• Tidak ada hasil yang ditemukan

Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VIII TATA BUSANA

STANDAR KOMPETENSI:

Mampu memahami Hakikat Tata Busana

KOPETENSI DASAR:

 Menyebutkan pengertian Busana

 Menyebutkan Tujuan dan Fungsi Busana  Menyebutkan perlengkapan Busana  Menyebutkan pengaturan Busana

A. Pengertian Tata Busana:

Tata Busana adalah segala perlengkapan yang dikenakan pada tubuh, baik yang terlihat langsung maupun tidak langsung, untuk keperluan pertunjukan. Pertunjukan mempunyai sifat auditif-visual. Di samping dapat dilihat juga dapat didengarkan. Pada dasarnya kesan pertam yang nampak pada penonton adalah apa yang terlihat terlebih dahulu. Apa yang terlihat terlebih dahulu tadi tiada lain adalah busana dari tokoh itu sendiri.

B. Tujuan dan fungsi tata Busana

Tujuan tata busana adalah untuk mewujudkan personifikasi peran. Fungsi tata busana adalah untuk memperkuat acting sehingga dapat membangkitkan daya ilusi dan menghidupkan lakon.

Meskipun kesan pertama yang nampak adalah busana, namun busana teater pada prinsipnya bukan busana sehari-hari. Tata busana juga merupakan salah satu sarana yang diperlukan untuk hidupnya sustu peran.

Segala sesuatunya harus diperhitungkan sehingga sesuai dengan ide yang dituangkan berdasarkan atas interpretasi naskah. Untuk ini diperlikan juga faktor ketelitian dan kecermatan.

C. Perlengkapan Busana

Dari berbagai macam perlengkapan busana yang dipergiunakan dalam olah teater, menurut fungsi dan penggunaannya dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok, antara lain;

(2)

yang terlihat langsung dengan acting maupun sebagai dekorasi saja.

2. Accessory : perlengkapan busana yang tidak dikenakan pada tubuh secara langsung tetapi ikut terlibat langsung dalam acting.

3. Pakaian dasar : Merupakan perlengkapan busana yang secara langsung terlihat oleh mata. Kegunaannya untuk memberikan bentuk dasar (sillhouet) sehingga memberikan bentuk rapi.

4. Pakaian tubuh : merupakan perlengkapan busana yang secara langsung terlihat mata.

5. Pakaian kaki : perlengkapan busana pada kaki. B. Pengaturan Busana :

Untuk menyusun konsep tata busana agar sesuai dengan lakon yang akan digelarkan perlu memperhatikan:

1. Tipe kostum teater;

a) Kostum Historis : kostum yang sesuai dengan periode sejarah.

b) Kostum tradisional: merupakan penggambaran karakter spesifik secara simbolis dan distilir.

c) Kostum nasional : kostum dari suatu negara atau daerah dengan ciri khas tertentu.

d) Kostum modern : kostum yang sesuai dengan masa/ waktu saat itu.

2. Observasi;

a) Observasi tentang hidup dan kehidupan masyarakat yang terlibat dalam lakon. 1) Observasi tentang periode sejarah yang dikemukakan dalam lakon.

3. Jenis busana;

a) Lembaran kain yang dikenakan seutuhnya tanpa dipotong berdasarkansuatu pola, misalnya busana zaman Mesir Kuno, Yunani kuno.

(3)

a) Nilai bahan yang menjadi faktor utama, bukan harganya. b) Tidak mengganggu gerak (acting).

c) Sesuai dengan peran.

Dalam masa pembaharuan teater tradisional, para koreografer sudah semakin cenderung untuk menerapkan pola garapan baru. Konsep tata busananya cenderung berdasarkan kreatifitas koreografer. Hal ini dapat dilihat misalnya dalam pergelaran Sendratari yang bernaskah dasar Epos Mahabarata. Meskipun pola garapannya (tari dan musik) masih berkiblat pola tradisi, akan tetapi ide konsep tata busana tidak meninggalkan konsep tradisi mungkin hanya sebagian, mungkin secara keseluruhan mengadakan pengembangan.

(4)
[image:4.612.125.378.20.613.2]

(5)

Referensi:

Harimawan, RMA. 1988. Diktat Dramaturgi. Bandung: Rosda (hal.134-145).

[image:5.612.117.432.70.326.2]

Tjahjono. 1987. Tata Teknik Pentas untuk SMKI. Yogyakarta: SMKI (halalaman 23-28). Gambar 26 a : Pengembangan busana tradisi (Foto:Wien P)

[image:5.612.117.431.384.585.2]
(6)

Gambar

Gambar 26 b:   busana tradisi (Foto : Wien)
Gambar 26 a : Pengembangan busana tradisi (Foto:Wien P)

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menyarankan untuk perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan lama paparan bising terhadap tajam pendengaran pada komunitas balap resmi

Beside surveying and ranking provinces’ e -commerce in terms of infrastructure human resources, transactions between businesses and consumers (B2C), transactions between

Berdasarkan hasil penelitan tentang peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran pengukuran berat menggunakan media realita di kelas II Sekolah Dasar Negeri 09

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id.. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Menimbang, bahwa keterangan para saksi yang diajukan oleh Pemohon dapat disimpulkan bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak rukun dan tidak

Mampu menguasai konsep, prinsip dan prosedur biologi serta mengaplikasikannya dalam kajian keanekaragaman struktur tumbuhan lumut, paku, tumbuhan biji terbuka, dan

Madrasah Nizamiyyah, yang didirikan oleh Nizam al -Mulk, merupakan institusi pendidikan Islam pertama 4 yang berbentuk madrasah dalam sejarah peradaban

Dalam kasus ini variabel lama tinggal tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan rumah tangga untuk melakukan tindakan pencegahan. Hal ini dapat disebabkan karena penduduk