• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH-DIIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH-DIIT"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH GIZI

MAKALAH GIZI

DIIT PENYAKIT GANGGUAN SALURAN

DIIT PENYAKIT GANGGUAN SALURAN

PENCERNAAN BAGIAN BAWAH

PENCERNAAN BAGIAN BAWAH

Disusun Oleh : Disusun Oleh :

1. Dimas Tia Pramuning Tyas 1. Dimas Tia Pramuning Tyas 2. Dinna Ayu Ragil Puspita Sari 2. Dinna Ayu Ragil Puspita Sari 3. Cindy

3. Cindy Agnestya MaharaAgnestya Maharanini 4. Bakti Nur Utama

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha  penyayang,

 penyayang, kami kami panjatkan panjatkan puji puji syukur syukur atas atas ke ke hadirat-Nya hadirat-Nya yang yang telahtelah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “

menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Diit Penyakit Gangguan SaluranDiit Penyakit Gangguan Saluran Pencernaan Bagian Bawah

Pencernaan Bagian Bawah”.”.

Dengan membuat tugas ini kami berharap mampu untuk lebih mengenal Dengan membuat tugas ini kami berharap mampu untuk lebih mengenal tentang Diit Penyakit Gangguan Saluran Pencernaan Bagian Bawah

tentang Diit Penyakit Gangguan Saluran Pencernaan Bagian Bawah . Dan tak lupa. Dan tak lupa  penyusun

 penyusun ucapkan ucapkan terima terima kasih kasih kepada kepada Allah Allah SWT SWT dan dan sumber-sumber sumber-sumber yangyang membantu dalam penyelesaian tugas ini.

membantu dalam penyelesaian tugas ini.

Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan. Sebelumnya Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Kmi menyadari bahwa makalah ini memang belum sempurna seutuhnya. Untuk Kmi menyadari bahwa makalah ini memang belum sempurna seutuhnya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari Ibu Irine Christiani selaku itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari Ibu Irine Christiani selaku dosen pengajar mata

dosen pengajar mata kuliah Ilmu Gizi kuliah Ilmu Gizi guna untuk guna untuk perbaikan diwaktu yperbaikan diwaktu yang akanang akan datang.

datang.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah tentang Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah tentang ““Diit Penyakit Gangguan Saluran Pencernaan Bagian BawahDiit Penyakit Gangguan Saluran Pencernaan Bagian Bawah “ ini dapat di ambil“ ini dapat di ambil hikmah dan manfaat sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca. hikmah dan manfaat sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 02 Desember 2015 Surabaya, 02 Desember 2015

Penyusun Penyusun

(3)

DAFTAR ISI Kata Pengantar... 2 Daftar Isi... 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 4 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan... 5 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Diit Penyakit Usus Inflamatorik... 5

2.2 Diit Penyakit Divertikular... 7

2.2.1 Diit Penyakit Divertikulosis... 9

2.2.2 Diit Penyakit Divertikulitis... 10

2.3 Diit Rendah Sisa... 12

2.3.1 Diit Rendah Sisa I... 12

2.3.2 Diit Rendah Sisa II... 15

2.4 Diit Tinggi Serat... 17

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan... 19

3.2 Saran... 19

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saluran cerna adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat  –   zat gizi, dan mengekskresi sisa  –   sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.

Pemahaman yang lebih baik terhadap saluran pencernaan, terapi yang baru dan lebih sempurna bagi berbagai gangguan pencernaan, serta penilaian yang kritis terhadap berbagai diit yang diterapkan sebelumnya telah membawa sejumlah perubahan dalam terapi diit untuk berbagai gangguan pada traktus gastrointestinalis. Diit yang diterapkan di masa lalu, seperti diet Salisbury,  yang  berlandaskan pada daging tanpa gajih dan air hangat untuk dispepsia, ataupun diet Sippy untuk para penderita ulkus peptikum yang terdiri atas anjuran minum susu serta krim setiap jam, kini sudah tidak terpakai lagi.

Meskipun sudah ada berbagai kemajuan ini, sebagian besar pasien masih mengharapkan nasihat diit dari dokter atau ahli gizi. Bagi mereka, makanan yang dimakannya jelas akan mempengaruhi kondisi kesehatan mereka. Kondisi yang memerlukan modifikasi khusus akan digambarkan secara garis besar dalam materi ini. Sedangkan bagi pasien yang tidak memerlukan saran khusus, dapat diberikan nasihat ini : Makanlah makanan biasa secara bervariasi. Hindari makanan yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan.

Dengan perkataan lain, untuk pasien  –  pasien tersebut berlaku kaidah ’ad libitum’  yang artinya pasien boleh makan apa saja selama makanan itu tidak

dirasakan mengganggu pencernaannya. Dalam makalah ini, kami akan membahas Diit pada Penyakit Gangguan Pencernaan Ekstremitas Bawah.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana diit saluran pencernaan bawah ? 2. Bagaimana diit penyakit usus inflamatorik ? 3. Bagaimana diit penyakit Divertikular ? 4. Bagaimana diit penyakit Divertikulosis ? 5. Bagaimana diit penyakit Divertikulitis ? 6. Bagaimana diit rendah sisa I dan II ? 7. Bagaimana diit serat tinggi ?

1.3 Tujuan

1. Mendeskripsikan diit saluran pencernaan bawah. 2.Mendeskripsikan diit penyakit usus inflamatorik. 3. Mendeskripsikan diit penyakit divertikular. 4. Mendeskripsikan diit penyakit divertikulosis. 5. Mendeskripsikan diit penyakit divertikulitis. 6. Mendeskripsikan diit rendah sisa.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

Diit Penyakit Saluran Pencernaan Bagian Bawah

Saluran cerna adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat –  zat gizi, dan mengekskresi sisa –  sisa pencernaan. Saluran cerna bawah terdiri atas usus halus, usus besar, rektum dan anus.

2.1 Diit Penyakit Usus Inflamatorik

(I nflammatory Bowel Disease)

 Gambaran Umum :

Penyakit Usus Inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat badan berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea (adanya lemak dalam feses).

 Etiologi Penyakit Usus Inflamatorik :

Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan pasti sehingga  pencegahannya juga belum diketahui, tapi sebagian besar diperkirakan terjadi

akibat tersumbatnya ‘pintu masuk’ menuju usus buntu oleh: - Tinja.

- Kelenjar getah bening yang bengkak dalam dinding usus.

Pembengkakan ini biasanya berkembang setelah terjadi infeksi saluran  pernapasan atas.

Penyumbatan tersebut akan menyebabkan terjadinya inflamasi dan  pembengkakan. Tekanan akibat pembengkakan akan memicu pecahnya usus  buntu.

 Tujuan Diit :

Tujuan Diit Penyakit Usus Inflamatorik adalah : 1. Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang. 3. Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut.

(7)

 Syarat Diit :

Syarat –  syarat Diit Penyakit Usus Inflamatorik adalah :

1. Pada fase akut dipuasakan dan diberi makanan secara parenteral saja

2. Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari  bentuk cair (per oral maupun enteral), kemudian meningkat menjadi Diit Sisa

Rendah dan Serat Rendah

3. Bila gejala hilang dapat diberikan Makanan Biasa 4. Kebutuhan gizi, yaitu :

(a) Energi tinggi dan protein tinggi.

(b) Suplemen vitamin dan mineral antara lain vitamin A, C, D, asam folat, vitamin B12, kalsium, zat besi, magnesium, dan seng

5. Makanan Enteral Rendah atau Bebas Laktosa dan mengandung asam lemak rantai sedang (medium chain trygliceride = MCT) dapat diberikan karena sering terjadi intoleransi laktosa dan malabsorpsi lemak

6. Cukup cairan dan elektrolit

7. Menghindari makanan yang menimbulkan gas

8. Sisa Rendah dan secara bertahap kembali ke Makanan Biasa.

 Jenis Diit dan Indikasi Pemberian :

Sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan Makanan Cair, Lunak, Biasa, atau Diit Sisa Rendah dengan modifikasi Rendah Laktosa atau menggunakan lemak trigliserida rantai sedang.

 Cara Memesan Diit :

Makanan Cair (MC) Makanan Lunak (ML) Makanan Biasa (MB)

(8)

 Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan

2.2 Diit Penyakit Divertikular

 Gambaran Umum

Penyakit Divertikular adalah suatu kondisi dimana muncul kantong-kantong  pada kolon yang menyebabkan terjadinya peradangan, sehingga feses yang

melintas pada kolon dapat terjebak di daerah tersebut.

2.2.1 Diit Penyakit Divertikulosis

Penyakit Divertikulosis adalah terjadinya divertikula yang terjadi diusus besar akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada konstipasi kronik, yang paling umum mendekati ujung dari usus besar kiri/sigmoid colon.

 Etiologi Penyakit Divertikulosis

Penyebab utama dari penyakit divertikulum adalah makanan rendah serat. Serat juga mencegah sembelit (konstipasi). Sembelit menyebabkan otot-otot menjadi tegang karena tinja yang terdapat di dalam usus terlalu keras. Hal ini merupakan penyebab utama dari meningkatnya tekanan di dalam usus besar.

(9)

Tekanan yang berlebihan menyebabkan titik-titik lemah pada usus besar menonjol dan membentuk divertikular.

 Patofisiologi Divertikulosis

Divertikulosis kolon merupakan penyebab yang paling umum dari  perdarahan saluran cerna bagian bawah. Divertikula kolon merupakan lesi

(keadaan jaringan yang abnormal) pada usus besar pada perut. Divertikula paling sering terletak pada kolon sigmoid dan kolon descendens. Kemungkinannya disebabkan oleh faktor traumatis lumen, termasuk fecalith (feses yang mengeras) yang menyebabkan abrasi dari pembuluh darah, sehingga terjadi perdarahan. Perdarahan dari lesi kolon kanan dapat lebih banyak dan menghasilkan volume yang lebih besar daripada divertikula sisi sebelah kiri.

Perdarahan divertikular berasal dari vasa recta yang terletak di submukosa, yang dapat pecah pada bagian puncak atau leher dari divertikulum tersebut. Divertikula yang terletak pada sisi kanan dapat mengekspos bagian yang lebih  besar dari vasa recta menjadi luka, karena mereka memiliki bagian leher yang

lebih luas dan bagian kubah yang lebih besar dibandingkan dengan divertikulum khas pada kolon sisi kiri.

 Tujuan Diit :

Tujuan Diit Penyakit Divertikulosis adalah untuk : 1. Meningkatkan volume dan konsistensi feses.

2. Menurunkan tekanan intra luminal. 3. Mencegah infeksi.

 Syarat Diit :

Syarat-syarat Diit Penyakit Divertikulosis adalah : 1. Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal

(10)

 Bahan Makanan Yang Dilarang Dan Dianjurkan

 Cara Memesan Diit :

Diit Serat Tinggi (DST)

2.2.2 Diit Penyakit Divertikulitis

 Gambaran Umum

Divertikulitis merupakan peradangan atau infeksi pada satu atau beberapa divertikula. Disebut pula suatu kondisi dimana divertikuli pada kolon pecah. Pecahnya berakibat pada infeksi pada jaringan-jaringan yang mengelilingi usus  besar.

Gejala-gejalanya antara lain kram pada bagian kiri bawah perut, mual, kembung, muntah, konstipasi atau diare, menggigil, dan demam.

 Gejala

 – 

 gejalanya:

Gejala dan tanda adanya penyakit divertikular tidak jauh berbeda dengan di antaranya:

- Perdarahan dari rektum

(11)

- Penurunan berat badan.

- Pada penderita divertikulitis biasanya merasakan kram pada bagian kiri  bawah perut dan konstipasi

 Etiologi Penyakit Divertikulitis

- Iritasi fekal

- Mikro dan makro perforasi

- Perbedaan tekanan antar lumen colon dan serosa serta area kelemahan dalam dinding colon

- Diit rendah serat - bakteri

 Tujuan Diit :

Tujuan Diet Penyakit Divertikulitis adalah : 1. Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi. 2. Mencegah akibat laksatif makanan seberat tinggi.

 Syarat Diit :

Syarat-syarat Penyakit Divertikulitis adalah :

1. Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi cukup sesuai dengan batasan diet yang ditetapkan.

2. Bila ada pendarahan, dimulai dengan Makanan Cair Jernih.

3. Makanan diberikan secara bertahap, mulai dari diet sisa rendah I ke Diet sisa rendah II dengan konsistensi yang sesuai.

4. Hindari makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil, seperti tomat,  jambu biji, dan stoberi, yang dapat menumpuk dalam divertikular.

5. Bila perlu diberikan Makanan Eternal Rendah Atau Bebas Laktosa. 6. Untuk mencegah konstipasi, minum minimal 8 gelas sehari.

(12)

 Diit:

- Menyediakan 25-35 gram serat/hari antara lain kacang-kacangan (kacang polong, kacang merah, kacang hitam), sayur (labu, bayam, , dll) buah (apel, pir, plum,dll) dan biji-bijian

 Cara Memesan Diit :

Diet Sisa Rendah I (DSR I) Diet Sisa Rendah II (DSR II) Makanan Cair Jernih (MCJ) Makanan Cair Penuh (MCP) Cair kental (CK)

Makanan Saring (MS) Makanan Lunak (ML) Makanan Biasa (MB)

JADI PERBEDAAN DIIT PENYAKIT INFLAMATORIK DAN DIVERTIKULAR YAITU:

INFLAMATORIK DIVERTIKULOSIS DIVERTIKULITIS

Tujuan  Memperbaiki

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

 Mencegah iritasi dan

inflamasi lebih lanjut

 Mengistirahatkan usus

 pada masa akut

 Meningkatkan volume dan konsistensi feses.  Menurunkan tekanan intra luminal.  Mencegah infeksi  Mengistirahatkan usus untuk mencegah  perforasi.  Mencegah akibat laksatif makanan seberat tinggi. Cara Memesan Diit

 Diit Sisa Rendah II

(DSR II)

 Diit Serat Tinggi

(DST)

 Diet Sisa Rendah I

(DSR I)

 Diet Sisa Rendah II

(13)

2.3 Diit Rendah Sisa

 Gambaran Umum

Diit rendah sisa adalah makanan yang terdiri dari bahan makan rendah serat dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Sisa yang dimaksud adalah bagian- bagian makanan yang tidak diserap seperti yang terdapat di dalam susu dan  produk susu, serta serat daging, yang berserat kasar.

 Tujuan Diit :

Memberikan makanan secukupnya yang sedikit mungkin merangsang alat  pencernaan dan sedikit mungkin meninggalkan sisa.

 Syarat Diit :

Makanan hendaknya mudah dicerna, tidak merangsang baik secara mekanis, thermis, maupun kimia dengan jalan :

1. Menghindarkan makanan tinggi serat.

2. Menghindarkan makanan terlalu panas dan terlalu dingin.

3. Menghindarkan makanan tinggi lemak, terlalu manis, terlalu asam, dan terlalu berbumbu.

4. Memasak makanan hingga lunak.

 Macam Diit dan Indikasi Pemberian :

Diit Rendah Sisa diberikan kepada penderita diare berat, ileitis, colitis ulcerosa dan diverticulitis akut, obstipasi spastik, penyumbatan sebagian dari saluran pencernaan, haemorrhoid berat serta sebelum dan sesudah operasi haemorrhoid, colon atau rectum.

Menurut beratnya penyakit, ada dua tingkat Diit Rendah Sisa, yaitu Diit Rendah Sisa I dan Diit Rendah Sisa II.

(14)

 Bahan Makanan yang diberikan sehari :

Bahan Makanan Berat (g) Urt Beras 90 3 gls bubur saring

Roti 40 2 ptg Biskuit 40 4 bh Telur 150 3 btr Tahu 100 1 bh besar Air jeruk 200 1 gls Margarin 25 2 ½ sdm Gula Pasir 60 6 sdm  Nilai Gizi : Kalori 1260 g Besi 7,0 mg Protein 39 g Vitamin A 2330 SI Lemak 48 g Thiamin 0,5 mg Hidrat arang 173 g Vitamin C 98 mg Kalsium 0,3 g

 Pembagian Makanan Sehari :

Pagi Pukul 10.00 dan Pukul 16.00 Beras 30 g = 1 gls bubur saring Biskuit 20 g = 2 bh Telur 50 = 1 btr Gula Pasir 10 g = 1 sdm Gula Pasir 10 g = 1 sdm

Siang dan Sore Pukul 20.00

Beras 30 g = 1 gls bubur saring Roti 40 g = 2 ptg Telur 50 g = 1 btr Margarin 5 g = ½ sdm Tahu 50 g = ½ bh besar Gula Pasir 10 g =1 sdm Margarin 10 g = 1 sdm

(15)

Air jeruk 100 g = ½ gls Gula Pasir 10 g = 1 sdm

 Makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan :

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan Sumber Hidrat arang Beras dibubur saring;

roti dibakar, kentang dipure; makaroni, mi,  bihun direbus, biskuit,

krekers; tepung –  tepungan dibubur atau dipoding.

Beras ketan, bulgur,  jagung,cantel, ubi,

singkong, talas; cake, dodol dan lain kue yang manis dan gurih.

Sumber Protein hewani Daging, hati digiling halus; ikan dicincang; telur direbus, ditim, diceplok air dan dicaaypur dalam

makanan dan minuman.

Daging, ikan, ayam di awet; daging babi; telur diceplok, digoreng; susu, keju, udang dan kerang.

Sumber protein nabati Tahu ditim atau direbus. Lain –  Lain Lemak Margarin dan mentega

dalam jumlah terbatas.

Macam –  macam minyak dan lemak hewan, santan

Sayuran Sari sayuran Biji –  bijian dan sayuran yang berserat dan dapat menimbulkan gas.

(16)

 Contoh menu sehari :

Pagi Pukul 10.00

Bubur saring Roti panggang Telur ½ masak Sirup

Kecap Teh manis

Siang Pukul 16.00

Bubur saring Biskuit Telur ceplok air Teh manis Sup tahu

Air jeruk

Sore Pukul 20.00

Bubur saring Biskuit Telur ½ masak Teh manis Sup tahu

(17)

2.3.2 Diit rendah Sisa II

Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diit Rendah Sisa I atau kepada penderita diare kronis. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Makanan mengandung serat diperbolehkan dalam jumlah terbatas,  begitupun lemak dan gula. Bumbu  –   bumbu yang merangsang tidak

diperbolehkan. Makanan ini cukup kalori dan semua zat –  zat gizi.

 Bahan Makanan yang diberikan sehari :

Bahan makanan Berat (g) Urt

Beras 200 4 gls tim Maizena 15 3 sdm Daging giling 100 ½ gls Telur 100 2 btr Sayuran 100 1 gls cincang Buah 150 2 bh pisang sdg Margarin 20 2 sdm Gula pasir 50 5 sdm Susu 400 2 gls  Nilai gizi : Kalori 1890 Besi 17,5 mg Protein 60 g Vitamin A 6054 SI Lemak 58 g Thiamin 0,8 mg Hidrat arang 281 g Vitamin C 110 mg Kalsium 0,8 g

(18)

Siang

Beras 75 g = 1 ½ gls tim Sayuran 50 g = ½ gls Daging giling 50 g = ¼ gls Pisang 75 g = 1 bh sdg Telur 50 g = 1 btr Margarin 10 g = 1 sdm

Sore Pukul 16.00

Beras 75 g =1 ½ gls tim Susu 200 g = 1 gls Daging giling 50 g = ¼ gls Gula pasir 10 g = 1 sdm Sayuran 50 g = ½ gls

Pisang 75 g = 1 bh sdg Margarin 10 g = 1 sdm

Keterangan

Pada diare akut selama 24 jam hanya diberi teh dan Air biasa ditambah garam dapur dan gula pasir (1 sdt garam dapur + 2 sdm gula pasir / 1 L air). Sesudah itu secara berangsur diberi roti bakar, kemudian Diit Rendah sisa I dan II.

 Cara Memesan Diit:

Diit Rendah Sisa I/II (DRS I/II)

2.4 Diit Tinggi Serat

 Gambaran Umum

Diit tinggi serat adalah memenuhi atau melampaui asupan serat harian yang disarankan, umumnya senyawa karbohidrat yang berasal dari tumbuhan.

 Tujuan :

Merangsang paristaltik usus agar defekasi dapat normal kembali.

 Syarat-syarat :

1. Cukup kalori dan protein.

2. Tinggi vitamin terutama thiamin danlain-lain vitamin B kompleks dan mineral untuk memelihara untuk kekuatan saluran pencerna.

(19)

Minum sebelum makan dapat merangsang.

4. Tinggi serat dan bahan makanan yang dapat merangsang peristaltik usus.

 Indikasi Pemberian :

Diit tinggi serat diberikan kepada penderita obstipasi dan penyakit divertikular.

 Bahan Makanan yang dapat merangsang peristaltik usus :

 Beras tumbuk, beras ketan hitam, havermout, bulgur, cantel, sorghum,  jagung, ubi, singkong,wijen, katul.

 Kacang –  kacangan : kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, kacang kedelai, dan sebagainya.

 Sayuran sebagian bentuk mentah, terutama sayuran yang dapati :menimbulkan gas seperti : kol, sawi, dan sebagainya.

 Buah –  buahan terutama yang dimakan dengan kulitnya seperti : jambu  biji, apel, anggu, pir, dan sebagainya.

 Minyak, dalam bentuk makanan yang digoreng atau diberi santan, atau makanan yang lain yang menggunakan minyak.

 Gula

 Susu

 Agar –  agar

(20)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Diet saluran cerna bawah berarti adalah diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran pencernaan bawah yang terdiri atas usus halus, usus besar, rektum dan anus

2. Adapun gangguan pada Diit pada penyakit gangguan pencernaan anta ra lain adalah penyakit Usus Inflamatorik, Penyakit Divertikular, Penyakit Rendah Sisa, Penyakit Tinggi Serat

3. Pada umumnya terdapat tiga klasifikasi dari diet, yaitu untuk: menurunkan  berat badan, meningkatkan berat badan, pantangan terhadap makanan tertentu

3.2 SARAN

Dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, dan  bagi Dosen pembimbing dimohon untuk mengirimkan saran yang berfungsi untuk membangun dan untuk memperbaiki makalah ini. Semoga dengan membuat makalah ini , kami berharap semoga dapat memahami tentang Diit pada Penyakit Gangguan Pencernaan bagian Bawah. Sehingga dapat diterapkan di kehidupan nyata. Atas kekurangannya mohon maaf, semoga makalah ini dapat bermanfaat  bagi siapa pun yang membacanya.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

1. https://azurama.wordpress.com/all-about-nurse/ilmu-gizi/diet-penyakit-saluran-cerna/

Referensi

Dokumen terkait

Papunësia paraqet atë pjesë të forcës punëtore e cila nuk është e zënë me punë por kërkon punë në mënyrë aktive. Papunësia matet me normën e papunësisë dhe shprehet si

W aktu penutupan pemasukan penaw ar an telah selesai dilaksanakan dan dituangkan dalam Ber ita Acar a Penutupan Pemasukan Penaw ar an Nomor : 027/ BAPP.10.ULP- POKJA

adalah: t; deikripsi pemahaman ibu terhadap bencana, daerah rawan bencana, tanda-tanda bencana, dan aktivitas pengurangan resiko bencana; 2) deskripsi potensi dan

Menurut penulis, Ibu tiri dalam penelitian ini dapat dikatakan sebagai ibu tiri yang baik, dan keberhasilannya sebagai ibu tiri dengan kondisi keluarga yang kompleks

Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Berdasarkan Presentase Angkatan Kerja terhadap Usia Kerja Selama Seminggu yang Lalu,

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data nilai yang di peroleh untuk motivasi berprestasi yaitu sedang dengan persentase 80%, sedangkan untuk keterampilan bermain bola

Dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan dan manusia, dikembangkan pola tata ruang yang menyeimbangkan tata guna tanah, tata guna hutan, serta tata guna sumber daya alam

Korelasi kuat yang didapatkan pada penelitian ini (r=0,95, p<0,05) menunjukkan bahwa penilaian nyeri dengan menggunakan skor NVPSR hampir dapat menggantikan WBPS