PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Hak Cipta © 2015 pada Badan Nasional Sertifikasi dan Profesi
Dilindungi Undang-Undang
Disklaimer: Buku ini merupakan modul peserta yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka Pelatihan Asesor Kompetensi. Modul peserta ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Badan Nasional Serifikasi dan Profesi, dan dipergunakan dalam pelaksanaan pelatihan asesor kompetensi. Modul ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Indonesia. Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen
Badan Nasional Sertifikasi Profesi.-- Edisi Revisi
Jakarta : Badan Nasional Sertifikasi Profesi, 2015. viii, ….. hlm. : ilus. ; 25 cm.
Untuk Pelatihan Asesor Kompetensi
ISBN ………..
1. Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen I. Judul II. Badan Nasional Sertifikasi dan Profesi
XXX.X
Kontributor Naskah : Endang Irwansyah, Nes Yendri, Irwan
Penelaah : Surono, Hendra Pribadi, Inez Mutiara Tedjosumirat
Penyelia : Asrizal Tatang
Penerbitan :
Instruksional Desainer : Nur Uswatun Hasanah
Cetakan Ke-1, 2015
Disusun dengan huruf Arial, 11 Pt
MILIK NEGARA
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas diterbitkannya modul pelatihan berbasis
kompetensi unit kompetensi MERENCANAKAN DAN MENGORGANISASIKAN ASESMEN
untuk tenaga skema sertifikasi asesor yang akan digunakan untuk melatih calon asesor sesuai
dengan modul yang telah ditetapkan. Tenaga-tenaga tersebut diharapkan mempunyai
kompetensi di bidangnya masing-masing.
Penyusunan modul ini dilaksanakan dalam rangka harmonisasi dengan negara-negara mitra
bisnis Indonesia dan dilakukan melalui workshop Master Asesor, uji coba dan validasi oleh Pleno
BNSP. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
modul ini, terutama kepada tim Master Asesor.
Kami menyadari bahwa modul ini masih belum sempurna. Kami sangat menghargai apabila ada
masukan untuk penyempurnaannya, yang selalu akan dikaji ulang secara periodik.
Akhir kata, diharapkan modul ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan bermanfaat dalam
upaya meningkatkan kompetensi dan kredibilitas asesor kompetensi dan dapat turut serta
membangun kompetensi bangsa dengan kompeten.
Jakarta,
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 2
DAFTAR ISI ... 3
Pendahuluan ... 5
Acuan Normatif ... 6
Definisi ... 6
Persyaratan Dasar ... 10
Mengidentifikasi gambaran umum tentang asesmen kompetensi ... 10
STANDAR KOMPETENSI ... 18
Elemen1 : Menentukan Pendekatan Asesmen ...21
Aktifitas 1 ………..30
Aktifitas 2 ………..30
Aktifitas 3 ………..31
Elemen 2 : Mempersiapkan Rencana Asesmen ... 32
Aktifitas 1 ………..43
Aktifitas 2 ………..43
Aktifitas 3 ………..44
Elemen 3 : Kontekstualisasi ... 46
Aktifitas 1 ………..57
Aktifitas 2 ………..57
Aktifitas 3 ………..58
Elemen 4 : Mengorganisasikan Asesmen ... 59
Aktifitas 1 ………..60
Aktifitas 2 ………..64
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Pra Asesmen ... 66
Asesmen Mandiri ... 68
Kisi-kisi Peta Kompetensi ... 71
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
PENDAHULUAN
1.1. Umum.
Unit kompetensi ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk merencanakan dan
mengorganisasikan proses asesmen dalam penerapan sistem asesmen berbasis
kompetensi. Unit ini juga memperlihatkan cara mengases kompetensi terhadap seorang
peserta sertifikasi dan juga cara memilih dan menetapkan alat/perangkat asesmen yang
dibutuhkan.
Unit ini juga berisikan kompetensi dalam merencanakan proses asesmen serta
pengorganisasiannya sedemikian rupa agar asesmen dapat dilaksanakan dengan efektif.
Aspek kritis pada unit ini adalah pengembangan suatu rencana asesmen yang akan
digunakan sebagai panduan oleh asesor dalam pelaksanaan asesmen berbasis
kompetensi. Unit ini juga mencakup kontekstualisasi acuan pembanding asesmen serta
penetapan perangkat asesmen yang sesuai dengan lingkungan dimana asesmen akan
dilaksanakan serta pengorganisasian personil, bahan serta sumber daya fisik yang
diperlukan dalam proses asesmen.
Perencanaan asesmen ini berfungsi untuk memberikan gambaran yang jelas tentang
tanggungjawab asesor maupun personil terkait lainnya dalam melaksanakan
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan asesmen terhadap peserta.
Kompetensi ini digunakan untuk perencanaan dan pengorganisasian suatu proses
asesmen, termasuk asesmen bagi seorang atau lebih peserta sertifikasi terhadap satu
atau lebih unit standar kompetensi.
Kompetensi ini dapat diaplikasikan pada konteks sebuah strategi asesmen dimana seluruh
dokumen-dokumen kerangka kerja untuk asesmen ditujukan pada suatu level kualifikasi.
Pada konteks ini, rencana asesmen perlu ditambah dengan detail tentang pengaturan
organisasi yang spesifik untuk asesmenpada unit/unit-unit kompetensi.
Asesor juga harus berpartisipasi dalam validasi asesmen.
1.2. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup modul pelatihan ini mencakupi persyaratan dasar penggunaan pedoman ini,
topik pembelajaran dan asesmen.
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Modul ini merupakan pedoman bagi lembaga pendidikan dan pelatihan, para pelatih, para
master asesor dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pelatihan asesor
kompetensi menuju registrasi asesor BNSP.
ACUAN FORMATIF
a. Pedoman BNSP 301. Pedoman Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Profesi
b. TAAASS401C-2008. Merencanakan dan Mengorganisasikan asesmen. (terlampir).
DEFINISI
1. Sertifikasi kompetensi kerja
Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif
melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional
Indonesia, standar internasional dan/atau standar khusus.
2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau
keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Standar kompetensi kerja internasional
Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi
multinasional dan digunakan secara internasional
4. Standar kompetensi kerja khusus
Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh organisasi untuk
memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi
lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi yang bersangkutan atau
organisasi lain yang memerlukan
5. Profesi
Bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui oleh masyarakat
Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012
6. Proses sertifikasi
Kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan bahwa seseorang memenuhi
persyaratan sertifikasi (3.8), yang mencakup pendaftaran, penilaian, keputusan
sertifikasi, pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang, dan penggunaan sertifikat (3.10)
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 7. Skema sertifikasi
Paket kompetensi (3.11) dan persyaratan spesifik (lihat 8.3 dan 8.4) yang berkaitan
dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang.
8. Persyaratan Sertifikasi
Kumpulan persyaratan yang ditentukan, termasuk persyaratan skema sertifikasi yang
harus dipenuhi dalam menetapkan atau memelihara sertifikasi.
9. Pemilik skema
Organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemeliharaan skema
sertifikasi (3.7).
Catatan: Organisasi tersebut adalah lembaga sertifikasi profesi itu sendiri, lembaga pemerintah, atau lainnya.
10. Sertifikat
Dokumen yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi, yang menunjukkan bahwa
orang yang tercantum namanya telah memenuhi persyaratan sertifikasi (3.8).
Catatan: Lihat 9.4.7 11. Kompetensi
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Catatan: untuk Pedoman ini yang dimaksudkan dengan kompetensi adalah kompetensi kerja, dan merujuk pada batasan/definisi yang digunakan dalam UU No.13 Tahun 2003.
12. Kualifikasi
Penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan kedudukannya dalam Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012
13. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan
kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja
sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2006 dan Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012
14. Asesmen
Proses penilaian kepada seseorang terhadap pemenuhan persyaratan yang ditetapkan
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 15. Uji kompetensi
Tatacara yang merupakan bagian dari asesmen (3.14) untuk mengukur kompetensi
peserta sertifikasi menggunakan satu atau beberapa cara seperti tertulis, lisan, praktek,
dan pengamatan, sebagaimana ditetapkan dalam skema sertifikasi (3.7).
16. Penguji kompetensi atau asesor kompetensi
Orang yang mempunyai kompetensi (3.11) dan mendapatkan penugasan resmi untuk
melakukan dan memberikan penilaian dalam uji kompetensi yang memerlukan
pertimbangan atau pembenaran secara profesional.
17. Penyelia uji kompetensi
Orang yang diberikan kewenangan oleh lembaga sertifikasi profesi untuk melakukan
administrasi atau mengawasi pelaksanaan uji kompetensi, tetapi tidak melakukan proses
penilaian terhadap kompetensi peserta sertifikasi.
18. Personil
Individu, internal atau eksternal, dari lembaga sertifikasi profesi yang melaksanakan
kegiatan sertifikasi untuk lembaga tersebut.
19. Pemohon sertifikasi
Orang yang telah mendaftar untuk diterima mengikuti proses sertifikasi (3.6).
20. Peserta sertifikasi
Pemohon sertifikasi (3.19) yang telah memenuhi persyaratan dan telah diterima
mengikuti proses sertifikasi (3.6)
21. Ketidakberpihakan
Perwujudan atau bentuk dari objektivitas.
Catatan 1: Objektivitas berarti bahwa benturan/konflik kepentingan tidak terjadi, atau dapat diselesaikan, agar tidak menyebabkan pengaruh yang merugikan terhadap
kegiatan sertifikasi.
Catatan 2: Istilah lain yang bermanfaat dalam menjelaskan unsur ketidakberpihakan adalah: kemandirian, bebas dari benturan kepentingan, bebas dari bias, lack of prejudice, kenetralan, keadilan, keterbukaan berpikir, even handedness, detachment, keseimbangan.
22. Keadilan
Penyediaan kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan bagi tiap peserta
sertifikasi (3.20) dalam proses sertifikasi (3.6).
23. Validitas
Bukti bahwa asesmen (3.14) telah dilakukan menggunakan ukuran-ukuran yang
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 24. Keandalan
Indikator sejauh mana nilai hasil uji kompetensi (3.15) konsisten untuk uji kompetensi
yang dilakukan pada waktu dan tempat berbeda, metode uji yang berbeda, dan asesor
kompetensi (3.16) yang berbeda.
25. Banding
Permintaan oleh pemohon sertifikasi (3.19), peserta sertifikasi (3.20), atau pemegang
sertifikat untuk peninjauan kembali atas keputusan yang telah dibuat oleh lembaga
sertifikasi profesi terkait dengan status sertifikasi yang mereka harapkan.
26. Keluhan
Pernyataan ketidakpuasan, selain banding (3.25), oleh individu atau organisasi terhadap
lembaga sertifikasi profesi berkaitan dengan hal-hal yang diharapkan dari kegiatan
lembaga sertifikasi profesi, atau pemegang sertifikat.
27. Pemangku kepentingan
Individu, kelompok atau organisasi yang dipengaruhi oleh kinerja pemegang sertifikat
atau lembaga sertifikasi profesi.
Contoh: pemegang sertifikat, pengguna layanan dari pemegang sertifikat, pimpinan dari pemegang sertifikat, konsumen, pemerintah.
Pemangku kepentingan juga seringkali disebut sebagai para pihak yang
berkepentingan atau disebut lebih singkat sebagai para pihak.
28. Penilikan atau surveilan
Pemantauan berkala, selama periode sertifikasi, terhadap pemegang sertifikat untuk
memastikan kepatuhannya terhadap persyaratan yang ditetapkan dalam pedoman,
standar atau skema sertifikasi.
29. Asesor kompetensi adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi yang relevan dan
kompeten untuk melaksanakan dan/atau menilai ujian
30. Peserta asesmen kompetensi adalah pemohon yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi.
31. Proses sertifikasi adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk menetapkan
bahwa seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan, mencakup
permohonan, evaluasi, keputusan sertifikasi, survailen dan sertifikasi ulang.
32. Sistem sertifikasi adalahkumpulan prosedur dan sumber daya untuk melakukan proses
sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasinya, untuk menerbitkan sertifikat kompetensi
termasuk pemeliharaannya.
33. Surveillance adalah monitoring berkala, dalam periode sertifikasi personil untuk tetap
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
PERSYARATAN DASAR
a. Kelembagaan pelatihan
Kelembagaan pendidikan dan pelatihan yang menyelenggarakan pelatihan untuk skema
sertifikasi asesmen kompetensi khususnya unit merencanakan dan mengorganisasikan
asesmen seharusnya adalah lembaga pendidikan/pelatihan yang telah diakreditasi oleh
lembaga akreditasi pendidikan dan pelatihan dengan ruang lingkup sesuai dengan unit
kompetensi tersebut.
b. Pelatih
Pelatih dalam pelaksanaan pelatihan untuk skema sertifikasi asesmen kompetensi
khususnya unit merencanakan dan mengorganisasikan asesmen harus pelatih
bersertifikat kompetensi dengan kualifikasi Master Asesor dan/atau pelatih berbasis
kompetensi dengan ruang lingkup skema sertifikasi asesmen kompetensi.
Untuk menggunakan modul ini pelatih harus kompeten dan mengembangkan klaster
kompetensi mengembangkan lingkungan pembelajaran, klaster disain program pelatihan
dan pengembangan penyampaian dan fasilitasi program pelatihan.
c. Peserta
Peserta pelatihan pada skema sertifikasi klaster asesmen kompetensi ini adalah personil yang telah mempunyai kualifikasi atau kompetensi bidang tertentu yang menjadi ruang lingkup kompetensi yang akan diases.
MENGIDENTIFIKASI
GAMBARAN
UMUM
TENTANG
ASESMEN
KOMPETENSI.
a. Gambaran umum asesmen.
Gambaran umum dalam sistem asesmen dapat digambarkan dibawah ini dimana konsep
asesmen direfleksikan dalam unit-unit kompetensi yang terkait. Dalam panduan ini kita
hanya akan membahas unit kompetensi merencanakan dan mengorganisasikan asesmen
b. Siklus asesmen.
Proses asesmen merupakan siklus yang tidak terputus yang mencakupi: pesiapan,
perencanaan, pelaksanaan, perekaman, pelaporan dan review suatu asesmen. Setiap
tahap proses ini merupakan komponen kritis dalam sistem asesmen secara luas.
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Siklus Asesmen
1.Mengembangkan Kontek asesmen
2.Mempersiapkan peserta
3.Merencanakan pengumpulan bukti
4.Mengumpulkan bukti dan mengambil keputusan
5. Memberikan umpan balik 6.Merekam dan
melaporkan temuan 7.Review proses
asesmen
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI c. Asesmen berbasis kompetensi
Asesmen berbasis kompetensi adalah proses pengumpulan bukti dan membuat
keputusan apakah seorang Peserta sertifikasi mencapai atau tidak kompetensinya
berdasarkan kriteria dalam persyaratan atau standar asesmen, hal ini karena Peserta
sertifikasi sedang diases berdasarkan kriteria tetap atau acuan (benchmark) yang ditetapkan, seperti unit kompetensi. Hal ini berbeda dengan asesmen berdasarkan norma
(norm referenced assessment), dimana unjuk kerja Peserta sertifikasi dibandingkan, diases, dan diranking terhadap unjuk kerja Peserta sertifikasi lainnya. Secara asesmen
berbasis kompetensi dapat digambarkan seperti dibawah ini.
d. Asesmen dalam Sistem sertifikasi kompetensi nasional.
Asesmen kompetensi dapat dilakukan untuk berbagai tujuan seperti dalam pendidikan
berbasis kompetensi, pemastian dan pemeliharaan kompetensi dalam industri, serta
asesmen dalam rangka sertifikasi kompetensi. Pada bahasan ini akan difokuskan pada
asesmen dalam rangka sistem sertifikasi kompetensi nasional, yang mencakupi
sislatkernas, sistem sertifikasi kompetensi, ketelusuran sistem sertifikasi, skema
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
KLASIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP)
LSP-P3 LSP-P2 LSP-P1 ind LSP-P1 VET
Memastikan dan Memelihara Kompetensi
Kerja untuk
Sektor dan atau profesi tertentu
Memastikan dan Memelihara Kompetensi Kerja terhadap SDM Lembaga Induknya dan SDM jejaring kerja nya
Memastikan dan Memelihara Kompetensi Kerja terhadap
SDM Lembaga
Induknya
Memastikan dan Memelihara
Kompetensi Kerja terhadap Peserta didiknya berbasis kompetensi dan SDM mitra Iinduknya
L i s e n s i
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
SERTIFIKASI DAN KETELUSURAN KESESUAIAN
BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI
PP, ISO 17024, PEDOMAN BNSP
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PEDOMAN BNSP, ISO 17024
Lisensi
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65
PESERTA UJI KOMPETENSI
SKKNI
Sertifikasi
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65 verifikasi
TEMPAT UJI KOMPETENSI
PEDOMAN BNSP, QMS
Asesor Lisensi
ISO 19011, ISO 17024, ISO 17011 Pedoman BNSP 201 : 2014
Asesor Kompetensi SKKNI ASESMEN Pedoman BNSP
Kementerian/ Lembaga Pembinaan
Koordinasi
Harmonization On Conformity Assessment And Its Traceability
ASEAN RECOGNISE ACCREDITATION ORGANISATION
International Labour Organization ILO: Guidelines On Competency
Standard And Certification Development
Regional Mutual Recognition Arrangement on Competency Standardization and Certification
Accreditation Authority
Give accreditation to Vocational Education and training organisations ISO 17011 + Technical regulations
Personel Certification Bodies
Certify personel
ILO-CBA, ISO 17024 + technical regulations
PERSONEL (have an assurance) STANDARDS OF COMPETENCE (RMCS) Vocational Education
and Training Bodies
ILO- CBT+ technical regulations
Accreditation/Certification Authority Give accreditation to Certtification organisations
ISO 17011 + technical regulations
International Organization For Standardization (ISO):
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
JENIS-JENIS SKEMA SERTIFIKASI
Skema Sertifikasi Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia
Skema Sertifikasi Kualifikasi Okupasi Nasional
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Standar Kompetensi: Merencanakan dan MengorganisasikanAsesmen
P.854900.041.01 Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen
Deskripsi Unit
Unit ini memberikan spesifikasi persyaratan kompetensi untuk merencanakan dan
mengorganisasikan proses asesmen, mencakupi RCC & RPL dalam sistem asesmen berbasis
kompetensi.
Keterangan
Unit ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk merencanakan dan menyusun proses
asesmen dalam sistem asesmen berbasis kompetensi.
Elemen
Kriteria Kinerja
1. Menentukan
pendekatan asesmen
1.1. Peserta sertifikasi diidentifikasi/dikonfirmasi, kemudian tujuan dan konteks asesmen/RPL ditetapkan/dikonfirmasi kepada orang yang relevan sesuai dengan persyaratan hukum/organisasi/etika 1.2. Keputusan jalur asesmen dibuat, apakah asesmen dilakukan melalui
RPL, jalur pembelajaran dan asesmen atau pendekatan kombinasi 1.3. Strategi asesmen diakses dan bila perlu digunakan untuk memandu
pengembangan rencana asesmen
1.4. Acuan pembanding asesmen/RPL diidentifikasi/dikonfirmasi dan diakses
2. Mempersiapkan rencana asesmen/RPL
2.1. Acuan pembanding asesmen diinterpretasi guna menentukan bukti dan jenis-jenis bukti yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi sesuai dengan aturan-aturan bukti
2.2. Apabila standar kompetensi digunakan sebagai acuan pembanding, semua komponen standar kompetensi dipaparkan untuk menetapkan dan mendokumentasikan bukti yang akan dikumpulkan
2.3. Setiap dokumen terkait untuk mendukung perencanaan proses asesmen diperoleh dan diinterpretasikan
2.4. Metode asesmen/RPL dan perangkat asesmen dipilih/dikonfirmasi berdasarkan bukti yang akan dikumpulkan untuk memenuhi prinsip-prinsip asesmen
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Elemen
Kriteria Kinerja
2.6. Peran dan tanggung jawab semua orang yang terlibat dalam proses asesmen diklarifikasi, dimintakan persetujuan dan didokumentasikan
2.7. Jangka waktu dan periode waktu pengumpulan bukti ditentukan dan semua informasi yang akan dimasukkan ke dalam rencana asesmen didokumentasikan.
2.8. Rencana asesmen dikonfirmasi dengan personel yang relevan
3. Kontekstualisasi dan meninjau rencana asesmen
3.1. Karakteristik peserta sertifikasi dan setiap kelonggaran yang diperlukan untuk penyesuaian yang wajar dan/atau kebutuhan-kebutuhan spesifik diidentifikasi/diklarifikasi dengan orang yang relevan, dan kemudian didokumentasikan
3.2. Bila diperlukan, standar-standar kompetensi dikontekstualisasikan, untuk mencerminkan lingkungan tempat pelaksanaan asesmen, sesuai dengan panduan kontekstualisasi
3.3. Metode dan perangkat asesmen yang dipilih diperiksa, bila perlu disesuaikan guna menjamin penerapan yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan:
berbagai kontekstualisasi standar kompetensi
penyesuaian yang beralasan
kegiatan asesmen terintegrasi
kapasitas untuk mendukung RPL
3.4. Perangkat asesmen yang disesuaikan ditinjau untuk memastikan bahwa spesifikasi standar kompetensi masih dapat terpenuhi
3.5. Rencana asesmen diperbaharui, sebagaimana diperlukan, untuk merefleksikan kebutuhan kontekstualisasi yang sedang berjalan, perubahan dalam persyaratan sumberdaya organisasi atau perubahan dalam merespon pelaksanaan asesmen
3.6. Rencana asesmen disimpan dan ditelusuri sesuai dengan kebijakan dan prosedur sistem asesmen maupun persyaratan hukum/organisasi/etika
4. Mengorganisasikan asesmen/RPL
4.1. Persyaratan bahan dan kebutuhan sumber daya fisik yang telah teridentifikasi diatur sesuai dengan kebijakan dan prosedur sistem asesmen maupun persyaratan hukum/ organisasi/etika
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Elemen
Kriteria Kinerja
4.3. Peran dan tanggung jawab semua orang yang terlibat dalam proses asesmen diorganisasikan
4.4. Strategi komunikasi efektif dengan orang yang terlibat dalam proses asesmen ditetapkan guna mendorong terjadinya arus komunikasi yang teratur dan didapatkannya umpan balik
4.5. Penyimpanan rekaman asesmen dan pelaporannya dikonfirmasi
PETA UNIT KOMPETENSI
MERENCANAKAN DAN MENGORGANISASIKAN
ASESMEN
1.Menentukan pendekatan asesmen
2. Mempersiapkan rencana asesmen/RPL
4. Mengorganisasikan asesmen/RPL
3. Kontekstualisasi dan meninjau rencana
asesmen
MERENCANAKAN DAN MENGORGANISASIKAN
ASESMEN
1. Menentukan pendekatan asesmen
2. Mempersiapkan rencana asesmen/RPL
4. Mengorganisasikan asesmen/RPL
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Elemen 1 : Menentukan pendekatan asesmen
1.1. Mengidentifikasi peserta sertifikasi dan mengkonfirmasikan tujuan dan konteks
asesmen
Ketika anda merencanakan dan mengorganisasikan asesmen, langkah pertama yang perlu
dilakukan adalah mengidentifikasi dan mengkonfirmasi siapa pemohon sertifikasi/peserta
yang akan diases. Identifikasi terhadap peserta sertifikasi dilakukan tidak sebatas pada
identitasnya saja tetapi juga terhadap potensi yang dikumpulkan oleh peserta sertifikasi
sebagai acuan awal dalam menentukan pendekatan metode asesmen yang akan
dilakukan.
Selanjutnya merupakan hal penting bahwa anda memahami tujuan asesmen dan hal ini
harus dikonfirmasikan kepada semua orang yang terlibat dalam proses. Pada tahap akhir,
anda harus mendiskusikan dan mengkonfirmasikan tujuan asesmen kepada peserta
sertifikasi serta tim asesor yang terlibat didalam proses asesmen. Tujuan asesmen ini
penting karena beberapa alasan. Hal ini akan mempengaruhi pilihan anda terhadap acuan
pembanding (benchmark) asesmen, persiapan rencana asesmen dan cara bagaimana bukti dikumpulkan. Hal yang lebih penting lagi, tujuan asesmen (dan hasilnya) akan
berdampak kepada setiap peserta sertifikasi yang terlibat didalam proses. Asesmen yang
berhasil dapat mendorong peserta sertifikasi untuk menerima tanggung jawab yang lebih
besar di tempat kerja serta memiliki kapasitas belajar yang lebih tinggi. Ketidak berhasilan
asesmen dapat menyebabkan peserta sertifikasi tidak dapat memenuhi tanggungjawab
mereka saat ini di tempat kerjadan oleh karena itu memerlukan pelatihan lanjut.
Secara sederhana, tujuan suatu asesmen adalah alasan mengapa asesmen itu
dilaksanakan dan banyak alasan lainnya, termasuk : TUJUAN PEMBELAJARAN
Sebagai bagian dari kegiatan perencanaan dan pengorganisasian, anda akan
memerlukan sebuah pendekatan untuk asesmen, dan hal ini mencakup :
1.1. Mengidentifikasi peserta sertifikasi dan mengkonfirmasikan tujuan dan
konteks asesmen;
1.2. Membuat keputusan jalur asesmen;
1.3. Mengakses strategi asesmen; dan
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
pengakuan kompetensi terkini dari peserta sertifikasi;
menentukan pencapaian kompetensi peserta sertifikasi terhadap pembelajaran yang
diikuti;
menentukan progres peserta sertifikasi terhadap pencapaian kompetensi;
menentukan kebutuhan peserta sertifikasi terhadap bahasa, kemampuan baca tulis dan
perhitungan;
mensertifikasi kompetensi peserta sertifikasi melalui penerbitan sertifikat kompetensi;
menetapkan progres peserta sertifikasi terhadap kualifikasi;
menetapkan kebutuhan pelatihan peserta sertifikasi;
mengukur kinerja pekerjaan Peserta sertifikasi;
mengklasifikasi dan mendukung pengembangan karir karyawan; dan
memenuhi persyaratan organisasi dan lingkungan kerja.
Konteks suatu asesmen adalah lingkungan dimana hal itu akan dilakukan, baik yang akan
dilakukan di tempat kerja maupun di suatu lingkungan yang disimulasikan. Sebagaimana
halnya dengan tujuan asesmen, anda memerlukan diskusi dan konfirmasi konteks asesmen
ini dengan setiap orang yang terlibat didalam proses. Konteks yang berbeda akan
mempengaruhi pemilihan metoda asesmen, seperti dalam contoh berikut ini :
Jika asesmen terjadi pada suatu organisasi pelatihan, seorang peserta sertifikasi harus
diobservasi pada lingkungan yang disimulasikan
Jika asesmen terjadi di tempat kerja, mungkin dipersyaratkan untuk melaksanakan
asesmen diluar jam kerja normal, sehingga proses kerja yang ada tidak terganggu
Jika anda bermaksud untuk melaksanakan tanya jawab di tempat kerja, anda perlu untuk
mengatur tempat yang tenang dari proses kerja
Jika anda bermaksud menggunakan laporan dari pihak ketiga, peserta sertifikasi anda
akan membutuhkan akses ke pihak ketiga yang dapat mengevaluasi kinerja mereka
berkaitan dengan acuan pembanding asesmen.
Lingkungan yang disimulasikan.
Asesmen pada lingkungan yang disimulasikan mungkin diperlukan karena :
pekerjaan atau penempatan kerja yang sesuai tidak selalu tersedia untuk peserta
sertifikasi;
beberapa tempat kerja mungkin tidak membolehkan penerapan beberapa unit
kompetensi; atau
pelaksanaan asesmen di tempat kerja mungkin tidak dapat diterima oleh pemilik
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Agar valid dan reliabel, lingkungan yang disimulasikan harus menyerupai situasi pekerjaan
yang sebenarnya (dalam hal ini mereka harus menampilkan sedekat mungkin apa yang
berlangsung di tempat kerja). Jika anda bermaksud menggunakan suatu lingkungan yang
disimulasikan, anda harus memiliki pengalaman pada praktek di tempat kerja yang relevan
dan terkini serta familier terhadap acuan pembanding asesmen di tempat kerja. Dalam
memutuskan untuk menggunakan pendekatan simulasi, anda harus memastikan adanya
peluang untuk :
mengujikan peralatan secara menyeluruh;
menggunakan peralatan dan perangkat lunak yang berlaku;
merefleksikan tekanan dan batas waktu;
menunjukkan kompleksitas dari pemenuhan multi tugas;
melibatkan prioritas diantara tugas-tugas yang menantang;
sesuai dengan keinginan pengguna (termasuk hal yang sulit);
bekerja dengan orang lain dalam sebuah tim;
berkomunikasi dengan kelompok lain;
menemukan, mendiskusikan dan menguji pemecahan terhadap masalah;
mengeksplorasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja;
jawaban berorientasi praktis serta pertanyaan-pertanyaan pengetahuan yang aplikatif;
dan
menunjukan level ekspresi tertulis dan verbal yang cukup terhadap persyaratan kerja
Konteks asesmen digunakan juga untuk menggambarkan dan mendokumentasikan
sejumlah faktor lain didalam asesmen proses, termasuk :
pengaturan kerjasama;
pendekatan yang terintegrasi terhadap asesmen (termasuk unit-unit kompetensi terkait);
mekanisme jaminan mutu;
pengalokasian biaya dan honor;
proses enrolmen;
periode waktu selama asesmen akan berlangsung;
banyaknya kesempatan untuk mengumpulkan bukti pada sejumlah situasi;
hubungan antara unit-unit kompetensi dan bukti untuk mendukung asesmen/rcc;
hubungan antara unit-unit kompetensi dan aktifitas pembelajaran;
hubungan antara unit-unit kompetensi dan tempat kerja Peserta sertifikasi;
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Sementara ada hal-hal esensial yang anda konfirmasikan dengan peserta sertifikasi
mengenai tujuan dan konteks asesmen, ada beberapa orang yang dapat anda ajak diskusi
mengenai tujan dan konteks asesmen, termasuk :
staf dari tempat kerja peserta sertifikasi (manager, supervisor, team leader);
staf dari tempat pelatihan (pelatih, koordinator pelatihan);
para pakar teknik dan tenaga ahli
perwakilan karyawan dan pengusaha
anggota asosiasi profesi
Adapun cara untuk mengidentifikasi asesi dan mengkonfirmasikan tujuan dan konteks
asesmen adalah :
1. Mengakses dan mempelajari form aplikasi permohonan sertifikasi yang diajukan peserta
yang berisikan data-data peserta, tujuan asesmen serta konteks asesmen termasuk
bukti-bukti yang dikumpulkan.
2. Mengakses dan mempelajari skema sertifikasi terkait
3. Mendiskusikan dan mengklarifikasi tujuan dan konteks asesmen dengan peserta, tim
asesor dan pihak-pihak lain, termasuk :
bagian sertifikasi LSP
komite skema
ketua/personil TUK
staf dari tempat kerja asesi (manager, supervisor, team leader);
staf dari tempat pelatihan (pelatih, koordinator pelatihan);
para pakar teknik dan tenaga ahli
Ketika anda mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen, adalah penting bahwa
mereka memenuhi persyaratan legal, organisasional dan etika. Gunakan daftar cek berikut
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 1.2. Menentukan jalur pendekatan asesmen
Ketika merencanakan dan mengorganisasikan asesmen, perlu disadari bahwa
pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai cara. Pembelajaran formal merupakan
sebuah program terstruktur untuk mencapai suatu kualifikasi atau penghargaan/ijazah,
sementara pembelajaran non formal merupakan program terstruktur tetapi tidak untuk
mencapai suatu kualifikasi atau penghargaan/ijazah. Pembelajaran informal adalah
pengembangan keterampilan melalui pengalaman (termasuk pekerjaan terkait, sosial,
keluarga, hobi atau kegiatan lainnya).
Pada asesmen berbasis kompetensi, ada dua pendekatan yang digunakan untuk
mengases peserta sertifikasi :
Jalur pembelajaran dan asesmen
Proses RPL
1. Jalur pembelajaran dan asesmen melibatkan peserta sertifikasi yang diases sebagai
bagian dari pembelajaran formal. Jika anda memutuskan pada pendekatan ini, anda
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Asesmen dalam proses pembelajaran
Asesmen Formatif
Dilakukan dalam periode belajar
Asesmen Sumatif
Untuk tujuan keputusan formal: Pada dasarnya merupakan kesimpulan dari seluruh asesmen formatif
2. RPL adalah proses untuk mengases peserta sertifikasi pada jalur pembelajaran formal,
non formal dan informal untuk menentukan pengembangan terhadap mereka yang telah
mencapai persyaratan acuan pembanding asesmen (tanpa perlu untuk mengikuti
program pembelajaran). Sejumlah istilah digunakan untuk menggambarkan RPL pada
sektor pendidikan dan pelatihan kejuruan, termasuk :
jalur asesmen;
jalur pengakuan keterampilan; dan
proses pengakuan kompetensi terkini
Setelah mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen, anda perlu memutuskan yang
mana asesmen akan dilakukan apakah melalui proses RPL, jalur pembelajaran dan
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Adapun cara untuk membuat keputusan jalur asesmen adalah :
1. Mengakses dan mempelajari status peserta, apakah sebagai bagian dari pembelajaran
atau bukan
2. Mengakses dan memverifikasi bukti-bukti yang diajukan peserta terhadap pencapaian
aturan-aturan bukti.
1.3. Tujuan dan Jalur Asesmen
Sementara anda perlu memastikan asesmen yang anda lakukan sesuai dengan strategi
asesmen yang telah terdefinisi dengan jelas, anda tidak perlu untuk mengembangkan
strategi asesmen.
Pengembangan strategi asesmen terdapat pada unit kompetensi berikut ini :
Bagaimanapun, anda perlu untuk mengakses strategi asesmen yang tersedia untuk
memandu pengembangan rencana asesmen anda.
Sebuah strategi asesmen biasanya mengidentifikasi :
acuan pembanding (benchmark) asesmen;
pengaturan RPL (termasuk panduan kepada peserta sertifikasi bagaimana
mengumpulkan bukti);
metoda dan perangkat asesmen;
pengaturan organisasional untuk asesmen (termasuk sumber daya manusia dan fisik,
peran dan tanggung jawab serta pengaturan kerjasama);
aturan pemaketan kualifikasi (termasuk usulan pemaketan unit-unit kedalam bentuk
kualifikasi);
pengaturan spesifik dari panduan paket pelatihan asesmen; dan
mekanisme jaminan mutu (termasuk validasi) dan strategi manajemen risiko
Adapun cara untuk mengakses strategi asesmen yang tersedia adalah :
1. Mengakses dan mempelajari perencanaan asesmen yang sudah tersedia (bila ada)
2. Mengakses acuan pembanding yang ditetapkan
3. Mengakses skema sertifikasi
1.4. Mengkonfirmasikan acuan pembanding untuk asesmen
Setelah memiliki akses terhadap strategi asesmen, anda dapat menggunakannya untuk
mengidentifikasi dan mengkonfirmasikan acuan pembanding yang akan anda gunakan
untuk mengembangkan rencana asesmen. Acuan pembanding asesmen adalah kriteria
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Pada sektor pendidikan dan pelatihan vokasi, sebagian besar acuan pemanding adalah
unit-unit kompetensi.
Pada lingkungan yang lain, acuan pembanding untuk asesmen dapat mencakupi :
kriteria asesmen dari kurikulum kursus;
kode-kode pelaksanaan/praktis;
pedoman dan parameter kursus;
persyaratan lisensi;
level dan indikator sistem pelaporan nasional;
peraturan, persyaratan dan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja;
persyaratan organisasional prosedur operasi standar; dan
spesifikasi kinerja dan produk
Setiap unit kompetensi menggambarkan aktifitas kerja yang spesifik, kondisi-kondisi yang
dikerjakan dan bukti yang mungkin dikumpulkan untuk menetapkan apakah kegiatan
dilaksanakan dengan cara yang kompeten. Gunakan tabel berikut ini untuk mengklarifikasi
[image:28.595.68.544.413.765.2]bagian-bagian yang berbeda dari sebuah unit kompetensi.
Tabel klarifikasi komponen-komponen unit kompetensi
Apa yang anda butuhkan untuk mengetahui Aktifitas kerja Dimana informasi didapatkan?
Apa Aktifitas kerjanya? Judul unit
Apa cakupan Aktifitas kerjanya? Deskripsi unit
Bagaimana unit diterapkan di tempat kerja? Aplikasi unit kompetensi Ketrampilan apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan
Aktifitas pekerjaan? Elemen
Level ketrampilan apa yang dibutuhkan? KUK
Pengetahuan dan ketrampilan apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan Aktifitas kerja
Pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan
Kondisi atau persyaratan apa yang dibutuhkan untuk
menjalankan Aktifitasnya Batasan variabel
Bukti apa yang dibutuhkan untuk membuktikan bahwa
seorang personil kompeten Aspek kritis
Dimana seharusnya bukti kompetensi di kumpulkan dan
apakah sumberdaya yang dibutuhkan untuk
mengumpulkan bukti-bukti
Konteks dan sumberdaya spesifik dari asesmen
Metode asesmen yang seharusnya digunakan? Metode asesmen
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Asesmen terintegrasi
Kompetensi individual jarang dilaksanakan di tempat kerja yang tertutup. Peran kerja yang
khusus selalu melibatkan sejumlah tugas yang berhubungan, dan setiap pendekatan
asesmen harus merefleksikan hal ini. Sering diistilahkan asesmen terintegrasi atau holistik,
asesmen berkelanjutan dari beberapa unit terkait adalah aktifitas yang efektif, efisien dan
otentik, karena :
a) merefleksikan secara lebih dekat aktifitas pekerjaan sebenarnya; dan
b) menghemat waktu, kertas kerja dan mengurangi biaya
Asesmen terintegrasi mengkombinasikan pengetahuan, pengertian, pemecahan masalah,
keterampilan teknik, sikap kerja dan etika kedalam satu aktifitas asesmen. Adalah penting
untuk tidak membebani asesmen dengan terlalu banyak unit, sehingga Peserta sertifikasi
memiliki kesulitan dalam melengkapi bukti dari setiap unitnya (dan anda akan mengalami
kesulitan untuk memutuskan volume bukti). Tidak ada aturan yang tegas dan cepat terkait
dengan asesmen terintegrasi, tapi direkomendasikan untuk tidak lebih dari empat atau lima
unit yang diintegrasikan dalam satu aktifitas asesmen
Asesmen terintegrasi harus direncanakan secara hati-hati, dan pada langkah awal adalah
mengelompokkan unit-unit yang relevan. Informasi ini diidentifikasi dari setiap pedoman
bukti, dimana unit-unit terkait sering direkomendasikan untuk asesmen terintegrasi.
Bagaimanapun, anda tidak dibatasi oleh rekomendasi ini dan dapat mengelompokkan
unit-unit untuk asesmen terintegrasi (mempersiapkan relevansi dan keterkaitan mereka
terhadap tempat kerja dan peran kerja dalampertanyaan).
Adapun cara untuk mengkonfirmasi acuan pembanding asesmen adalah :
1. Mengakses dan mempelajari daftar unit kompetensi yang diajukan oleh peserta dalam
form aplikasi
2. Mengakses skema sertifikasi dan mengidentifikasi daftar unit kompetensi yang
dipersyaratkan
3. Mengidentifikasi acuan pembanding lain, dapat mencakup standar/spesifikasi produk,
standar kinerja, standar kurikulum/silabus dan lain-lain
4. Mengkonfirmasikan acuan pembanding dengan pihak terkait yang dapat mencakup
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Aktifitas Elemen 1 :
Aktifitas 1 (Menjawab pertanyaan)
Aktifitas 2 (Penugasan/Praktek)
Asesmen Elemen 1 :
Lakukan latihan penugasan dengan mengisi form FR-MMA – Bagian 1!
1.1. Jelaskan bagaimana cara mengidentifikasi asesi dan mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen !
1.2. Jelaskan bagaimana cara membuat keputusan jalur asesmen !
1.3. Jelaskan bagaimana cara mengakses strategi asesmen ! 1.4. Jelaskan bagaimana cara mengkonfirmasikan acuan
pembanding untuk asesmen !
2.1. Lakukan identifikasi dan konfirmasi mengenai tujuan dan konteks asesmen
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI FR.MMA
Judul Skema Sertifikasi : Tanggal :
No. Skema Sertifikasi : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*) *) coret yang tidak sesuai
LSP :
Tim/Nama Asesor :
1. Menentukan pendekatan asesmen
1.1.
Nama Peserta
sertifikasi (kelompok
mogen)
:
Tujuan asesmen : Sertifikasi
RCC RPL Pencapaian Proses pembelajaran
Lainnya:
………
Konteks asesmen :
TUK simulasi/tempat kerja* dengan karakteristik produk/sistem/tempat kerja*
1.2. Pendekatan/Jalur
asesmen
: Mengikuti proses
kerja ditempat kerja
Proses pembelajaran (Sumatif dan formatif)
Hasil akhir proses pelatihan.
1.3
Strategi asesmen : Mengikuti*:
Benchmark asesmen (unit kompetensi) RPL arrangements
Metode dan alat asesmen, Pengorganisasian asesmen, Aturan paket kualifikasi, Persyaratan khusus, Mekanisme jaminan mutu
1.4
Acuan pembanding/
benchmark
:
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
ELEMEN 2 :
Mempersiapkan rencana asesmen
2.1. Menginterpretasikan acuan pembanding asesmen
Ketika mempersiapkan rencana asesmen, anda akan memerlukan acuan pembanding
asesmen didepan anda. Setelah membacanya secara keseluruhan, anda harus TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menetapkan pendekatan asesmen, sekarang anda perlu mempersiapkan
sebuah rencana asesmen, dan hal ini akan mencakup:
2.1. Menginterpretasikan acuan pembanding (benchmark) asesmen; 2.2. Memaparkan semua komponen standar kompetensi;
2.3. Menginterpretasikan dokumen terkait;
2.4. Mengkonfirmasikan metode dan perangkat asesmen;
2.5. Mengidentifikasi bahan dan sumber daya fisik;
2.6. Mendokumentasikan rencana asesmen
2.7. Mengkonfirmasikan rencana asemen; dan
2.8. Mengkonfirmasikan rencana asesmen
Merencanakan dan Mengorganisasikan
Asesmen
1. Menentukan pendekatanases men
2. Mempersiapkan rencana asesmen/RPL
4.
Mengorganisasikan asesmen/RPL
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI memutuskan bukti yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi terhadap setiap pembanding.
Dalam asesmen berbasis kompetensi, bukti adalah informasi, material dan produk yang mendukung klaim peserta sertifikasi untuk mendemonstrasikan kompetensi terhadap acuan
pembanding asesmen. Sementara ada tiga jenis utama bukti, terdapat banyak metoda
pengumpulan bukti (metoda asesmen), dan setiap kombinasinya dapat digunakan. Asesor
dan Peserta sertifikasi akan mengumpulkan bukti dari rentang sumber daya, dan hal ini
seharusnya selalu berkaitan dengan pekerjaan Peserta sertifikasi pada saat ini maupun
pekerjaan mendatang.
Gunakan tabel berikut ini untuk membedakan tiga jenis bukti utama dan metoda-metoda
[image:33.595.64.538.354.753.2]yang digunakan untuk mengumpulkan bukti.
TABEL TIPE BUKTI DAN METODE PENGUMPULAN BUKTI
Jenis Bukti Metoda Pengumpulan Bukti (Asesmen)
Bukti Langsung
observasi aktifitas kerja dalam kondisi sebenarnya/kondisi kerja yang disimulasikan
mengkaji hasil produksi dan proyek-proyek di tempat kerja
Bukti Tidak Langsung
mengkaji laporan pihak ketiga dari sejumlah sumber, termasuk : - pencapaian otentik sebelumnya
- buku catatan kompetensi
- diskusi dengan pengusaha, supervisor dan teman sekerja - bukti pelatihan
- asesmen kinerja - surat referensi
- laporan dari pengusaha, dan/atau supervisor - testimoni-testimoni
- laporan-laporan kerja
Bukti Tambahan
mengkaji jawaban-jawaban pertanyaan lisan, tertulis pertanyaan yang diatur komputer, termasuk :
- pertanyaan tertutup/terbuka
- respon pertanyaan-pertanyaan tepilih (ketika Asesi memilih jawaban) - respon pertanyaan-pertanyaan terstruktur (ketika Asesi melengkapi
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
- pertanyaan-pertanyaan wawancara - presentasi lisan
- asesmen mandiri - ujian-ujian tertulis
mengkaji dokumentasi detail pencapaian saat ini dan sebelumnya, termasuk:
- bukti portofolio - deskripsi kerja
- jurnal/log book (buku catatan harian) - dokumentasi pengakuan kompetensi terkini - dokumentasi pembelajaran sebelumnya - catatan-catatan pelatihan
- histori kerja (contoh : CV)
- catatan-catatan pekerjaan (job sheets)
mengkaji foto-foto, video, dan catatan audio visual
mengkaji proyek, penugasan, presentasi dan lembar kerja
mengkaji latihan-latihan simulasi, studi kasus dan permainan peran
Bukti yang anda identifikasi tersebut harus memenuhi aturan-aturan bukti. Aturan-aturan
bukti memberikan pedoman pada pengumpulan bukti untuk memastikan bahwa bukti-bukti
adalah valid, asli, terkini dan memadai.
Valid
Semua bukti yang terkumpul memenuhi kriteria yang terdapat pada acuan pembanding
(benchmark).
Asli (Authentic)
Bukti yang dikumpulkan adalah milik peserta sertifikasi.
Terkini (Current)
Bukti yang terkumpul terkini.
Memadai (Sufficient)
Semua bukti dinyatakan cukup memenuhi kriteria yang terdapat pada acuan
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Adapun cara untuk menginterpretasikan acuan pembanding asesmen adalah :
1. Menyiapkan acuan pembanding yang sudah ditetapkan, mencakup : unit-unit
kompetensi, SOP/prosedur kerja terkait, spesifikasi produk, standar kinerja dan lain-lain
2. Mendeskripsikan bukti-bukti yang dibutuhkan untuk setiap KUK
3. Mengkaitkan bukti-bukti yang sudah disiapkan peserta dengan setiap KUK/Elemen
2.2. Memaparkan semua komponen unit kompetensi
Asesmen yang anda rencanakan dan organisasikan harus diarahkan kepada acuan
pembanding asesmen. Jika anda mengidentifikasi unit-unit kompetensi sebagai acuan
pembanding, pendekatan asesmen anda harus merefleksikan seluruh bagian dari unit,
termasuk :
Deskripsi unit
Elemen-elemen
Kriteria unjuk kerja
Batasan variabel, mencakup :
- Konteks variable
- Peralatan dan perlengkapan - Peraturan yang diperlukan
- Norma dan standar
Panduan penilaian, mencakup :
- Konteks penilaian
- Persyaratan kompetensi
- Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
- sikap kerja yang diperlukan - Aspek kritis
Dimensi kompetensi
Unit kompetensi tidak satu dimensi tapi ada empat dimensi. Mereka diarahkan lebih
kepada tugas-tugas kerja individu, karena mereka menggambarkan aplikasi pengetahuan
dan keterampilan yang relevan untuk berpartisipasi secara efektif di tempat kerja, dan ini
termasuk kemampuan untuk mentransfer dan mengaplikasikan kepada situasi yang baru.
Untuk memastikan asesmen anda memenuhi dimensi kompetensi, anda perlu memastikan
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
melaksanakan tugas-tugas individu (task skill)
mengatur sejumlah tugas yang berbeda didalam satu pekerjaan (task management skill) merespon ketidakteraturan dan masalah-masalah dalam pekerjaan rutin (contingency
management skill)
memenuhi tanggungjawab dan harapan-harapan dari lingkungan kerja (job/role environment skill), termasuk bekerja dengan orang lain.
Adapun cara untuk membaca suatu unit kompetensi adalah dengan langkah-langkah
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Langkah yang terakhir sangat penting, karena keterkaitan didalam unit menentukan cara
bagaimana seharusnya diases. Ketika membaca sebuah unit, pastikan anda mencari :
bagaimana kriteria unjuk kerja dikembangkan didalam batasan variabel (melalui kata
yang ditulis miring/italic)
bagaimana aspek-aspek kritis untuk asesmen merangkum informasi yang dapat diases
(dan membantu anda untuk memvisualisasikan unit secara keseluruhan)
apakah pengetahuan yang disyaratkan dapat ditunjukkan melalui kriteria unjuk kerja
bagaimana keterampilan yang dipersyaratkan merefleksikan dan sesuai dengan
keterampilan employability
bagaimana konteks asesmen, sumber daya spesifik dan metoda asesmen membantu
cara anda merencanakan kegiatan pengumpulan bukti
bagaimana petunjuk informasi asesmen mengidentifikasi unit relevan lainnya yang
mungkin diases pada saat bersamaan
2.3. Menginterpretasi dokumen yang terkait rencana asesmen
Kegiatan ini diawali dengan mengidentifikasi dan memperoleh dokumen-dokumen yang
terkait dengan rencana asesmen untuk kemudian diinterpretasikan sesuai dengan dengan
kebutuhan. Dokumen yang terkait dengan dapat meliputi :
Informasi yang dikemukakan di dalam standar kompetensi tentang sumber daya yang
dibutuhkan untuk asesmen, konteks asesmen, dan metode asesmen yang tepat
kegiatan asesmen sebagaimana diidentifikasi oleh modul terakreditasi/diturunkan dari
standar kompetensi yang relevan
persyaratan yang dijabarkan dalam Panduan Asesmen pada Paket Pelatihan yang
relevan
kegiatan asesmen sebagaimana dikemukakan pada bahan pendukung yang berkaitan
dengan standar kompetensi yang relevan
berbagai persyaratan K3, perundangan, kode etik, standar dan panduan
indikator dan level kompetensi pada SKKNI
persyaratan kinerja untuk praktek demonstrasi kerja
spesifikasi produk
Adapun cara menginterpretasi dokumen tekait adalah :
1. Mengidentifikasi dan memperoleh dokumen-dokumen terkait yang dibutuhkan.
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
2.4. Mengkonfirmasikan metode dan perangkat asesmen
Setelah menetapkan bukti dan jenis-jenis bukti yang dipersyaratkan untuk
mendemonstrasikan kompetensi terhadap acuan pembanding, anda perlu memilih metoda
dan perangkat yang sesuai.. Anda juga perlu untuk mengkonfirmasikan bahwa perangkat
dan metode asesmen memenuhi strategi asesmen.
Metode-metode merupakan teknik-teknik khusus yang digunakan untuk mengumpulkan
bukti, sedangkan perangkat asesmen adalah instrumen dan prosedur yang digunakan
untuk mengumpulkan dan menginterpretasikan bukti.
Metode-metode asesmen mencakup :
melaksanakan aktifitas kerja sebenarnya (mengobservasi Peserta sertifikasi di tempat
kerja mereka);
melaksanakan aktifitas terstruktur (memfasilitasi simulasi atau bermain peran);
mendengarkan/membaca apa pendapat orang lain tentang Peserta sertifikasi (laporan
pihak ketiga);
bertanya kepada Peserta sertifikasi (memfasilitasi pertanyaan lisan dan tertulis)
mengkaji bukti-bukti historis sehubungan pembelajaran Peserta sertifikasi sebelumnya;
dan
mengkaji item-item yang diproduksi Peserta sertifikasi (produk, proyek, portofolio)
Perangkat asesmen mencakup :
profil-profil ukuran kinerja yang dapat diterima;
template dan proformas
pertanyaan dan aktifitas yang spesifik
daftar cek bukti dan observasi
daftar cek evaluasi dan contoh pekerjaan;
materi asesmen mandiri
Terdapat beberapa cara untuk mengases kompetensi Peserta sertifikasi terhadap acuan
pembanding, dan metoda asesmen yang anda pilih terganung beberapa faktor, termasuk:
jumlah waktu dan sumber yang tersedia;
karakter dan kebutuhan Peserta sertifikasi;
persyaratan bukti dari acuan pembanding;
peluang untuk mengintegrasikan asesmen; dan
resiko-resiko dan persyaratan yang berhubungan dengan konteks asesmen yang
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Dengan memilih perangkat dan metoda-metoda yang efektif, asesmen yang akananda
lakukan akan memenuhi prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti. Prinsip-prinsip
asesmen yang mencakup valid, reliabel, fleksibel, dan adil harus diterapkan dalam usaha
menjamin mutu dari hasil asesmen.
Empat prinsip asesmen tersebut sangat penting untuk mencapai asesmen yang efektif
dalam sistem sertifikasi kompetensi serta pelatihan berbasis kompetensi.
Suatu asesmen dianggap adil bila tidak merugikan peserta tertentu, terbuka, bebas dari
penyimpangan, mendukung peserta.
Valid
Seluruh aktifitas asesmen mengacu kepada acuan pembanding (benchmark) yang digunakan.
Asesmen dianggap valid bila asesmen tersebut menilai apa yang diperlukan untuk
dinilai Reliabel
Instruksi yang diberikan kepada peserta sertifikasi memastikan penerapan yang
konsisten pada aktifitas asesmen dan jika digunakan oleh asesor yang berbeda, dalam
situasi yang berbeda dan peserta sertifikasi yang berbeda, hasilnya tetap konsisten.
Asesmen dianggap dapat dipercaya bila hasil-hasilnya dinterpretasikan secara
konsisten dari konteks ke konteks dan dari orang ke orang Fleksibel
Seluruh Aktifitas asesmen memenuhi kebutuhan peserta sertifikasi dan organisasi.
Asesmen dianggap fleksibel bila dapat memenuhi kebutuhan serangkaian konteks.
Suatu asesmen dianggap tidak fleksibel jika hal itu menolak hasil belajar sebelumnya
atau gagal memberi kesempatan seorang peserta kesempatan kedua atau ketiga untuk
diases. Adil
Aktifitas-aktifitas asesmen memenuhi kebutuhan dan karakteristik peserta sertifikasi
serta bebas dari bias dan memberikan kesempatan bagi peserta sertifikasi yang
memiliki kebutuhan khusus.
Suatu asesmen dianggap adil bila tidak merugikan peserta tertentu, terbuka, bebas dari
penyimpangan, mendukung peserta.
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
1. Memilih dan menetapkan metode asesmen sesuai dengan bukti dan jenis bukti yang
telah ditetapkan
2. Menetapkan perangkat asesmen bedasarkan pilihan metode asesmen
3. Mengkonfirmasikan metode dan perangkat asesmen dengan pihak terkait
2.5. Mengidentifikasi bahan dan sumber daya fisik
Bahan dan sumber daya fisik pada proses asesmen dibutuhkan untuk mendukung
kelancaran dan keberhasilan asesor dalam melaksanakan asesmen. Oleh karena itu
penting untuk mencantumkan bahan dan sumber daya tersebut pada rencana asesmen
untuk menjadi acuan bagi asesor, TUK dan pihak terkait lainnya.
Setiap batasan variabel pada unit kompetensi berisi peralatan dan perlengkapan yang
mengidentifikasi sumber spesifik yang dipersyaratkan untuk asesmen. Tetapkan sebuah
unit yang anda gunakan sebagai acuan pembanding dalam proses asesmen dan anda bisa
mengakses sumber-sumber yang dipersyaratkan yang terdapat pada Pedoman Bukti.
Bahan dan sumber daya asesmen, dapat meliputi :
persyaratan dokumen asesor dan peserta sertifikasi, termasuk standar kompetensi dan
perangkat asesmen mesin dan peralatan teknologi
alat pelindung diri (APD) tempat asesmen
teknologi yang adaptif
penyesuaian fisik lingkungan asesmen
Adapun cara mengidentifikasi bahan dan sumber daya fisik asesmen adalah :
1. Mengakses dan mempelajari unit kompetensi pada bagian batasan variabel mengenai
peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan
2. Mengkonfirmasikan bahan dan sumber daya fisik dengan pihak TUK untuk kebutuhan
kontekstualisasi
2.6. Mengklarifikasi peran dan tanggung jawab orang yang terlibat
Dalam pelaksanaannya proses asesmen melibatkan beberapa pihak, dan yang harus
tercakup didalamnya adalah asesor dan peserta/peserta sertifikasi. Sedangkan pihak
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI bagian sertifikasi LSP
personil TUK
lead asesor kompetensi manager/supervisor teknisi/tenaga ahli
koordinator pelatihan
Klarifikasi dengan pihak-pihak yang terlibat mengenai peran dan tanggung jawabnya
masing-masing harus dilakukan untuk memastikan bahwa mereka memahami, mendukung
serta memberikan persetujuan terhadap perencanaan yang sudah disiapkan.
Adapun cara untuk mengklarifikasi pihak-pihak yang terlibat adalah :
1. Mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam asesmen
2. Menjelaskan dan mendiskusikan peran dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam
proses asesmen
2.7. Menentukan waktu asesmen dan mendokumentasikan rencana asesmen
Langkah berikutnya adalah menentukan waktu pelaksanaan asesmen. Ada dua hal yang
perlu ditentukan mengenai waktu pelaksanaan ini, yaitu kapan akan dilaksanakan (periode
waktu/hari dan tanggal) serta berapa lama pelaksanaannya (jangka waktu). Hal ini penting
untuk ditetapkan dan diinformasikan kepada pihak-pihak yang terlibat langsung seperti
asesor dan peserta sertifikasi maupun pihak-pihak terkait lainnya untuk bisa menjadwalkan
kegiatan asesmen ini pada agenda masing-masing sesuai dengan peluangt waktu yang
dimiliki.
Setelah mengkonfirmasikan perangkat dan metoda asesmen yang sesuai dan efektif,
sekarang anda siap untuk mendokumentasikan rencana asesmen. Rencana asesmen
biasanya dikembangkan sehubungan dengan setiap orang yang terlibat dalam proses
asesmen, seperti mereka mengidentifikasi langkah-langkah kunci dan tindakan-tindakan
yang perlu diambil.
Rencana asesmen anda akan memastikan setiap orang mengetahui apa yang akan terjadi
selama asesmen. Sebagai dokumen perencanaan yang lengkap, rencana asesmen
seharusnya mencakup :
tujuan asesmen;
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI acuan pembanding asesmen;
seluruh informasi dan dokumentasi asesmen yang relevan;
daftar personal yang terlibat dalam proses asesmen;
perangkat dan metoda asesmen yang dinominasikan;
setiap kemungkinan untuk mengintegrasikan unit-unit kompetensi yang terkait dalam
proses asesmen;
persyaratan-persyaratan laporan K3;
setiap bahaya-bahaya K3 yang teridentifikasi;
setiap sumber-sumber fisik dan materi yang dipersyaratkan;
setiap kebutuhan khusus asesmen;
pengaturan organisasi untuk asesmen
sebuah outline tahapan asesmen, jangka waktu dan target tanggal; dan
prosedur asesmen mandiri Peserta sertifikasi.
Adapun cara untuk menentukan waktu asesmen dan mendokumentasikan rencana
asesmen adalah :
1. Merencanakan jadwal asesmen yang mencakup hari, tanggal, waktu dan durasi asesmen
2. Mengkonfirmasikan jadwal asesmen dengan pihak-pihak yang terlibat
3. Mendokumentasikan rencana asesmen dengan pengisian bagian 2 pada form
perencanaan dan pengorganisasian asesmen
2.8. Mengkonfirmasikan rencana asesmen
Setelah semua informasi dalam rencana asesmen didokumentasikan maka langkah
selanjutnya adalah mengkonfirmasikan rencana asesmen tersebut dengan personil yang
relevan.
Personil yang harus dikonfirmasikan terkait dengan rencana asesmen adalah :
manager/kepala bagian sertifikasi LSP lead asesor kompetensi
tim asesor
kepala/koordinator TUK
manager/supervisor perusahaan (TUK Mandiri)
Adapun cara mengkonfirmasikan rencana asesmen adalah :
1. Mengidentifikasi personil relevan yang akan dimintakan konfirmasinya
2. Menjelaskan dan mendiskusikan rencana asesmen dengan personil relevan yang sudah
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Aktifitas Elemen 2 :
Aktifitas 1 (Menjawab pertanyaan)
Aktifitas 2 (Penugasan/Praktek)
1.1 Jelaskan bagaimana cara menginterpretasikan acuan pembanding (benchmark) asesmen;
1.2 Jelaskan bagaimana cara memaparkan semua komponen standar kompetensi;
1.3 Jelaskan bagaimana cara menginterpretasikan dokumen terkait;
1.4 Jelaskan bagaimana cara mengkonfirmasikan metoda dan perangkat asesmen;
1.5 Jelaskan bagaimana cara mengidentifikasi bahan dan sumber daya fisik;
1.6 Jelaskan bagaimana cara mengklarifikasi peran dan tanggungjawab orang yang terlibat
1.7 Jelaskan bagaimana cara menentukan waktu dan mendokumentasikan rencana asesmen;
1.8 Jelaskan bagaimana cara mengkonfirmasikan rencana asemen.
1.1 Lakukan interpretasi acuan pembanding (benchmark) asesmen;
1.2 lakukan pemaparan semua komponen standar kompetensi;
1.3 lakukan interpretasi dokumen terkait;
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
………
Aktifitas 5
………
2. Mempersiapkan Rencana Asesmen(pada bagian ini kalau lebih dari 2 unit sisipkan sesuai dengan jumlah unit kompetensi)
Kode Unit :
Judul Unit :
ELEMEN :
Kriteria Unjuk Kerja Bukti-bukti
Jenis Bukti
(L,TL,T)
Metode dan Perangkat Asesmen Ceklis (CL), CLP : Verifikasi Portofolio, VPK: Verifikasi Pihak Ketiga, DPL: Daftar Pertanyaan Lisan, DPT: Daftar
Pertanyaan Tertulis, SK : Studi Kasus, PW: Pertanyaan Wawancara) O bs e rv as i D e m o ns tr as i Ve ri fi k as i P o rt o F o li o Ve ri fi k as i P iha k Ke ti g a T e s Li sa n T e s T e rt ul is W awan car a S tu d i Kas u s La inn ya … … … ..
CL CL
PL
PT
Catatan : *) L = Buklti langsung, TL = Bukti tidak langsung, T = Bukti tambahan 1.5 Lakukan identifikasi bahan dan sumber daya fisik;
1.6 Lakukan klarifikasi peran dan tanggungjawab terhadap orang yang terlibat
1.7 Lakukan penentuan waktu dan pendokumentasian rencana asesmen;
1.8 Konfirmasikan rencana asemen.
Lakukan latihan penugasan dengan mengisi formulir
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Pemenuhan terhadap seluruh bagian unit standar kompetensi :
(bila tersedia)
Batasan Variabel Panduan Asesmen
Ya Ya
Peran dan tanggung jawab Tim/Personil terkait: *) Khusus persetujuan Peserta sertifikasi dapat dilakukan pada saat Konsultasi Pra Uji dan ditanda tangani pada formulir khusus persetujuan rencana asesmen.
Nama Jabatan/pekerjaan Peran dan tanggung jawab dalam
asesmen Paraf/tanggal
Sumber Daya Fisik/ Material
Demonstrasi : Tes Lisan :
Metode lain yang dipilih :
Jangka dan periode
waktu asesmen
Tanggal Asesmen : Durasi per metode :
1. Observasi Demonstrasi : ... menit (Pk ... s/d Pk ...)
2. Tes Lisan : ... menit (Pk... s/d Pk ... )
3. Metode lain yang dipilih
Lokasi asesmen
Merencanakan dan Mengorganisasikan
Asesmen
1. Menentukan pendekatanases men
2. Mempersiapkan rencana asesmen/RPL
4.
Mengorganisasikan asesmen/RPL
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
ELEMEN3 :
Kontekstualisasi dan pengkajian rencana asesmen
Kewajiban asesor dalam hal “contextualise” ini dikemukan dalam KUK 3.2 untuk kemudian hasilnya diaplikasikan sebagaimana dikemukakan KUK 3.3 dan KUK 3.5. Pada bagian ini akan
dijelaskan bagaimana sesorang asesor melakukan kontekstualisasi pada perencanaan
asesmen.
3.1. Mengidentifikasi/mengklarifikasi kelonggaran terhadap kebutuhan spesifik Peserta
sertifikasi
Setelah mempersiapkan rencana asesmen, anda perlu untuk mempertimbangkan
karakteristik peserta sertifikasi. Jika anda bekerja pada organisasi yang besar, anda
seharusnya mendiskusikan kebutuhan peserta sertifikasi dengan lead assessor atau ketua bidang/manager sertifikasi anda. Jika anda bekerja pada organisasi yang lebih kecil, anda
dapat melaksanakannya sendirian. Setelah mengidentifikasi kebutuhan spesifik setiap
peserta sertifikasi, anda boleh melakukan penyesuaian yang beralasan terhadap perangkat
dan metoda asesmen.
Pada topik pembelajaran sebelumnya, disampaikan bahwa asesmen harus fleksibel dan
adil. Salah satu cara terbaik untuk memenuhi prinsip-prinsip asesmen adalah
menggunakan metoda dan perangkat yang sesuai dengan karakteristik peserta sertifikasi
anda, termasuk:
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempersiapkan rencana asesmen, sekarang anda perlu
mengkontekstualisasi dan mengkajinya, hal ini mencakup :
3.1. Mengidentifikasi/mengklarifikasi kelonggaran terhadap kebutuhan spesifik
Peserta sertifikasi;
3.2. Mengkontekstualkan acuan pembanding asesmen;
3.3. Mengkaji metode dan perangkat asesmen;
3.4. Mengkaji perangkat asesmen yang disesuaikan;
3.5. Meng-update/memperbaharui rencana asesmen; dan
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI tingkat pengalaman kerja mereka;
tingkat dan pengalaman asesmen sebelumnya;
tingkat kemampuan berbahasa, baca tulis dan hitung mereka;
setiap ketidakmampuan fisik yang berdampak terhadap asesmen mereka;
setiap ketidakmampuan intelektual yang berdampak terhadap asesmen mereka;
setiap kondisi medis yang berdampak terhadap asesmen mereka;
setiap perbedaan pada kemajuan belajar mereka;
kepercayaan dan spiritual mereka;
latarbelakang budaya, imej dan persepsi mereka; dan
usia dan jenis kelamin mereka.
Anda dapat secara beralasan menyesuaikan metoda dan perangkat asesmen dalam
merespon karakteristik Peserta sertifikasi anda, dan penyesuaian meliputi:
melakukan perhitungan terhadap persyarat