• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Upah Minimum Regional, Produk Domestik Regional Bruto, Dan Pendidikan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri Manufaktur Di Kabupaten/ Kota Wilayah Provinsi Jawa Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Pengaruh Upah Minimum Regional, Produk Domestik Regional Bruto, Dan Pendidikan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri Manufaktur Di Kabupaten/ Kota Wilayah Provinsi Jawa Tengah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM REGIONAL, PRODUK

DOMESTIK REGIONAL BRUTO, DAN PENDIDIKAN TERHADAP

PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI MANUFAKTUR

DI KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH

PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

HENDRA NURFANI PUTRI AI’SAH B. 300 140 175

PROGRAM STUDI ILMU STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

EALAMAN PERSETUJUAN

.I{NALISIS PENGARIJE UPAH

MII\IIMUM

REGIONAL, PRODUK DOMESIIK REGIONAL BRUTO, DAI[ PE}IDIDII(AN Tf,RHADA}

PEIYYERAPAI\ Tf,NAGA

IGRJA

INDUSTRI MANUT'AKTUR DI KABUPATEN/ KOTA Wtr,AYAH

PROP. JAWA TENGAE'

PIIBLIKASI ILMTAF

Oleh:

MNDRA

NURTANI PUTRI AI'SAH

B- 300 140 175

Telah diperiksa dan di setujui untuk diuji oleh:

(3)

IIALAMAN PENGESAIIA}I

ANALISIS

PENGARI]H

UPAH

MINIMUM

REGIONAL,

PRODUK

DOMESTIK RI,GIONAL

BRUTO,

DAl\

PENDIDIKA]\I

TERIIADA}

PEIIYERAPAI{

TENAGA KERJA

IN'DUSTRI

MANUFAKTUR

DI

KABUPATEN/

KOTA

WILAYAH

PROVINSI

.I,dWA

TENGAH

OLEHI

HEI\DRA NIJRTANI PUTRI AI'SAII

B. 300 140 1?5

Telah dipertahankatr di deprn DewaD Penguji Faknltls Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muh.mmrdiyah Surakartt Padr hari Sabtu, 7 Juli 2018 dan dinyatakar telah memenuhi syamt

Dewan Penguji :

1. Didit Purnomo, S.E.,IUSL (Ketua Dewan Penguji)

2. Drs.Yuni Prihadi Utotrro.rMM

(Anggota I Dewan PengujD

3. Ir.Maulidiyah

m,MSi.

(Anggota

tr

Dewra Penguji)

Mengetahui,

Dekm Fakultas Ekonomi dan Bisnis Suraka(a )

z

-/ tt-/

!l/

|

Iff(t

i](

-'?\"{rAs E$o

(4)

'.-i-PERITYATAATT

Dengan

ini

saya menyatakan balhura .l,lam publikasi ilrniah

ini

tidak terdapat karya vang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suant perguruan tinegi dan seponjang pengetahuan saya juga tidak terdapot kary8. atau pendapot yang pemah ditulis atau dilo$itlmn orang

lai4

kecuali s€cala teftulis diacu dal&m naskah dau disebutkan dalam daftar pustale.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pemyataan s&ye di atas,

rDaka akan sayapertanggungiawabkan sepenuhnya.

Surakarta" Juli 2018

Penulis

SFB

MI\DRA

IiTT'RI'A}II PI]TRI

AI'SAE

B. 300 140 17s

(5)

1

ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM REGIONAL, PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, DAN PENDIDIKAN TERHADAP PENYERAPAN

TENAGA KERJA INDUSTRI MANUFAKTUR DI KABUPATEN/ KOTA DI WILAYAH PROP. JAWA TENGAH

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Upah Minimum Regional, Produk Domestik Regional Bruto, dan Pendidikan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri Manufaktur di Kabupaten/Kota di Wilayah Propinsi Jawa Tengah”. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh upah minimum regional kabupaten/kota, produk domestik regional bruto, dan pendidikan terhadap penyerapan tenaga kerja industry manufaktur di Provinsi Jawa Tengah. Variabel dependen berupa penyerapan tenaga kerja, sedangkan variable independen antara lain pengaruh upah minimum regional kabupaten/kota, produk domestik regional bruto, dan pendidikan.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 175 data yang merupakan data panel yang terdiri dari data time-series selama 5 tahun dan data cross-section sebanyak 35 kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah. Data penelitian ini diperoleh sebagai data sekunder, dan menggunakan metode analisis regresi metode pool atau (pool regression).Hasil analisis adalah: 1. Terdapat pengaruh positip dan signifikan antara upah minimum kabupaten / kota terhadap penyerapan jumlah tenaga kerja sector industry manufaktur di Jawa Tengah. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan terhadap penyerapan jumlah tenaga kerja sector industry manufaktur di Jawa Tengah. 3. Terdapat pengaruh positip dan signifikan produk domestik regional bruto terhadap penyerapan jumlah tenaga kerja sector industry manufaktur di Jawa Tengah.

Kata Kunci: penyerapan, tenaga kerja, umr, pdrb, pendidikan, manufaktur. Abstract

The research entitled "Analysis of Regional Minimum Influence, Gross Regional Domestic Product, and Education on the Absorption of Industrial Workers in Manufacturing in Regency / City in Central Java Region". Its objectives are to know the effect of regional minimum duties of districts, gross regional product, and educators on the absorption of industrial manufacturing in Central Java Province. Independent variables are employed, while independent variables include regional minimum regional, regional gross regional product and education.The samples used in the research included a total of 175 data consisting of panel data consisting of time-series data during 5 years of cross-sections of 35 districts / municipalities in the Central Java Province. The research was obtained as secondary data, and used the method of analysis of graduate regression or pool regression. The results of analysis are: 1. There is a significant posi- tive effect between the minimum wage of districts / municipalities in the absorp- tion of the number of managers in the manufacturing industry in Central Java. 2.There is a significant effect on the education effort as well as the absorption of the number of industrial manufacturing industries in Central Java. 3.There is a significant effect on the regional regional governance index and the absorption of the number of industrial manufacturing industries in Central Java.

(6)

2

Keywords: absorption, labor, wage, education, gross regional domestic product, manufacturing.

1. PENDAHULUAN

Pembangunan merupakan suatu proses yang meliputi pembangunan struktur sosial, dan pembangunan sikap mental serta pembangunan dalam pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan dan pemberantasan kemiskinan. Pembangunan ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan masalah kemiskinan. Pembangunan ekonomi pada dasarnya sama dengan pembangunan nasional secara keseluruhan, karena yang menjadi permasalahannya sama yaitu mengatasi kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan sebagainya (Todaro, 2006). Sebagaimana penelitian Menajang (2012) yang menyatakan bahwa Kebijakan perluasan kesempatan kerja merupakan suatu kebijakan penting dalam pelaksanaan pembangunan karena salah satu tolok ukur untuk menilai keberhasilan ekonomi suatu negara atau bangsa adalah kesempatan kerja yang diciptakan oleh adanya pembangunan ekomomi. Kesempatan kerja itu merupakan aspek sosial ekonomi yang terpojok. Demikian juga dengan penelitian Nuraini (2010) yang menyatakan bahwa Produk Domestik Regionalnya maka wilayah Kota memiliki pendapatan yang lebih tinggi dengan wilayah Kabupaten. Pemerataan tenaga kerja diketahui dari hasil data BPS antara tahun 2009-2016 sebagai berikut:

Gambar 1. Jumlah Angkatan Kerja 2009-2016 Jawa Tengah (Sumber:BPS.go.id)

Pokok masalah tersebut, melalui proses pembangunan dipe-cahkan dengan cara-cara tertentu, seperti pertumbuhan ekonomi, pengurangan angka kemiskinan, pengangguran dan lain-lain. Dalam rangka mengembangkan daerah, dengan

16400000 16600000 16800000 17000000 17200000 17400000 17600000 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

(7)

3

sasaran untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yakni peningkatan pendapatan, pengurangan kemiskinan, pengurangan pengang-guran, maka daerah akan mengem-bangkan sektor-sektor perekonomian sesuai dengan keunggulannya (Todaro, 2006). Keunggulan sektor ekonomi daerah, dikarenakan sektor tersebut mempunyai permintaan nasional atau ekspor yang tinggi. Hal itu dapat terjadi apabila biaya produksi rendah, sehingga memiliki daya saing yang tinggi dalam perekonomian yang lebih luas. Daya saing suatu daerah akan terlihat melalui proses perdagangan antar daerah (inter-regional) maupun internasional. Dalam jangka panjang sektor-sektor yang memiliki daya saing akan menjadi spesialisasi daerah (Todaro, 2006). Kebijakan pembangunan secara sektoral yang strategis adalah pembangunan sektor industri dan hampir semua negara cenderung mengutamakan sektor industri. Sektor industri dipandang sebagai sektor yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, sehingga dengan keunggulan sektor industri akan didapat nilai tambah yang tinggi, yang pada akhirnya tujuan menciptakan kesejahteraan masya-rakat secara ekonomi lebih cepat terwujud. Terlepas dari beragamnya strategi pembangunan sektor industri di setiap negara, diyakini bahwa sektor ini telah menjadi prioritas. Dalam kenyataannya, tidak semua negara berhasil mengembangkan sektor industrinya yang disebabkan oleh kebijakan yang tidak tepat dan tidak konsisten, sehingga mempenga-ruhi kinerja sektor industri itu sendiri.

2. METODE

2.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder bentuk deret waktu (time series) dari periode 2012-2016. Data yang digunakan meliputi data tenaga kerja, upah minimum regional, produk domestik regional bruto, dan pendidikan. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari Publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah yang beralamatkan di http://jateng.bps.go.id., Publikasi dari penelitian terdahulu, jurnal serta sumber lain yang terkait.

(8)

4 2.2 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif. Sedangkan untuk analisis dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Data Panel. Analisis ini untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jika persamaan regresi Analisis Regresi Data Panel sudah terbentuk, maka dilakukan uji Untuk menentukan model estimasi terbaik dari hasil estimasi PLS, FEM, dan REM digunakan uji Chow dan uji Hausman. Apabila pada uji Chow terpilih PLS dan pada uji Hausman terpilih REM, maka harus dilakukan uji Langrange Multiplier (LM) untuk menentukan model estimasi terbaik antara hasil estimasi PLS dan REM. Uji tersebut meliputi uji Chow dan uji Hausman. Selanjutnya uji t dan uji F untuk mengetahui spesifikasi pengaruh masing-masing variabel secara sendiri-sendiri dan secara bersama-sama.

Adapun model ekonometri yang digunakan adalah sebagai berikut : it it 3 it 2 it 1 it α β UMK β PDRB β PDDK u TK      (1) Dimana:

TK = Tenaga kerja industri manufaktur di Jawa Tengah

UMK = Upah minimum regional kabupaten/kota di Jawa Tengah PDRB = PDRB atas harga konstan kabupaten/kota di Jawa Tengah PDDK = Tingkat pendidikan kabupaten/kota di Jawa Tengah

= konstanta atau intersep

= koefisien regresi variabel bebas

uit = komponen error di waktu t untuk unit cross section

i = subskrip wilayah (kabupaten/kota di Jawa Tengah) t = subskrip waktu (2012-2016)

2.3 Analisis Regresi Data Panel

Dalam regresi data panel dikenal tiga asumsi pendekatan yaitu common effect, fixed effect, dan random effect. Untuk menentukan pendekatan yang tebaik maka akan dilakukan uji Chow dan uji Hausman.

a. Uji Chow

Uji Chow dilakukan untuk memilih apakah pendekatan common effect atau fixed effect yang lebih baik digunakan untuk regresi data panel. Hipotesis

3 2 1, ,

(9)

5 dalam uji Chow adalah sebagai berikut : H0 : common effect model

HA : fixed effect model

Apabila dalam uji Chow nilai F hitung > probabilitasnya, maka H0 ditolak

dan fixed effect model yang digunakan. b. Uji Hausman

Uji Hausman adalah pengujian yang dilakukan untuk menentukan pendekatan fixed effect model atau random effect model yang terbaik digunakan untuk regresi data panel. Statistik uji Hausman menggunakan nilai Chi-Square Statistik. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan pendekatan fixed effect model yang dipilih. Jika nilai probabilitas > maka Ho diterima dan pendekatan random effect model yang dipilih.

2.4 Uji Statistik a. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2009).

b. Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi pada intinya mengukur berapa jauh kemampuan model dalam mene-rangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2009).

c. Uji F

Analisis yang dipakai untuk mengujieksistensi model adalah uji F (Utomo, 2015). Selain itu uji ini bertujuan untuk melihat apakah secara kolektif seluruh variabel bebas yang ada pada model regresi memberikan daMpak penjelas yang signifikan pada variabel dependen (Ariefianto, 2012).

(10)

6 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil estimasi model Analisis Regresi Data Panel daapat di lihat pada Tabel 3.1 Tabel 1. Hasil Regresi Data Panel Cross Section – Time Series

Variabel Koefisien Regresi

PLS FEM REM C 1067800.0 410900.3 415390.1 UMK -0.131872 0.013079 0.012413 PDRB 5.618025 0.466247 0.500474 PDDK -7205.230 467.5368 410.7778 0.255009 0.994314 0.230848 Adj. 0.241939 0.992779 0.217354 F-statistik 19.51097 647.5206 17.10757 Prob F-Statistik 0.000000 0.000000 0.000000 Sumber: BPS, diolah. 3.1 Pemilihan Model Estimasi Terbaik

a. Uji Chow

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat probabilitas Cross-section (F) maupun Cross-section (Chi-square) sebesar 0,000 (p < 0,01). Kesimpulannya H0 ditolak dan HA

diterima, maka model mengikuti fixed effect. Hasil uji Chow dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 2. Hasil Uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 523.934032 (34,137) 0.0000 Cross-section Chi-square 853.196163 34 0.0000 Sumber: BPS, diolah. b. Uji Hausman

Berdasarkan hasil pengujian Hausman Tabel 4.3 terlihat probabilitas cross-section random sebesar 0,0003 (p < 0,01. Sehingga dapat disimpulkan metode uji yang sebaiknya dipilih adalah menggunakan hasil estimasi pengujian berdasarkan fixed effect model (FEM). Hasil uji Hausman dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.

(11)

7

Tabel 3. Hasil Uji Hausman

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 18.912083 3 0.0003 Sumber: BPS, diolah. 3.2 Uji Kebaikan Model

a. Uji Eksistensi Model (Uji F)

Uji eksistensi dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan formulasi hipotesis : H0: β1 =β2= β3=0 ; model yang dipakai tidak eksis, dan HA: β1≠ β2≠ β3≠

0 ; model yang dipakai eksis, dengan kriteria pengujian ; H0 diterima bila

probabilitas F > α, H0 ditolak bila probabilitas F α. Dari Tabel 4.4 menunjukkan

nilai F-statistik sebesar 647,520 dengan probabilitas (p = 0,000) lebih kecil dari 0,05, maka model yang dipakai eksis.

b. InterInterpretasi Koefisien Determi-nasi (R2)

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa, nilai R-Squred (R2) sebesar 0.994, artinya 99,43% bahwa besar kecilnya penyerapan tenaga kerja yang disebabkan oleh peningkatan maupun penurunan variabel upah minimum kabupaten/kota (UMK), pendapatan regional daerah (PDRB), dan pendidikan (PDDK) sebesar 99,43%. Sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain sebesar 100-99,43 yaitu 0.57%. Besarnya pengaruh individu variabel lain sebesar 0,57% tersebut diantaranya dipengaruhi oleh efek lokasi.

3.3 Uji Validasi Pengaruh (Uji t)

Uji t ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variable dependen secara individu. Formulasi hipotesisnya yaitu H0 : β1 = 0 ; variable independen ke-i tidak memiliki pengaruh

signifikan dan HA : β1 ≠ 0 ; variabel independen ke-i memiliki pengaruh

signifikan. Kriteria pengujiannya yaitu H0 diterima bila probabilitas t1 > α, H0

(12)

8

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen

Variabel T sig. T Kriteria

Kesim-pulan UMK 1.979 0.049 ≤ 0,05 signifikan pada α = 0,05 PDRB 3.683 0.000 ≤ 0,01 signifikan pada α = 0,01 PDDK 1.169 0.244  0,10 tidak signifikan Sumber: BPS diolah

3.3.1 Pengaruh Upah Minimum Regional (UMK) terhadap penyerapan tenaga kerja

Variabel upah minimum regional (UMK) memiliki koefisien regresi sebesar 0,013. Variabel upah minimum regional (UMK) memiliki pola hubungan linier-linier dengan penyerapan tenaga kerja (TK). Artinya jika upah minimum regional (UMK) naik sebesar satu rupiah maka penyerapan tenaga kerja (TK) akan naik juga sebesar 0,013 orang. Sebaliknya jika upah minimum regional (UMK) turun sebesar satu rupiah maka penyerapan tenaga kerja (TK) akan turun sebesar 0,013 orang

Dapat disimpulkan bahwa minimum regional (UMK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah selama periode 2012-2016. Hal ini menunjukkan bahwa variabel upah minimum secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan probabilitas (0,01) < α (0,05). Koefisien

regresi yang bertanda positif (0,013) menunjukan bahwa variabel upah minimum memiliki pengaruh yang searah terhadap penyerapan tenaga kerja, artinya apabila terjadi kenaikan upah minimum maka berpotensi menambah penyerapan tenaga kerja dan begitu juga sebaliknya terhadap penyerapan tenaga kerja yang ditunjukan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitin yang telah dilakukan oleh Wahyu (2017), yang menyatakan bahwa variabel Upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Propinsi Jawa Tengah. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Sulistiawati (2012) yang mengemukakan bahwa upah berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan

(13)

9

yang negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Koefisien jalur yang bertanda negatif bermakna bahwa pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga kerja adalah tidak searah, artinya apabila terjadi kenaikan upah, maka berpotensi untuk menurunkan penyerapan tenaga kerja, terutama tenaga kerja yang produktivitasnya rendah. Tak hanya Sulistiawati (2012) yang berpendapat demikian, Magruder (2013) dan Kholifah Anggrainy (2013) juga mengatakan bahwa upah minimum memiliki hubungan negatif terhadap permintaan tenaga kerja, dengan kata lain temuan tersebut menjelaskan bahwa kenaikan upah minimum akan mengurangi jumlah permintaan tenaga kerja sehingga jumlah penyerapan tenaga kerja juga berkurang.

3.3.2 Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Variabel produk domestik regional bruto (PDRB) memiliki koefisien regresi sebesar 0,466. Variabel produk domestik regional bruto (PDRB) memiliki pola hubungan hubungan linier-linier dengan penyerapan tenaga kerja (TK). Artinya apabila produk domestik regional bruto (PDRB) naik sebesar satu milyar rupiah maka penyerapan tenaga kerja (TK) akan naik juga sebesar 0,466 orang. Sebaliknya jika produk domestik regional bruto (PDRB) turun sebesar satu milyar rupiah maka penyerapan tenaga kerja (TK) akan turun sebesar 0,466 orang.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di suatu daerah selama satu periode tertentu. Selanjutnya, untuk hasil analisis variabel produk domestik regional bruto (PDRB) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Propinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa produk dom estik regional bruto (PDRB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Propinsi Jawa Tengah dan hipotesis ini bermakna apabila terjadi kenaikan nilai produk domestik regional bruto (PDRB) maka berpotensi menambah penyerapan tenaga kerja dan begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah di lakukan oleh Indradewa (2015), yang menyatakan bahwa produk domestik regional bruto (PDRB) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

(14)

10 4. PENUTUP

Uji kebaikan model menunjukkan bahwa model yang dipilih dalam penelitian ini eksis, dengan daya ramal yang cukup tinggi yaitu sebesar 0.994, artinya 99,43% bahwa besar kecilnya penyerapan tenaga kerja yang disebabkan oleh peningkatan maupun penurunan variabel upah minimum kabupaten/kota (UMK), pendapatan regional daerah (PDRB), dan pendidikan (PDDK) sebesar 99,43%. Sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain sebesar 100-99,43 yaitu 0.57%. Besarnya pengaruh individu variabel lain sebesar 0,57% tersebut diantaranya dipengaruhi oleh efek lokasi.

Variabel upah minimum regional (UMK), produk domestik regional bruto (PDRB) dalam penelitian ini memperlihatkan pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja industri manufaktur di kabupaten/kota di wilayah prop. Jawa Tengah pada kurun waktu 2012-2016. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah upah minimum regional (UMK), produk domestic regional bruto (PDRB) maka akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja industri manufaktur di kabupaten/kota di wilayah prop. Jawa Tengah.

Dari penelitian ini pada variabel upah hasilnya sejalan dengan penelitian dari Wahyu (2017) namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Sulistiawati (2012) ; Magruder (2013) dan Kholifah Anggrainy (2013) yang mengemukakan bahwa variabel upah berpengaruh negatif dan tidak signifikan, yang artinya apabila terjadi kenaikan upah, maka berpotensi untuk menurunkan penyerapan tenaga kerja, terutama tenaga kerja yang produktivitasnya rendah. Pada variabel produk domestik regional bruto (PDRB) hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa produk domestik regional bruto (PDRB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Propinsi Jawa Tengah dan hipotesis ini bermakna apabila terjadi kenaikan nilai produk domestik regional bruto (PDRB) maka berpotensi menambah penyerapan tenaga kerja dan begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah di lakukan oleh Indradewa (2015), yang menyatakan bahwa produk domestik regional bruto (PDRB) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

(15)

11 DAFTAR PUSTAKA

Aldilla Rezza, 2011. Pengaruh Tenaga Kerja dan Output Terhadap Indeks

Ketimpangan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Manufaktur di

Kabupaten/Kota Di Wilayah Propinsi Jawa Tengah, Jurnal Fakultas Ekonomi UNDIP. Semarang: Fakultas Ekonomi, Undip.

Bernard, A. dan Jensen, J. 1995. Exporters, Jobs, and Wages in US Manufacturing: 1976-1987, Brookings Papers on Economic Activity: Microeconomics, 1995, 67–112.

Danziger Leif. 2009. The Elasticity of Labour Demand and the Minimum Wage. Journal of Population Economics. Vol. 22. No. 3(Jul, 2009). pp. 757-722. Ewert P.J Kleynhand, 2016. Factors Determining Industrial Competitiveness, and

The Role of Spillovers. Journalof Applied Business Research, Vol. 32 No. 2. Furqon A.Mujahidil,2014. Analisis Pengaruh PDRB, Upah Minimum, Jumlah

Unit Usaha dan Investasi Terhadap[ Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Manufaktur Di Kabupaten Gresik Tahun 1998-2012. Jurnal Fakultas Ekonomi UNIBRA. Malang: Fakultas Ekonomi, UNIBRA.

Hadi Sasana, 2009. Analisis Dampak Pertumbuhan Ekonomi, Kesenjangan Antar Daerah dan Tenaga Kerja Terserap Terhadap Kesejahteraan di Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Tengah dalam Era Industrialisasi Fiskal. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2009.

Heidy Manajang, 2007. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Manado. Jurnal Penelitian, Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Ida Nuraini, 2007. Analisis Sumber-Sumber Pertumbuhan Output Regional Kota Malang. Jurnal Penelitian, Malang: IESP Fakultas Ekonomi, UMM.

Imam Juhari, Hastarini Dwi Atmanti, 2009, Dampak Perubahan Upah Terhadap Output Dan Kesempatan Kerja Industri Manufaktur Di Jawa Tengah, Jurnal JEJAK, Vol. 2 No 2, September 2009.

Indradewa dan Natha. 2015. Pengaruh Inflasi, PDRB, dan Upah Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Propinsi Bali. E-Jurnal: Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol.4, No.8 Agustus 2015

Jagriti Jaiswal, 2014. Gender and Entrepreneurship Women Workforce Participation in Development of Entrepreneurships with Reference of Uttrakhand Region: A Comparative Study. Journal Business and Management, Vol. 2 Issue. 5, May 2014.

(16)

12

Kholifah Anggrainy. 2013. Analisis Dampak Kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) terhadap Kesempatan Kerja dan Investasi. Jurnal Ilmiah. FEB Universitas Brawijaya. Malang.

Listyaningsih Diah, 2017. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Propinsi jawa Tengah. Jurnal Fakultas Ekonomi UMS. Surakarta: Fakultas Ekonomi, UMS.

M. Yusof Saari, M. Affan Abdul Rahman, Azman Hassan, Muzafar Shah Habibullah, 2016, Estimating the Impact of Minimum Wages on Poverty Across Ethnicgroups in Malaysia. Journal Economic Modelling, Vol. 54. Magruder. Jeremy R. 2013. Can Minimum Wages cause a Big Push? Envidence

from Indonesia. Journal of Devolopment Economic. 100 (2013) 48-62. Marta Castilho, Marta Menendez, 2009. The Liberalization, Inequality and

Poverty in Brazilian States. Journal of Research (IRD), Paris: Dauphine University.

Miar, 2014. Influence of Economic Growth to Manpower Absorption andPeople Welfare in Regencies/Cities in Central Kalimantan Province. Journal of Economic and Sustainable Development, Vol. 5 No. 21, 2014.

Muh. Takyuddin, 2016. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Perusahaan Percetakan Fotocopy di Kota Kendari. Jurnal Ekonomi (JE), Vol. 1 No. 1, April 2016.

Naveed Wahid Awan, Syed Manzoor H Shah, Hina Rasheed, 2011. A Dynamic Analysis Of Education And Economic Growth In Pakistan: Analysis In FormOf Co-Integration. Journal of Research, Gomal University, Vol. 27 No. 1.

Novera Martilova, Hasdi Aimon, Efrizal Sofyan, 2013. Analisis Serta Perencanaan Output dan Kesempatan Kerja di Propinsi Sumatera Barat. Jurnal Kajian Ekonomi, Vol. II, No. 03.

Rizal Azaini, Muhamad.2014. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum dan Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Malang Tahun 1998-2012. Jurnal Ilmiah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis universitas Brawijaya. Malang.

Shahidur R. Khandker, Hussain A. Samad, 2016. Is Seasonal Hunger a Distant Memory in Bangladesh? Revisiting Earlier Evidence. Journal of Research, Bangladesh: JICA Institute.

Sinathurai Vijayakumar, Brezinova Olga, 2012. Poverty Incidence and its Determinants in the Estate Sector of Sri Lanka. Journal of Competitiveness, Vol. 4, Issue 1, March 2012.

(17)

13

Sulistiawati Rini.2012. Pengaruh Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesia. Jurnal Eksos Volume 8, Nomor 3, Oktober 2012 hal 195 – 211.

Sumarsono, Sony. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Wasilaputri, Febryana Rizqi. 2016. Pengaruh Upah Minimum Provinsi, PDRB, dan Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa Tahun 2010-2014. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1. Jumlah Angkatan Kerja 2009-2016 Jawa Tengah (Sumber:BPS.go.id)
Tabel 2. Hasil Uji Chow  Effects Test  Statistic  d.f.  Prob.

Referensi

Dokumen terkait

● Ensure the DRM law provides an umbrella for other laws that regulate disaster risks by establishing mechanisms for cross- sectoral coordination, especially with laws

Setelah hal tersebut dilakukan pada semua kuisioner responden, penulis akan menjumlahkan seluruh nilai akhir setiap responden dan merata – ratakan dengan banyaknya

Hal inilah yang perlu mendapat sorotan, bagaimana aplikasi makna syatrah terhadap penentuan arah kiblat di kalangan masyarakat, yang tentunya memaknai lafadz syatrah

Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara profesionalisme guru mata pelajaran produktif terhadap prestasi

Inovasi merupakan salah satu yang harus dikembangkan dalam dunia bisnis, agar selalu muncul gagasan-gagasan baru yang dapat terus memperbaharui produk ataupun

Pengembangan aplikasi smart card tidak hanya terbatas pada aplikasi smart card sebagai kartu pra bayar internet saja, tetapi juga dapat dikembangkan untuk

Kreasi nilai yang tepat yang diciptakan akan menghasilkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan dan citra merek yang baik menjadi daya tarik

Kasus: paket yang diterima lebih besar dari yang dapat dikirimkan =&gt; ditampung dalam buffer. Kasus ekstrim: terjadi penundaan akibat antrian pengiriman =&gt; congestion