• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PRESEPSI TERHADAP RELIGIUSITAS ORANG TUA DENGAN RELIGIUSITAS REMAJA. Oleh : ESA KRISNHA AYU APRIANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PRESEPSI TERHADAP RELIGIUSITAS ORANG TUA DENGAN RELIGIUSITAS REMAJA. Oleh : ESA KRISNHA AYU APRIANI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PRESEPSI TERHADAP RELIGIUSITAS

ORANG TUA DENGAN RELIGIUSITAS REMAJA

Oleh :

ESA KRISNHA AYU APRIANI 03 320 035

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak sebagai bagian dari keluarga berhak mendapatkan pendidikan,

norma-norma serta kesempatan untuk belajar tingkah laku dan motif-motif yang penting

untuk bisa berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Religiusitas pada anak

sangat penting untuk diperhatikan. Mengingat dalam pendidikan formal, pelajaran

yang berkaitan dengan keberagamaan hanya menjadi bagian kecil dari kurikulum.

Dengan demikian menjadi tugas keluarga untuk memberikan dasar-dasar agama

bagi anak-anak mereka. Dengan memiliki religiusitas yang baik diharapkan anak

mampu menghindari diri mereka dari perilaku yang menyimpang. Akhir-akhir ini

cukup banyak keprihatinan di kalangan masyarakat tentang permasalahan generasi

muda. Seperti misalnya dua anak lelaki kakak-beradik berumur 9 dan 7 tahun

menikmati kegiatan membunuh seorang bocah perempuan umur 2 tahun. Kejadian

tersebut menggegerkan ibu kota Argentina, Buenos Aires (KOMPAS.com). Seorang

remaja 15 tahun didakwa membunuh keluarganya, dua orangtua dan dua adik.

Namun ia terhindar dari hukuman mati karena terlalu muda (KOMPAS.com).Empat

remaja kota Wates tertangkap setelah membobol counter HP. Belakangan diantara

mereka juga mengaku mencuri sepeda motor di SMK Pengasih (Bernas.com).

Seorang remaja diketahui mencuri mulai dari sajadah di mushola, sampai ayam di

kandang warga setempat (Bernas.com). Dari banyaknya kasus yang terjadi yang

(3)

tindakan amoral ini. Rendahnya religiusitas anak dan remaja membuat mereka tidak

mempunyai pegangan agama, sehingga mereka dengan mudah melakukan tindak

kejahatan tanpa memikirkan norma agama.

Menurut Nashori (1997) Individu yang religius selalu mencoba patuh terhadap

ajaran-ajaran agamanya. Mereka berusaha mempelajari pengetahuan agama,

meyakini doktrin-doktrin agama, menjalankan ritual agama, beramal dan selanjutnya

merasakan pengalaman-pengalaman beragama. Menurut Bukhori (2006), ibadah

yang diajarkan dalam Islam akan mampu memberikan pengaruh positif jika

dilakukan sesuai dengan pedoman yang disampaikan oleh Allah, serta dengan

mengindahkan perintah dan menjauhi larangannya.

Kertapati (Rahmawati, 2004) menyatakan bahwa persepsi dapat diartikan

sebagai proses untuk mengerti dan menyadari dunia luar diri sendiri. Kesadaran

atau pengalaman tentang suatu hal. Ini dapat berupa kegiatan melihat, mendengar,

meraba, atau memberi reaksi dengan membedakan obyek-obyek atau

peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Dalam proses persepsi, seseorang

menggunakan pikiran untuk memahami suatu obyek atau peristiwa Kemp

(Rahmawati,2004). Persepsi juga mencakup prilaku. Hal ini ditegaskan oleh Toch

dan Mclean (Rahmawati,2004) yang menyatakan “tidak ada prilaku tertentu tanpa

persepsi; prilaku adalah hasil persepsi masa lalu dan permulaan persepsi

berikutnya”.

Menurut Kaswan (2007) di dalam lingkungan keluargalah anak mulai mengenal

nilai-nilai luhur yang diajarkan setiap agama. Kedua orangtuanyalah yang harus

(4)

luhur itu bagi anak-anaknya.jika nilai-nilai luhur agama sudah di tanamkan sejak dini

kepada anak, maka nilai-nilai itulah nantinya yang akan membimbing dan

membentuk jiwa anak tersebut. Oleh karena itu, orangtua harus selalu mengajak

dan menyuruh anggota keluarganya agar mengerjakan perintah-perintah Allah

dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

B. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan Persepsi terhadap Religiusitas Orang

Tua dengan Religiusitas Remaja.

C. Manfaat penelitian

1. Manfaat penelitian secara teoritis :

Dapat menambah kepustakaan psikologi, khususnya psilkologi perkembangan

dan keluarga. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pemahaman

secara psikologis mengenai hubungan Persepsi terhadap Religiusitas Orang Tua

dengan Religiusitas Remaja.

2. Manfaat penelitian secara praktis :

Dari hasil yang diperoleh nantinya, bisa menjadi pertimbangan bagi orang tua

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Religiusitas

1. Definisi Religiusitas

Menurut Dister (Susilo,2006) Internalisasi nilai agama ke dalam diri seseorang

dikenal dengan istilah Religiusitas. Religiusitas seseorang adalah tingkah laku

manusia yang sepenuhnya dibentuk oleh kepercayaan kepada kegaiban atau alam

gaib dan pada kekuatan supra empirik (Ancok, 1995). Individu yang religius selalu

mencoba patuh terhadap ajaran-ajaran agamanya. Mereka berusaha mempelajari

pengetahuan agama, meyakini doktrin-doktrin agama, menjalankan ritual agama,

beramal dan selanjutnya merasakan pengalaman-pangalaman beragama (Nashori,

1997).

2. Aspek-aspek religiusitas

Masrun dkk (Andriyani,2000) mengemukakan bahwa aspek-aspek dari

religiusitas meliputi aspek akidah, aspek ibadah, aspek amal, aspek ilmu dan aspek

Iihsan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas remaja

Arifin (Susetyo, 2006) mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhi

religiusitas, yaitu :

a. Faktor obyektif, yakni seseorang beragama karena mentaati segala sesuatu

(6)

faktor dari luar. Yaitu adanya petunjuk-petunjuk Tuhan berupa kitab suci.

Dengan demikian kebenaran yang dihadapi bersifat obyektif. Faktor ini secara

tidak langsung berperan sebagai penguat dari luar akan proses kesadaran

pribadi individu dimana akhirnya muncul rasa tanggung jawab pada pekerjaan

yang akan di ikuti dengan terbentuknya disiplin pada pekerjaannya.

b. Faktor subyektif, yakni keyakinan yang ada dalam diri seseorang berasal dari

dalam dirinya sendiri kemudian keyakinan itu di olah dan dikembangkan

berdasarkan konsepsi yang dipelajari melalui kitab suci. Selanjutnya menjelma

menjadi pegangan dalam beramal. Faktor ini juga secara tidak langsung menjadi

penguat dari dalam diri individu akan munculnya kesadaran pribadi individu akan

tanggung jawab pada pekerjaannya yang akan di ikuti terbentuknya disiplin.

Dari beberapa faktor diatas, keluarga khususnya orang tua memiliki pengaruh

dalam membentuk religiusitas anak, dengan cara mengenalkan kitab suci dan

memberi pengarahan kepada anak mengenai hal-hal yang dijelaskan dalam kitab

suci. Hal ini dikarenakan orangtua adalah figur terdekat dengan anak.

B. Persepsi terhadap Religiusitas orang tua 1. Definisi Persepsi dan Religiusitas orang tua

Menurut Rakhmat (2003), persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa

atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi atau

(7)

2. Aspek-aspek Religiusitas

Masrun dkk (Andriyani,2000) mengemukakan bahwa aspek-aspek dari praktek

religiusitas meliputi aspek akidah, aspek ibadah, aspek amal, aspek ilmu dan aspek

ihsan.

3. Persepsi terhadap Religiusitas orang tua

Toch dan Mclean (Rahmawati,2004) yang menyatakan “tidak ada prilaku tertentu

tanpa persepsi; prilaku adalah hasil persepsi masa lalu dan permulaan persepsi

berikutnya”. Lingkungan keluarga atau orang tua adalah lingkungan yang amat

penting bagi kehidupan dan perkembangan nilai religius seseorang (Susilo,2006).

Mangunwijaya (Susilo,2006) menyatakan bahwa pendidikan religius anak-anak

harus mulai dari orangtuanya, wali atau mereka yang dalam pertumbuhan paling

dekat dengan si anak. Pendapat ini di pertegas lagi oleh Gunarsa dan Gunarsa

(Susilo,2006) bahwa orangtua sedikit demi sedikit membimbing dan mengarahkan

sikap dan perilaku anak sesuai dengan kitab suci dan ajaran agama. Menurut Dister

(Susilo,2006) Internalisasi nilai agama ke dalam diri seseorang dikenal dengan

istilah Religiusitas. Individu yang religius selalu mencoba patuh terhadap

ajaran-ajaran agamanya. Mereka berusaha mempelajari pengetahuan agama, meyakini

doktrin-doktrin agama, menjalankan ritual agama, beramal dan selanjutnya

merasakan pengalaman-pangalaman beragama (Nashori, 1997).

C. Hubungan Persepsi terhadap Religiusitas orang tua dengan Religiusitas Anak

Kertapati (Rahmawati, 2004) menyatakan bahwa persepsi dapat diartikan

(8)

atau pengalaman tentang suatu hal. Ini dapat berupa kegiatan melihat, mendengar,

meraba, atau memberi reaksi dengan membedakan obyek-obyek atau

peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar.

Dalam proses persepsi, seseorang menggunakan pikiran untuk memahami

suatu obyek atau peristiwa Kemp (Rahmawati,2004). Persepsi juga mencakup

prilaku. Hal ini ditegaskan oleh Toch dan Mclean (Rahmawati,2004) yang

menyatakan “tidak ada prilaku tertentu tanpa persepsi; prilaku adalah hasil persepsi

masa lalu dan permulaan persepsi berikutnya”. Selain itu, persepsi merupakan

proses aktif penggunaan pikiran sehingga menimbulkan tanggapan, bahkan dapat

membentuk sikap seseorang terhadap suatu rangsangan. Model persepsi

masyarakat digunakan untuk mengetahui bagaimana individu-individu melihat

lingkungannya dan keputusannya terhadap lingkungan tersebut Edmunds and Letey

(Rahmawati,2004). Menurut Basri (2004) keluarga merupakan elemen terdekat yang

mampu memberikan teladan, terutama dalam hal menjalankan praktik religi.

keluarga dalam hal ini orang tua yang melakukan praktik religius sebagaimana yang

di ajarkan oleh agamanya Pendidikan religius anak-anak harus mulai dari

orangtuanya, wali atau mereka yang dalam pertumbuhan paling dekat dengan si

anak Mangunwijaya (Susilo,2006). Islam (Ancok dan Suroso, 1995) memandang

bahwa praktik agama dapat ditafsirkan sebagai parameter untuk menunjukkan

seberapa tingkat kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual

sebagaimana disuruh dan dianjurkan dalam agamanya. Keluarga adalah sumber

kepribadian seseorang. didalam keluarga dapat ditemukan berbagai elemen dasar

(9)

pertegas lagi oleh Gunarsa dan Gunarsa (Susilo,2006) bahwa orangtua sedikit demi

sedikit membimbing dan mengarahkan sikap dan perilaku anak sesuai dengan kitab

suci dan ajaran agama.

D. HIPOTESIS

Ada hubungan positif antara Persepsi terhadap Religiusitas Orang Tua dengan

Religiusitas Remaja, semakin tinggi Persepsi terhadap Religiusitas Orang Tua maka

semakin tinggi Religiusitas Remaja. Sebaliknya semakin rendah Persepsi terhadap

(10)

BAB III Metode Penelitian

A. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Religiusitas

2. Variabel Independen

Persepsi terhadap Religiusitas Orang Tua

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Religiusitas

Religiusitas adalah ketika seseorang mampu meresapi ajaran agamanya dan

mengaplikasikan ajaran tersebut dalam kehidupan. Religiusitas remaja akan diukur

dengan menggunakan alat ukur yang penulis susun sendiri. Religiusitas remaja

terdiri dari aspek aqidah, aspek ibadah, aspek amal dan aspek ihsan. Religiusitas

remaja diketahui dengan skor yang diperoleh subyek setelah mengisi skala

religiusitas. Semakin tinggi skor yang diperoleh semakin tinggi religiusitas remaja,

sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah religiusitas remaja.

2. Persepsi terhadap Religiusitas Orang Tua

Persepsi terhadap religiusitas orang tua adalah bagaimana remaja merespon,

menafsirkan dan memahami kegiatan ritual yang bersifat keagamaan yang dilakukan

oleh orang tua nya. Persepsi terhadap religiusitas orang tua diukur dengan

(11)

orang tua terdiri dari aspek aqidah, aspek ibadah, aspek amal dan aspek ihsan.

Persepsi terhadap religiusitas orang tua diketahui dengan skor yang diperoleh

subyek setelah mengisi skala Persepsi terhadap religiusitas orang tua. Semakin

tinggi skor yang diperoleh semakin tinggi Persepsi terhadap religiusitas orang tua,

sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah Persepsi terhadap

religiusitas orang tua.

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini merupakan siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama

Negri 2 Ngaglik Sleman Yogyakarta dengan kriteria : Duduk di kelas 1, baik laki-laki

maupun perempuan, Agama yang dianut oleh subyek adalah Islam. SMP N 2

Ngaglik terdiri dari empat kelas. Jumlah seluruh subyek adalah 126.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode

angket atau kuesioner untuk mendapatkan jenis data secara kuantitatif. Metode ini

dipergunakan dengan alasan kepraktisan.

E. Metode analisis data

Metode analisis data menggunakan product moment dari pearson untuk

menentukan Hubungan Persepsi Terhadap Religiusitas Orang Tua dengan

Religiusitas Remaja. Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS versi 12.0

(12)

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah

Pada penelitian ini, pengambilan data penelitian dilakukan di Sekolah Menengah

Pertama Negri 2 Ngaglik yang beralamat di Jalan Kaliurang km 10 Gadingan Sleman

Yogyakarta. Dalam penelitian ini subyek merupakan siswa-siswi yang duduk di kelas

1 baik putra maupun putri tahun ajaran 2007/2008 dan agama yang dianut oleh

siswa- siswi tersebut dan anggota keluarganya adalah islam.

2.Persiapan

Persiapan penelitian yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a.Persiapan administrasi

Persiapan administrasi berkenaan dengan surat ijin melakukan uji coba serta

penelitian yang ditujukan kepada pihak SMPN 2 Ngaglik . Surat ijin dengan nomor

/Dek/70/Akd/I.2008 dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial

Budaya Universitas Islam Indonesia.

c. Persiapan alat ukur

Persiapan alat ukur disini adalah penyusunan alat ukur yang akan digunakan

dalam pengambilan data penelitian. Penelitian ini menggunakan Skala Persepsi

terhadap Religiusitas Orang Tua (SPtROT) dan Skala Religiusitas Remaja (SRR)

sebagai alat ukurnya. Kedua skala disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek

(13)

penelitian dilaksanakan terlebih dahulu try out pre eliminary pada kedua skala

dengan tujuan untuk mengukur validitas isi dari aitem-aitem kedua skala.

Total keseluruhan Skala Religiusitas Remaja (SRR) berjumlah 20 aitem,

kemudian 20 aitem tersebut diskor serta dianalisa validitas dan reliabilitasnya.

Berdasarkan uji statistic pada program SPSS versi 12.0 for windows diketahui

bahwa koefisian validitas aitem bergerak antara 0,090 sampai dengan 0,555. Total

keseluruhan aitem shahih berjumlah 12 aitem. Berdasarkan uji reliabilitas alpha

sejumlah 12 aitem shahih diketahui bahwa koefisien reliabilitas alpha Skala

Religiusitas Anak sebesar 0,735. Hasil uji validasi skala persepsi terhadap

religiusitas orang tua menunjukkan ada 32 aitem shahih dan terdapat 2 aitem yang

gugur yaitu aitem no 11 dan 29. Uji koefisien alpha adalah 0,927.

Aitem nomer 1 dan 2 Skala Persepsi Terhadap Religiusitas Orang Tua (SPtROT)

tidak jadi digunakan karena terdapat kesalahan pada penulisan sehingga total

keseluruhan skala yang semula 34 aitem berkurang menjadi 32 aitem, kemudian 32

aitem tersebut diskor serta dianalisa validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan uji

statistik pada program SPSS versi 12.0 for windows diketahui bahwa koefisien

validitas aitem bergerak antara 0,220 sampai dengan 0,715.

Berdasarkan uji reliabilitas alpha sejumlah 30 aitem shahih pada program SPSS

versi 12.0 for windows diketahui bahwa koefisien reliabilitas alpha Skala Persepsi

Terhadap Religiusitas Orang Tua (SPtROT) sebesar 0,927

Berdasarkan uji statistic pada program SPSS versi 12.0 for windows diketahui

(14)

Berdasarkan uji reliabilitas alpha sejumlah 52 aitem shahih pada program SPSS

versi 12.0 for windows diketahui bahwa koefisien reliabilitas alpha Skala Persepsi

terhadap Religiusitas Orang Tua (SPtROT) sebesar 0,907

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian bertempat di SMP N 2 Ngaglik Sleman Yogyakarta pada

hari Sabtu tanggal 9 Februari 2008. Siswa yang memenuhi kategori untuk menjadi

subyek penelitian meliputi siswa kelas 1 sejumlah 126 orang. Petunjuk mengerjakan

kembali dijelaskan dengan tujuan agar subyek penelitian benar-benar memahami

cara pengisian skala. Keseluruhan skala yang disebar dalam pelaksanaan penelitian

berjumlah 126 eksemplar dan dari jumlah tersebut tidak ada skala yang tidak

kembali. Jumlah skala yang dapat diolah adalah 126 skala.

C. Hasil penelitian 1. Deskripsi subjek penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah siswa-siswi yang duduk di kelas 1 Sekolah

Menengah Pertama Negri 2 Ngaglik Yogyakarta.

2.Deskripsi data penelitian

Dengan mempertimbangkan komposisi aspek atau komponen yang dicakup

oleh kawasan ukur yang harus diungkap oleh skala, penulis menambahkan 26 aitem

baru. Kemudian keseluruhan aitem yang semula 52 aitem bertambah menjadi 78

aitem.

a. Uji asumsi

Uji asumsi dilakukan pada statistik parametrik sebelum uji hipotesis agar

(15)

b. Uji normalitas

Uji normalitas adalah untuk menguji apakah sebaran skor pada variabel

penelitian mengikuti distribusi normal atau tidak. Tehnik yang digunakan untuk uji

normalitas adalah teknik one-sample kolmogorof –smirnov test. Hasil uji normalitas

yang dilakukan pada variabel bebas menunjukkan distribusi tidak normal sedangkan

pada variabel tergantung menunjukkan distribusi normal. Hasil uji normalitas Skala

Religiusitas Remaja (SRR) bardasarkan teknik one sample kolmogorov smirnov test

pada program SPSS versi 12.0 for windows menunjukkan k-s z=1,203 ; p=0,111

(p>0,05). Uji normalitas pada Skala Persepsi Terhadap Religiusitas Orang Tua

(SPtROT) menunjukkan k-s z = 1,867 ; p=0,002 (p<0,05). Berdasarkan hasil uji

normalitas tersebut diketahui bahwa variabel Persepsi Terhadap Religiusitas Orang

tua berdistribusi tidak normal sedangkan variabel Religiusitas Remaja berdistribusi

normal.

c. Uji linieritas

Hasil uji linieritas kedua skala berdasarkan teknik compare mean pada program

SPSS versi 12.0 for windows bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara variabel persepsi terhadap religiusitas orang tua dengan variabel religiusitas

remaja mengikuti garis linier atau tidak. Hasil uji linieritas hubungan persepsi

terhadap religiusitas orang tua dengan religiusitas remaja diperoleh hasil F = 91,462;

p = 0,000 (p<0,05). Sedangkan Deviation from linierity menunjukkan F= 1,757 ;

p = 0,025 (p>0,05). Berdasarkan hasil uji linieritas tersebut diketahui bahwa variabel

persepsi terhadap religiusitas orang tua dengan religiusitas remaja bersifat linier

(16)

3. Uji hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam mencari hubungan antara variable Persepsi

Terhadap Religiusitas Orang Tua dengan Religiusitas Remaja adalah teknik

nonparametic correlations dari spearman. Hal ini dikarenakan hasil uji linieritas

kedua variable bersifat linier. Berdasarkan perhitungan statistic pada program SPSS

versi 12.0 for windows diketahui bahwa hasil korelasi kedua variable r = 0,619; p =

0,000 (p<0,05), maka semakin tinggi Persepsi Terhadap Religiusitas Orang Tua

maka semakin tinggi Religiusitas Remaja, jadi hipotesis diterima tetapi lemah.

Analisis koefisien determinasi (R2) pada korelasi antara variabel persepsi

terhadap religiusitas orang tua dengan religiusitas pada remaja menunjukkan angka

sebesar 0,389 sehingga variabel persepsi terhadap religiusitas orang tua

memberikan sumbangan efektif sebesar 38,9 % terhadap variabel religiusitas

remaja.

D.Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa ada hubungan antara persepsi

terhadap religiusitas orang tua religiusitas remaja. Hasil analisis korelasi dengan

menggunakan teknik nonparametric correlations dari Spearman menunjukkan

koefisien korelasi sebesar r = 0,619 dengan p = 0,000. Dengan hasil tersebut dapat

diartikan bahwa ada hubungan positif antara persepsi terhadap religiusitas orang tua

dengan religiusitas remaja, semakin tinggi Persepsi Terhadap Religiusitas Orang

Tua, maka akan semakin tinggi religiusitas remaja. Hasil penelitian ini sesuai dengan

(17)

untuk mengajarkan dan meneruskan adat istiadat, kebudayaan, agama dan sistem

nilai moral kepada anak.

Menurut Miharso (2004) Keluarga juga merupakan wadah bagi proses

berlangsungnya pendidikan nilai dan akhlak serta sebagai benteng moral bangsa.

Yusuf LN (2004) mengemukakan bahwa keluarga memiliki peranan penting dalam

menumbuhkembangkan fitrah beragama anak melalui penanaman nilai-nilai agama

dan moral sejak dini.

Mangunwijaya (Susilo,2006) menyatakan bahwa pendidikan religius anak-anak

harus mulai dari orangtuanya, wali atau mereka yang dalam pertumbuhan paling

dekat dengan si anak. Pendapat ini di pertegas lagi oleh Gunarsa dan Gunarsa

(Susilo,2006) bahwa orangtua sedikit demi sedikit membimbing dan mengarahkan

(18)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan ada Hubungan Positif Antara Persepsi Terhadap

Religiusitas Orang Tua Dengan Religiusitas Remaja. Berdasarkan perhitungan

statistic pada program SPSS versi 12.0 for windows diketahui bahwa hasil korelasi

kedua variable r = 0,619; p = 0,000 (p<0,05), maka semakin tinggi Persepsi

Terhadap Religiusitas Orang Tua maka semakin tinggi Religiusitas Remaja, jadi

hipotesis diterima tetapi lemah. Analisis koefisien determinasi (R2) pada korelasi

antara variabel persepsi terhadap religiusitas orang tua dengan religiusitas remaja

menunjukkan angka sebesar 0,389 sehingga variabel Persepsi Terhadap

Religiusitas Orang Tua memberikan sumbangan efektif sebesar 38,9 % terhadap

variabel religiusitas remaja.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,

antara lain :

1. Keluarga

Interaksi yang baik antara orang tua dan anak juga akan meningkatkan

religiusitas remaja. Sehingga anak tidak hanya mencontoh prilaku religius orang tua,

(19)

2. Peneliti selanjutnya

Mungkin akan lebih baik apabila pengambilan data juga dilakukan pada

orangtua, sehingga analisis dalam penelitian tidak hanya melihat dari satu sudut

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Ahyadi, A.A. 1995. Psikologi Agama : Kepribadian Muslim Pancasila. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Ancok, D. dan Suroso, F.N. 1995. Psikologi Islami : Solusi Islam Atas Problem-problem Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arifin, M. 1997. Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniyah Manusia. Jakarta : Bulan Bintang

Azwar, S. 2003. Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Basri, hasan. 2004. Keluarga Sakinah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bukhori,B. 2006. Kesehatan Mental Mahasiswa Ditinjau Dari Religiusitas Dan Kebermaknaan Hidup. Jurnal Psikologika, Vol.XI No22, Hal 93-105)

Chaplin, J.P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Raja Grafino Persada

Miharso, M. 2004. Pendidikan Keluarga Qurani. Yogyakarta : Safria Insania Press.

Monks, F.J., Knoers A.MP. dan Haditono, S.R. 1994. Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Mursi A. W. 2007. Jadi Remaja Penuh Warna:Perjalanan Menemukan Jati Diri.

Surakarta : Ziyad.

Nashori, F.1997. Manusia Sebagai Homo Religious. Jurnal Pemikiran dan Penelitian. Psikologika 3, 3-5.

Nashori, F. dan Mucharam, R.D. 2002. Mengembangkan Kretivitas : Dalam Perspektif Psikologi Islami. Yogyakarta : Menara Kudus.

Satiadarma, Monty. 2001. Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak : Dampak Pygmalian Di Dalam Keluarga. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

Shah. A. A. 2004. Self Religiousity, Fathers Attitude and Religious Education In The Moral Behavior of Adolescents. Journal. www.sagepub.com

(21)

Uyun. Q. 1998. Religiusitas dan motif berprestasi Mahasiswa. Jurnal Psikologika No.6 Tahun III. Yogyakarta

Widjanarko. M. 1997. Hubungan Sikap Religius Dengan Raasa Bersalah Pada Remaja Akhir Yang Beragama Islam. Jurnal Psikologika No 3 Tahun II. Yogyakarta

Quraish shihab. 2007. Pengantin alquran: kalung permata buat anak-anakku.

Jakarta : Lentera hati

www. BERNAS.com

www.KOMPAS.com

Zuhaili, Muhammad. 2002. Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini. Jakarta : A.H Ba’adillah Press.

Referensi

Dokumen terkait

Implikasi dari hasil penelitian ini ini bahwa niatan perilaku (behavioral intentions) positif SHODQJJDQ GL UXPDK PDNDQ ³%DQGHQJ 6HJDU 0EDN 0DU´ 6XUDNDUWD GDSDW WHUMDGL jika

Sekiranya pemohon klik pada menu CETAK BORANG , sistem akan mengeluarkan mesej seperti berikut :.. SILA HANTAR PERMOHONAN

Insulin sendiri didefinisikan sebagai hormon peptida yang disekresikan oleh sel dari pulau Langerhans pankreas dan mempertahankan kadar gula darah normal dengan

Backup data usulan Standar Biaya Keluaran digunakan sebagai salah satu data pendukung yang diperlukan dalam pengajuan usulan Standar Biaya Keluaran dalam bentuk Arsip

Total kerugian yang ditimbulkan oleh gempa bumi 30 September 2009 pada subsektor peternakan Kabupaten Padang Pariaman adalah tiga milyar lima ratus tujuh puluh

Berdasarkan hasil penelitian potensi dan karakteristik kewirausahaan mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah sebagai berikut.. Mahasiswa belum memahami

Kesalahan penggunaan tanda koma (,) dalam surat resmi terdapat pada contoh berikut. (28) Dengan ini diberitahukan, bahwa STNK kenderaan Saudara berakhir

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah Teknik Talking Chips diterapkan secara efektif untuk meningkatkan partisipasi siswa dan untuk mengetahui proses