• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI BIOMEKANIKA DALAM PELATIHAN JUDO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI BIOMEKANIKA DALAM PELATIHAN JUDO"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI BIOMEKANIKA DALAM PELATIHAN JUDO

Oleh

Yadi Sunaryadi FPOK UPI

(2)

PHYSIOLOGIST

THERAPIST PSYCHOLOGIST NUTRITIONIST BIOMECHANIST

MEDICAL PERFORMANCE REHABILITATION

PERANAN PARA AHLI DARI BERBAGAI DISIPLIN ILMU

DALAM MENINGKATKAN PERFORMA ATLET

(3)

A. PENDAHULUAN

Tantangan yang dihadapi pelatih Mengamati penampilan teknik atlet dan memutuskan aspek teknik tersebut yang perlu dikoreksi

(4)

B. DEFINISI

Biomekanika Olahraga (Sport Biomechanics) :

Ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip mekanika

terhadap gerak manusia (human movement) pada saat melakukan aktivitas olahraga

(5)

C. FUNGSI

Agar dapat menganalisis dan memperbaiki teknik

secara efektif Pelatih perlu memahami

ilmu Biomekanika

Dengan menentukan pola-pola gerak paling efektif yang diperlukan untuk menciptakan teknik yang baik

Pelatih dapat menganalisis

efisiensi gerakan atlet & mencoba menentukan apakah atlet dapat

(6)

Pemahaman ilmu biomekanika yang benar akan

membantu menjawab pertanyaan :

(7)

Dalam mendiagnosa dan memberikan koreksi terhadap

atlet, pemahaman biomekanika yang baik akan

membantu pelatih untuk terhindar dari fokus terhadap

keanehan dan sifat-sifat teknik yang kurang

menyenangkan untuk dilihat (tampilan teknik), tetapi

malahan akan membantu memfokuskan pada efektivitas

gerakan.

(8)

D. PRINSIP-PRINSIP BIOMEKANIKA

Aturan-aturan dasar yang mengatur gerakan (aksi) atlet

Contoh: gaya gravitasi (gravitational force)

Gravitasi bagi seorang pejudo adalah sahabatnya ketika lawannya off-balance – gravitasi memutarnya

(9)

E. TEKNIK

Pola-pola dan rangkaian gerakan yang digunakan atlet untuk

menampilkan keterampilan cabang olahraga

Judo : Nagewaza (Tachiwaza, Sutemiwaza)

Katamewaza (Osaekomiwaza, Shimewaza, Kansetsuwaza) Atemiwaza (Tsukiwaza, Uchiwaza, Keriwaza)

(10)

F. PENGAJARAN TEKNIK YANG BAIK

Pengajaran teknik: atlet pemula atau mahir

Demonstrasi & penjelasan teknik – tidaklah cukup !

Yang paling penting: mengetahui mengapa gerakan-gerakan tersebut sebaiknya harus dilakukan dengan salah satu cara tertentu dan tidak dengan cara lainnya

(11)

G. KEGAGALAN METODE LATIHAN TRADISIONAL

Metode tradisional (trial-and-error):

Metode latihan yang memperlihatkan kurangnya pemahaman prinsip-prinsip biomekanika

(12)

H. BIOMEKANIKA JUDO

Kuzushi: forcing the opponent into an unbalanced position

Faktor terpenting dalam eksekusi nagewaza yang efektif

Jika lawan off-balance, tidak bisa menggunakan kekuatan secara agresif – lawan dapat dikuasai (kontrol)

(13)

Meskipun pejudo menggunakan variasi teknik, seperti dorongan, tarikan, atau memutari lawan, pejudo harus selalu melakukan kuzushi “tidak hanya mengandalkan tangan saja”, tetapi dengan

kekuatan tubuh secara keseluruhan

OFF - BALANCE

(14)
(15)
(16)

1. PRINSIP KESEIMBANGAN

Agar dapat diperoleh keseimbangan selama posisi diam, maka proyeksi titik berat badan harus tetap berada di dalam bidang tumpuan. Jika proyeksi titik berat badan ini jatuh di luar bidang tumpuan, maka tubuh akan berada dalam ke Adaan tidak seimbang (off – balance) ke arah letak titi berat tersebut.

(17)
(18)

STABILITAS (STABILITY)

Stabilitas adalah kemampuan seseorang untuk

mempertahankan keseimbangannya terhadap

gangguan yang datang dari luar

.

Hukum stabilitas :

1.

Stabilitas berbanding lurus dengan

luas bidang

tumpuan

2.

Stabilitas berbanding terbalik dengan jarak

vertikal titik berat badan terhadap bidang

tumpuan

(19)

2. PRINSIP STABILITAS

Keseimbangan: koordinasi dan kontrol

Stabilitas : seberapa besar tahanan yang diciptakan atlet untuk mengatasi gangguan keseimbangannya

1. Menurunkan letak titik berat badan

Prinsip: Stabilitas dapat ditingkatkan dengan menurunkan letak titik berat badan

Contoh: seorang pejudo menurunkan letak titik berat badannya dengan sedikit menekukkan lututnya pada saat lawannya akan melakukan

(20)

2. Memperbesar luas bidang tumpuan

Prinsip: Stabilitas dapat ditingkatkan dengan memperbesar luas bidang tumpuan.

Contoh: sikap bertahan (jigo hontai), migi atau hidari, kaki dibuka lebih lebar dari pada sikap shizen hontai dan kedua lutut agak ditekuk

3. Proporsi dan ukuran tubuh

(21)

4. Gesekan

Prinsip : semakin besar gesekan antara permukaan bidang tumpuan dengan bagian tubuh pada saat kontak, maka akan semakin stabil

Contoh : sepatu baseball, sepakbola, dan atletik, meningkatkan stabilitas dengan meningkatkan gesekan

(22)

3. STABILITAS MELAWAN GAYA DARI LAWAN

a. Memindahkan titik berat badan ke arah datangnya gaya

Prinsip: Jika sebuah gaya diketahui akan mengganggu keseimbangan atlet dan atlet ingin mempertahankan keseimbangannya, maka titik beratnya harus ditempatkan di sisi bidang tumpuan yang terdekat dengan arah datangnya gaya tersebut

Atlet akan stabil dengan kondisi ini, karena titik beratnya dipindahkan dengan jarak maksimum sebelum ke luar dari bidang tumpuannya. (lihat gambar 3 hl 8)

(23)
(24)

b. Menurunkan tingkat stabilitas lawan

Prinsip: tingkat keseimbangan atlet dapat diubah paling mudah dengan mendorong atau menariknya mendekati sisi bidang tumpuannya atau ke arah bagian tumpuan yang terdekat.

Contoh: dalam judo, seorang lawan dapat diubah keseimbangannya paling mudah jika didorong atau ditarik tegak lurus dengan garis yang

(25)

c. Gerakan-gerakan yang tidak memerlukan stabilitas

Prinsip: dalam beberapa sikap siap, tidak diperlukan stabilitas pada arah tertentu. Semakin pendek jarak titik berat badan yang harus dipindahkan menjauhi bidang tumpuannya, maka semakin cepat tubuh dapat

digerakkan

Contoh: seorang pejudo akan memiringkan sedikit tubuhnya ke depan untuk memudahkan pemindahan titik berat badannya ke depan, ketika akan melakukan teknik bantingan

(26)

4. KESEIMBANGAN DAN STABILITAS KETIKA BERGERAK

( MOBILITAS)

a. Meningkatkan stabilitas ketika bergerak

Prinsip: stabilitas dapat diperoleh ketika sedang bergerak dengan cara menurunkan letak titik berat badan dan memperbesar bidang tumpuan Contoh: seorang pejudo akan lebih stabil jika membuka lebar kedua kakinya dan menurunkan letak titik berat badannya dengan cara menekukkan kedua lututnya.

b. Kontrol momentum

Prinsip: untuk berhenti dengan cepat atau mengubah arah ketika bergerak cepat, maka atlet harus melebarkan bidang tumpuan, menurunkan titik

(27)

5. RANTAI KOORDINASI (CO – ORDINATION CHAIN)

The elements of judo technique are coordinated and consecutive corporal segments of movement (Suarez, 2005)

Judo is sport that uses practically every Part of your body (Inokuma & Sato, 1980)

Rantai koordinasi: koordinasi segmen-segmen tubuh yang beraksi sebagai suatu sistem hubungan berantai (chain link), dimana kekuatan yang

(28)

Sequencing of body segments

:

Body part Biomechanics

Legs Knees (flexion and extension) Hip Hip rotation

Trunk Trunk rotation Arm / sholuder Rotation of arm about the shoulder

(29)

Pada gambar berikut ini terlihat bagaimana kecepatan seluruh segmen tubuh ditambahkan secara bersamaan secara “staircase effect” untuk membantu mengembangkan kecepatan segmen akhir

Lower arm

Upper arm

Trunk

Hips

(30)

Bagian anggota tubuh

Kekuatan yg dihasilkan

1. Dorongan tungkai 1. Meningkatkan kec. panggul

2. Rotasi togok & bahu 2. Meningkatkan kec. bahu

3. Elevasi lengan atas 3. Meningkatkan kec. sikut

(31)

Efisiensi rantai koordinasi akan : 1. Memaksimalkan power

2. Meningkatkan kontrol 3. Memperlambat kelelahan 4. Mencegah cedera

Analisis efisiensi rantai koordinasi, yg harus diperhatikan: 1. Gerakan harus dimulai dari bawah ke atas

2. Gerakan harus dilakukan dari segmen yang besar dan terus ke segmen yang kecil

(32)

6. PROBLEM RANTAI KOORDINASI

Ada empat alasan utama mengapa sebuah bantyngan tidak

menghasilkan power yang memadai, lemah kontrol atau

menyebabkan cedera yang disebabkan oleh problem dalam rantai

koordinasi. Problem-problem tersebut adalah :

Lower arm

1.

Bagian tubuh dihilangkan

Jika bagian tubuh tertentu tidak Upper arm digunakan, maka power bantingan

akan menurun dan kemungkinan Trunk

cedera akan meningkat. Nampak

(33)

2. Timing problem

Timing dari satu bagian tubuh

tidak terangka dg baik. Timingnya terlalu awal atau terlambat.

Akibatnya adalah selalu hilangnya power dan kontrol dan meningkatkan kemungkinan cedera

Lower arm Upper arm

Trunk Hips

(34)

3. Penggunaan bagian tubuh tidak efisien

Ketika seluruh bagian tubuh digunakan tetapi tidak cukup efisien, maka akan

mengakibatkan hilangnya power bantingan

Lower arm Upper arm

(35)

4. Penggunaan bagian tubuh yang tidak perlu

Menggunakan banyak bagian tubuh sering menyebabkan hilangnya kontrol bantingan. Pada contoh ini adalah ippon Seoinage, terlihat bagaimana pergelangan tangan (wrist) digunakan pada akhir

gerakan Wrist Lower arm Upper arm Trunk Hips Legs

(36)

Penting : power bantingan tidak diciptakan oleh togok dan lengan Sumber utama power berasal dari reaksi permukaan bumi

(ground reaction force) - - - untuk setiap aksi, terdapat reaksi yang sama besar dan berlawanan arah (hukum Newton III)

Dengan demikian, sumber utama power bantingan adalah aksi tungkai (fleksi dan ekstensi lutut) – ditransfer melalui sistem hubungan segmen

(37)

H. APLIKASI TEKNOLOGI DALAM ANALISIS BIOMEKANIKA

Karena respon kejapan mata manusia berkisar antara 10 – 12 gambar per detik (fps), maka kemampuan mata manusia tidak mampu untuk melihat gerakan yang cepat. Lebih jauh lagi, karena mata tidak dapat menyimpan gerakan secara keseluruhan, maka para peneliti beralih

menggunakan gambar gerak permanen. Penelitian biomekanika

menggunakan computer-assisted video system untuk mengukur variabel kinematika secara kuantitatif dan kualitatif.

Coba anda amati dengan mata telanjang kecepatan gerak bantingan pejudo dunia dunia pada saat pertandingan !

(38)
(39)
(40)
(41)
(42)

Videography improve sports training significantly on three levels :

Communicate : With video image, it bridges the gap between sensation and observation. By combining hands-on instruction with the benefits of immediate video playback, it creates an effective communication channel between coach and athlete

(43)
(44)
(45)
(46)

KORE DE OWARIMASU !

MINNA SAN, GAMBATTE KUDASAI NE !

DOMO ARIGATO GOZAIMASHITA

(47)
(48)
(49)
(50)
(51)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uji identifikasi pada kuah dadar gulung yang dijual di Kawasan Pelabuhan Rambang Kota Palangka Raya dengan menggunakan metode uji pengendapan

1) Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di Hotel Kuta Paradiso Kuta, Badung, yang berarti semakin meningkat kompensasi maka akan

Ini sama dengan yang terjadi dengan kaum wanita yang harus menjalankan berbagai peran tersebut dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu sebagai seorang istri bagi

Prognosis pada dermatitis kontak iritan (DKI) dan dermatitis kontak alergi (DKA), apabila bahan atau agen penyebab tidak dihindari atau di singkirkan dengan sempurna,

Selain itu juga ditemukan adanya nyeri tekan pada perut kanan bawah apabila dilakukan penekanan pada sisi kontralateral (Rovsing Sign), adanya Rovsing Sign dapat membantu

Setelah bibit dan stillage bioetanol ubi kayu siap untuk dipakai, dilanjutkan dengan penanaman bibit ke dalam stillage bioetanol ubi kayu pada erlenmeyer yang dimodifikasi

Percobaan pada tahun II menunjukkan bahwa persentase buah layak ekspor berdasarkan cemaran getah kuning di kulit luar buah pada perlakuan kontrol adalah sebesar 33.33%,

Telah dapat meyempurnakan tersebut misalnya musyabbah bih lebih dikenal dari ada musyabbah dalam hubungannya pada wajah syabah jika tujuannya untuk menjelaskan