o
o
o
o
o
o
I
o
a
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
t
o
o
o
o
o
o
o
a
a
a
o
o
o
BAGIAN
ANGGARAN
SUBSIDI
062
REVISI
LAPORAN
KEUANGAN
BAGIAN
ANGGARAN
062
(suBsrDr)
UNTUK
PERIODE
YANG
BERAKHIR
30 JUNI2OOS
TAHUN
ANGGARAN
2OO8
(UNAUDtTED)
a
a
a
a
o
t
a
o
a
o
a
a
e
o
o
o
o
o
o
o
o
a
o
I
o
o
o
a
a
I
o
t
o
o
t
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-undang Rl Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian NegaraAembaga yang dipimpinnya. Bagian Anggaran 062 (Subsidi) adalah salah satu Kementerian Negara/Lembaga yang berkev!/ajiban menyelenggarakan akuntansi dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dengan menyusun laporan keuangan berupa Realisasi Anggaran dan Neraca disertai Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan laporan kzuangan Bagian Anggaran 062 (Subsidi) mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan nomor 171/PMK.06/2007 tentang Sistem Akuntansi Instansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan DireKorat Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER 85/P812007 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Bagian Anggaran Pembiayaan dan PerhitunganTahun 2007. Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Penyusunan Laporan Keuangan ini diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas publik.
Jakarta, September 2008 a.n. Menleri Keuangan
DireKur Jenderal Anggaran
$grfibas Mulyfna NrP 060068c90
a
I
o
o
a
a
a
o
I
o
a
o
a
o
a
t
o
o
a
o
o
DAFTAR ISI Kata PengantarPernyataan Tanggung Jawab Pernyataan Telah Direvieu l. Ringkasan
ll. Laporan Realisasi Anggaran ( LMKT perbandingan 2006 dan 2007) lll. Neraca (NSAIKPT perbandingan 2006 dan 2007)
lV. Catatan atas Laporan Keuangan A. Penjelasan Umum
4.1. Dasar Hukum
A.2. Kebijakan Teknis Kementerian Negara/Lembaga 4.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.4. Kebijakan Akuntansi
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan RealisasiAnggaran 8.1. Penjelasan Umum Laporan Realisasi Anggaran 8.2. Penjelasan Per Pos Laporan Realisasi Anggaran 8.3. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca
C.1. Posisi Keuangan Secara Umum C.2. Penjelasan Per Pos Neraca
C.3. Catatan PentinglPengungkapan Lainnya
Laporan-laporan Pendukung sesuai Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-24/P812006
r LRA Pendapatan dan LRA Pengembalian Pendapatan . LRA Belanja dan LRA Pengembalian Belanja
Halaman
4 4
1 3
o
o
a
a
a
o
a
o
o
o
a
o
o
o
I
a
o
o
a
O
o
o
o
a
a
o
o
o
o
a
o
o
o
o
o
DEPARTEMEN
KEUANGAN
REPUBLIK
INDONESIA
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN
lsi Revisi Laporan Keuangan DJA selaku UAPBUN BAPP, yang terdiri dari (i) Laporan Realisasi Anggaran, (ii) Neraca, dan (iii) Catatan atas Laporan Keuangan sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.
Revisi Laporan keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.
Jakarta, September2008
Jenderal AnSgaran,T
A
C:\D@m'rs s'd S.nin8$DrAg4y Dodtuntr\Trgdlr!\t pk4\Pc.y.nplhnRdiri_LKBArps.mdrrtTA.2o0a.doc
(it)
--/
o
o
o
a
o
o
a
o
a
o
a
o
o
o
o
I
o
o
a
t
o
a
o
I
o
o
o
a
o
o
o
I
a
I
o
Lapsran Keuangan Begian An$garan 062 {sirbsidii Senre$ter 1 Tahun 20S8 {tJn;sttdrtr;g
Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah pusat (LKPP), Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal. Revisi I Laporan Keuangan Kementerian Bagian Anggaran 062 (Subsidi) ini belum diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK Rl). ( Sesuai dengan ketentuan pasal 12 ayat (2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor I Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Keuangan yang telah disesuaikan disampaikan kepada Menteri Keuangan paling lambat 1 (satu ) minggu setelah laporan hasil pemeriksaan diterbitkan BPK Rl untuk digunakan sebagai bahan penyesuaian LKPP)
Revisi I Laporan Keuangan Bagian Anggaran 062 (Subsidi) Semester I Tahun 2008 Unaudited ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Revisi I Laporan Keuangan Bagian Anggaran 062 (Subsidi) Semester I Tahun 2008 Unaudited ini disusun dari laporan keuangan seluruh satuan kerja yang berada di bawah Bagian Anggaran 062 (Subsidi) dan disusun secara berjenjang.
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran (TA) 2008 dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja yang berakhir pada 30 Juni 2008.
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada TA 2008 sebesar Rp. 22.460.000,00 yang terdiri dari Penerimaan Pajak sebesar Rp 0, Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp. 22.460.000,00 serta Penerimaan Hibah sebesar Rp.o yang tidak dianggarkan dalam DIPA TA 2008.
Realisa$i Belanja Negara sampai dengan Semester ITA 2008 adalah sebesar Rp.92.429.724.329.216,00 atau mencapai M.42o/o dari anggarannya. Jumlah realisasi Belanja tersebut terdiri dari realisasi Belanla Rupiah Mumi sebesar Rp. 92.429.724.329.216,00 atau 44.42o/o dad anggarannya, Belanja Pinjaman Luar Negeri sebesar RpO,- atau 0.00% dari anggarannya, dan Belanja Hibah sebesar Rp0,- atau 0,00% dari anggarannya seria terdapat Pengembalian Belanja sebesar Rp. 240.000.000,00
-1-laporan Keuangan Bagiar Anggaran 0t2 {Subsidii Semesi*r lTahun 2008 {Un*utlitedl
sehingga terdapat realisasi anggaran secara netto sebesar Rp. 92.429.484.329.216,00 atau mencapai 44.42o/o.
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Semester I TA 2008 dapat disajikan sebagai berikut: (dalam ruphh) TA 2008 Anggaran Realisasi
I
a
t
a
a
o
a
o
a
a
a
o
I
o
a
a
o
o
o
o
o
o
o
a
o
a
a
o
a
a
I
o
o
o
o
Pendapatan Negara dan Hibah Belanja Rupiah Murni
Belanla Pinjaman Luar Negeri Belanla Hibah JUMLAH 0 208.086.224.988.000 0 0 200.086.224.988.000 22.460.000 92.429.724.329.216 0 0 s2.429.7&.785.216 2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana yang berakhir pada 30 Juni 2008.
Jumlah Aset per 30 Juni 2008 adalah sebesar Rp.124.868.205.275,00 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp. 124.868.205.275,00.
Jumlah Kewajiban per 30 Juni 2008 merupakan Kewajiban Jangka Pendek. Sementara itu jumlah Ekuitas Dana Rp.4.7M.108.778.225,00 yang terdiri Rp. 4.784. 1 08.77 8.225,00.
Ringkasan Neraca Semester I TA 2008 dapat disajikan sebagai berikut:
{dalam ruplah} TA 2008 Semester I
adalah sebesar Rp.4.908.976.983.500,00 yang
per 30 Juni 2008 adalah sebesar minus dari Ekuitas Dana Lancar sebesar minus
Aset Lancar Aset Tetap Aset Lainnya Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek Ekuitas Dana
Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana lnvestasi
124.868.205.275 0 0 4.908.976.983.500 (4.7M.108.778.2251 0 Ringkasan
-2-o
o
a
o
I
o
e
a
o
a
a
o
o
t
a
O
o
)t
I
o
a
o
a
o
t
I
I
a
o
o
o
o
o
o
Lapofan Keua*gan Bagian Angga{afr 062 {Slbsidl} Sem0ster I Tahufi 2008 iuna.rdited} 3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menguraikan dasar hukum, metodologi penyusunan Laporan Keuangan, dan kebijakan akuntansi yang diterapkan. Selain itu, dalam CaLK dikemukakan penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran, pendapatan, dan belanja diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas Umum Negara (KUN). Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluakan oleh dan dari KUN.
Dalam CaLK ini diungkapkan pula kejadian penting setelah tanggal pelaporan keuangan serta informasi tambahan yang diperlukan.
-3-LAPORAN
REALISASIANGGARAN
( FACE REPORT)
a
I
I
I
o
I
a
o
o
o
a
o
o
a
o
I
o
o
a
t
I
o
I
a
o
o
o
t
a
o
I
a
t
I
I
Kode Laa Tirnggai nataflan P o g l dLAPORAN REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAT{ NEGARA/LEMBAGA UI.ITUK SEMESTER YANG BERAKHIR 30 JUNI 2OO8
(DALAII' RUPIAH) KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 062 SUBSIDI DAN TMNSFER
Jakarta. September 2008
I RAKSi
15 $epler'i,le. 200E l*-p3rai
No UMIAN ANGGAMN REALISASI
REALISASI DI ATAS (BAWAH) ANGGARAN % REALISASI ANGGARAN 4 5
PENOAPATAN NEGARA DAN HIBAH I. PENERIMMN DALAM NEGERI
a. Penerimaar Perp€jaken b. Penerims€n Negara Bukar Paiak 2. HIBAH 0 0 22,,160,000 22,460,000 t2,460,000 22,460,000 0.00 0.00 0.00 0.00 B BELANJA Belanla PegawEi Belanja Barang Belanja Modal PembayeEn Bunga Utaf{ Sub6idi Hibeh ganfuan Soslal g€tanja Lai|t.tgh 0 0 0 0 208,066,224,988,000 0 0 0 92,.r2e,484,929,216 0 0 0 ( 115,656,740,058,784) 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 44.42 0.00 0.00 0.00 PEMBIAYMN
,I. PEItsIAYAAN DALAIU NEGERI (NETO) a- Peabankan Daltm N€€ri
b, Non Perbank n Datam Ncged (N€io) T. PE}'BIAYMN LUAR NEGERI (NEIO)
a- P€n€rikan Piniaman Luaa Neged
b. Pembayaren Cicilan Pokok t bng Lua. Neged
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
NERACA (FACEREPORT)
PER
30 JUNI
2OO8
a
I
a
t
t
o
a
o
o
o
a
o
o
I
o
o
I
I
o
o
t
o
c
a
o
o
a
I
a
o
o
t
a
o
o
NERACATINGKAT KEMENTERIAN' LEMBAGA PER 30 JUNI 2OO8
(DALAM RUPIAHI KET'ENTERIAN NEGARAILEMBAGA : 062 SUBSIDI DAN TRANSFER
Kode lrporsn i Tanggal i flaEman : NSAIK.s 15/09/08 1
NAMA PERKIRAAN JUMLAH
I ASET ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran 380.497,500
Porsediaan 124,447,707,77A
JUMLAH A$ET LANCAR 124,868,205,275
JUMLAH ASET 124,864,205,275
KEWAJISAN KEWAJIBAN JANGKA PEi.IDEK
Utang kepada Pihak Keliga 4,908,596,486,000
Uang Muka dafi KPPN 380,497,500
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PE}IDEK 4,908,976,9E3"500
JUMLAH KEWA"'IBAN 4,908,976,983,500
EKUITAS DANA EKUITAS DANA I.ANCAR
Gadangan Persediaan 124,487,707 ,775
Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek -4,908,596,486,000
JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 4,784,108,778,226
JUMLAH EKUITAS DANA 4,784,1M,778,226
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUTTAS DANA 'r 24,868,205,275
o
o
o
a
o
o
a
I
e
a
a
o
t
I
a
a
o
o
a
c
o
o
a
a
a
a
a
a
a
o
O
I
a
o
o
A, PENJETASAN UMUM 4.1. DASAR HUKdI/I1. Undang-Undang Nomor: 17 Tahun 20OS tentang Keuangan Negara,
2. Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pasal 55 ayat (2) menetapkan bahwa Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan dilampiri laporan keuangan
Badan Layanan Umum pada kementerian negardlembaga masing-masing.
3. Undang-Undang Nomor : 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang menetapkan bahwa LKPP (Audrted) disusun berdasarkan LKPP (Unaudited) yang telah dikoreksi atau disesuaikan menurut hasil pemeriksaan BPK.
4. Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 5. Peraturan Pemerintah Nomor I Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 42 Tahun 2002 Tentang Podoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
7. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 1711PMK.0812007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
A.2. KEBTJAKAN TEKNTS (SUBS!D|)
PENDAPATAN BAGIAN ANGGARAN 062 (SUBSIDI}
Pendapatan Bagian Anggaran 062 pada Semester I TA 2008 dapat disajikan sebagai berikut:
Laporan Keuangan Bagian Anggaran 062 {Subsidi) Semesbr I Tahun 2008 (Unaudifed)
a
o
o
O
o
o
o
o
t
o
a
o
O
o
a
o
o
o
o
o
o
o
a
o
I
o
a
a
a
o
o
t
o
O
o
Laporan Keuangan Bagian Anggaran 062 (Subsidi) Semester I Tahun 2008 (UnaudifedJ BELANJA BAGIAN ANGGARAN OG2 (SUBSIDI DAN TRANSFER LAINNYAI
Belanja Bagian Anggaran 062 pada Semester I TA 2008 dapat disajikan sebagai berikut:
A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Bagian Anggaran 062 Semester I Tahun 2008 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas pelaporan Bagian Anggaran 062 (Subsidi), termasuk di dalamnya jenjang struktural di bawah Bagian Anggaran 062 seperti eselon l, kantor wilayah, serta satuan kerja yang bertanggung jawab atas otorisasi kredit anggaran yang diberikan kepadanya. Laporan Keuangan Bagian Anggaran 062 disusun berdasarkan kompilasi data/laporan keuangan satuan kerja Kementerian.
Untuk tahun 2008, satuan kerja yang dicakup dalam Laporan Keuangan Bagian Anggaran 062 meliputi 9 Kementerian yaitu:
Sistem Akuntansi Instansi dirancang untuk menghasilkan LK yang terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran disusun berdasarkan kompilasi Laporan Realisasi Anggaran
(dalam rupiah)
DEPARTEMEN KEUANGAN DEPARTEMEN PERTANIAN
DEPARTEMEN KOMUNI
-5-o
o
e
a
o
I
I
e
o
o
o
a
o
t
o
O
t
lla
l
t
o
o
o
I
o
a
a
a
a
I
I
o
o
o
Laporan Keuangan Bagian Angganan 062 (Subsidi) Semester I Tahun 2008 (Unaudited)
seluruh entitas akuntansi yang berada di bawah Bagian Anggaran 062 (Subsidi) Laporan Realisasi APBN terdiri dari Pendapatan Negara dan Hibah dan Belanja.
2. Neraca
Neraca disusun berdasarkan kompilasi neraca entitas akuntansi yang berada di bawah Bagian Anggaran 062 (Subsidi) dan disusun melalui SAl.
3. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang pendekatan penyusunan laporan keuangan, penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai.
Dalam penyusunan Laporan Keuangan telah dilakukan Rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. DireKorat akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
lmplementasi SAI tahun 2008 mengalami kemajuan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat kita lihat bahwa pada tahun 2008 seluruh satuan kerja telah menyelenggarakan SAI dalam menyusun laporan keuangan. Namun demikian, masih terdapat permasalahan-permasalahan terutama organisasi dan kualitas sumber daya manusia yang masih rendah.
. Data neraca yang disajikan dalam laporan keuangan ini berasal dari Sistem Akuntansi Barang Milik Kekayaan Negara (SABMN).Seluruh satuan kerja yang ada di bawah Kementerian . Bagian Anggaran 062 (Subsidi) belum melaksanakan SABMN secara penuh.
4.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN.
Penyajian aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca diakui berdasarkan basis akual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN.
Penyusunan dan penyajian LK Tahun 2008 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dengan demikian, dalam penyusunan LKPP telah
-6-t
o
t
Laponan Keuangan Bagian Anggaran 062 (Subsldi) Semesbr I Tahun 2008 (Unaudihd)
diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan LK Kementerian Bagian Anggaran 062 (Subsidi dan Transf'er Lainnya) adalah :
(l) Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuilas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis pendapatan.
(2) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran KLIN yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja torjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan di muka (face) laporan keuangan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja, sedangkan di Catatan atas Laporan Keuangan, belanja disajikan menurut klasifikasi organisasi dan fungsi.
(3) Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintrah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset Lainnya. a. Aset Lancar
Aset Lancar rnencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal
a
a
a
a
I
o
o
o
I
ll
o
a
o
o
o
o
?
o
a
o
o
I
o
t
a
o
o
I
o
a
o
-7-a
o
a
O
o
o
a
a
o
a
o
o
I
o
o
o
o
o
o
I
a
a
o
o
a
o
o
o
o
o
a
I
o
t
o
Laporan Keuangan Bagian Anggaran 062 (Subsidi) Semesbr I Tahun 2008 (Unaudtfed) pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas, piutang, dan persediaan.
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disaiikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah Bl pada tanggal neraca. Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka petayanan kepada masyaral(at.
Persediaan dicatat di neraca berdasarkan:
- harya pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian, - harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri,
- harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
b, Investasi
Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Investasi pemerintah diklasifikasikan kedalam investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki dalam kurun waKu setahun atau kurang. Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari setahun. lnvestasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu non permanen dan permanen.
(i) Investasi Non Permanen
Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang tidak termasuk dalam investasi permanen dan dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi non permanen sifatnya bukan penyertaan modal saham melainkan berupa pinjaman jangka panjang yang dimaksudkan untuk pembiayaan investasi perusahaan negara/ daerah, pemerintah daerah, dan pihak ketiga lainnya.
Investasi Non Permanen meliputi:
-8-a
o
a
o
o
a
3
o
a
o
o
o
o
a
o
o
o
o
o
I
C
a
o
o
a
o
o
3
a
o
o
I
o
o
o
Laporan Keuangan Bagian Anggaran 062 (Subsidi) Semester I Tahun 2008 (Unaudited)
. Seluruh dana pemerintah yang bersumber dari dana pinlaman luar negeri yang diteruspinjamkan melalui SubsrUra ry Loan Agreement (SLA) dan dana dalam negeri dalam bentuk Rekening Dana Investasi (RDl) dan Rekening Pembangunan Daerah
(RPD) yang dipinjamkan kepada BUMN/BUMD dan Pemda.
. Seluruh dana pemerintah yang diberikan dalam bentuk Pinjaman Dana Bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), nasabah Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP), nasabah Usaha Simpan Pinjam/Tempat Simpan Pinjam (USP/TSP) atau nasabah BPR. (ii) Investasi Permanen
fnvestasi Permanen adalah investasijangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen dimaksudkan untuk mendapatkan dividen ateu menanamkan pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang. Investasi permanen meliputi seluruh Penyertaan Modal Negara (PMN) pada perusahaan negara, lembaga intemasional, dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara. PMN pada badan usaha atau badan hukum lainnya yang sama dengan atau lebih dari 51 persen disebut sebagai Badan Usaha Milik Negara/Badan Hukum Miiik Negara (BUMN/tsHMN). PMN pada badan usaha atau badan hukum lainnya yang kurang dari 51 persen (minoritas) disebut sebagai Non BUMN.
PMP dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu perseroan terbatas dan non ' surat berharga, yaitu kepemilikan modal bukan dalam bentuk saham pada
perusahaan yang bukan perseroan.
Penilaian investasi jangka panjang diprioritaskan menggunakan metode ekuitas. Jika suatu investasi bisa dipastikan tidak akan diperoleh kembali atau terdapat bukti bahwa investasi hendak dilepas, maka digunakan metode nilai bersih yang direalisasikan. fnvestasi dalam bentuk pinjaman jangka panjang kepada pihak ketiga dan non eaming assef atau hanya sebagai bentuk partisipasi dalam suatu organisasi, seperti penyertaan pada lembaga-lembaga keuangan intemasional, menggunakan metode biaya.
Investasi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs tengah Bl pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal neraca, pos investasi dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bl pada tanggal neraca.
-9-a
o
o
o
o
o
a
o
a
o
o
a
o
a
a
o
a
a
a
I
o
a
o
o
o
a
o
o
o
o
o
I
o
a
o
Laporan Keuangan Bagian Anggaran 062 (Subsidi) Semeshr lTahun 2008 (Unaudded) c. Aset Tetap
Aset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan berdasarkan neraca kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2008 pada harga perolehan.
Pengakuan aset tetap yang perolehannya sejak tanggal 1 Januari 2002 didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu:
(a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah), dan
(b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rpl0.000.000 (sepuluh juta rupiah).
Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Menurut PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap, aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan (depresiasi). Namun, dalam LK Tahun 2007, seluruh aset tetap yang dikelola belum disusutkan/didepresiasi. Hal ini disebabkan antara lain belum dilakukannya inventarisasi dan penilaian kembali (revaluasi) atas aset tetap tersebut.
d. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, dan aset tetap. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, Dana yang Dibatasi Penggunaannya, Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.
TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai Eebesar nilai nominal dari kontraUberita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau dafiar saldo tagihan penjualan angsuran.
TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap bendahara/ pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu
-10-o
o
I
o
o
o
a
o
a
o
a
o
o
a
o
a
a
a
a
I
a
a
a
o
o
o
o
a
a
o
o
o
a
o
o
Laporan Keuangan Bagian Anggaran 062 (Subsidi) Semester I Tahun 2008 (Unardrfed)
perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tensebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.
TPA dan TGR yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai aset lancar.
Kemitraan dengan pihak ketiga merupakan perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki.
Dana yang Dibatasi Penggunaannya merupakan kas atau dana yang alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu seperti kas besi perwakilan Rl di luar negeri, rekening dana reboisasi, dan dana moratorium Nias dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Aset Tak Benvujud menrpakan aset nonkeuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelekual. Aset Tak Benivujud meliputi software komputer; lisensi dan franchisei hak cipta (copynghq, paten, goodwill, dan hak lainnya; hak lasa dan operasi Aset Tak Berwujud dalam pengembangan.
Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam TPA, . Tagihan TGR, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, maupun Dana yang Dibalasi
Penggunaannya. Aset lain-lain dapat berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan aKif pemerintah, dikelola pihak lain seperti aset pemerintah eks BPPN yang dialihkan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PT PPA) dan Tim Koordinasi, dan aset pemerintah yang digunakan oleh KontraKor Kontrak Kerja sama (KKKS) BP MIGAS. Di samping itu, piutang macet kementerian negara/lembaga yang dialihkan penagihannya kepada Departemen Keuangan juga termasuk dalam kelompok Aset Lain-lain.
(4) Ke\^rajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.
l-a
o
o
o
o
a
a
o
a
o
o
o
a
a
o
o
a
o
o
o
o
o
o
o
o
a
a
a
o
o
o
o
o
o
o
Laporan Keuangan Bagian Anggaran 062 (Subsidi) Semester I Tahun 2008 (Unaudfted)
Kewajiban pemerintah diklasilikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewaiiban Jangka Pendek
Suatu Lewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan'
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang Bunga (accrued tnferesf) dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewaiiban diklasifikasikan sebagai kewaiiban iangka panjang jika diharapkan untuk dibayaf atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal PelaPoran.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut.
(5) Ekuitas Dana
Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yahu selisih antara aset dan utang pemerintah. Ekuitas dana diktasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang.
-12-a
t
o
o
o
o
a
o
o
o
I
o
t
a
a
t
o
t
o
a
o
I
a
I
a
o
o
I
I
I
a
a
a
c
o
Laporan Keuangan Bagian Anggaren 062 iSubsidi! $emestef lTah n 2$08 ll)nauJiktd)
Real,'sasi Pendapatan Negara dan Hibah
Rp22.460.04
B, PENJELASAN ATAS PO$.POS LAPORAN REALISASIANGGARAN B.I. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASIAPBN
Realisasi Anggaran pada Semester I TA 2008 adalah Rp92.429.724.329.216 8.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASIANGGARAN 8.2.1. Pendapatan Neqara dan Hibah
Jumlah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Semester I TA 2008 adalah Rp22.460.000 berasal dari Pendapatan Bersih Hasil Penjualan (PBHP) BBM Jenis Premium yang merupakan penyelesaian piutang Tahun 2007 dan telah disetorkan ke Kas Negara Nomor 5O2.O0O0OO dengan MAP Nomor 423131 .
B,2.2. Belanla Neqara
Realisasi Belanja Negara Semester lTahun Anggaran 2008 berupa Belanja Rupiah Murni untuk pembayaran subsidi sebesar Rp92.429.724.329.216
Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip kehati'hatian dan keakurasian, namun tetap menjamin terlaksananya pembayaran subsidi.
Realisasi 86lanja Nega'6 Rp92.429.72 4.329.216 SI,]BSII}I EI\TORGI
Realisasi belanja subsidi energi pada Semester I Tahun 2008 adalah sebesar Rp86. 872. 508. 348.963, 00.
Perincian realisasi belanja dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini : Tabel.l
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Subsidi Energi per Sumber Dana (dalam Rp. Miliar) ffi :!iFF! 4iL1{ '6!_l t ' 2 4 1. Subsidi BBM a. Pr€mium 7.868. 44.738.i 44.738,25 20.568.44 45,98 b. Minvak Tanah 24.157. 38.691 38.691,55 20.845,54 53,88 c. Minyak Solar 10.020.30 3 3 . 6 7 1 . 1 5 33.671.15 18.084.76 53.71 d. Jumlah (a+b+c) 42.085,94 I17.100,95 I 1 7 . 1 0 0 , 9 5 59.4{tE.74 50,81 2. Subsidi LPG 3.721.44 9.715,20 9.715,20 1.011.32 10.41 3. Subsidi Listrik 29.783,26 29.783.26 60.291,63 26.382.45 43.72 ,1. Jumlah (l+2+31 75.590.64 t56.599,4'l 187,',107,788G.872.5r 46,43
a
a
o
o
o
o
a
a
o
o
t
o
t
a
o
o
o
a
o
o
o
o
o
a
I
o
o
a
I
I
o
o
o
o
o
Laporan {euangan Bagian AnEgs.Jn Cl7 lSuhs;dri Sfl .LSler lTa'rr,r 23CB i r /'rdrr(j'reaill
Realisasi pembayaran subsidi energi Semester I Tahun 2008 sebesar Rp86.872.508.348.963,00 sebagaimana dijelaskan di atas, termasuk realisasi pembayaran subsidi LPG Tahun 2007 sebesar Rp149.930.000.000,00 dan realisasi pembayaran kekurangan subsidi listrik tahun 2006 hasil audit BPK-Rl sebesar Rp3.510.920.739.148,00
Tabel.2
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Subsidi Energi pet Jenis Belania
SUBSIDI BUNGA KETAHANAN PANGAN
Realisasi belanja subsidi bunga ketahanan pangan pada Semester lTahun 2008 adalah sebesar Rp2.1 52.998.000,00.
Tabel.3
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Subsidi Bungan Ketahanan Pangan per Jenis Belanja
(dalam RP. Miliar)
SUBSIDI BUNGA KREDIT PROGRAM LAINNYA
Realisasi belanja subsidi bunga kredit program lainnya pada Semester I Tahun 2008 adalah sebesar Rp35.080.455.000,00.
Tabel.4
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanla Subsidi Bunga Kredit Program Lainnya per Sumber Dana
(dalam Rp. Miliar)
(dalam Rp. Milia0
a
a
o
o
o
I
a
I
o
a
o
a
o
o
o
o
o
I
a
o
o
o
o
a
a
o
o
a
o
a
o
o
o
t
o
Laporan Keuangan Begian Anggaran 062 {$ubsidi) $einestei i T*hun 2C(}8 lilnaad*cdj
Adapun rincian jenis subsidi kredit program lainnya adalah sebagai berikut:
Tabel.5
dalam Subsidi Bunga dan Risk Sharing Kredit Program TA 2008
Gks KLBI)
76,U Subsidi Bunga dan Risk Sharing Kredit Program TA 2008
KKP & Enerqi)
674,92
Subsidi Bunga dan Risk Sharing Kredit Program TA 2008
(BiofUeI KPEN-RP) 149,1i
Subsidi Bunga dan Risk Sharing Kredit Program TA 2008
(Penqusaha NAD) 40,00
Jumlah 1.240,43
SUBSIDI KAI
Untuk tahun anggaran 2008 sampai dengan Semester I ini untuk DIPA sebesar Rp.688.415.000.000,- telah terealisasi sebesar Rp 143.750.000.000,- (20,880/) yang digunakan untuk kegiatan pembayaran PSO Triwulan lV tahun 2007 yang tidak cair pada tahun 2007 dan dilaksanakan dalam DIPA 2008.
Pembayaran PSO Triwulan lV Tahun 2007 baru terealisasi pada periengahan bulan Mei 2008, dengan menggunakan anggaran PSO Tahun 2008 yang didalamnya terdapat alokasi dana pembayaran PSO Triwulan lV Tahun 2007.
Skema pendanaan PSO ini merupakan satu kesatuan dengan IMO dan TAC. IMO merupakan kewajiban Pemerintah untuk membiayai perawatan prasarana yang dianggap impas atau sama dengan kewajiban PT. KA untuk membayar sam penggunaan prasarana / track milik Pemerintah.
Berdasarkan Adendum Nomor 1 Perjanjian Nomor 1(A.005/A.200/DJKA/09/07 dan Nomor 813/KU.102N.2007 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Umum Bidang Angkutan Kereta Api Kelas Ekonomi (PSO) Tahun Anggaran 2007, memiliki rincian sebagai berikut :
Tabel.6
Rincian Anggaran dan Realisasi PSO Triwulan lV
faporan Keuangan Sagian Anggaran 062 {Sub$kji) $*r:e$tei lTah*n 2008 (Unaw/iterl)
a
a
o
a
o
t
a
a
o
o
o
o
a
o
o
o
a
o
a
O
o
o
I
a
o
o
o
o
o
a
t
I
o
o
I
SUBSIDI BENIH DAN SUBSIDI PUPUK
DireKorat Jenderal Tanaman Pangan di Tahun Anggaran 2008 sampai dengan Semester I tanggal 30 Juni 2008 telah merealisasikan anggaran APBN dengan Bagian Anggaran 062 sebesar Rp, 2.435.947.321.000,- atau 29,98 % dari total anggaran yang ditedma sebesar Rp.
8.124.020.601.000,-Rincian Anggaran dan realisasi belanja adalah tabel berikut ini : Tab€1.7
Rincian Anggaran menurut Sub Kelompok Belanja (Rp.000)
Belanja Subsidi Benih meliputi pembayaran subsidi benih, pen,vediaan Cadangan Benih Nasional (CBN) dan Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU), yang pelaksanaannya melalui penugasan Public Service Obilgation (PSO) kepada BUMN yaitu PT.Sang Hyang Seri (Persero) dan PT.Pertani (Persero). Dari total belanja subsidi benih
Rp. 677.864.857.000,- dialokasikan untuk PT.Sang Hyang Seri sebesar Rp.483.563.750.000,- dan PT.Pertani sebesar Rp. 194.301.107.000,-. Sampai akhir Semester ltahun 2008, belum ada pembayaran untuk belanja subsidi benih, dikarenakan masih dalam tahap melengkapi buki-buKi pertanggungjawaban maupun dokumen lainnya.
Belanja Pembinaan dan Pengembangan Pupuk masih belum ada realisasi, karena masih menunggu terbitnya peraturan tentang tata cara pencairan anggaran, serta kelengkapan dokumen lainnya. Belanja pengawasan pupuk belum ada realisasi karena
Kereta Aoi Ekonomi Jarak Jauh Rp. 132.201.171.093,22 Kereta Aoi Ekonomi Jarak Sedano
Rp. 116.0'16.053.693,70 Rp. 9.391.820.6S1,64 5 5 1 3 1 3 5 5 1 3 1 3 5 5 1 3 1 8 't8.187.871 5 5 1 3 1 6 7.402.474.1
a
I
o
a
o
o
a
a
a
a
o
a
I
a
o
o
o
I
a
o
o
o
o
o
o
o
o
a
o
o
o
o
o
o
o
Lapora" Keuangan Bagiar Arggaran 0$2 (Subsro.l Seinester I a.]urr2038 /Unafditedl
masih dalam tahap pelaksanaan pelelangan dan penyiapan dokumen administrasi lainnya. Belanja Subsidi pupuk dengan jumlah anggaran Rp.7.402.474.1347.000,- diperuntukan bagi pembayaran subsidi pupuk sebesar Rp. 6.726.080.000.000,- yang dilaksanakan oleh empat produsen pupuk yaitu : PT. Pupuk Sriwijaya (Persero) lokasi dana Rp1.462.296.798.254,13.: PT. Pupuk Kalimantan Timur (Persero) Rp2.308.901.437.266,05; PT. Pupuk Kujang (Persero) Rp. 809.359.019.763,00 dan PT. Petrokimia Gresik Rp. 2.145.522.744.716,'16. Selanjutnya sebesar Rp. 676.394.134.000,-digunakan untuk Bantuan Langsung Pupuk (BLP) yang pelaksanaannya ditugaskan melalui TSO kepada BUMN PT. Sang Hyang Seri (Persero) dan PT.Pertani (Persero) sampai dengan akhir Juni 2008, untuk pembayaran subsidi pupuk telah terealisasi sebesar Rp. 2.435.947.320.801 ,- sedangkan untuk BLP masih belum ada realisasi.
Rincian Alokasi dan Realisasi dana Subsidi Berdasarkan Perkegiatan seperti berikut ini :
Tabel 8
Rincian Alokasi dan Realisasi dana Subsidi Berdasarkan Perkegiatan
Belanja Subsidi Benih 677.864.857 0,00 l.Pembayaran Subsidi sHs 72.302.500 0,00
2.CBN sHs 184.820.491 0,00
3.BLBU SHS 22.440.759 0,00
Belanja Subsidi Benih
LPembayaran subsidi Pertani ,O.210.000 0,00
2.BLBU Pertani 19.091.107 0,00
tl Bel.Pengawasan Pupuk Jasa Konsul & Satker
15.871.971 0,00
Il Pemb.8 Pengeb.Pupuk sHs &
Pedani 24.809.739 IV Bel.Subsidi Pupuk l.Pemby.subsidi Produsen Pupuk 6.726.080.0002.435.W7.320,80 3t5,22 2.BLP SHS & Pertani 676.394.134 0,00 Jun{ah 8.r24.020.6012.435.947.320,80 29,98 SUBSIDI KPRSH
Realisasi belanja subsidi KPRSH pada Semester I Tahun 2008 adalah sebesar Rp530.356.224.799,.
Lapora* Keuangan Bagian Anggararr G62 {Subsidi) Semester I Tahun ?008 (Unaudited)
a
o
o
o
a
t
a
a
o
o
o
a
a
a
o
o
C
I
a
a
a
o
o
a
a
o
I
a
o
a
I
I
O
o
o
Tabel.9Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Subsidi KPRSH per Jenis Belanja (dalam Rp. Miliar)
Terdapat pengembalian belanja sebesar Rp. 240.000.000,- berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tentang Peretujuan Pembayaran Pengembalian Melalui Rekening Kas Umum Negara No. KEP-140/MK.5/2008, sehingga terdapat realisasi belanja netto sebesar Rp.
530.116.224.799,-SUBSIDI BENIH IKAN BUDIDAYA
DireKorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Semester ITA 2008 belum terdapat realisasi anggaran APBN dari pagu anggaran sebesar Rp.
33.648.000.000,-Tabel.10
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Subsidi Benih lkan Budidaya per Jenis Belanja (dalam Rp. Miliar)
SUBSIDI PERAWATAN BERAS
Realisasi belanja subsidi perawatan beras pada Semester lTahun 2008 adalah sebesar Rp74.726.686.903,00.
Tabel.11
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Subsidi Perawatan Beras per Jenis Belanja (dalam Rp. MiliaQ
a
o
o
o
o
o
a
o
o
o
a
o
a
o
I
a
I
o
a
o
o
o
o
a
o
o
o
o
a
o
o
o
o
o
o
Lapota* Keuangan Bagian Anggaran 062 {Subsidi) Serrester I Tahun 200$ {iJflarrdred]
SUBSIDI PANGAN
Realisasi belanja subsidi pangan pada Semester I Tahun 2008 adalah sebesar Rp2.238.903.633.750,00.
Tabel.12
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Subsidi Pangan per Jenis Belanja
(dalam Rp. Miliar)
SUBSIDI MINYAK GORENG
Realisasi belanja subsidi minyak goreng pada Semester I Tahun 20OB adalah sebesar Rp35.361.161.000,00.
Tabel.13
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Subsidi Minyak Goreng per Jenis Belanja
SUBSID! PT POS INDONESIA
Realisasi belanja subsidi PT Pos Indonesia pada Semester lTahun 2008 adalah sebesar Rp60.937.500.000,00.
Tabel.14
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Subsidi PT Pos Indonesia per Jenis Belanja (dalam Rp. Miliar)
-19-o
a
o
o
o
o
a
t
a
o
I
o
a
o
a
o
t
o
a
I
o
o
I
I
o
o
o
a
a
a
o
I
o
o
o
Laporan Keuangan Bagian Anggafan S62 {Subsidi) Semestef I Tahun 2008 {Unauditad) SUBSIDI PT PELNI
Untuk tahun anggaran 2008, teralokasi dana subsidi sebesar Rp. 850'000.000.000. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2008, belanja subsidi PT PELNI belum terdapat realisaei.
Tabel.15
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Subsidi PT PELNI per Jenis Belanja
8.3. HAMBATAN DAN KENDALA SI]BSIDI ENERGI
Realisasi belanja subsidi energi dibawah 50o/o yaitu hanya 46,43016 antara lain dikarenakan oleh €ebagai berikut :
- Pembayaran kekurangan subsidi BBM Tahun 2007 sebesar Rp2.454.300.000.000,00 belum dapat dilakukan karena berdasarkan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan Pemerintah Tahun 2007 oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Rl, terdapat kelebihan pembayaran subsidi BBM Tahun 2007 sebesar Rp7.51 9.506. 171.534,00.
- Realisasi pembayaran subsidi LPG Tahun 2008 masih rendah yaitu baru mencapai 10,41% dari pagu anggarannya.
- Realisasi pembayaran subsidi energi tahun 2008 hanya s.d. tagihan subsidi listrik bulan Mei 2008.
SUBSIDI KAI
r Pembayaran PSO Triwulan lV Tahun 2007 baru terealisasi pada pertengahan bulan Mei 2008 dengan menggunakan anggaran tahun 2008 yang dialokasikan untuk pembayaran PSO Triwulan lV Tahun 2007.
. Pembayaran PSO Triwulan lV ini dibayarkan untuk kekurangan pembayarcn pekerjaan kontrak PSO Tahun 2007. Rincian pelaksanaan pekerjaan terlampir dalam resume pelaksanaan PSO angkutan KA ekonomi TA 2007.
Laporan Keuargan Bagian Angsaran 062 (Subsidi) Semests| lTahun 2008 {Unaudibd}
a
a
e
I
o
o
a
e
a
a
I
o
a
o
o
o
o
o
o
o
o
o
I
o
o
o
a
o
a
o
o
o
o
o
o
Tabel 16Pembayaran PSO Triwulan lV
Masih lambannya proses penunjukan struktur organisasi Satuan Kerja yang berwenang dalam PSO oleh Menteri Keuangan. Pengangkatan struktur organisasi tersebut mulai dari KPA (Kuasa Pengguna Anggaran), Pejabat Pembuat Komitmen dan Pejabat Penandatangan SPM didasarkan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 69/PMK.02/2007 tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban Dana Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Umum bidang Angkutan Kereta api kelas ekonomi tanggal 27 Juni 2007. Hal ini menyebabkan segala proses pencairan dana PSO baru bisa dimulai setelah terbitnya Permenkeu ini.
Masih belum dipisahnya pembukuan kereta api ekonomi oleh PT KA (Persero) dengan pembukuan kereta api keseluruhan. Hal ini sangat menwlitkan tim verifikasi untuk melihat biaya yang telah dikeluarkan oleh PT KA (Persero) untuk 1(A Ekonomi' Selain itu b€lum dipisahnya pembukuan oleh PT l(A (Percero) tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara Bab V Pasal 65 ayat (5) yang menyebutkan bahwa BUMN harus secara tegas melakukan pemisahan pembukuan mengenai penugasan tersebut dengan pembukuan dalam rengka pencapaian sasaran usaha perusahaan dan Pasal 7 ayat (21 Surat Perjanjian Nomor
KA.05/A.200/DJKA/09/07, dan Nomor B'131KU.1021U.2007 tanggal 1 0 September 2007 tentang Penyelenggaraan Kev\tajiban Pelayanan Umum Bidang Angkutan Kereta Api Kelas ekonomi (PSO) TA 2007 antara Dirjen Perkeretaapian dengan PT l(A (persero).
-21-a
I
a
t
o
o
o
a
o
a
a
a
I
o
o
a
o
a
a
o
o
Laporan Ksuangan Ba0ian Anggaran t]62 {Subsidi) Semeater lTehun 2008 {Unaudtlsdl
Kas dib6ndahara pengeluamn s6D€sar Rp380.497.50 0 Pelsediaan RpI24.487.70 7.775
C.PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.{. Kas di Bendahara Pengeluaran
Jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran per 30 Juni 20C3 sebesar Rp380.497.500 merupakan saldo uang persediaan yang belum disetor dan buKi-bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan bendahara pengeluaran ke kas negara sampai dengan tanggal neraca.
C.2, Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
a. Persediaan sebesar Rp124.487.707.775 adalah nilai persediaan Cadangan BenihNasional (CBN) yang belum diserahkan pada kelompok tani/petani berasal dari Cadangan Benih Tahun 2004 senilai Rp. 60.084.293.990,-; Tahun 2005 senilai Rp. 17.293.939.525,-; Tahun 2006 senilai Rp. 16.291.893.400,-; dan Tahun 2OO7 seriilai Rp. 30.817.580.860,-. b. Persediaan berupa benih padi, jagung dan kedelai seperti rincian pada
tabel berikut ini :
Jumlah Persediaan Cadangan Benih Nasional dari Tahun 2004 s/d 2007
Tahun 2004
't. Benih Padi 9.838,90 38.568,476.2,10 Benih Kedelai 528,65 3.682.(X7250
J . Benih Jagung hibrida 7ffi,U 17.833.770.500
Sub Jumlah 2004 11,1??,77 60.084.293.990
tl Tahun 2005
1 Benih Padi 3.078,73 '12.114.522.225
Benih Kedelai 122,41 856.5€4.875
J . Benih Jagung Komposit 648,55 4.322.552.425
3.850,09 17.293.939.525 l Tahun 2006
1 Benih Padi 1.184,20 4.642.064.000 2 . Benih Kedelai 272,81 1.900.156.475
3. Benih Jagung hibrida u6,21 5.265.061.025
4. Benih Jagung Komposit 672,86 4.484.611.900 Sub Jumlah 2006 2.356,08 r6.291.893.400
-22-I
o
o
a
o
o
a
a
a
a
a
I
t
a
a
a
o
a
a
t
a
o
I
a
o
c
o
a
a
o
o
o
o
a
o
Utang kepada pihak ketiga Rp4,908 milial Uang Muka dad KPPN Rfie0.497.fi 0 Ekuitas dana lancat minus Rp4.784 miliar Ddna Wng harus disetliakan untuR p6mbayarun utang minus Rp 4.908 milialLaporan KeuanEan Bagian Angga.an 062 {SuLsiCi ) Sernesle. I I ahuF 2008 {U/rdudilsd,i
IV Tahun 2007
Benih Padi 6.0€|0,43 30.817.580.e60
Sub Jumlah 2007 6.090,/B 30.817.580.860
Jml l,ll,lll,lV
Benih Padi 20.192,26 86.142.943.325 Benih Kedelai 924,27 6.438.768.600 Benih Jagung hibrida 992,43 23.0S8.831.525 Benih Jagung Komposit 1.321,41 8.607.164.325
TOTAL 23.430,37 124.487.707,775
Koraiiban Jangka Pendek
Kewajiban jangka pendek meliputi:
1) Utang kepada pihak ketiga sebesar Rp4.908.596.486.000,00
merupakan
utang
subsidi
BBM dan LPG Tahun
2007 kepada
PT. Pertamina
(Persero).
2) Uang muka dari KPPN
sebesar
Rp380.497.500
yang merupakan
saldo Uang Persediaan yang ada pada Bendahara Pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan. Uang Muka dari KPPN merupakan akun penyeimbang dari akun Kas di Bendahara Pengeluaran.
Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Lancar adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara nilai aset lancar dengan kewajiban lancar/iangka pendek, yang terdiri atas :
- Cadangan Persediaan Rp 124.487 .707 '775 - Dana yang harus disediakan untuk Rp (4.908.596.486.000)
Pembayaran utang
Jumlah Rp (4.784.108.778.225)
C,4,1. Cadangan Persediaan
ftf:f:J,
Persediaan
sebesar
Rp124.487.707.775
berasal
dari cadangan
benih
Rp1u.487.70 nasional yang dikelola oleh PT Sang Hyang Seri (Persero)
C,4.2, Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang
Jumlah dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang sebesar minus Rp4.908.596.486.000, Utang ini merupakan utang kepada PT. Pertamina (Persero) terdiri atas :
-e
O
o
o
a
t
a
a
o
o
o
a
I
I
I
a
o
a
a
t
o
o
t
o
t
O
o
a
a
I
I
I
o
o
o
Laporan Keuangan Bagian Anggaran 062 iSubsidi iSe*ester lTghun 2008 (UnauCrledJ
lnfomasi tambahan dan pengungt<aNn lainnnya
D, INFORMASI TAMBAHAN DAN PENGUNGKAPAN LAINI.IYA.
SUBSIDI ENERGI A. Umum
- Subsidi energi (BBM, LPG dan Listrik) dianggarkan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan BBM, LPG dan Listrik dengan harga yang terjangkau.
- Jenis BBM yang disubsidi oleh Pemeiintah meliputi jenis BBM Premium, Minyak Tanah dan Minyak Solar. Subsidi BBM ini diberikan konsumen rumah tangga, usaha kecil, usaha perikanan, transportasi dan pelayanan umum sesuai dengan Peraturan Presiden Republik lndonesia Nomor 55 tahun 2005 tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2006 tentang Perubahan atae Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 tentang Harga jual Eceran Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri. Harga iual eceran BBM dalam negeri mengalami perubahan mulai 24 Mei 2008 sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 16 Tahun 2008.
- LPG bersubsidi merupakan LPG Tabung 3 Kilogram dan diberikan kepada konsumen rumah tangga dan usaha mikro.
- Subsidi listrik diberikan kepada masyarakaUpelanggan dengan golongan tarif yang harga jual tenaga listrik raia-ratanya lebih rendah dari biaya pokok penyediaan tenaga listrik pada tegangan di golongan tarif tersebut.
1.379.418.756.000.00
1.4U.872.332.000.00
3.461.000.00
-24-Laporan Keuangan Begian Anggaran 062 {Subsidi )Semeslef I Tahun 20C8 (Utvuditld}
o
o
a
a
I
I
a
o
I
t
I
t
I
a
a
t
a
I
t
t
o
t
I
o
o
o
t
a
I
o
I
I
I
o
a
- Penyaluran BBM dan LPG bersubsidi melalui PT. Pertamina (Persero). - Pemberian subsidi listrik dilaksanakan melalui PT PLN (Persero)
B. Khusue
- Pembayaran subsidi energi TA 2008 didasarkan pada Daffar lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) subsidi energi TA 2008 Nomor : 0003.2062-03.0/-/2008 tanggal 13 Juni 2008 dengan jumlah Rp187.107.780.000.000,00. Dalam DIPA tersebut termasuk alokasi anggaran dana untuk pembayaran kekurangan subsidi BBM TA 2007 sebesar Rp2.454.300.000.000,00, alokasi anggaran dana untuk pembayaran kekurangan subsidi LPG TA 2007 sebesar Rp149.930.000.000,00 dan alokasi anggaran dana untuk kekurangan subsidi Listrik TA 2006 sebesar Rp3.510.921 .000.000,00.
- Dalam pembayaran subsidi energi ini, telah dilakukan 2 (dua) kali revisi DIPA subsidi energi TA 2008, yaitu :
. Revisi 1, Nomor 0003. 1/062-03.0/-/2008 tanggal 3 Juni 2008; . Revisi 2, Nomor 0003.2/062-03.0/J2008 tanggal 13 Juni 2008.
- Adapun rincian DIPA subsidi energi TA 2008 beserta revisinya yang telah diterbitkan dan disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan dalam rangka pembayaran subsidi energi TA 2008 adalah sebagai berikut :
1)Tahun berjalan
24.197.1 13.900.000,00 37.949.1 1 5.000.000.00 37.949.115.@0.000.00
1) Tahun b8rjalan 2) K€kurangan TA 2007
-25-o
I
o
o
o
o
'l
o
t
o
a
o
a
a
c
o
I
e
I
I
o
a
a
a
a
I
o
t
o
o
I
I
I
I
I
Laporan Keuangan Bagian Anggaran 0S2 {Subsidi )Ser ester lTahur 20C8 {Unaudit*d)
- Sesuai dengan Laporan Keuangan Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan-Subsidi dan Transfer (Bagian Anggaran 62) untuk Belanja Subsidi BBM dan LPG untuk periode yang berakhir 31 Desember TA 2007, terdapat Utang kepada pihak ketrga sebesar Rp5.058.526.486.000,00 yang merupakan utang yang tidak dapat dibayarkan pada Tahun 2007 kepada PT. Pertamina (Persero), yang terdiri atas :
Dari utang kepada pihak Ketiga sebesar RpS.058.526.486.000,00 tersebut, telah dianggarkan dalam DIPA subsidi energi TA 2008 untuk pembayaran kekurangan subsidi BBM dan LPG Tahun 2007 sebesar Rp2.604.230.000.000,00 yang terdiri atas :
Pembayaran kekurangan subsidi Tahun 20!Ztglg telah dilaksanakan adalah untuk kekurangan subsldi LPG Tahun 2007 adalah sebesar Rp149.930.000.000,00. Pembayaran utang kepada Pihak Ketiga tersebut menggunakan DIPA subsidi energi Nomor : 0003.1/062{3.01
12008 tanggal 3 Juni 2008. Dengan demikian, masih terdapat kewajiban jangka pendek berupa utang kepada Pihak Ketiga yaitu PT. Pertamina (Persero) Tahun 2007 untuk subsidi LPG sebesar Rp3.461.000,00. Pembayaran kekurangan subsidi LPG Tahun 2007 sdcara final menunggu hasil audit.
-26-a
a
a
t
I
o
a
a
t
o
a
o
I
a
I
e
o
o
a
t
o
o
C
o
I
o
o
o
I
o
I
I
a
t
a
- Sementara itu, kekurangan pembayaran subsidi BBM Tahun 2007 belum dapat dilakukan oleh Departemen Keuangan' Hal ini disebabkan karena berdasarkan hasil temuan atas Laporan Keuangan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan Pemerintah Tahun 2007 oleh BPK Rl' terdapat kelebihan pembayaran subsidi BBM Tahun 2007 sebesar Rp7.519.506.171.534,00. Kelebihan pembayaran tersebut diperoleh dari realisasi pembayaran subsidi BBM yang dilaksanakan oleh Departemen Keuangan adalah sebesar Rp83.792.316.516.378,00, sedangkan hasil perhitungan BPK Rl atas subsidi BBM Tahun 2007 sebesar Rp7 6.27 2.8 1 O.344.8r',4,0O.
- Dengan demikian, kewaliban jangka pendek yang berupa utang kepada Pihak Ketiga yaitu PT. Pertamina (Persero) pada Tahun 2007 sebesar Rp4.908.596.486.000,00, apabila diperhitungkan dengan kelebihan pembayaran Pemerintah kepada PT. Pertamina (Persero) pada Tahun 2007, maka Pemerintah tidak mempunyai kewajiban jangka pendek tefsebut.
Namun demikian, kelebihan pembayaran subsidi BBM Tahun 2007 tersebut belum dapat dijadikan piutang Pemerintah karena masih menunggu laporan hasil audit BPK Rl secara final yang disampaikan kepadh Menteri Keuangan.
- Disamping itu, berdasarkan surat BPK Rt Nomor : 17lS/lX-XX04/2008 tanggal 29 April 2008 perihal Hasil Pemeriksaan atas Subsidi Jenis BBM Tertentu Tahun 2006 pada PT. Pertamina (Persero), terdapat kelebihan pembayaran subsidi BBM Tahun 2006 sebesar Rp1.1 69.545.922.299,00.
- Dalam implementasi Sistem Akuntansi Instansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) Subsidi BBM Tahun 2008' pada aplikasi SAl, perekaman 1 (satu) Surat Perintah Membayar (SPM) hanya dapat dilakukan dengan 1 (satu) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). Sementara itu, dalam Semester lTahun 2008, terdapat 1 (satu) SPM yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Anggaran cq. Direktorat PNBP mempunyai 2 (dua) SP2D yang diterbitkan oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara. Hal ini berakibat pada perekaman SPM/SP2D
062 rs..rbsidr )Jentester rTahur 2008
-Laporan Keuangan 3agian Anggaran Ct32 lSui:sidi ) $emesler I Tehun 2008 (UnautJiled)
t
o
o
o
o
a
I
a
o
o
o
I
t
I
C
rl
o
o
t
I
c
o
o
o
o
o
a
o
a
a
o
t
o
o
a
pada aplikasi SAI subsidi BBM tidak dapat dilakukan. Berkaitan dengan kendala implementasi SAI subsidi BBM tersebut, DireKur Anggaran lll telah menyampaikan surat kepada Direktur Sistem Perbendaharaan,
DireKorat Jenderal Perbendaharaan 159/AG.612008 tanggal 2 Juli 2008.
Nomor :
S-Sesuai dengan Laporan Keuangan Bagian Anggaran P€mbiayaan dan Perhitungan Subsidi dan Transfer (Bagian Anggaran 62) untuk Belanja Subsidi Listrik untuk periode yang berakhir 31 Desember TA 2007, terdapat dana subsidi listrik TA 2007 yang ditempatkan dalam dana cadangan subsidi/PSO sebesar Rp1.905.130.844.785,00 (SP2D No.: 0092792999/100 dan No.:0092802999/100). Pada TA 2008, dana tersebut telah dibayarkan kepada PT PLN (Persero) melalui surat DireKur Pengelolaan Kas Negara No:S-1 007/P8.3/2008 dan
No.:S-1007/P8.3/2008 tanggal 13 Februari 2008.
SUBSIDI PUPUK DAN SUBSIDI BENIH
Program subsidi dan transfer lainnya yang merupakan sub fungsi pelayanan umum lainnya, dengan sasaran program adalah terwujudnya secara bertahap mekanisme pencegahan dan pengelolaan krisis. Sedangkan sasaran kegiatan meliputi tersedianya pupuk bersubsidi secara enam tepat; meningkatkan penerapan teknologi pemupukan berimbang, terawasinya penggunaan pupuk bersubsidi sesuai peruntukannya dan meningkatnya produktivitas padi, jagung dan kedelai. Program subsidi Non BBM dan Transfer Lainnya berada pada satuan keria Ditjen Tanaman Pangan sejak tahun anggaran 2007 dengan kegiatan subsidi benih.
Pada Tahun 2008 kegiatan subsidi benih meliputi pengadaan dan penyaluran benih bersubsidi, Cadangan Benih Nasional (subsidi dalam bentuk bantuan penuh benih, guna mengatasi dampak bencana alam dan pengembangan penggunaan benih unggul) dan Bantuan Langsung Benih Unggul (subsidi dalam bentuk bantuan penuh benih unggul kepada kelompok tani guna mendukung peningkatan produKivitas dan produksi padi, jagung, dan kedelai). Sedangkan kegiatan subsidi pupuk meliputi pembayaran subsidi pupuk, Bantuan Langsung Pupuk (subsidi dalam bentuk penuh pupuk kepada kelompok tani, guna mendukung peningkatan
-Laporan Kemngan Bagian Anggaran 002 iSultsidi ) $enesler I Tahun 2008 (UnauditttCl
o
o
o
a
o
o,
(l
c
o
a
a
o
e
I
t
o
I
a
a
o
t
t
a
o
a
I
a
o
a
o
o
t
o
o
a
produksi padi, jagung dan kedelai), Pengawasan pupuk (Pengawasan melalui sistem jaringan dan pemakaian Smart Card), serta kegiatan monitoring dan pembinaan.
Total anggaran
F'rogram
subsidi
Non BBM dan Transfer
Lainnya
Satuan Kerja Direktorat
Jenderal
Tanaman
Pangan,
Departemen
Pertanian
tahun
2008
menurut
SAI sebesar
Rp.
8.124.020.601.000,-dengan
rincian
kegiatan
per jenis belania
yaitu (1) Belanja
Subsidi
Benih sebesar
Rp. 677.864.857.000,-
(2) Belanja
Subsidi
Pupuk
sebesar
Rp.7.427.283.873.000,-
(3) Belanja
Subsidi
Pengawasan
Pupuk sebesar
Rp.18.871.871.000,-
dan (4) Belanja
Pembinaan
dan Pengembangan
pupuk
Rp.24.809.739.000,-Pada Tahun
Anggaran
2007 Satuan
Kerja Direktorat
Jenderal
Tanaman Pangan, telah menempatkan dana Cadangan
Subsidi/PSO
Benih pada Rekening
Cadangan
Subsidi/PSO
atas
nama
Menteri
Keuangan
dengan
nilai
Rp.267.187.999.208,-
( Dana
Scrow ) untuk pembayaran
subsidi benih PT. Sang Hyang $eri
(Persero)
dan PT.Pertani
( Persero ) pada bulan Januari dan
Februari
tahun
2008.
Berdasarkan
realisasi
tagihan,
dana
cadangan
subsidi/P$O
tersebut
hanYa
digunakan sebesar
Rp. 221.538.227.123,-, sehingga masih tersisa dana sebesar Rp. 45.649.772.085,-.
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 82/PMK02/2007, sisa yang tidak digunakan tersebut harus dikembalikan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Oleh karena itu melalui surat Pejabat Pembuat Komitmen, atas nama Kuasa Pengguna Anggaran No. 994/KU.210/C3/05/03/2008 tanggal 31 Maret 2008, telah dimintakan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan selaku Kuasa Bendahaar Umum Negara Pusat, untuk menyetorkan sisa dana dimaksud pada Rekening Kas Umum Negara sebagai Pengembalian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
-29-Laporan Keuangar Hagian Arggaran 062 iS bsirji )$entester lTahun 2008 iUnaLxlited)
a
o
o
o
o
t
a
a
o
o
o
a
o
a
C
a
o
r|)
a
t
o
o
o
o
o
a
o
t
a
o
a
c
o
I
a
SUBSIDI MINYAK GORENG
Berdasarkan DIPA yang telah direvisi dari Departemen Keuangan Pagu Anggaran BA C62 sebesar Rp.99.999.900.000,- sedangkan Laporan Realisasi tercatat pagu anggaran sebesar Rp. 95.01 1.700.000,- Hal itu dikarenakan sampai saat ini ada 2 satker yang belum menyampaikan Laporan Realisasi yaitu :
1. Satker Lampung sebesar Rp. 3.368.400.000,-2. Satker Dirjen Dagri sebesar Rp.
1.619.800.000,-Dari sisa dana (cadangan) subsidi sebesar Rp. 18.943.663.000. telah terealisasi sampai dengan bulan Februari 2008 sebesar Rp. 4.229.848.000,- dan anggaran yang tidak terealisasi sebesar Rp.