• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan praktikum titrasi asam basa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan praktikum titrasi asam basa"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM-BASA

I Judul Percobaan : Titrasi Asam-Basa II Hari/Tanggal Percobaan : 4 November 2015 III Tujuan Percobaan

1. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat

2. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH

IV Dasar Teori

(2)

Ada dua metode titrasi yang mencakup titrasi asam basa yaitu:

a. Asidimetri, merupakan pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa

b. Alkalimetri, merupakan pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam

Larutan baku adalah suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan dapat digunakan untuk menetapkan kadar suatu larutan lain yang belum diketahui konsentrasinya.

Berikut ini syarat-syarat yang diperlukan agar titrasi yang dilakukan berhasil : 1. konsentrasi titrasi harus diketahui

2. reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalsis harus diketahui 3. titik stoikhiometri atau titik ekuivalen harus diketahui.

4. volume titran yang dibutuhkan untuk menentukan titik ekuivalen harus diketahui setepat mungkin

Pada saat titik ekuivalen maka mol ekuivalen asam akan sama dengan mol ekuivalen basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut :

Mol ekuivalen asam = mol ekuivalen basa

Mol ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas dengan volume, maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut :

N x Vasam = N x Vbasa

Normalitas diperoleh dari hasil perkaian antara molaritas dengan jumlah ion H+ pada

asam, atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi :

(3)

V Alat dan Bahan Alat-alat

- Statif dan klem - Buret 100 ml

- Labu erlenmeyer 250 ml - Pipet gondok 25 ml - Pipet tetes

- Gelas ukur - Gelas kimia - Corong

Bahan-bahan

- NaOH - C2H2O4 0,1 M

- HCl

- Phenolptalein - Aquades

(4)

VI Alur Kerja

1. Penentuan konsentrasi NaOH dengan larutan baku asam oksalat

2. Penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH NaOH

-Dimasukkan dalam buret untuk bilas buret

-Dimasukkan dalam buret hingga melebihi skala nol -Diturunkan larutannya hingga skala tepat nol

NaOH

C2H2O4

-Diambil 10 ml dengan pipet gondok

-Dimasukkan dalam labu erlenmeyer

-Ditetesi 4 tetes indikator PP

C2H2O4 + Indikator PP

-Dimasukkan dalam buret hingga melebihi skala nol -Diturunkan larutannya hingga skala tepat nol

NaOH HCl+ Indikator PP

-Diambil 10 ml dengan pipet gondok

-Dimasukkan dalam labu erlenmeyer

(5)

3. Penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH dengan indikator ekstrak tumbuhan (bunga sepatu)

NaOH

-Dimasukkan dalam buret untuk bilas buret

-Dimasukkan dalam buret hingga melebihi skala nol -Diturunkan larutannya hingga skala tepat nol

NaOH HCl+ Indikator PP

-Diambil 10 ml dengan pipet gondok -Dimasukkan dalam labu erlenmeyer -Ditetesi 4 tetes indikator ekstrak

(6)

VII Hasil Pengamatan

Tabel penentuan konsentrasi NaOH dengan larutan baku asam oksalat

Perc.

1 Tidak berwarna Merah muda 6,7

2 Tidak berwarna Merah muda 6,6

3 Tidak berwarna Merah muda 6,6

Tabel penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH

Perc.

ke sebelum dititrasi denganWarna larutan HCl NaOH

1 Tidak berwarna Merah muda 3,9

2 Tidak berwarna Merah muda 3,9

3 Tidak berwarna Merah muda 3,8

Tabel penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH dengan indikator ekstrak tumbuhan (bunga sepatu)

1 Tidak berwarna Hijau muda 6,1

2 Tidak berwarna Hijau muda 5,2

(7)

VII Analisis Data

1. Penentuan konsentrasi NaOH dengan larutan baku asam oksalat

Pada percobaan pertama kami menentukan konsentrasi NaOH dengan cara mentitrasikannya dengan larutan baku asam oksalat hingga berubah warna menjadi merah muda. Pada pengulangan satu kami mendapatkan volume NaOH sebesar 6,7 ml. Pada pengulangan dua mendapatkan volume NaOH sebesar 6,6 ml. Dan pada pengulangan tiga juga mendapatkan volume NaOH sebesar 6,6 ml. Dengan menggunakan rumus:

V rata−rata=V1+V32+V3

Diperoleh volume rata-rata NaOH sebesar 6,6 ml. Sehingga dapat dihitung Konsentrasi NaOH dengan menggunakan rumus :

V1 M1 n = V2 M2 n

Dan diperoleh Molaritas NaOH sebesar 0,15M

2. Penentuan konsentrasi larutan HCl dengan lrutan NaOH

Pada percobaan kedua kami menentukan konsentrasi HCl dengan cara dititrasi dengan larutan NaOH yang telah diketahui molaritasnya hingga berubah warna menjadi merah muda. Pada pengulangan satu kami mendapatkan volume NaOH sebesar 3,9 ml. Pada pengulangan dua mendapatkan volume NaOH sebesar 3,9 ml. Dan pada pengulangan tiga juga mendapatkan volume NaOH sebesar 3,8 ml. Dengan menggunakan rumus:

V rata−rata=V1+V32+V3

Diperoleh volume rata-rata NaOH sebesar 3,9 ml. Sehingga dapat dihitung Konsentrasi HCl dengan menggunakan rumus :

V1 M1 n = V2 M2 n

(8)

3. Penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH dengan indikator ekstrak tumbuhan (bunga sepatu)

Pada percobaan kedua kami menentukan konsentrasi HCl dengan cara dititrasi dengan larutan NaOH yang telah diketahui molaritasnya dan menggunakan ekstrak bunga sepatu sebagai indikator, hingga berubah warna menjadi hijau muda. Pada pengulangan satu kami mendapatkan volume NaOH sebesar 6,1 ml. Pada pengulangan dua mendapatkan volume NaOH sebesar 5,2 ml. Dan pada pengulangan tiga juga mendapatkan volume NaOH sebesar 6,8 ml. Dengan menggunakan rumus:

V rata−rata=V1+V32+V3

Diperoleh volume rata-rata NaOH sebesar 3,9 ml. Sehingga dapat dihitung Konsentrasi HCl dengan menggunakan rumus :

V1 M1 n = V2 M2 n

(9)

VII Pembahasan

Kami melakukan percobaan titrasi asam basa meliputi tiga percobaan yaitu

1. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan asam baku oksalat (ditambah indikator phenophtalein)

2. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan NaOH (ditambah indikator phenophtalein)

3. Menentukan konsentrasi HCl dengan NaOH (ditambah indikator ekstrak tumbuhan kubis ungu).

Pada percobaan pertama, larutan standar yang kami gunakan adalah NaOH dan phenophtalein sebagai indikatornya serta volume NaOH yang dihasilkan tidak sama yaitu 6,7 ml; 6,6 ml; dan 6,6 ml. Perubahan warna yang terjadi adalah dari tidak berwarna menjadi merah muda, hal ini sesuai dengan teoritis yang ada.

Pada percobaan kedua, kami menggunakan NaOH sebagai larutan standarnya dan juga phenophtalein sebagai indikator. Titrasi juga dilakukan sampai terjadi perubahan warna dari yang tidak berwarna menjadi merah muda, hal ini sesuai dengan teoritis yang ada. Volume yang dihasilkan yaitu 3,9 ml; 3,9 ml; dan 3,8 ml.

(10)

X Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

· Dari percobaan I titrasi antara NaOH dan asam oksalat dengan menggunakan indikator PP kami peroleh hasil sebagai berikut:

Volume NaOH rata-rata sebesar 6,6 ml, sehingga didapatkan konsentrasi NaOH sebesar 0,15 M. Perubahan warna yang terjadi pada larutan asam oksalat setelah ditetesi PP awalnya bening dan setelah bercampur dengan NaOH berubah warna menjadi pink.

· Dari percobaan II titrasi antara NaOH dan HCl dengan indikator PP kami peroleh hasil sebagai berikut:

Volume NaOH rata-rata sebesar 3,9 ml, sehingga didapatkan konsentrasi HCl sebesar 0,058 M. Perubahan warna yang terjadi pada larutan asam oksalat setelah ditetesi PP awalnya bening dan setelah bercampur dengan NaOH berubah warna menjadi pink.

· Dari percobaan III titrasi antara NaOH dan HCl dengan indikator ekstrak tumbuhan (bunga sepatu) kami peroleh hasil sebagai berikut:

Volume NaOH rata-rata adalah 6,03 ml, sehingga didapatkan konsentrasi HCl sebesar 0,098 M. Perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi indikator ekstrak bunga sepatu menjadi warna hijau muda.

(11)

XI Jawaban Pertanyaan

1. Pada titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat menggunakan indikator phenophtalein karena indikator phenophtalein akan mengalami perubahan warna apabila telah melewati titik akhir titrasi dan mempunyai jangkauan pH antara 8,0-9,6. Phenophtalein akan berubah warna menjadi merah muda ketika larutan mencapai pH sekitar 8,2 atau lebih. Perubahan warna indikator phenophtalein akan tidak berwarna jika berada dalam larutan asam dan akan berubah warna menjadi merah muda dalam larutan basa. Sehingga indikator phenophtalein adalah indikator yang paling tepat digunakan untuk memperkecil kesalahan pada titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat.

2. Perbedaan titik ekuivalen dengan titik akhir titrasi yaitu

titik ekuivalen adalah titik dimana asam dan basa tepat habis bereaksi, keadaan ini sulit untuk diamati karena belum terjadi perubahan warna pada larutan.

Sedangkan titik akhir adalah keadaan dimana titrasi dihentikan, keadaan ini mudah diamati yaitu pada saat terjadinya perubahan warna pada larutan.

(12)

XII Daftar Pustaka

Tim Kimia Dasar. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. I. Jurusan Kimia FMIPA UNESA. Surabaya.

http://id.wikipedia.org/wiki/titrasi diakses pada tanggal 7 November 2015 pukul 16:41 WIB

http://www.ilmukimia.org/2013/01/dasar-titrasi-asam-basa.html diakses pada tanggal 7 November 2015 pukul 18.34 WIB

Surabaya,

Mengetahui

Dosen / Asisten Pembimbing Praktikan,

(13)

Lampiran perhitungan

1. penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat

- Didapatkan:

V1 NaOH = 6,7 ml

V2 NaOH = 6,6 ml

V3 NaOH = 6,6 ml

Sehingga Vrata-rata = 6,6 ml

- Diketahui :

2. penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH

- Didapatkan:

V1 NaOH = 3,9 ml

V2 NaOH = 3,9 ml

V3 NaOH = 3,8 ml

Sehingga Vrata-rata = 3,9 ml

- Diketahui :

V HCl = 10 ml

(14)

n x M x Vasam = n x M x Vbasa 1 x M x 10 = 1 x 0,15 x 3,9

10 = 0,58 M

0,058 M = M

3. penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH dengan larutan NaOH menggunakan indikator ekstrak tumbuhan

- Didapatkan:

V1 NaOH = 6,1 ml

V2 NaOH = 5,2 ml

V3 NaOH = 6,8 ml

Sehingga Vrata-rata = 6,03 ml

- Diketahui :

V HCl = 10 ml

M NaOH = 0,15 M

n x M x Vasam = n x M x Vbasa 1 x M x 10 = 1 x 0,15 x 6,03

10 = 0,9 M

(15)

Lampiran foto Alat dan bahan

(16)
(17)

Referensi

Dokumen terkait

penitrasi berdasarkan data tabel Berikut data hasil titrasi larutan HCl dengan larutan NaOH 0,1 MA. Percobaan Volume HCl

Dari hasil ini, dapat dilihat bahwa dalam menentukan konsentrasi larutan HCl dengan titrasi menggunakan indikator fenoftalein lebih sedikit memerlukan larutan NaOH

Sedangkan pada metode Alkalimetri digunakan Oksalat sebagai larutan baku primer, dan NaOH sebahai larutan baku sekunder untuk menentukan konsentrasi dari HCl yaitu

Titrasi adalah suatu metode analisis volumetri, yaitu analisis kuantitatif untuk mengetahui konsentrasi suatu senyawa dalam larutan dengan cara mengukur

Hasil titrasi basa lemah dengan asam kuat, menggunakan indikator ek- strak mahkota bunga sepatu yang diperoleh menunjukkan pH di atas 4,29 berwarna hijau, diantara

Jawab: Titik akhir titrasi merupakan titik pada saat indikator berubah warna, sedangkan titik ekivalen merupakan titik dimana asam telah bereaksi sempurna atau telah di tetrakan

Kesimpulan Titrasi merupakan suatu metode kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu analisis, dapat mengamati sifat keasaman dan kebasaan yg dibantu indikator asam basa,

Siswa menentukan konsentrasi ion dalam larutan Reaksi asam dan basa menghasilkan garam dan air Contoh : HCl terionisasi menjadi H+ dan Cl-, NaOH terionisasi menjadi Na+ dan OH-