Laporan Praktikum Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia
Laporan Praktikum Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia Air
Air
PRAKTIKUM IPRAKTIKUM I A.
A. Judul Judul : : Pengukuran Pengukuran Parameter Parameter Fisika Fisika dan dan Kimia Kimia AirAir B.
B. Tujuan Tujuan : : Menentukan Menentukan status status ekologis ekologis dari dari suatu suatu habitat habitat perairan perairan dengandengan menggunakan pendekatan fisika kimia perairan dan biologis.
menggunakan pendekatan fisika kimia perairan dan biologis. C. Dasar Teori
C. Dasar Teori
Sifat-sifat fisika dan kimia air sangat penting dalam ekologi. Panas jenis, p
Sifat-sifat fisika dan kimia air sangat penting dalam ekologi. Panas jenis, p anas peleburan laten,anas peleburan laten, serta panas penguapan air latennya yang cukup tinggi berperan dalam pengaturan suhu
serta panas penguapan air latennya yang cukup tinggi berperan dalam pengaturan suhu
organisme. Air merupakan media pengangkutan yang ideal bagi molekul-molekul melalui tubuh organisme. Air merupakan media pengangkutan yang ideal bagi molekul-molekul melalui tubuh organisme, karena air adalah pelarut yang kuat tanpa menjadi sangat aktif secara kimia.
organisme, karena air adalah pelarut yang kuat tanpa menjadi sangat aktif secara kimia.
Tegangan permukaan air yang tinggi menyebabkan pergerakan air melewati organisme, dan juga Tegangan permukaan air yang tinggi menyebabkan pergerakan air melewati organisme, dan juga bertanggung jawab bagi kenaikan tinggi air tanah. Rapatan air yang nisbi tinggi tidak hanya bertanggung jawab bagi kenaikan tinggi air tanah. Rapatan air yang nisbi tinggi tidak hanya
mendukung bobot tubuh secara sebagian maupun seutuhnya, namun juga memungkinkan mendukung bobot tubuh secara sebagian maupun seutuhnya, namun juga memungkinkan hadirnya plankton.
hadirnya plankton.
Habitat, yaitu tempat dimana suatu makhluk hidup biasa ditemukan. Semua makhluk hidup Habitat, yaitu tempat dimana suatu makhluk hidup biasa ditemukan. Semua makhluk hidup mempunyai tempat hidup yang biasa disebut habitat. Untuk menemukan suatu organisme mempunyai tempat hidup yang biasa disebut habitat. Untuk menemukan suatu organisme tertentu, perlu diketahui dulu tempat hidupn
tertentu, perlu diketahui dulu tempat hidupnya (habitat), sehingga ke habitat itulah mereka dapatya (habitat), sehingga ke habitat itulah mereka dapat dijumpai (Anonim, 2012).
dijumpai (Anonim, 2012).
Habitat-habitat perairan dibagi dalam tiga kategori utama : Habitat-habitat perairan dibagi dalam tiga kategori utama : 1. Habitat Air Tawar
1. Habitat Air Tawar
Habitat air tawar menempati bagian nisbi paling kecil d
Habitat air tawar menempati bagian nisbi paling kecil d ari permukaan bumi, walaupun habitat airari permukaan bumi, walaupun habitat air tawar menempati bagian yang nisbi kecil bila dibandingkan dengan habitat lainnya, mereka tawar menempati bagian yang nisbi kecil bila dibandingkan dengan habitat lainnya, mereka sangat penting bagi manusia sebagai sistem pembuangan.
sangat penting bagi manusia sebagai sistem pembuangan. Habitat perairan tawar dibagi dalam 2 kelompok
Habitat perairan tawar dibagi dalam 2 kelompok besar berdasarkan aliran airnya, yaitu lentik danbesar berdasarkan aliran airnya, yaitu lentik dan lotik. Perairan lentik merupakan perairan dalam seperti danau, kolam, sumur dan lain-lain,
lotik. Perairan lentik merupakan perairan dalam seperti danau, kolam, sumur dan lain-lain, sedangkan perairan lotik merupakan perairan dalam seperti sungai, selokan dan lain-lain (Team sedangkan perairan lotik merupakan perairan dalam seperti sungai, selokan dan lain-lain (Team Teaching, 2012).
Teaching, 2012).
Dalam air tawar dibagi menjadi dua kate
Dalam air tawar dibagi menjadi dua kategori umum, yaitu air diam seperti kolam dan gori umum, yaitu air diam seperti kolam dan danau sertadanau serta air mengalir seperti aliran dan sungai. Air diam digolongkan sebagai sistem lentik sedangkan air air mengalir seperti aliran dan sungai. Air diam digolongkan sebagai sistem lentik sedangkan air mengalir disebut sistem lotik. Studi mengenai air tawar dikenal sebag
mengalir disebut sistem lotik. Studi mengenai air tawar dikenal sebag ai limnologi. Penelitian-ai limnologi. Penelitian- penelitian badan air tawar mencakup kajian sifat-sifat kimia dan fisika, tumbuhan serta hewan penelitian badan air tawar mencakup kajian sifat-sifat kimia dan fisika, tumbuhan serta hewan
yang hidup didalamnya, serta tata cara mereka berinteraksi. yang hidup didalamnya, serta tata cara mereka berinteraksi. Danau memiliki tiga zona yang berbeda:
Danau memiliki tiga zona yang berbeda:
a. Zona litoral, dekat pantai dimana tumbuhan berakar dapat dijumpai, a. Zona litoral, dekat pantai dimana tumbuhan berakar dapat dijumpai,
b. Zona limnetik (lapisan permukaan perairan terbuka), sinar matahari mampu menembus zona b. Zona limnetik (lapisan permukaan perairan terbuka), sinar matahari mampu menembus zona
ini, dan didominasi oleh fitoplankton dan ikan yang berenang bebas, ini, dan didominasi oleh fitoplankton dan ikan yang berenang bebas,
c. Zona profundal, zona perairan dalam yang tidak dapat ditembus sinar matahari dan dihuni oleh c. Zona profundal, zona perairan dalam yang tidak dapat ditembus sinar matahari dan dihuni oleh organisme yang membuat liang didasar perairan (Anonim, 2012).
organisme yang membuat liang didasar perairan (Anonim, 2012).
Bagi ahli limnologi kolam adalah sebuah perairan yang cukup dangkal sehingga cahaya dapat Bagi ahli limnologi kolam adalah sebuah perairan yang cukup dangkal sehingga cahaya dapat menembus sampai ke dasarnya. Sebaliknya, danau dalamnya sedemikian sehingga dasarnya menembus sampai ke dasarnya. Sebaliknya, danau dalamnya sedemikian sehingga dasarnya selalu gelap, tidak tercapai oleh cahaya (Anonim, 2012).
selalu gelap, tidak tercapai oleh cahaya (Anonim, 2012). 2. Habitat Estuaria
2. Habitat Estuaria
Estuaria adalah zona peralihan antara air tawar
Estuaria adalah zona peralihan antara air tawar dan laut, serta memiliki sifat yang unik (Anonim,dan laut, serta memiliki sifat yang unik (Anonim, 2012).
2012).
3. Habitat Kelautan 3. Habitat Kelautan
Lautan atau samudera yang menutupi sebagian besar permukaan bumi tidak hanya mengatur Lautan atau samudera yang menutupi sebagian besar permukaan bumi tidak hanya mengatur iklim bumi, atmosfer dan berfungsinya siklus mineral yang utama, namun
iklim bumi, atmosfer dan berfungsinya siklus mineral yang utama, namun juga sebagai sumberjuga sebagai sumber utama makanan dan mineral.
utama makanan dan mineral.
Habitat suatu organisme itu pada umumnya mengandung faktor ekologi yang sesuai dengan Habitat suatu organisme itu pada umumnya mengandung faktor ekologi yang sesuai dengan persyaratan hidup organisme yang menghuninya. Persyaratan hidup setiap organisme merupakan persyaratan hidup organisme yang menghuninya. Persyaratan hidup setiap organisme merupakan
kisaran faktor-faktor ekologi yang ada dalam ha
kisaran faktor-faktor ekologi yang ada dalam habitat dan diperlukan oleh setiap organisme untukbitat dan diperlukan oleh setiap organisme untuk mempertahankan hidupnya. Kisaran faktor-faktor ekologi bagi setiap o
mempertahankan hidupnya. Kisaran faktor-faktor ekologi bagi setiap o rganisme memiliki lebarrganisme memiliki lebar berbeda yang pada batas bawah disebut titik minimum, batas atas disebut titik maksimum, di berbeda yang pada batas bawah disebut titik minimum, batas atas disebut titik maksimum, di
antara titik minimum dan titik maksimum disebut titik optimum. Ketiga titik tersebut dinamakan antara titik minimum dan titik maksimum disebut titik optimum. Ketiga titik tersebut dinamakan titik kardinal.
titik kardinal. D. Alat dan Bahan D. Alat dan Bahan 1.
1. Alat Alat : : Thermometer Thermometer raksa, raksa, keping keping secchi, secchi, DO DO Meter, Meter, pipet pipet tetes, tetes, sampel sampel dandan erlenmeyer.
erlenmeyer. 2.
2. Bahan Bahan : : Larutan Larutan NaOH NaOH 1/44 1/44 n, n, aquades, aquades, indicator indicator pehenolftalein pehenolftalein 0,5 0,5 %, %, dandan alkohol. alkohol. E. Prosedur Kerja E. Prosedur Kerja 1. Pengukuran Suhu 1. Pengukuran Suhu
Mengukur suhu dengan termometer biasa (alkohol, air raksa) secara langsung pada bagian Mengukur suhu dengan termometer biasa (alkohol, air raksa) secara langsung pada bagian permukaan perairan, atau secara tidak langsung (dari kedalaman tertentu).
permukaan perairan, atau secara tidak langsung (dari kedalaman tertentu). 2. Pengukuran Derajat Keasaman (pH) Air.
2. Pengukuran Derajat Keasaman (pH) Air.
Menggunakan kertas indikator universal dengan loncatan skala kecil (0,2 atau 0,5) secara Menggunakan kertas indikator universal dengan loncatan skala kecil (0,2 atau 0,5) secara langsung dari permukaan perairan atau d
langsung dari permukaan perairan atau dari air cuplikan (untuk kedalaman tertentu). Mengukurari air cuplikan (untuk kedalaman tertentu). Mengukur pH secara lebih akurat dengan menggunakan alat pH-meter.
pH secara lebih akurat dengan menggunakan alat pH-meter. 3. Pengukuran Derajat Kecerahan Air.
3. Pengukuran Derajat Kecerahan Air.
Menentukan derajat kecerahan air dari suatu perairan, umum dilakukan dengan menggunakan Menentukan derajat kecerahan air dari suatu perairan, umum dilakukan dengan menggunakan keeping secchi. Menurunkan keeping secci dengan memegang ujung talinya kedalam air secara keeping secchi. Menurunkan keeping secci dengan memegang ujung talinya kedalam air secara perlahan-lahan sambil terus memperhatikannya tepat pada saat warna putih tidak dapat
perlahan-lahan sambil terus memperhatikannya tepat pada saat warna putih tidak dapat dibedakan lagi dari warna hitam, dan membaca ukuran kedalaman panjang tali yang masuk dibedakan lagi dari warna hitam, dan membaca ukuran kedalaman panjang tali yang masuk kedalam air. Keeping secchi lagi lebih dalam sedikit lalu secara perlahan-lahan ditarik naik tepat kedalam air. Keeping secchi lagi lebih dalam sedikit lalu secara perlahan-lahan ditarik naik tepat pada saat warna putih timbul, kedalamannya dibaca lagi angka rata-rata kedalaman tersebut pada saat warna putih timbul, kedalamannya dibaca lagi angka rata-rata kedalaman tersebut
menunjukkan derajat kecerahan, dan dinyatakan dalam cm atau m. menunjukkan derajat kecerahan, dan dinyatakan dalam cm atau m. 4. Penentuan Kadar O2 Terlarut.
4. Penentuan Kadar O2 Terlarut.
Mengukur kadar atau kandungan oksigen terlarut secara langsung dengan relatif cepat dengan Mengukur kadar atau kandungan oksigen terlarut secara langsung dengan relatif cepat dengan alat khususnya yaitu DO-meter.
alat khususnya yaitu DO-meter.
5. Penentuan Kadar CO2 Bebas Terlarut. 5. Penentuan Kadar CO2 Bebas Terlarut.
Melakukan penentuan kandungan CO2 bebas terlarut dilakukan pada air cuplikan dengan Melakukan penentuan kandungan CO2 bebas terlarut dilakukan pada air cuplikan dengan menggunakan metoda titrasi juga.
menggunakan metoda titrasi juga. Reagen-reagen yang diperlukan : Reagen-reagen yang diperlukan : Larutan NaOH 1/44 N
Larutan NaOH 1/44 N
Melarutkan sebanyak 0,909 g NaOH kedalam akuades hingga mencapai 1 L Melarutkan sebanyak 0,909 g NaOH kedalam akuades hingga mencapai 1 L Indikator Fenoftalien 0,5 %
Indikator Fenoftalien 0,5 %
Melarutkan sebanyak 0,5 g fenoftalein dalam 100 cc alkohol 95 %. Melarutkan sebanyak 0,5 g fenoftalein dalam 100 cc alkohol 95 %.
Air cuplikan sebanyak 100 cc didalam labu erlenmeyer berukuran 250 cc diberi 10 tetes Air cuplikan sebanyak 100 cc didalam labu erlenmeyer berukuran 250 cc diberi 10 tetes indikator fenoftalein.
indikator fenoftalein.
a. Mentitrasi larutan dengan larutan NaOH 1/44 N hingga menjadi warna merah jambu-muda. a. Mentitrasi larutan dengan larutan NaOH 1/44 N hingga menjadi warna merah jambu-muda.
b. Mencatat banyaknya larutan NaOH yang dipakai. Melakukan titrasi secara duplo dan b. Mencatat banyaknya larutan NaOH yang dipakai. Melakukan titrasi secara duplo dan
meratakan hasilnya. meratakan hasilnya.
c. Jumlah cc larutan NaOH yang terpakai x 10 menunjukkan kandungan CO2 bebas terlarut c. Jumlah cc larutan NaOH yang terpakai x 10 menunjukkan kandungan CO2 bebas terlarut dalam satuan mg/L.
dalam satuan mg/L.
6. Pengukuran Salinitas Air 6. Pengukuran Salinitas Air
Melakukan pengukuran salinitas air menggunakan alat hand refrakto meter. Melakukan pengukuran salinitas air menggunakan alat hand refrakto meter. F. Hasil Pengamatan F. Hasil Pengamatan 1. Suhu 310C 1. Suhu 310C Gambar 1. Termometer Gambar 1. Termometer 2. pH air 7,4 2. pH air 7,4 Gambar 2. pH meter Gambar 2. pH meter
3. Pengukuran derajat kecerahan air. Gelap 13 cm, terang 6,5 cm 3. Pengukuran derajat kecerahan air. Gelap 13 cm, terang 6,5 cm
Gambar
Gambar 3. 3. Gelap Gelap Gambar Gambar 4. 4. TerangTerang 4. Kadar O2 terlarut 1,1 mg/l
4. Kadar O2 terlarut 1,1 mg/l
Gambar 5. DO meter Gambar 5. DO meter 5. Penentuan kadar CO2 bebas terlarut 10 mg/l 5. Penentuan kadar CO2 bebas terlarut 10 mg/l
a. Mengambil 10 ml sampel air kolam ditambahkan 5 ml indikator fhenolptalein. a. Mengambil 10 ml sampel air kolam ditambahkan 5 ml indikator fhenolptalein.
Gambar
Gambar 6. 6. Sebelum Sebelum dicampur dicampur Gambar 7. Gambar 7. Setelah Setelah dicampurdicampur b. Melakukan titrasi larutan di atas dengan larutan NaOH 1/44 N
Gambar 8. Proses pentitrasian Gambar 8. Proses pentitrasian Larutan NaOH sebelum titrasi atau yang tersedia 17,5
Larutan NaOH sebelum titrasi atau yang tersedia 17,5 ml dan setelah digunakan berkurangml dan setelah digunakan berkurang menjadi 14,2 ml. Sehingga 17,5 ml
menjadi 14,2 ml. Sehingga 17,5 ml
–
–
14,2 ml = 3,3 14,2 ml = 3,3 ml larutan NaOH. Jadi dari perhitungan di atasml larutan NaOH. Jadi dari perhitungan di atas larutan NaOH yang digunakan pada saat titrasi adalah 3,3ml dan dikalikan 10 menjadi :larutan NaOH yang digunakan pada saat titrasi adalah 3,3ml dan dikalikan 10 menjadi : 3,3 ml x 10 = 33 mg/L
3,3 ml x 10 = 33 mg/L
Jadi kandungan CO2 yang bebas terlarut dalam sampel air kolam adalah 3,3 mg/L. Jadi kandungan CO2 yang bebas terlarut dalam sampel air kolam adalah 3,3 mg/L.
6. Salinitas air 0,2 ppt 6. Salinitas air 0,2 ppt
Gambar 9. Hand refrakto meter Gambar 9. Hand refrakto meter G. Pembahasan
G. Pembahasan 1. Pengukuran Suhu 1. Pengukuran Suhu
Pada pengamatan yang dilakukan di selokan yang terletak di depan SMP Negeri 1 Gorontalo, Pada pengamatan yang dilakukan di selokan yang terletak di depan SMP Negeri 1 Gorontalo, suhunya masih cukup baik untuk kehidupan organisme yang ada di sekitarnya (terutama suhunya masih cukup baik untuk kehidupan organisme yang ada di sekitarnya (terutama organisme aquatik). Hal ini sesuai dengan kondisi tempat tersebut,
organisme aquatik). Hal ini sesuai dengan kondisi tempat tersebut, yang mana di sepanjangyang mana di sepanjang jalannya banyak tumbuh tumbuhan tahunan yang dapat mempen
jalannya banyak tumbuh tumbuhan tahunan yang dapat mempen garuhi besarnya kisaran suhugaruhi besarnya kisaran suhu pada tempat tesebut. Hal ini juga dibuktikan dengan dilakukannya pengukuran suhu secara pada tempat tesebut. Hal ini juga dibuktikan dengan dilakukannya pengukuran suhu secara
langsung pada air yang ada di selokan tersebut. Dari pengukurannya, didapati bahwa suhu air langsung pada air yang ada di selokan tersebut. Dari pengukurannya, didapati bahwa suhu air selokan adalah 31oC. Ini menandakan bahwa suhu air di selokan tersebut masih memenuhi batas selokan adalah 31oC. Ini menandakan bahwa suhu air di selokan tersebut masih memenuhi batas kisaran optimal suhu, karena batas kisaran optimal untuk suhu umum, yaitu 28-34oC dan
kisaran optimal suhu, karena batas kisaran optimal untuk suhu umum, yaitu 28-34oC dan konsumsi oksigen mencapai 2,2 mg/g/jam. Pada suhu rendah (<25oc 3="" aktivitas="" dan="" konsumsi oksigen mencapai 2,2 mg/g/jam. Pada suhu rendah (<25oc 3="" aktivitas="" dan="" dapat="" efek="" g="" ikan.="" ikan="" jam.="" konsumsi="" makan="" mempengaruhi="" dapat="" efek="" g="" ikan.="" ikan="" jam.="" konsumsi="" makan="" mempengaruhi="" meningkat="" meningkatkan="" metabolisme="" mg="" nbsp="" oksigen="" p="" pada="" meningkat="" meningkatkan="" metabolisme="" mg="" nbsp="" oksigen="" p="" pada="" peningkatan="" pertumbuhan="" proses="" reproduksi="" suhu="">2. Pengukuran Derajat peningkatan="" pertumbuhan="" proses="" reproduksi="" suhu="">2. Pengukuran Derajat
Keasaman (pH) Air Keasaman (pH) Air
Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu parameter yang dapat menentukan produktivitas Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu parameter yang dapat menentukan produktivitas suatu perairan. Setiap organisme membutuhkan de
suatu perairan. Setiap organisme membutuhkan derajat keasaman (pH) yang optimum bagirajat keasaman (pH) yang optimum bagi kehidupannya. Batas toleransi organisme terhadap pH bervariasi bergantung pada faktor fisika, kehidupannya. Batas toleransi organisme terhadap pH bervariasi bergantung pada faktor fisika, kimia dan biologi. pH yang ideal untuk kehidupan fitoplankton berkisar antara 6,5
kimia dan biologi. pH yang ideal untuk kehidupan fitoplankton berkisar antara 6,5
–
–
8,0. 8,0. Biasanya angka pH dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator dari adanya keseimbangan Biasanya angka pH dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator dari adanya keseimbangan unsur-unsur kimia dan dapat mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur kimia dan unsur-unsur unsur-unsur kimia dan dapat mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur kimia dan unsur-unsur hara yang sangat bermanfaat bagi kehidupan vegetasi akuatik. Tinggi rendahnya pH dipengaruhi hara yang sangat bermanfaat bagi kehidupan vegetasi akuatik. Tinggi rendahnya pH dipengaruhi oleh fluktuasi kandungan O2 maupun CO2. Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadapoleh fluktuasi kandungan O2 maupun CO2. Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisme yang unik agar perubahan perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisme yang unik agar perubahan
tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan (Anonim, 2012). tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan (Anonim, 2012).
Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH < 7 dikatakan kondisi perairan bersifat perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH < 7 dikatakan kondisi perairan bersifat
asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa. asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa.
Pada pengamatan yang dilakukan, diperoleh bahwa pH air selokan adalah 7,4. Kondisi ini Pada pengamatan yang dilakukan, diperoleh bahwa pH air selokan adalah 7,4. Kondisi ini membuktikan bahwa air selokan tersebut bersifat basa dan
membuktikan bahwa air selokan tersebut bersifat basa dan masih baik untuk habitat danmasih baik untuk habitat dan pertumbuhan biota akuatik, seperti ikan karena
pertumbuhan biota akuatik, seperti ikan karena ikan sensitif terhadap perubahan pH danikan sensitif terhadap perubahan pH dan
menyukai nilai pH sekitar 5-9. Tingkat kebasaan air pada selokan ini dipengaruhi oleh keadaan menyukai nilai pH sekitar 5-9. Tingkat kebasaan air pada selokan ini dipengaruhi oleh keadaan atau kondisi dari kandungan partikel tanah, yaitu lumpur berpasir.
atau kondisi dari kandungan partikel tanah, yaitu lumpur berpasir. 3. Pengukuran Derajat Kecerahan Air
3. Pengukuran Derajat Kecerahan Air Kejernihan dapat diukur dengan
Kejernihan dapat diukur dengan alat yang sangat alat yang sangat sederhana yang disebut dengan sederhana yang disebut dengan keeping keeping sechii.sechii. Prinsip penentuan kecerahan air dengan keping sechii adalah berdasarkan batas pandangan
Prinsip penentuan kecerahan air dengan keping sechii adalah berdasarkan batas pandangan kedalam air untuk melihat warna putih yang berada dalam air. Semakin keruh suatu badan air kedalam air untuk melihat warna putih yang berada dalam air. Semakin keruh suatu badan air akan semakin dekat dengan batas pandangan, sebaliknya kalau air jernih akan jauh batas akan semakin dekat dengan batas pandangan, sebaliknya kalau air jernih akan jauh batas pandangan tersebut. Keping sechii berupa suatu kepingan yang berwarna hitam putih yang pandangan tersebut. Keping sechii berupa suatu kepingan yang berwarna hitam putih yang
dibenamkan ke dalam air. dibenamkan ke dalam air.
Kekeruhan merupakan intensitas kegelapan di dalam air yang disebabkan oleh bahan-bahan yang Kekeruhan merupakan intensitas kegelapan di dalam air yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang. Kekeruhan perairan umumnya disebabkan oleh adanya partikel-partikel suspensi melayang. Kekeruhan perairan umumnya disebabkan oleh adanya partikel-partikel suspensi seperti tanah liat, lumpur, bahan-bahan organ
seperti tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik terlarut, bakteri, plankton dan organisme lainnik terlarut, bakteri, plankton dan organisme lainn ya.ya. Kekeruhan perairan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya Kekeruhan perairan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air.
cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air.
Jika diamati, pada selokan tempat dilakukannya pengamatan, batas kecerahan airnya, yaitu Jika diamati, pada selokan tempat dilakukannya pengamatan, batas kecerahan airnya, yaitu sekitar kedalaman 6,5 cm, sedangkan batas kekeruhannya, yaitu 13 cm, sehingga dapat sekitar kedalaman 6,5 cm, sedangkan batas kekeruhannya, yaitu 13 cm, sehingga dapat disimpulkan bahwa selokan tersebut bersifat dangkal.
disimpulkan bahwa selokan tersebut bersifat dangkal. 4. Penentuan Kadar O2 Terlarut
4. Penentuan Kadar O2 Terlarut
Oksigen memegang peranan penting seba
Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarutgai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Sumber utama oksigen berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Sumber utama oksigen
dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari uda
dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari uda ra bebas dan hasil fotosintesisra bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut.
organisme yang hidup dalam perairan tersebut.
Oksigen diperlukan oleh organisme air untuk menghasilkan energi yang sangat penting bagi Oksigen diperlukan oleh organisme air untuk menghasilkan energi yang sangat penting bagi pencernaan dan asimilasi makanan pemeliharaan keseimbangan osmotik, dan aktivitas lainnya. pencernaan dan asimilasi makanan pemeliharaan keseimbangan osmotik, dan aktivitas lainnya.
Jika persediaan oksigen terlarut di perairan sangat sedikit mak
Jika persediaan oksigen terlarut di perairan sangat sedikit mak a perairan tersebut tidak baik bagia perairan tersebut tidak baik bagi ikan dan makhluk hidup lainnya yang hidup di perairan, karena akan mempengaruhi kecepatan ikan dan makhluk hidup lainnya yang hidup di perairan, karena akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan organisme air tersebut. Kandungan oksigen terlarut minimum 2 mg/l sudah cukup pertumbuhan organisme air tersebut. Kandungan oksigen terlarut minimum 2 mg/l sudah cukup
mendukung kehidupan organisme perairan secara normal (Salmin, 2005). mendukung kehidupan organisme perairan secara normal (Salmin, 2005). Pada pengukuran kadar O2 yang
Pada pengukuran kadar O2 yang dilakukan diperoleh hasil 1,1 dilakukan diperoleh hasil 1,1 mg/l mg/l dimana faktor ydimana faktor yangang mempengaruhinya, yaitu derajat keasaman (pH), oksigen terlarut, karbondioksida bebas, daya mempengaruhinya, yaitu derajat keasaman (pH), oksigen terlarut, karbondioksida bebas, daya menggabung asam (DMA), salinitas air, dan Chemical Ox
menggabung asam (DMA), salinitas air, dan Chemical Ox igen Demand (COD).igen Demand (COD). 5. Penentuan Kadar CO2 Babas Terlarut
5. Penentuan Kadar CO2 Babas Terlarut
Karbondioksida bebas dalam perairan berasal dari hasil penguraian bahan-bahan organik oleh Karbondioksida bebas dalam perairan berasal dari hasil penguraian bahan-bahan organik oleh bakteri dekomposer atau mikroorganisme, naiknya CO2 selalu diiringi oleh turunya kadar O2 bakteri dekomposer atau mikroorganisme, naiknya CO2 selalu diiringi oleh turunya kadar O2 terlarut yang diperlukan bagi pernafasan hewan-hewan air. Dengan demikian walaupun CO2 terlarut yang diperlukan bagi pernafasan hewan-hewan air. Dengan demikian walaupun CO2 belum mencapai kadar tinggi yang mematikan, hewan-hewan air sudah mati karena kekurangan belum mencapai kadar tinggi yang mematikan, hewan-hewan air sudah mati karena kekurangan
O2. Untuk mendapatkan kadar CO2 bebas terlarut, yaitu menggunakan air cuplikan dengan O2. Untuk mendapatkan kadar CO2 bebas terlarut, yaitu menggunakan air cuplikan dengan menggunakan
menggunakan metode titrasi. metode titrasi. Hasil yang Hasil yang diperoleh adalah 33 diperoleh adalah 33 mg/l.mg/l. 6. Pengukuran Salinitas Air
Salinitas adalah kadar garam atau tingkat keasinan yang terkandung pada air, salinitas juga Salinitas adalah kadar garam atau tingkat keasinan yang terkandung pada air, salinitas juga terdapat pada tanah. Salinitas yang terkandung pada air danau dan sungai terhitung rendah maka terdapat pada tanah. Salinitas yang terkandung pada air danau dan sungai terhitung rendah maka air pada danau dan sungai dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam pada air sungai air pada danau dan sungai dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam pada air sungai dan danau kurang da
dan danau kurang dari 0,05%. Jika melebihi itu atau sekitar 0,05 % ri 0,05%. Jika melebihi itu atau sekitar 0,05 % sampai 3% maka air tersebutsampai 3% maka air tersebut dikategorikan sebagai air payau. Jika tingkat salinitasnya diantara 3% sampai 5% air tersebut dikategorikan sebagai air payau. Jika tingkat salinitasnya diantara 3% sampai 5% air tersebut dikategorikan sebagai air saline dan jika melebihi 5% maka dikategorikan sebagai brine. dikategorikan sebagai air saline dan jika melebihi 5% maka dikategorikan sebagai brine. Hasil pengukuran salinitas air dengan menggunakan alat hand refrakto meter adalah 0,2 ppt. Hasil pengukuran salinitas air dengan menggunakan alat hand refrakto meter adalah 0,2 ppt. Hasil tersebut menunjukkan bahwa air pada lokasi atau selokan mengandung garam. Hal ini Hasil tersebut menunjukkan bahwa air pada lokasi atau selokan mengandung garam. Hal ini disebabkan karena selokan tersebut banyak digunakan warga sekitar sebagai tempat pembuangan disebabkan karena selokan tersebut banyak digunakan warga sekitar sebagai tempat pembuangan sampah, baik sampah organik maupun anorganik.
sampah, baik sampah organik maupun anorganik. H. Kesimpulan
H. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, tingkat kehidupan atau habitat suatu Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, tingkat kehidupan atau habitat suatu organisme tertuama organisme akuatik sangat dipengaruhi oleh
organisme tertuama organisme akuatik sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi habitatnyasituasi dan kondisi habitatnya tersebut. Kondisi-kondisi ini dapat berupa:
tersebut. Kondisi-kondisi ini dapat berupa: 1. Suhu 1. Suhu 2. pH 2. pH 3. Salinitas 3. Salinitas
4. Tingkat kecerahan air 4. Tingkat kecerahan air 5. Kandungan oksigen 5. Kandungan oksigen 6. Kandungan karbondioksida 6. Kandungan karbondioksida DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Kelembaban. (Online). Tersedia http://id.wikipedia.org/wiki/ kelembaban. Anonim. 2012. Kelembaban. (Online). Tersedia http://id.wikipedia.org/wiki/ kelembaban. Diakses tanggal 19 Maret 2012.
Diakses tanggal 19 Maret 2012.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu Salmin. 2005. Oksigen Terlarut dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu Indikator Kualitas Perairan Pesisir. Jurnal Oseana. LIPI. Jakarta.
Indikator Kualitas Perairan Pesisir. Jurnal Oseana. LIPI. Jakarta.
Team Teaching. 2012. Penuntun Praktikum Ekologi. Gorontalo: Laboratorium Biologi FMIPA Team Teaching. 2012. Penuntun Praktikum Ekologi. Gorontalo: Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri Gorontalo