• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISOLASI EUGENOL (KEL.IV)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ISOLASI EUGENOL (KEL.IV)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Untuk mengisolasi eugenol dari minyak cengkeh dengan cara reaksi penyabunan dengan basa dan hidrolisis dengan asam.

1.2 Dasar Teori

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu komponen, baik bentuk padat atau cair, dipindahkan dari suatu padatan atau cairan dengan menggunakan zat pelarut. Proses ini sangat sering dilakukan pada berbagai macam industri, misalnya dari industry farmasi untuk mendapatkan bahan pewangi dari bunga. Proses ekstraksi dibagi menjadi bermacam-macam asal dan bahan yang akan dipisah. Secara garis besar, ekstraksi dapat dipisahkan menjadi dua macam, yaitu:

1. Ekstraksi padat cair adalah proses pemisahan cairan dari suatu padatan dengan menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya.

2. Ekstraksi cair – cair adalah proses pemisahan cairan dari suatu larutan dengan menggunakan cairan sebagai pelarutnya.

Ekstraksi padat cair adalah proses pemecahan/pemisahan cairan dari padatan dengan perantara suatu zat pelarut. Proses ini dimaksudkan untuk mengeluarkan zat terlarut dari suatu padatan atau memurnikan padatan dari cairan yang membuat padatan terkontaminasi seperti pigmen. Ekstraksi cair-cair adalah proses pemindahan suatu komponen campuran cairan dari suatu larutan kecairan yang lain. Minyak cengkeh adalah salah satu jenis dari minyak atsiri yang terdapat di Indonesia terutama di provinsi Jawa Tengah seperti kabupatenTegal, Banyumas, Solo dan sekitarnya. Pengolahan cengkeh dilakukan dengan cara ekstraksi.

(2)

kadar eugenol berkisar 70-80%, sedangkan untuk industry dibutuhkan minyak dengan kadar eugenol paling rendah 90%. Minyak daun cengkeh merupakan salah satu komiditi ekpor Indonesia dan memegang peranan penting dalam kehidupan social ekonomi masyarakat produsen minyak daun cengkeh. Minyak cengkeh mengandung beberapa komponen, tetapi yang paling penting adalah eugenol. Eugenol inilah yang memberikan aroma khas yang banyak dibutuhkan oleh berbagai industri, antara lain industry kosmetik, farmasi dan pestisida nabati (AgusKardinan, 2005:14)

Eugenol merupakan cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, dapat larut dalam alkohol, eter dan kloroform. Mempunyai rumus molekul C10H12O2,

Eugenol merupakan suatu alcohol siklis monohidroksi atau fenol sehingga dapat bereaksi dengan basa kuat. Eugenol dari minyak daun cengkeh dapat diisolasi dengan penambahan larutan encer dari basa kuat seperti NaOH, KOH atau Ca(OH)2. Eugenol dan NaOH akan membentuk natrium eugenolat yang larut dalam air, bagian non eugenol diekstrak dengan ester. Dengan penambahan asam anorganik akan menghasilkan garam natrium eugenol bebas. Eugenol ini kemudian dimurnikan dengan penguapan dan penyulingan (Guanther, 1950).

(3)

berubah menjadi kecoklatan apabila dibiarkan diudara terbuka.Pemurnian eugenol dari minyak daun cengkeh digunakan caraeksraksi. Pemilihan cara ekstraksi cair-cair kontinyu untuk isolasi eugenol dari minyak daun cengkeh lebih ditekankan untuk mengatasi kendala yang ada pada ekstraksi cair-cair tak kontinyu yang antara lain :pengocokan berulang-ulang, terjadinya kenaikan tekanan internal dan emulsi dalam corong pemisah serta kehilangan pelarut yang relative besar. Pada ekstraksi tersebut dialirkan eter secara terus menerus dalam lapisan bawah karena eter bersifat mudah menguap kesetimangan ekstraksi cair-cair kontinyu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kecepatan aliran pelarut dalam 2 lapisan. Ketebalan efektif dari batas antara 2 lapisan dan kecepatan difusi (Mudjijono, 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi (Miradi, 2009)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses ekstraksi yaitu : 1. Ukuran partikel

Semakin kecil ukurannya, semakin luas permukaan antara padat dan cair, sehingga fase perpindahannya menjadi semakin besar dengan kata lain jarak untuk difusi yang dialami oleh zat terlarut dalam padatan adalah kecil.

2. Zat pelarut

Larutan yang akan dipakai sebagai zat pelarut seharusnya merupakan pelarut pilihan yang terbaik dan viskositasnya harus cukup rendah agar dapat bersikulasi dengan mudah. Biasanya zat pelarut murni akan dipakai awalnya, tetapi setelah proses ekstraksi berakhir konsentrasi zatpelarunyat akan naik dan laju ekstraksi akan turun, pertama karena gradien konsentrasi akan berkurang dan kedua, karena zat terlarutnya menjadi lebih kental.

(4)

Dalam banyak hal, temperatur zat terlarut didalam pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan temperatur untuk memberikan laju ekstraksi yang lebih tinggi.

4. Pengadukan fluida

Pengadukan pada zat pelarut adalah penting karena akan menaikkan proses difusi, sehingga menaikkan perpindahan material dari permukaan partikel ke zat pelarut.

BAB II

METODOLOGI

(5)

1. Gelas ukur 50 ml

1. Mengambil 10 ml minyak cengkeh dan memasukkan kedalam gelas kimia50 ml. 2. Menambahkan larutan NaOH 20 % sesuai dengan volume dari minyak cengkeh di

atas memasukkan kedalam gelas kimia.

3. Mengaduk dengan menggunakan electric stirrer hingga terlihat seperti campuran homogen.

4. Bagian yang bereaksi adalah Na – eugloneat yang berada pada fase air diasamkan dengan HCl 4 N hingga pH = 3.

5. Mengaduk kembali lalu memasukkan kedalam corong pisah.

6. Memisahkan eugenol yang terbentuk kembali dan bila perlu dengan menggunakan petroleum eter atau n –hexan.

7. Menguapkan pelarut filtrate yang diperoleh yang masih tertinggal sampai yang tertinggal benar – benar eugenol.

8. Mencatat volume residu yang diperoleh (eugenol). 9. Menghitung rendemen yang diperoleh.

(6)

BAB III

BAB III

menghitung rendemen menghitung rendemen

mencatat volume residu (eugenol ) yang diperoleh mencatat volume residu (eugenol ) yang diperoleh

memanaskan larutan pada suhu 200˚C memanaskan larutan pada suhu 200˚C

mengeluarkan lapisan atas ke dalam gelas kimia dan mencampurkandengan lapisan atas yang pertama

mengeluarkan lapisan atas ke dalam gelas kimia dan mencampurkandengan lapisan atas yang pertama

memasukan ke dalam corong pisah dan mengendapkan selama 10 menit memasukan ke dalam corong pisah dan mengendapkan selama 10 menit mengeluarkan lapisan bawah ke dalam gelas kimia dan menambahkan 10

ml n - Heksan

mengeluarkan lapisan bawah ke dalam gelas kimia dan menambahkan 10 ml n - Heksan

memasukan ke dalam corong pisah dan mengendapkan selama 1 jam memasukan ke dalam corong pisah dan mengendapkan selama 1 jam

menambahkan HCl 4 N hingga PH = 3 menambahkan HCl 4 N hingga PH = 3

menambahkan 10 ml larutan NaOH 20% mengaduk dengan elektric stirrer hingga terbentuk campuran homogen

menambahkan 10 ml larutan NaOH 20% mengaduk dengan elektric stirrer hingga terbentuk campuran homogen

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan

Tabel 1. Data Pengamatan

No. Perlakuan Pengamatan

1.

Mencampurkan 10 ml minyak cengkeh dan 10 ml NaOH 20%

4. Mencampur lapisan atas yang pertama dan yang kedua mengaduk dan memanaskan

Tersisa eugenol sebanyak 9 ml

3.2 Hasil Perhitungan

Nilai rendemen yang diperoleh dari hasil ekstraksi minyak cengkeh adalah 90%. 3.3 Pembahasan

(8)

hanya NaOH yang akan mengikat eugenol sehingga terbentuk Na-eugenolat. Selanjutnya bagian non eugenol diekstrak dengan eter. Dengan penambahan asam anorganik seperti HCl akan menghasilkan garam natrium eugenol bebas dan terjadi reaksi :

NaOH + HCl NaCl + H2O

(kristal garam)

Penambahan HCl dilakukan hingga mencapai pH = 3. Pada proses ini, perlakuan harus dilakukan secara hati-hati, karena apabila kelebihan asam, pH larutan akan kurang dari 3 dan harus ditambahkan NaOH kembali untuk menaikkan pH larutan. Kemudian eugenol yang terbentuk dipisahkan dan filtrat yang dihasilkan dicampurkan dengan n-Hexan untuk memisahkan kembali eugenol yang tersisa.Selanjutnya eugenol dari hasil ekstraksi dicampurkan dengan eugenol yang pertama kali diperoleh. Eugenol ini kemudian dimurnikan dengan penguapan, kemudian setelah terbentuk endapan penguapan dihentikan dan diukur volumenya dengan gelas ukur. Data kuantitatif yang diperoleh yakni eugenol yang berwarna coklat pekat dan berbau menyengat ,sedangkan eugenol murni tidak berwarna. Tetapi hasil yang didapatkan eugenol berwarna coklat pekat. Hal ini dikarenakan oleh eugenol yang dibiarkan begitu saja diudara terbuka dan hasil/volume yang didapatkan adalah 9 ml, rendemen yang didapatkan 90%, hasil dari pembagian volume eugenol dengan volume minyak cengkeh dikali 100%. Hasil yang diperoleh adalah 90%. Hasil yang didapatkan termasuk dalam jangkauan kadar eugenol yang digunakan di industry karena untuk industry dibutuhkan minyak dengan kadar eugenol 90% - 98%.

(9)

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar eugenol (rendemen) yang diperoleh adalah 90%, memiliki warna coklat pekat dan bau cengkeh menyengat.

DAFTAR PUSTAKA

Kardinan, A. 2005.Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. ArgomediaPustaka. Guenther, E. 1950.Minyak Astiri Jilid IV.Jakarta : Universitas Indonesia. Miradi,E.2009.Ekstraksi.

(10)

Mudjijono. 2009. Ekstraksi cair-cair Kontinyu Pemurnian Eugenol dari Minyak Daun Cengkeh (online). (http://mudjijonopsa2sain.wordpess.com/ekstraksi-cair-cair-kontinyu-untuk-pemurnian-eugenol-dari-minyak-daun-cengkeh.html) tanggal diakses 04 Oktober 2011 pukul 17.25 WITA

Tim Laboratorium Kimia Dasar JurusanTeknik Kimia Polnes.2011.Penuntun Praktikum Proses Kimia Terapan. Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda

(11)

PERHITUNGAN

Diketahui : - volume minyak cengkeh = 10 ml - volume eugenol yang diperoleh = 9,5 ml

Rendemen = volume eugenol(residu)

volume minyak cengke h x 100%

= 9ml

10ml x 100%

(12)

GAMBAR ALAT

Gelas Kimia Pipet Tetes Gelas Ukur

Labu Pisah Hot Plate Pipet Ukur

(13)

Gambar

Tabel 1. Data Pengamatan
                Gelas Kimia        GAMBAR ALAT        Pipet Tetes

Referensi

Dokumen terkait

Septum itu dapat ditemukan pada bagian proksimal vagina, akan tetapi bisa juga pada bagian bawah, diatas hymen (atresia retrohimenalis). Bila penutupan vagina itu menyeluruh,

Populasi dalam penelitian ini adalah 12 jenis ornamen Mandailing yang diterapakan pada rumah adat di Desa Pidoli Dolok Kecamatan Panyabungan, yang terdiri dari 1 jenis

4.1.2 Membuat pola badan dasar menjadi pola blus sesuai desain dan ukuran tubuh yang Membuat pola badan dasar menjadi pola blus sesuai desain dan ukuran tubuh yang  berbeda..

Bagi mencapai matlamat di atas MZ Multimedia Enterprise memerlukan bantuan untuk menambah perkasasan dan juga mendapatkan tempat yang sesuai dan luas bagi menjalankan latihan

Berdasarkan Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, Nomor: R/207/S.sM.01.00/2017 tanggal 02 Februari 2017 tentang Penyampaian

Terutama karena ketentuan pasal 26 ayat (1) tersebut memberikan wewenang yang begitu luas kepada penyidik untuk melakukan perampasan wewenang yang begitu luas kepada

Dampak pengkajian SUP Pandu di Kabupaten Lamongan dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu teknologi anjuran telah diadopsi petani, meningkatnya produktivitas padi,

Untuk mengetahui orde berapa dari proses biosorpsi Cr(VI) menggunakan mikroalga amobil ini, maka digunakan perbandingan dengan parameter nilai koefisien determinannya (R 2 )