Ir4anusia dan Lingkungan, lbl. ^'1.
No.
l,
Maret 2004, hal.I-ll
Pusat Studi Lingkungan IIidupI tniversitas Gadjah Mada
l'ogva knrta, I ndone s i a
EFISIENSI PEMANFAATAN LAHAN PERKOTAAN
MELALUI
PENGEMBANGAN PENGISIAN DI YOGYAKARTA
(Urbon
Land
Use
Efficiency through
Infill
Housing Development
in
Yogtakorto)
Suradi
dan
Bakti
Setiawan
Magister
Perencanaan
Kota
dan Daerah,
Universitas
Gadjah Mada
Abstrak
Perkemhangan perkotaan
di
lndonesia pada umumnya dicirikan dengan pengemhangan perumahandi
wilayah pinggiran kota yang berpola sprawl yang menciptakan efek negative antara lain: menjauhkan penduduk dari terrrpat kerja. polusi. dan konversi lahan pertaniandi
pinggiran. Pola pengenrbangan yang baru sangat diperlukan untuk mengarahkan perkembangan kota yang lebih efisien termasuk juga melalui cara inJill development. Penelitian ini bertujuan untuk nrenclokumentasikan dan mengcvaluasi pemhangunan perunrahan melalui model pengisiandi
Kota Yogyakarta, khususnya menyangkut pola perkenrbangannya. motivasi pengernbagannya. dan pengaruhnya pada perkemhangan kota. Flasil penelitian rnenurriukkan bahrvainfill
developmentdi
Yogyakarta mempunyai karakteristik sebagai hcrikut ( I ) merupakan perunrahan untukkelas rnenengah dan mewah. (2) umurnnya merupakan rumah dengan
l-2
lantai, (3) berkepadatan sedang.(4) sebagian besar lahan yang dipakai adalah lahan kosong. Penelitianini
menengarai bahwa pr:merintah kota tidak secara sadar mendukung model pengernbarrgan ini karena tidak mengetahui manfaalnva. Dengan kata lain,infll
developmen, yang terjadi di lapangan merupakan respon pasar terhadap kebutuhan rurnah. Model ini membawa beberapa manlaat positip antara lain (l)
effisiensi lahan. (2) perkembangan kota yang lcbik konrpak. (3) meningkatkan suplai perumahan, dan (4) nreningkatkan aklivitas ckonomi pada wilayah tersehut.Kata kunci: pernbangunan perumahan. pengisian. efisiensi lahan
Ahslroct
Ilrban grov'th in Indonesio is generally .lrrrrnr'reri;ed hv suhurbun housing develoJtntent in a sprawling patlern creating negative intpacls such as: ine./[icient u.re ol land, lond speculatiort, conversion of agriculturol
land, ine/.ficient inli'aslruchtres, and
lravel
cost.
New putternof
urhan growlh is neededlo
direct urhan developmentin
o
more susleinable wavs.In
the lVest,inlill
devel(rpmerrtis
considered as un alternative /'or a more elficient urban developmeril which in lurn /at:ililate sustuinable city. 7'his paper documents andevaluates
inlill
housing development patlernin
lbgl'akorta,.fitt:uses on spalial aspects. l'heyryer
shows thatinfill
develop,r,enlin
ktgyakarto is characterizedh.y (l)
Iuxurious and good housing, (2) mo,rtly I-2.floor,13) medium densitv housing, and (4) ntost o.f'the.rile are vecorrl land.
It
argues lhal tlrc gor,ernmettt did ntil recognize lhis pallern in o ntpltortive way. In ollrcr w,rtrcls, infill develoJtntenl happened in lhe <'il.v' more os tt respond to llrc: housing nnrkel. Iloweve4 this infill peltent hrings severol posilive impact.s including(l)
more e/.ficienl use ol land, (2) ntore compacl urhan grrntlh, (3) increasinu housing supplv, (4) mrn'e t/[it'ient of urhan infi'aslruclures. and (-J) incrcosing economic ru'livilt,in lhe ureo.I. PENDAHULUAN:
URBAN SPRAWL T}ANTNFILL
DEVELOPMENT
Perkembangan pola
fisik
kota-kota di Indonesiaumumnya
dicirikan
dengan
berkembangnya perumahan secara sprawldi
pinggirankota
yangrnenimbulkan
beberapaefek
negatif
antara lain(l)
konversi
lahan pertanian
produktip
di
area pinggiran, (2) peningkatan biaya perjalanan karena jauhnya rumah dengan tempat kerja, (3) inefisiensiinfrastruktur, dan
(4)
meningkatnya lahan-lahankosong terlantar.
Untuk
mengatasi permasalahan-permasalahanitu
perlrr rnengarahkan pengembangan perkotaan agar lebih kompak dan efisien lahan. Salah satunyadengan
mengarahkan pembangunan perumahandari pinggiran kota ke tengah kota agar penduduk bisa tinggal dekat dengan tempat kerja, berbelanja
atau
tempat-ternpat kegiatan kesehariannya.De-ngan begitu akan bisa memberikan
kontribusiposi-tif
antaralain:
mengurangi pemakaian kendaraanbermotor, bisa
mereduksibiaya
transportasiter-utama
bagi
masyarakat
miskin
sehingga
bisa dibelanjakan untuk yang lain. Pengembangan peru-mahanyang dilakukan
di
tengahkota
seperti itusering dikenal
denganistilah
infill
development.Di
negara-negara barat, program pengembangan perumahandi
dalam area kota(infl
developnent)mulai
banyak digunakan untuk mengatasiperma-salah urban sprawl (Snyder, 1998).
Perkotaan Yogyakarta merupakan wilayah yang berbentuk aglomerasi, yang saat ini radiusnya telah
mencapai +10 km,
dimanawilayah
administrasiKota
Yogyakarta merupakan bagian tengah dari aglomerasi perkotaan tersebut.Di
wilayah
KotaYogyakarta
saat
ini
terdapat
pengembanganperumahan
kota
(infll
development)
antaralain
di
kawasan
Timoho, Jalan
Jambon
danSuryodiningratan.
Penelitian
ini
bertujuan untukmengenali
karakteristik
infll
development, danimplikasinya terhadap
perkembangankota
diKota
Yogyakarta, khususnyadari
aspek efisiensipemanfaatan
lahan
kota (Erizon,
1997: Giarsih, 200 r ).Istilah
infill
development berasaldari
bahasaInggris yang artinya
pengembangan pengisian.Sampai saat
ini.
belum ada defirrisi
yang
pastitentang inf
Il
development yang bisa dipakai untuk setiap kondisi kota. Berdasarkan beberapa literaturyang ada
disebutkan bahwa
infll
development padaintinya
adalah pengembangan lahan kosong, terabaikan, tertinggalkan, yang terletakdi
tengahkota,
dengan
pengembanganutamanya
adalah fungsi perumahan.Infill
developmentbisa
memberikan manfaat pada masyarakat antara lai n : bi sa menyed iakan peru-mahanbagi
masyarakatbaik
affordable
maupun market rate, memaksimalkan aset masyarakat yang berupa: lahan kosong, bangunan tua, infrastruktur,atau potensi alam seperti water front.
(www. nemw.org). Adapun pengembanganmelalui
infill
developmenl, biasanya
mempunyai
karakteristikyaitu:
menyediakan perumahanyang
affordable atau sesuai market rate yang dekat tempat kerja, preservasiruang hijau pinggiran,
maksimalkan aset masyarakatseperti: infrastruktur,
bangunan, dan lahan kosong. (www.nemw.org). Karakteristiki nfi I I dev e I o p m e nt juga m enyan gkut prin s i p-pri ns i p
pengembangan perumahan
di
kota
antara
lain: guna lahan campuran, tipe rumah yang bervariasi,berorientasi
pejalan
kaki, dan
menghidupkanekonomi lokal. (hffp://www.sustainable)
Infll
developmentjuga
dapat
memberikanimplikasi positip baik dari segi
fisik
(misalnyaefisiensi lahan dan mengurangi konversi
tanah-tanah pertanian
di
pinggiran kota); dari segi sosial(misalnya
mendekatkan
jarak
rumah
dengan tempat kerja); dan darisegi
ekonomi
(meningkat produktifi tas kota) (www.nemw.org)II.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan metode deskriptipkualitatip
yakni
menganalisa data kuantitatip dankualitatif
di
lapangan
untuk
menjawab
tujuanpenelitian.
Pendekatanpenelitian
menggunakaninduksi.
Pendekataninduksi (eksploratif)
dite-rapkan
untuk
menemukan
karakteristik
infll
dev el opm enl di Yogyakarta dan mengkaj i i m pl ikas i
infll
development terhadap perkembangan kota. Pendekatanini
masuk dalamkategori
penelitian dengan paradigma rasionalistik(Muhajir
2001 )Dalam penelitian
ini
digunakan
kuesionerdan
pedoman wawancara
untuk
mendapatkandata
dari
para responden.Unit
analisis penelitian adalah perumahanyang
adadi
kota
Yogyakarta, penghuni perumahan yang disurvai, dan developeryang
melakukan pengembangandi
wilayah
stu-di.
Dilakukan
pula
wawancara
dengan
pihak pemerintah dalamhal
ini
Dinas Tata Kota Yogya-karta.Variabel yang akan
dikaji
dalam penelitian iniEfi siensi Pemanfaatan Lahan Perkotaan
lain: tipe
perumahan yang berkembang, tata gunalahannya, ffansportasi, lahan terpakai, kepadatan rumah, dan kesiapan infra
struktur.
Adapun untukvariabel implikasi
infll
development
terhadap perkembangankota
khususnyamenyangkut
im-plikasi fisik
antaralain:
konservasi lahanperta-nian
di
pinggiran
melalui
perbandingan
luaslahan
pengembangan
antara
pengembanganyang dilakukan
di
kota
dandi
pinggiran
melaluiperbandingan harga lahan pengembangan di kedua area tersebut. Kedua,
dikaji
pula
perbandingan jarak perjalan kerja orang yang tinggal di pinggiran dandi
tengah kotaIII.
HASIL PENELITIAN
A.
Karakteristik Infill
developmentBerdasarkan
lokasinya,
pengembangan peru-mahan dalam kota Yogyakarta(infll
development)menunjukkan banyak
terjadi
padadua
kawasanyaitu
KawasanTimoho
dan Jalan Jambon, Keca-matan Tegalrejo. Perumahaninfll
ini
cenderungdilakukan dalam
besaran
lahan
yang
relatipkecil,
mengingat keberadaan lahan-lahan kosongdi
pusat dan tengahkota yang relatip
kecil.
Hallain juga
dikarenakan besaranmodal
developer yang terbatas yang cenderung membangun rumahdalam
jumlah yang relatip
sedikit.
Data
ini
menunjukkan bahwa
cukup
banyak
lahan-lahankosong-terlantar
yang
selamaini
beradadi
pusat kota. Pembangunan modelinfll
secara signifikan meningkatkanefisiensi
pemanfaatan tanah kota, dalamarti
merubah lahan-lahan kosong terlantarmenjadi
lahan perumahan yang mempunyainilai
tinggi.
Pengembangan perumahan
infll
developmentpaling
banyakterjadi
di
kawasanTimoho
yaitusebanyak
l7
lokasi
atau sekitar 44Vodari
seluruh pengembangan. Urutan berikutnyayaitu
kawasanJalan
Jambon terdapat
7
pengembangan atausekitar
l8
persen
dari
pengembangan. Untuk Jelasnya lihat TabelI
berikut ini.Penelitian
ini
menemukan bahwadari
seluruhjumlah
rumah yang dibangun sebanyak 1.126unit
yang tersebar pada 37 lokasi, sebanyak 595 unit atau sekitar 56o/o-nya merupakan tipe rumah menengah yang tersebar
di l7
lokasi dan pengembangannyaterjadi
dari
tahun
1994
sampai
tahun
1998. Selanjutnya sebanyak 531unit
atau sekitar 44o/o-nya merupakan perumahan mewah yang tersebar padal9
lokasi dan pengembangannya mulai tahun1994 sampai sekarang. (Tabel 3).
Tabel
l.
Lokasi
PerumahanInfill
di
Kota Yogyakarta
Sumber: Kota Yogyakarta Dalam Angka; Survey primer 2003
No Lokasi Jml Pengembang Proporsi (%)
I Timoho
t7
44 2. Jl . Jambon 7 t8 3. Pilahan 3 7,5 4. Babaran 2 5 5. Giwangan 2 5 6. Suryodiningratan 2 5 7. Gedong Kuning 3,1 8. Tamansiswa I 3,1 9 Jetis I 3,1 10. Karanganyar 3,1 Total 37t00%
Data
ini
menunjukkan bahwa
perumahaninfill
di
Yogyakarta
masih ditujukan
terutama
untukkonsumen dengan ekonomi menengah ke atas dan
belum
melayani kebutuhan masyarakat golonganekonomi menengah ke bawah.
Selanjutnya,
dari
seluruhunit
yang dibangun sebanyak I .13l,
sebanyak 996unit
(89%)
meru-pakan rumah berlantai satu, dan sisanya 135 unit(ll%)
merupakan rumah berlantai dua.Data ini
menunjukkan bahwa sebagian besar rumah yang dibangun
masih lantai
satu yang berarti efisiensi pemanfaatan lahannya kurang optimal.Dari sisi
kepadatan bangunannya,
kepadatan tertinggi dijumpaidi
PerumahanGriya
BenerAsri
(62 unit per ha), disusul Perumahan Griya Timoho, berkepadatan 60 unit per
ha.
Menurut teori, kepa-datanuntuk
sistemtransit yang
efektif
minimal 21,5 unit per Ha sampai 64 unit per Ha. Kepadatan pengembanganinfill di
Kota Yogyakarta termasukdalam kategori agak
tinggi
atau bisa
dikatakansedang karena di atas 21,5 unit per Ha tapi di bawah
64 unit per Ha.
Kepadatan 64unit
per Ha belumdapat dicapai karena kecenderungan perumahan di Kota Yogyakarla adalah
2
lantai, sedangkan untuk mencapai kepadatan64 unit
per Ha paling
tidak menuntut perumahan denganjumlah lantai 3 atau 4. Penting dicatat bahwa sebagian besar membangundalam
jumlah
unit
rumah
yang relatip
sedikit,menunjukkan
bahwa
lahan-lahankosong
yangdipakai
untuk
infill
memang merupakanlahan-lahan sempit di pusat dan tengah kota (Tabel2).
Perlu dicatat
disini
bahwa
dari
survai
yangdilakukan, diketahui bahwa motivasi
konsumeninfill
development ini untuk membeliperumahan dikota adalah
karena
aksesibiltas,yaitu
agar dekat ke tempatkerja
dan belanja.Hal ini
menujukkan bahwa telahterjadi
persoalan transportasidi
kota Yogyakarta, khususnya persoalan perjalanan dari lokasi perumahan yang terletak di pinggiran kota.Catatan
lain
yang penting
adalah
dari
sisiguna
lahannya. Semua
perumahan
infill
diKota
Yogyakar-tatidak
adayang
secara sengaja dikembangkan dengan konsep guna lahan campur-an,yakni
funsgi
perumahan denganfungsi
lain-nya (komersial:
toko,
service, perkantoran,dll.).
Dengan
kata
lain,
model
pengembangannyahanya untuk fungsi tunggal (single use)
yaitu perumahan.lni
menunjukkan bahwa
model
ini perlu penyempurnaan, karena model yang diman-faatkanuntuk
berbagai guna lahan akan semakin mendorong efisiensi dan produktifitas kota.Terkait dengan hal
ini,
penelitianini
mencatatpula
fakta
bahwa sebagian besar
penghuni perumahaninfill
masih
menggunakan kendaraanpribadi
untuk
bepergian.
Ini
menunjukkanbahwa
model
perumahaninJtll belum
signifikanmendukung
pengurangan
beban
transportasi, khususnyadi
puastkota.
Di
kota-kota Amerika,model
infll
secara
signifikan
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, karena perumahaninfill
dibangun sesuai rencanakota
yangkompre-hensip, dikaitkan
dengan sistemjaringan
trans-portasi publik.
B.
Implikasi
Infill
Housing
Developmentl.
EfisiensiLahan melalui
PemanfaatanLah
an-lahan
Kosong/Terlantar
Sebagaimana banyak diuraikan dalam I iteratur,
perumahan
infll
mempunyai dampak positip dalam bentuk efisiensi pemanfaatan lahan perkotaan. Halini
disebabkan karena perumahaninfill
umumnya menggunakan lahan-lahan kosong-terlantar yang sudah cukup lama tidak dimanfaatkan di pusat kota. DiYogyakarta, halini
terjadi, karena penelitianini
menunjukkan bahwa
sebagian besar perumahaninfll
dibangun
di
lahan-lahan
kosong-terlantar yang ada (Thbel 4).Menurut buku "Succesfull
infill
development" (www.nemw.org) pengem ban gan i nf I I d ev e I op m e ntbisa
memaksimalkan
aset
masyarakat
berupalahan kosong
dan
terabaikan.
Pengembanganinfll
development
di
Kota
Yogyakarta
bisa meningkatkannilai
lahan kosongyang
ada.
Di
Yogyakarta, beberapa lahan sawah yang dijadikan perumahan pada umumnya telah berubah menjadi
lahan kering yang
terlantar,dan baru
kemudianEfi siensi Pemantaatan [.ahan Perkotaan
Tabel
2.
Perumahan
Infill
danJumlah
Rumah per Lokasi
No Nama Perumahan
fhn
pemb. Jml unit LokasiI Pondik Indah Permai 1994 20 Jl Jambon
2.
Criya
trener asri I 995 3 Jl Jambon-t. Taman Girvangan
Asri
I I 995 45 Giwangan4. Gri,'-a Jetis
Asri
I 996 29 Jatis5. Tamansiswa lndah I 996 t8 Tamansiswa
6" Pilahan asri 2 1997 t0 Pilahan
7. Pilahan
Asri
3 t997 34 Pilahan8. Puri 'Iimoho
Asri
1997 29 Timoho9. Gri-va Suryo
Asri Il
t997 35 Suryodiningratant0. Griya Timoho
Asri
I 1997 t8 Tinroholt
Taman l-ucida lndah 1997 t4 Babaran12. Griya Timoho
Asri
II 1997t6
Timoho13. Griya Timoho Estate 1997 30 Timoho
t4
TimohoAsri
lll
1997 t4 Timohol5
Timoho Utama 1997lt
Timohot6
TimohoAsri
2 t997t4
Timohol7
TimohoAsri
I 1997 22 Timohol8
TimohoAsri
4 t997 42 Timohol9
Gedong KuningAsn
1997 30 Gedong Kuning20 Perumahan DPR K Yogya 1997 40 Jl Jambon
2t
Jambon Permai I 998 25 Jl Jambon22 Timoho
Asri
5 200 I t-5 Timoho23 Timoho Mediteran 200 I 5 Tirnoho
24 Puri Timoho Permai 2002 t2 Timoho
25 Timoho
Griya
Laras 2002il
Timoho26 Griya Timoho Estate 2002
l2
Timoho27 Puri
Timoho
I 2002I
Timoho28 Puri Timoho 2 2003
l3
Timoho29 Timoho Regency 2003 38 Timoho
30
Villa
Century 2003 30 Jl JambonEfi siensi Pemanf'aatan I.ahan Perkotaan
Tabel
3.
Karakteristik
Perumahan
Infill
Berdasar Kelas Perumahan
di
Kota Yogyakarta
Tahun Pengemb
Tipe Rumah Jml
Total
Sederhana Menengah Mewah
Jml Lokasi Jml unit Jml Lokasi Jml unit Jml Lokasi Jml unit Jml Lokasi unrt
t994
48)
88 3 136 1995 2 57 45 3 102t996
J 215 J 105 6 320 t997 9 200 5 t48l4
348 1998 2 75 ., 75 200 I 2 20 2 20 2002 4 44 4 44 2003 -t8l
38l
Jml
Total
0 0l7
595 20 53t 37t.t26
Sumber: Kota Yogyakarta Dalam Angka; Survey primer 2003
2.
PemanfaatanEksisting
Infrastruktur
Kota
Infill
det,elopmentbanyak disarankan
didu-kung
karena mempunyai
implikasi
peningkatan pemanfaatan eksist i ng infrastruktur kota. Pene I i t i anini
menunjukkan hal yang san'la,yakni
perumahaninfill
di
Yogyakarta
meningkatkan pemanfaataneksisting infrastruktur yang ada.
Penelitian
ini
menemukan bahwa semua lokasi perumahaninfill
dibangun pada kawasan-kawasanyang telah
terpasang infrastrukturnya.
Darisurvey
lapanganyang dilakukan,
sebagian besarperumahan
infll
yang
dikaji
beradadi
kawasan dengan infrastruktur yang lengkap sepeft i jaringanjalan, listrik,
telepon,
air
bersih,
dan
drainase, yang kondisinya saatini
baik. Kondisijalan
pada umumnyabaik,
sebagian besar telah beraspal dan sebagian kecil perkerasannya adalah dengan semenatau
konblok. Untuk
kawasanTimoho.
sebagaimisal,
semua
jalannya telah
teraspal
denganbaik.
begitujuga
untuk
kawasan Jalan Jambon. Semua lokasiinfll
juga telahdilayani
listrik
PLN bertegangan220
volt
dan
daya
terpasang 900, 1300, dan 2200watt. Lebih lanjut,
semua lokasijuga
telah telahdilayani
denganjaringan
telepon.begitu
juga jaringan
air
bersiholeh
PDAM
serta jaringan drainasi yang cukup memadai.3.
Konservasi
RuangTerbuka
(open space)di
Daerah Pinggiran
Infll
development dapat mengurangi konversi tanah-tanahpertanian
dan
terbuka
di
pinggirankota.
Dengan
mengembangkanpenrmahan
di kawasan pusat dan tengahkota,
konsekuensinyaadalah
akan bisa
mengurangi
pemanfaatanla-han
pertanian
di
pinggiran kota. Lebih
lanjut,perumahan
infll
juga
cenderung menekan pihakdeveloper
untuk
mengefisiensikan pemanfaatantanah, terutama karena harga tanah yang
tinggi
di pusat kota. Denga kata lain, perumahaninfill
akan nremicu strategi desain yangkreatif
dan efisiensi sehinggadari
segi pemakaian lahannya pun akan hemat.4.
Mendekatkan
Jarak
keTempatKerja
danBelanja
Perum ahan i nfi I I secara s i gn ifi kan m endekatkan
konsumen
ke
tempatkerja
dan belanja. Sebagai-mana hasil wawancara dengan penghuni perumahaninfill,
sebagian
besar
merasakan
penghematanwaktu dan biaya
perjalananke
tempatkerja
danbelanja.
Dalam
konteks
kota
Yogyakarta
yangsemakin padat
tingkat
transportasinya,hal
inipenduduk
kota yang
berumahtinggal
di
daerah-daerah pinggiran, penghuni perumahaninfill
dapat menghematwaktu
perjalanan antara30
sampai90
menit per hari
-
satu
jumlah waktu
yang kecenderungannya meningkatdi
kemudian hari.5.
Meningkatkan
Suplai Rumah
di
Kawasan PusatKota
Perumahan
infll
di
kota
Yogyakarta mening-katkan suplai perumahan secarasignifikan.
Kebu-tuhan perumahan
Kota
ini
keseluruhannya adalah2.414
unit, terdiri dari tipe
sederhana sebanyak1.488
unit
rumah, menengah 837unit,
mewah 93unit.
Perumahaninfll
menyumbang suplai rumahtipe
menengah sebanyak
412
unit
(49%
dari kebutuhan), tipe mewah sebanyak 346unit
(372%dari
kebutuhan). Perumahaninfill di
Yogyakarta belum memberikan kontribusinya bagi perumahan untuk golongan berpendapatan rendah di pusat dan tengah kota.Tabel 4.
Karakteristik
Lahan yang Dipakai dalam
Pengembangan Peru m ah anInJtll
developmentSumber : Survey informasi melalui penduduk sekitar perumahan
No Nama Perumahan
Tipe
Rumah LahanI 2 J 4 5 6 7 8 9
l0
ll
l2
l3
l4
l5
t6
t7
l8
l9
202t
22 23 24 PilahanAsri
II PilahanAsri III
Griya
Karanganyar asriGriya
SuryoAsri
IGriya
BenerAsri
Pilahan
Asri
IPuri Timoho
Asri
Griya Jetis Asri
Griya
SuryoAsri
Il
Griya Timoho
Asri
ITaman l-ucida IndahLucidia Indah Griya Timoho
Asri
ll
Griya Timoho Estate Timoho
Asri
III
Griya
Intan PermaiTimoho
Asri
ITaman Giwangan
Asri
I Taman GiwanganAsri
II
Taman Siswa Indah 'Iimoho
Asri III
TimohoAsri
lV
Gedung Kuning Asri Pondok Indah Permai Timoho Utama Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah Mewah Mewah Mewah Mewah Mewah Mewah Mervah Mewah MewahLh
KosongLh
Kosong Sawah Tegalan SawahLh
KosongLh
Kosong SawahLh
KosongLh
KosongLh
KosongLh
KosongLh
Kosong TegalanLh
KosongLh
Kosong Tegalan TegalanLh
KosongLh
KosongLh
Kosong Sawah Sawah TegalanEfi siensi Pemanf'aatan Lahan Perkotaan
Tabel 5. Jenis
dan Jumlah Kegiatan
di
KawasanJalan
JambonNo Jenis Kegiatan Jln Jambon Jln Jatimulyo Jln Kricak
jmlh
ohjmlh
o/o Jmlh % I 2 3 4 5 6 7 8 9t0
ll
t2
l3
l4
l5
l6
t7
l8
t9
202t
22 23Toko alat tulis Toko kelontong Warung makan Salon kecantikan Bengkel
mobil/motor
Loundry Wartel Studio musik Penjahit Taman bacaan Sablonase/percetakan RentalVCD
Reparasi elektronik Kios bensin Leveransir bangunan Bimbingan haji Pengurusan jenazah Depot daging ayam Dekorasi pengantin Konsultasi psikologi Servis jam Warung sayur Pengacara I 5 6 l 8 I J I I I I 0 I 2 2 I l I I I I 0 0 2.50% l2,50yo 15.00% 2.50% 20.00% 2.50% 7.50% 2.50% 2.50% 2.50% 2.50o/o 0.00% 2.50% s.00% 5.00% 2.50% 2.50% 2.50o/o 2.50%250%
2.50% 0.00% 0.00% 0 6 4 2 2 0 7 0 0 0 0 I I I 0 0 0 0 0 0 0 0 I 0.00% 24.00%t6.00%
8.00% 16.00o/o 0.00% 28.00% 0.00% 0.00o/o0.00%
0.00% 4.00o/o4.00%
4.00%
0.00% 0.00%0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.00%0.00%
4.00Yo 0l2
t0
2 J 0 6 0 0 0 0 I 0 I 0 0 0 0 I 0 0 l 0 0.00% 32.43% 27.03o/o 5.40o/o 8.llo/o 0.00%t6.21%
0.00% 0.000h 0.00o/o 0.00% 2.70% 0.00% 2.70% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 2.70% 0.00% 0.00% 2.70o/o 0.00%Sumber: Data survey primer 2003.
Lebih
lanjut,
perumahanInfill
dapatjuga
meningkatkan kepemilikan rumah affordable mau-pun market rate. Pengembangan
di
kota Yogykartaterlihat,
tipe
menengahkurang
50o/o,dan
untuktipe
sederhanatidak
ada pengembangan (kurang100
%).
Di
Amerika,
penduduk berpenghasilanmenengah ke bawah merupakan aset
kotatapimesti
tinggal
dekat tempat kerja dan area perbelanjaan.Penduduk dengan penghasilan
rendah
20
dolardi
tengah kota pada lahan 0,25 acre adalah setara dengan orang yang berpenghasilan 80 dolar yang tinggaldi
tepikota
menempati tanah lacre.6.
Meningkatkan Produktifitas
Kota
Pengembangan perumahan
infll di
KotaYogyakarta sebagian besar
terjadi
di
kawasanTimoho
KecamatanUmbulharjo,
Kawasan JalanJambon Kecamatan Tegalrejo
dan
sebagian lagi Kecamatan Kotagede. Perumahaninfill ini
dengansendirinya
meningkatkan
jumlah
penduduk
di kawasan-kawasan tersebut. Sebagaimana data se-kunder menjelaskan,di tiga
Kecamatan tersebut,terjadi
peningkatan
pertumbuhanpenduduk
po-sitip
sedangkan kecamatanlain
mengalamiper-tumbuhan negatip (dari
th.
1990 sampai th. 2000). Peningkatan penduduk kedua kecamatan pertama yang merupakan lokasi sampel kawasanyaitu
ka-wasanjalan
Jambondan
KawasanTimoho
akanmendukung
perdagangandan
jasa
kawasan
dikawasan tersebut.
Survey primer menunjukkan, jenis dagang dan jasa yang mendominasi
wilayah
penelitian adalah dagang dan jasa skala mikro (skala lokal) antara lain warung makan dantoko klontong.
Khusus untuk kawasan Jalan Jambon ditambah dengan bengkelmotor,
sementaradi
kawasanTimoho
ditambah usaha konveksi. Sebagian besar konsumen perda-gangan dan jasa tersebut berasal dari daerahseki-tar,
khususnya penghuni perumahansekitar
atauinfill.
Dengankata
lain,
perumahaninfll
dapatmenghidupkan
ekonomi lokal, (ekonomi
lokalyang
muncul
di
kedua kawasan apatdilihat
padaTabel
5.IV.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Penelitian
ini
menyimpulkan
bahwa
pem-bangunan perumahan
dengan
model
infill
d ev e I op m enr di Kota Yogyakarta dapat memberikan beberapa
manfaat
antaralain
(l)
meningkatkannilai
lahan-lahan kosong yang selamaini
terlantar,(2)
meningkatkan
suplai
rumah
di
Yogyakafta,(3)
meningkatkan efisiensi infrastruktur
karenapeningkatan
nilai
guna lahan-lahan kosong yangtelah
mempunyai infrastruktur
yang
baik,
(4) mendekatkanjarak
perjalanan
dari
rumah
ke tempat kerja, dan (5) meningkatkan kepadatan guna lahan campuran yang akhirnya dapat mendorong produktifitas kota.Meskipun model
infill
development inimemba-wa
beberapa
manfaat
sebagaimana dijelaskandi
atas, terdapat beberapa catatanpenting
yakni(l)
masih melayani golongan menengahke
atas,belum untuk
golongan bawah,(2)
terdapat kasusinfill
developmentyang
memakai tanah bantaransungai,
yang
tentunya
tidak
diperbolehkan, (3)pemerintah
belum terlibat
secarakhusus
untukmengatur dan mendukung model ini, dan (4) model
rumahnya
belum intensip,
karena
kebanyakanmasih berlantai satu. Berdasarkan temuan-temuan
di
atas,penelitian
ini
menyarankan beberapa hal sebagaiberikut
(l)
pemerintahkota
seyogyanya mendukungdan
mengatur pembangunan modelinfill
development, khususnya
agar model
ini
diperuntukkan
pula bagi
masyarakat golonganberpenghasilan rendah,
(2)
mendorong effisiensi lahan kosongkota melalui kebijakan
dengan pe-ngembanganberbentuk
kapling
kecil,
inofatif,
minimal
2
lantai, sehingga dapat mengalokasikanlahan-lahan terbuka dan taman kota lebih banyak,
(3)
perlu
pengembanganrumah
susun
yangbisa
dimiliki
dan
disewa,
agar bisa
memenuhikebutuhan
masyarakat berpenghasilan
rendahdi
pusat kota yan dekat dengan tempatkerja,
(4) perlunya pengaturan penggunaan lahan di bantaransungai
yang lebih jelas, dan
(5)
memberikanberbagai insentip
bagi
pembangunan modelinfill
development.DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2001.
Kota
Yogtakarta Dalam
Angka, BPS Kota Yogyakarta.Erizon, 1997
,
" KonurbasiKota
Yogtakartd ", TesisMPKD,
UGM, Yogyakarta.Giarsih,
Sri
Rum,
2001. "Gejala
Urban
SprawlSebagai Pemicu Prose.s
Densifkasi
Permu-kimanDi
daerahPinggiran
Kota. "
JurnalPWK
Vol. 12, No I/
Maret 200 I .http : //www. epa. gov/smartgrowth/newsroom. htm. .
diakses 28
April
2003hffp://www.nemw.org/infillbook.htm. diakses
29April
2003http://miamibeachcdc. Diakses
I
Mei
2003 www.ci.concord.ca.us diakses 28April
2003http://www.smartgrowth.org
diakses
28
April
2003
Muhajir Noeng,
Dr.
Prof., 2000.,
MetodologiPenelitian
Kualitatif,
Edisi lV,
PT. Rokesurasin.Northeast
Midwest Institute. 2001.
Strategisfor
Succesful
Infill
development,Congresfor
the New Urbanism.Perda
no
6.
1994, Rencana Pemanfaatan LahanKota
Yogtakartatahun
1994-2004, Bappeda Kota YogyakartaSingarimbun
Masri, Effendi
Sofian,
1989.Metodologi
Penelitian
Survey.
LP3ES. JakartaShinta Dewi, 2001,
"
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi Pen il ihan Lokasi Perumahan
di
KabupatenSlemar.
TesisMPKD,
UGM,
Yogyakarta.
Efi sicnsi Pemanf'aatan Lahan Perkotaan
Snyder Ken and Bird
Lory
1998, Paying the costof
sprawl,
Using Fair-share Costingto Conlrol
Spr uw I. htto ://www. smatcom net.
YUDB
1998. Buku Rencana Induk PerumahanDI
Yogtakorta
YUIM,
2003. Triple
A, CD
laporan
YUIM
,Bappeda Kota Yogyakarta.
YUIM,
1998. Buku lrwentarisasi Aset PerumahanKota
YogtokartaTambahan
referensi:Brosur
perumahan,
2003.
Perumahan
TimohoMediteran, Perumahan Bangunjiwo.
GrahaYasa, PT. Duta
griya
Perkasa, Yogyakarta.Brosur Perumahan,2003. Perumahan Uryo
Asri
2, PT. Ciptagraha Nusalaras, Yogyakarta. Brosur Perumahad,2003. PerumahanPuri
Timohol,
Perumahan
Kelapa Hijau.
PT.
AdigrhaSej ahtera. Yogyakarta.
Brosur
perumahan,
2003.
Pentmahan
Griya
Monggang
Asri,
Perumahan BatuHijau.CY.
Canopy, Yogyakarta.
Brosur
Perumahan,2003.
Perumahan Kadipiro
Permai, PT. Formasi
Bersama
lndonesia, Yogyakarta.Brosur Perumahan, 2003. Perumahan Buana
Asri
Village, PT. Yasa Buana