• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II basa l

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II basa l"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KIMIA FISIKA II

Penetapan Derajat Ionisasi Dan Tetapan Ionisasi Basa Lemah Selasa, 10 Juni 2014

Disusun Oleh: Yeni Setiartini 1112016200050

Kelompok: 4 Widya Fitriani Widya Mulyana Putri

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ABSTRAK

Telah dilakuan percobaan dengan tujuan untuk menentukan tetapan serta derajat ionisasi basa

lemah yaitu NH4OH serta tetapan Kb nya dengan menggunakan konduktometer. Dengan

mengukur hantaran jenis dari bahan bahan antara lain: NH4OH (0,1M; 0,05M; 0,025M),

NH4Cl (0,1M; 0,05M; 0,025M), NaOH (0,1M; 0,05M; 0,025M), dan NaCl (0,1M; 0,05M;

0,025M) sehingga didapat hasil dengan Derajat ionisasi percobaan sebesar 0.1787 pada konsentrasi 0.1 M , 0.5626 pada konsentrasi 0.05M, dan 0.9398 pada konsentrasi 0.025M.

Tetapan ionisasi dari percobaan pada 0.1M sebesar 3.88 x 10 -3 M, pada 0.05M sebesar 3.6182 x 10 -2 M, dan pada 0.025M sebesar 2.546 x 10-2 M dan Kb= 6.55 x 10-2 M

PENDAHULUAN

Hantaran molar (Λ𝑚) didefinisikan sebagai hantaran larutan yang mengandung 1 mol elektrolit dan ditempatkan di antara dua elektroda sejajar yang terpisah sejauh 1 meter, Λ𝑚 didefinisikan sebagai = 𝐾

𝐶

dimana C adalah konsentrasi elektrolit yang dinyatakan sebagai mol per meter kubik (Molaritas), K adalah hantaran jenis yang dinyatakan sebagai mho m-1. Maka satuannya adalah mho-1m2 (Dogra, 1990. Hal: 488).

Menurut Kohlrausch, pada pengenceran tak hingga dimana disosiasi untuk semua elektrolit berlangsung sempurna dan semua gaya antar ion hilang, masing-masing ion dalam larutan bergerak bebas dan tidak bergantung pada ion dari ion pasanganya. Kontribusinya terhadap daya hantar molar hanya bergantung pada sifat dari ionnya tersebut. Jadi daya hantar molar setipa elektrolit pada pengenceran tak hingga merupakan jumlah dari daya hantar molar ion-ionnya pada pengenceran tak hingga (Mulyani: 91).

(3)

dinyatakan :

ΛA ( NH4OH) = Λ (NaOH)* –Λ(NaCl)* + Λ (NH4Cl)*

Nilai Ls(NaOH) digunakan untuk menetapkan nilai A(NH4OH). Oleh karena itu nilai dari NH4OH ditentukan menurut hubungan:

𝛼(NH4OH) = Ʌ(NH4OH) ɅA( NH4OH)

(Milama, 2014. Hal: 33).

Banyaknya larutan yang terurai menjadi ion dinamakan derajat ionisasi. Besarnya berkisar antara 0 sampai 1. Suatu elektrolit yang derajat ionisasinya besar, mendekati 1 disebut elektrolit kuat, sedangkan yang derajat ionisasinya kecil mendekati 0 dinamakan elektrolit lemah. Ionisasi mempunyai tetapan kesetimbangan (K) (USU, 2011).

Apabila dalam suatu titrasi, asam maupun basanya merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekivalen akan mempunyai pH=7. Tetapi bila asamnya ataupun basanya merupakan elektrolit lemah, garam yang terjadi akan mengalami hidrolisis dan pada titik ekivalen larutan akan mempunyai pH > 7 (bereaksi basa) atau pH < 7 (bereaksi asam). Harga pH yang tepat dapat dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah tersebut dan dari konsentrasi larutan yang diperoleh. Titik akhir titrasi asam basa dapat ditentukan dengan indikator asam basa (Harjanti.2008)

MATERIAL & METODE A. Alat - Bahan

Gelas Kimia 50ml, Konduktometer, Akuades, NH4OH (0,1M; 0,05M; 0,025M), NH4Cl (0,1M; 0,05M; 0,025M), NaOH (0,1M; 0,05M; 0,025M), NaCl (0,1M; 0,05M; 0,025M)

B. Cara Kerja

1. Bilasi gelas kimia bersih (setelah dibilasi dengan akuades) dengan larutan sampel NH4OH 0,1M. Sekarang isilah gelas kimia kembali dengan NH4OH 0,1M secukupnya

(4)

3. ON kan tombol ON/OFF (nyalakan konduktometer)

4. Ulangi langkah-langkah di atas terhadap lartan sampel NH4Cl 0,1M, NaOH 0,1M dan NaCl 0,1M.

5. Selanjutnya terapkan pula secara berurutan terhadap larutan sampel: NH4Cl 0,05M; NH4OH 0,05M; NaOH 0,05M; NaCl 0,05M

NH4Cl 0,025M; NH4OH 0,025M; NaOH 0,025M; NaCl 0,025M

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan

1. Data hasil praktikum sampel konsentrasi Ls ( S cm-1 )

Sampel Konsentrasi Ls ( S cm-1 )

NH4OH

0,1M 2,8 x 10-3

0,05M 3,19 x 10-3

0,025M 3,28 x 10-3

NH4Cl

0,1M 9,5 x 10-3

0,05M 9,8 x 10-3

0,025M 9,9 x 10-3

NaOH

0,1M 17,17 x 10-3

0,05M 18 x 10-3

0,025M 36 x 10-3

NaCl

0,1M 11 x 10-3

0,05M 13,31 x 10-3

0,025M 13,75 x 10-3

Perhitungan:

a. Hantaran Molar berdasarkan percobaan (Λ ) Λ = 𝐿𝑠

(5)

= 17,17 𝑥 10−3 𝑆 𝑥 100 𝑚−1 0,1 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1000 𝑚−3

= 0,01717 S m2 mol-1  NaOH 0,05 M

= 18 𝑥 10−3 𝑆 𝑥 100 𝑚−1 0,05 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1000 𝑚−3

= 0,036 S m2 mol-1  NaOH 0,025 M

= 36 𝑥 10−3 𝑆 𝑥 100 𝑚−1 0,025 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1000 𝑚−3

= 0,00144 S m2 mol-1

 NaCl 0,1 M

= 11 𝑥 10−3 𝑆 𝑥 100 𝑚−1 0,1 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1000 𝑚−3

= 0,011 S m2 mol-1  NaCl 0,05 M

= 13,31 𝑥 10−3 𝑆 𝑥 100 𝑚−1 0,05 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1000 𝑚−3

= 0,02662 S m2 mol-1  NaCl 0,025 M

= 13,75 𝑥 10−3 𝑆 𝑥 100 𝑚−1 0,025 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1000 𝑚−3

= 0,055 S m2 mol-1

 NH4Cl 0,1 M

= 9,5 𝑥 10−3 𝑆 𝑥 100 𝑚−1 0,1 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1000 𝑚−3

= 0,0095 S m2 mol-1  NH4Cl 0,05 M

= 9,8 𝑥 10−3 𝑆 𝑥 100 𝑚−1 0,05 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1000 𝑚−3

(6)

 NH4Cl 0,025 M

= 9,9 𝑥 10−3 𝑆 𝑥 100 𝑚−1 0,025 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1000 𝑚−3

= 0.0396 S m2 mol-1

 NH4OH 0,1 M

= 2,8 𝑥 10−3 𝑆 𝑥 100 𝑚−1 0,1 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1000 𝑚−3

= 0,0028 S m2 mol-1  NH4OH 0,05 M

= 3,19 𝑥 10−6 𝑆 𝑥 100 𝑚−1 0,05 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1000 𝑚−3

= 0.00638 S m2 mol-1  NH4OH 0,025 M

= 3,28 𝑥 10−6 𝑆 𝑥 100 𝑚−1 0,025 𝑚𝑜𝑙 𝑥 1000 𝑚−3

= 0 0.01312 S m2 mol-1

b. Hantaran Molar berdasarkan teoritis (Ʌ °) °( NH4OH) = Ʌ (NaOH) –Ʌ (NaCl) + Ʌ (NH4Cl)

 0,1 M

°( NH4OH) = Ʌ (NaOH) –Ʌ (NaCl) + Ʌ (NH4Cl)

= 0,01717 - 0,011 + 0,0095 = 0.01567 S m2 mol-1  0,05 M

°( NH4OH) = Ʌ (NaOH) –Ʌ (NaCl) + Ʌ (NH4Cl)

= 0,036 - 0,02662 + 0,00196 = 0.01134 S m2 mol-1

 0,025 M

°( NH4OH) = Ʌ (NaOH) –Ʌ (NaCl) + Ʌ (NH4Cl)

(7)

𝛼(NH4OH) = (NH4OH) d. Tetapan Ionisasi Basa Lemah

(8)

= 0.0655M = 6.55 x 10-2 M

Pada praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan harga derajat ionisasi basa lemah dan dan tetapan Kb dari NH4OH dengan konduktometer. Percobaan dilakukan dengan mengukur hantaran jenis (Ls) setiap larutan menggunakan konduktometer. Larutan yang di ukur hantaran jenisnya pada percobaan ini antara lain: NH4OH (0,1M; 0,05M; 0,025M), NH4Cl (0,1M; 0,05M; 0,025M), NaOH (0,1M; 0,05M; 0,025M), dan NaCl (0,1M; 0,05M; 0,025M). ke tiga jenis larutan seperti NH4Cl, NaOH dan NaCl digunakan untuk menghitung Ʌ°NH4OH dengan dengan menganggap konsentrasi larutan sample 0 sehingga dapat dinyatakan dengan rumus ɅA ( NH4OH)

= Ʌ (NaOH) –Ʌ (NaCl) + Ʌ (NH4Cl) dengan persamaan

Λ = 𝐿𝑠 𝐶

Maka hantaran dapat ditentukan dengan data Ls yang berasal dari percobaan dengan konduktometer maka nilai ɅA sehingga derajat ionisasi dapat dihitung menggunakan persamaan 𝛼

(NH4OH) = Ʌ(NH4OH) Ʌ°( NH4OH)

Sebesar 0.1787 pada konsentrasi 0.1 M , 0.5626 pada konsentrasi 0.05M, dan 0.9398 pada konsentrasi 0.025M. Besar derajat ionisasi antara 0 sampai 1. Suatu elektrolit yang derajat ionisasinya besar, mendekati 1 disebut elektrolit kuat, sedangkan yang derajat ionisasinya kecil mendekati 0 dinamakan elektrolit lemah. Dalam percobaan ini dapat dkatakan derajat ionisasiny mendekati 1 adalah di konsentrasi 0.05 M dari data tersebut dapat terlihat semakin kecil konsetrasi maka ionisasi semakin besar dengan konsentrasi 0.025 M 0.9398 dan mendekati nilai 1 yang berarti hampir terionisasi sempurna seperti halnya pada elektrolit kuat. Dari harga ionisasi didapat harga tetapan ionisasi dangan persamaan K = 𝐶2

(1− Ʌ °) didapat harga tetapan dengan konsentrasi 0.1M, 0,05M, serta 0.025 M berturut-rurut adalah 3.88 x 10 -3 M, 3.6182 x 10 -2 M, dan 2.546 x 10-2 M pada percobaan ini konsentrasi dari NH4OH juga berpengaruh terhadap tetapan

(9)

KESIMPULAN.

 Tetapan ionisasi dan derajat ionisasi dapat ditentukan dengan hantaran molarnya.  Ls atau hantaran jenis dalam larutan dapat diukur dengan menggunakan konduktometer.  Derajat ionisasi percobaan sebesar 0.1787 pada konsentrasi 0.1 M , 0.5626 pada

konsentrasi 0.05M, dan 0.9398 pada konsentrasi 0.025M.

 Tetapan ionisasi dari percobaan pada 0.1M sebesar 3.88 x 10 -3 M, pada 0.05M sebesar

3.6182 x 10 -2 M, dan pada 0.025M sebesar 2.546 x 10-2 M dan Kb= 6.55 x 10-2 M

REFERENSI

Dogra, SK dan Dogra S.1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal .Jakarta; UI Press.

Milama, Burhanudin. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika II. Jakarta: FITK Press.

USU. Chapter II. Diakses dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18255/3/Chapter%20II.pdf pada tanggal 16 juni 2014

Referensi

Dokumen terkait

Dalam percobaan penentuan ordo yang dilakukan ada data yang tidak sesuai dengan literatur, hal ini dapat terjadi karena kemungkinan NaNO3 yang ditambahkan tidak

Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besar konsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin

Dari percobaan “dispersi koloid dan sifat-sifatnya” dapat disimpulkan bahwa hubungan konsentrasi dengan tegangan permukaan yaitu semakin besar tegangan permukaan maka

Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa semakin besar tegangan dan frekuensi yang diberikan maka akan semakin besar arus yang dihasilkan.. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

Pada percobaan kedua kami menentukan konsentrasi HCl dengan cara dititrasi dengan larutan NaOH yang telah diketahui molaritasnya dan menggunakan ekstrak bunga sepatu sebagai

Dengan batas tertentu yang telah ditentukan untuk larutan warna naik dihitung pula waktu yang diperlukan untuk larutan merambat naik sehingga dari percobaan didapatkan data seperti

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengkaji kesetimbangan homogen dalam pelarut air dan menunjukkan validitas hukum aksi

Dengan melakukan titrasi, kita dapat menentukan konsentrasi suatu zat dengan menggunakan indicator asam basa (hingga mencapai warna tertentu) yang ditambahkan