• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : YENNY ASARI PRATIWI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : YENNY ASARI PRATIWI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERTANYA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SDI

TINGGIMAE KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

YENNY ASARI PRATIWI 105409367 14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

(2)
(3)
(4)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : YENNY ASARI PRATIWI

NIM : 10540 9367 14

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Dengan Judul : Hubungan Kemampuan Bertanya dengan Kemampuan Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Makassar, Agustus 2018

Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Andi Tenri Ampa,M. Hum Drs. H. Tjoddin SB., M. Pd

Mengetahui,

Dekan FKIP Unismuh Makassar Ketua Prodi PGSD

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd.,Ph.D. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd.

(5)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama Mahasiswa : YENNY ASARI PRATIWI

NIM : 10540 9367 14

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Dengan Judul : Hubungan Kemampuan Bertanya dengan Kemampuan Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, skripsi ini dinyatakan telah layak untuk diujikan di hadapan Tim Penguji skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, Agustus 2018 Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Andi Tenri Ampa,M. Hum Drs. H. Tjoddin SB., M. Pd

Mengetahui,

(6)

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd.,Ph.D. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd.

NBM: 860 934 NBM: 1148913

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Judul : “Hubungan Kemampuan Bertanya dengan Kemampuan Membaca Pada

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.”

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : Yenny Asari Pratiwi NIM : 10540 9367 14

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi ini saya ajukan didepan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri,

Bukan merupakan jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun. Dengan perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Oktober 2018 Yang membuat pernyataan

Yenny Asari Pratiwi NIM: 10540 9367 14

(7)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SURAT PERJANJIAN

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesainya skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (Tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat dalam penyusunan skripsi saya). 4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir (1), (2), dan (3) maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Oktober 2018 Yang membuat pernyataan

Yenny Asari Pratiwi NIM: 10540 9367 14

(8)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto:

“The roots of education are bitter but the fruit is sweet” (Aristoteles)

“Setiap orang hebat meninggalkan warisan. Dan warisan paling berharga mereka tanamkan dalam buku yang mereka tulis. Beruntunglah orang-orang yang senang membaca, karena mereka akan mendapatkan warisan paling berharga dari orang-orang hebat”.

Persembahan:

Kupersembahkan karya sederhana ini,

Untuk kedua Orang Tuaku tercinta, Bapak Asrullah Atjo dan Ibu Ariyanti terima kasih atas kasih sayang, dukungan, doa serta motivasi yang terus mengalir dan tak pernah padam. Keluarga besar yang senantiasa memberikan dukungan serta doa.

(9)

ABSTRAK

Yenny Asari Pratiwi. 2018. Hubungan kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Hj. Andi Tenri Ampa dan H. Tjoddin SB.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi untuk mengetahui hubungan antara kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca, dengan populasi seluruh siswa kelas IV SDI Tinggimae dengan sampel 65 siswa, dalam pengumpulan data digunakan teknik tes, sedangkan analisis data digunakan adalah statistik inferensial dengan produk moment. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil yang diperoleh rhitung ( ) lebih besar dari rtabel (0,244), hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima. Kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap murid kelas IV SDI Tinggimae, diperoleh hasil penelitian yaitu nilai rxy sebesar kemudian diinterpretasikan ke tabel r yaitu berada pada koefisien korelasi antara 0,40 – 0, 59 dengan interpretasi ”Sedang”. Saran Kepada calon peneliti, agar dapat lebih mengembangkan dan memperkuat antara kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada siswa dengan cara mengkaji terlebih dahulu dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.

(10)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt, Tuhan semesta alam. Allah yang paling agung untuk membuka jalan bagi setiap maksud kita, Allah yang paling suci untuk menjadi energi bagi petunjuk hidup dan kesuksesan kita. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan bimbingan-Nya sehingga skripsi dengan judul “Hubungan Kemampuan Bertanya dengan Kemampuan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa” dapat diselesaikan.

Setiap orang dalam berkarya selalu mengharapkan kesempurnaan, termasuk dalam tulisan ini. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis telah mengerahkan segala daya dan upaya untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi ini berupaya memberi gambaran dan informasi sejauh mana Hubungan kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahanda Asrullah Atjo dan ibunda Ariyanti yang telah berdoa, berjuang, rela berkorban tanpa pamrih dalam mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

(11)

Dosen pembimbing I Dr. Hj. Andi Tenri Ampa, M.Hum dan dosen Pembimbing II Drs. H. Tjoddin SB., M.Pd yang selalu bijaksana memberikan bimbingan, nasihat serta waktunya selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. dan Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memfasilitasi penulis dalam menjalani pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

Dr. Khaeruddin S.Pd.,M.Pd, sebagai Penasehat Akademik yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan selama proses perkuliahan. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah ikhlas mentransfer ilmunya kepada penulis.

Ahmad A. Rahman, S.Pd.I sebagai Kepala sekolah SDI Tinggimae Kabupaten Gowa yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis. Haris, S.Pd. SD Guru kelas IV SDI Tinggimae, sekaligus sebagai Validator atas segala bimbingan dan kerjasamanya selama penulis mengadakan penelitian. Bapak/Ibu Guru serta seluruh staf SDI Tinggimae yang telah memberikan bantuan dan petunjuknya selama penulis mengadakan penelitian. serta pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amiin Ya Rabbal alamin.

(12)

WassalamuAlaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Billahifissabililhaq FastabiqulKhaerat.

Makassar, Agustus 2018

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... 6

B. Kerangka pikir ... 25

C. Hopotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Variabel Penelitian ... 28

(14)

C. Definisi Operasional Variabel ... 29

D. Populasi dan Sampel ... 30

E. Instrumen Penelitian ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G. Teknik Analisi Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Hasil Penelitian... 37

B. Pembahasan... 39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 43

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 47 RIWAYAT HIDUP

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Keadaan Murid SDI Tinggimae ... 30

3.2 Jumlah Kelas dan Besarnya Sampel ... 31

3.3 Kualifikasi Kemampuan Bertanya ... 32

3.4 Kualifikasi Kemampuan Membaca ... 33

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penilaian ... 47 2. Hasil Tes Kemampuan Bertanya dengan Kemampuan Membaca ... 52 3. Hasil Analisis Hubungan Kemampuan Bertanya dengan Kemampuan Membaca

... 61 4. Lampiran Tabel r ... 66 5. Dokumentasi ... 68

(17)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin modern di era globalisasi menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Setiap manusia sangat membutuhkan pendidikan, karena proses pendidikan dapat memberikan pengaruh terdapat perkembangan jiwa peserta didik ke arah yang lebih dinamis baik ke arah bakat atau pengalaman, moral, intelektual, maupun fisik (jasmani) menuju kedewasaan dan kematangan.

Prastowo (2013: 13) menyatakan bahwa pendidikan dasar memiliki dua fungsi utama. Pertama, pendidikan dasar memberikan kemampuan berpikir kritis, membaca, menulis, berhitung, penguasaan dasar dan kemampuan berkomunikasi yang merupakan tuntutan kemampuan minimal dalam kehidupan masyarakat. Kedua, pendidikan pada jenjang berikutnya.

Salah satu fungsi pertanyaan adalah membangkitkan minat siswa untuk mempelajari sesuatu, bertanya merupakan aktivitas yang penting dalam proses pembelajaran. Bertanya tidak hanya penting bagi guru, namun juga bagi pra siswasehingga timbul keinginan untuk belajar jika seorang siswa bertanya berarti ia sedang berpikir atau memikirkan sesuatu. Kemampuan siswa untuk bertanya menunjukkan sejauh mana tingkat rasa ingin tahu siswa. Rasa ingin tahu yang tinggi akan mendorong siswa untuk berusaha lebih giat berpikir, memperoleh pemahaman dan mencari jawaban dari keingintahuannya tersebut.

(18)

Mencapai kompetensi tersebut kemampuan berpikir dapat dilatihkan kepada siswa dengan mengembangkan kemampuan bertanya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir karena bertanya melibatkan proses berpikir.

Mengajukan pertanyaan merupakan bagian penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar, tetapi umumnya cara yang ditempuh dalam memperoleh pengetahuan tidak dibiasakan merangsang siswa mengajukan pertanyaan sehingga baik kuantitas maupun kualitas pertanyaan yang diajukan siswa masih sangat kurang dalam mengantarkan siswa membangun pemahamannya melalui proses berpikir.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut diantaranya; pertama guru lebih banyak berperan dalam pembelajaran, terlebih menggunakan metode ceramah.Sehingga siswa yang kurang memiliki kesempatan untuk bertanya. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, terutama dalam teknologi percetakan maka semakin banyak informasi yang tersimpan di dalam buku.

Pada semua jenjang pendidikan, kemampuan membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa. Dengan membaca siswa akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang diperoleh. Oleh karena itu, membaca merupakan jendela dunia, siapa pun yang membuka jendela tersebut

(19)

dapat melihat dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Baik peristiwa yang terjadi pada masa lampau, sekarang, bahkan yang akan datang.

Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca. Oleh karena itu, sepantasnyalah siswa harus melakukannya atas dasar kebutuhan, bukan karena suatu paksaan. Jika siswa membaca atas dasar kebutuhan, maka ia akan mendapatkan segala informasi yang ia inginkan. Namun sebaliknya, jika siswa membaca atas dasar paksaan, maka informasi yang ia peroleh tidak akan maksimal.

Membaca merupakan aktivitas audiovisual untuk memperoleh makna dari smbol berupa huruf atau kata.Bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca, agar dia mampu memahami materi yang dibacanya.Pembaca berupaya agar lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.

Kegiatan membaca juga merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat aktif reseptif.Dikatakan aktif, karena di dalam kegiatan membaca sesungguhnya terjadi interaksi antara pembaca dan penulisnya, dan dikatakan reseptif, karena si pembaca bertindak selaku penerima pesan dalam suatu korelasi komunikasi antara penulis dan pembaca yang bersifat langsung.

Bagi siswa, membaca tidak hanya berperan dalam menguasai bidang studi yang dipelajarinya saja.Namun membaca juga berperan dalam mengetahui berbagai macam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.Melalui membaca, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diketahui dan dipahami sebelum dapat diaplikasikan.

(20)

Menurut Tampubolon (1987:5) membaca merupakan satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Adapun menurut Tarigan (1979 : 1) kemampuan bahasa pokok atau keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu :

a. Keterampilan menyimak/mendengarkan (Listening Skills) b. Keterampilan berbicara (Speaking Skills)

c. Keterampilan membaca (Reading Skills) d. Keterampilan Menulis (Writing Skills)

Empat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat satu sama lain, dan saling berkorelasi. Seorang bayi pada tahap awal, ia hanya dapat mendengar, dan menyimak apa yang di katakan orang di sekitarnya. Kemudian karena seringnya mendengar dan menyimak secara berangsur ia akan menirukan suara atau kata-kata yang didengarnya dengan belajar berbicara. Setelah memasuki usia sekolah, ia akan belajar membaca mulai dari mengenal huruf sampai merangkai huruf-huruf tersebut menjadi sebuah kata bahkan menjadi sebuah kalimat. Kemudian ia akan mulai belajar menulis huruf, kata, dan kalimat.

Atas dasar hal tersebut penulis mencoba mengadakan penelitian tentang hubungan kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca. Hasil penelitian tersebut dibahas dalam sekripsi yang berjudul “Hubungan kemampuan

(21)

Indonesia kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan antara kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”..

D. Manfaat Penelitian

Mamfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi tentang hubungan kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

2. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap guru-guru mata pelajaran khususnya guru Bahasa Indonesiakelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”. Bahwa terdapat hubungan antara kemampuan bertanya dan kemampuan membaca.

3. Memberi bahan masukan kepada siswa, guru, orang tua, dan penulis sendiri khususnya dalam membentuk dan meningkatkan kemampuan bertanya agar

(22)

dapat berpikir secara keritis sehingga mendorong seseorang untuk menngkatkan kemampuan membaca.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Penelitian Yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Penelitian yang berjudul : “Hubungan Kemampuan Membaca Dengan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo.” Dilakukan oleh Fajar Deany Subekti pada tahun 2016 dengan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca dengan kemampan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Tahun Pelajaran 2015/2016 yang dibuktikan dengan nilai r hitung 0,628 lebih besar dari r tabel sebesar 0,259 (0,259 > 0,259) dan nilai signifikansi hasil analisis program komputer SPSS for windows versi 16 sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai tarif signifikansi sebesar 0,05 pada taraf signifikansi 5% (0,000 < 0,05).

2) Penelitian yang berjudul : “Hubungan Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya Guru dengan Prestasi Belajar Siswa” Dilakukan oleh Renanti Widya Dara pada tahun 2015 dengan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif antara keterampilan bertanya secara bersama-sama dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air

(24)

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015, berdasarkan kajian statistik menggunakan korelasi ganda dengan koefisien kolerasi R sebesar 0,967 menunjukan semakin tinggi motivasi belajar dan kebiasaan membaca siswa maka akan semakin baik prestasi belajar siswa.

2. Kemampuan Bertanya a. Pengertian Bertanya

Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1985: 1017) “Bertanya merupakan proses meminta ketarangan atau penjelasan“.

Menurut Munandar (1988: 117) mengatakan bahwa bertanya dapat diartikan sebagai keinginan mencari informasi yang belum diketahui. Sehingga jika bertanya adanya pada kondisi pembelajaran maka bertanya merupakan proses meminta ketarangan atau penjelasan untuk mendapatkan informasi yang belum diketahui dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.

Sedangkan menurut Djamarah (2010: 99) cara bertanya untuk seluruh kelas, untuk kelompok, atau untuk individu, memiliki pengaruh yang sangat berarti, tidak hanya pada suasana kelas baik sosial maupun emosional.

Depdikbud (1994: 17) mengemukakan bahwa bertanya timbul bila sesuatu tidak jelas dan mendorong seseorang berusaha untuk memahaminya. Laksmi (http//smpn2.sumnepxz.go.id) mengemukakan bahwa: pembelajaran siswa terletak pada asumsi belajar akan berlanjut pada tingkat yang lebih tinggi atau suatu kompleksitas jika siswa selalu bertanya.

Latar belakang budaya menyebabkan siswa tidak terbiasa mengajukan pertanyaan, padahal pertanyaan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk

(25)

mengemukakan gagasan. Gagasan gagasan pada siswa akan muncul bila dalam proses belajar mengajar dimana guru menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar dengan aman, tentram dan nyaman.

Segi proses, kemampuan bertanya akan muncul apabila sesorang memiliki motif ingin tahu. Pemenuhan rasa ingin tahu memerlukan kondisi yang aman, sehingga tugas gurulah yang harus menciptalan kondisi yang aman tersebut dengan cara menciptakan iklim interaksi tanya jawab secara menyenangkan dalam pembelajaran.

b. Bentuk-bentuk Kemampuan Bertanya

Kesehariannya kita selalu mengenal berbagai macam bentuk bertanya. Sa’ud (2009: 62) membagi keterampiran bertanya menjadi dua yaitu bertanya tingkat dasar bertanya tingkat lanjutan.

Bertanya tingkat dasar merupakan pertanyaan pertama dan pembuka yang diajukan guru pada awal pembelajaran. Mulyasa (2013: 70) menyatakan keterampiran bertanya dasar mencakup: pertanyaan yang jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan perhatian, pemindahan giliran, penyebaran pertanyaan, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan. Saat mengajukan guru harus memperhatikan ketetapan dalam pemakaian bahasa supaya bisa diarahkan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

Tingkat lanjutan diperlukan dalam membaca kritis, ketika seseorang tidak hanya membatasi diri pada soal mengerti dan mengingat keterangan yang ada, tetapi juga menilai bahan yang dibaca.Pada tahap kemampuan bertanya siswa menggunakan pertanyaan tingkat tinggi.Dimana pertanyaan tersebut

(26)

berupa pertanya sintesa (synthesis Question) dan pertanyaan analisis (Analysis Question) serta pertanyaan Evaluasi (Evaluation Qustion).

Pertanyaan analisis yaitu pertanyaan yang dapat menggali kemampuan untuk memecahkan masalah, menguraikan, membuat diagram, membeda-bedakan, memisahkan, mengidentifikasi, menggambarkan, menarik kesimpulan, membuat garis besar, menunjukan, menghubungkan, memilih, memisahkan dan memerinci.

Pertanyaan sintesa yaitu pertanyaan yang dapat menggali kemampuan mengolong-golongkan, menggabungkan, menghimpun, menyusun, mencipta, mencipta rencana, merancang, menjelaskan, membangkitkkan, membuat modifikasi, mengorganisir, merencanakan, menyusun kembali, mengkonstruksikan, menghubungkan, mengorganisir kembali, menyempurnakan, menceritakan, mneulis, membaca, melaporkan, memilih, ikut serta, berkarya, dan mempelajari.

Pertanyaan evaluasi dapat menggali kemampuan menilai, membandingklan, menyimpulkan, mengkritik, memberikan, membedakan, menjelaskan, mempertimbangkan kebenaran, menghubungkan, menyimpulkan, menyokong atau mendukung.

c. Indikator Penilaian Bertanya

Keterampilan bertanya adalah cara penyampaian suatu pelajaran melalui interaksi dua arah yaitu dari guru kepada siswa dan dari siswa kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau siswa. Dalam mengajukan pertanyaan, guru memerlukan beberapa

(27)

teknik, begitu juga pada siswa. Ketika siswa mengajukan pertanyaan pasti menggunakan teknik-teknik tertentu. Tehnik tersebut menunjukkan indikator keterampilan siswa di dalam bertanya. Indikator keterampilan bertanya siswa tersebut meliputi: substansi pertanyaan, frekuensi pertanyaan dalam 1 jam pelajaran, bahasa, suara dan kesopanan Zaifbio (Astuti 2015:5).

Sedangkan menurut Husen (Nuraeni 2017: 4) Indikator kemampuan bertanya yaitu sebagai berikut: (1) konten (isi pertanyaan); (2) frekuensi atau jumlah pertanyaan; (3) pengungkapan verbal atau redaksi kalimat; dan (4) kategori pertanyaan (tingkatan pertanyaan).

3. Kemampuan Membaca a. Pengertian Membaca

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa.Dalam kegiatan membaca, kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada keterampilan membaca daripada teori-teori membaca itu sendiri.

Tarigan (1979: 1) menyebutkan tiga komponen dalam keterampilan membaca, yaitu:

1) Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda baca.

2) Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal.

3) Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna.

Setiap guru haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa membaca adalah suatu metode yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu

(28)

mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis.

Tarigan (1979: 1) berpendapat bahwa “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, yakni memahami makna yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.

Segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Membaca

(29)

merupakan suatu penafsiran atau interpretasi terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan sandi (decoding process).

Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu maka para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi responsi terhadap lambang-lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori dan berbicara haruslah selalu mendahului kegiatan membaca.

Kridalaksana (1984: 122) mengatakan “Membaca adalah menggali informasi dari teks, baik yang berupa tulisan maupun dari gambar atau diagram maupun dari kombinasi itu semua”

Soedarso (1989: 4) berpendapat bahwa “Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat”. Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.

Kemampuan membaca adalah kemampuan proses berfikir yang melibatkan berbagai aktivitas. Aktivitas yang dimaksud diantaranya aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif (Farida Rahim, 2008: 2). Menurut Akhmad (1996: 88) bahwa “Kemampuan membaca adalah kemampuan untuk memahami informasi yang terkandung dalam materi cetak”. Sedangkan Menurut Tampubolon (1987: 5) yang dimaksud dengan kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi cerita secara keseluruhan.

(30)

Kemampuan membaca dapat ditingkatkan dengan penguasaan teknik-teknik membaca efektif dan efisien.Membaca pemahaman dan efektif bukan berarti asal membaca pemahaman saja, sehingga karena cepatnya begitu selesai baca tak ada yang diingat dan dipahami.Kemampuan membaca harus diimbangi oleh pemahaman terhadap bacaan tersebut.Pembaca yang efektif dan kritis harus mampu menemukan bagian penting dari bahan bacaan tersebut secara tepat.Biarkan bagian yang kurang penting bahkan melewatinya bila memang tidak diperlukan.

1. Metode Pengajaran Membaca

Metode pengajaran membaca akan sedikit banyak dipengaruhi oleh materi, tugas metode-metode yang lazim di pakai antara lain:

a) Metode Ceramah

Penuturan bahan pengajaran secara lisan. b) Metode Diskusi

Bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Metode ini berusaha mendiskusikan suatu masalah dan mencari jalan keluarnya serta melatih keterampilan berpikir murid secara kritis.

c) Metode Pemberian Tugas

Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan tugas yang berhubungan dengan pelajaran seperti mengerjakan soal-soal.

(31)

Metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat terarah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.

e) Metode Sosio Drama atau Bermain Peran dan lain-lain.

Semua metode pada dasarnya baik. Hal ini berhubungan dengan jenis materi, tujuan materi, tujuan dan situasi serta keterampilan guru yang menggunakannya.Pemilihan metode yang tepat dalam pelaksanaan pengajaran membaca inilah yang dinamakan teknik.Jadi teknik adalah operasional yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pengajaran membaca.

f) Metode Demontrasi dan Eksperimen

Mencoba mengusahakan agar para murid memperoleh pengertian lebih jelas tentang suatu hal, misalnya dengan peragaan atau murid mencoba sendiri. g) Metode Drill

Metode mengajar dengan latihan-latihan.

2. Faktor yang menyebabkan anak tidak mampu membaca, diantaranya ialah: a. Faktor Eksternal

Yaitu hal-hal yang mempengaruhi anak yang berasal dari luar anak didik, meliputi:

a) Lingkungan Keluarga

(1) Perhatian orang tua terhadap minat baca anak masih bersikap masa bodoh.

(2) Kemampuan ekonomi orang tua yang rendah. (3) Perpustakaan rumah belum dibina.

(32)

(4) Kondisi orang tua dan keluarga masih bersikap tradisional, yaitu lihat, dengar, dan ngomong.

b) Lingkungan Sekolah

(1) Kurangnya dorongan guru terhadap anak didik.

(2) Kurangnya bahan bacaan yang bermutu tentang membaca. c) Lingkungan Masyarakat

(1) Suasana lingkungan sosial masyarakat yang tidak kondusif (bising). (2) Teman sebaya yang lebih suka melakukan hal-hal yang negatif.

(3) Media elektronik yang digunakan secara berlebihan dan tidak pada tempatnya, seperti TV, radio, komputer dan sejenisnya.

b. Faktor Internal

Yaitu hal-hal yang mempengaruhi anak yang berasal dari dalam diri anak didik, meliputi:

a) Rasa ingin tahu yang minim terhadap fakta, teori, prinsip, pengetahuan, informasi dan sebagainya.

b) Tak merasa haus akan informasi, karena merasa tidak membutuhkannya. c) Belum tertanam “membaca merupakan kebutuhan rohani”

3. Mengembangkan Keterampilan Membaca

Tugas guru ialah membimbing dan membantu siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan-keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh siswa.Dalam hal ini adalah keterampilan membaca. Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar siswa memiliki keterampilan membaca ialah:

(33)

a. Memperkenalkan sinonim, antonim, parafrase, kata-kata dasar yang mendasar sama.

b. Memperkenalkan imbuhan (awalah, sisipan dan akhiran).

c. Mengira-ngira makna kata-kata dari konteks atau hubungan kalimat. d. Menjelaskan arti suatu kata abstrak

2) Membantu siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dan sebagai dan diberikan seperlunya.

3) Guru dapat memberikan penjelasan pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah, pribahasa.

4) Guru mengajukan pertanyaan menanyakan ide pokok suatu paragraf, menunjukan kalimat yang kurang baik, menyuruh membuat rangkuman. 5) Guru menyuruh membaca dalam arti dengan waktu yang terbatas, bibir

tidak boleh digerak-gerakkan. Agar hal ini dapat berhasil dengan baik di informasikan kepada siswa tentang tujuan membaca itu, misalnya: Dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pikiran pokok dan sebagainya.

Apabila langkah-langkah itu telah dilakukan oleh guru, besar kemungkinan keterampilan siswa dalam membaca akan meningkat. Maka perlu sekali calon guru memahami langkah-langkah seperti yang disebutkan di atas. Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan keterampilan membaca. Beberapa contoh langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan-kemapuan membaca:

(34)

1. Melatih kemampuan membaca ide pokok sebuah wacana, langkah-langkah sebagai berikut:

a. Setiap paragraf, kelompok menentukan ide pokok.

b. Setelah itu didiskusikan untuk menetapkan judul yang tepat.

c. Setiap pasangan memusatkan perhatian pada kalimat topik serta paragraf wacana tersebut.

d. Setiap pasangan memperhatikan/membaca rangkuman bab terakhir. 2. Melatih kemampuan memahami bagian sebuah wacana, langkah- langkahnya

sebagai berikut:

a. Bahan bacaan ditentukan guru.

b. Setiap kelompok mencatat sebanyak-banyaknya bagian yang terdapat pada bacaan untuk mempermudah digaris bawahi.

c. Setelah itu pasangan membacakan hasil kerjanya, kemudian dicocokkan dengan yang asli.

d. Guru dan siswa memeriksa hasil jawaban yang berpedoman pada kunci jawaban.

3. Melatih kemampuan mengenal kalimat yang tak ada hubungannya dalam wacana. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Bahan bacaan ditentukan guru.

b. Setiap pasangan atau kelompok menentukan tempat kalimat yang salah (tidak berhubungan).

c. Mendiskusikan.

(35)

4. Melatih kemampuan untuk kritis terhadap bacaan, langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Setiap kelompok membuat pertanyaan-pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai isi bacaan.

b. Setelah itu antara kelompok tukar pekerjaan dan memberikan penilaian yang sebelumnya telah diarahkan oleh guru.

Tampubolon mengatakan bahwa “Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi. Kemampuan membaca ditentukan oleh faktor-faktor pokok yang berikut:

1) Kompetensi Kebahasaan

Penguasaan bahasa (dalam hal ini bahasa Indonesia) secara keseluruhan, terutama tata bahasa dan kosa kata, termasuk berbagai arti dan nuansa serta ejaan dan tanda-tanda baca, dan pengelompokan kata.

2) Kemampuan Mata

Keterampilan mata mengadakan gerakan-gerakan membaca yang efisien. 3) Penentuan Informasi Fokus

Yaitu menentukan lebih dahulu informasi yang diperlukan sebelum mulai membaca pada umumnya dapat meningkatkan efisiensi membaca.

4) Teknik-teknik dan Metode-metode Membaca

Yakni cara-cara membaca yang paling efisien dan efektif untuk menemukan informasi fokus yang diperlukan.Teknik-teknik yang umum ialah baca pilih, baca lompat, baca-layap, dan baca-tatap.

(36)

5) Fleksibilitas Membaca

Yaitu kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan kondisi baca. Yang dimaksud dengan strategi membaca ialah teknik dan metode membaca, kecepatan membaca, dan gaya membaca (santai, serius, dengan konsentrasi, dan lain-lain). Kondisi baca ialah tujuan membaca informasi fokus, dan materi bacaan dalam arti keterbacaan.

6) Kebiasaan Membaca

Yaitu minat (keinginan, kemauan, dan motivasi) dan keterampilan membaca yang baik dan efisien, yang telah berkembang dan membudaya secara maksimal dalam diri seseorang. Faktor kebiasaan membaca akan penulis kemukakan lebih lanjut lagi.

b. Manfaat Membaca

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang.

Burns, dkk. (dalam Rahim 2005:1) mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang terusmenerus, dan anak-anak yang melihat tingginya nilai (value) membaca

(37)

dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca.

Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Di samping itu, kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-hari manusia. Beribu judul buku dan berjuta koran diterbitkan setiap hari. Ledakan informasi ini menimbulkan tekanan pada guru untuk menyiapkan bacaan yang memuat informasi yang relevan untuk siswa-siswanya. Walaupun tidak semua informasi perlu dibaca, tetapi jenis-jenis bacaan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan kita tentu perlu dibaca.

c. Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Tarigan (1979: 10 ) mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai berikut: 1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading

for details or facts).

2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). 3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita

(reading for sequence or organization).

4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).

(38)

5) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).

6) Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate).

7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or cntrast).

Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta misalnya untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.

Membaca untuk memperoleh ide-ide utama misalnya untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi seperti menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.

Nurhadi (1987: 11) berpendapat bahwa tujuan membaca adalah sebagai berikut:

1) Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku. 2) Menangkap ide pokok atau gagasan utama secara tepat. 3) Mendapatkan informasi tentang sesuatu.

(39)

4) Mengenali makna kata-kata.

5) Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat sekitar. 6) Ingin memperoleh kenikmatan dari karya sastra.

7) Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia. 8) Ingin mencari merk barang yang cocok untuk dibeli.

9) Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang.

10) Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan.

11) Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang (ahli) tentang definisi suatu istilah.

d. Aspek-aspek Membaca

Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya.

Secara garis besar aspek-aspek membaca dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) Keterampilan yang bersifat mekanis mencakup:

a) Pengenalan bentuk huruf.

b) Pengenalan unsur-unsur liguistik (fonem, kata, frase, pola klausa, kalimat) c) Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi

(kemampuan menyuarakan bahan tertulis). d) Kecepatan membaca bertaraf lambat.

2) Keterampilan yang bersifat pemahaman mencakup:

a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).

b) Memahami signifikasi atau makna (misalnya maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca).

(40)

c) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

Untuk mengukur keterampilan membaca siswa satu-satunya langkah yang diambil oleh guru ialah dengan mengadakan penilaian. Dengan melakukan penilaian, guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Indikator Penilaian Membaca menurut Tarigan (2013: 42) yaitu (1) Suara Nyaring; (2) Penyebutan kosa kata; dan (3) Pengenalan tanda baca.

e. Jenis-jenis Membaca

Menurut (Soedarso 1989: 84) Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks dan masalah yang bermacam-macam. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula bermacam ragam tujuan khusus yang menyebabkan timbulnya jenis-jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya orang waktu membaca itu terbagi atas:

1. Membaca yang Bersuara

Suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup: a) Membaca nyaring dan keras

Suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan. Membacakan berarti membaca untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap serta memahami informasi pikiran dan perasaan penulis atau

(41)

pengarangnya. Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru, penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain.

b) Membaca Teknik

Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:

1) Cara mengucapkan bunyi meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi. 2) Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda

baca sehingga menimbulkan intonasi yang teratur.

3) Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh. 4) Membaca Indah

2. Membaca yang Tidak Bersuara (dalam hati)

Aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini biasa disebut membaca dalam hati, yang mencakupi yaitu : (1) Membaca teliti yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. (2) Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. (3) Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. (4) Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan. (5) Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yaitu membaca bahasa asing dan membaca sastra. (6) Membaca skimming (sekilas) adalah cara membaca yang hanya

(42)

untuk mendapatkan ide pokok. (7) Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teori di atas dapat dirumuskan kerangka berpikir sebagai berikut:

Skema Bagan Kerangka Pikir

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kemampuan Bertanya

Kemampuan Membaca

Konten (isi pertanyaan)

Jumlah pertanyaan

Redaksi kalimat

Kategori pertanyaan (tingkatan pertanyaan)  Penyebutan Kosakata  Suara nyaring

 Mengetahui tanda baca

Analisis Korelasi Hasil

(43)

Bertanya adalah keinginan mencari informasi yang belum diketahui. Sehingga jika bertanya adanya pada kondisi pembelajaran maka bertanya merupakan proses meminta penjelasan untuk mendapatkan informasi baru yang belum diketahui dalam pembelajaran yang sedang berlangsung .

Kemampuan membaca adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memahami isi suatu bacaan.

C. Hipotesis

1. Hipotesis verbal

Hipotesis verbal dalam penelitian ini adalah:

Ho = Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara hubungan kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesiakelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”.

H1 = Ada hubungan positif yang signifikan antara hubungan kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

2. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

X =Kemampuan bertanya siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”. Y = Kemampuan membaca siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

(44)

XY = Hubungan antara kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”.

H0= XY = 0 H1 = XY ≠ 0

H0 = Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.

H1 = Ada hubungan positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain dan Variabel Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini, penulis menggunakan desain penelitian korelasi adalah suatu metode penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antar dua variabel atau lebih. Metode ini digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan masalah yang diteliti pada siswa kelas IVSDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”.Adapun desain penelitian sebagai berikut:

Keterangan:

X = Kemampuan Bertanya Y = Kemampuan Membaca

2. Variabel Penelitian

Penelitian ini ada dua variabel yang penulis gunakan, yaitu : a. Variabel Bebas

Sebagai variabel bebasnya adalah kemampuan bertanya yang dilambangkan dengan huruf X.

b. Variabel Terikat

Sebagai variabel terikatnya adalah kemampuan membaca yang dilambangkan dengan huruf Y.

(46)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan bertempat di SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Pemilihan dan penetapan lokasi penelitian tersebut didasari alasan dan pertimbangan bahwa, SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa merupakan jenjang pendidikan bagi anak usia 7 –12 tahun diberikan pengetahuan, keterampilan, disamping dilatih untuk mandiri. Oleh karena itu, berbagai permasalahan yang menjadi kendala dalam mengembangkan kemampuan bertanya dan kemampuan membaca siswa perlu dikaji dan dicari hubungan antara kedua kemampuan tersebut.

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional pada penelitian adalah unsur penelitian yang terkait dengan variabel yang terdapat dalam judul penelitian atau yang tercakup dalam paradigma penelitian sesuai dengan hasil perumusan masalah. Teori ini dipergunakan sebagai landasan atau alasan mengapa suatu yang bersangkutan memang bisa mempengaruhi variabel tak bebas atau merupakan salah satu penyebab (Supranto, 2003: 322).

1. Bertanya adalah keinginan mencari informasi yang belum diketahui. Sehingga jika bertanya adanya pada kondisi pembelajaran maka bertanya merupakan proses meminta penjelasan untuk mendapatkan informasi baru yang belum diketahui dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.

2. Kemampuan membaca adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memahami isi suatu bacaan.

(47)

3. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pembelajaran yang sangat penting di sekolah yang bertujuanagar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar. Akhadiah dkk. (1991: 1).

Definisi operasional pada penelitian ini adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1995:25), dimana dalam penelitian ini kemampuan bertanya merupakan variabel bebas dan kemampuan membaca merupakan variabel terikat atau variabel tak bebas.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sudjana (dalam Purwanto, 2006 : 219) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun hasil mengukur baik kualitatif maupun kualitatif dari karakteristik mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Tabel 3.1 Keadaan murid kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

IVA 13 21 34

(48)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah Semua siswa kelas IV SDI Tinggimae, jumlah siswa kelas IVA 34 Orang dan kelas IVB 31 Orang di SDI Tinggimae.

Tabel 3.2 Jumlah Kelas dan Besarnya Sampel

No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Wanita

1 IV a 13 21 34

2 IV b 17 14 31

Jumlah Keseluruhan Murid Kelas IV 65 (Sumber: Data SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes. Tes adalah suatu kegiatan yang diberikan oleh guru kepada murid untuk mengetahui dan mengumpulkan data. Peneliti mengamati kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca dalam pembelajaran bahasa indonesia siswa pada kelas IV A dan IV B SDI Tinggimae yang dituangkan dalam bentuk tes dengan mempersiapkan teks wacana yang sama antara kelas IV A dan kelas IV B. Teks di siapkan oleh peneliti dan setiap siswa memiliki teks wacana, ada empat aspek yang peneliti gunakan dalam menilai kemampuan bertanya yaitu (1) Penulisan pertanyaan secara jelas dan singkat, (2) Pemusatan pertanyaan secara jelas, (3) Hal yang di tanyakan ada dalam bacaan, (4) Berfikir aktif dalam bertanya. Adapun aspek menilai kemampuan membaca yaitu (1) Suara nyaring, (2) Penyebutan kosakata, (3) Pengenalan tanda baca.

(49)

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes. Tes merupakan sekumpulan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan seorang individu. Penulis mengumpulkan data dari pembagian teks wancana untuk mengetahui kemampuan betanya dan kemampuan membaca. Penulis terlebih dahulu membagikan teks wacana dan siswa di minta untuk membuat 10 pertanyaan.

Tabel 3.3 Kualifikasi kemampuan bertanya

No. Unsur yang dinilai Indikator Kriteria Skor

1. Konten (isi pertanyaan) Membuat pertanyaan sesuai dengan isi bacaan dengan sangat baik

Sangat baik 4

Membuat pertanyaan sesuai dengan isi bacaan dengan baik

Baik 3

Membuat pertanyaan sesuai dengan isi bacaan dengan cukup jelas

Cukup 2

Membuat pertanyaan sesuai dengan isi bacaan dengan kurang jelas

kurang 1

2. Frekuensi atau jumlah pertanyaan

Membuat pertanyaan sesuai dengan jumlah yang diminta dengan sangat baik

Sangat baik 4

Membuat pertanyaan sesuai dengan jumlah yang diminta dengan jelas

Baik 3

Membuat pertanyaan sesuai dengan jumlah yang diminta dan kurang jelas

Cukup 2

Membuat pertanyaan tidak sesuai dengan

(50)

jumlah yang diminta 3. Pengungkapan verbal

atau redaksi kalimat

Membuat pertanyaan dengan redasi kalimat dengan sangat baik

Sangat baik 4

Membuat pertanyaan dengan redasi kalimat dengan baik

Baik 3

Membuat pertanyaan dengan redasi kalimat dengan cukup baik

Cukup 2

Membuat pertanyaan dengan redasi kalimat yang tidak jelas

kurang 1 4. Kategori pertanyaan (tingkatan pertanyaan) Membuat pertanyaan sesuai dengan kategori pertanyaan yang jelas dan benar

Sangat baik 4

Membuat pertanyaan sesuai dengan kategori pertanyaan dengan jelas

Baik 3

Membuat pertanyaan sesuai dengan kategori pertanyaan dengan cukup jelas

Cukup 2

Membuat pertanyaan sesuai dengan kategori pertanyaan dengan tidak jelas dan benar

kurang 1

(Sumber: Husen (Nuraeni 2017: 4).

Keterangan :

Sangat Baik : 4 Baik : 3 Cukup : 2 Kurang : 1

(51)

Dan penulis membagikan tes essay sebanyak 10 nomor yang berkaitan dengan teks wacana yang disediakan untuk mengetahui kemampuan membaca siswa.

Tabel 3.4 Kualifikasi kemampuan membaca No Unsur yang

dinilai

Indikator Kriteria Skor

1 Suara nyaring Membaca dengan suara nyaring dan jelas

Sangat baik 4 Membaca dengan suara

nyaring

Baik 3

Membaca dengan suara cukup jelas

Cukup 2

Membaca dengan suara yang tidak nyaring dan tidak jelas

kurang 1

2 Penyebutan Kosakata

Pengucapan kosakata dengan benar dan jelas

Sangat baik 4 Pengucapan kosakata dengan jelas Baik 3 Pengucapan kosakata kurang jelas Cukup 2

Pengucapan kosakata tidak jelas

kurang 1

3 Tanda Baca Membaca dengan

memperhatikan tanda baca dengan baik dan benar

Sangat baik 4

Membaca dengan

memperhatikan tanda baca

Baik 3 Kurang memperhatikan tanda baca Cukup 2 Tidak memperhatikan tanda baca kurang 1 (Sumber: Tarigan 2013: 42). Keterangan : Sangat Baik : 4 Baik : 3 Cukup : 2 Kurang : 1

(52)

Rumus yang digunakan untuk menghitung skor kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca siswa secara individual :

Keterangan:

S = Skor/nilai

SP = Skor Perolehan

SM = Skor Maksimal (Arikunto 1999:123)

G. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data adalah langkah-langkah yang di tempuh oleh penulis untuk memperoleh hasil akhir dalam peneltian.Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedua variabel yaitu variabel X dan variabel Y, maka digunakan teknik korelasi.

Teknik korelasi dalam penelitian ini, menggunakan korelasi product moment, yang rumusnya sebagai berikut:

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi anatara variabel x dan variabel y N : jumlah subjek penelitian

(53)

Ʃy : Jumlah skor asli variabel x Ʃy : jumlah skor asli variabel y

(54)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Kemampuan Bertanya

Pada bagian ini, akan dibahas secara rinci hasil penelitian kemampuan bertanya dan membaca dalam pelajaran bahasa indonesia, penyajian dan analisis data bermaksud untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian ini digunakan statistik inferensial dengan produk moment. Peneliti memberikan tes kepada siswa yaitu membuat pertanyaan tentang teks Legenda Malin Kundang, untuk mengetahui kemampuan bertanya siswa kelas IV SDI Tinggimae dapat dilihat pada skor/nilai yang diperoleh pada setiap siswa.

Berdasarkan Frekuensi dan presentase kategori perolehan nilai untuk tes kemampuan bertanya didapatkan skor terendah 67,5 sebanyak 1 orang dengan presentase 1,53%, skor 72,5 sebanyak 2 orang dengan presentase 3,07%, skor 75 sebanyak 6 orang dengan presentase 9,23%, skor 77,5 sebanyak 11 orang dengan presentase 16,92%, skor 80 sebanyak 9 orang dengan presentase 13,84%, skor 82,5 sebanyak 8 orang dengan presentase 12,30%, skor 85 sebanyak 7 orang dengan presentase 10,76%, skor 87,5 sebanyak 5 orang dengan presentase 7,69 skor 90,5 sebanyak 5 orang dengan presentase 7,69%, skor 92,5 sebanyak 3 orang dengan presentase 4,61%, skor 95 sebanyak 2 orang dengan presentase 3,07% dan skor tertinggi 97,5 sebanyak 6 orang. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan bertanya kelas IV SDI Tinggimae berdasarkan skor rata-rata 82 dari skor ideal 100.

(55)

2. Kemampuan Membaca

Peneliti memberikan tes yaitu membaca tentang Legenda Malin Kundang dan memberikan soal essay sebanyak 10 nomor untuk mengetahui kemampuan membaca siswa kelas IV SDI Tinggimae dapat dilihat nilai yang diperoleh pada setiap siswa. Berdasarkan Frekuensi dan presentase dari kemampuan membaca didapatkan skor terendah 67,5 dengan 2 orang dengan presentase 3,07%, skor 75 sebanyak 13 orang dengan presentase 20%, skor 77,5 sebanyak 8 orang dengan presentase 12,30%, skor 80 sebanyak 7 orang dengan presentase 10,76%, skor 82,5 sebanyak 19 orang dengan presentase 29,23%, skor 85 sebanyak 1 orang dengan presentase 1,53%, skor 87,5 sebanyak 11 orang dengan presentase 16,92%, dan skor tertinggi 100 sebanyak 4 orang dengan presentase 6,15%. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca kelas IV SDI Tinggimae berdasarkan skor rata-rata 81 dari skor ideal 100.

3. Hubungan Antara Kemampuan Bertanya dengan Membaca

Hasil analisis hubungan kemampuan bertanya dan kemampuan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDI Tinggimae bahwa hasil yang didapatkan pada kemampuan bertanya x= 2106 dan kemampuan membaca y= 2217, dapat dilihat hubungan kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca dengan menganalisis data menggunakan rumus korelasi product moment.

Berdasarkan data yang terkumpul dan hasil perhitungan didapatkan

rhitung = berarti berada pada korelasi sedang. Selanjutnya dibandingkan

dengan tabel nilai r produk moment, dengan taraf signifikan 5%. Dari tabel 65 diperoleh rtabel = 0,244. Dengan demikian r hitung lebih besar dari pada r tabel

(56)

atau 0,244. Jadi hubungan antara kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDI Tinggimae berada pada interprestasi sedang.

B. Pembahasan

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji rxy di atas, dapat dinyatakan bahwa terdapat ada hubungan yang signifikan antara kemempuan bertanya dan kemampun membaca . Dilihat dari hasil analisis data, menunjukkan bahwa kemampuan bertanya dan kemampuan membaca di SDI Tinggimae.

Peneliti mengamati kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca dalam pembelajaran bahasa indonesia siswa pada kelas IV A dan IV B SDI Tinggimae yang dituangkan dalam bentuk tes dengan mempersiapkan teks wacana yang sama antara kelas IV A dan kelas IV B. Teks di siapkan oleh peneliti dan setiap siswa memiliki teks wacana, ada empat aspek yang peneliti gunakan dalam menilai kemampuan bertanya yaitu (1) Konten (isi pertanyaan), (2) Frekuensi atau jumlah pertanyaan, (3) Pengungkapan verbal atau redaksi kalimat, (4) Kategori pertanyaan (tingkat pertanyaan). Adapun aspek menilai kemampuan membaca yaitu (1) Suara nyaring, (2) Penyebutan kosakata, (3) Pengenalan tanda baca. Peneliti mengumpulkan data dari pembagian teks wancana untuk mengetahui kemampuan betanya dan kemampuan membaca. Penulis terlebih dahulu membagikan teks wacana dan siswa di minta untuk membuat 10 pertanyaan sedangkan dalam kemampuan membaca di uji secara essay siswa di minta untuk menjawab 10 pertayaan

(57)

Hasil penelitian yang dilakukan di SDI Tinggimae kelas IV pada tingkat kemampuan bertanya dimana hasil frekuensi dan presentasi dengan standar KKM 75 sebagai berikut : skor 67,5 sebanyak 1 orang dengan presentase 1,53%, skor 72,5 sebanyak 2 orang dengan presentase 3,07%, skor 75 sebanyak 6 orang dengan presentase 9,23%, skor 77,5 sebanyak 11 orang dengan presentase 16,92%, skor 80 sebanyak 9 orang dengan presentase 13,84%, skor 82,5 sebanyak 8 orang dengan presentase 12,30%, skor 85 sebanyak 7 orang dengan presentase 10,76%, skor 87,5 sebanyak 5 orang dengan presentase 7,69 skor 90,5 sebanyak 5 orang dengan presentase 7,69%, skor 92,5 sebanyak 3 orang dengan presentase 4,61%, skor 95 sebanyak 2 orang dengan presentase 3,07%, skor 97 sebanyak 6 orang dengan presentase 9,23%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 orang siswa yang tidak mencapai KKM dan 62 orang yang memenuhi standar KKM dengan skor rata-rata 82 dari skor ideal 100.

Pada tingkat kemampuan membaca dimana hasil frekuensi dan presentasi dengan standar KKM 75 sebagai berikut : skor 67,5 sebanyak 2 orang dengan presentase 3,07%, skor 75 sebanyak 13 orang dengan presentase 20%, skor 77,5 sebanyak 8 orang dengan presentase 12,30%, skor 80 sebanyak 7 orang dengan presentase 10,76%, skor 82,5 sebanyak 19 orang dengan presentase 29,23%, skor 85 sebanyak 1 orang dengan presentase 1,53%, skor 87,5 sebanyak 11 orang dengan presentase 16,92%, skor 100 sebanyak 4 orang dengan presentase 6,15%. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 orang siswa yang tidak mencapai KKM dan 63 orang yang memenuhi standar KKM dengan skor rata-rata 81 dari skor ideal 100.

(58)

Dari perhitungan menggunakan rumus korelasi product moment dapat diketahui bahwa rhitung = . Apabila dikonsultasikan dengan table r product moment dengan jumlah sample (N) = 65, pada taraf kesalahan 5% (0.05) diperoleh rtabel. = 0,244. Jika rhitung lebih kecil dari rtabel (rh<rt), maka H0 diterima dan H1 ditolak. Tetapi sebaliknya jika rhitung lebih besar dari rtable (rh>rt) maka H1 diterima.

Dapat diketahui bahwa rhitung = . Apabila dikonsultasikan dengan table r product moment dengan jumlah sample (N) = 65, pada taraf kesalahan 5% (0.05) diperoleh rtabel. = 0,244. Hasil yang diperoleh peneliti, rhitung ( ) lebih besar dari rtabel (0.244). Tingkat kemampuan bertanya dan tingkat kemampuan membaca pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas IV berada pada kategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0 di tolak.

Hasil yang diperoleh peneliti, rhitung ( ) lebih besar dari rtabel (0.244), hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima, artinya ada hubungan antara kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDI Tinggimae. Dengan demikian hubungan kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDI Tinggimae berada pada interval 0,40–0,59 sedang.

Kemampuan bertanya akan muncul apabila sesorang memiliki motif ingin tahu. Pemenuhan rasa ingin tahu memerlukan kondisi yang aman, sehingga tugas gurulah yang harus menciptalan kondisi yang aman tersebut dengan cara menciptakan iklim interaksi tanya jawab secara menyenangkan dalam pembelajaran.

(59)

Dengan membaca dapat membantu memperluas pengalaman hdan pemahaman apa yang dimakasud oleh penulis yang tidak secara langsung dimaksudkan dalam bacaan dengan mengetahui pembelajaran untuk memahami hubungan sebab-akibat, pemunculan pengalaman, mengetahui tujuan pengarang, menginprestasikan ide-ide dan membuat kesimpulan.

(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap murid kelas IV SDI Tinggimae, diperoleh hasil penelitian yaitu nilai rxy sebesar

kemudian diinterpretasikan ke tabel r yaitu berada pada koefisien korelasi antara 0,40 – 0, 59 dengan interpretasi ”Sedang”. Maka hipotesis

yang diajukan (H1) dinyatakan diterima.

2. Hubungan hasil penelitian dengan penelitian yang relevan yaitu sama-sama ingin ingin mengetahui tingkat hubungan kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca, adapun perbedaan dari penelitian yang relevan terletak pada objek penelitian dan sumber data yang digunakan.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan oleh sekolah khususnya kepala sekolah untuk lebih meningkatkan mutu dari pelaksanaan pembelajaran bisa dilakukan dengan menyediakan buku kepada siswa dan selalu memperhatikan dan meningkatkan hubungan kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca

(61)

bukan hanya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melainkan semua mata pelajaran yang ada.

2. Guru perlu lebih meningkatkan lagi tujuan dari kegiatan pembelajaran tersebut agar dapat diraih seutuhnya dalam hubungan kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDI Tinggimae sudah sangat baik, sehingga Jika dilihat dari prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sudah terbilang sangat baik.

3. Kepada calon peneliti, agar dapat lebih mengembangkan dan memperkuat antara kemampuan bertanya dengan kemampuan membaca pada siswa dengan cara mengkaji terlebih dahulu dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.

Gambar

Tabel 3.1 Keadaan murid kelas IV SDI Tinggimae Kecamatan Somba Opu  Kabupaten Gowa.
Tabel 3.3 Kualifikasi kemampuan bertanya
Tabel 3.4 Kualifikasi kemampuan membaca  No  Unsur yang
Tabel r untuk df = 51 - 95
+4

Referensi

Dokumen terkait

memecahkan masalah matematika. Peran guru sebagai fasilitator perlu didukung oleh sejumlah kemampuan antara lain kemampuan bertanya, kemampuan memimpin diskusi siswa

Guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, khusunya untuk meningkatkan kemampuan membaca dini anak hendaknya menggunakan media yang menarik serta sesuai

Memberikan informasi kepada guru tentang pentingnya kemampuan membaca cepat, dan upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa, serta dapat membantu guru dalam

Tujuan kegiatan PPM ini adalah: (1) meningkatkan pengetahuan guru tentang pemanfaatan Microsoft PowerPoint, (2) meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan membaca teknis dengan

Tujuan kegiatan PPM ini adalah: (1) meningkatkan pengetahuan guru tentang pemanfaatan Microsoft PowerPoint, (2) meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran

Peranan guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- Quran Setelah data hasil wawancara tentang peranan guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran siswa SMP N 2

Program yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru baik dalam kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian hal tersebut tentunya juga berimplikasi