• Tidak ada hasil yang ditemukan

1104171620 renstra badan ketahanan dan penyuluhan tahun 2016 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "1104171620 renstra badan ketahanan dan penyuluhan tahun 2016 2021"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka menetapkan arah dan acuan pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan lingkup Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan maka disusun Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan dan penyuluhan Tahun 2016-2021 yang berisikan tentang visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan. Pelaksanaan dirancang selama 6 (tahun) tahun sekaligus dirumuskan indikator keberhasilannya, sehingga arah dan keluarannya jelas serta dapat dievaluasi setiap tahun sebagai bahan perbaikan rencana dan pelaksanaan program tahun berikutnya.

Pembangunan Ketahanan pangan dan penyuluhan periode 2016-2021 lingkup Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya memiliki 5 (lima) program yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat, Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program Peningkatan Pererapan Teknologi Pertanian / Perkebunan, dan Program Pemberdayaan Penyuluh pertanian / Perkebunan / Perikanan / Peternakan. Kelima Program tersebut pada dasarnya untuk melanjutkan program sebelumnya dengan penyempurnaan dan pemantapan secara terpadu dan terkoordinasi.

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan tersebut, koordinasi kebijakan dan program ketahanan pangan dan penyuluhan dilaksanakan dengan mengoptimalkan Dewan Ketahanan Pangan.

Rencana strategis Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Tahun 2016 - 2021 ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk melaksanakan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan, pada lingkungan strategis yang cepat berubah dan berkembang dalam era globalisasi. Semoga Allah SWT selalu memberikan taufik dan hidayahnya atas semua upaya dalam pencapaian ketahanan pangan yang mantap dan berkelanjutan.

Painan, September 2016 Kepala Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan

Kabupaten Pesisir Selatan

Hj. EMIRDA ZISWATI, SE. MM

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Landasan Hukum ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan ... 4

1.4. Sistimatika Penulisan... 4

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ... 7

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ... 7

2.2. Sumber Daya ... 26

2.3. Kinerja Pelayanan ... 31

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan ... 33

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ... 37

3.1. Indentifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan ... 37

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih... 39

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Lembaga dan Renstra Provinsi ... 41

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ... 43

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis ... 48

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ... 50

4.1. Visi dan Misi ... 50

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD ... 51

4.3. Strategi dan Kebijakan ... 52

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF ... 71

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMP ... 78

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mengamanatkan bahwa setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diwajibkan menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD. Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Sementara itu, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Renstra SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.

Terkait dengan penyusunan Renstra SKPD, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 telah mengatur bahwa RPJMD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah harus menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD. Visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan yang tertuang di dalam Renstra SKPD dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD.

(4)

merupakan dokumen perencanaan tahunan dan penjabaran dari perencanaan periode 5 (lima) tahunan.

Implementasi program pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan dengan memperhatikan subsistim ketahanan pangan yaitu melalui upaya peningkatan produksi, ketersediaan dan penanganan rawan pangan, pemantapan distribusi dan cadangan pangan, serta peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan. Dengan demikian, program-program pembangunan pertanian dan ketahanan pangan tersebut diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi sosial ekonomi yang kondusif, menuju ketahanan pangan yang mantap dan berkelanjutan.

Peran serta Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dalam mendorong pemantapan ketahanan pangan tersebut dilakukan melalui koordinasi perumusan kebijakan dan langkah-langkah implementasi pemantapan ketahanan pangan masyarakat dengan kegiatan pengembangan desa mandiri pangan, penanganan daerah rawan pangan, pemberdayaan lumbung pangan masyarakat, penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM), diversifikasi konsumsi pangan, pemberdayaan petani, peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan, peningkatan kemampuan kelembagaan petani dan pengembangan usaha agribisnis pedesaan.

1.2 Landasan Hukum

Landasan Hukum penyusunan Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4438);

(5)

Indonesia tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 142, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4254);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 4817);

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019;

10.Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pereturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

11. Peaturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 8 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2005-2025;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pesisir Selatan;

(6)

1.3 Maksud dan Tujuan

Penyusunan Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016-2021 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang menjabarkan RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016-2021 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah.

Sedangkan tujuan penyusunan Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016-2021 adalah untuk dijadikan landasan/pedoman dalam penyusunan Renja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, penguatan peran para stakeholder dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah, serta sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan.

1.4 Sistimatika Penulisan

Sistimatika penulisan Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistimatika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN KETAHANAN PANGAN DAN

PENYULUHAN

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan Ketahanan pangan dan Penyuluhan

(7)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Ketahanan pangan dan Penyuluhan

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menegah Badan Ketahanan pangan

dan Penyuluhan 4.3 Strategi dan Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Dijelaskan mengenai program dan kegiatan lokalitas Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Program lintas Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dan program kewilayahan disertai indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif di Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan untuk periode 2016-2021.

BAB VI INDIKATOR KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN

PENYULUHAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

(8)

BAB VII PENUTUP

(9)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman merata dan terjangkau. Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 5 Tahun 2014 tanggal 15 September 2014 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dinyatakan bahwa Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah dibidang ketahanan pangan dan penyuluhan.

Berdasarkan hal diatas, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan. 2. Pelayanan Penunjang untuk kelancaran penyelenggaraan Pemerintahan

Kabupaten di Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan;

3. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten dibidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

(10)

1. Kepala Badan;

2. Sekretariat, membawahi :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan,

b. Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan; 3. Bidang Distribusi dan Ketersediaan Pangan, membawahi :

a. Sub Bidang Distribusi, Akses Pangan dan Harga Pangan; b. Sub Bidang Kerawanan dan Ketersediaan Pangan; 4. Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan, membawahi:

a. Sub Bidang Pola Konsumsi Pangan; dan b. Sub Bidang Teknologi dan Keamanan Pangan; 5. Bidang Penyuluhan, membawahi :

a. Sub Bidang Penyuluhan dan Pendidikan dan Latihan b. Sub Bidang Sumberdaya Manusia dan kelembagaan; 6. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB);

(11)

Adapun uraian tupoksi dari masing-masing unit kerja berikut dengan gambar struktur organisasi, sebagai berikut :

1. Kepala Badan

Kepala Badan Ketahanan dan Penyuluhan mempunyai tugas pokok merumuskan, menyelenggarakan, membina, mengendalikan dan mengevaluasi penyusunan dan pelaksanaan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan berdasarkan kewenangan yang dilimpahkan Bupati meliputi Bidang Distribusi dan Ketersediaan Pangan, Bidang Pengenakaragaman Konsumsi Pangan serta Bidang Penyuluhan dan Kelembagaan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatas Kepala Badan menyelenggarakan fungsi :

KEPALA BADAN

SEKRETARIS JABATAN

FUNGSIONAL

SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAG PERENCANAAN,

KEUANGAN DAN PELAPORAN

BIDANG PENYULUHAN DAN

KELEMBAGAAN BIDANG

PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BIDANG DISTRIBUSI

DAN KETERSEDIAAN PANGAN

SUBBID PENYULUHAN DAN PENDIDIKAN

LATIHAN SUBBID POLA

KONSUMSI PANGAN SUBBID DISTRIBUSI,

AKSES PANGAN DAN HARGA PANGAN

SUBBID TEKNOLOGI DAN KEAMANAN

PANGAN

SUBBID SUMBERDAYA MANUSIA DAN KELEMBAGAAN SUBBID KERAWANAN

(12)

a. Perumusan kebijakan teknis ketahanan pangan dan penyuluhan berdasarkan kewenangan yang dilimpahkan Bupati dalam rangka urusan ketahanan pangan dan penyuluhan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang distribusi, akses pangan serta bidang penyuluhan dan kelembagaan;

c. Pembinaan, pelaksanaan tugas, evaluasi dan pengendalian ketahanan pangan dan penyuluhan berdasarkan kewenangan yang dilimpahkan Bupati dalam rangka urusan ketahanan pangan; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kepala Badan mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. Merumuskan program dan kegiatan maupun anggaran berbasis akrual berdasarkan tugas pokok dan fungsi bidang ketahanan pangan serta sumber daya yang ada berpedoman kepada rencana strategis badan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Merumuskan kebijakan teknis di bidang perencanaan ketahanan pangan guna pedoman operasional kerja SKPD;

c. Menyusun sasaran pelaksanaan kegiatan bidang ketahanan pangan sesuai dengan petunjuk dan ketentuan;

d. Mengkoordinasikan para kepala bidang dan bawahan, agar terjalin kerjasama yang baik dan saling mendukung;

e. Membina, memfasilitasi dan mengarahkan serta mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang ketahanan pangan;

f. Mendelegasikan sebagian tugas dan wewenang kepada Sekretaris dan para kepala bidang secara berjenjang sesuai dengan bidang permasalahannya; g. Memantau serta mengevaluasi realisasi pelaksanaan kegiatan ketahanan

pangan untuk mengetahui perkembangan, hambatan dan permasalahan yang timbul serta upaya tindak lanjut penyelesaiannya;

(13)

i. Menandatangani dan/atau memaraf persuratan dan dokumen lainnya serta mendisposisikan surat masuk sesuai dengan kewenangan menurut ketentuan;

j. Memelihara dan mengupayakan peningkatan kinerja pegawai, disiplin, meningkatkan dedikasi, loyalitas dan kejujuran dalam lingkungan dinas; k. Menjalin kerjasama dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi

vertikal untuk kepentingan dinas dalam kelancaran pelaksanaan tugas; l. Mengendalikan pengelolaan keuangan, ketatausahaan dan perlengkapan

badan, mengatur membina, mengendalikan unit pelaksana teknis (UPT) badan untuk mencapai sasaran tugas serta memberikab pembinaan dan bimbingan terhadap kelompok fungsional sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

m. Menghadiri rapat koordinasi dan rapat-rapat lainnya; dan

n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan petunjuk arahan.

2. Sekretariat

Sekretariat Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan yang mempunyai tugas merencanakan, mengelola, mengkoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan Bagian Umum dan Kepegawaian, Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan. Dalam melaksanakan tugas pokok Sekretaris mempunyai fungsi :

a. Pengkoordinasian penyusunan rencana kerja dan anggaran di lingkungan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan;

b. Pengelolaan dan pengendalian kegiatan administrasi umum dan kepegawaian, perencanaan, keuangan dan pelaporan serta verifikasi di lingkungan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan;

c. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan;

d. Pemberian pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh bidang/unit kerja di lingkungan Badan ketahanan Pangan dan Penyuluhan;

(14)

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

b. Sub Bagian Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam merencanakan, menyiapkan bahan, mengolah dan melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan perlengkapan serta administrasi kepegawaian di lingkungan Badan Ketahanan pangan dan Penyuluhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan di Sub Bagian Urusan umum dan kepegawaian sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Menginventarisasi dan mengolah data dan informasi yang berhubungan dengan urusan umum dan kepegawaian, pengelolaan rumah tangga badan sebagai pedoman pelaksanaan tugas serta menyiapkan petunjuk pemecahan masalah;

c. Mengonsep rencana kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian berdasarkan tugas pokok serta sumber daya ayang ada berpedoman lepada rencana strategis Badan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; d. Mempersiapkan penyelenggaraan rapat-rapat Badan, pertemuan dan acara

rutin keprotokolan dan acara resmi lainnya;

e. Mengendalikan surat masuk, keluar dan kearsipan;

f. Merencanakan kebutuhan barang dan perlengkapan serta melaksanakan pengendalian administrasi barang dan perlengkapan;

(15)

h. Menyiapkan bahan pelaksanaan administrasi, penggunaan dan pemakaian barang inventaris, kendaraan dinas dan rumah dinas serta penggunaan gedung;

i. Menyiapkan administrasi pengaturan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan lingkungan serta rumah dinas;

j. Mengumpulkan, mengelola dan menyiapkan data kepegawaian dilingkup Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan;

k. Menyiapkan bahan usulan kenaikan pangkat, gaji berkala, pegawai dilingkup Badan;

l. Menyiapkan bahan usulan Karis, Karsu, Askes dll dilingkup Badan;

m. Menyiapkan bahan mutasi, teguran pelanggaran disiplin, pensiun, dan surat cuti pegawai dilingkup badan;

n. Menyiapkan absensi kehadiran pegawai dan mengkoordinir kehadiran pegawai dilingkup badan;

o. Membuat laporan kepegawaian dan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dan menyusun bezeting dilingkup badan.

p. Mengkoordinir dan menghimpun Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dilingkup badan.

q. Mengonsep surat dan naskah dinas serta mendistribusikan sesuai dengan disposisi dan arahan atasan.

r. Membagi tugas atau kegiatan serta memberi petunjuk, bimbingan dan arahan, mengawasi, menilai pelaksanaan tugas staf Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan

s. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugas.

(16)

a. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan dibidang Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Menginventarisasi dan mengolah data dan informasi yang berhubungan dengan bidang Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan sebagai pedoman pelaksanaan tugas serta menyiapkan petunjuk pemecahan masalah;

c. Mengonsep rencana kegiatan Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta sumberdaya yang ada berpedoman kepada rencana strategis badan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

d. Mengumpulkan/menyiapkan dokumen dan memproses Rencana Kerja Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA);

e. Mempersiapkan bahan dalam rangka menyusun anggaran kinerja Badan dan melakukan perubahan atau tambahan anggaran pendapatan dan belanja badan sesuai dengan usulan masing-masing bidang;

f. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan;

g. Melaksanakan penatausahaan keuangan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan;

h. Melakukan pemeriksaan, penilaian dan evaluasi terhadap pelaksanaan anggaran badan;

i. Mengelola administrasi keuangan dan penatausahaan keuangan dinas yang meliputi penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran, pembukuan, verifikasi anggaran serta perbendaharaan termasuk pengendalian pengelolaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran di lingkungan Badan;

j. Meneliti, memaraf dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban (SPJ) pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan;

k. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian terhadap bendaharawan dan pengelola keuangan badan;

l. Menyiapkan Laporan KUA PPAS, Renstra, LPPD, LAKIP, LKPJ, RKA dan DPA dilingkungan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan;

(17)

n. Menyelenggarakan anggaran belanja badan dengan berpedoman kepada APBD yang telah ditetapkan;

o. Memberi petunjuk, bimbingan, membina, mengawasi, mengevaluasi serta menilai hasil kerja bawahan di lingkungan Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan petunjuk dan ketentuan;

p. Menyusun laporan bulanan, triwulanan, dan tahunan keuangan sesuai dengan peraturan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan q. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugas

3. Bidang Distribusi dan Ketersediaan Pangan

Kepala Bidang Distribusi dan Ketersediaan Pangan mempunyai tugas membantu Kepala Badan merencanakan, mengelola, mengkoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan distribusi dan ketersediaan pangan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepala Bidang Distribusi dan Ketersediaan pangan menyelenggarakan fungsi :

a. Perencanaan operasional kegiatan bidang pengolahan data, informasi dan pelaporan investigasi;

b. Pengkoordinasian kegiatan Sub Bidang Distribusi, Akses Pangan dan Harga Pangan, dan Kerawanan dan Ketersediaan Pangan;

c. Penyelenggaraan kegiatan Sub Bidang Distribusi, Akses Pangan dan Harga Pangan serta kerawanan dan Ketersediaan Pangan;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kepala Bidang Distribusi dan Ketersediaan Pangan mempunyai tugas sebagai berikut :

(18)

d. melakukan pengkajian dan analisa kelembagaan cadangan pangan daerah dan masyarakat;

e. meningkatkan koordinasi dengan dinas/instansi/unit kerja terkait di bidang distribusi dan ketersediaan pangan baik ditingkat propinsi dan maupun ditingkat Kabupaten/Kota;

f. mengkoordinasikan kebijakan pengembangan, sistim distribusi dan harga pangan;

g. mengkoordinasikan kebijakan pengendalian akses pangan masyarakat; h. mengkoordinir pengendalian harga pangan;

i. mengkoordinasikan kebijakan jaringan informasi harga dan pengembangan jaringan pemasaran;

j. membuat laporan kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Distribusi dan Ketersediaan Pangan, terdiri dari :

a. Sub Bidang Distribusi, Akses Pangan dan Harga pangan; dan b. Sub Bidang Kerawanan dan Ketersediaan Pangan.

Kepala Sub Bidang Distribusi, Akses Pangan dan Harga Pangan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Distribusi dan Ketersediaan Pangan merencanakan, menyiapkan, mengelola, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan Distribusi, Akses dan Harga Pangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana diatas, Kepala Sub Bidang Distribusi, Akses Pangan dan Harga Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. Menghimpun, mempelajari dan menelaah serta mengolah peraturan perundang-undangan, kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis serta data dan informasi lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya;

(19)

ada berpedoman kepada rencana strategis sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

c. Membagi tugas, memberi petunjuk dan arahan, memeriksa, membina, mengawasi dan menilai pelaksanaan kegiatan Sub Bidang;

d. Menyiapkan bahan, penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian pengembangan infrastruktur distribusi pangan, analisa distribusi pangan, dan jaringan pemasaran;

e. Menyiapkan bahan penyusunan rencana pelaksanaan pembinaan, pemantauan dan evaluasi distribusi pangan, akses pangan dan jaringan pemasaran;

f. Menyiapkan bahan penyusunan rumusan kebijakan teknis distribusi pangan, akses pangan dan informasi jaringan pemasaran;

g. Menyiapkan bahan koordinasi dengan dinas/instansi terkait; h. Menyusun laporan ketersediaan pangan dan harga pangan;

i. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan pembinaan pemantauan dan evaluasi jaringan informasi harga pangan;

j. Melaksanakan perumusan identifikasi kebutuhan, penyediaan pangan dan cadangan pangan daerah serta pengembangan pangan lokal;

k. Melakukan analisa ratio jumlah penduduk terhadap kebutuhan pangan dan pengadaan pangan;

l. Melakukan pemantauan, pengamanan dan ketersediaan pangan;

m. Merencanakan penyediaan, cadangan dan kebutuhan pangan komoditas prioritas;

n. Melakukan pengkajian data base potensi produk pangan; o. Membuat laporan bulanan, semester dan tahunan; dan

p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan petunjuk dan arahannya dalam ruang lingkup badan.

(20)

melaksanakan tugas pokok sebagaimana diatas, Kepala Sub Bidang Kerawanan dan Ketersediaan Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. Menghimpun, mempelajari dan menelaah serta mengolah peraturan perundang-undangan, kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis serta data dan informasi lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya;

b. Membagi tugas, memberi petunjuk dan arahan, memeriksa, membina, mengawasi dan menilai pelaksanaan kegiatan sub bidang;

c. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan pembinaan pemantauan dan evaluasi kerawanan pangan;

d. Menyusun kebijakan teknis pola konsumsi pangan, pemberdayaan masyarakat, promosi/kampanye dan gerakan percepatan diversifikasi pangan;

e. Menyiapkan rencana pelaksanaan analisa, pembinaan penyusunan rumusan kebijakan teknis pemberdayaan masyarakat, promosi/kampanye dan gerakan percepatan diversifikasi pangan;

f. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis pelaksanaan pencegahan kerawanan pangan;

g. Menyiapkan bahan koordinasi dengan dinas/instansi terkait;

h. Melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kerawanan pangan dan pelaporan pola konsumsi pangan;

i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan Sub Bidang Kerawanan Pangan dan Ketersediaan Pangan;

j. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan sebagai pertanggungjawaban tugas pada atasan; dan

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan

(21)

Penganekaragaman Konsumsi Pangan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas pokok diatas, Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan menyelenggarakan fungsi ;

a. Perencanaan operasional kegiatan bidang penganekaragaman konsumsi pangan;

b. Pengkoordinasian kegiatan bidang pola konsumsi pangan, teknologi pangan dan keamanan pangan;

c. Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian, teknologi pangan dan keamanan pangan

d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggarakan sub bidang pola konsumsi pangan, teknologi dan keamanan pangan

e. Penyelenggaraan kegiatan bidang penganekaragaman konsumsi pangan; dan

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut:

a. Menghimpun dan mengolah peraturan perundang-undangan, kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis serta data dan informasi lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya;

b. Membagi tugas, memberi petunjuk dan arahan, memeriksa, membina, mengawasi dan menilai pelaksanaan kegiatan Sub Bidang;

c. Menyiapkan bahan rencana dan kebijakan teknis dibidang penganekaragaman konsumsi pangan;

d. Menyusun program kerja Sub Bidang Pola Konsumsi Pangan dan Sub Bidang Teknologi dan Keamanan Pangan;

e. Melaksanakan pemantauan dan pengamanan kebijakan harga dasar pangan;

f. Mengkoordinasikan kebijakan penganekaragaman/diversifikasi konsumsi pangan;

(22)

h. Melaksanakan pengembangan sistem penganekaragaman konsumsi pangan;

i. Menyiapkan bahan kerjasama antar lembaga dan pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan

j. Membuat laporan bulanan, semester dan tahunan pelaksanaan kegiatan, dan

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan, terdiri dari : a. Sub Bidang Pola Konsumsi pangan; dan

b. Sub Bidang Teknologi dan Keamanan Pangan.

Kepala Sub Bidang Pola Konsumsi Pangan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan merencanakan, menyiapkan bahan, mengolah dan melaksanakan kegiatan Pola Konsumsi Pangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk melaksanakan tugas pokok Kepala Sub Bidang Pola Konsumsi Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. Menghimpun, mempelajari dan menelaah serta mengolah peraturan perundang-undangan, kebijakan, pedoman, dan petunjuk teknis serta data dan informasi lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya;

b. Membagi tugas, memberi petunjuk dan arahan, memeriksa, membina, mengawasi dan menilai pelaksanaan kegiatan Sub Bidang;

c. Menyusun kebijakan teknis pola konsumsi pangan, pemberdayaan masyarakat, promosi/kampanye dan gerakan percepatan diversifikasi pangan;

d. Menyiapkan bahan renacana pelaksanaan analisa, pemberdayaan masyarakat dan promosi percepatan diversifikasi pangan;

e. Mengembangkan pola konsumsi pangan; f. Mengembangkan diversifikasi pangan; g. Memantau pola konsumsi pangan;

h. Menyiapkan bahan koordinasi pengamanan pola konsumsi pangan dan gizi; i. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Pola Konsumsi

(23)

j. Melaksanakan pengembangan kegiatan peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan beragam, bergizi seimbang dan aman; k. Membuat laporan bulanan, semester dan tahunan pelaksanaan kegiatan; l. Melaksanakan evaluasi pola konsumsi pangan dan gizi; dan

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bidang Teknologi dan Keamanan Pangan mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan dan melaksanakan kegiatan teknologi dan keamanan pangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Sub Bidang Teknologi dan Keamanan Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. Menghimpun, mempelajari dan menelaah serta mengolah peraturan perundang-undangan, kebijakan, pedoman, dan petunjuk teknis serta data dan informasi lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya;

b. Membagi tugas, memberi petunjuk dan arahan, memeriksa, membina, mengawasi dan menilai pelaksanaan kegiatan Sub Bidang;

c. Melaksanakan pengembangan teknologi dan keamanan pangan berdasarkan potensi pangan lokal;

d. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan teknologi dan keamanan pangan berdasarkan potensi pangan lokal;

e. Menyiapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis teknologi keamanan pangan;

f. Membuat laporan bulanan, semester dan tahunan;

g. Menyiapkan bahan koordinasi pembinaan keamanan mutu dan pangan; h. Melakukan identifikasi dan inventarisasi tentang pengembangan teknologi

pangan;

i. Menyiapkan rumusan kebijakan teknis pengembangan teknologi pangan; j. Melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pengembangan teknologi

pangan;

k. Membuat laporan bulanan, semester dan tahunan; dan

(24)

5. Bidang Penyuluhan dan Kelembagaan

Kepala Bidang Penyuluhan dan kelembagaan mempunyai tugas membantu Kepala Badan merencanakan, mengelola, mengkoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan penyuluhan dan kelembagaan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana diatas, Kepala Bidang Penyuluhan dan Kelembagaan menyelenggarakan fungsi:

a. Perencanaan operasional kegiatan Bidang Penyuluhan dan kelembagaan; b. Pengkoordinasian kegiatan Bidang Penyuluhan dan Pendidikan dan

Latihan;

c. Perumusan bahan pembinaan, bimbingan, pengendalian dan pengaturan teknis di bidang penyuluhan dan pendidikan dan latihan;

d. Monitoring, evalusi dan pelaporan penyelenggaraan bidang penyuluhan dan kelembagaan;

e. Penyelenggaraan kegiatan bidang penyuluhan dan kelembagaan; dan f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kepala Bidang Penyuluhan dan Kelembagaan mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. Menghimpun dan mengolah peraturan perundang-undangan, kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis serta data dan informasi lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya;

b. Melaksanakan tugas dibidang teknologi, sarana dan prasarana penyuluhan dan pengembangan kelembagaan dan sumberdaya manusia;

c. Merencanakan, pelaksanaan dan pengembangan pembangunan sumberdaya penyuluhan;

d. Merumuskan kebijakan pengembangan teknologi, sarana prasarana dan kelembagaan sumberdaya panyuluh;

e. Menyiapkan dan penyusunan bahan informasi dalam bidang pengembangan penyuluhan dan kelembagaan;

(25)

g. Membagi tugas, memberi petujuk dan arahan, memeriksa, membina, mengawasi dan menilai pelaksanaan kegiatan sub bidang;

h. Menyusun dan menyiapkan metode penyuluhan;

i. Membina dan mengendalikan peningkatan kemampuan kepemimpinan dan manajerial sumber daya manusia penyuluh;

j. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja/instansi terkait sesuai dengan bidang tugasnya;

k. Membina kapasitas penyuluh melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan; dan

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Penyuluhan dan Kelembagaan, terdiri dari : a. Sub Bidang Penyuluhan dan Pendidikan Latihan. b. Sub Bidang Sumberdaya Manusia dan Kelembagaan.

Kepala Sub bidang Penyuluhan dan Pendidikan latihan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Penyuluhan dan kelembagaan merencanakan, merencanakan, menyiapkan bahan, mengolah, malaksanakan dan mengevaluasi kegiatan penyuluhan dan Pendidikan latihan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk melaksanakan tugas pokok Kepala Sub Bidang Penyuluhan dan Pendidikan Latihan mempunyai rincian sebagai berikut:

a. Menghimpun, mempelajari dan menelaah serta mengolah peraturan perundang-undangan, kebijakan, pedoman, dan petunjuk teknis serta data dan informasi lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya;

b. Membagi tugas, memberi petunjuk dan arahan, memeriksa, membina, mengawasi dan menilai pelaksanaan kegiatan sub bidang;

c. Menyusun perencanaan dibidang penyelenggaraan penyuluhan;

d. Membina dan mengendalikan peningkatan penyelenggaraan penyuluhan; e. Mengembangkan sumber daya penyuluhan;

f. Menilai penyelenggaraan penyuluhan;

(26)

h. Melaksanakan perencanaan, penyusunan dan penyebarluasan materi dan metode penyuluhan;

i. Menyiapkan bahan dalam rangka pengembangan pelaksanaan penyuluhan; j. Memberikan pembinaan terhadap pelaksanaan penyuluhan dan

mengadakan pertemuan antara penyuluh dan petani;

k. Melakukan penilaian terhadap petugas penyuluh dan kelompok tani;

l. Menumbuhkembangkan dan menfasilitasi kelembagaan tani dan forum kegiatan penyuluhan;

m. Menyusun program penyuluhan pada tingkat kecamatan sejalan dengan program penyuluhan;

n. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi teknologi, sarana produksi , pembiayaan dan pasar; dan

o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Kepala Sub Bidang Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang penyuluhan dan Kelembagaan merencanakan, menyiapkan bahan, mengolah, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan Peningkatan Sumber Daya manusia dan Kelembagaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk melaksanakan tugas pokok Kepala Sub Bidang Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

a. Menghimpun, mempelajari dan menelaah serta mengolah peraturan perundang-undangan, kebijakan, pedoman, dan petunjuk teknis serta data dan informasi lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya; b. Membagi tugas, memberi petunjuk dan arahan, memeriksa, membina,

mengawasi dan menilai pelaksanaan kegiatan Sub Bidang;

c. Menyusun rencana kerja sub bidang pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan;

d. Membuat laporan tentang jumlah petani yang dilatih dan jenis pelatihannya;

(27)

f. Melaksanakan pengembangan kelembagaan tani; g. Menyusun rencana pelatihan terhadap penyuluh;

h. Memberikan sosialisasi terhadap kelompok tani terhadap temuan baru tentang kelembagaan;

i. Memberikan pendampingan kepada kelompok tani atau perorangan dalam rangka pelatihan dan peningkatan sumber daya manusia kelompok tani;

j. Melaksanakan koordinasi dengan instansi/unit kerja terkait sesuai dengan bidang tugasnya;

k. Melaksanakan pembinaan terhadap lembaga petani; l. Melaksanakan bimbingan penyuluhan;

m. Membuat laporan bulanan dan tahunan; dan

n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

6. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan mempunyai tugas membantu Kepala Badan melaksanakan tugas pekerjaan sesuai jabatan/bidang tugas dan keahlian yang dimiliki.

Rincian tugas Kelompok Jabatan Fungsional adalah sebagai berikut : a. Menjabarkan program kerja yang diberikan Kepala Badan;

b. Melaksanakan tugas dan pekerjaan sesuai dengan jabatan/bidang tugas dan keahlian yang dimiliki;

c. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Badan baik diminta ataupun tidak diminta sesuai lingkup tugas dan keahliannya;

d. Mengadakan koordinasi dan sinkronisasi dengan unit kerja lainnya di lingkungan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan;

e. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang tugas, keahliannya serta menyusun saran dan tindaklanjut.

f. Membuat laporan baik lisan maupun tertulis kepada Kepala Badan sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya; dan

(28)

2.2 Sumber Daya

1. Kondisi Umum Pegawai

Berdasarkan kondisi per bulan Desember 2015, jumlah aparatur Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pesisir Selatan sebanyak 203 orang, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah Aparatur

No Status Jumlah (Orang) %

1 PNS 112 55,17

2 THL-TBPP 85 41,87

3 Tenaga Sukarela 6 2,96

Jumlah 203 100,00

Tabel diatas menunjukkan bahwa aparatur belum seluruhnya berstatus PNS, sehingga uraian selanjutnya tentang kondisi pegawai difokuskan hanya pada PNS sebanyak 112 orang.

a. Jumlah pegawai berdasarkan golongan

Dari 112 PNS Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan didominasi oleh pegawai berstatus golongan III sebanyak 72,32% yang menandakan bahwa rata-rata latar belakang pendidikan dan atau pengalaman kerja, umumnya sudah mencukupi syarat yang dibutuhkan dalam upaya optimalisasi kinerja. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

No Golongan Jumlah (Orang) %

1 IV 14 12,50

2 III 81 72,32

3 II 17 15,18

Jumlah 112 100,00

b. Jumlah Pegawai Berdasarkan pendidikan

(29)

Tabel 3. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah (Orang) %

1 Strata 2 (S2) 4 3,57

2 Strata 1 (S1)/ DIV 48 42,86

3 Diploma III (DIII) 6 5,36

4 SLTA 54 48,21

Jumlah 112 100,00

2. Kondisi Umum Sarana dan Prasarana Penunjang Kinerja

Sarana prasarana penunjang kinerja saat ini tersedia cukup memadai sekalipun belum optimal. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. Sarana Prasarana Penunjang Kinerja

NO NAMA BARANG JUMLAH KET

1 Tanah 10

Tanah bangunan kantor pemerintah 2 Tanah bangunan tempat kerja lainnya 1

Tanah Tegalan 2

Tanah Kebun 1

Tanah Kosong yang diperuntukkan 2

2 Peralatan dan Mesin 761

 Mini Bus 2

 Sepeda Motor 71

 Timbangan BBI Capasitas 100 kg 1  Timbangan BBI Capasitas 200 kg 1

 Mesin Jahit Karung 1

Alat Pengukur Ph Tanah (Soil Tester) 2

 Lemari Penyimpanan 1

 Mesin Ketik Manual Portable 11

 Mesin Ketik manual Standar 5

 Mesin Ketik Elektronik 1

 Mesin Hitung Manual 1

 Lemari Besi 5

 Rak Besi 2

 Rak kayu 1

 Filing Besi/ Metal 3

 Almari Titipan Barang(Perpustakaan) 1

 Lemari Penyimpanan 22

 Brankas 1

(30)

 Papan Pengumuman 2

 Papan Tulis 10

 Papan Struktur 1

 Mesin Penghancur Kertas 1

 Meja Biro 3

 Generator Set 4

 White Board Elektronik 16

 Meteran Besar 1

 Proyektor/Infocus 12

 Lemari Kayu 4

 Meja Kayu/Rotan 4

 Kursi Besi/Metal 55

 Kursi Kayu/Rotan/Bambu 28

 Meja Rapat 57

 Meja Telpon 1

 Meja Kerja Staf 21

 Meja Panjang 9

 Kursi Rapat 94

 Kursi Tamu 4

 Kursi Putar 13

 Kursi Biasa 7

 Bangku Tunggu 2

 Meja ½ Biro 27

 Sofa 1

 Kursi Plastik 55

 Lemari Pajang 1

 Kursi Kerja Staf 23

 Kulkas 1

 Lemari Es 1

 AC Unit 8

 Kipas Angin 8

 Kompor Gas 1

 Piring 18

 Mangkok (Alat Rumah Tangga) 3

 Mangkok Besar 7

 Gelas 3

 Sendok 4

 Televisi 1

 Wireless 5

 Alat Semprot 1

 Microphone 2

 Microphone Floor Stand 2

 Microphone Table Stand 2

 Gambar Presiden/Wakil presiden 1

(31)

 Cambung 2

 Komputer 14

 Laptop 11

 Printer 46

 Meja Kerja Pejabat Eselon II 2 Meja Kerja Pejabat Eselon III 3 Kursi Kerja pejabat Eselon II 2 Kursi Kerja pejabat Eselon IV 3 Lemari Arsip untuk arsip dinamis 1

DVD 1

Sound System 1

Microphone/Wireless Mic 1

Kamera Bawah Air 1

Camera Digital 1

Speaker Aktive 1

Warless 4

Megaphone 1

Telephone (PABX) 1

Faximile 2

Wireless Amplifier 2

Amplifier 1

Wireless 1

Antena MF/MW Portable 1

Antena SHF Portable 1

Gelas Takar 1

3 Gedung dan Bangunan 46

Bangunan Gedung kantor Permanen 6

Pagar Gedung Kantor 15

Rehabilitasi TPA 2

Bangunan Gudang Tertutup Permanen 10

Bangunan Lumbung 10

Gedung Pertokoan/Koperasi Pasar Permanen

1

Rumah Dinas Golongan I 1

Rumah Negara Golongan II Type C Permanen

1

4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 2

Instalasi Jaringan SIPKD 2

5 Aset Lainnya 166

Sepeda Motor 8

Mesin ketik Manual Portable (11-13) 3 Mesin Ketik Manual Standar (14-16) 1

Lemari Besi/Metal 6

Rak Besi/Metal 3

Almari Titipan Barang 2

Lemari Penyimpanan 2

(32)

Meja Biro 5

Meja Kayu/Rotan 15

Kursi Kayu/Rotan/Bambu 23

Meja Rapat 28

Kursi Rapat 10

Kursi Tamu 1

Kursi Biasa 1

Kursi Lipat 11

Meja ½ Biro 6

Kursi Plastik 16

Jam Dinding 2

AC Unit 1

Kipas Angin 3

Wireless 2

Microphone 1

Gambar Presiden/Wakil Presiden 1 Pompa Air (Alat Rumah Tangga) 2

Printer 1

Lemari Arsip untuk arsip Dinamis 2

Microphone/Wireless Mic 2

Microphone Floor Stand 1

Radio SSB 1

Alat Semboyan 1

Rumah Negara Golongan I Type B permanen 1

3. Kondisi Umum Anggaran

Anggaran Belanja Daerah Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Tahun 2016 telah ditetapkan dalam Perda Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 7 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016 dan Perbup Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 67 tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2016, serta dituangkan lebih lanjut dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun Anggaran 2016. Adapun besaran anggaran dimaksud pada kondisi sebelum Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) sebesar Rp 12.501.111.607,- yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung Rp 9.542.005.497,- dan Belanja Langsung sebesar Rp 2.959.106.110,-

(33)

Tabel 5. Rekapitulasi Total Anggaran Pada Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2011-2015

Tahun Anggaran %

Target Realisasi

2011 2.158.337.800 2.082.828.063 96,50

2012 2.667.557.595 2.494.051.639 93,50

2013 3.765.548.350 3.639.287.838 96,65

2014 3.699.542.240 3.630.225.596 98,13

2015 3.929.162.300 3.704.134.312 94,27

2.3 Kinerja Pelayanan

Adapun indikator sasaran kinerja pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan periode Tahun 2016-2021 disajikan sebagai berikut :

1. Peningkatan Ketersediaan energi dan protein perkapita serta cadangan pangan pemerintah dan masyarakat

 Defenisi :

Indikator ini berkaitan dengan perhitungan ketersediaan pangan minimal terhadap energi dan protein

 Program Utama

Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)  Keterangan

Kondisi awal ketersediaan energi adalah 2.400 kkal/kap/hari dan ketersediaan protein adalah 63 gram/kap/hari.

2. Stabilitas Harga Pangan dan Peningkatan Akses pangan masyarakat  Defenisi

Indikator ini berkaitan dengan adanya stabilitas harga pangan pokok ditingkat produsen dan konsumen

 Program Utama

Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)  Keterangan

(34)

3. Peningkatan Pendapatan keluarga petani dan nelayan  Defenisi

Berkembangnya kelembagaan petani dan nelayan sebagai kelembagaan petani ekonomi petani dan nelayan yang kuat dan mandiri

 Program Utama

Peningkatan Kesejahteraan Petani  Keterangan

Melalui program ini dapat diketahui persentase kelembagaan petani dan nelayan yang difasilitasi dan dikembangkan.

4. Peningkatan Kapasitas Penyuluh dalam proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha pertanian, perikanan dan kehutanan

 Defenisi

Meningkatnya kemampuan, keterampilan serta pengetahuan penyuluh dalam pemberdayaan petani dan nelayan.

 Program Utama

Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan/ Perikanan/peternakan.

 Keterangan

Melalui program ini dapat diketahui jumlah penyuluh yang difasilitasi dengan pendidikan dan pelatihan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugasnya dilapangan.

5. Peningkatan penerapan teknologi pertanian melalui peran penyuluh  Defenisi

Indikator ini berkaitan dengan perhitungan jumlah keseluruhan kelompok yang ada pada masing-masing sektor, sebagai bentuk proses diseminasi inovasi teknologi terkini.

 Program Utama

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan.  Keterangan

(35)

Upaya pencapaian kinerja pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan tidak hanya ditempuh melalui program utama, akan tetapi didukung pula melalui beberapa program penunjang, sebagai berikut :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dalam menjalankan tupoksinya tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal, akan tetapi permasalahan dimaksud harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan kinerja.

Tantangan yang paling nyata dihadapi ke depan terkait dengan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan adalah makin merambahnya sektor non pertanian secara umum yang telah mengalihfungsikan lahan produktif pertanian, perikanan dan lahan konversi kehutanan, baik sektor perumahan rakyat sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan atas perluasan pemukiman bagi masyarakat, maupun sektor industri barang serta jasa perdagangan dan wisata untuk mengembangkan skala usaha dalam pemenuhan target produksi dan jasanya, yang diakibatkan oleh adanya perkembangan global di berbagai sektor kehidupan masyarakat yang tidak dapat dihindari.

Sedangkan disisi lain, ketersediaan pangan bersumber pertanian, peternakan dan perikanan serta kelestarian daya dukung lahan dan hutan lindung melalui pemberdayaan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha masih harus tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan kesinambungannya.

(36)

mengedepankan prinsip keselarasan segenap potensi stakeholders yang terlibat dan berkepentingan didalamnya.

Berdasarkan analisis terhadap tantangan dan peluang baik internal maupun eksternal, dalam hal ini dengan menggunakan metode SWOT Analysis, lingkungan internal meliputi Strengths (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan), sedangkan lingkungan Eksternal meliputi Opportunity (Peluang) dan Threaths (Ancaman). Adapun masing-masing kondisi lingkungan internal dan eksternal, sebagai berikut:

Lingkungan Internal

Kekuatan (S):

1. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pesisir Selatan

2. Kabupaten Pesisir Selatan merupakan wilayah surplus pangan, memiliki areal sawah yang luas dan 67% telah dialiri saluran irigasi serta berada di pesisir pantai dengan panjang garis pantai 218 Km.

3. Sarana dan Prasarana dalam bentuk bangunan kantor beserta fasilitas kerjanya dan penunjang mobilitas ketahanan pangan dan penyuluhan sudah mulai tertata dengan baik, melalui pembiayaan DAK dan Dekonsentrasi Pemerintah Pusat maupun APBD Kabupaten Pesisir Selatan. 4. Tersedianya kelembagaan penyuluh pada tingkat kabupaten dan kecamatan yang aktif dalam merencanakan, mengkoordinir dan melaksanakan aplikasi teknologi dan informasi bagi pelaku utama dan pelaku usaha.

5. Masih ditugaskannya sebanyak 85 THL-TBPP sebagai penyuluh kontrak yang berperan dalam mensubsitusi kekurangan jumlah penyuluh PNS.

Kelemahan (W)

(37)

2. Perilaku masyarakat yang masih cendrung sulit merubah pola makan (pangan alternatif yang berasal sumber pangan lokal) dalam hal ini karena kebiasaan sejak kecil.

3. Belum terlaksananya dengan baik diversifikasi produksi dan konsumsi pangan.

4. Banyaknya Penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan PNS yang berusia diatas 50 Tahun, hal ini mengindikasikan akan terjadinya degradasi sumberdaya penyuluhan beserta kapabilitas yang melekat didalamnya pada beberapa tahun ke depan, serta akan berdampak pada berkurangnya mobilitas dalam aplikasi metodologi penyuluhan baik secara teknis maupun administrasi pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja. 5. Jumlah SDM Aparatur baik fungsional umum maupun fungsional khusus

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan belum mencukupi dalam menjalankan tugas dan pelayanan kepada masyarakat.

6. Sarana penunjang kinerja penyuluh dalam mengaplikasikan metodologi penyuluhan terkini ditingkat pelaku utama dan pelaku usaha belum terpenuhi secara proporsional dan memadai.

7. Kurangnya dukungan anggaran untuk menunjang pelaksanaan program dan kegiatan peningkatan ketahanan pangan dan pemberdayaan kelembagaan penyuluhan.

Lingkungan Eksternal

Peluang (O)

1. UU RI Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K)

2. UU RI Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan

3. PP RI Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan

4. PP RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang pembiayaan, pembinaan dan pengawasan penyuluhan pertanian, Perikanan dan Kehutanan

(38)

6. Ketersediaan lahan pertanian dan perikanan cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal.

7. Tingkat pendidikan masyarakat dan pengetahuan tentang pangan yang semakin tinggi memberikan peluang bagi percepatan proses peningkatan kesadaran gizi masyarakat.

8. Kelembagaan ketahanan pangan masyarakat yang semakin konsisten berpartisipasi dalam mengelola proses produksi, pengolahan, pemasaran dan konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.

9. Terbitnya berbagai peraturan, keputusan dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) sebagai dasar aplikasi metodologi penyuluhan baik ditingkat pusat, provinsi maupun daerah

10. Terjalinnya jejaring kerja dalam alih informasi dan inovasi teknologi pertanian, perikanan dan kehutanan dengan berbagai lembaga penelitian, pendidikan dan pelatihan terkait ditingkat pusat, provinsi maupun daerah 11. Percepatan yang cukup signifikan pada perkembangan kuantitas dan

kualitas kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha mulai tingkat kelompok, gabungan kelompok beserta beberapa program pengembangan agribisnis dan minabisnis yang menyertainya.

12.Banyaknya jumlah penduduk yang bekerja disektor pertanian, sehingga mampu untuk memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

Ancaman (T)

1. Penerapan AFTA (Asean Free Trade Area/bebas bea masuk impor) di negara–negara asean yang mengancam mekanisme pasar produk pertanian, perikanan dan kehutanan dengan kondisi umum di Kabupaten Pesisir Selatan masih belum memenuhi persyaratan penerapan teknologi budidaya bebas/minim zat adiktif dalam pengolahan dan pengemasannya. 2. Analisa dan prediksi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika)

(39)

3. Menurunnya minat dan orientasi usaha angkatan kerja usia muda terhadap usaha tani dan usaha mina, khususnya yang berdomisili pada wilayah pengembangan sektor non pertanian, perikanan dan kehutanan.

4. Minimnya pelatihan/bimbingan teknis sebagai upaya peningkatan kesiapan sumberdaya manusia pelaku utama dan pelaku usaha beserta kelembagaannya, menuju penerapan agribisnis dan minabisnis yang proporsional berdasarkan potensi pada setiap satuan sektor maupun wilayah dalam mendukung ketahanan pangan.

(40)

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan.

Isu Strategis yang sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, terjadinya krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara lain yang semula menjadi pengekspor pangan cenderung menahan produknya dijadikan stock pangan. Kondisi global tersebut juga terjadi di indonesia, sehingga diperlukan upaya-upaya guna mengamankan produksi dan meningkatkan stock Pangan Nasional. Isu Strategis Nasional Lainnya adalah mengenai laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, tingginya laju konversi lahan, terbatasnya infrastruktur pertanian serta Pola Pangan Penduduk yang bergantung pada beras.

Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan, isu strategis yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan Pembangunan Ketahanan Pangan dan penyuluhan adalah sebagai berikut :

a. Masih banyak ditemukan pemakaian residu, zat aditif dan zat berbahaya lainnya pada pangan segar, pangan olahan dan jajanan anak sekolah. b. Tingginya fluktuasi harga pangan yang dibutuhkan masyarakat pada

waktu tertentu

c. Masih tingginya ketergantungan masyarakat pada pangan pokok beras. d. Masih banyak wilayah rawan pangan / penduduk miskin

e. Belum optimalnya diversifikasi produk pangan lokal dan pentingnya mengkonsumsi menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA). f. Belum optimalnya pengelolaan cadangan pangan Pemerintah Kabupaten,

Pemerintah Nagari dan kelembagaan cadangan pangan masyarakat. g. Belum terpenuhinya tingkat kecukupan cakupan pelayanan penyuluhan

yang diakibatkan minimnya jumlah Penyuluh (jumlah selalu berkurang dikarenakan memasuki masa purna Bakti/Pensiun dan/atau meninggal dunia).

(41)

i. Masih rendahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan SDM pelaku utama dan pelaku usaha.

j. Masih terdapat alih fungsi lahan produktif usaha sektor pertanian/peternakan/perikanan/kehutanan menjadi sektor pembangunan lainnya.

k. Belum memadainya sarana dan prasarana di tingkat Balai penyuluhan Kecamatan dan Penyuluh dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya.

l. Belum optimalnya hubungan kerjasama dalam transfer inovasi teknologi dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi serta koordinasi pembinaan kelembagaan bersama dengan Pemerintahan tingkat Kecamatan dan Nagari.

m. Belum Optimalnya kerjasama sinergis diantara SKPD terkait dalam mendukung Ketahanan Pangan di kabupaten pesisir Selatan.

3.2. Telaahan Visi, Misi Dan Program Bupati Dan Wakil Bupati Terpilih.

1. PERNYATAAN VISI

Visi merupakan pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefenisikan kemana organisasi akan dibawa dan membantu mendefenisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan.

(42)

Adapun makna dan Penjelasan Pernyataan Visi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dimaksud adalah :

 MANDIRI adalah Berdiri sendiri, yaitu kondisi dimana daerah dapat memenuhi kebutuhan pembangunan dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki daerah secara otimal.

 UNGGUL adalah Masyarakat memiliki kemampuan berpikir, beraktualisasi dan memiliki kapasitas inovatif dan kreatif sehingga menjadi masyarakat yang unggul.

 AGAMAIS adalah Mengandung makna suatu kondisi masyarakat dapat mempelajari, memahami, melaksanakan dan mengamalkan ajaran agamanya dalam tatanan kehidupan sehari hari serta menjunjung tinggi nila-nilai agama dan adat.

 SEJAHTERA adalah Perlu sejumlah Program akselerasi untuk bisa mendongkrak peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Pesisir Selatan terutama dibidang Pendidikan, Kesehatan dan meningkatkan Daya beli masyarakat.

2. PERNYATAAN MISI

Misi adalah sesuatu yang harus di emban atau dilaksanakan oleh instansi Pemerintah, sebagaimana penjabaran Visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan Misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan Stakeholder dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan Pemerintahan.

Dalam rangka pencapaian Visi dimaksud diatas dengan tetap memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada serta tantangan ke depan serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) Misi pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan sebagai berikut : 1)Melaksanakan reformasi birokrasi dengan aparatur yang bersih dan

responsive dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat. 2)Meningkatkan pembangunan infrastruktur perekonomian dan

(43)

3) Mewujudkan kehidupan beragama yang rukun, toleran dan mengembangkan nilai-nilai budaya ABS-SBK.

4) Meningkatkan produksi dan nilai tambah dengan tetap mengedepankan pembangunan berkelanjutan.

5)Meningkatkan peran struktur sosial dalam rangka mengurangi tingkat kejahatan kriminalitas dan peredaran obat-obatan terlarang.

Untuk mendukung pencapaian Visi Misi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dimaksud, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan sesuai tugas pokoknya yaitu membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Ketahanan Pangan dan penyelenggaraan penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, memposisikan kontribusinya dengan fungsi yang menyertainya, sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang Ketahanan pangan dan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

dibidang Ketahanan pangan dan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Ketahanan pangan dan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Ditinjau dari sisi tugas pembinaan Ketahanan Pangan dan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, secara umum tugas Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan terkait dengan pencapaian Visi dan seluruh Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, namun secara khusus tugas dan fungsi yang menyertainya berkontribusi langsung dalam mendukung pencapaian misi ke-2 dan 4 yaitu Memfokuskan pada pembangunan nyata perekonomian masyarakat dengan lebih

memberi perhatian kepada sektor penyumbang PDRB terbesar,

(44)

pariwisata, perdagangan dan jasa serta industri Pengolahan dan

Pembangunan Pertanian/perkebunan dan Perikanan/Kelautan

berkelanjutan dengen memberikan nilai tambah untuk

kesejahteraan Petani dan Nelayan .

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Lembaga dan Renstra Provinsi.

Pada proses pembinaan Ketahanan Pangan dan Penyelenggaraan Penyuluhan yang diselenggarakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, tentunya tidak dapat terlepas dari Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, program dan Kegiatan yang terdapat pada lembaga koordinatif sinergis horizontal ditingkat Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan saja, akan tetapi berkaitan pula secara vertikal ditingkat pusat seperti Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI serta Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI, maupun ditingkat Provinsi Sumatera Barat seperti Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Barat, Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumatera Barat, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat, Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, Dinas Perikanan dan kelautan Provinsi Sumatera Barat, Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat serta Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat.

Oleh karenanya, perlu diuraikan lebih lanjut tentang korelasi dan kontribusi peran dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan terhadap pencapaian kinerja lembaga vertikal sebagaimana dimaksud, agar keselarasan pelayanan kinerja ditiap tingkatan pemerintah dapat tercipta sekaligus berlangsung dengan harmonis dalam upaya guna menfasilitasi terwujudnya kondisi ideal.

Memperhatikan Visi Kementerian Pertanian RI Yaitu Terwujudnya Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan yang Menghasilkan

Beragam Pangan Sehat dan Produk Bernilai Tambah Tinggi, Berbasis

Sumberdaya Lokal untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan

(45)

Pangan dan Penyuluhan berkontribusi terhadap pencapaian Misi ke-1 yakni Mewujudkan Kedaulatan Pangan , Misi yang ke-2 yaitu Mewujudkan Sistem Pertanian Bio-industri Berkelanjutan dan Misi yang ke yaitu Mewujudkan Kesejahteraan Petani .

Memperhatikan Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan RI yaitu Terwujudnya Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara Berdaulat, Mandiri dan Berkelanjutan untuk Kemakmuran

Rakyat dan melalui Misi yang telah ditetapkan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan berkontribusi terhadap pencapaian Misi ke-4 yaitu Memwujudkan Usaha Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan yang Didukung oleh Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Iptek yang

Inovatif .

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, masih terdapat berbagai masalah penting yang harus segera diatasi. Permasalahan mendasar tersebut adalah penduduk miskin dan pengangguran yang jumlahnya masih cukup banyak, serta masih rendahnya daya beli masyarakat. Untuk itu, dalam kurun waktu lima tahun ke depan, tidak hanya berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi tetapi didukung dengan pemerataan pembangunan yang diiringi dengan penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, dengan mempertimbangkan pendekatan sektoral dan kewilayahan.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

Gambar

Tabel 1.  Jumlah Aparatur
Tabel 3. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan
Gambar Presiden/Wakil Presiden
Tabel 5.  Rekapitulasi Total Anggaran Pada Urusan Ketahanan Pangan        Tahun 2011-2015

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan gugus OH seiring dengan penambahan massa pati, hal ini menunjukkan bahwa terjadi pencampuran antara polipropilena, sorbitol dan pati, dimana semakin

Ukuran yang dimaksud adalah sum of squared period deviations (SSPD), ukuran ini dapat diterapkan jika urutan dan frekuensi kemunculan rezim (baik secara total

Teori yang digunakan adalah faktor-faktor produktivitas keija milik Ravianto (Ravianto, 1986), yang mengemukakan 12 faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, yaitu:

pada Sesar Way Baka dan menunjukan adanya struktur batuan yang semakin. timur semakin dalam pada Sesar

Pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel semestinya melebihi pelayanan yang diharapkan konsumen dan hal itu berlangsung pada saat konsumen sedang menikmati pelayanan

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas pada awal perdagangan jelang lelang perdagangan Surat Utang Negara pada

Secara materi, lingkup pembahasan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan ilmu arsitektur dengan pendekatan perencanaan (aspek fungsional dan kontekstual) dan