• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Penelitian K3 Polisi Lalu Lintas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Penelitian K3 Polisi Lalu Lintas"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN II..11 LLaattaar r BBeellaakkaanngg

Banyak penyakit yang timbul berhubungan dengan pekerjaan, baik  Banyak penyakit yang timbul berhubungan dengan pekerjaan, baik  karena kondisi lingkungan tempat kerja maupun jenis aktifitas dalam pekerjaan. karena kondisi lingkungan tempat kerja maupun jenis aktifitas dalam pekerjaan. Lin

Lingkugkungangan n temtempat pat kerkerja ja yanyang g berbersuhsuhu u terterlallalu u panpanas as ataatau u dindingin gin dan dan penpenuhuh den

dengan gan polpolusi usi udaudara ra sansangat gat tidtidak ak konkondusdusif if bagbagi i keskesehaehatan tan pekpekerjaerja. . AktAktifiifitastas  pekerjaan yang memaksa pekerja untuk berposisi menetap dalam jangka waktu  pekerjaan yang memaksa pekerja untuk berposisi menetap dalam jangka waktu yang lama, baik posisi duduk atau berdiri dapat menimbulkan berbagai gangguan yang lama, baik posisi duduk atau berdiri dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Tetapi seringkali orang mengabaikan tentang pentingnya menciptakan kesehatan. Tetapi seringkali orang mengabaikan tentang pentingnya menciptakan ko

kondndisisi i lilingngkukungngan an kekerjrja a dadan n poposisisi si pepekekerjrja a seselalama ma memelaklakukukan an akaktitifitfitasas   pe

  pekerkerjaajaannynnya a agaagar r konkondusdusif if sehsehingingga ga dapdapat at menmenghighindandari ri atau atau memmemperperkeckecilil timbulnya penyakit akibat pekerjaan.

timbulnya penyakit akibat pekerjaan. Po

Polilisi si lalalu lu lilintntas as adadalalah ah sasalalah h sasatu tu prprofofesesi i yayang ng dadalalam m pepelalaksksananaaaann   peke

  pekerjaarjaannya nnya banyabanyak k dihaddihadapkaapkan n pada pada masalmasalah ah kesekeselamatalamatan n dan dan kesekesehatan hatan kerjkerja.a. Polisi lalu lintas s

Polisi lalu lintas sering harus berada pada tempat yang dapat mengancam keselamatanering harus berada pada tempat yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatannya. Kondisi jalan raya yang panas, kemacetan arus lalu lintas dan dan kesehatannya. Kondisi jalan raya yang panas, kemacetan arus lalu lintas dan   penu

  penuhnya hnya asap asap kendakendaraan raan ditamditambah bah dengdengan an keharkeharusan usan meremereka ka untuuntuk k melakmelakukanukan tugas

tugasnya nya dengadengan n posisposisi i berdiberdiri ri merupmerupakan ancaman serius akan ancaman serius bagi keselamatabagi keselamatan n dandan kesehatannya.

kesehatannya. Set

Setiap iap harhari i kerkerja ja secsecara ara rutrutin in petpetugaugas s polpolisi isi lallalu u linlintas tas harharus us melmelakuakukankan   pengaturan arus lalu lintas terutama pada jam-jam sibuk, yakni pada waktu pagi   pengaturan arus lalu lintas terutama pada jam-jam sibuk, yakni pada waktu pagi

antara pukul 06.30 sampai 08.00 dan s

antara pukul 06.30 sampai 08.00 dan siang hari antara 12.00 sampai 14.00. Pada iang hari antara 12.00 sampai 14.00. Pada saat- saat-saat tertentu mereka harus berada lebih lama lagi melakukan pengaturan bila jalanan saat tertentu mereka harus berada lebih lama lagi melakukan pengaturan bila jalanan akan dilewati oleh

akan dilewati oleh rombongan-rombongarombongan-rombongan penting, misalnya n penting, misalnya pejabat negara, karnavalpejabat negara, karnaval dan sebagainya. Mereka melakukan pekerjaan pengaturan arus lalu lintas dengan dan sebagainya. Mereka melakukan pekerjaan pengaturan arus lalu lintas dengan   posisi berdiri, bahkan tanpa sadar mereka sering berada pada posisi berdiri statis   posisi berdiri, bahkan tanpa sadar mereka sering berada pada posisi berdiri statis

tanpa memindahkan kaki dalam waktu yang cukup lama. tanpa memindahkan kaki dalam waktu yang cukup lama.

II..22 TTuujjuuaan n PPeenneelliittiiaann II..22..11 TTuujjuuaan Un Ummuumm

Unt

Untuk uk menmengetgetahuahui i fakfaktor tor – – fakfaktor tor linlingkugkungangan n yanyang g berberpenpengargaruh uh terterhadhadapap kesehatan dan keselamatan kerja bagi polisi lalu lintas jalan.

(2)

I.2.2 Tujuan Khusus

I.2.2.1 Untuk mengetahui faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja bagi polisi lalu lintas dalam proses  pengaturan lalu lintas

I.2.2.1 Untuk mengetahui faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja bagi polisi lalu lintas dalam proses  penjagaan ketertiban lalu lintas

(3)

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Umum Mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor   potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini Dosen, Mahasiswa

dan Karyawan). Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau khronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat produktifitas, kesehatan masyarakat kerja tersebut dapat timbul akibat pekerjaanya.

Tujuan kesehatan kerja adalah:

1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun kesehatan sosial.

2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.

3. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan  bahaya yang disebabkan olek faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai

dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang. Pada hakekatnya ilmu kesehatan kerja mempelajari dinamika, akibat dan  problematika yang ditimbulkan akibat hubungan interaktif tiga komponen utama yang

mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu:

1. Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-lain. 2. Beban kerja: fisik maupun mental.

3. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain:bising, panas,

(4)

Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja yang optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktifitas kerja.

Sasaran kesehatan kerja khususnya Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dapat diberikan batasan sebagai berikut : SMK3 adalah merupakan   bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan meliputi struktur organisasi,   perencanaan, tanggung jawab pelaksanaan prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang   berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya kerja yang aman, efisien dan  produktif.

Sesuai dengan job Discription berdasarkan Surat Keputusan Direktur Lalu Lintas Polri No. Pol. : SKEP/ 166 /IX/ 2005 tanggal 22 September 2005 tentang revisi atau  penyempurnaan vademikum polisi lalu lintas, polisi lalu lintas mempunyai tugas untuk 

melakukan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli. Tugas penjagaan dan  pengaturan inilah yang mengharuskan polisi lalu lintas banyak melakukan tugasnya

dalam posisi berdiri lama. Polisi lalu lintas adalah salah satu profesi yang dalam  pelaksanaan pekerjaannya banyak dihadapkan pada masalah keselamatan dan kesehatan

kerja.

Polisi lalu lintas sering harus berada pada tempat yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatannya. Kondisi jalan raya yang panas, kemacetan arus lalu lintas dan penuhnya asap kendaraan ditambah dengan keharusan mereka untuk melakukan tugasnya dengan posisi berdiri merupakan ancaman serius bagi keselamatan dan kesehatannya. Setiap hari kerja secara rutin petugas polisi lalu lintas harus melakukan  pengaturan arus lalu lintas terutama pada jam-jam sibuk, yakni pada waktu pagi antara  pukul 06.30 sampai 08.00 dan siang hari antara 12.00 sampai 14.00. Pada saat-saat tertentu mereka harus berada lebih lama lagi melakukan pengaturan bila jalanan akan dilewati oleh rombongan-rombongan penting, misalnya pejabat negara, karnaval dan sebagainya. Mereka melakukan pekerjaan pengaturan arus lalu lintas dengan posisi   berdiri, bahkan tanpa sadar mereka sering berada pada posisi berdiri statis tanpa

memindahkan kaki dalam waktu yang cukup lama.

(5)

A. Faktor Fisika 1. Kebisingan

Gelombang suara merupakan gelombang longitudinal yang terdengar sebagai bunyi bila masuk ke telinga berada pada frekuensi 20 –  20.000 Hz atau disebut jangkauan suara yang dapat didengar ( audible  sound ). Polusi suara atau kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara

yang tidak dikehendaki dan mengganggu manusia. Sehingga seberapa kecil atau lembut suara yang terdengar, jika hal tersebut tidak diinginkan maka akan disebut kebisingan.

Bunyi yang ditimbulkan oleh lalu lintas adalah bunyi yang tidak  konstan tingkat suaranya. Tingkat gangguan kebisingan yang berasal dari  bunyi lalu lintas dipengaruhi oleh tingkat suaranya, seberapa sering terjadi dalam satu satuan waktu, serta frekuensi bunyi yang dihasilkannya. Kebisingan lalu lintas berasal dari suara yang dihasilkan dari kendaraan  bermotor, terutama dari mesin kendaraan, knalpot, serta akibat interaksi antara roda dengan jalan. Kendaraan berat (truk, bus) dan mobil  penumpang merupakan sumber kebisingan utama di jalan raya.

2. Radiasi Sinar Ultraviolet

Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan lain dengan bahan pencemar  udara Ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk diudara pada ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen tergantung dari   jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon.

Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat didaerah panjang gelombang 240-320 nm. Absorpsi radiasi elektromagnetik oleh ozon didaerah ultraviolet dan inframerah digunakan dalam metode-metode analitik.

A. Faktor Kimia

1. Asap Kendaraan Bermotor 

Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor  dengan bahan bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan

(6)

  bermotor dengan bahan bakar bensin. Walaupun gas buang kendaraan  bermotor terutama terdiri dari senyawa yang tidak  berbahaya seperti nitrogen, karbon dioksida dan upa air, tetapi didalamnya terkandung  juga senyawa lain dengan jumlah yang cukup be sar yang dapat membahayakan gas  buang membahayakan kesehatan maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat didalam gas buang buang kendaraan bermotor adalah karbonmonoksida (CO), berbagai senyawa hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbel (PB).

Berdasarkan sifat kimia dan perilakunya di lingkungan, dampak bahan   pencemar yang terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor 

digolongkan sebagai berikut :

1. Bahan-bahan pencemar yang terutama mengganggu saluran pernafasan. Yang termasuk dalam golongan ini adalah oksida sulfur, partikulat, oksida nitrogen, ozon dan oksida lainnya

2. Bahan-bahan pencemar yang menimbulkan pengaruh racun sistemik, seperti hidrokarbon monoksida dan timbel/timah hitam

3. Bahan-bahan pencemar yang dicurigai menimbulkan kanker seperti hidrokarbon

4. Kondisi yang mengganggu kenyamanan seperti kebisingan, debu jalanan, dll.

Resiko kesehatan yang dikaitkan dengan pencemaran udara di  perkotaan secara umum, banyak menarik perhatian dalam beberapa dekade   belakangan ini. Di banyak kota besar, gas buang kendaraan bermotor 

menyebabkan ketidaknyamanan pada orang yang berada di tepi jalan dan menyebabkan masalah pencemaran udara pula. Beberapa studi epidemiologi dapat menyimpulkan adanya hubungan yang erat antara tingkat pencemaran udara perkotaan dengan angka kejadian (prevalensi) penyakit pernapasan. Pengaruh dari pencemaran khususnya akibat kendaraan bermotor tidak  sepenuhnya dapat dibuktikan karena sulit dipahami dan bersifat kumulatif. Kendaraan bermotor akan mengeluarkan berbagai gas jenis maupun partikulat yang terdiri dari berbagai senyawa anorganik dan organik dengan berat molekul yang besar yang dapat langsung terhirup melalui hidung dan mempengaruhi masyarakat di jalan raya dan sekitarnya.

1. Debu

Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) merupakan campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik 

(7)

dan anorganik yang terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai dengan maksimal 500 mikron. Partikulat debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang-layang di udara dan masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan. Selain dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan, partikel debu juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan juga mengadakan berbagai reaksi kimia di udara. Partikel debu SPM pada umumnya mengandung berbagai senyawa kimia yang berbeda, dengan berb

agai ukuran dan bentuk yang berbada pula, tergantung dari mana sumber emisinya.

Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin atau berasal dari muntahan letusan gunung   berapi. Pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang

mengandung senyawa karbon akan murni atau bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin disel yang tidak terpelihara dengan baik. Partikulat debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari   pembakaran batu bara yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol Berbagai proses industri seperti proses penggilingan dan penyemprotan, dapat menyebabkan abu berterbangan di udara, seperti yang juga dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor.

A. Faktor Ergonomi 1. Posisi

Bagi polisi lalu lintas posisi berdiri merupakan suatu posisi yang tidak bisa mereka hindari, karena tugas pengaturan lalu lintas memang mengharuskannya untuk selalu dalam posisi berdiri. Hal ini tentunya menjadi salah satu ancaman bagi kesehatannya, terutama yang berkaitan dengan ektremitas bawahnya (tungkai kaki ).

A. Faktor Psikososial

Salah satu stresor psikososial dalam kehidupan manusia adalah stresor  di lingkungan kerja. Stresor tersebut akan mempengaruhi kesehatan individu secara positif maupun negatif. Dalam lingkungan kerja polisi lalu lintas, kemacetan lalu lintas, kebisingan, polusi udara, ketidaktertiban pengguna

(8)

  jalan/lalulintas dan segala permasalahannya merupakan salah satu aspek di lingkungan kerja yang akan mempengaruhi kesehatan polisi lalu lintas.

II.3 Penyakit Akibat Kerja

1. Gangguan Saluran Pernafasan

Organ pernafasan merupakan bagian yang diperkirakan paling banyak  mendapatkan pengaruh karena yang pertama berhubungan dengan bahan   pencemar udara. Sejumlah senyawa spesifik yang berasal dari gas buang

kendaraan bermotor seperti oksida - oksida sulfur dan nitrogen, partikulat dan senyawa-senyawa oksidan, dapat menyebabkan iritasi dan radang pada saluran   pernafasan. Walaupun kadar oksida sulfur di dalam gas buang kendaraan  bermotor dengan bahan bakar bensin relatif kecil, tetapi tetap berperan karena   jumlah kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar makin meningkat.

Selain itu menurut studi epidemniologi, oksida sulfur bersama dengan   partikulat bersifat sinergetik sehingga dapat lebih meningkatkan bahaya

terhadap kesehatan.

Oksida sulfur dan partikulat

Sulfur dioksida (SO2) merupakan gas buang yang larut dalam air yang langsung dapat terabsorbsi di dalam hidung dan sebagian besar saluran ke   paru-paru. Karena partikulat di dalam gas buang kendaraan bermotor    berukuran kecil, partikulat tersebut dapat masuk sampai ke dalam alveoli   paru-paru dan bagian lain yang sempit.Partikulat gas buang kendaraan   bermotor terutama terdiri jelaga (hidrokarbon yang tidak terbakar) dan senyawa anorganik (senyawa-senyawa logam, nitrat dan sulfat). Sulfur  dioksida di atmosfer dapat berubah menjadi kabut asam sulfat (H2SO4) dan  partikulat sulfat. Sifat iritasi terhadap saluran pernafasan, menyebabkan SO2

dan partikulat dapat membengkaknya membran mukosa dan pembentukan mukosa dapat meningkatnya hambatan aliran udara pada saluran pernafasan. Kondisi ini akan menjadi lebih parah bagi kelompok yang peka, seperti  penderita penyakit jantung atau paru-paru dan para lanjut usia.

Oksida Nitrogen

Diantara berbagai jenis oksida nitrogen yang ada di udara, nitrogen dioksida (NO2) merupakan gas yang paling beracun. Karena larutan NO2 dalam air yang lebih rendah dibandingkan dengan SO2, maka NO2 akan dapat menembus ke dalam saluran pernafasan lebih dalam. Bagian dari

(9)

saluran yang pertama kali dipengaruhi adalah membran mukosa dan jaringan  paru. Organ lain yang dapat dicapai oleh NO2 dari paru adalah melalui aliran

darah.

Ozon dan oksida lainnya

Karena ozon lebih rendah lagi larutannya dibandingkan SO2maupun

 NO2, maka hampir semua ozon dapat menembus sampai alveoli. Ozon

merupakan senyawa oksidan yang paling kuat dibandingkan NO2dan bereaksi

kuat dengan jaringan tubuh. Evaluasi tentang dampak ozon dan oksidan lainnya terhadap kesehatan yang dilakukan oleh WHO task group menyatakan  pemajanan oksidan fotokimia pada kadar 200-500 μg/m³ dalam waktu singkat dapat merusak fungsi paru-paru anak,meningkat frekwensi serangan asma dan iritasi mata, serta menurunkan kinerja para olaragawan.

 Bahan-Bahan Pencemar yang Dicurigai Menimbulkan Kanker 

Pembakaran didalam mesin menghasilkan berbagai bahan pencemar  dalam bentuk gas dan partikulat yang umumnya berukuran lebih kecil dari 2μm. Beberapa dari bahanbahan pencemar ini merupakan senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik dan mutagenik, seperti etilen,  formaldehid , benzena, metil nitrit dan hidrokarbon poliaromatik (PAH). Mesin solar akan menghasilkan partikulat dan senyawa-senyawa yang dapat terikat dalam  partikulat seperti PAH, 10 kali lebih besar dibandingkan dengan mesin bensin yang mengandung timbel. Untuk beberapa senyawa lain seperti benzena, etilen, formaldehid, benzo(a)pyrene dan metil nitrit  , kadar di dalam emisi mesin bensin akan sama bes arnya dengan mesin solar. Emisi kendaraan   bermotor yang mengandung senyawa karsinogenik diperkirakan dapat

menimbulkan tumor pada organ lain selain paru. Akan tetapi untuk  membuktikan apakah pembentukan tumor tersebut hanya diakibatkan karena asap solar atau gas lain yang bersifat sebagai iritan.

1. Gangguan pada Mata

Partikulat debu yang melayang dan berterbangan dibawa angin akan menyebabkan iritasi pada mukosa mata, sehingga memberikan gejala, seperti gatal, mata merah dan berair serta dapat menghalangi daya tembus pandang mata (Visibility) . Ketajaman sinar ultra violet yang mengenai mata bisa mengakibatkan beberapa masalah pada mata, seperti katarak, petrigium, fotokeratitis, dan perubahan degeneratif pada kornea mata. Kondisi tersebut

(10)

 bisa menyebabkan pandangan menjadi buram, iritasi, mata merah, mata berair, kehilangan pandangan sejenak, dan pada kasus tertentu mengalami kebutaan.

2. Penyakit pada Kulit (Dermatoheliosis)

Perubahan yang terjadi pada kulit bila kulit terpapar sinar matahari terusmenerus dalam waktu lama (kronik) dan intensitas sinar mataharinya kuat (radiasi ultravioletnya tinggi) disebut dermatoheliosis atau photoaging.(11)

Kelainan kulit ini termasuk dalam penuaan ekstrinsik (penuaan karena faktor  luar). Penyebab penuaan ekstrensik lain adalah makanan, polusi udara, cuaca, angin. Kelainan kulit yang terjadi baik mikroskopis maupun makroskopis (kelainan klinis) berbeda dari kelainan kulit yang terjadi pada penuaan intrinsik (penuaan karena bertambahnya usia).

Spektrum sinar matahari yang mempunyai peranan pada dermatoheliosis adalah sinar ultraviolet yang disebut UVB dan UVA. Kedua macam sinar ultraviolet ini bekerja sinergistik. Sinar inframerah mempunyai  peranan pada photoaging dengan cara meningkatkan ptensiasi sinar UVB dan UVA. Radiasi sinar ultraviolet menimbulkan radikal bebas pada kulit. Radikal   bebas ini menghalangi difusi zat nutrisi, membuat nonaktif enzim,

mengoksidasi lemak (dalam sel, membran sel dan antar sel) dan memecah DNA sehingga dapat membantu timbulnya keadaan prakanker.

Radikal bebas dapat dinetralkan oleh antioksidan yang terdapat dalam tubuh yaitu enzim katalase, glutation perioksidase, superoksida dismutase dan zat nonenzim yaitu vitamin E, vitamin C, beta karoten, vitamin A, metionin, selenium dan tirosin. Tetapi bila kulit terpapar sinar ultraviolet secara kronis dan intensitas sinar matahari kuat, antioksidan hanya dapat menetralkan sebagian kecil radikal bebas saja jadi radikal bebas makin lama makin banyak  (kumulatif) sehingga merusak kulit.

3. Vena Varikosa

Menurut Guyton, 1995, posisi berdiri yang lama akan berpengaruh terhadap kondisi tekanan darah pada tungkai. Pada seorang dewasa yang sedang berdiri tegak sempurna dalam waktu kira-kira 30 detik akan menyebabkan tekanan darah dalam vena kakinya kira-kira 90 mm Hg. Dalam keadaan seperti itu tekanan di dalam kapiler juga sangat meningkat, dan cairan keluar dari sistem sirkulasi ke dalam ruang jaringan. Apabila vena teregang

(11)

secara berlebihan akibat dari meningkatnya tekanan vena dalam jangka waktu lama seperti pada kehamilan atau bila seseorang berdiri tegak untuk sebagian  besar waktu hidupnya akan menyebabkan kerusakan pada katup venanya. Bila katup-katup tersebut rusak maka akan menyebabkan terjadinya pengumpulan darah di vena secara terus menerus sehingga lama kelamaan akan menyebabkan vena menjadi semakin rusak yang ditandai dengan penonjolan vena yang besar dan berbenjol-benjol di bawah kulit seluruh tungkai dan terutama tungkai bawah, kondisi ini disebut Vena varikosa.

Vena yang paling sering terkena vena varikosa adalah vena safena magna dan cabang-cabangnya, tetapi vena safena parva dapat juga terkena. Vena yang sudah melebar, berkelok-kelok dan memanjang di bawah kulit  pada paha dan tungkai umumnya terlihat dengan mudah pada saat seseorang  berdiri, meskipun pada orang yang sangat gemuk palpasi mungkin diperlukan untuk mendeteksi keberadaan dan lokasi mereka. Per ubahan jaringan sekunder  mungkin tidak ada pada varises berat, tetapi jika durasinya varises panjang,   pigmentasi keabu-abuan dan thinning   pada kulit di atas pergelangan kaki

sering ada. Pembengkakan dapat terjadi, tetapi tanda pada stasis vena kronis   parah seperti pembengkakan parah, fibrosis, pigmentasi dan ulserasi pada

tungkai bawah distal biasanya menunjukkan keadaan post f lebitis.

Berdasarkan data hasil pemeriksaan kesehatan berkala bagi personel Polri Polda D.I. Yogyakarta, pada tahun 2006 terdapat 13 orang anggota polisi lalu lintas yang terkena vena varikosa dengan perincian 46 % ( 6 orang ) derajat ringan, 30 % ( 4 orang ) derajat sedang, dan 24 % ( 3 orang ) derajat  berat ; pada tahun 2007 dari 13 orang yang terkena vena varikosa diketemukan 76 % ( 10 orang ) derajat ringan dan 24 % ( 3 orang ) derajat sedang. Diketemukannya kasus vena varikosa pada pemeriksaan kesehatan anggota  polisi lalu lintas ini menjadi alasan ketertarikan penulis untuk menelitinya.

4. Stres Ringan

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat didapatkan sebuah Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari 25 personil, sebagian besar mengalami stres ringan yaitu sebanyak 18 orang (72%) yang disebabkan karena kebisingan lalu lintas. Stres kerja sekecil apapun harus ditangani dan dikelola dengan segera. Melibatkan psikiater ketika melakukan cek kesehatan berkala untuk 

(12)

mengetahui lebih dini dampak kesehatan dan stres kerja yang diakibatkan oleh kebisingan.

5. Perilaku Agresif 

Perilaku agresif merupakan perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan maksud untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Jenis agresif digolongkan menjadi dua, yaitu :

a. Agresif permusuhan

Semata – mata dilakukan dengan maksud menyakiti orang lain atau sebagai ungkapan kemarahan dan ditandai dengan emosi yang tinggi.

 b. Agresif instrumental

Pada umumnya tidak disertai emosi tetapi hanya sebagai sarana untuk  mencapai tujuan lain, selain penderitaan korbannya

Secara umum perilaku agresif yang dilakukan oleh polisi lalu lintas disebabkan oleh faktor cuaca, polusi dan ketidaktertiban pengguna  jalan/lalu lintas. Bentuk perilaku agresif yang biasa dilakukan oleh polisi lalu lintas, antara lain bentuk fisik, memukul dan menendang body kendaraan, memecahkan dan mencopoti spion kendaraan. Bentuk verbal, meliputi memarahi, berteriak keras kepada supir dan memasang wajah yang tidak bersahabat, meniup peluit keras – keras, berkacak pinggang dan menghardik.

II.4 Pencegahan

Upaya pencegahan kebisingan, paparan debu di lingkungan di mana kita  berada,dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengukuran secraa teknis dan pencegahan

secara medis. Pengukuran secara teknis terutama dianjurkan untuk proteksi seseorang khususnya di tempat kerja dengan dilakukan pengukuran kadar debu atau tingkat kebisingan, hasilnya di bawah atau diatas nilai ambang batas. Untuk    perlindungan bagi pekerja dengan kondisi terpapar terus menerus dengan asap

knalpot, debu, radiasi sinar UV dapat menggunakan Alat Pelidung Diri (APD),  berupa masker, dll.

(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Bahan dan Cara III.1.1 Bahan

Bahan yang digunakan untuk penelitian, antara lain alat tulis menulis, kertas dan kamera.

III.1.2 Cara

Penelitian ini dilakukan dengan memantau dan mengidentifikasi metode walk  thru survey dgn menggunakan check list

III.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pos polisi lalu lintas di Jl. Jend.Sudirman, Makassar  III.3 Jadwal

Penelitian ini dilakukan ± 1 minggu dimulai dengan memahami konsep kesehatan dan keselamatan kerja di jalan raya.

25 Juli 2011 : Melapor di RS. Ibnu Sina dan membuat makalah mengenai faktor   biologi yang berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan kerja 26-27 Juli 2011: Membuat makalah mengenai faktor – faktor lingkungan yang

 berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja bagi polisi lalu lintas jalan

28 Juli 2011 : Membuat proposal penelitian

29 Juli 2011 : Melakukan survey di lokasi penelitian 30 Juli 2011 : Membuat laporan hasil penelitian

(14)

CHECK LIST PEMANTAUAN FAKTOR FISIK LINGKUNGAN KERJA POLISI LALU LINTAS JALAN SUDIRMAN MAKASSAR 

TEMPAT/WILAYAH : ... HARI TANGGAL : ... PENANGGUNGJAWAB : ...

I. Bising

NO PERIHAL YA TIDAK KET.

1 Apakah terdapat sumber bising di tempat kerja

2 Apakah sumber bising mempengaruhi komunikasi

3 Apakah sumber bising mempengaruhi  pelaksanaan tugas

4 Apakah ditempat kerja memiliki alat proteksi diri

II. Radiasi

NO PERIHAL YA TIDAK KET.

1 Apakah ditempat kerja memiliki tingkat radiasi tinggi

2 Apakah bila berada di tempat kerja, sering terpapar radiasi

3 Apakah ditempat kerja memiliki sarana  proteksi diri

(15)

CHECK LIST PEMANTAUAN FAKTOR KIMIA LINGKUNGAN KERJA POLISI LALU LINTAS JALAN SUDIRMAN MAKASSAR 

TEMPAT/WILAYAH : ... HARI TANGGAL : ... PENANGGUNGJAWAB : ...

I. Asap Kendaraan Bermotor  

NO PERIHAL YA TIDAK KET.

1 Apakah di tempat kerja terus menerus terpapar dengan asap kendaran bermotor  2 Apakah asap kendaraan bermotor 

 berpengaruh terhadap tugas

3 Apakah ditempat kerja memiliki alat proteksi diri untuk asap kendaraan bermotor 

II. Debu

NO PERIHAL YA TIDAK KET.

1 Apakah ditempat kerja terus menerus terpapar debu

2 Apakah debu di udara berpengaruh terhadap  pelaksanaan tugas

3 Apakah ditempat kerja memiliki sarana  proteksi diri

(16)

CHECK LIST PEMANTAUAN FAKTOR ERGONOMI LINGKUNGAN KERJA POLISI LALU LINTAS JALAN SUDIRMAN MAKASSAR 

TEMPAT/WILAYAH : ... HARI TANGGAL : ... PENANGGUNGJAWAB : ...

I. Posisi

NO PERIHAL YA TIDAK KET.

1 Apakah dalam pelaksanaan tugas, berada dalam posisi yang nyaman

2 Apakah terdapat gejala – gejala yang dirasakan akibat posisi saat bekerja

(17)

CHECK LIST PEMANTAUAN FAKTOR PSIKOSOSIAL LINGKUNGAN KERJA POLISI LALU LINTAS JALAN SUDIRMAN MAKASSAR 

TEMPAT/WILAYAH : ... HARI TANGGAL : ... PENANGGUNGJAWAB : ...

NO PERIHAL YA TIDAK KET.

1 Apakah dalam pelaksanaan tugas di tempat kerja terdapat kendala dalam berhubungan dengan para pengguna jalan

2 Apakah jumlah kendaraan bermotor di jalan memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan tugas

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel diatas yang termasuk sikap membiasakan perilaku tertib berlalu lintas ditunjukkan oleh nomor.... Undang-undang yang mengatur tentang peraturan berlalu lintas

Berdasarkan hasil dari penelitian ini yaitu ada hubungan yang negatif dan signifikan antara keluarga disharmonis dan motivasi belajar dengan prestasi belajar

I myself make a declaration that this thesis which entitled ERROR ANALYSIS OF THE SECOND SEMESTER STUDENTS’ WRITING OF STUDY PROGRAM OF THE ENGLISH EDUCATION OF STAIN

Manfaat dari penelitian yang dilakukan antaranya adalah agar dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan bagi bengkel Lima Sekawan khususnya dalam

[r]

Salah satu usaha yang dilakukan dalam restruktusisasi ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dengan meminimasi biaya distribusi dan logistic, yang salah satu

Pengertian program linear yang diterjemahkan dari Linear Programming (LP) adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas

Sosialisasi yang dilaksanakan dapat memaksimalkan pengetahuan masyarakat terhadap arti pentingnya izin mendirikan bangunan (IMB) dan mengetahui bahwa dengan adanya