MAKALAH GIZI
MAKALAH GIZI
DIIT PENYAKIT GANGGUAN SALURAN
DIIT PENYAKIT GANGGUAN SALURAN
PENCERNAAN BAGIAN BAWAH
PENCERNAAN BAGIAN BAWAH
Disusun Oleh : Disusun Oleh :
1. Dimas Tia Pramuning Tyas 1. Dimas Tia Pramuning Tyas 2. Dinna Ayu Ragil Puspita Sari 2. Dinna Ayu Ragil Puspita Sari 3. Cindy
3. Cindy Agnestya MaharaAgnestya Maharanini 4. Bakti Nur Utama
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penyayang, kami kami panjatkan panjatkan puji puji syukur syukur atas atas ke ke hadirat-Nya hadirat-Nya yang yang telahtelah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Diit Penyakit Gangguan SaluranDiit Penyakit Gangguan Saluran Pencernaan Bagian Bawah
Pencernaan Bagian Bawah”.”.
Dengan membuat tugas ini kami berharap mampu untuk lebih mengenal Dengan membuat tugas ini kami berharap mampu untuk lebih mengenal tentang Diit Penyakit Gangguan Saluran Pencernaan Bagian Bawah
tentang Diit Penyakit Gangguan Saluran Pencernaan Bagian Bawah . Dan tak lupa. Dan tak lupa penyusun
penyusun ucapkan ucapkan terima terima kasih kasih kepada kepada Allah Allah SWT SWT dan dan sumber-sumber sumber-sumber yangyang membantu dalam penyelesaian tugas ini.
membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan. Sebelumnya Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Kmi menyadari bahwa makalah ini memang belum sempurna seutuhnya. Untuk Kmi menyadari bahwa makalah ini memang belum sempurna seutuhnya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari Ibu Irine Christiani selaku itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari Ibu Irine Christiani selaku dosen pengajar mata
dosen pengajar mata kuliah Ilmu Gizi kuliah Ilmu Gizi guna untuk guna untuk perbaikan diwaktu yperbaikan diwaktu yang akanang akan datang.
datang.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah tentang Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah tentang ““Diit Penyakit Gangguan Saluran Pencernaan Bagian BawahDiit Penyakit Gangguan Saluran Pencernaan Bagian Bawah “ ini dapat di ambil“ ini dapat di ambil hikmah dan manfaat sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca. hikmah dan manfaat sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Surabaya, 02 Desember 2015 Surabaya, 02 Desember 2015
Penyusun Penyusun
DAFTAR ISI Kata Pengantar... 2 Daftar Isi... 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 4 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan... 5 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Diit Penyakit Usus Inflamatorik... 5
2.2 Diit Penyakit Divertikular... 7
2.2.1 Diit Penyakit Divertikulosis... 9
2.2.2 Diit Penyakit Divertikulitis... 10
2.3 Diit Rendah Sisa... 12
2.3.1 Diit Rendah Sisa I... 12
2.3.2 Diit Rendah Sisa II... 15
2.4 Diit Tinggi Serat... 17
BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan... 19
3.2 Saran... 19
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saluran cerna adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat – zat gizi, dan mengekskresi sisa – sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
Pemahaman yang lebih baik terhadap saluran pencernaan, terapi yang baru dan lebih sempurna bagi berbagai gangguan pencernaan, serta penilaian yang kritis terhadap berbagai diit yang diterapkan sebelumnya telah membawa sejumlah perubahan dalam terapi diit untuk berbagai gangguan pada traktus gastrointestinalis. Diit yang diterapkan di masa lalu, seperti diet Salisbury, yang berlandaskan pada daging tanpa gajih dan air hangat untuk dispepsia, ataupun diet Sippy untuk para penderita ulkus peptikum yang terdiri atas anjuran minum susu serta krim setiap jam, kini sudah tidak terpakai lagi.
Meskipun sudah ada berbagai kemajuan ini, sebagian besar pasien masih mengharapkan nasihat diit dari dokter atau ahli gizi. Bagi mereka, makanan yang dimakannya jelas akan mempengaruhi kondisi kesehatan mereka. Kondisi yang memerlukan modifikasi khusus akan digambarkan secara garis besar dalam materi ini. Sedangkan bagi pasien yang tidak memerlukan saran khusus, dapat diberikan nasihat ini : Makanlah makanan biasa secara bervariasi. Hindari makanan yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan.
Dengan perkataan lain, untuk pasien – pasien tersebut berlaku kaidah ’ad libitum’ yang artinya pasien boleh makan apa saja selama makanan itu tidak
dirasakan mengganggu pencernaannya. Dalam makalah ini, kami akan membahas Diit pada Penyakit Gangguan Pencernaan Ekstremitas Bawah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana diit saluran pencernaan bawah ? 2. Bagaimana diit penyakit usus inflamatorik ? 3. Bagaimana diit penyakit Divertikular ? 4. Bagaimana diit penyakit Divertikulosis ? 5. Bagaimana diit penyakit Divertikulitis ? 6. Bagaimana diit rendah sisa I dan II ? 7. Bagaimana diit serat tinggi ?
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan diit saluran pencernaan bawah. 2.Mendeskripsikan diit penyakit usus inflamatorik. 3. Mendeskripsikan diit penyakit divertikular. 4. Mendeskripsikan diit penyakit divertikulosis. 5. Mendeskripsikan diit penyakit divertikulitis. 6. Mendeskripsikan diit rendah sisa.
BAB II
PEMBAHASAN
Diit Penyakit Saluran Pencernaan Bagian Bawah
Saluran cerna adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat – zat gizi, dan mengekskresi sisa – sisa pencernaan. Saluran cerna bawah terdiri atas usus halus, usus besar, rektum dan anus.
2.1 Diit Penyakit Usus Inflamatorik
(I nflammatory Bowel Disease)
Gambaran Umum :
Penyakit Usus Inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat badan berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea (adanya lemak dalam feses).
Etiologi Penyakit Usus Inflamatorik :
Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan pasti sehingga pencegahannya juga belum diketahui, tapi sebagian besar diperkirakan terjadi
akibat tersumbatnya ‘pintu masuk’ menuju usus buntu oleh: - Tinja.
- Kelenjar getah bening yang bengkak dalam dinding usus.
Pembengkakan ini biasanya berkembang setelah terjadi infeksi saluran pernapasan atas.
Penyumbatan tersebut akan menyebabkan terjadinya inflamasi dan pembengkakan. Tekanan akibat pembengkakan akan memicu pecahnya usus buntu.
Tujuan Diit :
Tujuan Diit Penyakit Usus Inflamatorik adalah : 1. Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang. 3. Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut.
Syarat Diit :
Syarat – syarat Diit Penyakit Usus Inflamatorik adalah :
1. Pada fase akut dipuasakan dan diberi makanan secara parenteral saja
2. Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari bentuk cair (per oral maupun enteral), kemudian meningkat menjadi Diit Sisa
Rendah dan Serat Rendah
3. Bila gejala hilang dapat diberikan Makanan Biasa 4. Kebutuhan gizi, yaitu :
(a) Energi tinggi dan protein tinggi.
(b) Suplemen vitamin dan mineral antara lain vitamin A, C, D, asam folat, vitamin B12, kalsium, zat besi, magnesium, dan seng
5. Makanan Enteral Rendah atau Bebas Laktosa dan mengandung asam lemak rantai sedang (medium chain trygliceride = MCT) dapat diberikan karena sering terjadi intoleransi laktosa dan malabsorpsi lemak
6. Cukup cairan dan elektrolit
7. Menghindari makanan yang menimbulkan gas
8. Sisa Rendah dan secara bertahap kembali ke Makanan Biasa.
Jenis Diit dan Indikasi Pemberian :
Sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan Makanan Cair, Lunak, Biasa, atau Diit Sisa Rendah dengan modifikasi Rendah Laktosa atau menggunakan lemak trigliserida rantai sedang.
Cara Memesan Diit :
Makanan Cair (MC) Makanan Lunak (ML) Makanan Biasa (MB)
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
2.2 Diit Penyakit Divertikular
Gambaran Umum
Penyakit Divertikular adalah suatu kondisi dimana muncul kantong-kantong pada kolon yang menyebabkan terjadinya peradangan, sehingga feses yang
melintas pada kolon dapat terjebak di daerah tersebut.
2.2.1 Diit Penyakit Divertikulosis
Penyakit Divertikulosis adalah terjadinya divertikula yang terjadi diusus besar akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada konstipasi kronik, yang paling umum mendekati ujung dari usus besar kiri/sigmoid colon.
Etiologi Penyakit Divertikulosis
Penyebab utama dari penyakit divertikulum adalah makanan rendah serat. Serat juga mencegah sembelit (konstipasi). Sembelit menyebabkan otot-otot menjadi tegang karena tinja yang terdapat di dalam usus terlalu keras. Hal ini merupakan penyebab utama dari meningkatnya tekanan di dalam usus besar.
Tekanan yang berlebihan menyebabkan titik-titik lemah pada usus besar menonjol dan membentuk divertikular.
Patofisiologi Divertikulosis
Divertikulosis kolon merupakan penyebab yang paling umum dari perdarahan saluran cerna bagian bawah. Divertikula kolon merupakan lesi
(keadaan jaringan yang abnormal) pada usus besar pada perut. Divertikula paling sering terletak pada kolon sigmoid dan kolon descendens. Kemungkinannya disebabkan oleh faktor traumatis lumen, termasuk fecalith (feses yang mengeras) yang menyebabkan abrasi dari pembuluh darah, sehingga terjadi perdarahan. Perdarahan dari lesi kolon kanan dapat lebih banyak dan menghasilkan volume yang lebih besar daripada divertikula sisi sebelah kiri.
Perdarahan divertikular berasal dari vasa recta yang terletak di submukosa, yang dapat pecah pada bagian puncak atau leher dari divertikulum tersebut. Divertikula yang terletak pada sisi kanan dapat mengekspos bagian yang lebih besar dari vasa recta menjadi luka, karena mereka memiliki bagian leher yang
lebih luas dan bagian kubah yang lebih besar dibandingkan dengan divertikulum khas pada kolon sisi kiri.
Tujuan Diit :
Tujuan Diit Penyakit Divertikulosis adalah untuk : 1. Meningkatkan volume dan konsistensi feses.
2. Menurunkan tekanan intra luminal. 3. Mencegah infeksi.
Syarat Diit :
Syarat-syarat Diit Penyakit Divertikulosis adalah : 1. Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal
Bahan Makanan Yang Dilarang Dan Dianjurkan
Cara Memesan Diit :
Diit Serat Tinggi (DST)
2.2.2 Diit Penyakit Divertikulitis
Gambaran Umum
Divertikulitis merupakan peradangan atau infeksi pada satu atau beberapa divertikula. Disebut pula suatu kondisi dimana divertikuli pada kolon pecah. Pecahnya berakibat pada infeksi pada jaringan-jaringan yang mengelilingi usus besar.
Gejala-gejalanya antara lain kram pada bagian kiri bawah perut, mual, kembung, muntah, konstipasi atau diare, menggigil, dan demam.
Gejala
–
gejalanya:Gejala dan tanda adanya penyakit divertikular tidak jauh berbeda dengan di antaranya:
- Perdarahan dari rektum
- Penurunan berat badan.
- Pada penderita divertikulitis biasanya merasakan kram pada bagian kiri bawah perut dan konstipasi
Etiologi Penyakit Divertikulitis
- Iritasi fekal
- Mikro dan makro perforasi
- Perbedaan tekanan antar lumen colon dan serosa serta area kelemahan dalam dinding colon
- Diit rendah serat - bakteri
Tujuan Diit :
Tujuan Diet Penyakit Divertikulitis adalah : 1. Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi. 2. Mencegah akibat laksatif makanan seberat tinggi.
Syarat Diit :
Syarat-syarat Penyakit Divertikulitis adalah :
1. Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi cukup sesuai dengan batasan diet yang ditetapkan.
2. Bila ada pendarahan, dimulai dengan Makanan Cair Jernih.
3. Makanan diberikan secara bertahap, mulai dari diet sisa rendah I ke Diet sisa rendah II dengan konsistensi yang sesuai.
4. Hindari makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil, seperti tomat, jambu biji, dan stoberi, yang dapat menumpuk dalam divertikular.
5. Bila perlu diberikan Makanan Eternal Rendah Atau Bebas Laktosa. 6. Untuk mencegah konstipasi, minum minimal 8 gelas sehari.
Diit:
- Menyediakan 25-35 gram serat/hari antara lain kacang-kacangan (kacang polong, kacang merah, kacang hitam), sayur (labu, bayam, , dll) buah (apel, pir, plum,dll) dan biji-bijian
Cara Memesan Diit :
Diet Sisa Rendah I (DSR I) Diet Sisa Rendah II (DSR II) Makanan Cair Jernih (MCJ) Makanan Cair Penuh (MCP) Cair kental (CK)
Makanan Saring (MS) Makanan Lunak (ML) Makanan Biasa (MB)
JADI PERBEDAAN DIIT PENYAKIT INFLAMATORIK DAN DIVERTIKULAR YAITU:
INFLAMATORIK DIVERTIKULOSIS DIVERTIKULITIS
Tujuan Memperbaiki
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Mencegah iritasi dan
inflamasi lebih lanjut
Mengistirahatkan usus
pada masa akut
Meningkatkan volume dan konsistensi feses. Menurunkan tekanan intra luminal. Mencegah infeksi Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi. Mencegah akibat laksatif makanan seberat tinggi. Cara Memesan Diit
Diit Sisa Rendah II
(DSR II)
Diit Serat Tinggi
(DST)
Diet Sisa Rendah I
(DSR I)
Diet Sisa Rendah II
2.3 Diit Rendah Sisa
Gambaran Umum
Diit rendah sisa adalah makanan yang terdiri dari bahan makan rendah serat dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Sisa yang dimaksud adalah bagian- bagian makanan yang tidak diserap seperti yang terdapat di dalam susu dan produk susu, serta serat daging, yang berserat kasar.
Tujuan Diit :
Memberikan makanan secukupnya yang sedikit mungkin merangsang alat pencernaan dan sedikit mungkin meninggalkan sisa.
Syarat Diit :
Makanan hendaknya mudah dicerna, tidak merangsang baik secara mekanis, thermis, maupun kimia dengan jalan :
1. Menghindarkan makanan tinggi serat.
2. Menghindarkan makanan terlalu panas dan terlalu dingin.
3. Menghindarkan makanan tinggi lemak, terlalu manis, terlalu asam, dan terlalu berbumbu.
4. Memasak makanan hingga lunak.
Macam Diit dan Indikasi Pemberian :
Diit Rendah Sisa diberikan kepada penderita diare berat, ileitis, colitis ulcerosa dan diverticulitis akut, obstipasi spastik, penyumbatan sebagian dari saluran pencernaan, haemorrhoid berat serta sebelum dan sesudah operasi haemorrhoid, colon atau rectum.
Menurut beratnya penyakit, ada dua tingkat Diit Rendah Sisa, yaitu Diit Rendah Sisa I dan Diit Rendah Sisa II.
Bahan Makanan yang diberikan sehari :
Bahan Makanan Berat (g) Urt Beras 90 3 gls bubur saring
Roti 40 2 ptg Biskuit 40 4 bh Telur 150 3 btr Tahu 100 1 bh besar Air jeruk 200 1 gls Margarin 25 2 ½ sdm Gula Pasir 60 6 sdm Nilai Gizi : Kalori 1260 g Besi 7,0 mg Protein 39 g Vitamin A 2330 SI Lemak 48 g Thiamin 0,5 mg Hidrat arang 173 g Vitamin C 98 mg Kalsium 0,3 g
Pembagian Makanan Sehari :
Pagi Pukul 10.00 dan Pukul 16.00 Beras 30 g = 1 gls bubur saring Biskuit 20 g = 2 bh Telur 50 = 1 btr Gula Pasir 10 g = 1 sdm Gula Pasir 10 g = 1 sdm
Siang dan Sore Pukul 20.00
Beras 30 g = 1 gls bubur saring Roti 40 g = 2 ptg Telur 50 g = 1 btr Margarin 5 g = ½ sdm Tahu 50 g = ½ bh besar Gula Pasir 10 g =1 sdm Margarin 10 g = 1 sdm
Air jeruk 100 g = ½ gls Gula Pasir 10 g = 1 sdm
Makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan :
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan Sumber Hidrat arang Beras dibubur saring;
roti dibakar, kentang dipure; makaroni, mi, bihun direbus, biskuit,
krekers; tepung – tepungan dibubur atau dipoding.
Beras ketan, bulgur, jagung,cantel, ubi,
singkong, talas; cake, dodol dan lain kue yang manis dan gurih.
Sumber Protein hewani Daging, hati digiling halus; ikan dicincang; telur direbus, ditim, diceplok air dan dicaaypur dalam
makanan dan minuman.
Daging, ikan, ayam di awet; daging babi; telur diceplok, digoreng; susu, keju, udang dan kerang.
Sumber protein nabati Tahu ditim atau direbus. Lain – Lain Lemak Margarin dan mentega
dalam jumlah terbatas.
Macam – macam minyak dan lemak hewan, santan
Sayuran Sari sayuran Biji – bijian dan sayuran yang berserat dan dapat menimbulkan gas.
Contoh menu sehari :
Pagi Pukul 10.00
Bubur saring Roti panggang Telur ½ masak Sirup
Kecap Teh manis
Siang Pukul 16.00
Bubur saring Biskuit Telur ceplok air Teh manis Sup tahu
Air jeruk
Sore Pukul 20.00
Bubur saring Biskuit Telur ½ masak Teh manis Sup tahu
2.3.2 Diit rendah Sisa II
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diit Rendah Sisa I atau kepada penderita diare kronis. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Makanan mengandung serat diperbolehkan dalam jumlah terbatas, begitupun lemak dan gula. Bumbu – bumbu yang merangsang tidak
diperbolehkan. Makanan ini cukup kalori dan semua zat – zat gizi.
Bahan Makanan yang diberikan sehari :
Bahan makanan Berat (g) Urt
Beras 200 4 gls tim Maizena 15 3 sdm Daging giling 100 ½ gls Telur 100 2 btr Sayuran 100 1 gls cincang Buah 150 2 bh pisang sdg Margarin 20 2 sdm Gula pasir 50 5 sdm Susu 400 2 gls Nilai gizi : Kalori 1890 Besi 17,5 mg Protein 60 g Vitamin A 6054 SI Lemak 58 g Thiamin 0,8 mg Hidrat arang 281 g Vitamin C 110 mg Kalsium 0,8 g
Siang
Beras 75 g = 1 ½ gls tim Sayuran 50 g = ½ gls Daging giling 50 g = ¼ gls Pisang 75 g = 1 bh sdg Telur 50 g = 1 btr Margarin 10 g = 1 sdm
Sore Pukul 16.00
Beras 75 g =1 ½ gls tim Susu 200 g = 1 gls Daging giling 50 g = ¼ gls Gula pasir 10 g = 1 sdm Sayuran 50 g = ½ gls
Pisang 75 g = 1 bh sdg Margarin 10 g = 1 sdm
Keterangan
Pada diare akut selama 24 jam hanya diberi teh dan Air biasa ditambah garam dapur dan gula pasir (1 sdt garam dapur + 2 sdm gula pasir / 1 L air). Sesudah itu secara berangsur diberi roti bakar, kemudian Diit Rendah sisa I dan II.
Cara Memesan Diit:
Diit Rendah Sisa I/II (DRS I/II)
2.4 Diit Tinggi Serat
Gambaran Umum
Diit tinggi serat adalah memenuhi atau melampaui asupan serat harian yang disarankan, umumnya senyawa karbohidrat yang berasal dari tumbuhan.
Tujuan :
Merangsang paristaltik usus agar defekasi dapat normal kembali.
Syarat-syarat :
1. Cukup kalori dan protein.
2. Tinggi vitamin terutama thiamin danlain-lain vitamin B kompleks dan mineral untuk memelihara untuk kekuatan saluran pencerna.
Minum sebelum makan dapat merangsang.
4. Tinggi serat dan bahan makanan yang dapat merangsang peristaltik usus.
Indikasi Pemberian :
Diit tinggi serat diberikan kepada penderita obstipasi dan penyakit divertikular.
Bahan Makanan yang dapat merangsang peristaltik usus :
Beras tumbuk, beras ketan hitam, havermout, bulgur, cantel, sorghum, jagung, ubi, singkong,wijen, katul.
Kacang – kacangan : kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, kacang kedelai, dan sebagainya.
Sayuran sebagian bentuk mentah, terutama sayuran yang dapati :menimbulkan gas seperti : kol, sawi, dan sebagainya.
Buah – buahan terutama yang dimakan dengan kulitnya seperti : jambu biji, apel, anggu, pir, dan sebagainya.
Minyak, dalam bentuk makanan yang digoreng atau diberi santan, atau makanan yang lain yang menggunakan minyak.
Gula
Susu
Agar – agar
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Diet saluran cerna bawah berarti adalah diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran pencernaan bawah yang terdiri atas usus halus, usus besar, rektum dan anus
2. Adapun gangguan pada Diit pada penyakit gangguan pencernaan anta ra lain adalah penyakit Usus Inflamatorik, Penyakit Divertikular, Penyakit Rendah Sisa, Penyakit Tinggi Serat
3. Pada umumnya terdapat tiga klasifikasi dari diet, yaitu untuk: menurunkan berat badan, meningkatkan berat badan, pantangan terhadap makanan tertentu
3.2 SARAN
Dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, dan bagi Dosen pembimbing dimohon untuk mengirimkan saran yang berfungsi untuk membangun dan untuk memperbaiki makalah ini. Semoga dengan membuat makalah ini , kami berharap semoga dapat memahami tentang Diit pada Penyakit Gangguan Pencernaan bagian Bawah. Sehingga dapat diterapkan di kehidupan nyata. Atas kekurangannya mohon maaf, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://azurama.wordpress.com/all-about-nurse/ilmu-gizi/diet-penyakit-saluran-cerna/