/atau Pasal 266 KUHP dan berdasarkan Surat Perihal Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan ke-3 tertanggal 11 November 2016 dari an. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim – Kasubdit IV Renakta selaku Penyidik diketahui telah terbit Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II;

5. Bahwa, Objek Sengketa I diterbitkan berdasarkan Objek Sengketa Asal namun tidak dilengkapi SERTIFIKAT ASLI yang kemudian secara berkelanjutan Objek Sengketa I dijadikan dasar untuk pemisahan sertifikat sehingga terbit Objek Sengketa II;

6. Bahwa, telah dilakukan 2 (dua) kali perubahan atas Objek Sengketa Asal yaitu pada Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II tanpa sepengetahuan Penggugat;

7. Bahwa, berdasarkan hal tersebut diatas mengakibatkan Sertifikat-Sertifikat ASLI Objek Sengketa Asal yang ada pada Penggugat tidak berlaku dan Penggugat tidak dapat memiliki, menikmati dan memanfaatkan Objek Sengketa Asal maka Penggugat berhak untuk

(11)

Halaman 11 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD mengajukan gugatan pembatalan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II ke Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda sebagaimana diatur dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-undang No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyebutkan :

“Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi”

II. MENGENAI TENGGANG WAKTU DIAJUKAN GUGATAN

8. Bahwa, sebelum Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II diterbitkan oleh Tergugat, terlebih dahulu ada Objek Sengketa Asal yang diterbitkan dan di sahkan oleh Tergugat antara lain diterbitkan pada tanggal :

1. Sertifikat Hak Milik No. 1153 Desa/Kel. Karang Joang tertanggal 10-9-1990 sesuai Surat Ukur/Gambar Situasi No. 548/1990 tertanggal 10-9-1990 Luas 18.600 M² atas nama ONIEK DJUNANI ASIEM; 2. Sertifikat Hak Milik No. 2582 Desa/Kel. Karang Joang tertanggal

04-10-2005 sesuai Surat Ukur No. 00171/2005 te rtanggal 04/08/2005Luas 20200 m², NIB Letak Tanah : 16.02.03.03.01580 atas nama OENIK DJUNANI ASIEM;

3. Sertifikat Hak Milik No. 2610 Desa/Kel. Karang Joang tertanggal 12-10-2005 sesuai Surat Ukur No. 00183/2005 tertanggal 13/09/2005 Luas 7428 m², NIB Letak Tanah : 16.02.03.03.01621 atas nama OENIK DJUNANI ASIEM;

(12)

Halaman 12 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD 9. Bahwa, Objek Sengketa I diterbitkan oleh Tergugat pada tanggal 28

Mei 2015 dan Objek Sengketa II diterbitkan oleh Tergugat pada tanggal 21 Agustus 2015;

10. Bahwa, Penggugat mengetahui Objek Sengketa Asal tidak berlaku lagi sejak adanya Surat Jawaban dari tergugat dengan Nomor : 1315/300.7/64.71/XII/2015 tertanggal 02 Desember 2015, Perihal : Permohonan Pemblokiran Sertipikat atas Surat Permohonan Pemblokiran Sertifikat dengan Nomor : 895/Perm.ESA/XI/2015 tertanggal 23 November 2015 yang diakukan oleh Penggugat;

11. Bahwa, Penggugat mengetahui adanya Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II terhitung sejak adanya Surat dari Direktur Reserse Kriminal Umum POLDA JATIM – Kasubdit IV Renakta selaku Penyidik dengan Nomor : B/1463/SP2HP-3/XI/2016/Ditreskrimum tertanggal 11 Nopember 2016 yang pada intinya memberitahukan perkembangan penyidikan sebagai berikut :

1. Telah dilakukan introgasi terhadap Kasubsi Pendaftaran Hak Pertanahan (BPN) Balikpapan terkait dengan 3 SHM an. OENIK DJUNANI ASIEM.

2. Telah dilakukan gelar perkara pada tanggal 25 Oktober 2016 dengan rekomendasi gelar bahwa perkara atas laporan saudara layak ditingkatkan ke proses Penyidikan.

3. Rencana tindak lanjut penyidik akan melakukan pemanggilan terhadap saudara, saksi-saksi dan terlapor.

12. Bahwa, apabila diperhitungkan dari Penggugat mengetahui adanya Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II pada tanggal 11 Nopember 2016 dan gugatan a quo diajukan dan terdaftar pada tanggal 31 Januari 2017 maka terhitung 81 (delapan puluh satu) hari;

(13)

Halaman 13 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD 13. Bahwa, oleh karenanya gugatan a quo diajukan masih dalam tenggang

waktu sesuai dengan Pasal 55 Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, menyebutkan :

“Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.”

14. Bahwa, apabila ditinjau dari terbitnya Objek Sengketa I pada tanggal 28 Mei 2015 dan Objek Sengketa II pada tanggal 21 Agustus 2015 maka terhitung 2 (dua) tahun dari masuknya gugatan a quo pada tanggal 25 Januari 2017 sehingga masih dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebaimana diatur dalam ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah yang menyebutkan :

“Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu telah tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertipikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersang-kutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat tersebut.”

III. MENGENAI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA SAMARINDA YANG BERWENANG MEMERIKSA DAN MENGADILI

15. Bahwa, Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh Tergugat sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 9 Undang-undang No. 51 tahun 2009 tentang

(14)

Halaman 14 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD Perubahan Kedua Atas Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yaitu :

Pasal 1 angka 9 yang menyebutkan :

“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”.

dan yang telah memenuhi unsur-unsurnya sebagai berikut : a. Penetapan Tertulis.

Bahwa, Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II adalah penetapan tertulis yang diterbitkan atas dasar kualitas kebendaan yang berisi tentang hal-hal sebagai berikut :

1. Objek Sengketa I diterbitkan oleh Tergugat yang berasal dari penggabungan 3 (tiga) bidang tanah yang terdaftar dalam SHM No. 1153/Kel. Karang Joang, SHM No. 2582/Kel. Karang Joang dan SHM No. 2610/Kel. Karang Joang (Objek Sengketa Asal) dengan luas total 44.722 m² yang terletak di Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur atas dasar Permohonan Penggabungan Bidang tanggal 13/11/2014 No. 23812/2014 atas nama Pemegang Hak OENIK DJUNANI ASIEM, yang kemudian berubah menjadi seluas 39.406 m² setelah adanya Objek Sengketa II;

2. Objek Sengketa II diterbitkan oleh Tergugat yang berasal dari pemisahan bidang tanah yang terdaftar dalam SHM No. 06778/Kel. Karang Joang (Objek Sengketa I) seluas 5.316 m²

(15)

Halaman 15 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD atas dasar Permohonan Pemisahan Bidang tanggal 10/06/2015 No. 11578/2015 atas nama Pemegang Hak OENIK DJUNANI ASIEM;

b. Dibuat oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.

Bahwa, Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II dibuat dan diterbitkan oleh Tergugat dalam hal ini adalah Kepala Kantor Pertanahan Kota Balikpapan yang berwenang dalam menyelenggarakan dan melaksanakan pendaftaran tanah khususnya dalam hal penggabungan dan pemisahan bidang tanah di Kelurahan Karan Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah yaitu pada ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini :

1. Pasal 5 yang menyebutkan :

“Pendaftaran tanah diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional.”

2. Pasal 6 ayat (1) yang menyebutkan :

“Dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 tugas pelaksanaan pendaftaran tanah dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan, kecuali kegiatan-kegiatan tertentu yang oleh Per-aturan Pemerintah ini atau perundang-undangan yang bersangkutan ditugaskan kepada Pejabat lain.”

3. Pasal 36 yang menyebutkan :

(1) Pemeliharaan data pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi perubahan pada data fisik atau data yuridis objek pendaftaran tanah yang telah terdaftar.

(16)

Halaman 16 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD (2) Pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftarkan

perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Kantor Pertanahan.

c. Tindakan Hukum Tata Usaha Negara.

Bahwa, Penerbitan Objek Sengketa I atas dasar Penggabungan Sertifikat dari Objek Sengketa Asal dan Objek Sengketa II atas dasar Pemisahan Sertifikat dari Objek Sengketa I oleh Tergugat adalah Tindakan Hukum Tata Usaha Negara yang bersumber pada ketentuan Hukum Pertanahan (Agraria) sehingga mengakibatkan tidak berlakunya Objek Sengketa Asal sebagaimana diperkuat dengan adanya Surat Perihal Permohonan Pemblokiran Sertifikat dengan Nomor : 1315/300.7/64.71/XII/2015 tertanggal 02 Desember 2015 dari Kepala Kantor Pertanahan Kota Balikpapan;

d. Bersifat Konkrit.

Bahwa, Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II bersifat Konkrit, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Objek Sengketa I bersifat konkrit sebagai bentuk penggabungan 3 (tiga) bidang tanah yang terdaftar dalam SHM No. 1153/Kel. Karang Joang, SHM No. 2582/Kel. Karang Joang dan SHM No. 2610/Kel. Karang Joang (Objek Sengketa Asal);

2. Objek Sengketa II bersifat konkrit sebagai bentuk pemisahan bidang tanah yang terdaftar dalam SHM No. 06778/Kel. Karang Joang (Objek Sengketa I);

e. Bersifat Individual.

Bahwa, Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II bersifat Individual, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

(17)

Halaman 17 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD 1. Objek Sengketa I ditujukan untuk pemegang hak OENIK

DJUNANI ASIEM atas permohonan penggabungan bidang tanggal 13/11/2014 No. 23812/2014;

2. Objek Sengketa II ditujukan untuk pemegang hak OENIK DJUNANI ASIEM atas permohonan pemisahan bidang tanggal 10/06/2015 No. 11578/2015;

f. Bersifat Final.

Bahwa, Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II bersifat Final, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Objek Sengketa I bersifat final karena diterbitkan oleh Tergugat sebagai satu-satunya Pejabat Penyelenggara dan Pelaksana Pendaftaran Tanah;

2. Objek Sengketa II bersifat final karena diterbitkan oleh Tergugat sebagai satu-satunya Pejabat Penyelenggara dan Pelaksana Pendaftaran Tanah;

g. Berakibat hukum bagi seseorang atau badan hukum.

Bahwa, terbitnya Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II menimbulkan akibat hukum Tata Usaha Negara yaitu :

1. Tidak berlakunya Objek Sengketa Asal yaitu Sertifikat Hak Milik No. 1153/Kel.Karang Joang atas sebidang tanah yang terletak di Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Utara seluas 18.600 m², Sertifikat Hak Milik No. 2582/Kel. Karang Joang atas sebidang tanah yang terletak di Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Utara seluas 20.200 m² dan Sertifikat Hak Milik No. 2610/Kel.Karang Joang atas sebidang tanah yang terletak

(18)

Halaman 18 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD di Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Utara seluas 7.428 m²;

2. Munculnya keadaan hukum baru yaitu adanya Objek Sengketa I sebagai penggabungan bidang Objek Sengeta Asal atas 3 bidang tanah yang terletak di Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Utara dengan luas total 44.722 m² yang kemudian berubah menjadi seluas 39.406 m² setelah adanya Objek Sengketa II;

3. Munculnya keadaan hukum baru yaitu adanya Objek Sengketa II sebagai pemisahan bidang Objek Sengketa I atas bidang tanah yang terletak di Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Utara dengan luas 5.316 m²;

16. Bahwa, Tergugat adalah badan atau pejabat tata usaha negara yang mengeluarkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II berdasarkan kewenangannya sebagai Penyelenggara dan Pelaksana Pendaftaran Tanah sebagaimana yang diatur di dalam ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini :

1. Undang-undang No. 51 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Pasal 1 angka 12 yang menyebutkan :

“Tergugat adalah badan atau pejabat tata usaha negara yang mengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan kepadanya yang digugat oleh orang atau badan hukum perdata.”

2. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, antara lain :

(19)

Halaman 19 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD a. Pasal 5 yang menyebutkan :

“Pendaftaran tanah diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional.”

b. Pasal 6 ayat (1) yang menyebutkan :

“Dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 tugas pelaksanaan pendaftaran tanah dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan, kecuali kegiatan-kegiatan tertentu yang oleh Per-aturan Pemerintah ini atau perundang-undangan yang bersangkutan ditugaskan kepada Pejabat lain.”

c. Pasal 36 yang menyebutkan :

(1) Pemeliharaan data pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi perubahan pada data fisik atau data yuridis objek pendaftaran tanah yang telah terdaftar.

(2) Pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Kantor Pertanahan.

Bahwa, dalam hal ini Tergugat dalam jabatannya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia adalah sebagai Penanggung jawab dan Penyelenggara Pendaftaran Tanah, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah;

2. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi atau Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya adalah sebagai unit kerja Badan Pertanahan Nasional yang melakukan pendaftaran hak atas tanah dan pemeliharaan daftar umum pendaftaran tanah

(20)

Halaman 20 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD yang diberi limpahan kewenangan untuk pemberian hak atas tanah secara individual dan secara kolektif, dan pembatalan keputusan pemberian hak atas tanah di wilayah Provinsi sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 6 ayat (1) jo Pasal 36 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah dan juga berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 tahun 1999 Tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara yang menyebutkan :

“Dengan peraturan ini kewenangan pemberian hak atas tanah secara individual dan secara kolektif, dan pembatalan keputusan pemberian hak atas tanah dilimpahkan sebagian kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi atau Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya.”

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka telah tepat apabila Tergugat adalah Kepala Kantor Pertanahan Kota Balikpapan yang berkedudukan di Jl. Ruhui Rahayu No. 2, Balikpanan – Kalimantan Timur (dahulu berkedudukan di Jl. Mr. Iswahyudi No. 40 Gg. Bakaran, Balikpapan – Kalimantan Timur) telah menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II sesuai limpahan kewenangannya untuk menerbitkan dan membatalkan hak atas tanah;

17. Bahwa, berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini :

a. Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Pasal 54 ayat (1) yang menyebutkan :

“Gugatan sengketa Tata Usaha Negara diajukan kepada Pengadilan yang berwenang yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan tergugat”

(21)

Halaman 21 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD b. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran

Tanah, Pasal 32 ayat (2) yang menyebutkan :

“Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertipikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersang-kutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat tersebut.”

c. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian dan pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan, Pasal 104 yang menyebutkan :

(1) Pembatalan hak atas tanah meliputi pembatalan keputusan pemberian hak, sertipikat hak atas tanah keputusan pemberian hak dalam rangka pengaturan penguasaan tanah.

(2) Pembatalan hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan karena terdapat cacat hukum administrasi dalam penerbitan keputusan pemberian dan/atau sertipikat hak atas tanahnya atau melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Maka telah tepat apabila Penggugat mengajukan gugatanya melalui Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda karena telah sesuai dengan tempat kedudukan Tergugat yang telah menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II;

(22)

Halaman 22 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD IV. ALASAN DIAJUKANNYA GUGATAN

18. Bahwa, diketahui dari hal-hal tersebut diatas maka Penggugat sebagai pihak yang dirugikan atas terbitnya Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II berhak untuk mengajukan gugatan pembatalan Obek Sengketa I dan Objek Sengketa II ke Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda sebagaimana diatur dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-undang No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang-undang Nomor: 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyebutkan :

“Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi”

Bahwa, alasan-alasan yang dapat digunakan untuk membatalkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II adalah sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 53 ayat (2) Undang-undang No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyebutkan :

“Alasan - alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik.”

(23)

Halaman 23 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD 19. Bahwa, yang dipermasalahkan Penggugat adalah 2 (dua) Sertifikat Hak

Milik yang diterbitkan Tergugat yaitu Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II adalah terbit karena adanya cacad hukum administratif; 20. Bahwa, Tergugat adalah Kepala Kantor Pertanahan Balikpapan yang

berwenang untuk menerbitkan Sertifikat-sertifikat atas dasar permohonan penggabungan sertifikat dan permohonan pemisahan sertifikat sebagaimana diatur dalam ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini :

1. Pasal 48, 49 dan 50 PP. No. 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yang mengatur mengenai Pemisahan, Pemisahan dan Penggabungan Bidang Tanah;

2. Pasal 133, 134 dan 135 Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, yang mengatur mengenai tata cara Pemisahan, Pemisahan dan Penggabungan Bidang Tanah;

3. Pasal 3 Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 tahun 1999 Tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara, yang mengatur mengenai kewenangan Kepala Kantor Pertanahan Balikpapan (Tergugat) dalam menerbitkan Sertifikat Hak Milik;

21. Bahwa, mengenai klasifikasi cacat hukum adminstrasi telah diatur secara khusus dalam Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 Tentang tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan, yaitu :

(24)

Halaman 24 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD (1) Pembatalan hak atas tanah meliputi pembatalan keputusan

pemberian hak, sertipikat hak atas tanah keputusan pemberian hak dalam rangka pengaturan penguasaan tanah. (2) Pembatalan hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diterbitkan karena terdapat cacat hukum administrasi dalam penerbitan keputusan pemberian dan/atau sertipikat hak atas tanahnya atau melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

2. Pasal 106 ayat (1), yang menyebutkan :

“Keputusan pembatalan hak atas tanah karena cacad hukum administratif dalam penerbitannya, dapat dilakukan karena permohonan yang berkepentingan atau oleh Pejabat yang berwenang tanpa permohonan.”

3. asal 107, yang menyebutkan :

“Cacad hukum administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) adalah :

a. Kesalahan prosedur;

b. Kesalahan penerapan peraturan perundang-undangan; c. Kesalahan subjek hak;

d. Kesalahan objek hak; e. Kesalahan jenis hak;

f. Kesalahan perhitungan luas;

g. Terdapat tumpang tindis hak atas tanah;

h. Data yuridis atau data fisik tidak benar; atau

i. Kesalahan lainnya yang bersifat hukum administratif.” 22. Bahwa, mengenai prosedur penggabungan sertifikat diatur dalam

ketentuan Pasal 135 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang

(25)

Halaman 25 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah adalah sebagai berikut :

1. Permohonan yang disertai alasan penggabungan dan diajukan oleh pemegang hak;

2. Identitas diri Pemohon;

3. Sertifikat-sertifikat asli hak atas bidang-bidang tanah yang akan digabung;

Dan mengenai prosedur pemisahan sertifikat diatur dalam ketentuan Pasal 134 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah adalah sebagai berikut :

1. Sertifikat asli hak atas tanah induk; 2. Identitas pemohon;

3. Persetujuan tertulis pemegang hak tanggungan apabila hak atas tanah yang bersangkutan dibebani Hak Tanggungan;

4. Surat kuasa tertulis apabila permohonan diajukan oleh pemegang hak;

23. Bahwa, Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hal sebagai berikut :

1. Melanggar ketentuan yang bersifat Prosedural / formal :

a. Bahwa, Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa I tidak meminta dan tidak menarik kembali Sertifikat-sertifikat asli hak atas bidang-bidang tanah yang akan digabung yaitu SHM No. 1153/Karang Joang, SHM No. 2582/Karang Joang dan SHM No. 2610/Karang Joang (Objek Sengketa Asal) menginggat hingga saat ini Sertifikat-sertifikat asli Objek Sengketa Asal ada pada

(26)

Halaman 26 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD Penggugat sebagai pembeli beritikad baik, pemilik yang dilindungi hukum dan pemegang sertifikat hak milik ASLI atas dasar adanya Akta Perikatan Jual Beli No. 04 tertanggal 25 Agustus 2015 yang dibuat dihadapan Notaris Iwan Saleh Irawan, S.H., di Surabaya dan Akta Pelimpahan Kuasa Untuk Menjual No. 05 tertanggal 25 Agustus 2015. Atas hal tersebut maka terbukti Tergugat telah melanggar prosedur dalam hal meminta dan menarik kembali sertifikat-sertifikat asli atas bidang tanah yang akan digabungkan sebelum menerbitkan Objek Sengketa I; (Melanggar Ketentuan Pasal 135 ayat 1)

b. Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa I diduga menggunakan data-data yang diragukan kebenarannya sehingga keabsahan Objek Sengketa I juga dipertanyakan mengingat Sertifikat-sertifikat ASLI Objek Sengketa Asal hingg saat ini tidak ada catatan yang menyebutkan :

"Tidak berlaku lagi karena haknya sudah dibukukan sebagai hak atas bidang tanah hasil penggabungan dengan tanah Hak ….. Nomor …../…… , yaitu Hak ……. Nomor … s/d ….. (lihat surat ukur/buku tanah nomor ... .. )" yang dibubuhi tanda tangan Kepala Kantor Pertanahan atau pejabat yang ditunjuk berikut cap dinas Kantor Pertanahan.”

(Melanggar Ketentuan Pasal 135 ayat 4)

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka telah terbukti benar Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa I telah melanggar prosedur sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 135 ayat (1) dan ayat (4) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang

(27)

Halaman 27 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah;

c. Bahwa, dalam menerbitkan Objek Sengketa II, Tergugat menggunakan dasar Sertifikat Tanah Induk (Objek Sengketa I) yang berasal dari kesalahan prosedur berkelanjutan yaitu Sertifikat Objek Sengketa I diterbitkan dengan tidak meminta dan menarik kembali sertifikat-sertifikat asli Objek Sengketa Asal yang kemudian digunakan untuk pemenuhan syarat-syarat lainnya maka terhadap hal tersebut Sertifikat Objek Sengketa I bukan sebagai Sertifikat asli hak atas tanah induk yang diminta sesuai ketentuan Pasal 134 ayat (1);

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka telah terbukti benar Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa II telah melanggar prosedur sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 134 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah;

d. Bahwa, Tergugat telah melanggar prosedur penerimaan berkas permohonan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 12 Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengeloaan yang menyebutkan :

“Setelah berkas permohonan diterima, Kepala Kantor Petanahan: 1. Memeriksa dan meneliti kelengkapan data yuridis dan data

fisik.

(28)

Halaman 28 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD 3. Memberikan tanda terima berkas permohonan sesuai formulir isian

contoh Lmpiran 5.

4. Memberitahukan kepada pemohon untuk membayar biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan permohonan tersebut dengan rinciannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sesuai contoh Lampiran 6.”

Dibuktikan dengan terbitnya Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II tanpa memeriksa dan meneliti kelengkapan data yuridis antara lain :

1. Tidak adanya Sertifikat-sertifikat Asli yang akan digabungkan yaitu Sertifikat-sertifikat Asli Objek Sengketa Asal yang ada pada Penggugat;

2. Tetap melanjutkan proses penerbitan Objek Sengketa I tanpa adanya sertifikat-sertifikat asli Objek Sengketa Asal yang akan digabungkan;

3. Tidak cermat dalam memeriksa dan meneliti kelengkapan data yuridis;

4. Tergugat tetap menerbitkan Objek Sengketa II walaupun dalam penerbitan Objek Sengketa I tanpa adanya Sertifikat-sertifikat Asli Objek Sengketa Asal sehingga terjadi penggunaan data-data kelengkapan yang tidak benar secara berkelanjutan;

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka telah terbukti benar Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa II telah melanggar prosedur sebagaimana yang diatur pada Pasal 12 Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengeloaan;

(29)

Halaman 29 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD e. Bahwa, Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek

Sengketa II telah melanggar prosedur tentang pencacatan dalam buku tanah mengenai adanya sengketa sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 30 ayat (1) huruf c Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah yang menyebutkan :

“Atas dasar alat bukti dan berita acara pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (3) hak atas bidang tanah :

c. yang data fisik dan atau data yuridisnya disengketakan tetapi tidak diajukan gugatan ke Pengadilan dilakukan pembukuannya dalam buku tanah dengan catatan mengenai adanya sengketa tersebut dan kepada pihak yang berkeberatan diberitahukan oleh Ketua Panitia Ajudikasi untuk pendaftaran tanah secara sistematik atau Kepala Kantor Pertanahan untuk pendaftaran tanah secara sporadik untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai data yang disengketakan dalam waktu 60 (enam puluh) hari dalam pendaftaran tanah secara sistematik dan 90 (sembilan puluh) hari dalam pendaftaran tanah secara sporadik dihitung sejak disampaikannya pemberitahu-an tersebut;”

Dibuktikan dengan terbitnya Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II melalui permohonan dari pemegang hak asal atas nama OENIK DJUNANI ASIEM tanpa mencatat adanya sengketa di Pengadilan Negeri Surabaya sesuai Putusan Pengadilan Negeri Surabaya No. 44/Pdt.G/2009/PN.Sby tertanggal 19 Mei 2009 antara OENIK DJUNANI ASIEM sebagai Penggugat melawan LIEM INGGRIANI LAKSMANA sebagai Tergugat jo. Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya No. 61/Pdt/2010/PT.Sby jo.

(30)

Halaman 30 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD No. 44/Pdt.G/2009/PN.Sby tertanggal 16 Februari 2010 antara OENIK DJUNANI ASIEM sebagai Terbanding/dahulu Penggugat melawan LIEM INGGRIANI LAKSMANA sebagai Pembanding/dahuluTergugat dan Penetapan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor : 09/Kons/2014/PN.Sby tertanggal 16 Desember 2014 yang membuktikan bahwa pemegang hak asal atas nama OENIK DJUNANI ASIEM tidak berhak lagi atas Objek Sengketa Asal (SHM No. 1153, SHM No. 2582 dan SHM No. 2610/Karang Joang), atas hal tersebut maka permohonan penggabungan dan pemisahan sertifikat yang telah diproses oleh Tergugat adalah berasal dari data-data yang tidak benar oleh karenanya Tergugat terbukti melanggar prosedur tentang pencacatan dalam buku tanah mengenai adanya sengketa sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 30 ayat (1) huruf c Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah;

2. Melanggar ketentuan yang bersifat Materiil / Substansial :

a. Bahwa, terdapat Kesalahan Subjek Hak dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Bahwa, Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa I telah salah dalam menentukan subyek hak sehingga melanggar ketentuan Pasal 135 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah menyebutkan diantaranya bahwa permohonan harus diajukan oleh pemegang hak atas tanah namun faktanya diketahui bahwa permohonan penggabungan bidang

(31)

Halaman 31 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD tertanggal 13/11/2014 diajukan oleh pemegang hak lama yang tidak berhak;

2. Bahwa, Objek Sengketa I adalah tidak benar dan salah sehingga atas hal tersebut Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II telah melanggar ketentuan Pasal 135 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah;

b. Bahwa, Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa II telah salah dalam menentukan subyek hak sehingga melanggar ketentuan pada Pasal 134 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah yang menyebutkan diantaranya bahwa permohonan harus diajukan oleh pemegang hak atas tanah namun faktanya permohonan pemisahan bidang tanah dilakukan oleh pemohon yang tidak memiliki hak atas tanah tersebut sehingga Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa II telah terbukti melanggar ketentuan pada Pasal 134 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah oleh karenanya sudah sepatutnya Objek Sengketa II dinyatakan tidak sah dan harus dibatalkan;

(32)

Halaman 32 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD c. Bahwa, Tergugat menggunakan Data Yuridis Yang tidak benar

dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Bahwa, Tergugat menggunakan data yuridis yang tidak benar dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II sehingga melanggar ketentuan pada Pasal 14 ayat (2) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan, yang menyebutkan :

“Kepala Kantor Wilayah meneliti kelengkapan dan kebenaran data yuridis dan data fisik atas tanah yang dimohon beserta pendapat dan pertimbangan Kepala Kantor Pertanahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6) dan memeriksa kelayakan permohonan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.”

2. Bahwa, bentuk penggunaan data yuridis yang tidak benar dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II adalah Tergugat tetap memproses dan menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II walaupun telah diketahui tidak adanya Sertifikat ASLI Objek Sengketa Asal yang menjadi dasar terbitnya Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II;

3. Bahwa, Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa I pada tanggal 28/05/2015 adalah setelah adanya Penetapan

Pengadilan Negeri Surabaya Nomor :

(33)

Halaman 33 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD membuktikan bahwa pemegang hak asal atas nama OENIK DJUNANI ASIEM tidak berhak lagi atas Objek Sengketa Asal (SHM No. 1153, SHM No. 2582 dan SHM No. 2610/Karang Joang) sehingga melanggar ketentuan Pasal 30 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah yang menyebutkan :

“Atas dasar alat bukti dan berita acara pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (3) hak atas bidang tanah :

a. yang data fisik dan data yuridisnya sudah lengkap dan tidak ada yang disengketakan, dilakukan pembukuan nya dalam buku tanah menurut ketentuan Pasal 29 ayat (1);

termasuk dengan penerbitan Objek Sengketa II yang didasarkan pada Objek Sengketa I adalah tidak sah dan patut untuk dibatalkan;

Berdasarkan hal-hal tersebut maka terbukti Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II yang diterbitkan oleh Tergugat telah menggunakan data yuridis yang tidak benar sehingga melanggar ketentuan pada Pasal 14 ayat (2) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan oleh karenanya sudah sepatutnya Objek Sengketa I dan juga Objek Sengketa II dinyatakan batal dan tidak berlaku;

3. Melanggar ketentuan mengenai dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara yang tidak berwenang yaitu Tergugat telah melanggar limpahan kewenangannya dalam memproses penggabungan sertifikat pada Objek Sengketa I seluas luas 44.722

(34)

Halaman 34 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD m² (empat puluh empat ribu tujuh ratus dua puluh dua meter persegi) dikarenakan berdasarkan ketentuan dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1999 Tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara yang menyebutkan :

“Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya memberi keputusan mengenai :

1. Pemberian Hak Milik atas tanah pertanian yang luasnya tidak lebih dari 2 Ha (dua hektar);

2. Pemberian Hak Milik atas tanah non pertanian yang luasnya tidak lebih dari 2.000 M2 (dua ribu meter persegi), kecuali mengenai tanah bekas Hak Guna Usaha;

3. Pemberian Hak Milik atas tanah dalam rangka pelaksanaan program :

a. transmigrasi; b. redistribusi tanah; c. konsolidasi tanah;

d. pendaftaran tanah secara massal baik dalam rangka pelaksanaan pendaftaran tanah secara sistematik maupun sporadik.”

sehingga Kepala Kantor Pertanahan Kota Balikpapan hanya diberikan limpahan kewenangan untuk menerbitkan Sertifikat atas tanah seluas 2 Ha (dua hektar) atau 20.000 m² (dua puluh ribu meter persegi) sedangkan Kepala Kantor Pertanahan Provinsi Kalimantan Timur mendapatkan limpahan kewenangan untuk menerbitkan sertifikat atas tanah yang luasnya lebih dari 2 Ha (dua hektar) atau 20.000 m² (dua puluh ribu meter persegi) sebagaimana hal ini diatur

(35)

Halaman 35 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD dalam ketentuan Pasal 7 Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1999 Tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara yang menyebutkan :

“Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi memberi keputusan mengenai :

1. Pemberian Hak Milik atas tanah pertanian yang luasnya lebih dari 2 HA (dua hektar);

2. Pemberian Hak Milik atas tanah non pertanian yang luasnya tidak lebih dari 5.000 M2 (lima ribu meter persegi), kecuali yang kewenangan pemberiannya telah dilimpahkan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya sebagaimana dimaksud dalam pasal 3.”

berdasarkan hal-hal tersebut maka terbukti Objek Sengketa I yang diterbitkan Tergugat melebihi kewenangannya sebagaimana diatur pada Pasal 3 Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1999 Tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara, sehingga sudah sepatutnya Objek Sengketa I dan juga Objek Sengketa II yang berasal dari Pemisahan Objek Sengketa I dinyatakan batal dan tidak berlaku;

Maka berdasarkan hal-hal tersebut diatas Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II yang diterbitkan oleh Tergugat telah melanggar ketentuan-ketentuan yaitu :

1. Melanggar ketentuan-ketentuan yang bersifat Prosedural / formal sebagaimana diatur pada Pasal 135 ayat (1) dan ayat (4) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan

(36)

Halaman 36 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, Pasal 134 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, Pasal 12 Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengeloaan dan Pasal 30 ayat (1) huruf c Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah;

2. Melanggar ketentuan-ketentuan yang bersifat Materiil / Substansial sebagaimana diatur pada Pasal 135 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, Pasal 134 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah dan Pasal 14 ayat (2) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan;

3. Melanggar ketentuan-ketentuan yang bersifat kewenangan sebagaimana diatur pada Pasal 3 Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1999 Tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara;

(37)

Halaman 37 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD Oleh karenanya sudah sepatutnya untuk dinyatakan batal atau tidak sah serta dicabut dan dicoret sehingga Objek Sengketa Asal dapat diberlakukan kembali;

24. Bahwa, Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik yaitu :

I. Melanggar Asas Kepastian Hukum dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II yang dijabarkan sebagai berikut : 1. Bahwa, Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan

Objek Sengketa II tanpa meminta dan menarik Sertifikat-sertifikat ASLI Objek Sengketa Asal mengakibatkan kerugian Penggugat karena tidak dapat memanfaatkan, memiliki dan melakukan pemblokiran atas tanah miliknya walaupun Penggugat sebagai pembeli yang beritikad baik, pemilik baru yang dilindungi hukum dan pemegang Sertifikat-sertifikat Asli Objek Sengketa Asal;

2. Bahwa, dengan terbitnya Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II mengakibatkan transaksi jual beli yang dilakukan oleh Penggugat sesuai Akta Perikatan Jual Beli No. 04 tertanggal 25 Agustus 2015 yang dibuat dihadapan Notaris Iwan Saleh Irawan, S.H., di Surabaya dan Akta Pelimpahan Kuasa Untuk Menjual No. 05 tertanggal 25 Agustus 2015 yang dibuat dihadapan Notaris Iwan Saleh Irawan, S.H. di Surabaya, antara LIAUW HENDRA JUNAIDI sebagai Pemberi Kuasa dengan LIAUW EDWIN JANUAR LAKSMONO sebagai Penerima Kuasa menjadi tidak pasti sehingga melanggar kepastian hukum bagi Penggugat sebagai pembeli yang beritikad baik, pemilik baru yang dilindungi hukum dan pemegang Sertifikat-sertifikat Asli Objek Sengketa Asal;

(38)

Halaman 38 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD 3. Bahwa, Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan

Objek Sengketa II tidak menggunakan data yuridis yang tidak benar maka hak dan kepentingan Penggugat sebagai pembeli yang beritikad baik, pemilik baru yang dilindungi hukum dan pemegang Sertifikat-sertifikat Asli Objek Sengketa Asal telah dilanggar;

Berdasarkan hal-hal tersebut maka terbukti Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II yang diterbitkan oleh Tergugat telah melanggar Asas Kepastian Hukum oleh karenanya sudah sepatutnya Objek Sengketa I dan juga Objek Sengketa II dinyatakan batal dan tidak berlaku;

II. Melanggar Asas Akuntabilitas dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II yang dijabarkan sebagai berikut : 1. Bahwa, terbitnya Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II

ternyata tidak dapat dipertanggung jawabkan hasil akhirnya sehingga Penggugat sebagai pemilik objek sengketa asal yang SAH harus melakukan banyak upaya demi mendapatkan kepastian hukum sebagai pemilik yang SAH dari usaha-usanya yaitu melakukan pemblokiran atas tanah miliknya dan melakukan laporan ke pihak kepolisian atas dugaan membuat dan menggunakan surat palsu dan atau menyuruh menempatkan keterangan palsu ke dalam Akte Otentik, Pasal 263 dan atau 266 KUHP;

2. Bahwa, terbitnya Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II ternyata tidak dapat dipertanggung jawabkan hasil akhirnya sehingga kepentingan Penggugat sebagai pemilik objek sengketa asal terkalahkan dengan kesalahan objek hak dalam Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II;

(39)

Halaman 39 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD 3. Bahwa, Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan

Objek Sengketa II menggunakan daya yuridis yang tidak benar dan tanpa meminta dan menarik kembali Sertifikat-sertifikat ASLI Objek Sengketa Asal sehingga kebenaran dan keabsahan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II diragukan;

Berdasarkan hal-hal tersebut maka terbukti Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II yang diterbitkan oleh Tergugat telah melanggar Asas Akuntabilitas oleh karenanya sudah sepatutnya Objek Sengketa I dan juga Objek Sengketa II dinyatakan batal dan tidak berlaku;

III. Melanggar Asas Kecermatan dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Bahwa, terbitnya Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II telah melanggar prosedur-prosedur, terdapat Kesalahan Subjek Hak dan Menggunakan Data Yuridis Yang tidak benar sehingga membuktikan Tergugat dalam mengambil keputusan tidak dipikirkan, dipertimbangkan secara masak dan diteliti terlebih dahulu atas adanya kepentingan pihak ketiga;

2. Bahwa, Tergugat tidak cermat dalam menentukan subyek hak pada Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II mengakibatkan tanda bukti yang dimiliki oleh Penggugat tidak dapat digunakan sedangkan Penggugat adalah sebagai pembeli yang beritikad baik dan sebagai pemilik yang dilindungi hukum;

3. Bahwa, Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II tidak cermat dan mengabaikan peristiwa hukum sebagaimana telah dijabarkan diatas;

4. Bahwa, Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II telah menggunakan data yuridis yang tidak

(40)

Halaman 40 dari 110 halaman. Putusan Perkara Nomor 05/G/2017/PTUN.SMD benar dan Tergugat sebagai pejabat yang berwenang untuk menerbitkan sertifikat dalam hal penggabungan dan pemisahan sertifikat hak atas tanah sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 135 ayat 8 Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, yang menyebutkan :

“Kepala Kantor Pertanahan diberi kewenangan untuk memberikan penetapan yang diperlukan untuk penyesuaian jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dengan memberikan catatan seperlunya dalam buku tanah dan sertipikat serta daftar umum lainnya.”

tidak harusnya menggunakan data yuridis yang tidak benar sehingga sudah sepatutnya Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II dinyatakan batal dan tidak berlaku sehingga Objek Sengketa Asal dapat diberlakukan lagi;

Berdasarkan hal-hal tersebut maka terbukti Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II yang diterbitkan oleh Tergugat telah melanggar Asas Kecermatan oleh karenanya sudah sepatutnya Objek Sengketa I dan juga Objek Sengketa II dinyatakan batal dan tidak berlaku;

IV. Melanggar Asas Pemberian Alasan dalam menerbitkan Objek Sengketa I dan Objek Sengketa II karena Tergugat tidak dapat menjelaskan tentang bagaimana proses beralihnya objek sengketa asal menjadi objek sengketa I dan objek sengketa II sehingga Penggugat yang telah memiliki tanda bukti hak kepemilikan yang SAH dan sebagai pemilik yang dilindungi hukum harus mencari

Referensi

Dokumen terkait

atau Pb dalam udara, dan merkuri dalam bulu bebek. Tahap selanjutnya adalah memperkirakan jumlah masyarakat exposed yang ada, dengan memperhatikan ada tidaknya riwayat kontak

Kemudian persamaan fungsi selisih utilitas yang diperoleh ini akan digunakan dalam model pemilihan moda untuk mengetahui probabilitas pemilihan pada masing-masing

Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk

Hal tersebut tidak lain merupakan sebuah frustasi dan agresi serta perasaan superior terhadap orang lain yang menjadi sumber motivasional mahasiswa

Puji syukur yang teramat dalam saya haturkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga Skripsi dengan

Surat Pelantikan Penceramah Borang Pengesahan Menghadiri Latihan, Borang Penilaian Keberkesanan Latihan (SOK/LAT/BR02/ LATIHAN 05) Surat/memo peringatan/dokumen lain

mengonsep rencana kegiatan anggaran berbasis kinerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akreditasi serta sumber daya yang ada

Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan