Makalah Pendidikan Agama Dalam Kebijakan Pendidikan Islam
A. PENDAHULUAN
Sebagai warga Negara Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berfalsafah pancasila sebagai pedoman hidup bernegara dan bermasyarakat sepakat bahwa Pendidikan Agama harus disukseskan dalam pelaksanaannya pada semua jenis dan jenjang. Sesuai dan sejalan dengan aspirasi bangsa seperti telah digariskan
dalam Tap MPR No. II/ MPR/ 1988 dan Undang-Undang No. II/1989 telah menjabarkan aspirasi tersebut yang telah disetujui oleh DPR dan
disahkan oleh presiden. Sehingga menjadi dasar yuridis Nasional kita yang mengikat seluruh warga Negara Indonesia kedalam satu sistem pendidikan nasional.1
Pendidikan merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungannya termasuk lingkungan alam dan lingkungan manusia. Di dalam interaksi tersebut manusia bukan hanya hasil interaksi dengan alamnya dan dengan sesama manusia, melainkan hasil pegembangan potensi manusia secara optimal.
Permasalahan yang perlu kita bahas adalah bagaimana cara
pelaksanaannya agar pendidikan agama kita lebih berguna dalam mewujudkan generasi bangsa yang berkualitas unggul, serta
berkemampuan tinggi dalam kehidupan akhlak dan aqidah dan berbobot dalam perilaku amaliah dan muamalah. Sehingga survive
dalam arus dinamika perubahan sosial dan budaya pada masa hidupnya. Ketahanan mental spiritual dan fisik berkat pendidikan agama kita
benar-benar berfungsi efektif bagi kehidupan generasi bangsa dari waktu kewaktu.2 Idealitas tersebut baru dapat dilaksanakan dengan
tepat sasaran jika kita mampu meletakkan strategis dasar yang berwawasan jauh kemasa depan kehidupan bangsa.
Pendidikan Islam, dalam pertumbuhan spiritual dan moral akan mampu menolong individu menguatkan iman, akidah, dan pengenalan terhadap Allah SWT, melalui hukum, moral dan ajaran agama, dengan demikian peserta didik dalam melaksnakan tuntunan iman kepada Allah SWT dan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama dan nilainya dalam kehidupan pada tingkah lakunya, dan hubungannya dengan Allah SWT dengan sesama manusia dan seluruh makhluk, akan mempertegas pentingnya pendidikan akhlak dan spiritualitas dalam menyongsong globalisasi.
Bagaimana mungkin bisa menjadi manusia yang sesungguhnya, kalau dalam realitasnya memang pendidikan Islam sebagai subsistem dinilai masih kering dari aspek pedagogis, dan lebih mekanistik dalam
menjalankan fungsinya sehingga terkesan hanya akan melahirkan
Maka dari uraian di atas penulis akan membahas nantinya tentang Kebijakan Pendidikan Islam, yang fokusnya pada Pendidikan Agama Sebagai Upaya, Pembudayaan Dan Pemberdayaan, Pendidikan Agama Sebagai Sub Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Agama Dan Wajar Diknas, Pembentukan Karakter Bangsa, Madrasah Pembangunan,
Madrasah Kejuruan, dan Kebijakan Resfonsif Dan Antisifatif.
B. PEMBAHASAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI UPAYA PEMBUDAYAAN DAN
PEMBERDAYAAN
Kajian historis tentang pendidikan Islam di Indonesia sejak awal masuknya dapat dibagi kepada tiga fase. Fase pertama sejak mulai tumbuhnya pendidikan Islam sejak awal masuknya Islam ke Indonesia sampai munculnya zaman pembaruan pendidikan Islam di Indonesia. Fase kedua sejak masuknya ide-ide pembaruan pendidikan Islam di Indonesia. Dan fase ketiga sejak disahkannya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 2 tahun 1989 dan dilanjutkan dengan UU No. 20 tahun 2003).3
Ada beberapa pasal dalam UU No. 20 tahun 2003 yang menyinggung tentang pendidikan Islam. Di dalam aturan tersebut setidaknya ada tiga hal yang terkait dengan Pendidikan Islam.4Pertama, Pendidikan Islam
sebagai lembaga, kedua, pendidikan Islam sebagai mata pelajaran, dan ketiga, Pendidikan Islam sebagai nilai.
Metodologi islam dalam melakukan pendidikan adalah dengan melakukan pendekatan, baik segi jasmani maupun segi rihani, baik kehidupannya secara pisik maupun kehidupannya secara mental, dan segala kegiatannya di bumi.5
Ketahanan suatu masyarakat ditentukan oleh tiga unsur ialah sumber daya alamnya, sumberdaya manusianya yang berkualitas, dan sumber daya kebudayaan dan kesejarahannya.6
Hanya anggota masyarakat yang berbudaya, yaitu yang mempunyai kebanggaan terhadap masyarakat dan budayanya, akan menjadi unsur sumber daya manusia yang produktif di dalam era globalisasi. Manusia yang tidak berbudaya akan tenggelam dalam arus globalisasi dan dia tidak mepunyai identitas. Persoalan peningkatan seutuhnya sumber daya manusia, yaitu kualitas manusia dengan keseimbangan aspek material dan aspek spiritual/nilai keagamaan.
Peranan pendidikan di dalam kebudayaan dapat kita lihat dengan nyata di dalam perkembangan kepribadian manusia. Tanpa kepribadian
manusia tidak ada budaya.7
Di dalam pengembangan kepribadian diperlukan kebudayaandan seterusnya kebudayaan akan dapat berkembang melalui kepribadian-kepribadian tersebut.8
Sistem pendekatan sosio-kultural memandang bahwa pendidikan (Islam) merupakan sarana enkulturasi (pembudayaan) umat manusia melalui agama islam.9
Kebudayaan nasional akan semakin diperkaya apabila ditunjang oleh system pendidikan nasional yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada pengembangan potensi yang limitless dari akal dan budi manusia.10
7 8
9
II. PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI SUB SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Kehidupan beragama di Indonesia secara konstitusional dijamin keberadaannya seperti termaktub pada pasal 29 UUD 1945, yaitu:
1. Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.11
Pemerintah Indonesia menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan dan aspirasi rakyat, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 yang berbunyi:
1. Tiap-tiap warga Negara behak mendapat pengajaran.
A. Pendidikan Agama Dalam Lingkup Pendidikan Nasional
Pendidikan agama dalam lingkup pendidikan nasional, meliputi
1) Persepsi ilmuan kita tentang arti pendidikan, misalnya: ditetapkan dalam UU No. II/1989 tersebut mengandung implikasi yang lebih
komprehensif ketimbang arti pengajaran. Sehingga pendidikan menurut pasal 1 ayat 1, diberi arti usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa yang akan datang. Jadi dapat dijelaskan pendidikan mencakup proses kegiatan pengajaran disamping bimbingan dan latihan. Lebih diorentasikan kemasa depan, yang mana fenomenanya tidak lain adalah pencerminan betapa pentingnya penguasaan dan pemanfaatan,
kemajuan iptek bagi pembangunan bangsa.13
2) Tentang batasan pengertian pendidikan agama, pendidikan agama dapat dirumuskan sebagai bantuan dan bimbingan pada perkembangan pribadi anak agar ia menjadi manusai yang beragama, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang tampak dalam cara berfikir kebiasaan, sikap dan bertingkah laku.14 Jadi proses kependidikan agama ialah
menanamkam atau mempribadikan tata nilai keagamaan. Dalam hal ini mengacu kepada keimanan dan ketaqwaan (sebagai pondasi dasar yang tak tampak atau rahasia) yang mendorong dalam proses kegiatan
perilaku dan mewujudkan dalam akhlakkul karimah didalam bidang kehidupan.
3) Tentang kompetensi guru sesuai dengan ketentuan pasal 39 ayat 2:
Pendidik merupakan tenaga profesiona yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
Perguruan Tinggi. Dan persyaratan pokok untuk pengangkatannya
4) Mengenai tujuan pendidikan nasional, sebagian tercantum dalam
UUSPN No. )) tahun bab pasal , menyebutkan : Mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.’’
5) Tentang sistem pendidikan nasional seperti yang dikehendaki oleh UU No. II/ 1989 itu, terdapat berbagai satuan, jalur dan jenis pendidikan ( diperinci dalam bab 4 ). Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi
perubahan kehidupan, sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.16
B. Pendidikan Islam Sebagai Sub Sistem Pendidikan Nasional
Di Indonesia pendidikan agama Islam merupakan sub sistem dari pendidikan nasional, untuk itu tujuan yang akan dicapai sebenarnya merupakan pencapaian dari salah satu atau beberapa aspek dari tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan Islam diakui keberadaannya dalam system pendidikan
nasional, yang dibagi kepada tiga hal. Pertama pendidikan Islam sebagai lembaga, kedua pendidikan islam sebagai mata pelajaran, dan ketiga pendidikan Islam sebagai nilai (value)17
Pembinaan pendidikan agama secara formal institusional dipercayakan kepada departemen agama dan departemen pendidikan dan
kebudayaan. Kemudian dua departemen ini mengeluarkan peraturan-peraturan bersama. Pada bulan Desember 1946 adalah pertama kali adanya dualisme pendidikan di Indonesia. Selanjutnya Pendidikan Agama ini di atur secara khusus dalam UU Nomor 4 tahun 1950 pada Bab XII pasal 20, yaitu:
1. Dalam sekolah-sekolah negeri diadakan pelajaran agama, orang tua murid menetapkan apakah anaknya akan mengikuti pelajaran tersebut.
Sejalan dengan Undang-Undang pendidikan tahun 1989, madrasah juga harus menerapkan kurikulum nasional 1994 yang ditetapkan oleh departemen Pendidikan dan kebudayaan.19
Peraturan Bersama Menteri PP dan K dan Menteri Agama Nomor: 1432/Kab. Tanggal 20 Januari 1951 (Pendidikan), Nomor K 1/652 tanggal 20 januari 1951 (Agama), diatur tentang peraturan Pendidikan
Agama di sekolah-sekolah.20
Madrasah di Indonesia adalah merupakan perpaduan antara pesantren dan sekolah. Ada unsur madrasah yang diambil dari pesantren dan ada pula dari sekolah.21
Salah satu hal penting dan perlu disimak dalam sejarah perkembangan penyelenggaraan sekolah-sekolah agama ialah lahirnya Keppres No. 34 tahun 1974 tentang tanggung jawab fungsional pendidikan dan latihan serta Inpres no. 15 tahun 1974 tentang pelaksanaan Keppres No. 34 tahun 1974. Didalamnya dinyatakan antara lain sebagai berikut:
a. Pembinaan pendidikan Umum adalah Tanggung jawab menteri P & K sedang pendidikan agama menjadi tanggung jawab Menteri Agama
b. Untuk melaksanakan Keppres No. 34 dan Inpres No. 15 tahun 1974 dengan sebaik-baiknya perlu ada kerjasama antara Departemen P & K, Departemen Dalam Negeri dan Departemen Agama.22
Adapun tujuan pendidikan agama Islam secara garis besar pada
Tujuan nasional bangsa Indonesia adalah seperti yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, yang berbunyi sebagai berikut:
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah )ndonesia, dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.24
Sedangkan tujuan pendidikan nasional sebagian yang tercantum dalam UU No.II/ 1989, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadan mantap serta bertanggng jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Karena dengan tercapainya tujuan tersebut akan menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional secara keseluruhan.25
23 24
Visi dari pendidikan Islam tentunya sejalan dengan visi pendidikan nasional, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang bertaqwa dan produktif sebagai anggota masyarakat Indonesia yang berbhineka.26
Sedangkan misi pendidikan Islam sebagai perwujudan dari visi tersebut adalah mewujudkan nilai-nilai keislaman di dalam pembentukan
manusia Indonesia, yaitu manusia yang saleh dan produktif. Karena dengan misi tersebut pendidikan Islam menjadi pendidikan alternatife. Disebut pendidikan Islam karena mempunyai tiga ciri-ciri khas sebagai berikut:
1) Suatu system pendidikan yang didirikan karena didorong oleh hasrat untuk mengejawantahkan nilai-nilai Islam.
2) Suatu system yang mengajarkan ajaran Ialam.
Tetapi keberadaan pendidikan Islam tidak sekedar menyangkut
persoalan cirri khas, melainkan lebih mendasar lagi yaitu tujuan yang diidamkan dan diyakini sebagai yang paling ideal. Tujuan itu sekaligus mempertegas bahwa misi dan tanggung jawab yang diemban pendidikan Islam lebih berat lagi. Ketiganya itu selama ini tumbuh dan berkebang di Indonesia dan sudah menuju bagian yang tak terpisahkan dari
kebijakan pendidikan nasional. Bahkan tidaklah berlebihan jika
dikatakan bahwa kehadiran dan keberadaannya merupakan bagian dari andil umat Islam dalam perjuangan maupun mengisi kemerdekaan.
Di Indonesia pendidikan Islam ini tampil dalam berbagai macam wujud yaitu pendidikan agama Islam ( PAI ) yang merupakan substansi dari system pendidikan agama dalam kurikulum nasional, pendidikan di madrasah yang merupakan sub system dari system pendidikan foemal, pendidikan pesantren yang merupakan sub system dalam pendidikan non formal.
Sebagai subsistem, pendidikan Islam mempunyai tujuan khusus yang harus dicapai, dan tercapainya tujuan tersebut akan menunjang
pencapaian tujuan pendidikan nasional secara keseluruhan yang menjadi suprasistemnya.28 Visi pendidikan Islam tentunya sejalan
dengan visi pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah mewujudkan manusia Indonesia yang takwa dan produktif sebagai anggota masyarakat Indonesia yang bhinneka.
Sedangkan misi pendidikan Islam sebagai perwujudan visi tersebut adalah mewujudkan nilai-nilai keislaman di dalam pembentukan manusia Indonesia. Manusia Indonesia yang dicita-citakan adalah manusia yang saleh dan produktif. Hal ini sejalan dengan trend kehidupan abad 21, agama dan intelek akan saling bertemu29
III. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN WAJAR DIKNAS, PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA
Undang Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa salah satu tugas Negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk itu maka setiap warga Negara memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan pendidikan yang layak sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 mei 1984 ditandai dengan
Dasar hukum pelaksanaan Wajib Belajar tersebut cukup jelas, yaitu pasal 31 ayat (1) UUD 1945, Ketetapan MPR No. II/MPR/1983, Undang-Undang pokok pendidikan serta tujuan Pelita IV seperti dimaksud GBHN.31
Keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga tertua pendidikan keagamaan Islam di Indonesia telah banyak berperan dalam
mencerdaskan kehidupan masyarakat. Sejarah perkembangan pondok pesantren menunjukan bahwa lembaga ini tetap eksis dan konsisten menunaikan fungsinya sebagai pusat pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam sehingga melahirkan kader ulama, guru agama, dan mubaligh yang sangat dibutuhkan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan
peran serta pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan masyarakat, beberapa pondok pesantren juga telah merealisasikan program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Tujuan penyelenggaraan program ini adalah mengoptimalkan pelaksanaan Program Nasional Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas).
Legalitas penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar di pondok pesantren baru memperoleh bentuknya pada tahun 2000 dan mulai terselenggara melalui program Wajib Belajar 9 Tahun pada Pondok Pesantren Salafiyah. Dasarnya adalah Surat Kesepakatan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama Nomor : 1/U/KB/2000 dan Nomor: MA/86/2000, tentang Pondok Pesantren Salafiyah sebagai Pola wajib Belajar Pendidikan Dasar.
Namun di masa Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni, keseriusan menjadikan pesantren sebagai lembaga pelaksana Wajardikdas semakin dibuktikan dengan lahirnya suatu Sub Direktorat tersendiri di bawah naungan Direktorat Pendidikan Diniyyah dan Pondok Pesantren, sehingga terasa semakin digarap intensif di suatu wadah yang lapang.
Dengan pendidikan kesetaraan diupayakan perluasan akses terhadap wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, sekaligus memberikan layanan pendidikan menengah bagi mereka yang membutuhkan pendidikan lanjutan yang tidak memungkinkan melalui jalur pendidikan formal.
Salah satu kunci peningkatan kualitas pendidikan adalah pada
kebijakan alokasi anggaran. Anggaran pendidikan yang rendah kerap kali berbanding lurus dengan mutu pendidikan yang juga rendah. Karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu jalan, harus ditunjang pemenuhan kebutuhan finansial yang kuat. Menteri Agama Maftuh Basyuni pernah menegaskan hal itu dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Senin, 10 Juli 2006.
Kebijakan Menag untuk program BOS dirancang untuk pemberdayaan mutu lembaga pendidikan di lingkungan Depag, yaitu madrasah (MI dan MTs), pondok pesantren salafiyah tingkat Ula (setara dengan MI),
Memandang pesantren sebagai lembaga pendidikan yang
menguntungkan di satu sisi lantaran dibangun dan dibiayai oleh masyarakat itu sendiri.
Ada tiga kebijakan umum yang digariskan dalam pengembangan pendidikan Islam oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam tahun 2004-2009, Pertama, peningkatan akses untuk mengikuti pendidikan. Kedua, peningkatan kualitas pendidikan. Ketiga, tata kelola atau
pengembangan tata kelola, akuntabilitas, transparansi dan pencitraan.
V. MADRASAH KEJURUAN
Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan atau perguruan agama meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama dan perguruan Agama Islam baik negeri maupun swasta.32
Dalam pola pengembangan pendidikan makro, sekolah kejuruan lebih cepat berkembang, sehingga sangat mungkin dibentuk MAK di sekolah-sekolah keagamaan.
Madrasah aliyah kejuruan (MAK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.
Keunggulan sekolah keagamaan kejuruan, selain mampu menyiapkan peserta didik memiliki kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam dunia usaha atau dunia industri, mereka juga memiliki pemahaman, kemampuan, dan pengetahuan keagamaan yang lebih baik. lembaga pendidikan
keagamaan kejuruan bukan hanya sekolah yang membentuk manusia yang memiliki pengetahuan keagamaan yang unggul, namun juga cakap dalam menyiapkan peserta didik memasuki kehidupan di masyarakat ketika lulus
Pendidikan Islam dewasa ini, benar-benar telah menjadi salah satu wilayah yang banyak mengeluarkan biaya. Pendidikan yang pada
hakekatnya adalah untuk semua, sebagai hak individu warga negara dan juga warga dunia memiliki hak memperoleh pendidikan secara adil. Ternyata, hal yang semestinya merupakan hak tersebut kini tergantikan oleh pendidikan sebagai barang dagangan. Bahkan pendidikan menjadi penyebab terjadinya ketidak adilan, karena masyarakat yang mampu sekolah adalah golongan elite yang kaya sedangkan mereka yang tidak mampu sekolah adalah masyarakat miskin.
sebagian besar lembaga pendidikan Islam yang ada kurang menjanjikan masa depan dan kurang responsif terhadap tuntutan dan permintaan saat ini maupun mendatang. Padahal, paling tidak ada tiga hal yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih lembaga pendidikan, yaitu nilai (agama), status sosial dan cita-cita.
Masyarakat yang terpelajar akan semakin beragam pertimbangannya dalam memilih pendidikan bagi anak-anaknya. Fenomena seperti diuraikan di atas, dalam memilih lembaga pendidikan untuk
Mereka yang berpeluang memilih, akan menentukan pilihan kepada lembaga pendidikan yang dipandangnya ideal. Lembaga pendidikan yang dipandang ideal itu adalah lembaga yang mampu mengembangkan potensi spiritual dan akhlak para peserta didik, yang mampu
mengembangkan aspek intelektual, yang biasanya diukur dari
perolehan NEM, dan lembaga pendidikan yang mampu mengembangkan potensi sosial maupun keterampilan peserta didiknya.
Lembaga yang bertipe ideal itu biasanya diperebutkan orang, sehingga biayanyapun menjadi mahal, mengikuti hukum pasar. Tuntutan
masyarakat seperti itu telah direspons banyak pihak, tidak terkecuali oleh lembaga pendidikan keagamaan, di antaranya lembaga pendidikan Islam dengan memunculkan lembaga pendidikan integratif, atau
sekolah/ madrasah terpadu, sekolah/ madrasah model, atau bentuk-bentuk sekolah/madrasah unggulan lain, yang mengedepankan kualitas (Suprayogo, 2007: 56). Dengan menggunakan term integratif
D. PENUTUP/KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas pemakalah dapat menarik dari beberapa kesimpulan bahwa Agama mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia Pancasila sebab agama merupakan motivasi hidup dan kehidupan serta merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri yang amat penting. Oleh karena itu agama perlu diketahui,
dipahami, dan diamalkan oleh manusia Indonesia agar dapat mejadi dasar kepribadian sehingga ia dapat menjadi manusia yang utuh.[33]
Pendidikan agama merupakan bagian pendidikan yang amat penting yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan nilai, antara lain akhlak dan keagamaan. Oleh karena itu pendidikan agama juga tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah.[34]
Pendidikan Islam dapat memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi manusia, mengingat pandangan tentang manusia yang menjadi objek dan subjek pendidikan yang komprehensif dan tujuannya adalah kesempurnaan dan keunggulan yang menjangkau kehidupan sekarang dan akhirat nanti.
Sebagai sub system dari pendidikan nasional, pendidikan Islam merupakan tujuan yang harus dicapai, karena dengan tercapainya tujuan tersebut akan menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional secara keseluruhsn.
Daftar Pustaka
Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoriis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993)
Arifin, Muzayyin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000)
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi menuju Milenium Baru, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999)
Daradjad, Zakiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet. 2
Fadjar, A. Malik, Madrasah dan Tantangan Modernisitas, (Bandung: Mizan, 1998)
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. V, 2001)
Furchan, Arief, Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Gema Media, 2004)
Gunawan, Ary H., Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara1986)
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004)
Hasbullah, Sejarah pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo, Persada)
Ihsan, Fuad, Dasar- Dasar Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet. I, 1997)
Muslam, Pengembangan Kurikulum PAI, (Semarang: PKP12, 2008)
Mustofa, M., Landasan Kependidikan, (Semarang: PT. Bumi Aksara, 2001)
Quthb, Muhammad, Sistem Pendidikan Islam, penterjemah: Salman
(arun, Bandung: Alma’arif, , cet. )))
Soenarya, Endang, Pengantar Teori Perencanaan Pendidikan
Sudardja, Endang, UUD R)’ Dalam (ubungannya dengan pendidikan moral pancasila, (Bandung:Ghalia Indonesia, 1984)
Tilaar, A. R., Pendidikan, kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet. III,
Uno, Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. I, 2006)
__________________
[1] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004 ), h. 55
[2] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, Cet. V , 2001 ), 72
[3] Haidar Putra Daulay, Mendidik Mencerdaskan Bangsa, Amiruddin Siahaan dan Ihsan satrya Azhar (ed.), (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2009), h. 114
[ ] (aidar Putra Daulay, Mendidik Mencerdaskan Bangsa,… h.
[5] Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, penterjemah: Salman Harun, Bandung: Alma’arif, 1993), cet. III, h. 27
[6] A. R. Tilaar, Pendidikan, kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet. III, h. 60
[7] A. R. Tilaar, Pendidikan, kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet. III, h. 50
[10] A. R. Tilaar, Pendidikan, kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet. III, h. 63
[11] Hasbullah, Sejarah pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo, Persada), h. 72. Lihat
di Endang Sudardja, UUD R)…, h.
[ ] Endang Sudardja, UUD R)…,h.
[13] Endang Soenarya, Pengantar Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT. Adi Cita Karya Nusa, Cet. I, 2000 ), 33
[14] Muslam, M. Ag., Pengembangan Kurikulum PAI, ( Semarang : PKP12, 2008 ), 9
[15] Fuad Ihsan, Dasar- Dasar Pendidikan, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, Cet. I, 1997 ), 105
[16] Muzayyin Arifin, M. Pd., Kapita Selekta Pendidikan Islam, ( Semarang : PT. Bumi Aksara, 2000 ), 201
[17] Haidar Putra Daulay, Mendidik Mencerdaskan Bangsa, ed. Aamiruddin Siahaan dan Ihsan Satrya Azhar, ( Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2009), h. 113
[18] Hasbullah, Sejarah pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo, Persada), h. 77
[19] Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi menuju Milenium Baru, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 72
[20] Hasbullah, Sejarah pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo, Persada), h. 77-78
[21] Haidar Putra Daulay, Mendidik Mencerdaskan Bangsa, Amiruddin Siahaan dan Ihsan satrya Azhar (ed.), (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2009), h. 115
[22] Zakiah Daradjad, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet. 2, h. 97
[ ] Endang Sudardja, UUD R)’ Dalam (ubungannya dengan pendidikan moral pancasila,
(Bandung:Ghalia Indonesia1984), h. 83
[25] Arief Furchan, Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Gema Media, 2004), h. 14
[26] M. Mustofa, Landasan Kependidikan, ( Semarang : PT. Bumi Aksara, 2001 ), 43
[27] A. Malik Fadjar, Madrasah dan Tantangan Modernisitas, Bandung: Mizan, 1998), h. 1
[28] Arief Furchan, Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Gema Media, 2004), h. 14
[29] A. R. Tilaar, Pendidikan, kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet. III, h. 150
[30] Ary H. Gunawan, Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia, ( Jakarta: Bina Aksara1986), h. 86
[31] Ary H. Gunawan, Kebijakan-kebijakan…, h.
[32] Zakiah Daradjad, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet. 2, h. 96
[33] Zakiah Daradjad, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet. 2, h. 86-87
[34] Zakiah Daradjad, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, h. 87
Sobat Telah Membaca Pendidikan Agama Dalam Kebijakan Pendidikan Islam. Semoga dengan membaca Pendidikan Agama Dalam Kebijakan Pendidikan Islam Memberikan Manfaat dan Jangan lupa Komentarnya dan
email saya di ibrahimstwo0@gmail.com
Makalah TerkaitAgama, Pendidikan Islam
Relasi Negara | Agama dan Pendidikan
Pendidikan Agama Dalam Kebijakan Pendidikan Islam
Ruang Lingkup Pengantar Studi Agama Islam
Konsep Ruang Lingkup Pengantar Studi Islam
Motivasi Belajar dalam Perspektif Islam
Long Live Education In Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Madrasah Pra Kemerdekaan
Makalah Agama Islam | Dinul Islam
0 Comments
0 Tweets 0 Komentar
←Newer PostOlder Post→ Home
Kotak Pencarian Aneka Ragam Makalah
KATEGORI LAINNYA
Ebook Premium | Adsense
Ebook Gratis | Buku Novel
Ebook Gratis | Buku Islam
Kumpulan Artikel
Biography dalam Bahasa Inggris
Cara Membuat Makalah | Karya Ilmiah
Makalah Metode Pendidikan Islam
Makalah Ilmu Politik Dan Psikologi Sosial
Makalah Musnad Ahmad ibn Hambal
Makalah Hukum Rokok Dan Merokok
Makalah Ilmu Maani Al-Hadis
KATEGORI KESEHATAN
Bahaya Narkoba bagi Remaja
Makalah Dampak Negatif Narkoba
Makalah Dampak Rokok dan Merokok
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Trauma Kepala
KATEGORI TAFSIR
Makalah Peralihan Kekuasaan dalam Kajian Tafsir
KATEGORI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Makalah Motivasi Belajar
Makalah Kecerdasan Emosional
Bimbingan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak
KATEGORI TEORI PEMBELAJARAN
Hakikat Belajar Dan Pembelajaran
TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
Makalah Desain Sistem Pembelajaran
Pengembangan Desain Pelatihan untuk Organisasi Kepemudaan
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS COOPERATIVE
PENGEMBANGAN MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS
Makalah Pembelajaran Matematika
Kalkulus Differensial Intergral
KATEGORI MADRASAH
Problema dan Solusi Madrasah Diniyah
REVITALISASI MADRASAH DINIYAH NON FORMAL
MADRASAH ALIYAH NEGERI
KATEGORI PENDIDIKAN DAN P. ISLAM
Makalah Konsep Dasar Antropologi
Makalah Konsep Pendidikan Islam
Makalah pembaharuan desakralisasi simbol kekuasaan
Makalah Masyarakat Madani
Konsep Organisasi | Administrasi dan Manajemen
Dasar Dan Tujuan Pendidikan
Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak
Konsep Pendidikan Para Nabi (Nabi Ibrahim As)
Profesionalisme Guru
Profesi dan Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
PENDIDIKAN SENI | MULTI INTELEGENSI
MANAJEMEN PENDIDIKAN
IMPLIKASI PENDIDIKAN
Kondisi Belajar dan Masalah-masalah Belajar
Mengenal Kecerdasan
Pendidikan Islam Dalam Era Digital
Administrasi Pendidikan Management
KATEGORI PENDIDIKAN MORAL
Makalah Etika Bimbingan Islam
Makalah Sikap Lemah Lembut Dan Pemaaf
PERKEMBANGAN NILAI | MORAL DAN SIKAP
PERILAKU AGRESIF REMAJA
AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA
KATEGORI AGAMA
Makalah evolusi agama
Makalah istihsan sebagai dalil alternatif dalam hukum islam
Muhammad saw pada priode mekkah
Keadilan tuhan
Pengertian syura dan demokrasi
Makalah | aliran-aliran baru
Studi kritis pasar modal syariah
Sistem pemerintahan abu bakar dan umar bin khattab
Perayaan aadhi tiruvizha umat hindu di shri maha kaliammankuil
KATEGORIALIRAN (TEOLOGI)
Mazhab zahiri (aliran zahiriyah)
Analisa pesan dakwah bercorak seni tarekat sammaniyah
Pengertian tarekat
Aliran sesat di indonesia
Mengenal khawarij-syi’ah dan murjiah
Teologi dalam islam al nurbainin
Hak-hak manusia
Pengertian studi teologi islam
Pengertian deskripsi tarekat
Studi teologi islam
Qadariyah dan jabariyah | aliran-aliran kalam
Pertumbuhan dan perkembangan mu'tazilah
Perkembangan teologi rasional islam | qadariyah, mu’tazilah dan syi’ah Pemikiran modernisasi dalam islam (sunni-syiah)
KATEGORI ALQUR`AN
Hukum membaca al-quran tanpa tahu artinya
Mukjizat alquran
Makna kisah al-quran dalam sejarah
Pertanyaan dan jawaban dalam alquran
Mukjizat alquran
Kisah dalam alquran
Pertanyaan dan jawaban - al quran
Kodifikasi alquran
Keadilan dalam alquran
Konsep fitrah dalam al qur’an
Tantangan allah untuk membuat tandingan al-qur’an
Mukjizat al-quran
Ilmu tajwid
KATEGORIBIOGRAFI TOKOH DUNIA
Sayyid quthub | fi zilal al-qur an
Biografi ibnu rusyd dan falsafahnya
Sejarah ibnu sina | makalah ibnu sina
Usman bin affan
Mohammed arkoun dan pemikiran post-modernisme
Polemik al-ghazali dan ibnu rusyd | metafisika dan kausalitas
Biografi tokoh dunia | pemikiran pendidikan islamBurhanuddin az-zarnuji
Perkembangan pemikiran pendidikan islam Al-ghazali
Pemikiran | al-qabisi | ibnu sahnun
Al-mawardi
Biografi al-maturidi | tokoh islam dunia
Negara islam modern | biografi tokoh dunia
Tokoh islam dunia | biografi ibnu sina
Pemikiran ekonomi ibnu khaldun
Pemikiran politik ibnu taimiyyah
Pemikiran muhammad iqbal | islam dinamis
Ibnu rusyd | averroisme
Ibnu rusyd dan averroisme
Pemikiran seyyed hossein nasr | tradisi islam di tengah modernitas
Pandangan al-kindi tentang filsafat agama dan al-nafs
Biografi ibnu sina | biografi tokoh dunia | tokoh islam dunia
Pendidikan islam menurut ibnu miskawaih
Biografi tokoh Al-bani dan pemikirannya
KATEGORIEDUCATION
Build a Humane Law
Papers Miracles Al Quran | Quran
Sayyid quthub | zilal fi al-quran
Riba in the qur'an
Pattern of public relations
Essence of moral values
Mughal-dynasty
Moral education
Ethics
Reading al-quran the law know without meaning
Quran translation
Virtue ethics and moral
Islamic education in high school
Education in indonesia
Thematic commentary
History of ibn sina
Hadith now until after days of friends
Tafsir muqarin
Tafsir al-isyari
Hadith the prophet and the companions
Al-ghazali educational thought
Rule-rule textual
History and traditions of classification
Sunan abi daud and sunan at-tirmidhi
Sanad feedback: research basics sanad
Imam muslim and shahih muslim
Hadits mursal and hadits sunday
Distribution by hadith
Search hadith maudhu
Paper of secularism
Revitalization of religion
Evolution of religion
Experimental studies | experiment
Ideology and cultural practices
Human rights
New streams
Critical study of islamic capital market
Understanding the role of claims of the situation in islamic law
Islamic religious education in public schools
The problems of authentication about ulumul hadith
Non-formal educational status islam
Meaning of the story in the history of quran
Academic in the tradition of muslim intellectuals
Interactive multimedia learning | GSTM
Dynamics and development of pesantren
History of islam in indonesia
History and islamic civilization
Modernization of thought in islam (sunni-shiite)
Islamic educational thought muhammad abduh
Reality of the universe
Innovation in islam
Ahmad khan
Riba in the quran
The riba
Anatomy | curriculum design
The intentional levels of teachers' knowledge of pedagogy and ict in teaching and learning of english
Using multimedia in students’ learning generic skills
Use of interactive e-learning community as a cognitive tool to instigate thinking culture among smart school students in peninsular malaysia
Security in learning content management systems
Evaluation of the computer in education in-service course
Facilitating faculty members’ use of instructional media in higher education
Application of instructional technology to enhance the environmental education in malaysia
The needs and wants of adult learners in e-learning design
Logical framework approach in enhancing renewable energy and energy efficiency (re And ee)div style= projects in secondary school science subject
Security in learning content management systems
KATEGORIEKONOMI
KATEGORIFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Makalah Berfikir Kefilsafatan
Aliran Pembaharuan (Barat-Islam- Nasionalis)
Positivisme dan sosial kritis
Agama dan sekularisme
Islam di andalusia
Biografi ibnu rusyd dan falsafahnya
Timbulnya pemikiran falsafah
Pengertian spirit dan arsitektur islam
Polemik al-ghazali dan ibcolor: red;nu rusyd | metafisika dankausalitas
Filsafat islam modern
Etika | kajian filsafat islam
Dimensi mistik dalam islam kebatinan
Tokoh islam dunia | fazlurrahman | rekonstruksi pemikiranislam dan neo-modernisme
Al fana | al baqa | al ittihad
Al-ghazali versus ibnu rusyd | metafisika
Gambaran tentang fiqih lintas agama
Etika | kajian filsafat islam dan alquran
Kritik al-ghazali terhadap filsafat
Hakikat alam semesta
Asal mula alam semesta
Gerakan pembaharuan islam
Book report pendidikan karakter
Barat dan al-qur’an
Harun nasution
Makalah Etika
KATEGORIFIQIH
Makalah Tata Cara Memandikan Jenazah
Mahram Nikah | Kajian Ilmu Piqih
Hukum talak-nikah-rujuk
Praktek kritik sanad hadis doa berbuka puasa
Makalah tentang qiyas
Makalah ilmu fara’id
Pengaruh program penyaluran dana zakat
Riba dalam al quran
Riba
Talaq dan nikah cina buta
KATEGORIHADIST
Makalah Hadis Suap Menyuap
Makalah Urgensi Penelitian Hadis
Biografi ibnu majah
Makalah hadist ahad
Makalah hadis dhaif dan permasalahannya
Makalah pembagian hadis
Pemahaman kontekstual terhadap hadis
Telaah tokoh hadist anas bin malik
Problematika ulumul hadis, sebuah upaya pencarian metodologi alternatif
Sunan abi daud dan sunan at-tirmidzi
Kritik sanad: dasar-dasar penelitian sanad
Sejarah dan klasifikasi hadis
Pembagian hadis menurut kehujjahannya
Kaidah-kaidah tekstual لصأا1;ةقيقحلا ماكلاى
Al-jarh wa al-ta’dil
Imam muslim and sahih muslim
Hadis sesudah zaman sahabat sampai sekarang
Hadits mursal dan hadits ahad
Nilai hadis menurut kehujjahannya
Hadis maudhu
Hadits dhaif
Kitab rujukan hadits | macam-macam hadis
Problematika otentifikasi | ulumul hadis
Pemikiran hukum islam di kalangan ahlul hadis
Al-ra`yi dan al-hadis
Ilmu| hadist| ra’yu versus hadist Hadis masa rasulullah dan sahabat
Takhrij hadis
Biografi imam at-tirmizi
Imam muslim
Penelitian sanad dan matan
Sunan abi dawud dan sunan imam at-tirmizi
Sunan abi dawud
Abu daud
Sunan abi daud-sunan at-timidzi-sunan an-nasa’i - sunan ibnu majah
Abi daud vs at-tirmidzi
Pembagian hadis ditinjau dari segi nilainya
Praktek penelitian sanad
Kritik sanad dan matan
Pembagian hadis ditinjau dari segi nilainya
Sunan an-nasai dan sunan ibn majah
Langkah-langkah praktek kritik sanad
Pemahaman kontekstual-hadis
Hadist bukhari
Hadis ahad دحاولا ربخ
Kritik sanad hadis doa berbuka puasa
Takhrij-hadist
Anas bin malik
Al-muwaththa’ imam malik dan musnad ahmad ibn hanbal
Sunan abi daud vs sunan at-tirmidzi
KATEGORI HUKUM
Sikap hukum menghadapi perkembangan jaman
Perkembangan hukum nasional indonesia
Visi syari’at islam dari tahun 750-945
Hukum islam dan undang-undang perbankan indonesia
Kewenangan peradilan agama di indonesia
Sistem pendidikan nasional | perspektif hukum islam
Hak-hak asasi manusia
Hukum islam pada undang-undang perbankan indonesia
Popular Posts
Bahaya Narkoba bagi Remaja
Makalah yang berjudul Bahaya Narkoba Bagi Remaja ini saya tujukan kepada para remaja, Pelajar ataupun pada khalayak ramai yang membaca...
Makalah | Sistem Pemerintahan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Na...
AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA
Makalah Korupsi dan Pencegahannya
Makalah Korupsi dan Pencegahannya 1 Latar Belakang Masalah Di era reformasi sekarang ini, Indonesia mengalami banyak perubahan. Perubahan ...
Contact Me
Testimoni Testimoni adalah tempat untuk mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan masalah yang terjadi, testimoni juga berkaitan d...
Tradisi adat jawa tujuh bulanan (tingkeban) di komunitas muslim
Makalah oleh: Sugeng Wanto Setiap masyarakat memiliki tradisi (adat)[1] tertentu yang berbeda dengan tradisi pada masyarakat yang lain....
MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP
Alam yang indah dan lestari adalah suatu dambaan umat manusia. Alam yang indah dan lestari merupakan jaminan bagi kelangsungan hidup manusi...
KONDISI BELAJAR DAN MASALAH-MASALAH BELAJAR
KONDISI BELAJAR DAN MASALAH-MASALAH BELAJAR Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Belajar berarti bila bahwa guru bertindak ...
Makalah Peran Pendidikan Anak Usia Dini | PAUD
PERANAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEBAGAI SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK Pendidikan Anak Usia Dini yang m...
Hakikat dan Fitrah Manusia dalam Al quran dan hadits
pendidikan Pendidikan Islam Education sejarah hadist Pemikiran Pendidikan Islam Agama Fiqih filsafat pendidikan islam teori pembelajaran hukum Islam biografi tokoh dunia Artikel Indonesia Pendidikan Sosial hukum metode penelitian Manajemen Pendidikan Islam pemikiran alqur`an ushul fiqih Sejarah Sosial Pendidikan Islam tafsir Tokoh Biography Pendidikan Moral Kesehatan Aliran (teologi) Biografi Tokoh psikologi pendidikan Ekonomi penelitian Madrasah Diniyah Tulisanku Akhlak sosiologi Makalah Komputer Politik Biodata blog Tasawuf Ibnu Sina Filsafat Ilmu Alam Semesta Makalah MateMatika Ahmad Khan Dualisme Pendidikan Tehnik Undang-Undang waris Dosa Zakat opini penelitian kualitatif ةيبرت about me Google Guru HAM Hukum Jual Beli Ijtihad Muhammadiyah Nilai-Nilai Keadilan Doa Ebook Gratis Iklan Ilmu Tajwid footnote Alexa Allah Tuhanku Dzikir Mahabbah Mistik NU Profil Toleransi