HUBUNGAN PRESEPSI TERHADAP RELIGIUSITAS
ORANG TUA DENGAN RELIGIUSITAS REMAJA
Oleh :
ESA KRISNHA AYU APRIANI 03 320 035
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak sebagai bagian dari keluarga berhak mendapatkan pendidikan,
norma-norma serta kesempatan untuk belajar tingkah laku dan motif-motif yang penting
untuk bisa berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Religiusitas pada anak
sangat penting untuk diperhatikan. Mengingat dalam pendidikan formal, pelajaran
yang berkaitan dengan keberagamaan hanya menjadi bagian kecil dari kurikulum.
Dengan demikian menjadi tugas keluarga untuk memberikan dasar-dasar agama
bagi anak-anak mereka. Dengan memiliki religiusitas yang baik diharapkan anak
mampu menghindari diri mereka dari perilaku yang menyimpang. Akhir-akhir ini
cukup banyak keprihatinan di kalangan masyarakat tentang permasalahan generasi
muda. Seperti misalnya dua anak lelaki kakak-beradik berumur 9 dan 7 tahun
menikmati kegiatan membunuh seorang bocah perempuan umur 2 tahun. Kejadian
tersebut menggegerkan ibu kota Argentina, Buenos Aires (KOMPAS.com). Seorang
remaja 15 tahun didakwa membunuh keluarganya, dua orangtua dan dua adik.
Namun ia terhindar dari hukuman mati karena terlalu muda (KOMPAS.com).Empat
remaja kota Wates tertangkap setelah membobol counter HP. Belakangan diantara
mereka juga mengaku mencuri sepeda motor di SMK Pengasih (Bernas.com).
Seorang remaja diketahui mencuri mulai dari sajadah di mushola, sampai ayam di
kandang warga setempat (Bernas.com). Dari banyaknya kasus yang terjadi yang
tindakan amoral ini. Rendahnya religiusitas anak dan remaja membuat mereka tidak
mempunyai pegangan agama, sehingga mereka dengan mudah melakukan tindak
kejahatan tanpa memikirkan norma agama.
Menurut Nashori (1997) Individu yang religius selalu mencoba patuh terhadap
ajaran-ajaran agamanya. Mereka berusaha mempelajari pengetahuan agama,
meyakini doktrin-doktrin agama, menjalankan ritual agama, beramal dan selanjutnya
merasakan pengalaman-pengalaman beragama. Menurut Bukhori (2006), ibadah
yang diajarkan dalam Islam akan mampu memberikan pengaruh positif jika
dilakukan sesuai dengan pedoman yang disampaikan oleh Allah, serta dengan
mengindahkan perintah dan menjauhi larangannya.
Kertapati (Rahmawati, 2004) menyatakan bahwa persepsi dapat diartikan
sebagai proses untuk mengerti dan menyadari dunia luar diri sendiri. Kesadaran
atau pengalaman tentang suatu hal. Ini dapat berupa kegiatan melihat, mendengar,
meraba, atau memberi reaksi dengan membedakan obyek-obyek atau
peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Dalam proses persepsi, seseorang
menggunakan pikiran untuk memahami suatu obyek atau peristiwa Kemp
(Rahmawati,2004). Persepsi juga mencakup prilaku. Hal ini ditegaskan oleh Toch
dan Mclean (Rahmawati,2004) yang menyatakan “tidak ada prilaku tertentu tanpa
persepsi; prilaku adalah hasil persepsi masa lalu dan permulaan persepsi
berikutnya”.
Menurut Kaswan (2007) di dalam lingkungan keluargalah anak mulai mengenal
nilai-nilai luhur yang diajarkan setiap agama. Kedua orangtuanyalah yang harus
luhur itu bagi anak-anaknya.jika nilai-nilai luhur agama sudah di tanamkan sejak dini
kepada anak, maka nilai-nilai itulah nantinya yang akan membimbing dan
membentuk jiwa anak tersebut. Oleh karena itu, orangtua harus selalu mengajak
dan menyuruh anggota keluarganya agar mengerjakan perintah-perintah Allah
dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
B. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan Persepsi terhadap Religiusitas Orang
Tua dengan Religiusitas Remaja.
C. Manfaat penelitian
1. Manfaat penelitian secara teoritis :
Dapat menambah kepustakaan psikologi, khususnya psilkologi perkembangan
dan keluarga. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pemahaman
secara psikologis mengenai hubungan Persepsi terhadap Religiusitas Orang Tua
dengan Religiusitas Remaja.
2. Manfaat penelitian secara praktis :
Dari hasil yang diperoleh nantinya, bisa menjadi pertimbangan bagi orang tua
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Religiusitas
1. Definisi Religiusitas
Menurut Dister (Susilo,2006) Internalisasi nilai agama ke dalam diri seseorang
dikenal dengan istilah Religiusitas. Religiusitas seseorang adalah tingkah laku
manusia yang sepenuhnya dibentuk oleh kepercayaan kepada kegaiban atau alam
gaib dan pada kekuatan supra empirik (Ancok, 1995). Individu yang religius selalu
mencoba patuh terhadap ajaran-ajaran agamanya. Mereka berusaha mempelajari
pengetahuan agama, meyakini doktrin-doktrin agama, menjalankan ritual agama,
beramal dan selanjutnya merasakan pengalaman-pangalaman beragama (Nashori,
1997).
2. Aspek-aspek religiusitas
Masrun dkk (Andriyani,2000) mengemukakan bahwa aspek-aspek dari
religiusitas meliputi aspek akidah, aspek ibadah, aspek amal, aspek ilmu dan aspek
Iihsan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas remaja
Arifin (Susetyo, 2006) mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhi
religiusitas, yaitu :
a. Faktor obyektif, yakni seseorang beragama karena mentaati segala sesuatu
faktor dari luar. Yaitu adanya petunjuk-petunjuk Tuhan berupa kitab suci.
Dengan demikian kebenaran yang dihadapi bersifat obyektif. Faktor ini secara
tidak langsung berperan sebagai penguat dari luar akan proses kesadaran
pribadi individu dimana akhirnya muncul rasa tanggung jawab pada pekerjaan
yang akan di ikuti dengan terbentuknya disiplin pada pekerjaannya.
b. Faktor subyektif, yakni keyakinan yang ada dalam diri seseorang berasal dari
dalam dirinya sendiri kemudian keyakinan itu di olah dan dikembangkan
berdasarkan konsepsi yang dipelajari melalui kitab suci. Selanjutnya menjelma
menjadi pegangan dalam beramal. Faktor ini juga secara tidak langsung menjadi
penguat dari dalam diri individu akan munculnya kesadaran pribadi individu akan
tanggung jawab pada pekerjaannya yang akan di ikuti terbentuknya disiplin.
Dari beberapa faktor diatas, keluarga khususnya orang tua memiliki pengaruh
dalam membentuk religiusitas anak, dengan cara mengenalkan kitab suci dan
memberi pengarahan kepada anak mengenai hal-hal yang dijelaskan dalam kitab
suci. Hal ini dikarenakan orangtua adalah figur terdekat dengan anak.
B. Persepsi terhadap Religiusitas orang tua 1. Definisi Persepsi dan Religiusitas orang tua
Menurut Rakhmat (2003), persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi atau
2. Aspek-aspek Religiusitas
Masrun dkk (Andriyani,2000) mengemukakan bahwa aspek-aspek dari praktek
religiusitas meliputi aspek akidah, aspek ibadah, aspek amal, aspek ilmu dan aspek
ihsan.
3. Persepsi terhadap Religiusitas orang tua
Toch dan Mclean (Rahmawati,2004) yang menyatakan “tidak ada prilaku tertentu
tanpa persepsi; prilaku adalah hasil persepsi masa lalu dan permulaan persepsi
berikutnya”. Lingkungan keluarga atau orang tua adalah lingkungan yang amat
penting bagi kehidupan dan perkembangan nilai religius seseorang (Susilo,2006).
Mangunwijaya (Susilo,2006) menyatakan bahwa pendidikan religius anak-anak
harus mulai dari orangtuanya, wali atau mereka yang dalam pertumbuhan paling
dekat dengan si anak. Pendapat ini di pertegas lagi oleh Gunarsa dan Gunarsa
(Susilo,2006) bahwa orangtua sedikit demi sedikit membimbing dan mengarahkan
sikap dan perilaku anak sesuai dengan kitab suci dan ajaran agama. Menurut Dister
(Susilo,2006) Internalisasi nilai agama ke dalam diri seseorang dikenal dengan
istilah Religiusitas. Individu yang religius selalu mencoba patuh terhadap
ajaran-ajaran agamanya. Mereka berusaha mempelajari pengetahuan agama, meyakini
doktrin-doktrin agama, menjalankan ritual agama, beramal dan selanjutnya
merasakan pengalaman-pangalaman beragama (Nashori, 1997).
C. Hubungan Persepsi terhadap Religiusitas orang tua dengan Religiusitas Anak
Kertapati (Rahmawati, 2004) menyatakan bahwa persepsi dapat diartikan
atau pengalaman tentang suatu hal. Ini dapat berupa kegiatan melihat, mendengar,
meraba, atau memberi reaksi dengan membedakan obyek-obyek atau
peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar.
Dalam proses persepsi, seseorang menggunakan pikiran untuk memahami
suatu obyek atau peristiwa Kemp (Rahmawati,2004). Persepsi juga mencakup
prilaku. Hal ini ditegaskan oleh Toch dan Mclean (Rahmawati,2004) yang
menyatakan “tidak ada prilaku tertentu tanpa persepsi; prilaku adalah hasil persepsi
masa lalu dan permulaan persepsi berikutnya”. Selain itu, persepsi merupakan
proses aktif penggunaan pikiran sehingga menimbulkan tanggapan, bahkan dapat
membentuk sikap seseorang terhadap suatu rangsangan. Model persepsi
masyarakat digunakan untuk mengetahui bagaimana individu-individu melihat
lingkungannya dan keputusannya terhadap lingkungan tersebut Edmunds and Letey
(Rahmawati,2004). Menurut Basri (2004) keluarga merupakan elemen terdekat yang
mampu memberikan teladan, terutama dalam hal menjalankan praktik religi.
keluarga dalam hal ini orang tua yang melakukan praktik religius sebagaimana yang
di ajarkan oleh agamanya Pendidikan religius anak-anak harus mulai dari
orangtuanya, wali atau mereka yang dalam pertumbuhan paling dekat dengan si
anak Mangunwijaya (Susilo,2006). Islam (Ancok dan Suroso, 1995) memandang
bahwa praktik agama dapat ditafsirkan sebagai parameter untuk menunjukkan
seberapa tingkat kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual
sebagaimana disuruh dan dianjurkan dalam agamanya. Keluarga adalah sumber
kepribadian seseorang. didalam keluarga dapat ditemukan berbagai elemen dasar
pertegas lagi oleh Gunarsa dan Gunarsa (Susilo,2006) bahwa orangtua sedikit demi
sedikit membimbing dan mengarahkan sikap dan perilaku anak sesuai dengan kitab
suci dan ajaran agama.
D. HIPOTESIS
Ada hubungan positif antara Persepsi terhadap Religiusitas Orang Tua dengan
Religiusitas Remaja, semakin tinggi Persepsi terhadap Religiusitas Orang Tua maka
semakin tinggi Religiusitas Remaja. Sebaliknya semakin rendah Persepsi terhadap
BAB III Metode Penelitian
A. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Religiusitas
2. Variabel Independen
Persepsi terhadap Religiusitas Orang Tua
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Religiusitas
Religiusitas adalah ketika seseorang mampu meresapi ajaran agamanya dan
mengaplikasikan ajaran tersebut dalam kehidupan. Religiusitas remaja akan diukur
dengan menggunakan alat ukur yang penulis susun sendiri. Religiusitas remaja
terdiri dari aspek aqidah, aspek ibadah, aspek amal dan aspek ihsan. Religiusitas
remaja diketahui dengan skor yang diperoleh subyek setelah mengisi skala
religiusitas. Semakin tinggi skor yang diperoleh semakin tinggi religiusitas remaja,
sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah religiusitas remaja.
2. Persepsi terhadap Religiusitas Orang Tua
Persepsi terhadap religiusitas orang tua adalah bagaimana remaja merespon,
menafsirkan dan memahami kegiatan ritual yang bersifat keagamaan yang dilakukan
oleh orang tua nya. Persepsi terhadap religiusitas orang tua diukur dengan
orang tua terdiri dari aspek aqidah, aspek ibadah, aspek amal dan aspek ihsan.
Persepsi terhadap religiusitas orang tua diketahui dengan skor yang diperoleh
subyek setelah mengisi skala Persepsi terhadap religiusitas orang tua. Semakin
tinggi skor yang diperoleh semakin tinggi Persepsi terhadap religiusitas orang tua,
sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah Persepsi terhadap
religiusitas orang tua.
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini merupakan siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama
Negri 2 Ngaglik Sleman Yogyakarta dengan kriteria : Duduk di kelas 1, baik laki-laki
maupun perempuan, Agama yang dianut oleh subyek adalah Islam. SMP N 2
Ngaglik terdiri dari empat kelas. Jumlah seluruh subyek adalah 126.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode
angket atau kuesioner untuk mendapatkan jenis data secara kuantitatif. Metode ini
dipergunakan dengan alasan kepraktisan.
E. Metode analisis data
Metode analisis data menggunakan product moment dari pearson untuk
menentukan Hubungan Persepsi Terhadap Religiusitas Orang Tua dengan
Religiusitas Remaja. Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS versi 12.0
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah
Pada penelitian ini, pengambilan data penelitian dilakukan di Sekolah Menengah
Pertama Negri 2 Ngaglik yang beralamat di Jalan Kaliurang km 10 Gadingan Sleman
Yogyakarta. Dalam penelitian ini subyek merupakan siswa-siswi yang duduk di kelas
1 baik putra maupun putri tahun ajaran 2007/2008 dan agama yang dianut oleh
siswa- siswi tersebut dan anggota keluarganya adalah islam.
2.Persiapan
Persiapan penelitian yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a.Persiapan administrasi
Persiapan administrasi berkenaan dengan surat ijin melakukan uji coba serta
penelitian yang ditujukan kepada pihak SMPN 2 Ngaglik . Surat ijin dengan nomor
/Dek/70/Akd/I.2008 dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial
Budaya Universitas Islam Indonesia.
c. Persiapan alat ukur
Persiapan alat ukur disini adalah penyusunan alat ukur yang akan digunakan
dalam pengambilan data penelitian. Penelitian ini menggunakan Skala Persepsi
terhadap Religiusitas Orang Tua (SPtROT) dan Skala Religiusitas Remaja (SRR)
sebagai alat ukurnya. Kedua skala disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek
penelitian dilaksanakan terlebih dahulu try out pre eliminary pada kedua skala
dengan tujuan untuk mengukur validitas isi dari aitem-aitem kedua skala.
Total keseluruhan Skala Religiusitas Remaja (SRR) berjumlah 20 aitem,
kemudian 20 aitem tersebut diskor serta dianalisa validitas dan reliabilitasnya.
Berdasarkan uji statistic pada program SPSS versi 12.0 for windows diketahui
bahwa koefisian validitas aitem bergerak antara 0,090 sampai dengan 0,555. Total
keseluruhan aitem shahih berjumlah 12 aitem. Berdasarkan uji reliabilitas alpha
sejumlah 12 aitem shahih diketahui bahwa koefisien reliabilitas alpha Skala
Religiusitas Anak sebesar 0,735. Hasil uji validasi skala persepsi terhadap
religiusitas orang tua menunjukkan ada 32 aitem shahih dan terdapat 2 aitem yang
gugur yaitu aitem no 11 dan 29. Uji koefisien alpha adalah 0,927.
Aitem nomer 1 dan 2 Skala Persepsi Terhadap Religiusitas Orang Tua (SPtROT)
tidak jadi digunakan karena terdapat kesalahan pada penulisan sehingga total
keseluruhan skala yang semula 34 aitem berkurang menjadi 32 aitem, kemudian 32
aitem tersebut diskor serta dianalisa validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan uji
statistik pada program SPSS versi 12.0 for windows diketahui bahwa koefisien
validitas aitem bergerak antara 0,220 sampai dengan 0,715.
Berdasarkan uji reliabilitas alpha sejumlah 30 aitem shahih pada program SPSS
versi 12.0 for windows diketahui bahwa koefisien reliabilitas alpha Skala Persepsi
Terhadap Religiusitas Orang Tua (SPtROT) sebesar 0,927
Berdasarkan uji statistic pada program SPSS versi 12.0 for windows diketahui
Berdasarkan uji reliabilitas alpha sejumlah 52 aitem shahih pada program SPSS
versi 12.0 for windows diketahui bahwa koefisien reliabilitas alpha Skala Persepsi
terhadap Religiusitas Orang Tua (SPtROT) sebesar 0,907
B. Laporan Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian bertempat di SMP N 2 Ngaglik Sleman Yogyakarta pada
hari Sabtu tanggal 9 Februari 2008. Siswa yang memenuhi kategori untuk menjadi
subyek penelitian meliputi siswa kelas 1 sejumlah 126 orang. Petunjuk mengerjakan
kembali dijelaskan dengan tujuan agar subyek penelitian benar-benar memahami
cara pengisian skala. Keseluruhan skala yang disebar dalam pelaksanaan penelitian
berjumlah 126 eksemplar dan dari jumlah tersebut tidak ada skala yang tidak
kembali. Jumlah skala yang dapat diolah adalah 126 skala.
C. Hasil penelitian 1. Deskripsi subjek penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah siswa-siswi yang duduk di kelas 1 Sekolah
Menengah Pertama Negri 2 Ngaglik Yogyakarta.
2.Deskripsi data penelitian
Dengan mempertimbangkan komposisi aspek atau komponen yang dicakup
oleh kawasan ukur yang harus diungkap oleh skala, penulis menambahkan 26 aitem
baru. Kemudian keseluruhan aitem yang semula 52 aitem bertambah menjadi 78
aitem.
a. Uji asumsi
Uji asumsi dilakukan pada statistik parametrik sebelum uji hipotesis agar
b. Uji normalitas
Uji normalitas adalah untuk menguji apakah sebaran skor pada variabel
penelitian mengikuti distribusi normal atau tidak. Tehnik yang digunakan untuk uji
normalitas adalah teknik one-sample kolmogorof –smirnov test. Hasil uji normalitas
yang dilakukan pada variabel bebas menunjukkan distribusi tidak normal sedangkan
pada variabel tergantung menunjukkan distribusi normal. Hasil uji normalitas Skala
Religiusitas Remaja (SRR) bardasarkan teknik one sample kolmogorov smirnov test
pada program SPSS versi 12.0 for windows menunjukkan k-s z=1,203 ; p=0,111
(p>0,05). Uji normalitas pada Skala Persepsi Terhadap Religiusitas Orang Tua
(SPtROT) menunjukkan k-s z = 1,867 ; p=0,002 (p<0,05). Berdasarkan hasil uji
normalitas tersebut diketahui bahwa variabel Persepsi Terhadap Religiusitas Orang
tua berdistribusi tidak normal sedangkan variabel Religiusitas Remaja berdistribusi
normal.
c. Uji linieritas
Hasil uji linieritas kedua skala berdasarkan teknik compare mean pada program
SPSS versi 12.0 for windows bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara variabel persepsi terhadap religiusitas orang tua dengan variabel religiusitas
remaja mengikuti garis linier atau tidak. Hasil uji linieritas hubungan persepsi
terhadap religiusitas orang tua dengan religiusitas remaja diperoleh hasil F = 91,462;
p = 0,000 (p<0,05). Sedangkan Deviation from linierity menunjukkan F= 1,757 ;
p = 0,025 (p>0,05). Berdasarkan hasil uji linieritas tersebut diketahui bahwa variabel
persepsi terhadap religiusitas orang tua dengan religiusitas remaja bersifat linier
3. Uji hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam mencari hubungan antara variable Persepsi
Terhadap Religiusitas Orang Tua dengan Religiusitas Remaja adalah teknik
nonparametic correlations dari spearman. Hal ini dikarenakan hasil uji linieritas
kedua variable bersifat linier. Berdasarkan perhitungan statistic pada program SPSS
versi 12.0 for windows diketahui bahwa hasil korelasi kedua variable r = 0,619; p =
0,000 (p<0,05), maka semakin tinggi Persepsi Terhadap Religiusitas Orang Tua
maka semakin tinggi Religiusitas Remaja, jadi hipotesis diterima tetapi lemah.
Analisis koefisien determinasi (R2) pada korelasi antara variabel persepsi
terhadap religiusitas orang tua dengan religiusitas pada remaja menunjukkan angka
sebesar 0,389 sehingga variabel persepsi terhadap religiusitas orang tua
memberikan sumbangan efektif sebesar 38,9 % terhadap variabel religiusitas
remaja.
D.Pembahasan
Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa ada hubungan antara persepsi
terhadap religiusitas orang tua religiusitas remaja. Hasil analisis korelasi dengan
menggunakan teknik nonparametric correlations dari Spearman menunjukkan
koefisien korelasi sebesar r = 0,619 dengan p = 0,000. Dengan hasil tersebut dapat
diartikan bahwa ada hubungan positif antara persepsi terhadap religiusitas orang tua
dengan religiusitas remaja, semakin tinggi Persepsi Terhadap Religiusitas Orang
Tua, maka akan semakin tinggi religiusitas remaja. Hasil penelitian ini sesuai dengan
untuk mengajarkan dan meneruskan adat istiadat, kebudayaan, agama dan sistem
nilai moral kepada anak.
Menurut Miharso (2004) Keluarga juga merupakan wadah bagi proses
berlangsungnya pendidikan nilai dan akhlak serta sebagai benteng moral bangsa.
Yusuf LN (2004) mengemukakan bahwa keluarga memiliki peranan penting dalam
menumbuhkembangkan fitrah beragama anak melalui penanaman nilai-nilai agama
dan moral sejak dini.
Mangunwijaya (Susilo,2006) menyatakan bahwa pendidikan religius anak-anak
harus mulai dari orangtuanya, wali atau mereka yang dalam pertumbuhan paling
dekat dengan si anak. Pendapat ini di pertegas lagi oleh Gunarsa dan Gunarsa
(Susilo,2006) bahwa orangtua sedikit demi sedikit membimbing dan mengarahkan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan ada Hubungan Positif Antara Persepsi Terhadap
Religiusitas Orang Tua Dengan Religiusitas Remaja. Berdasarkan perhitungan
statistic pada program SPSS versi 12.0 for windows diketahui bahwa hasil korelasi
kedua variable r = 0,619; p = 0,000 (p<0,05), maka semakin tinggi Persepsi
Terhadap Religiusitas Orang Tua maka semakin tinggi Religiusitas Remaja, jadi
hipotesis diterima tetapi lemah. Analisis koefisien determinasi (R2) pada korelasi
antara variabel persepsi terhadap religiusitas orang tua dengan religiusitas remaja
menunjukkan angka sebesar 0,389 sehingga variabel Persepsi Terhadap
Religiusitas Orang Tua memberikan sumbangan efektif sebesar 38,9 % terhadap
variabel religiusitas remaja.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,
antara lain :
1. Keluarga
Interaksi yang baik antara orang tua dan anak juga akan meningkatkan
religiusitas remaja. Sehingga anak tidak hanya mencontoh prilaku religius orang tua,
2. Peneliti selanjutnya
Mungkin akan lebih baik apabila pengambilan data juga dilakukan pada
orangtua, sehingga analisis dalam penelitian tidak hanya melihat dari satu sudut
DAFTAR PUSTAKA
Ahyadi, A.A. 1995. Psikologi Agama : Kepribadian Muslim Pancasila. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Ancok, D. dan Suroso, F.N. 1995. Psikologi Islami : Solusi Islam Atas Problem-problem Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arifin, M. 1997. Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniyah Manusia. Jakarta : Bulan Bintang
Azwar, S. 2003. Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Basri, hasan. 2004. Keluarga Sakinah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Bukhori,B. 2006. Kesehatan Mental Mahasiswa Ditinjau Dari Religiusitas Dan Kebermaknaan Hidup. Jurnal Psikologika, Vol.XI No22, Hal 93-105)
Chaplin, J.P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Raja Grafino Persada
Miharso, M. 2004. Pendidikan Keluarga Qurani. Yogyakarta : Safria Insania Press.
Monks, F.J., Knoers A.MP. dan Haditono, S.R. 1994. Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Mursi A. W. 2007. Jadi Remaja Penuh Warna:Perjalanan Menemukan Jati Diri.
Surakarta : Ziyad.
Nashori, F.1997. Manusia Sebagai Homo Religious. Jurnal Pemikiran dan Penelitian. Psikologika 3, 3-5.
Nashori, F. dan Mucharam, R.D. 2002. Mengembangkan Kretivitas : Dalam Perspektif Psikologi Islami. Yogyakarta : Menara Kudus.
Satiadarma, Monty. 2001. Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak : Dampak Pygmalian Di Dalam Keluarga. Jakarta : Pustaka Populer Obor.
Shah. A. A. 2004. Self Religiousity, Fathers Attitude and Religious Education In The Moral Behavior of Adolescents. Journal. www.sagepub.com
Uyun. Q. 1998. Religiusitas dan motif berprestasi Mahasiswa. Jurnal Psikologika No.6 Tahun III. Yogyakarta
Widjanarko. M. 1997. Hubungan Sikap Religius Dengan Raasa Bersalah Pada Remaja Akhir Yang Beragama Islam. Jurnal Psikologika No 3 Tahun II. Yogyakarta
Quraish shihab. 2007. Pengantin alquran: kalung permata buat anak-anakku.
Jakarta : Lentera hati
www. BERNAS.com
www.KOMPAS.com
Zuhaili, Muhammad. 2002. Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini. Jakarta : A.H Ba’adillah Press.