ABSTRAK
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP
PERAN AUDITOR INTERNAL
Studi Kasus pada PT. Mitra Karya Plastindo
Cindy Fatresia NIM : 122114146
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presepsi karyawan terhadap peran auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo apakah sebagai watchdog, konsultan atau katalisator.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui kuesioner. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Teknik pengujian instrumen menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan uji normalitas.Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik parametik One Way Anova untuk melihat nilai rata-rata tertinggi sebagai peran auditor internal yang paling berperan.
Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa peran auditor internal yang paling berperan adalah sebagai Watchdog dengan total nilai 821 (delapan ratus dua puluh satu) dengan mean 30,41 (tiga puluh koma empat puluh satu) kemudian diikuti dengan peran katalisator mendapatkan total nilai 816 (delapan ratus enam belas) dengan mean 30,22 (tiga puluh koma dua puluh dua) dan terakhir peran konsultan mendapatkan total nilai 810 dengan mean 30,00 (tiga puluh koma nol nol).
ABSTRACT
EMPLOYEE’S PERCEPTION TOWARDS THE ROLE OF
INTERNAL AUDITOR
(A Case Study at PT. Mitra Karya Plastindo)
Cindy Fatresia 122114146
Sanata Dharma University Yogyakarta 2017
This researchaimsto find outabout the role ofemployee’s perception towards the role ofinternal auditor at PT. Mitra Karya Plastindo whether as a watchdog, a consultant or a catalyst.
This research is a case study. Data collection techniques used is survey through questionnaires. The analysis used in this research is descriptive analysis. The instruments were tested using validity test, reliability test and normality test. Data analysis technique used is One Way Anova parametric statistics to see the highest average value of the role of internal auditors.
The results of data analysis showed that the role of the internal auditor as watchdog have a total value of 821 (eight hundred and twenty one) with a mean of 30.41 (thirty point forty one) followed by catalyst with total value of 816 (eight hundred and sixteen) and mean of 30.22 (thirty point twenty two) and finally the role of a consultant with total value of 810 (eight hundred and ten) with mean 30.00 (thirty point zero zero).
Keywords:internalauditorrole,watchdog, consultant,andcatalyst
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN
AUDITOR INTERNAL
(Studi Kasus pada PT. Mitra Karya Plastindo)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
CINDY FATRESIA NIM : 122114146
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN
AUDITOR INTERNAL
(Studi Kasus pada PT. Mitra Karya Plastindo)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
CINDY FATRESIA NIM : 122114146
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
Skripsi
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL
(Studi Kasus pada PT. Mitra Karya Plastindo)
Oleh:
CINDY FATRESIA NIM : 122114146
Telah Disetujui oleh:
Pembimbing,
Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A. Tanggal: 24 Januari 2017
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTASI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN
AUDITOR INTERNAL
(Studi Kasus pada PT. Mitra Karya Plastindo) Diajukan pada tanggal 24 Januari 2017 adalah karya Saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 24 Januari 2017 Yang membuat penyataan:
Cindy Fatresia NIM: 122114146
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Cindy Fatresia Nomor Mahasiswa : 122114146
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul:
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN AUDITOR INTERNAL (Studi Kasus di PT. Mitra Karya Plastindo)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 28 Februari 2017 Yang menyatakan
Cindy Fatresia
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN
“Faith is not the belief that God will do what you want. It is the belief that God will do what is right.”― Max Lucado
“Learn everything you can, anytime you can, from anyone you can; there will always come a time when you will be grateful you did.” -
Sarah Caldwell
Mazmur 37: 3-6
“Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik; diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka
Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya,
dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaran seperti terang, dan hakmu seperti siang.”
Ku persembahkan untuk: Kakek di Surga Urbanus Elly (Heng Chai Thuan) & Asiam, Nenek Maria Kwa Gek Cheng & Tjipah, Papa Alexander & Mama Theresia Sudiarna, Saudaraku Albertus Haryanto. Dan Semua Keluarga Tercintaku.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasihnya yang senantiasa
membimbing, mendampingi dan memberkati peneliti sehingga peneliti dapat
menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Karyawan Terhadap
Peran Auditor Internal (Studi kasus pada PT. Mitra Karya Plastindo). Skripsi ini
ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program
studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat selesai dengan baik karena
adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan hati yang
tulus dan rasa syukur penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian penulis.
2. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A. selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar membantu serta membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Suhainita dan segenap karyawan PT. Mitra Karya Plastindo yang telah memberikan izin penelitian dan bimbingannya selama penelitian sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Orang tua peneliti, Papa Alexander dan Mama Theresia Sudiarna yang selalu mendoakan, memberi semangat, dukungan, nasihat dan cinta kasih
yang luar biasa sehingga dapat menghantarkan saya dalam menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
5. Untuk keluarga tercinta Nenek Maria Kwa Gek Cheng & Tjipah, Tante Kecilku Maria Natalia Vera, Adikku Albertus Haryanto, Om Alex dan
Tante Yuni terimakasih atas segala dukungannya.
6. Untuk sahabatku (Lasma, Rosalina, Ira, Junita, Natalia, Dessy, Vivi, Martina, Jessica, Puspita). Terimakasih atas kebersamaan kita bersama
dulu, sekarang dan selamanya.
7. Teman-teman Akuntansi 2012 (khususnya Mitha, Putri, Sandra, Enno) terimakasih atas kebersamaan kita selama menempuh pendidikan di Sanata
Dharma, semoga kita sukses selalu.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan Penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangung.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.
Yogyakarta, 24 Januari 2017 Penulis,
Cindy Fatresia 122114146
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iv
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
HALAMAN LAMPIRAN ... xiv
C. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal ... 8
D. Fungsi dan Tangggung Jawab Audit Internal ... 9
E. Standar Profesional Audit Internal ... 10
F. Peran Audit Internal ... 12
G. Definisi Peran Watchdog, Konsultan, dan Katalisator ... 15
H. Desain Penelitian ... 17
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A. Jenis Penelitian ... 19
B. Objek dan Subjek Penelitian ... 19
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 20
1. Variabel Penelitian ... 20
2. Definisi Operasional ... 35
E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36
F. Data ... 36
G. Teknik Pengumpulan Data ... 36
H. Pengujian Instrumen Penelitian... 37
1. Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 37
2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 38
3. Uji Normalitas ... 39
I. Teknik Analisis Data ... 39
1. Pengolah Data ... 39
2. Penarikan Kesimpulan ... 40
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAN ... 41
A. Sejarah Perusahaan Mitra Karya Plastindo ... 41
B. Tujuan Mitra Karya Plastindo ... 43
B. Pengujian Instrumen... 68
1. Uji Validitas ... 68
1. Hasil Analisis Kuesioner Persepsi Peran Auditor Internal Berdasarkan Rata-Rata Skor Total Seluruh Responden ... 78
2. Hasil Analisis Persepsi Peran Auditor Internal dengan Uji Korelasi Pearson ... 79
E. Pembahasan ... 80
BAB VI PENUTUP ... 86
A. Kesimpulan ... 86
B. Keterbatasan Penelitian ... 86
C. Saran ... 87 DAFTAR PUSTAKA ... 88 LAMPIRAN ... 90
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbedaan Paradigma Lama dan Paradigma Baru Internal
Auditor ... 13
2.2 Perbedaan Peran internal Auditor... 14
3.1 Definisi Operasional... 35
3.2 Skor Penilaian Kuesioner... ... 37
5.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64
5.2 Data Responden Berdasarkan Kelompok Usia ... 65
5.3 Data Responden Berdasarkan Pendidikan ... 65
5.4 Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 66
5.5 Data Responden Berdasarkan Jabatan Responden ... 67
5.6 Hasil Uji Validitas Peran Auditor Internal ... 68
5.7 Hasil Uji Reliabilitas Untuk Jumlah Data yang Diproses ... 69 5.8 Hasil Uji Statistik Reliabilitas ... 70
5.9 Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov ... 70
5.10 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Wathcdog (Pengawas) ... 71
5.11 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Konsultan ... 74
5.12 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Peran Auditor Internal Katalisator ... 76
5.13 Hasil Perhitungan Rata-rata Skor Total Seluruh Responden Kuesioner Persepsi Peran Auditor Internal ... 78
5.14 Hasil Uji One Way Anova ... 80
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Desain Penelitian ... 18 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 46
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 91
Lampiran 2 Output Uji Validitas ... 94
Lampiran 3 Output Uji Reliabilitas ... 98
Lampiran 4 Output Uji Normalitas ... 99
Lampiran 5 Output Uji Statisti Parametik One Way Anova ... 100
Lampiran 6 Output Skor Kuesioner Responden Terhadap Peran Auditor Internal ... 101
Lampiran 7 Output Perhitungan Skor Total Rata-rata Seluruh Responden Tentang Peran Audit Internal ... 102
ABSTRAK
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP
PERAN AUDITOR INTERNAL
Studi Kasus pada PT. Mitra Karya Plastindo
Cindy Fatresia NIM : 122114146
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presepsi karyawan terhadap peran auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo apakah sebagai watchdog, konsultan atau katalisator.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui kuesioner. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Teknik pengujian instrumen menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan uji normalitas.Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik parametik One Way Anova untuk melihat nilai rata-rata tertinggi sebagai peran auditor internal yang paling berperan.
Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa peran auditor internal yang paling berperan adalah sebagai Watchdog dengan total nilai 821 (delapan ratus dua puluh satu) dengan mean 30,41 (tiga puluh koma empat puluh satu) kemudian diikuti dengan peran katalisator mendapatkan total nilai 816 (delapan ratus enam belas) dengan mean 30,22 (tiga puluh koma dua puluh dua) dan terakhir peran konsultan mendapatkan total nilai 810 dengan mean 30,00 (tiga puluh koma nol nol).
Kata Kunci: peran auditor internal, watchdog, konsultan, dan katalisator
ABSTRACT
EMPLOYEE’S PERCEPTION TOWARDS THE ROLE OF
INTERNAL AUDITOR
(A Case Study at PT. Mitra Karya Plastindo)
Cindy Fatresia 122114146
Sanata Dharma University Yogyakarta 2017
This researchaimsto find outabout the role ofemployee’s perception towards the role ofinternal auditor at PT. Mitra Karya Plastindo whether as a watchdog, a consultant or a catalyst.
This research is a case study. Data collection techniques used is survey through questionnaires. The analysis used in this research is descriptive analysis. The instruments were tested using validity test, reliability test and normality test. Data analysis technique used is One Way Anova parametric statistics to see the highest average value of the role of internal auditors.
The results of data analysis showed that the role of the internal auditor as watchdog have a total value of 821 (eight hundred and twenty one) with a mean of 30.41 (thirty point forty one) followed by catalyst with total value of 816 (eight hundred and sixteen) and mean of 30.22 (thirty point twenty two) and finally the role of a consultant with total value of 810 (eight hundred and ten) with mean 30.00 (thirty point zero zero).
Keywords:internalauditorrole,watchdog, consultant,andcatalyst
.BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha semakin pesat ditandai dengan semakin ketatnya persaingan yang juga mempengaruhi berkembangnya suatu perusahaan, dimana perusahaan dituntut lebih meningkatkan kualitas pengelolaan usaha dan kegiatannya harus lebih efisien dan efektif. Kegiatan yang dijalankan manajemen perusahaan dimana pimpinan perusahaan dapat secara langsung mengawasi kegiatan-kegiatan yang terjadi di pabrik, seiring dengan kegiatan perusahaan yang semakin kompleks sehingga pimpinan perusahaan tidak mungkin bisa mengawasi setiap kegiatan- kegiatan yang ada di dalam perusahaan secara rinci.
Keadaan ini memaksa pimpinan perusahaan untuk melimpahkan sebagian
wewenangnya kepada bawahannya, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
kepada orang lain dilakukan dengan harapan agar kegiatan perusahaan dapat
berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan pengendalian internal untuk menangkal risiko, yang dalam
kegiatannya memerlukan peran audit internal sebagai alat bantu manajemen untuk
mengawasi pelaksanaan pengendalian internal di dalam perusahan.
Audit internal merupakan suatu aktivitas konsultasi yang dikelola secara
independen dan objektif, yang dirancang sebagai penambah nilai untuk
meningkatkan kegiatan operasional perusahaan. Secara efektif, auditor internal
menyediakan informasi yang dibutuhkan manajer dalam melaksanakan tanggung
jawab. Penilaian secara independen dilakukan auditor internal pada suatu
perusahaan untuk menilai kegiatan operasional dengan mengukur dan
mengevaluasi kecukupan kontrol serta efektivitas dan efisiensi dari kinerja
perusahaan dan berperan penting dalam pengelolaan perusahaan beserta risiko
-risiko yang terkait dalam melaksanakan usahanya (Sawyer 2005:7).
Audit internal sebelumnya dikenal sebagai pendekatan berbasis pada sistem,
kemudian beralih menjadi audit internal berbasis proses. Awalnya auditor internal
lebih berperan sebagai pengawas atau mata dan telinga manajemen karena
manajemen membutuhkan kepastian terkait dengan pelaksanaan kebijakan yang
telah ditetapkan untuk menghindari tindakan yang menyimpang.
Di sini audit intern lebih berorientasi pada pelaksanaan tindakan pemeriksaan
terhadap tingkat kepatuhan para pihak pelaksana dengan ketentuan-ketentuan
yang ada (compliance). Peran dan fungsi audit intern sebagai “watchdog” ini
secara berangsung-angsur mulai ditinggalkan (Tampubolon 2005: 1).
Seiring dengan berjalannya waktu, fokus utama audit intern adalah membantu
satuan kerja operasional mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah
-masalah dan memberikan saran untuk tindakan perbaikan yang dapat memberikan
tambahan nilai sebagai amunisi memperkuat organisasi. Dengan posisinya sebagai
mitra Auditee dan konsultan bagi kliennya, auditor intern memiliki peran yang
lebih luas. Bahkan untuk masa mendatang auditor intern dimungkinkan untuk
berperan sebagai katalisator yang akan ikut serta dalam penentuan tujuan dari
Sebagai perusahan besar yang sedang berkembang, PT. Mitra Karya
Plastindo memerlukan auditor internal, dimana posisi audit internal dirasakan
mampu melakukan tugas pemeriksaan kepada seluruh bagian manajemen PT.
Mitra Karya Plastindo dan tetap menjaga independensi auditor internal itu sendiri
sehingga laporan hasil audit yang dihasilkan menjadi berkualitas, dapat
diandalkan dalam pengambilan keputusan manajemen.
Mengingat pentingnya peran auditor internal dalam menilai kinerja
perusahaan, peran auditor internal masa kini tidak hanya bertugas sebagai
pengawas saja, namun diharapkan auditor internal dapat berperan sebagai
konsultan maupun katalisator. Tugas sebagai konsultan dan katalisator merupakan
pengembangan peran auditor yang dapat membantu perusahaan untuk lebih
berkembang.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan, agar pihak perusahaan memiliki
pandangan yang jelas mengenai persepsi karyawan terhadapa peran auditor
internal. Hal ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi pihak manajemen kelak
terhadap kinerja auditor internal dalam perusahaan. Evaluasi secara terus menerus
akan membantu perushaan dalam mencapai kinerja operasional yang efektif,
efisien dan ekonomis.
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka penulis
merumuskan judul penelitian “Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo berperan sebagai
watchdog (pengawas) ?
2. Apakah auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo berperan sebagai
konsultan ?
3. Apakah auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo berperan sebagai
katalisator ?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti memberikan batasan yaitu hanya didasarkan
pada persepsi karyawan tentang peran auditor internal di perusahaan sebagai
watchdog (pengawas), konsultan, ataukah sebagai katalisator.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo berperan
sebagai watchdog (pengawas).
2. Mengetahui apakah auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo berperan
sebagai konsultan.
3. Mengetahui apakah auditor internal di PT. Mitra Karya Plastindo berperan
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi Penulis, sebagai sarana mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dibangku kuliah ke dalam praktik kehidupan perusahaan dan untuk memperoleh gambaran langsung bagaimana teori-teori audit internal dapat diterapkan.
2. Bagi Perusahaan, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran dan menambah pengetahuan yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan mengenai persepsi karyawan tentang peran audit internal sebagai pengawas, katalisator atau konsultan.
3. Bagi Pembaca, sebagai tambahan sumber pengetahuan khususnya bagi mahasiswa diharapkan hasil penelitian ini dapat memeberikan masukan yang bermanfaat dan pengetahuan menegnai persepsi karyawan tentang peran aduitor internal sebagai pengawas, konsultan atau katalisator dalam perusahaan.
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi teori yang mendukung penulisn meliputi pengertian persepsi, audit, tujuan auditinternal, peran audit internal serta tanggung jawab audit internal, pengertian watchdog (pengawas), konsultan, dan katalisator.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan metode yang digunakan untuk
mengolah data yang didapat dan prosedur yang digunakan dalam menarik kesimpulan.
Bab IV Gambaran Umum
Bab ini akan menjelaskan mengenai sejarah singkat
perusahaan beserta struktur, pembagian tugas dan wewenang setiap jabatan.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan deskripsi data, pengujian instrumen dan langkah-langkah analisi data untuk memperoleh jawaban dari penelitian serta dalam pengambilan kesimpulan dan pembahasan mengenai hasil penelitian.
Bab VI Penutup
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi
Menurut Kreitner dan Kinicki (2003: 208), persepsi adalah proses kognitif
yang memungkinkan kita dapat menafsirkan dan memahami lingkungan di sekitar
kita. Penafsiran tersebut merupakan pandangan kita tentang lingkungan atau
tempat di mana kita berada. Menurut Matlin dan Solso dalam Suharnan (2005:
23), “Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki
(yang disimpan di dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan
menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti
mata, telinga dan hidung”.
Menurut Walgito (2010: 99), persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus
oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses
itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses
selanjutnya merupakan proses persepsi. Persepsi didefinisikan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008: 1061) sebagai tanggapan atau penerimaan
langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
panca inderanya.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan persepsi sebagai
pandangan, tanggapan yang ditangkap melaui panca indera dapat berpengaruh
besar atas terbentuknya sikap seseorang karena setiap individu mempunyai
persepsi yang berbeda terhadap situasi yang sama.
B. Audit Internal
Audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasional organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melaui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance (Standar Profesi Audit Internal 2004: 9).
Definisi audit internal menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah suatu aktivitas yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi aktifitas-aktifitas organisasi sebagai pemberi bantuan bagi manajemen.
Sedangkan menurut Hiro Tugiman dalam bukunya yang berjudul “Standar
Profesional Audit Internal” menyebutkan bahwa internal auditing atau
pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu, pemeriksaan mencakup pula pengembangan wawasan yang efektif dengan biaya
C. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal
Tujuan suatu audit ialah mengangkat tingkat kepercayaan dari pemakai
laporan keuangan yang dituju, terhadap laporan keuangan itu. Tujuan itu dicapai
dengan pemberian opini oleh auditor mengenai apakah laporan keuangan disusun,
dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku (Tuanakotta 2012: 84).
Menurut Hery (2010: 39), audit internal secara umum memiliki tujuan untuk membantu segenap anggota manajemen dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka secara efektif, dengan memberi mereka analisis, penilaian, saran dan komentar yang objektif mengenai kegiatan atau hal-hal yang diperiksa”. Lingkup pekerjaan audit internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab (Hiro Tugiman 1997: 41).
D. Fungsi dan Tanggung Jawab Audit Internal
Fungsi audit internal menurut Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP)
adalah: “Fungsi audit internal dapat terdiri dari satu atau lebih individu yang
melaksanakan aktivitas audit internal dalam suatu entitas Mereka secara teratur memberikan informasi tentang berfungsinya pengendalian, memfokuskan sebagian besar perhatian mereka pada evaluasi terhadap desain tentang kekuatan
Menurut Hiro Tugiman (1997: 79) pimpinan audit internal harus mengelola bagian audit internal secara tepat dan bertanggung jawab mengelola bagian auidt internal sehingga:
1) Pekerjaan pemeriksaan memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang disetujui oleh manajemen senior dan diterima oleh dewan.
2) Sumber daya bagian audit internal dipergunakan secara efisiendan efektif.
3) Pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar profesi.
Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab pimpinan audit untuk memperoleh persetujuan dari manajemen senior dan dewan terhadap dokumen tertulis yang formal untuk bagian audit internal.
E. Standar Profesional Audit Internal
Standar Profesional Audit Internal (Hiro Tugiman: 1997) sebagai berikut: 1. Independensi
2. Kemampuan Profesional
Pemeriksaan internal harus dilakukan secara ahli dan dengan ketelitian profesional. Kemampuan profesional merupakan tanggung jawab bagian audit internal dan setiap auditor internal. Pimpinan audit internal dalam setiap pemeriksaan haruslah menugaskan orang-orang yang secara bersama atau keseluruhan memiliki pegetahuan, kemampuan, dan berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas.
3. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pemeriksa internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektivan sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang meliputi Keadalan Informasi: pemeriksa internal harus meninjau keadalan berbagai informasi finansial dan pelaksanaan pekerjaan atau operasi, serta berbagai cara yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasikan dan melaporkan informasi.
4. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan
pemeriksaan yang harus disetujui dan ditinjau atau direview oleh pengawas.
5. Manajemen Bagian Audit Internal
Pimpinan audit internal harus mengelola bagian audit internal secara tepat yang dapat dilihat melalui hal berikut:
a) Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung jawab: pimpinan audit internal harus memiliki pernyataan tentang tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab untuk bagian audit internal.
b) Perencanaan: pimpinan audit internal harus menetapkan rencana bagi pelaksanaan tanggung jawab bagian audit internal.
c) Berbagai Kebijakan dan Prosedur: pimpinan audit internal harus membuat berbagai kebijakan dan prosedurs ecara tertulis sebagai pedoman bagi staf pemeriksa.
d) Manajemen Personel: pimpinan audit internal harus menetapkan suatu program untuk menyeleksi dan mengembangkan sumber daya manusia pada bagian audit internal.
e) Auditor Eksternal: pimpinan audit internal harus mengkoordinasikan usaha atau kegiatan audit internal dengan auditor eksternal.
F. Peran Audit Internal
The Institute of Internal Auditor pada tahun lalu (2001) telah melakukan redifinisi terhadap internal auditing. Dimana disebutkan bahwa internal auditing adalah suatu aktivitas independen dalam menetapkan tujuan dan
merancang aktivitas konsultasi (consulting activity) yang bernilai tambah (value added) dan meningkatkan operasi perusahaan. Dengan demikian internal
auditing membantu organisasi dalam mencapai tujuan dengan cara pendekatan
yang terarah dan sistematis untuk menilai dan mengevaluasi keefektifan manajemen resiko (risk management) melalui pengendalian (control) dan proses tata kelola yang baik (governance processes).
Menurut artikel Paradigma Baru Internal Auditor yang telah dimuat di Majalah Auditor, Rubrik “Kolom 1”, Edisi No. 05 tahun 2002, ISSN: 1412-5501 yang disunting oleh Muh. Arief Effendi pada tahun 2007 menyatakan terdapat pergeseran filosofi internal auditing dari paradigma lama menuju paradigma baru, yang ditandai dengan perubahan orientasi dan peran profesi internal auditor. Perbedaan antara paradigma lama (pendekatan tradisional) dengan paradigma baru (pendekatan baru) sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perbedaan Paradigma Lama dan Paradigma Baru Internal Auditor
URAIAN PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU
Peran Watchdog Konsultan & Katalis
Pendekatan Detektif (mendeteksi masalah)
Prefentif (mencegah masalah)
Sikap Seperti Polisi Sebagai mitra bisnis /
customer
Sumber: Data artikel disunting oleh Muh. Arief Effendi, SE, MSi, Ak, QIA
Peran internal auditor sebagai watchdog telah berlangsung lama sekitar tahun 1940-an, sedangkan peran sebagai konsultan baru muncul sekitar tahun 1970-an dan peran internal auditor sebagai katalist baru berkembang sekitar tahun 1990-an. Perbedaan pokok ketiga peran internal auditor tersebut sebagai berikut:
Tabel 2.2 Perbedaan Peran Internal Auditor
Sumber: Data artikel disunting oleh Muh. Arief Effendi, SE, MSi, Ak, QIA
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa peran watchdog yang
meliputi aktivitas inspeksi, observasi, perhitungan, cek dan ricek yang bertujuan
untuk memastikan ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan, peraturan atau
kebijakan yang telah ditetapkan. Audit yang dilakukan adalahcompliance
auditdan apabila terdapat penyimpangan dapat dilakukan koreksi terhadap sistem
pengendalian manajemen. Peran watchdog biasanya menghasilkan
Fokus Kelemahan /
penyimpangan
Penyelesaian yang konstruktif Komunikasi dengan
Manajemen Terbatas Reguler
Audit Financial / compliance audit
Financial, compliance,
operasional audit. Jenjang Karir Sempit (hanya auditor)
Berkembang luas (dapat berkarir di bagian / fungsi lain)
URAIAN WATCHDOG CONSULTANT CATALIST
Proses Audit kepatuhan (Compliance Audit)
Audit operasional Quality Assurance
Fokus Adanya Variasi (penyimpangan,
saran/rekomendasi yang mempunyaiimpactjangka pendek, misalnya perbaikan
system dan prosedur atauinternal control.
Peran internal auditor sebagai konsultan diharapkan dapat memberikan manfaat berupa nasihat (advice) dalam pengelolaan sumber daya (resources) organisasi sehingga dapat membantu tugas para manajer operasional. Audit yang dilakukan adalah operational audit/performance audit, yaitu meyakinkan bahwa organisasi telah memanfaatkan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien dan efektif (3E) sehingga dapat dinilai apakah manajemen telah menjalankan aktivitas organisasi yang mengarah pada tujuannya. Rekomendasi yang dibuat oleh auditor biasanya bersifat jangka menengah.
Peran internal auditor sebagai katalis berkaitan denganquality assurance,
sehingga internal auditor diharapkan dapat membimbing manajemen dalam
mengenali resiko–resiko yang mengancam pencapiana tujuan organisasi. Quality
assurance bertujuan untuk meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah
menghasilkan produk/jasa yang dapat memenuhi kebutuhan customer. Dalam peran katalis, internal auditor bertindak sebagai fasilitator dan agent of change. Impact dari peran katalis bersifat jangka panjang, karena focus katalis
G. Definisi Peran Watchdog, Konsultan, dan Katalisator
1. Watchdog (Pengawas)
Peran auditor internal sebagai watchdog, menurut Rober Tampubolon
dalam bukunya berjudul “Risk and System-Based Internal Auditt” pada
awalnya Internal Auditing banyak berperan sebagai mata dan telinga manajemen, karena manajemen butuh kepastian bahwa semua kebijakan yang telah ditetapkan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang oleh pegawai. Orientasi audit intern lebih banyak dilakukan pada pemeriksaan terhadap tingkat kepatuhan para pelaksana terhadap ketentuan-ketentuan yang ada (compliment). Peran dari fungsi watchdog bersifat mengawasi apa yang dikerjakan karyawan apakah telah sesuai dengan ketetapan yang ada di perusahaan.
Peran watchdog bertujuan untuk memastikan ketaatan atau kepatuhan terhhadap ketenytuan, peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan. Pandangan audit internal seabgai watchdog yaitu audit internal yang bertugas sebagai penangkal tindakan kecurangan dengan mewaspadai
kemungkinan adanya „musuh dalam selimut‟ ditengah perusahaan. Menurut
Valery G Kumaat, (2010: 7) fungsi watchdog diibaratkan seperti polisi di dalam perusahaan yang biasanya menjadi motivasi awal pembentukan audit internal.
2. Konsultan
muncul kebutuhan untuk menerapkan internal audit berbasis risiko (risk based internal auditing). Kegiatan audit internal bertujuan untuk memberikan layanan kepada perusahaan, yang artinya auditor berperan sebagai konsultan bukan hanya melakukan pemeriksaan tetapi juga menjadi mitra manajemen.
Auditor internal berperan sebagai konsultan juga mempunyai tugas memberikan masukan, saran atau pendapat sesuai dengan masalah yang dihadapai baik berkaitan dengan pengelolaan berbagai sumber daya yang terdapat dalam perusahaan. Fokus utama audit ini adalah membantu satuan kerja operasional mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat perusahaan (Tampubolon: 2005).
3. Katalisator
Peran auditor internal sebagai katalisator disadari denga berkembangnya semua aspek dalam kehidupan, begitupun di dunia bisnis yang semakin kompleks mengakibatkan berkembangnya bermacam risiko yang berasal dari dalam lingkungan usaha maupun dari luar lingkungan usaha.
H. Desain Penelitian
Paradigma penelitian merupakan alur sederhana yang mendeskripsikan pola
hubungan variabel penelitian atau prosedur kerja penelitian untuk memecahkan
penelitian. Alur sederhana ini dapat berupa gambar atau bagian alir (Ismani 2009:
13). Dalam penelitian ini alur sederhana dapat disusun suatu skema paradigma
penelitian sebagai berikut:
Gambar 1.1: Desain Penelitian
Kesimpulan
Membagikan kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui peran Auditor
Internal
Katalisator Konsultan
Mencari skor total dari setiap peran Watchdog
Sampel
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah studi kasus dengan
metode penelitian kuantitatif dengan studi deskriptif tujuannya mempelajari aspek siapa, apa, bilamana, dan bagaimana dari suatu topik (Spillane: 2008:98). Data yang diperoleh dan dikumpulkan kemudian dianalisis berdasarkan metode yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi karyawan tentang peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan atau katalisator di dalam perusahaan.
B. Objek dan Subjek Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah persepsi karyawan tentang peran
auditor internal sebagai pengawas, konsultan atau katalisator di dalam
perusahaan.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada
Perusahaan Mitra Karya Plastindo.
C. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah PT. Mitra Karya Plastindo (PT. MKP)
berlokasi di Jalan Magelang Km.14, Kelurahan Caturharjo Dusun
Ngemplak RT 02 / RW 30 Sleman, Yogyakarta 55515.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Sugiyono (2012:38) variabel penelitian adalah suatu atribut, nilai/sifat
dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu
antara yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari
informasinya serta ditarik kesimpulannya. Penelitian ini terdiri dari empat
variabel, yaitu:
a) Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas (Watchdog) (X1): Peran
Pengawas (watchdog), disebut X1, diukur dengan 7 (tujuh) pernyataan, nomor 1 sampai dengan nomor 7. Peran pengawas (watchdog) meliputi aktivitas inspeksi, observasi, perhitungan, cek & ricek yang bertujuan untuk memastikan ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan, peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan. Audit yang dilakukan adalah compliance audit dan apabila terdapat penyimpangan dapat dilakukan koreksi terhadap
sistem pengendalian manajemen. Peran watchdog biasanya menghasilkan saran atau rekomendasi yang mempunyai impact jangka pendek, misalnya perbaikan sistem & prosedur atau internal control. Pernyataan kuesioner
1, responden dapat memberi tanda checklist (√) pilihan jawaban STS
(Sangat Tidak Setuju) apabila responden merasa bahwa auditor internal
tidak hanya sekedar pengamat dan pendengar di perusahaan. Responden
dapat checklist jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa bahwa
auditor internal kadang kala hanya berfungsi sebagai pengamat dan
pendengar di perusahaan. Responden dapat checklist jawaban Ragu - Ragu
(RR) apabila responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal hanya
sebagai pengamat dan pendengar di perusahaan. Responden dapat checklist
pilihan jawaban Setuju (S) apabila responden merasa sering kali auditor
interal hanya berfungsi sebagai pendengar dan pengamat di perusahaan.
Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) bila
responden merasa memang sepatutnya berfungsi hanya sebagai pengamat
dan pendengar di perusahaan. Pada kuesioner nomor 2, responden dapat
checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden tidak
pernah menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal melakukan
investigasi secara berlebihan sehingga melanggar kebebasan/rahasia pribadi
karyawan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS)
jika responden merasa bahwa dia pernah sekali menemukan atau
mengetahui bahwa Auditor Internal melakukan investigasi secara berlebihan
sehingga melanggar kebebasan/rahasia pribadi karyawan perusahaan.
Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika
responden ragu-ragu apakah auditor internal melakukan investigasi secara
perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika
responden lebih dari dua kali menemukan atau mengetahui bahwa auditor
internal melakukan investigasi secara berlebihan sehingga melanggar
kebebasan/rahasia pribadi karyawan perusahaan. Responden dapat checklist
pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden sering menemukan atau
mengetahui bahwa auditor internal melakukan investigasi secara berlebihan
sehingga melanggar kebebasan/rahasia pribadi karyawan perusahaan. Pada
kuesioner nomor 3, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak
Setuju (STS) jika responden merasa karyawan tidak terganggu sama sekali
dengan adanya audit internal. Responden dapat checklist pilihan jawaban
Tidak Setuju (TS) jika responden merasa karyawan pernah sesekali
terganggu dengan adanya audit internal. Respoden dapat checklist pilihan
jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah
karyawan terganggu dengan adanya audit internal. Responden dapat
checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden merasa karyawan sering
kali terganggu dengan adanya audit internal. Responden dapat checklist
pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responen merasa karyawan sangat
terganggu dengan adanya audit Internal. Pada kuesioner nomor 4, responden
dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden
merasa auditor internal tidak mencari kesalahan dan kelemahan karyawan.
Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika
responden merasa auditor internal pernah satu kali mencari kesalahan dan
-Ragu (RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal mencari
kesalahan dan kelemahan karyawan. Responden dapat checklist pilihan
jawaban Setuju (S) jika responden merasa auditor internal lebih dari satu
kali mencari kesalahan dan kelemahan karyawan. Responden dapat
checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden merasa auditor
internal memang sepatutnya mencari kesalahan dan kelemahan karyawan.
Pada kuesioner nomor 5, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat
Tidak Setuju (STS) jika responden menemukan atau mengetahui auditor
internal tidak pernah melakukan inspeksi secara mendadak/tiba-tiba tanpa
pemberitahuan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju
(TS) jika responden merasa menemukan atau mengetahui auditor internal
pernah satu kali melakukan inspeksi secara mendadak/tiba-tiba tanpa
pemberitahuan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu
(RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal pernah
melakukan inspeksi secara mendadak/tiba-tiba tanpa pemberitahuan.
Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden
menemukan atau mengetahui auditor internal pernah lebih dari satu kali
melakukan inspeksi secara mendadak/tiba-tiba tanpa pemberitahuan.
Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika
responden menemukan atau mengetahui auditor internal memang sepatutnya
melakukan inspeksi secara mendadak/tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Pada
kuesioner nomor 6, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak
tidak pernah mengutamakan pengawasan kepatuhan karyawan terhadap
peraturan/tata tertib. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak
Setuju (TS) jika responden menemukan atau mengetahui auditor internal
pernah satu kali mengutamakan pengawasan kepatuhan karyawan terhadap
peraturan/tata tertib. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu
(RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal
mengutamakan pengawasan kepatuhan karyawan terhadap peraturan/tata
tertib. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden
menemukan atau mengetahui auditor internal pernah lebih dari satu kali
mengutamakan pengawasan kepatuhan karyawan terhadap peraturan/tata
tertib. Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika
responen menemukan atau mengetahui auditor internal selalu
mengutamakan pengawasan kepatuhan karyawan terhadap peraturan/tata
tertib. Pada kuesioner nomor 7, responden dapat checklist pilihan jawaban
Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden menemukan atau mengetahui
bahwa auditor internal tidak pernah memberikan pengarahan untuk
kemajuan perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak
Setuju (TS) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa auditor
internal pernah satu kali memberikan pengarahan untuk kemajuan
perusahaan. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR)
jika responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal pernah
memberikan masukan/saran untuk kemajuan perusahaan. Responden dapat
mengetahui bahwa auditor internal pernah lebih dari satu kali memberikan
pengarahan untuk kemajuan perusahaan. Responden dapat checklist pilihan
jawaban Sangat Setuju (SS) jika responen menemukan atau mengetahui
bahwa auditor internal selalu memberikan pengarahan untuk kemajuan
perusahaan.
b) Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan (X2): Peran internal auditor
sebagai konsultan, disebut X2, diukur dengan 7 (tujuh) pernyataan, nomor 8 sampai dengan nomor 14. Peran internal auditor sebagai konsultan diharapkan dapat memberikan manfaat berupa nasehat (advice) dalam pengelolaan sumber daya (resources) organisasi sehingga dapat membantu tugas para manajer operasional. Audit yang dilakukan adalah operational audit/performance audit, yaitu meyakinkan bahwa organisasi telah
memanfaatkan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien dan efektif (3E) sehingga dapat dinilai apakah manajemen telah menjalankan aktivitas organisasi yang mengarah pada tujuannya. Rekomendasi yang dibuat oleh auditor biasanya bersifat jangka menengah. Pernyataan kuesioner yang
terkait dengan indikator ini adalah pernyatan nomor 8-14. Pada kuesioner
nomor 8, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju
(STS) jika responden merasa auditor internal tidak berfungsi baik sebagai
mitra/rekan kerja manajemen. Responden dapat checklist pilihan jawaban
Tidak Setuju (TS) jika responden merasa auditor internal pernah satu kali
berfungsi baik sebagai mitra/rekan kerja manajemen. Responden dapat
-ragu apakah auditor internal berfungsi baik sebagai mitra/rekan kerja
manajemen. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika
responden merasa auditor internal pernah lebih dari satu kali berfungsi baik
sebagai mitra/rekan kerja manajemen manajemen. Responden dapat
checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden merasa auditor
internal memang seharusnya berfungsi baik sebagai mitra/rekan kerja
manajemen. Pada kuesioner nomor 9, responden dapat checklist pilihan
jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa auditor internal
tidak pernah bersedia memberikan nasihat/masukan kepada karyawan.
Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika
responden merasa auditor internal pernah satu kali bersedia memberikan
nasihat/masukan kepada karyawan. Responden dapat checklist pilihan
jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah auditor
internal bersedia memberikan nasihat/masukan kepada karyawan.
Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden merasa
auditor internal pernah lebih dari satu kali bersedia memberikan
nasihat/masukan kepada karyawan. Responden dapat checklist pilihan
jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden merasa auditor internal memang
seharusnya bersedia memberikan nasihat/masukan kepada karyawan. Pada
kuesioner nomor 10, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat
Tidak Setuju (STS) jika responden merasa auditor internal tidak memiliki
sifat bersahabat dengan karyawan. Responden dapat checklist pilihan
satu kali memiliki sifat bersahabat dengan karyawan. Responden dapat
checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu
-ragu apakah auditor internal memiliki sifat bersahabat dengan karyawan.
Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden merasa
auditor internal pernah lebih dari satu kali memiliki sifat bersahabat dengan
karyawan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS)
jika responden merasa auditor internal memnag sepatutnya memiliki sifat
bersahabat dengan karyawan. Pada kuesioner nomor 11, responden dapat
checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa
auditor internal tidak pernah berkesinambungan/berkelanjutan dalam
membimbing jika ada perbaikan sistem dan prosedur. Responden dapat
checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa auditor
internal pernah satu kali berkesinambungan /berkelanjutan membimbing
jika ada perbaikan sistem dan prosedur. Responden dapat checklist pilihan
jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah auditor
internal secara berkesinambungan/berkelanjutan dalam membimbing jika
ada perbaikan sistem dan prosedur. Responden dapat checklist pilihan
jawaban Setuju (S) jika responden merasa auditor internal pernah lebih dari
satu kali berkesinambungan/berkelanjutan dalam membimbing jika ada
perbaikan sistem dan prosedur. Responden dapat checklist pilihan jawaban
Sangat Setuju (SS) jika responden merasa auditor internal selalu
berkesinambungan/berkelanjutan dalam membimbing jika ada perbaikan
pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa auditor
internal tidak dapat membantu penyelesaian masalah yang dihadapi divisi.
Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika
responden merasa auditor internal pernah satu kali membantu penyelesaian
masalah yang dihadapi divisi. Responden dapat checklist pilihan jawaban
Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal
membantu penyelesaian masalah yang dihadapi divisi. Responden dapat
checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden merasa auditor internal
pernah lebih dari satu kali membantu penyelesaian masalah yang dihadapi
divisi. Responden dapat checklist piliha jawaban Sangat Setuju (SS) jika
responden merasa auditor internal selalu membantu penyelesaian masalah
yang dihadapi divisi. Pada kuesioner nomor 13, responden dapat checklist
pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa auditor
internal tidak pernah memberikan keyakinan/kepastian sistem/prosedur
yang telah berfungsi dengan baik. Responden dapat checklist pilihan
jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa auditor internal pernah
satu kali memberikan keyakinan/kepastian sistem/prosedur yang telah
berfungsi dengan baik. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu
-Ragu (RR) responden merasa ragu-ragu apakah auditor internal memberikan
keyakinan/kepastian system /prosedur yang telah berfungsi dengan baik.
Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden merasa
auditor internal pernah lebih dari satu kali memberikan keyakinan/kepastian
memnceklis pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden merasa
auditor internal selalu memberikan keyakinan/kepastian sistem/prosedur
yang telah berfungsi dengan baik. Pada kuesioner nomor 14, responden
dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden
menemukan/mengetahui auditor internal tidak pernah mendampingi
karyawan ketika memiliki masalah kinerja divisi. Responden dapat checklist
pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden menemukan /mengetahui
auditor internal pernah satu kali mendampingi karyawan ketika memiliki
masalah kinerja divisi. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu
-Ragu (RR) jika responden ragu–ragu apakah auditor internal mendampingi
karyawan ketika memiliki masalah kinerja divisi. Responden dapat checklist
pilihan jawaban Setuju (S) jika responden menemukan/mengetahui auditor
internal pernah lebih dari satu kali mendampingi karyawan ketika memiliki
masalah kinerja divisi. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Sangat
Setuju (SS) jika responden menemukan/mengetahui auditor internal selalu
mendampingi karyawan ketika memiliki masalah kinerja divisi.
c) Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator (X3): Peran internal auditor
sebagai katalisator, disebut X3 diukur dengan 7 (tujuh) pernyataan, nomor
15 sampai dengan 21. Peran internal auditor sebagai katalisator berkaitan
denganquality assurance, sehingga internal auditor diharapkan dapat
membimbing manajemen dalam mengenali risiko-risiko yang mengancam
pencapaian tujuan organisasi.Quality assurance bertujuan untuk
produk/jasa yang dapat memenuhi kebutuhan customer. Dalam peran katalis, internal auditor bertindak sebagai fasilitator dan agent of
change. Impact dari peran katalis bersifat jangka panjang,
karena focus katalis adalah nilai jangka panjang (longterm values) dari organisasi, terutama berkaitan dengan tujuan organisasi yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan pemegang saham (stake holder). Pernyataan kuesioner yang terkait dengan indikator
ini adalah pernyatan nomor 15-21. Pada kuesioner nomor 15, responden
dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden
menemukan/mengetahui auditor internal tidak pernah ikut serta dalam
menentukan tujuan Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban
Tidak Setuju (TS) jika responden menemukan/mengetahui auditor internal
pernah satu kali ikut serta dalam menentukan tujuan Perusahaan. Responden
dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika merasa ragu-ragu
apakah auditor internal pernah ikut serta dalam menentukan tujuan
Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika
responden menemukan/mengetahui auditor internal pernah lebih dari satu
kali ikut serta dalam menentukan tujuan Perusahaan. Respoden dapat
checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden
menemukan/mengetahui auditor internal selalu ikut serta dalam menentukan
tujuan Perusahaan. Pada kuesioner nomor 16, responden dapat checklist
pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden
Perusahaan dalam mengidentifikasi pembaharauan teknologi yang
dibutuhkan divisi. Responden dapat checklist pilihan jawaban Tidak Setuju
(TS) jika responden menemukan/mengetahui auditor internal pernah satu
kali membantu Perusahaan dalam mengidentifikasi pembaharauan teknologi
yang dibutuhkan divisi. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu
-Ragu (RR) jika responden merasa ragu–ragu apakah auditor internal pernah
membantu perusahaan dalam mengidentifikasi pembaharauan teknologi
yang dibutuhkan divisi. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju
(S) jika responden menemukan/mengetahui auditor internal pernah lebih
dari satu kali membantu perusahaan dalam mengidentifikasi pembaharauan
teknologi yang dibutuhkan divisi. Respoden dapat checklist pilihan jawaban
Sangat Setuju (SS) responden menemukan/mengetahui auditor internal
selalu membantu Perusahaan dalam mengidentifikasi pembaharauan
teknologi yang dibutuhkan divisi. Pada kuesioner nomor 17, responden
dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden
merasa auditor internal tidak pernah mengarahkan pelaksanaan kualitas
barang agar sesuai dengan tujuan Perusahaan. Responden dapat checklist
pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) responden merasa auditor internal pernah
satu kali mengarahkan pelaksanaan kualitas barang agar sesuai dengan
tujuan Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu
(RR) jika responden merasa ragu–ragu apakah auditor internal mengarahkan
pelaksanaan kualitas barang agar sesuai dengan tujuan Perusahaan.
merasa auditor internal pernah lebih dari satu kali mengarahkan pelaksanaan
kualitas barang agar sesuai dengan tujuan Perusahaan. Responden dapat
checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden merasa auditor
internal tidak pernah mengarahkan pelaksanaan kualitas barang agar sesuai
dengan tujuan Perusahaan. Pada kuesioner nomor 18, responden dapat
checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden merasa
auditor internal tidak pernah membantu dalam mengidentifikasi
resiko/ancaman yang dihadapi Perusahaan. Responden dapat checklist
pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) jika responden merasa auditor internal
pernah satu kali membantu dalam mengidentifikasi resiko/ancaman yang
dihadapi Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Ragu
-Ragu (RR) jika responden merasa ragu–ragu apakah auditor internal pernah
membantu dalam mengidentifikasi resiko/ancaman yang dihadapi
Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika
responden merasa auditor internal pernah lebih dari satu kali membantu
dalam mengidentifikasi resiko/ancaman yang dihadapi Perusahaan.
Respoden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) jika responden
merasa auditor internal selalu membantu dalam mengidentifikasi
resiko/ancaman yang dihadapi perusahaan. Pada kuesioner nomor 19,
responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika
responden menemukan/ mengetahui bahwa auditor internal tidak pernah
melakukan analisis resiko atas aktivitas operasional Perusahaan. Responden
menemukan/mengetahui bahwa auditor internal pernah satu kali melakukan
analisis resiko atas aktivitas operasional Perusahaan. Responden dapat
checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu
-ragu apakah auditor internal pernah melakukan analisis resiko atas aktivitas
operasional Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban Setuju
(S) jika responden menemukan/mengetahui bahwa auditor internal pernah
lebih dari satu kali melakukan analisis resiko atas aktivitas operasional
Perusahaan. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju (S)
jika responden menemukan/mengetahui bahwa auditor internal selalu
melakukan analisis resiko atas aktivitas operasional Perusahaan. Pada
kuesioner nomor 20, responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat
Tidak Setuju (STS) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa
auditor internal tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan dan pembuatan
keputusan strategis Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban
Tidak Setuju (TS) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa
auditor internal pernah satu kali dilibatkan dalam perencanaan dan
pembuatan keputusan strategis Perusahaan. Responden dapat checklist
pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu–ragu apakah
auditor internal pernah dilibatkan dalam perencanaan dan pembuatan
keputusan strategis Perusahaan. Responden dapat checklist pilihan jawaban
Setuju (S) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa auditor
internal pernah lebih dari satu kali dilibatkan dalam perencanaan dan
pilihan jawaban Sangat Setuju (S) jika responden menemukan atau
mengetahui bahwa auditor internal selalu dilibatkan dalam perencanaan dan
pembuatan keputusan strategis Perusahaan. Pada kuesioner nomor 21,
responden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) jika
responden menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal tidak pernah
menganalisa masukan dari karyawan dan memberikan tanggapan positif
terhadap masukan tersebut. Responden dapat checklist pilihan jawaban
Tidak Setuju (TS) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa
auditor internal pernah satu kali menganalisa masukan dari karyawan dan
memberikan tanggapan positif terhadap masukan tersebut. Responden dapat
checklist pilihan jawaban Ragu - Ragu (RR) jika responden merasa ragu
-ragu apakah auditor internal pernah menganalisa masukan dari karyawan
dan memberikan tanggapan positif terhadap masukan tersebut. Responden
dapat checklist pilihan jawaban Setuju (S) jika responden menemukan atau
mengetahui bahwa auditor internal pernah lebih dari satu kali menganalisa
masukan dari karyawan dan memberikan tanggapan positif terhadap
masukan tersebut. Respoden dapat checklist pilihan jawaban Sangat Setuju
(SS) jika responden menemukan atau mengetahui bahwa auditor internal
selalu menganalisa masukan dari karyawan dan memberikan tanggapan
positif terhadap masukan tersebut.
2. Definisi Operasional
Variabel X1 : Peran auditor Internal Sebagai Pengawas
Variabel X2 : Peran auditor Internal Sebagai Konsultan
Variabel X3 : Peran auditor Internal Sebagai Katalisator
Tabel 3.1: Definisi Operasional
Variabel Indikator Nomor Kuesioner
Peran Auditor Internal
Sebagai Pengawas (X1) 1. Aktivitas inspeksi,observasi, perhitungan, cek & ricek
Sebagai Konsultan (X2) Memberikan manfaat berupa nasehat dalam pengelolaan sember daya mengenali risiko-risiko
yang mengancam
Sumber: Hiro Tugiman (1997) dan Tampubolon (2005)
E. Populasi dan Sampel Penelitian
kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian yakni karyawan PT.Mitra Karya Plastindo. Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling, dimana teknik penentuan sampel diambil
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2010: 392). Sampel penelitian
dibatasi pada lingkungan Perusahaan Mitra Karya Plastindo, dengan kriteria
status karyawan tetap perusahaan.
F. Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
tersebut diperoleh secara langsung dari responden dengan menyebarkan
kuisioner. Kuesioner (angket) yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat petanyaan atau peryataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010: 199). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang relevan, dapat dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. Pernyataan dalam kuesioner yang disebar diperoleh berdasarkan Hiro Tugiman (1997), Tampubolon (2005), dan pernyataan kuesioner dalam penelitian Dionisius Putra Wijayamulya (2014).
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
Kuesioner. Data yang diperoleh melalui kuesioner yaitu berupa jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti secara tertulis dilembar
yang sudah disediakan. Pengukuran pernyataan peneliti dalam kuesioner