• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN UDANG LOBSTER BERKUALITAS DENGAN METODE WEIGHTED PRODUCT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN UDANG LOBSTER BERKUALITAS DENGAN METODE WEIGHTED PRODUCT"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Universitas Ubudiyah Indonesia

OLEH

IKA RAHMA AYU 1510410220028

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA 2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

berbagai kenikmatan untuk hambanya dan nikmat terbesar adalah nikmat iman dan nikmat islam. shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasul yang mulia Nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan.

Pada penelitian ini juga sehingga penulis dapat penyusun skripsi dengan

judul “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Udang Lobster Berkualitas

Dengan Metodeweighted Product”. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Orang tua tercinta ayahanda Hamnan (Almarhum) dan ibunda Siti Ajumpa telah banyak memberikan kebaikan berupa pendidikan mulai semenjak dini sampai dewasa serta doa, sehingga adinda dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia, Dr. Marniati,SE.,M.Kes yang telah memberikan kesempatan sejak awal untuk menuntut ilmu di Universitas Ubudiyah Indonesia Pada Fakultas Ilmu Komputer

3. Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Ubudiyah Indonesia, M. Bayu Wibawa, S.Kom., MMSI yang selalu memberikan motivasi.

4. Ketua program studi Teknik Informatika Universitas Ubudiyah Indonesia M. Bayu Wibawa, S.Kom., MMSI yang telah banyak memberikan arahan dan motivasi.

(7)

vi untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Penguji II, M. Bayu Wibawa, S.Kom., MMSI yang bersedia mengarahkan penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.

8. Keluarga tercinta yang selalu dan senantiasa memotivasi serta mendoakan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Kawan-kawan seangkatan yang selama ini juga terus memotivasi dan saling mengingatkan untuk terus berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Ubudiyah Indonesia.

Skripsi yang sedang anda baca ini hendaknya memberikan manfaat pada tempat penelitian dan kepada kita semuanya.

Banda Aceh, 06 Juni 2020

(8)

vii

Budidaya udang lobster di desa pasar lama labuhan haji Aceh Selatan merupakan jenis usaha yang sudah berlangsung sejak tahun 2015 sampai sekarang yang dibudidayakan oleh pengusaha ditempat tersebut. Hasil panen udang lobster tersebut di jual ke luar kabupaten Aceh selatan sampai ke keluar provinsi Aceh seperti provinsi Sumatera Utara. Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini berkembang dengan pesat, disamping itu banyak yang memanfaatkan teknologi untuk membantu setiap penyelesaian masalah bagi manusia. Karena dengan dukungan teknologi dapat membantu manusia dalam penyelesaian masalah baik i didukung oleh teknologi informasi dan sistem informasi berupa aplikasi. Kendala selama ini yang terjadi bagi pengusaha udang lobster yaitu dalam penentuan udang lobster yang berkualitas, selama ini masih dilakukan oleh pengusaha dengan cara manual seperti udang lobster di ambil dinilai langsung oleh pengusaha dengan kriteria penilaian berat minimal, kaki cacat , kepala tidak goyang dan warna tidak bening, berdasarkan penilaian tersebut langsung diputuskan udang lobster berkualitas serta disamping itu juga belum menggunakan parameter nilai (sangat baik, baik, cukup, kurang, tidak baik) dalam penentuan udang lobster berkualitas, sehingga hasil yang diberikan masih kurang tepat dalam menentukan udang lobster berkualitas. untuk membantu penyelesaian masalah ini dapat diterapkan metode weighted product dalam pengambilan keputusan, karena konsep kerja weighted product berdasarkan kriteria penilaian dan bobot kriteria serta proses pengambilan keputusan melalui perangkingan dalam menentukan alternatif terpilih. Dengan adanya penerapan weighted product

kedalam aplikasi sistem pendukung keputusan dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan penentuan udang lobster berkualitas. Setelah dilakukan uji coba aplikasi pengambilan keputusan dengan jumlah 15 udang lobster berdasarkan kriteria berat minimal (C1), kaki minimal cacat (C2), kepala tidak

goyang (C3), warna tidak bening (C4) setelah dilakukan perangkingan dapat memberikan hasil yang lebih tepat untuk menentukan udang lobster berkualitas. konstribusi berupa aplikasi sistem pendukung keputusan diharapkan dapat digunakan oleh pengusaha di desa pasar lama labuhan haji Aceh selatan untuk pengambilan keputusan penentuan udang lobster berkualitas.

(9)

viii

Lobster shrimp farming in the old market village of South Aceh hajj harbor is a type of business that has been going on since 2015 until now that is cultivated by entrepreneurs in that place. The lobster shrimp crop is sold outside the southern Aceh regency until it exits the Aceh province such as the North Sumatra province. Along with the development of technology currently developing rapidly, besides that many are using technology to help every problem solving for humans. Because with the support of technology can help humans in solving problems i well supported by information technology and information systems in the form of applications. The obstacles that have occurred for lobster shrimp entrepreneurs are in determining the quality lobster shrimp, so far it is still done by entrepreneurs such as lobster taken directly assessed by entrepreneurs with the criteria for assessing the minimum weight, deformed legs, head not rocking and the color is not clear, based on the assessment, it was immediately decided that the quality lobster shrimp and besides that also had not used the parameter values (very good, good, enough, less, not good) in determining the quality lobster shrimp, so the results given were still not quite right in determining the quality lobster shrimp. to help solve this problem weighted product methods can be applied in decision making, because the concept of weighted product work is based on assessment criteria and weight criteria and the decision making process through ranking in determining the chosen alternative. With the application of weighted products into the decision support system application can improve the quality of decision making in determining quality lobster shrimp. After testing the application of decision-making with the number of 15 lobsters based on the criteria of minimum weight (C1), minimum defective feet (C2), head does not shake (C3), color is not clear (C4) after ranking can give more precise results for determine the quality lobster shrimp. contribution in the form of decision support system application is expected to be used by entrepreneurs in the old market village of southern Aceh Hajj port for decision making on the determination of quality lobster shrimp. Keywords: Grading criteria, Criteria weight, Lobster shrimp and Application spk.

(10)

ix

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Identifikasi Masalah ... 3 1.3 Batasan Masalah ... 3 1.4 Tujuan penelitian ... 4 1.5 Manfaat Penelitian ... 4 1.6 Keaslian Penelitian ... 5

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Sistem Pendukung Keputusan ... 8

2.1.1 Definisi sistem ... 8

2.1.2 Definisi keputusan ... 8

2.1.3 Definisi sistem pendukung keputusan ... 9

2.1.3.1 Keterkaitan sistem dalam pengambilan keputusan ... 11

2.1.3.2 Perkembangan sistem pendukung keputusan ... 12

2.2 Weighted Product ... 13

2.3 Wirausaha ... 16

2.3.1 Ciri – ciri karakteristik wirausaha ... 16

2.4 Udang Lobter ... 18

2.4.1 Kebiasaan hidup ... 19

2.4.2 Biologi lobster air tawar ... 20

(11)

x

2.5.1 Data kriteria penilaian udang lobster ... 21

2.5.2 Data bobot kriteria penilaian ... 22

2.5.3 Data parameter kriteria ... 23

2.6 Komputer ... 25

2.7 PHP ... 26

2.8 Basis Data ... 27

2.8.1 Database management system ... 27

2.8.2 MySql ... 29

2.9 Usecase diagram ... 30

2.10 Entity Relationship diagram ... 32

2.11 Activity Diagram ... 33

2.12 Penelitian Kualitatif ... 34

2.13 Black Box Testing ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Tempat dan Jadwal Penelitian ... 40

3.2.1 Tempat penelitian ... 40

3.2.2 Jadwal penelitian ... 40

3.3 Kebutuhan Hardware dan Software ... 41

3.4 Tahapan Pengambilan Keputusan Dengan Weighted Product ... 41

3.5 Desain Sistem ... 55

3.5.1 Usecase Diagram ... 55

3.5.2 Entity Relationship Diagram ... 56

3.5.3 Activity Diagram ... 57

a. Activity diagram (admin) ... 57

(12)

xi

a. Tabel Admin ... 61

b. Tabel Kriteria ... 62

c. Tabel kriteria penilaian (parameter) ... 62

d. Tabel alternatif ... 63

e. Tabel Penilaian alternatif/perangkingan ... 63

3.5.5 Desain interface ... 64

1. Desain tampilan admin ... 64

2. Desain tampilan utama SPK weighted product ... 64

3. Desain tampilan kriteria penilaian ... 65

4. Desain tampilan parameter kriteria berat minimal ... 65

5. Desain tampilan kriteria minimal kaki cacat ... 66

6. Desain tampilan kriteria leher tidak goyang ... 66

7. Desain tampilan warna tidak bening ... 67

8. Desain tampilan halaman input alteratif ... 67

9. Desain tampilan input alternatif ... 68

10. Desain tampilan output alternatif ... 69

11. Desain tampilan penilaian alternatif yang diseleksi ... 69

12. Desain tampilan output alternatif berdasarkan kriteria ... 70

13. Desain tampilan hasil perhitungan ... 70

14. Desain tampilan perhitungan vektor S ... 71

15. Desain tampilan hasil perangkingan ... 71

16. Desain tampilan output hasil perangkingan ... 72

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN ... 73

4.1 Implementasi ... 73

4.1.1 Implementasi aplikasi sistem pendukung keputusan ... 73

(13)

xii

a. Tampilan parameter kriteria berat minimal ... 75

b. Tampilan parameter kriteria kaki minimal cacat ... 76

c. Tampilan kriteria leher tidak goyang ... 76

d. Tampilan parameter warna tidak bening ... 77

5. Tampilan halaman input alternatif ... 78

6. Tampilan input alternatif berdasarkan kriteria ... 79

7. Tampilan penilaian alternatif yang akan diseleksi ... 80

8. Tampilan alternatif hasil perhitungan ... 81

9. Tampilan perhitungan vektor ... 82

10. Tampilan hasil perangkingan alternatif ... 83

11. Tampilan halaman pengguna ... 85

4.2 Pembahasan ... 85

4.3 Hasil Pengujian Aplikasi ... 86

4.3.1 Hasil Test aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan udang lobster berkualitas ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 89

(14)

xiii

Tabel 2.2 Kriteria penilaian udang lobster ... 22

Tabel 2.3 Bobot kriteria penilaian ... 22

Tabel 2.4 Kriteria berat minimal ... 23

Tabel 2.5 Kriteria minimal kaki cacat ... 23

Tabel 2.6 Kriteria kepala tidak goyang ... 24

Tabel 2.7 Kriteria warna tidak bening ... 24

Tabel 2.8 Simbol usecase diagram ... 30

Tabel 2.9 Simbol entity relationship diagram ... 32

Tabel 2.10 Simbol activity diagram ... 33

Tabel 3.1 Hardware dan software ... 41

Tabel 3.2 Kriteria penilaian udang lobster ... 42

Tabel 3.3 Bobot kriteria ... 43

Tabel 3.4 Kriteria berat minimal ... 44

Tabel 3.5 Kriteria minimal kaki cacat ... 45

Tabel 3.6 Kriteria kepala tidak goyang ... 45

Tabel 3.7 Kriteria warna tidak bening ... 46

Tabel 3.8 Udang lobster yang diseleksi ... 47

Tabel 3.9 Bobot Kriteria ... 48

Tabel 3.10 bobot weighted product ... 49

Tabel 3.11 Admin ... 61

Tabel 3.12 Kriteria ... 62

Tabel 3.13 Kriteria penilaian parameter ... 62

Tabel 3.14 Alternatif ... 63

Tabel 3.15 Penilaian alternatif ... 63

(15)

xiv

Gambar 3.1 Kerangka penelitian ... 37

Gambar 3.2 Usecase diagram ... 55

Gambar 3.3 Entity relationship diagram ... 56

Gambar 3.4 Activity diagram (admin) ... 57

Gambar 3.5 Activity diagram (kriteria penilaian dan bobot) ... 58

Gambar 3.6 Activity diagram (parameter setiap kriteria penilaian) ... 59

Gambar 3.7 Activity diagram (pengambilan keputusan) ... 60

Gambar 3.8 Desain tampilan admin ... 64

Gambar 3.9 Desain tampilan utama SPK weighted product ... 64

Gambar 3.10 Desain tampilan kriteria penilaian ... 65

Gambar 3.11 Desain tampilan parameter kriteria berat minimal C1 ... 65

Gambar 3.12 Desain tampilan kriteria minimal kaki cacat C2 ... 66

Gambar 3.13 Desain tampilan kriteria leher tidak goyang C3 ... 66

Gambar 3.14 Desain tampilan warna tidak bening C4 ... 67

Gambar 3.15 Desain tampilan halaman input alternatif ... 67

Gambar 3.16 Desain tampilan input alternatif ... 68

Gambar 3.17 Desain tampilan output alternatif ... 69

Gambar 3.18 Desain tampilan penilaian alternatif yang diseleksi ... 69

Gambar 3.19 Desain tampilan output alternatif berdasarkan kriteria ... 70

Gambar 3.20 Desain tampilan hasil perhitungan bobot ... 70

Gambar 3.21 Desain tampilan perhitungan vektor S ... 71

Gambar 3.22 Desain tampilan hasil perangkingan ... 71

Gambar 3.23 Desain tampilan output hasil perangkigan ... 71

Gambar 4.1 Tampilan halaman admin ... 73

Gambar 4.2 Tampilan halaman menu utama SPK Weighted product ... 74

(16)

xv

Gambar 4.7 Tampilan parameter kriteria warna tidak bening C4 ... 77

Gambar 4.8 Tampilan halaman input alternatif ... 78

Gambar 4.9 Tampilan output alternatif ... 79

Gambar 4.10 Tampilan input nilai alternatif berdasarkan kriteria penilaian 79 Gambar 4.11 Tampilan penilaian alternatif yang diseleksi ... 80

Gambar 4.12 Tampilan output penilaian alternatif ... 81

Gambar 4.13 Tampilan alternatif hasil perhitungan ... 81

Gambar 4.14 Tampilan perhitungan vektor S ... 82

Gambar 4.15 Tampilan hasil perangkingan alternatif ... 83

Gambar 4.16 Tampilan hasil output perangkingan alternatif terpilih ... 84

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budidaya udang lobster selama ini menjadi suatu usaha yang banyak diminati oleh sebagai orang, karena dengan udang lobster dapat membantu seseorang untuk memperoleh keuntungan yang besar. Seperti yang selama ini dilakukan oleh pengusaha udang lobster di desa pasar lama labuhan haji Aceh Selatan sejak tahun 2015 sampai sekarang sedikit banyak mendapat keuntungan dari penjualan undang lobster ke luar kabupaten Aceh selatan dan penjualan sampai keluar provinsi Aceh seperti ke Provinsi Sumetera Utara.

Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini berkembang dengan pesat. Disamping itu banyak yang memanfaatkan teknologi untuk membantu setiap kebutuhan manusia dalam penyelesaian masalah. Karena dengan dukungan teknologi dapat membantu manusia dalam penyelesaian masalah baik itu didukung oleh teknologi informasi dan sistem informasi.

Pengusaha udang lobster selama ini untuk menjaga kualitas dari udang lobster dilakukan dengan berbagai macam cara seperti perawatan dan pemberian makanan sehingga udang lobster saat di jual memiliki kualitas terbaik. Hanya saja yang menjadi kendala selama ini adalah pengusaha udang lobster dalam menentukan udang lobster yang berkualitas masih kurang tepat, penentuan dan penilaian udang lobster dilakukan masih secara manual yaitu dengan cara undang lobster diambil, dinilai langsung oleh pengusaha dengan kriteria penilaian berat

(18)

minimal, kaki cacat , kepala tidak goyang dan warna tidak bening, berdasarkan penilaian tersebut langsung diputuskan udang lobster berkualitas.

Hasil dari pengambilan keputusan terhadap udang lobster berkualitas juga masih kurang tepat tanpa menggunakan parameter nilai (sangat baik, baik, cukup, kurang, tidak baik) menjadi kendala disaat penentuan udang lobster berkualitas. Dalam pengambilan kuputusan penentuan udang lobster berkualitas juga belum menggunakan aplikasi yang dapat membantu pengambilan keputusan.

Untuk membantu pengambilan keputusan penentuan udang lobster berkualitas diperlukan suatu pendekatan teknologi, sehingga dengan adanya pendekatan teknologi seperti aplikasi dapat terbantu pengambilan keputusan yang lebih tepat. Selain teknologi juga, pengambilan keputusan dapat diselesaikan dengan menerapkan konsep kerja dari metode weighted product sebagai metode pengambilan keputusan dengan penilaian multi kriteria untuk kriteria (berat minimal, kaki cacat, kepala tidak goyang dan warna tidak bening) dengan tujuan untuk membantu pengusaha udang lobster dalam menentukan udang lobster berkualitas.

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan pengujian metode black box testing untuk aplikasi sistem pendukung keputusan dan berdasarkan hasil uji coba langsung pada tempat penelitian hasil yang diberikan lebih tepat berdasarkan alternatif terpilih dengan nilai tertinggi dan aplikasi ini dapat di implementasikan pada tempat penelitian guna membantu pengusaha udang lobster di desa pasar lama labuhan haji Aceh selatan.

(19)

1.2 Indentifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dari penelitian ini adalah:

1. Pengambilan keputusan yang selama ini dilakukan oleh pengusaha udang lobster masih dengan cara manual yaitu undang lobster diambil dan diberikan penilaian langsung berdasarkan kriteria penilaian berat minimal (C1), kaki

cacat (C2), kepala tidak goyang (C3) dan warna tidak bening (C4).

2. Hasil dari pengambilan keputusan terhadap udang lobster berkualitas juga masih kurang tepat, karena belum menggunakan parameter nilai (sangat baik, baik, cukup, kurang dan tidak baik) untuk setiap kriteria.

3. Belum adanya aplikasi khusus dalam pengambilan keputusan selama ini untuk membantu pengambilan keputusan penentuan udang lobster berkualitas.

1.3 Batasan Masalah

Adapun ruang lingkup permasalahan yang dapat dibatasi pada penelitian ini adalah:

1. Permasalahan yang diteliti hanya seleksi penentuan udang lobster berkualitas yang berlokasi pada desa pasar lama labuhan haji Aceh selatan.

2. Metode weighted product digunakan untuk membantu pengambilan keputusan penentuan udang lobster berkualitas berdasarkan kriteria penilaian dan bobot kriteria.

(20)

3. Kriteria penilaian untuk penentuan udang lobster berkualtas yaitu berat minimal (C1), kaki cacat (C2), kepala tidak goyang (C3) dan warna tidak bening

(C4).

4. Bobot yang diberikan berdasarkan tingkat kepentingan dari kriteria penilaian yaitu [C1=45 ; C2=30 ; C3=15 ; C4=10]

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk tujuan dari penelitian ini diharapkan untuk:

1. Membuat aplikasi sistem pengambilan keputusan penentuan undang lobster berkualitas untuk dapat digunakan oleh pengusaha udang lobster di desa pasar lama labuhan haji Aceh selatan.

2. Mengetahui konsep kerja dari metode weighted product dalam pengambilan keputusan penentuan udang lobster berkualitas berdasarkan kriteria penilaian berat minimal (C1), kaki cacat (C2), kepala tidak goyang (C3) dan warna tidak

bening (C4)

3. Meningkatkan kualitas dan cara pengambilan keputusan lebih tepat dari sebelumnya dengan cara perangkingan untuk menentukan udang lobster berkualitas.

1.5 Manfaat Penelitian

Untuk manfaat penelitian yang diharapkan pada penelitian ini adalah:

1. Memudahkan pengusaha dalam pengambilan keputusan penentuan udang lobster berkualitas dengan aplikasi sistem pendukung keputusan.

(21)

2. Memberikan hasil yang lebih tepat untuk menentukan udang lobster berkualitas dengan cara perangkingan menggunakan metode weighted product.

3. Membantu mengurangi kesalahan serta meningkatkan efektifitas dengan aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan udang lobster berkualitas. 4. Membantu mengurangi resiko kesalahan dalam pengambilan keputusan dari

sebelumnya yang dilakukan secara manual.

1.6 Keaslian Penelitian

Pada keaslian penelitian menjelaskan beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang terkait dengan penelitian ini dapat di lihat seperti pada tabel 1.1. berikut:

Tabel 1.1 Penelitian terkait

Nama peneliti Judul penelitian Tahun Metode Widiarty1

Nova noor kamala sari2 Arifatul ananingtyas3

Sistem pendukung keputusan pemilihan siswa berprestasi menggunakan metode weighted

product (Studi kasus: SMA

Mauhammad Diyah

Kecamatan Katingan Tengah)

2018 Weighted Product

Dyana marisa khairina1

Dio Ivando2

Implementasi metode weighted

product untuk aplikasi

pemilihan smartphone android

2016 Weighted product

(22)

Septya maharani3

Adapun dari ketiga jurnal terkait seperti pada tabel 1.1, maka hasil dari penelitiannya dapat disimpulkan sebagai berikut:

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Dyna marisa khairina dkk (2016) dengan judul penelitianya adalah “Implementasi metode weighted product

untuk aplikasi pemilihan smartphone android”. Hasil dari penelitian dinyatakan bahwa untuk proses pemilihan smartphone android di butuhkan beberapa kriteria sebagai pertimbangan. Kriteria yang diperoleh dari hasil kuesioner yaitu; harga, memori internal, RAM, kamera dan kapasitas baterai. Dari beberapa kriteria tersebut kemudian diolah dengan mengimplementasikan metode weighted

product sebagai perhitungannya yang menggunakan perkalian untuk

menghubungkan ranting attribute dan menghasilkan nilai besar yang akan dipilih sebagai alternatif terbaik. Hasil pengujian perhitungan metode weighted product pada simulasi data yang yang diuji coba menunjukkan bahwa perangkingan nilai vektor V yang terbesar/tertinggi yang menjadi alternatif smartphone android terbaik berdasarkan masukan dari tingkat kepentingan kriteria oleh user.

Penelitian yang telah diselesaikan oleh widiarty dkk (2018) dengan judul

penelitiannya yaitu “sistem pendukung keputusan pemilihan siswa berprestasi menggunakan metode weighted product (studi kasus: SMA mauhammad diyah kecamatan katingan tengah)” dengan hasil penelitiannya yaitu aplikasi ini memberikan daftar hasil penilaian kedalam bentuk perangkingan atau pengurutan

(23)

dari nilai tertinggi sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah dalam pengambilan keputusan.

Dari ke 2 penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini berdasarkan pada tabel 1.1 dengan menggunakan metode weighted

product dengan kasus yang berbeda, maka dapat disimpulkan dalam pengambilan

kepututusan dengan menggunakan metode weighted product dapat membantu penyelesaian masalah yang lebih tepat.

Adapun dari penelitian sebelumnya yang membedakan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Penelitian ini dalam pemberian bobot kriteria diberikan berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing yaitu dengan persentase 100% kepada 4 (empat) kriteria penilaian berat minimal (C1), kaki cacat (C2), kepala tidak goyang (C3)

dan warna tidak bening (C4)

2) Setiap kriteria penilaian dari berat minimal (C1), kaki cacat (C2), kepala tidak

goyang (C3) dan warna tidak bening (C4) akan diberikan nilai parameter

(sangat baik, baik, cukup, kurang dan tidak baik) sebagai rentang nilai kriteria.

(24)

BAB II

TINAJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pendukung keputusan

2.1.1 Definisi sistem

Sistem dapat di definisikan sebagai suatu prosedur atau elemen yang saling berhubungan satu sama lain dimana dalam sebuah sistem terdapat suatu masukan, proses dan keluaran, untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara di mana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut (Agus Mulyono, 2009).

Sistem sangat memiliki peran penting dalam membawa suatu permasalahan yang diinginkan tercapai pada tujuan dan tercapainya suatu tujuan sistem karena didukung juga oleh sistem yang baik.

2.1.2 Definisi Keputusan

keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan di antara alternatif – alternatif dengan pertimbangan dengan meliputi, berdasarkan (Hasan, 2004):

1. Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.

2. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik.

(25)

3. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.

Setiap keputusan mempunyai kadar tingkatan yang berbeda-beda. Keputusan biasanya memiliki empat tingkatan yaitu keputusan otomatis,keputusan yang bedasarkan informasi yang diharapakan, keputusan yang bedasarkan pertimbangan, serta keputusan bedasarkan ketidakpastian ganda. Keputusan otomatis merupakan bentuk keputusan yang dibuat dengan sangat sederhana. Contohnya seorang pengemudi mobil memperoleh informasi di perempatan jalan berupa lampu merah, secara langsung seorang pengemudi tersebut membuat keputusan otomatis untuk berhenti. Keputusan besarkan informasi yang diharapkan merupakan tingkatan keputusan yang telah mempunyai informasi yang sedikit kompleks, artinya informasi yang ada telah memberi aba-aba untuk mengambil keputusan.

Disamping itu juga keputusan sangat berpengaruh kepada yang mengambil kebijakan terhapat suatu permasalahan yang akan diputuskan, hendaknya seorang pengambil keputusan seperti; pimpinan, direktur baik dalam suatu organisasi maupun instransi lebih mengkedepankan keputusan yang berdasarkan hasil musyawarah yang sebelumnya telah di nilai dengan berbagai pertimbangan supaya keputusan yang diambil lebih baik dan tepat.

2.1.3 Definisi Sistem Pendukung keputusan

Sistem pendukung keputusan sangat penting dalam suatu organisasi yang dapat membantu seorang manajer dalam pengambilan keputusan. karena dengan

(26)

adanya sistem pendukung keputusan sangat terbantu pihak perusahan dalam menentukan sikap dan kebijakan yang didukung dengan sistem yang terkomputerisasi sehingga hasil yang diberikan lebih efektif.

Sistem pendukung keputusan merupakan proses pemilihan beberapa tindakan alternatif untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang dilihat dari tugas bagian manajerial yang melibatkan perencanaan dan untuk merencanakan sesuatu dibutuhkan keputusan (turban, 2005).

Sistem pendukung keputusan bagian dari sistem informasi yang dapat digunakan untuk membantu seorang menajer dan pimpinan dalam menentukan sikap melalui keputusannya dengan bantuan sistem komputer yang dapat memberikan hasil keputusan yang lebih interaktif yang dialam nya sudah sesuai berdasarkan (prosedur, konsep yang sesuai berdasarkan analisa) sehingga membentuk suatu keputusan yang fleksibel.

Pengambilan keputusan seperti kebijakan, prosedur, cara menganalisa dan tindakan manajerial dalam membentuk keputusan yang lebih fleksibel. Disamping itu juga, ciri – ciri sistem pendukung adalah:

1) Sistem pendukung keputusan diarahkan untuk membantu proses pengambilan keputusan yang kurang terstruktur yang sering digunakan oleh manajer level tinggi.

2) Sistem pendukung keputusan tersebut juga kumpulan model kuantitatif dan kumpulan data.

(27)

3) Sistem pendukung keputusan memiliki fasilitas interaktif yang membantu hubungan manusia dengan dengan komputer.

4) Sistem pendukung keputusan juga bersifat dinamis yang dapat disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan dari sistem itu sendiri.

2.1.3.1 Keterkaitan sistem dalam pengambilan keputusan

Untuk sistem pengambilan keputusan khususnya terbagi kepada beberapa subsistem yang lebih dikenal dengan subsistem dialog, model dan database. Ketiga subsistem tersebut saling berkaitan untuk membentuk keputusan yang tepat. Untuk setiap subsistem juga memiliki input dan output tersendiri serta memiliki rangsangan untuk menampilkan subsistem. Adapun proses keterkaitan satu dengan lainnya dapat dilihat dari beberapa subsistem menjadi input bagi subsitem lainnya.

Dalam membangun sistem pendukung keputusan sangat sangat berpengaruh kepada bagaimana konsep dari sistem pengambilan keputusan dan cara pengambilan keputusan, tentunya lebih afektif baik cara pengambilan keputusan, konsep yang diterapkan dan output akhir yang diinginkan.

Dialog dalam pengembangan sistem pendukung keputusan sangat penting di perhatikan dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi pengguna supaya pengguna dalam menggunakan lebih terarah dan tidak mengalami kesulitan. Untuk model dalam pengambilan keputusan juga sangat penting seperti pengembangan model dari beberapa bagian penting dari sistem pendukung keputusan yang dibangun seperti; penerapan metode pengambilan

(28)

keputusan, kriteria penilaian yang bersifat dinamis sesuai kebutuhan kedepan jika dikembangkan lebih lanjut dan penambahan sesuatu yang baru.

Sedangkan database dalam pengambilan keputusan sangat penting. karena dengan adanya database dapat terbantu penyimpanan file-file penting dan dengan database tersebut memberikan keamanan bagi file yang disimpan.

2.1.3.2 Perkembangan Sistem pendukung keputusan

Pendukung keputusan dilakukan untuk membantu penyelesaian masalah yang biasanya dilakukan oleh setiap kumpulan berupa (organisasi dan golongan). Hal ini bisa dikatakan dari perkembangan Sistem pendukung keputusan dalam mewujudakan suatu gagasan-gagasannya. Untuk lebih memudahkan penjelasannya dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Sistem pendukung keputusan kelompok

Sistem pendukung keputusan kelompok sangat penting dalam membantu pengambilan keputusan. Dimana konsep kerjanya memberikan kemudahan dengan bantuan sistem yang terkomputerisasi yang bekerja secara sistematis dan lebih cepat. sehingga permasalahan yang diselesaikan lebih terstruktur bagi kelompok pengambil keputusan dengan cara kerja bersama-sama. b) Sistem pendukung keputusan Eksekutif

Sistem pendukung keputusan eksekutif merupakan sistem yang fleksibel, karena membutuhkan pihak eksekutif untuk merubahnya dengan cepat. Biasanya dalam penyelesaian masalah menerapakn metodologi mencari faktor –faktor keberhasilan yang kritis.

(29)

c) Sistem pendukung keputusan organisasi

Sistem pendukung keputusan organisasi merupakan sistem pendukung keputusan yang digunakan dalam sebuah organisasi dengan melibatkan kriteria penilaian melalui pemilihan alternatif. sehingga hasilnya pun sesuai dengan kebutuhan organisasi diaat pengambilan keputusan.

Sistem pendukung keputusan ini biasanya melibatkan bantuan aplikasi khusus yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman tertentu yang sesuai dengan konsep dari pengambilan keputusan dari organisasi itu sendiri untuk tingkat manajerial dalam memberikan suatu keputusan yang tepat dan sistematis.

2.2 Weighted Product (WP)

Metode weighted product adalah metode pengambilan keputusan dengan cara perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan. Sedangkan menurut yoon dalam buku sri kusumadewi dkk (2006) menyatakan bahwa metode weighted product merupakan sebuah metode yang menggunakan perkalian untuk menghubungkan ranting atribut, dimana ranting setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan. Sedangkan preferensi untuk alternatif Ai dapat diberikan yaitu:

(30)

𝑆𝑖 = ∏ 𝑥𝑖𝑗𝑤𝑗 𝑛

𝑗=1

𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖 = 1,2

Dimana ∑ 𝑊𝑗 = 1. 𝑤 𝑗 adalah pangkat bernilai positif untuk atribut keuntungan dan bernilai negatif untuk atribut biaya. Sedangkan untuk preferensi dari setiap alternatif, diberikan sebagai berikut:

𝑉𝑖 = ∏ 𝑥𝑖𝑗𝑤𝑗 𝑛 𝑗=𝑖 ______________ ∏(𝑥𝑗) 𝑤𝑗 𝑛 𝑗=1 ; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖 = 1,2 … … 𝑚 Keterangan:

Wj = Pangkat bernilai positif untuk atribut keuntungan Si = Hasil normalisasi pada alternatif ke- i

Xij = Ranting alternatif peratribut.

∏𝑛𝑗=1𝑋𝑖𝑗 = Perkalian ranting alternatif peratribut i = Alternatif

j = Atribut

Vi = Hasil preferensi alternatif ke-i

Metode weighted product dalam pengambilan keputusan melalui perangkingan langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

(31)

a. Menentukan kriteria penilaian.

Kriteria penilaian ini dibutuhkan oleh weighted product sebagai kriteria penilaian. Kriteria ini sebelumnya telah diberikan oleh pendukung keputusan berdasarkan kebutuhan.

b. Menentukan bobot kriteria

Bobot kriteria juga dibutuhkan oleh metode weighted product. Bobot kriteria ini diberikan berdasarkan tingkat kepentingan untuk setiap keriteria. Berdasarkan bobot kriteria, Weighted product juga nantinya akan melakukan perbaikan bobot guna membutuhkan bobot preferensi.

c. Menentukan alternatif yang akan diuji

Jumlah alternatif yang akan diuji dapat ditentukan sebelumnya oleh pendukung keputusan yang nantinya akan dilakukan perhitungan menggunakan metode weighted product berdasarkan kriteria penilaian. d. Membentuk bobot preferensi.

Metode weighted product melalui perhitungannya akan melakukan pembentukan bobot preferensi. Dimana bobot preferensi dibentuk berdasarkan bobot awal yaitu dengan cara setiap bobot kriteria dibagikan dengan total bobot keleseluruhan kriteria, sehingga diperoleh bobot preferensinya.

e. Menentukan nilai vektor

Weighted product setelah melakukan pembentukan bobot, maka selanjutnya

(32)

nilai alternatif akan dipangkatkan dengan nilai bobot berdasarkan kriteria (berpangkat minus jika kriteria biaya dan berpangkat positif jika kriteria keuntungan)

f. Menentukan nilai vektor yang akan digunakan menghitung preferensi (Vi) untuk dilakukan perangkingan dengaan tujuan mengetaui alternatif yang terpilih dengan nilai tertinggi.

2.3 Wirausaha

Wirausaha menurut (Zimmerer, 2008) yang didefinisikan oleh Suryana (2018) adalah orang yang mampu menciptakan bisnis baru, dan orang yang biasanya langsung berhadapan dengan resiko mampu mengidentifikasikan dalam mencapai keberhasilan. Wirausaha mampu mengidentifikasikan berbagai kesepakatan, dan mencurahkan seluruh sumber daya yang ia miliki untuk mengubah kesempatan itu suatu yang menguntungkan. kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk berwirausaha, untuk membantu seseorang berwira usaha hal yang pertama yang perlu diperhatikan yaitu jenis usaha yang dikembangkan yang dapat menarik banyak minat orang dari usaha yang dikembangkannya. sehingga usaha yang dipilihnya dapat menjanjikan di pasar nantinya.

(33)

2.3.1 Ciri-ciri Karakteristik Wirausaha

Seorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat kedepan dan berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. Dari berbagai penelitian di Amerika Serikat, untuk menjadi wirausahawan, seorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Tabel 2.1 Ciri-Ciri karakteristik wirausaha (Sumber : Marbun dalam Alma, 2011)

Ciri-Ciri Watak

a. Percaya Diri

1. Kepercayaan (Keteguhan)

2. Ketidak ketergantungan, Kepribadian mantap

3. Optimisme

b. Berorientasi tugas dan Hasil

1. Kebutuhan atau haus akan prestasi 2. Berorientasi laba atau hasil

3. Tekun dan tabah 4. Penuh inisiatif 5. Energik 6. Penuh inisiatif

c. Pengambilan resiko

1. Mampu mengambil resiko 2. Suka pada tantangan 1. Mampu memimpin

(34)

d. Kepemimpinan 2. Dapat bergaul dengan orang lain 3. Menanggapi saran dan kritik

e. Keorsinilan

1. Inovasi 2. Kreatif 3. Fleksibel

4. Banyak sumber

5. Serba bisa dan mengetahui banyak

2.4 Udang Lobster

Lobster air tawar (cherax quadricarinatus) atau fresh water crayfish

merupakan salah satu genus yang termasuk ke dalam kelompok udang tawar (crustacea), yang secara alami memiliki ukuran tubuh besar dan seluruh siklus hidupnya di lingkungan air tawar. Lobster air tawar memiliki beberapa nama internasional, yaitu crawfish dan crawdad. Berdasarkan penyebarannya di dunia, terdapat 3 famili lobster air tawar yaitu famili astacidae, cambaridae, parastacidae (Handoko, 2013). Tubuh lobster memiliki dua bagian yaitu kepala dan dada dan diselubungi oleh karapas yang memanjang dari somit terakhir sampai mata, kadang-kadang membentuk rostrum yang menonjol di atas mata.

(35)

Udang lobster terdiri atas 14 somit yang mengalami fusi, masing-masing dengan sepasang kaki gerak, 6 somit pertama terdiri dari chepalon, dan 8 terakhir pada thoraks. Kaki gerak pada thoraks mencakup mata, antena dan antenula, mulut, serta 5 pasang kaki. Mata lobster air tawar cukup besar, berupa mata majemuk yang terdiri dari ribuan mata yang didukung oleh tangkai mata (stalk). Pergerakan mata bisa dilakukan dengan cara memanjang dan memendek. Namun pada beberapa jenis lobster yang matanya tidak bisa digerakkan sama sekali atau bahkan sama sekali tidak ada. Lobster air tawar memiliki 2 pasang antena (sungut), satu pasang berukuran pendek (antennula) dan satu pasang lainnya berukuran lebih panjang yang berada dibagian luar. Antena pendek berfungsi sebagai sensor kimia dan mekanis, yaitu alat perasa air atau makanan. Antena panjang berfungsi sebagai alat peraba, perasa dan pencium.

2.4.1 Kebiasaan Hidup

Habitat asli lobster air tawar adalah danau, rawa-rawa dan daerah sungai yang banyak terdapat tempat pelindung. lobster air tawar cendrung bersembunyi dicelah-celah dan rongga seperti bebatuan, potomgan-potongan pohon, dan diantara akar tanaman rawa-rawa. pada kondisi air yang mempunyai suhu minimal 24-290, sementara kandungan oksigen 7-10 ppn (Nilamsari, 2007).

Lobster termasuk jenis binatang omnivore (sumber nabati dan hewan). lobster air tawar juga aktif mencari makan pada malam hari, sedangkan pada siang hari aktifitas sedikit atau lebih banyak berdiam diri. hewan ini dihabitat aslinya makan dari hewani (zoo, seperti cacing tanah, cacing air, plankton, juga dari

(36)

tumbuhan (fito), seperti lumut akar selada air. dalam wadah budidaya lobster air tawar biasa makan keong mas, daging ikan, cacing darah, potongan daging segar, kentang, ubi-ubian, kacang hijau dan lain-lain.

2.4.2 Biologi lobster air tawar

Adapun organ tubuh bagian luar udang lobster air tawar adalah:

1 Sepasang antena yang berperan sebagai perasa dan peraba terhadap pakan dan kondisi lingkungan.

2 Sepasang antenula yang berfungsi sebagai alat penciuman pakan dan sepasang capit yang lebar dan panjang untuk mengambil makanan.

3 Enam ruas badan yang memipih dengan lebar badan rata-rata hamper sam dengan lebar kepala.

4 Satu ekor telson dan daua psang ekor samping yang memipih

5 Enam pasang kaki renang yang berfungsi untuk melakukan gerakan renang 6 Lima pasang kaki jalan untuk berjalan

2.4.3 Habitat dan penyebaran

Untuk habitat dan penyebaran lobster air tawar telah membudidayakan diberbagai belahan dunia terutama di tempat asalnya seperti amerika serikat, eropa dan Australia (lukito dan prayugo, 2007).

(37)

2.4.4 Kebutuhan nutrisi pada lobster air tawar

Lobster membutuhkan nutrisi untuk dapat tumbuh dan berkembang, dimana energy tersebut berasal dari nutrient yang dikonsumsi oleh lobster. pertumbuhan lobster akan terjadi jika proses moulting berlagsung dengan baik (Ahvenanju, 2007). Pakan yang terbuat dari bahan baku yang mengandung nutrisi dan energy berguna bagi pertumbuhan lobster.

2.4.5 Pengelolaan kualitas air

Kualitas air sebagai media hidup lobster air tawar sangat berpengaruh terhadap kelagsungan hidup dan kualitas kesehatan udang lobster air tawar. air yang digunakan dalam kegiatan budidaya harus dalam kondisi optimal baik dari kualitas dan kuantitasnya. adapun unsur-unsur yang harus diperhatikan adalah (a) unsur fisika yang meliputi; Ph, Oksigen terlarut, Karbon dioksida (zonneveld, 1991).

2.5 Kebutuhan Data Penelitian

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada tempat penelitian yaitu di desa pasar lama labuhan haji Aceh selatan terkait dengan permasalahan yang diteliti tentang penentuan udang lobster yang berkualitas, maka yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut:

(38)

Untuk data kriteria penilaian yang digunakan dalam penentuan udang lobster yang berkualitas adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kriteria penilaian udang lobster (Sumber : Desa pasar lama, 2020) No Kriteria penilaian Keterangan

1 Berat minimal (C1)

Kriteria berat minimal yang digunakan adalah 0.5 Kg – 3 Kg. udang lobster yang terberat yang menjadi prioritas.

2 Kaki minimal cacat (C2)

Kaki tidak cacat adalah udang lobster yang tidak cacat yang menjadi prioritas penilaian.

3 Leher tidak goyang (C3)

Leher tidak goyang adalah udang lobster yang tidak goyang leher yang menjadi prioritas penilaian.

4 Warna tidak bening (C4)

Warna tidak bening adalah udang lobster yang memiliki warna tidak bening yang menjadi prioritas penilaian.

2.5.2 Data bobot kriteria penilaian

Data bobot kriteria digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria.

Tabel 2.3 Bobot kriteria penilaian (Sumber : Desa pasar lama, 2020)

(39)

Kriteria penilaian Bobot kriteria Tingkat kepentingan Berat minimal (C1) 45 Penting ke 1

Kaki minimal cacat (C2) 30 Penting ke 2

Leher tidak goyang (C3) 15 Penting ke 3

Warna tidak bening (C4) 10 Penting ke 4

2.5.3 Data parameter kriteria

Data yang digunakan untuk memberikan penilain untuk setiap kriteria penilaian. 1. Parameter kriteria berat minimal (C1)

Tabel 2.4 Kriteria berat minimal (Sumber : Desa pasar lama, 2020)

Kriteria Nilai parameter Parameter

Berat minimal (C1) 2.6 – 3 Sangat baik 2.1 – 2.5 Baik 1.6 – 2 Cukup 1 – 1.5 Kurang > 0.5 Tidak baik

2. Parameter kriteria minimal kaki cacat (C2)

Tabel 2.5 Kriteria minimal kaki cacat (Sumber : Desa pasar lama, 2020)

Kriteria Nilai parameter Parameter 1 – 0 Sangat baik

(40)

Minimal kaki cacat (C2) 2 Baik 4 – 3 Cukup 6 – 5 Kurang 8 – 7 Tidak baik

3. Parameter kriteria kepala tidak goyang (C3)

Tabel 2.6 Kriteria kepala tidak goyang (Sumber : Desa pasar lama, 2020)

Kriteria Nilai parameter Parameter

Kepala tidak goyang (C3) 1 – 0 Sangat baik 4 – 2 Baik 6 – 5 Cukup 8 – 7 Kurang 10 – 9 Tidak baik

4. Parameter kriteria warna tidak bening (C4)

Pada kriteria tidak bening, menjelaskan tentang warna dari setiap udang lobster yang tidak bening dan yang tidak berwarna bening yang terbaik. Adapun nilai parameternya sebagai berikut:

Tabel 2.7 Kriteria warna tidak bening (Sumber : Desa pasar lama, 2020)

Kriteria Nilai parameter Parameter

Warna tidak bening (C4)

5 – 0 Sangat baik

10 – 6 Baik

(41)

35 – 16 Kurang 100 – 36 Tidak baik

2.6 Komputer

Komputer berasal dari kata “ Compute” yang memiliki arti menghitung.tetapi pengertian komputer saat ini bukanlah semata-mata sebagai alat hitung saja, tetapi sebagai suatu alat hitung dengan kontruksi elektronika yang memiliki storage internal (tempat penyimpanan) data bekerja dengan bantuan sistem operasi

(Operating System) berdasarkan program – program yang telah diberikan kepadanya.

Adapun definisi komputer adalah mesin yang dapat mengelola data digital dengan mengikuti serangkaian perintah atau program. Disamping itu juga komputer sebagai alat elektronik yang menerima input data, mengelola data dan memberikan informasi dengan menggunakan suatu program yang tersimpan di memori komputer (storage program) dan menyimpan program hasil pengolahan yang bekerja secara otomatis (sudjatmiko dan Eko, 2017)

Peran komputer sangat penting dan banyak memberikan manfaat, terlebih pada saat sekarang yang menggunakan komputer dan perangkat pendukungnya dalam berbagai bidang dan sekarang yang pada era revolusi industri ini lebih mengarah kepada indrustri dalam mendorong percepatan kerja yang semuanya hampir sepenuhnya di control oleh sistem komputer. Disamping itu juga dengan adanya komputer dapat dimanfaat kan untuk membuat dan mengembangkan berbagai aplikasi tertentu dengan tujuan untuk membantu dan mempermudah

(42)

penyelesaian masalah. Semua itu terus berkembang dari dulunya sejak pertama komputer diguakan pada masanya sampai sekarang terus berubah dengan memberikan kemudahan dan keyamanan.

2.7 PHP

Pengertian PHP merupakan sebuah bahasa pemrograman web berbasis server (server-side) yang mampu memparsing kode PHP dari kode web dengan ekstensi .php, sehingga menghasilkan tampilan website yang dinamis di sisi client (browser). PHP adalah bahasa script yang sangat cocok untuk pengembangan web dan dapat dimasukkan ke dalam HTML (Edy Winarno, 2014)

Sedangkan definisi lainnya dari PHP (Hypertext Preprocessing) merupakan bahasa pemrograman yang biasa digunakan untuk membuat halaman

HTML. File.php yang dibuat akan diproses di dalam server, sedangkan halaman yang akan dikirim ke browser pengunjung hanyalah tampilan HTML-nya. Dengan PHP, halaman website yang dibuat akan menjadi dinamis, yakni dapat selalu berubah tanpa harus mengubah isi website secara manual. Informasi akan diproses ulang oleh web server sehingga akan didapatkan isi paling mutakhir dari halaman web (Subekti, 2013)

PHP memiliki kelebihan yaitu banyak dipakai oleh banyak orang seperti perangkat lunak bebas (open source) yang dirilis di bawah lisensi PHP. Artinya untuk menggunakan bahasa pemrograman ini gratis, bebas, dan tidak terbuka. Untuk web, PHP adalah bahasa scripting yang bisa dipakai untuk tujuan apapun. Di antaranya cocok untuk pengembangan aplikasi web berbasis server

(43)

(server-side) dimana PHP nantinya dijalankan di server web. Setiap kode PHP akan dieksekusi oleh runtime PHP, hasilnya adalah kode PHP yang dinamis tergantung kepada script PHP yang dituliskan. PHP dapat digunakan dibanyak server web, sistem operasi, dan platform. Selain itu digunakan juga di sistem manajemen database relasional (RDBMS). Semuanya ini bisa diperoleh gratis, dan grup PHP menyediakan kode sumber lengkap bagi pengguna untuk membangun, menyesuaikan, dan mengutak-atik sesuai fungsi yang mereka inginkan (winarno dan ali zaki, 2014).

2.8 Basis data

Basis data dibutuhkan untuk membantu aplikasi dan pemograman dalam mengelola data-data yang penting dalam suatu database. Karena basis data itu dapat megelola data dengan baik dalam suatu database secara logis dan terstruktur yang tersimpan dengan rapi.

Basis data dapat diartikan kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan didesain untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh suatu organisasi (Indrajani, 2015).

2.8.1 Database Management System

DBMS adalah sebuah sistem perangkat lunak yang mengizinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke dalam basis data.

(44)

a. Mengizinkan pengguna untuk mendfinisikan basis data, dengan melalui Data Definition Language (DDL). DDL mengizinkan pengguna untuk menentukan tipe, struktur, serta kendala data yang nantinya akan disimpan ke dalam basis data.

b. Mengizinkan pengguna untuk melakukan menambah, mengubah, menghapus dan mengambil data dari basis data tersebut, dengan menggunakan Data Manipulation Language (DML). Standard bahasa dari

DBMS ialah Structured Query Language (SQL).

c. Menyediakan akses kontrol ke dalam basis data, seperti :

a) Sistem keamanan, yang dapat mencegah pengguna yang tidak diberi kuasa untuk mengakses basis data.

b) Sistem integritas, yang dapat menjaga konsistensi dari data yang tersimpan.

c) Sistem kontrol konkurensi, yang mengizinkan berbagi akses dengan basis data.

d). Sistem kontrol pemulihan, jika terjadi kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak maka sistem kontrol pemulihan ini dapat mengembalikan basis data ke keadaan yang konsisten dari yang sebelumnya.

(45)

a. Hardware hardware yang digunakan dapat berupa personal computer (PC) yang akan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan DBMS yang akan digunakan.

b. Software komponen software terdiri dari software DBMS itu sendiri dan program aplikasi, bersamaan dengan sistem operasinya, serta termasuk software jaringan, apabila DBMS yang akan digunakan melalui sebuah jaringan.

c. Data adalah komponen yang terpenting pada DBMS, karena data merupakan sebuah jembatan penghubung antara komponen mesin dengan manusia.

d. Prosedur berisikan instruksi serta aturan yang digunakan untuk merancang dan menggunakan sebuah basis data.

e. People komponen terakhir adalah manusia yang dapat terlibat langsung dengan sistem tersebut.

2.8.2 MySql

Menurut Nugroho dan Bunafit (2013) MySQL adalah suatu Relational Database Management System (RDBMS) yang mendukung database yang terdiri dari sekumpulan relasi atau tabel. MySQL menggunakan suatu format standar SQL

bahasa data yang terkenal. MySQL dilepaskan dengan suatu lisensi open source, dan tersedia secara cuma-cuma. MySQL bekerja pada berbagai sistem operasi, dan banyak bahasa. MySQL bekerja dengan cepat dan baik dengan data yang besar. PHP menyediakan banyak fungsi untuk mendukung database MySQL.

(46)

Mysql yang dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi dan digunakan untuk bahasa pemograman dalam membantu membuat database untuk penyimpanan data-data dalam jumlah yang besar dapat berkerja secara sistematis. programmer dapat menggunakan MySql dalam membantu pengembangan suatu aplikasi dan penyimpanan data dalam suatu database melalui MySQL dengan bekerja secara cepat.

2.9 UseCase Diagram

Usecase atau diagram usecase adalah merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Usecase mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, usecase digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu (Rosa dan Shalahudin, 2014).

Tabel 2.8 Simbolusecase diagram (Sumber : Rosa dan Shalahudin, 2014)

Simbol Deskripsi

Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit-unit atau aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja diawal frase nama usecase.

Actor Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar

(47)

sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.

Generalisasi

Komunikasi antara actor dan use case yang berpartisilpasi pada use case atau usecase memiliki interaksi dengan actor.

Include (menggunakan)

<Include>

Relasi usecase tambahan ke sebuah usecase dimana

use case yang ditambahkan memerlukan usecase ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use case ini

Extensi <Extend>

Relasi use case tambahan kesebuahuse case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa usecase tambahan itu, mirip dengan prinsip

inheritance pada pemrograman berorientasi objek, biasanya use case tambahan memiliki nama depan yang sama dengan usecase yang ditambahkan.

Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum-khusus) antara dua buah usecase dimana fungsi yang

(48)

satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya

2.10 Entity Relationship Diagram

Entity relationship diagram adalah merupakan suatu medel data yang dikembangkan berdasarkan Objek yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara data dan basis data kepada pengguna secara logis (Sutanta, 2011).

ERD sebagai model data yang menghubungan satu dengan lainnya yang saling berkaitan dengan konsisten dengan tujuan data yang saling berkaitan tersebut yang mewakili dari beberapa file yang memiliki fungsi kesamaan dapat melakukan relasi dengan baik, sehingga dapat terlihat dengan jelas aktivitas yang dilakukan sistem dan dibutuhkan oleh sistem.

Entity relationship diagram terdiri dari beberapa komponen yang memiliki fungsi masing-masing seperti (Entitas entity, hubungan relationship, atribut dan garis relasi. adapun simbol-simbolnya sebagai berikut:

Tabel 2.9 Simbol entity relationship diagram

(Sumber : Al Barra bin Ladjamuddin, 2005) Nama dan simbol Keterangan

Entitas Menyataka suatu elemen lingkungan, sumber daya atau transaksi yang Field-fieldnya

dipergunakan dalam aplikaasi program.

Hubungan atau Relasi Menunjukkan nama relasi antar satu entitas dengan entitas lainnya

(49)

Atribut Merupakan atribut karakteristik dari suatu entitas.

Garis relasi Menyatakan dan menunjukkan suatu hubungan (keterkaitan) antar entitas.

2.11 Activity Diagram

Activity diagram adalah diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak (Rosa dan Shalahudin, 2014).

Tabel 2.10 Simbol activity diagram (Sumber: Rosa dan Shalahudin, 2014, 2014)

No Simbol Keterangan

1

Status awal

Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status

awal. 2

Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya diawali dengan kata

(50)

Aktivitas kerja. 3

Pencabangan

Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari satu.

4

Penggabungan

Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu.

5

Status akhir

Status akhir yang dilakukan oleh sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status akhir.

Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggunga jawab terhadap aktivitas yang terjadi.

2.12 Penelitian Kualitatif

Untuk membantu penelitian ini tercapai, maka diperlukan pendekatan pada beberapa jenis penelitian, seperti salah satunya deskriptif kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistic atau cara kuantitatif lainnya. jelas bahwa penelitian ini mempertentangkan penelitian kualitatif dengan penelitian yang bernuasa kuantitatif yaitu dengan menonjolkan bahwa usaha

(51)

kuantitatif apapun tidak perlu digunakan pada penelitian kualitatif (Lexy moeloeng, 2000).

Adapun penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan dengan gambaran realitas empiris sesuai fenomena secara rinci dan tuntas melalui beberapa tahapan yang dilakukannya seperti observasi dan wawancara.

2.13 Black Box Testing

Setiap aplikasi yang telah dibuat dan dikebangkan dengan menggunakan bahasa pemograman tertentu untuk melihat hasil dari aplikasi tersebut sesuai dan berjalan dengan baik perlu dalakukan salah satunya dengan pengujian black box testing dengan tujuan supaya mengetahui setiap fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi tersebut apakah berjalan dengan baik dan sesuai baik berupa input dan output yang dihasilkan.

Black box testing adalah menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian yang dimaksud untuk mengetahui apakah fungsi – fungsi, masukan dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifkasi yang dibutuhkan. pengujian kotak hitam dilakukan dengan membuat kasus uji yang bersifat mencoba semua fungsi dengan memakai perangkat lunak apakah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. kasus uji yang dibuat untuk melakukan pengujian back box testing harus dibuat dengan kasus benar dan kasus salah (Shalahuddin dan Rosa, 2014)

(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan untuk meneliti suatu permasalahan yang terjadi dan memberikan jawaban atau solusi dari permasalahan yang diteliti. Pada penelitian yang dilakukan ini adalah pengambilan keputusan penentuan udang lobster berkualitas. Untuk membantu tercapainya penelitian ini, maka diperlukan pendekatan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini lebih kepada penelitian lapangan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada tempat penelitian, melakukan wawancara serta didukung oleh studi pustaka.

untuk tahapan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah 2. Studi literatur 3. Pengumpulan data 4. Desain sistem 5. Aplikasi 6. Laporan penelitian

Berdasarkan tahapan-tahapan penelitian tersebut akan digunakan pada penelitian ini. Untuk lebih jelas akan di gambarkan dan dijelaskan seperti pada gambar 3.1 berikut:

(53)

Gambar 3.1 Kerangka penelitian

Dari gambaran 3.1 kerangka penelitian, maka akan dijelaskan sebagai berikut:

Aplikasi sistem pendukung keputusan

Laporan penelitian Identifikasi masalah

Studi literatur

1. Mempelajari konsep kerja metode weighted product

2. Menentukan cara pemberian kriteria penilaian

Pengumpulan data 1. Observasi 2. Wawancara

Menerapkan cara kerja metode weighted product dalam pengambilan keputusan berdasarkan kriteria penilaian untuk menentukan alternatif terpilih dengan cara perangkingan

Rekayasa perangkat lunak Hasil

Analisa Desain Coding

Testing evaluasi

(54)

1. Identifikasi masalah

Identifikasi masalah pada penelitian ini akan menentukan permasalahan yang akan dijadikan selesaikan pada objek penelitian yang diteliti yaitu penentuan udang lobster berkualitas.

2. Studi literature

Studi pustaka pada penelitian ini digunakan untuk mendukung penelitian yang sedang berlangsung yang terkait dengan penelitian dengan sumber dari buku, jurnal dengan tujuan supaya penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dengan didukung oleh beberapa referensi.

3. Pengumpulan data

untuk mendukung penelitian ini, maka pada penelitian ini menggunakan 2 metode pengumpulan data yaitu:

a. Observasi

Peneliti akan melakukan pengamatan langsung pada tempat penelitian dengan tujuan supaya dapat mengetahui permasalahan yang sedang terjadi. melalui observasi memberikan kemudahan kepada peneliti dalam menentukan permasalahan yang akan diteliti terkait penentuan udang lobster berkualitas.

b. Wawancara

Pada wawancara berdasarkan dan hasil pengamatan pada tempat penelitian, peneliti akan menyusun beberapa pertanyaan yang terkait dengan penelitian ini (penentuan udang lobster berkualitas) dengan cara mengajukan

(55)

beberapa pertanyaan kepada responden di tempat penelitian yaitu pengusaha udang loster. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan topik dari permasalahan yang diteliti dengan tujuan supaya memperoleh langsung jawaban dari responden, sehingga peneliti nantiya dapat memberikan solusi yang tepat untuk membantu penyelesaian masalah penentuan udang lobster berkualitas.

4. Desain sistem

Untuk desain sistem peneliti akan melakukan perancangan sistem sesuai dengan kebutuhan aplikasi sistem pendukug keputusan yang akan dibangun. dalam perancangan sistem peneliti akan menggunakan beberapa alat bantu pengembangan sistem pentuan udang lobster berkualitas seperti usecase diagram, activity diagram, database, entity relationship diagram dan perancangan interface yang terdiri dari tampilan input dan output aplikasi. Hasil dari perancangan sistem ini akan diimplementasikan kedalam aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan udang lobster berkualitas nantinya.

5. Membuat aplikasi

Aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan udang lobster berkualitas akan dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman PHP

dengan databasenya MySQL. Untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat, aplikasi ini diterapkan metode weighted product dalam pengambilan keputusan berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan tujuan

(56)

untuk membuktikan hasil yang sesuai dan lebih efektif dengan metode

weighted product dalam penentuan udang lobster berkualitas dengan cara perangkingan.

Aplikasi ini juga akan dilakukan pengujian dengan menggunakan black box testing untuk mengetahui fungsi-fungsi pada aplikasi sistem pendukung keputusan berjalan dengan baik dan apabila masih perlu evaluasi akan dilakukan perbaikan kembali dan selanjutkan akan diimplementasikan pada tempat penelitian.

6) Laporan

Laporan akan disusun setelah penelitian selesai dilakukan dan dalam penyusunan laporan berdasarkan tahapan-tahapan yang terdiri dari Bab I sampai Bab 5.

3.2 Tempat dan Jadwal Penelitian

Adapun tempat dan jadwal penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.2.1 Tempat penelitian.

Penentuan pemilihan udang lobster yang dilakukan dalam penelitian ini bertempat di Jl. Pelabuhan, desa pasar lama kecamatan labuhan haji kabupaten Aceh Selatan. Pada tempat penelitian ini sebagai salah satu usaha udang lobster yang dibudidayakan oleh seorang pengusaha didesa pasar lama.

(57)

Dari usulan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang dimulai pada tanggal 19 desember 2019 – 19 mei 2020 selama 5 bulan. Maka penelitian telah diselesai dengan jangka waktu 5 lebih yaitu pada tanggal 28 mei 2020.

3.3 Kebutuhan Hardward dan Software

Pada penelitian ini hardware dan software digunakan untuk mendukung penelitian ini. Adapun hardware dan software yang dibutuhkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Hardware dan Software No Hardware Spesifikasi

1 Processor Intel (R) Celeron (R) CPU N8210

2 Ram 8 GB

3 Hardisk 1 TB

4 System Type 32 Bit Operating system

No Software Kebutuhan dan yang digunakan 1 Sistem Operasi Windows 10

2 Bahasa pemograman PHP

3 Database MySQL

4 Server yang melayani aplikasi web

Xampp

5 Browser Mozilla Firefox, Google Chroom

(58)

Pada pengambilan keputusan penentuan udang lobster akan dilakukan cara penilaian udang lobster berkualitas. Dalam penilaian udang lobster ini akan diterapkan konsep kerja dari metode weighted product.

Penerapan metode weighted product dalam penentuan udang lobster berkualitas dilakukan dengan cara perangkingan untuk memastikan udang lobster berkualitas. Penilaian dari setiap udang lobster dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria penilaian.

Untuk Penentuan udang lobster yang berkualitas ini dilakukan berdasarkan tahapan berikut:

Tahap Ke – 1 :

Pada tahap pertama pendukung keputusan akan menentukan kriteria penilaian. Kriteria penilain tersebut digunakan untuk membantu setiap udang lobster yang berkualitas. Ada 4 (empat) kriteria penilaian yang digunakan dalam menentukan udang lobster berkualitas.

Table 3.2 Kriteria penilaian udang lobster No Kriteria penilaian Keterangan

1 Berat minimal (C1)

Kriteria berat minimal yang digunakan adalah 0.5 Kg – 3 Kg. udang lobster yang terberat yang menjadi prioritas.

2 Kaki minimal cacat (C2)

Kaki tidak cacat adalah udang lobster yang tidak cacat yang menjadi prioritas penilaian.

(59)

3 Leher tidak goyang (C3)

Leher tidak goyang adalah udang lobster yang tidak goyang leher yang menjadi prioritas penilaian.

4 Warna tidak bening (C4)

Warna tidak bening adalah udang lobster yang memiliki warna tidak bening yang menjadi prioritas penilaian.

Tahap Ke – 2 :

Pada tahap kedua setelah kriteria penilaian diberikan oleh pendukung keputusan, selanjutnya pendukung keputusan akan memberikan bobot kriteria untuk setiap kriteria; berat minimal (C1), kaki minimal cacat (C2), leher tidak

goyang (C3), warna tidak bening (C4).

Pemberian bobot untuk setiap kriteria diberikan berdasrkan tingkat kepentingan masing-masing kriteria. Untuk pemberian bobot kriteria adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Bobot kriteria

Kriteria penilaian Bobot kriteria Tingkat kepentingan Berat minimal (C1) 45 Penting ke 1

Kaki minimal cacat (C2) 30 Penting ke 2

Leher tidak goyang (C3) 15 Penting ke 3

(60)

Tahap Ke – 3 :

Pada tahap ketiga, pendukung keputusan berdasarkan kriteria penilaian; berat minimal (C1), kaki minimal cacat (C2), leher tidak goyang (C3), warna tidak

bening (C4), selanjutkan akan memberikan parameter penilaian pada

masing-masing kriteria.

Adapun tujuan pemberian nilai parameter pada masing-masing kriteria adalah untuk menentukan rentang nilai dari kriteria berat minimal (C1), kaki

minimal cacat (C2), leher tidak goyang (C3), warna tidak bening (C4). Untuk lebih

jelas parameter (sangat baik, baik, cukup, kurang dan tidak baik) dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:

1. Parameter untuk kriteria berat minimal (C1)

Pada kriteria berat minimal, menjelaskan tentang berat minimal (Kg) dari udang lobster. Adapun nilai parameternya sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria berat minimal (C1)

Kriteria Nilai parameter Parameter

Berat minimal (C1) 2.6 – 3 Sangat baik 2.1 – 2.5 Baik 1.6 – 2 Cukup 1 – 1.5 Kurang > 0.5 Tidak baik Keterangan :

Gambar

Tabel 2.2 Kriteria penilaian udang lobster   (Sumber : Desa pasar lama, 2020)
Tabel 2.4  Kriteria berat minimal  (Sumber : Desa pasar lama, 2020)
Tabel 2.7  Kriteria warna tidak bening  (Sumber : Desa pasar lama, 2020)
Tabel 2.8 Simbol usecase diagram   (Sumber : Rosa dan Shalahudin, 2014)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Soft skills yang dibangun dalam diri siswa tidak sebatas sikap untuk mempersiapkan mental saat menghadapi bencana, namun juga sikap peduli terhadap sesame

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR, FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA..

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia- Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Aktivitas Media Relations

Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji kualitas soal-soal pilihan ganda konsep lingkaran yang telah dikembangkan oleh peneliti menurut tim ahli, mengkaji kualitas soal-soal pilihan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL berpengaruh terhadap pemahaman dan kemampuan

Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.. Metodolgi

Berdasarkan uraian hasil penelitihan dan analisis data, maka dapat disimpulkan dulu sebelum ada UU yang mengatur tentang Kewarganegaran Republik Indonesia yang baru yaitu UU no

Model regresi yang dapat digunakan dengan variabel respon merupakan data cacah yaitu regresi Poisson.. Syarat yang harus dipenuhi yaitu rata-rata harus sama dengan