PERAN DAN TANGGUNG
JAWAB PEMERINTAH DAERAH
DALAM IMPLEMENTASI JKN
Drg. Armansyah, MPPM
OUTLINE
▪
Pendahuluan
Pendahuluan
Desain Jaminan Kesehatan Nasional
Regulator
BPJS
Kesehatan
Peserta
Jaminan Kes
Fasilitas
Kesehatan
Mencari Pelayanan
Memberi Pelayanan
Regulasi Sistem Pelayanan
Kesehatan (rujukan, dll)
Regulasi (standarisasi)
Kualitas Yankes, Nakes,
Obat, Alkes
Regulasi Tarif
Pelayanan Kesehatan
,
K
e
n
d
al
i
B
ia
y
a
&
k
u
al
it
as
Y
an
ke
s
Pemerintah
Sistem Rujukan Berjenjang
Urusan
Pemerintah
Absolut
1. Pertahanan
2. Keamanan
3. Agama
4. Yustisi
5. Politik Luar Negeri
6. Moneter & Fiskal
Konkuren
Wajib
Urusan wajib yang
sebagian substansinya
merupakan pelayanan
dasar (6 urusan)
Non
Pelayanan
Dasar (18
Urusan)
Pilihan
Urusan
Pemerintah
Umum
SPM
URUSAN PEMERINTAH
DAERAH
Kepesertaan
Supply Side
Pemanfaatan
Dana
Kapitasi &
Non Kapitasi
Monev
PEMERINTAH
DAERAH
Target Kepesertaan PBI RPJMN dan RKP
No
TAHUN
TARGET
PESERTA
CAPAIAN
PESERTA
%
1. 2014 86.400.000 86.400.000 100 2. 2015 88,231,816 87.882.867 97.7
3. 2016 92.400.000 91.125.019 97,3
4 2017 92.400.000 92.117.829* *(per 10 feb 2017)
Perkembangan Kepesertaan
PBI
2014-2017
ASPEK KEPESERTAAN (1) Pemda Berperan Aktif dalam Pemukhtahiran Data
PBI JKN
SK Mensos No.351/HUK/2016
menetapkan Jumlah PBI berdasarkan
Basis
Data Terpadu sebanyak 92,4 juta jiwa untuk Tahun 2017, yang terdiri atas:
SKEMA KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN DATA PBI
(PP No.101/ 2012 tentang PBI dan perubahannya PP 76 Tahun 2015 )
Penetapan
kriteria
psl 2 (1)
DJSN
psl 6
Verifikasi &
Validasi
pasal 3
KEMSOS
Kemkeu &
k/l lain
psl 4
KEMKES
psl 6
Penetapan data terpadu
(prov, kab/kota)
psl 5
(1))
Koordinasi dg
K/L terkait
KEMSOS
PBI 2014
PPLS
2011
Penetapan
Perubahan data
PBI paling lambat
setiap 6 bulan
psl 11 (4)
Jumlah
nasional
PBI 2014
Peserta
program
psl 7
BPJS
Kesehatan
psl 8
PBI
Peran Masy
Unit Pengaduan
( Prov, Kab/Kota )
KEMSOS
Identitas
tunggal
PENDATAAN
psl 2 (2)
Verifikasi dan Validasi Data PBI Jaminan Kesehatan
Keterangan:
1.
Verifikasi dan validasi dilakukan di Dinas Sosial melalui Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK). Hasil verifikasi dan validasi diteruskan ke Dinas Sosial Propinsi,
kemudian diteruskan ke unit kerja pengolah data dan informasi kesejahteraan sosial
Kementerian Sosial.
2.
Verifikasi dan validasi dilakukan dengan pengecekan langsung ke RT dan atau
musyawarah desa menggunakan tabel instrumen
3.
Penetapan hasil verifikasi dan validasi data PBI JK setiap 1 bulan sekali.
Dinas
Sosial
Kab/Kota
Dinas
Sosial
Propinsi
ASPEK KEPESERTAAN (2) Integrasi Jamkesda ke dalam JKN
Kondisi Integrasi Jamkesda ke dalam JKN sampai dengan bulan
Feb 2017
No
Keterangan
Jumlah
1
Kab/Kota yang sudah integrasi
443
2
Kab/Kota yang memiliki Jamkesda dan belum integrasi
41
3
Kab/kota yang tidak memiliki Jamkesda
30
41 Kab/Kota yang memiliki program
Jamkesda namun belum integrasi ke
JKN
No. Provinsi Kabupaten/Kota No. Provinsi Kabupaten/Kota 1 RIAU Rokan Hilir 22 PAPUA Jayapura
2 SUMSEL Ogan Komering Ulu 23 PAPUA Kepulauan Yapen 3 SUMSEL Ogan Komering Ilir 24 PAPUA Paniai
4 SUMSEL Muara Enim 25 PAPUA Puncak Jaya 5 SUMSEL Musi Rawas 26 PAPUA Asmat 6 SUMSEL Banyu Asin 27 PAPUA Yahukimo
7 SUMSEL Ogan Komering Ulu Timur 28 PAPUA Pegunungan Bintang 8 SUMSEL Ogan Ilir 29 PAPUA Tolikara
9 SUMSEL Penukal Abab Lematang Ilir 30 PAPUA Sarmi 10 SUMSEL Musi Rawas Utara 31 PAPUA Waropen 11 SUMSEL Kota Palembang 32 PAPUA Supiori
12 SUMSEL Kota Prabumulih 33 PAPUA Mamberamo Raya 13 SUMSEL Kota Lubuklinggau 34 PAPUA Nduga
14 LAMPUNG Kota Bandar Lampung 35 PAPUA Mamberamo Tengah 15 KEP. BABEL Bangka Barat 36 PAPUA Yalimo
16 KEPRI Natuna 37 PAPUA Puncak 17 NTT Malaka 38 PAPUA Dogiyai 18 KALSEL Kota Baru 39 PAPUA Intan Jaya 19 KALTIM Penajam Paser Utara 40 PAPUA Deiyai 20 SULSEL Gowa 41 PAPUA Kota Jayapura 21 PAPUA Jayawijaya
No. Provinsi
Kabupaten/Kota
No. Provinsi
Kabupaten/Kota
1 SUMUT
Nias
16 KALSEL
Hulu Sungai Tengah
2 SUMUT
Nias Selatan
17 SULTENG
Morowali
3 JATIM
Trenggalek
18 SULTENG
Poso
4 JATIM
Kediri
19 SULTENG
Tojo Una-Una
5 JATIM
Nganjuk
20 SULTENG
Morowali Utara
6 JATIM
Bojonegoro
21 SULTENG
Bombana
7 JATIM
Bangkalan
22 SULTENG
Muna Barat
8 JATIM
Sampang
23 SULTENG
Buton Tengah
9 JATIM
Kota Pasuruan
24 SULTENG
Buton Selatan
10 JATIM
Kota Batu
25 MALUKU
Maluku Tenggara
11 NTT
Ende
26 MALUKU
Maluku Tengah
12 NTT
Ngada
27 MALUKU
Seram Bagian Barat
13 NTT
Manggarai
28 MALUKU
Kota Ambon
14 NTT
Rote Ndao
29 MALUKU
Kota Tual
15 NTT
Kota Kupang
30 PAPUA BARAT Pegunungan Arfak
Potret 41 Kab/Kota
yang memiliki program Jamkesda namun belum integrasi ke JKN (1)
1 KEP. BANGKA BELITUNG Bangka Barat 195.130 26.479 5.469 2,57 sangat tinggi
2 KEPULAUAN RIAU Natuna 74.424 8.661 1.000 9,33 sangat tinggi
3 RIAU Rokan Hilir 640.548 186.983 15.000 1,43 tinggi
4 KALIMANTAN SELATAN Kota Baru 318.615 47.138 2.847 2,42 sangat tinggi
5 KALIMANTAN TIMUR Penajam Paser Utara 153.662 61.681 4.040 3,15 sangat tinggi
6 SULAWESI SELATAN Gowa 719.105 226.214 15.000 0,38 rendah
7 LAMPUNG Kota Bandar Lampung 975.411 306.515 180.000 0,32 rendah
8 NUSA TENGGARA TIMUR Malaka 186.806 107.769 3.000 0,11 rendah
9 SUMATERA SELATAN Kota Prabumulih 176.320 50.730 9.000 1,06 tinggi
10 SUMATERA SELATAN Ogan Komering Ulu Timur 648.043 167.030 10.000 0,35 rendah
11 SUMATERA SELATAN Banyu Asin 808.353 318.045 130.000 0,45 rendah
12 SUMATERA SELATAN Kota Palembang 1.580.700 437.174 92.000 0,29 rendah
13 SUMATERA SELATAN Ogan Komering Ulu 348.260 88.356 26.000 0,6 sedang
14 SUMATERA SELATAN Musi Rawas Utara 182.058 65.031 7.289 0,23 rendah
15 SUMATERA SELATAN Ogan Ilir 408.593 172.335 60.000 0,24 rendah
16 SUMATERA SELATAN Muara Enim 598.006 207.235 9.000 0,41 rendah
17 SUMATERA SELATAN Ogan Komering Ilir 784.953 279.694 60.000 0,28 rendah
18 SUMATERA SELATAN Penukal Abab Lematang Ilir 180.175 65.060 10.000 0,41 rendah
19 SUMATERA SELATAN Musi Rawas 383.410 122.181 2.975 0,23 rendah
20 SUMATERA SELATAN Kota Lubuklinggau 219.063 57.310 5.307 0,69 sedang
Jumlah Penduduk
NO Provinsi Kabupaten/Kota
Potret dari 41 Kab/Kota
yang memiliki program Jamkesda namun belum integrasi ke JKN (2)
21 PAPUA Kota Jayapura 281.015 263.786 2.202 0,77 sedang
22 PAPUA Jayapura 124.098 111.446 952 1,29 tinggi
23 PAPUA Sarmi 36.462 32.973 15.869 5,04 sangat tinggi
24 PAPUA Kepulauan Yapen 91.083 83.118 2.000 0,72 sedang
25 PAPUA Asmat 87.956 76.577 2.000 1,15 tinggi
26 PAPUA Dogiyai 91.684 84.230 5.000 0,69 sedang
27 PAPUA Mamberamo Raya 21.239 18.367 7.369 4,39 sangat tinggi
28 PAPUA Waropen 28.303 24.645 10.000 2 tinggi
29 PAPUA Pegunungan Bintang 71.347 65.434 16.115 1,18 tinggi
30 PAPUA Tolikara 134.471 114.430 2.000 0,55 sedang
31 PAPUA Mamberamo Tengah 46.033 39.537 5.000 1,47 tinggi
32 PAPUA Yalimo 59.532 50.565 10.000 1,06 tinggi
33 PAPUA Paniai 163.879 153.455 1.000 0,28 rendah
34 PAPUA Puncak Jaya 114.980 101.147 34.599 0,59 sedang
35 PAPUA Puncak 102.943 93.216 2.000 0,76 sedang
36 PAPUA Supiori 18.344 15.887 5.000 2,85 sangat tinggi
37 PAPUA Jayawijaya 205.471 196.009 46.458 0,3 rendah
38 PAPUA Yahukimo 180.247 164.513 2.000 0,3 rendah
39 PAPUA Intan Jaya 45.573 40.490 10.000 1,47 tinggi
40 PAPUA Deiyai 68.933 62.119 6.000 0,56 sedang
41 PAPUA Nduga n.a 79.053 2.000 0,55 sedang
Indeks Kapasitas Fiskal (IKF)
Kategori IKF
Provinsi Jumlah
Beberapa Penyebab Daerah belum
Melaksanakan Integrasi Jamkesda
1.Anggaran APBD yang tidak mencukupi
Pola Belanja Urusan Kesehatan Sebelum JKN
Jaminan Kesehatan
di
luar
cakupan
Jamkesmas
Pemerintah
Daerah
Program
Jamkesda
Program Kesehatan
Lainnya
Hibah, Bansos dan
Bantuan Keuangan
•
Kegiatan Berobat
Gratis
•
Kegiatan
Penanggulangan Gizi
Buruk
•
Kegiatan Operasi
Katarak
•
dll ...
•
Hibah Kelompok
Masyarakat
Sunatan Massal
•
Bansos Biaya
Berobat Masyarakat
Miskin;
Pola Belanja Urusan Kesehatan Setelah
BPJS Beroperasi
(Pasal 60 (1) dan ayat 2 huruf a UU 24/2011)
Pemerintah
Daerah
Program
Jamkesda
Program Kesehatan
Lainnya
Hibah, Bansos dan
Bantuan Keuangan
Program Jamkesda merupakan pelaksanaan dari pengembangan
sistem jaminan sosial
di bidang kesehatan
• “Penduduk
yang belum termasuk sebagai peserta Jaminan Kesehatan dapat
diikutsertakan dalam Program Jaminan Kesehatan pada BPJS Kesehatan oleh
pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota
”
Perpres No. 111
tahun 2013
•
Psl. 16 (1a) Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah.
•
pasal 16A Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan
serta penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah sebesar Rp
23.000,00 (dua puluh tiga ribu rupiah) POPB
Perpres No 19
tahun 2016
•
3)Segera mengintegrasikan Jamkesda ke dalam Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan untuk Daerah/ Kab Kota
•
7) Menyusun kebijakan daerah dalam rangka pelaksanaan Sistem Kesehatan
Daerah untuk mendukung Kebijakan Indonesia Sehat
•
9) Melaporkan pelaksanaan program Jamkesda secara berjenjang:
•
Bupati/Walikota kepada Gurbenur
•
Gurbenur kepada Menteri Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri
Dalam Negeri
Surat Edaran Menteri Dalam
Negeri No 440/3890/SJ/2016
kepada Bupati/ Walikota
Seluruh Indonesia
PENGUATAN
LAYANAN
KESEHATAN
PEMERATAAN
AKSES
PENINGKATAN
KUALITAS
PENGUATAN
SISTEM RUJUKAN
PEMBERDAYAAN
PEMERINTAH
SUPPLY SIDE : PEMENUHAN FASILITAS KESEHATAN
KEWAJIBAN DAERAH DALAM URUSAN KESEHATAN
Menyiapkan infrastruktur / peralatan
kesehatan
Tersedianya Dokter/ Tenaga Medis
Tersedianya obat-obatan
- RSUD
- Puskesmas
- Pembangunan/perbaikan
- Menyiapkan dan merekrut tenaga dokter
sesuai kebutuhan (pola penyakit)
- Pengadaan obat-obatan
16047
18437
19969 20708
0 5000 10000 15000 20000 25000
2014 des 2014 2015 des 2016
2014 des 2014 2015 des 2016
JUMLAH FKTP PROVIDER JKN
JUMLAH RS PROVIDER JKN
Provider
Jumlah
FKTP
(Puskesmas/ Klinik/Dokter
Praktek )
20.696
FKRTL (RS)
2.097
Apotik
2.131
Optik
972
Lab
333
Total
26.229
Fasilitas Kesehatan yang Melayani JKN
Ratio Dokter Per 100.000 PendudukTahun 2017
180 160 140 120 100 80 170 96 102 88Target 42
Realisasi 45
Target Rasio 12,2
Realisasi 12,6 62 63
60 54 51 49 46 47 45 43 38 39 36 36 36
33
40 31 32
29 30 26 26 26 27
22 22 23 20 21 18 14 20 10
-Sumber : Konsil Kedokteran Indonesia 31 Desember 2016
Ratio Dokter Spesialis Per 100.000 PendudukTahun 2017
Target Rasio 12,2
Realisasi 12,6
Target : 10,4
Realisasi : 13,6
Sumber : Konsil Kedokteran Indonesia 31 Desember 2016
LANDASAN KEBIJAKAN
26
PENGELOLAAN DAN
PEMANFAATAN DANA KAPITASI
JKN DI FKTP MILIK PEMDA
Perpres 32/2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi
JKN Pada FKTP Milik Pemerintah Daerah
Permenkes 21/2016 tentang
Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan
Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik
Pemerintah Daerah
SE MDN Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014, Hal Petunjuk Teknis
Penganggaran,
Pelaksanaan
dan
Penatausahaan,
Serta
Pertanggungjawaban Dana Kapitasi JKN pada FKTP Milik Pemerintah
Daerah
IMPLEMENTASI PERPRES 32/2014
27
Dana Kapitasi digunakan seluruhnya
untuk:
Jasa
pelayanan
kesehatan
(
Jaspel
)
meliputi
Jaspel
perorangan
yang
dilakukan oleh
tenaga kesehatan
dan
tenaga non kesehatan
Operasional
pelayanan
kesehatan,
meliputi
biaya Obat, alat kesehatan,
bahan medis habis pakai dan biaya
operasional
pelayanan
kesehatan
lainnya
JASPEL DI FKTP DI
TETAPKAN SEKURANG
KURANGNYA
60
% dari
Total Kapitasi yg diterima
dan Sisanya untuk
Operasional Pelayanan
Kes Lainnya
KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI PROPORSI
JASPEL DAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016
28
No.
VARIABEL DATA
1.
Dana
Kapitasi
JKN
FKTP
dimanfaatkan
seluruhnya
untuk
Jasa
Pelayanan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan
2.
Jasa Pelayanan Kesehatan sekurang-kurangya
60% dari Dana Kapitasi
yang diterima
3.
Penetapan Pemanfaatan ditetapkan
setiap tahun
dengan
Keputusan
Kepala Daerah
atas usulan Kepala SKPD Dinas Kesehatan
Penetapan dengan mempertimbangkan
:
a.
Tunjangan yang telah diterima dari Pemerintah Daerah;
b.
kegiatan operasional pelayanan kesehatan dalam rangka
mencapai target kinerja di bidang upaya kesehatan perorangan;
dan
c.
Kebutuhan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
SUMBER BIAKES FKTP
29
PUSKESMAS
PROV
PUSAT
LAIN
KAB/KOTA
DEKON
DAK
APBD
BOK
PHLN
CSR
DUPLIKASI
LOKMIN & POA PUSKESMAS
SINERGIS
Program Indonesia
Sehat melalui
Pendekatan Keluarga
Pemanfaatan Dana BOK: 1. Transport lokal
2. Perjalanan dinas 3. Pembelian BHP;
bahan/material untuk mendukung pelayanan promotif preventif 4. Belanja cetak /penggandaan 5. Belanja
makanan&minuman
6. Penyelenggaraan rapat sosialisasi,pertemuan 7. Honorarium PNS dan non
PNS
Pemanfaatan Dana
Kapitasi:
1. Jasa Pelayanan
2. Dukungan Biaya
Operasional
Pelayanan
Kesehatan:
a.Belanja barang
operasional
b.Belanja Modal
Dana BOK
Dana
Kapitasi
Pendanaan yang terintegrasi pada Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Keluarga dengan memperhatikan: 1. Alokasi pembiayaan daerah dan Kebutuhan Puskesmas
2. Menghindari Pembiayaan ganda 3. Efektif dan Efisien
Permenkes 71/2016
Permenkes 39/2016
Permenkes 21/2016
TUJUAN PEMBIAYAAN KESEHATAN
TERSEDIANYA DANA KESEHATAN
DALAM JUMLAH
DERAJAT
KESMAS
YANG
MENCUKUPI,
BERKESINAMBUNGAN
TERALOKASI
SECARA ADIL,
MERATA
TERMANFAATKAN
SECARA BERHASIL
GUNA DAN
BERDAYA GUNA
MENJAMIN
Fokus Pembiayaan Kesehatan
% Anggaran 5% APBN & 10% APBD
diluar gaji
Biakes per kapita meningkat (WHO, THE 10% of
GDP, OOP max 18,6%, per capita per year $ 1.038
Pembiayaan Program Promotif dan
Preventif
UKM
&
INFRASTRUKTUR
Sistem Jaminan Kesehatan
SDG’S, SPM
UKP
Penguatan Infrastruktur
JKN menuju UHC
Pemerintah/
Pemda
Masyarakat
(1) Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar
5% (lima persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara di
luar gaji.
(2) Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji.
(3) Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang
besarannya sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggaran
kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja Negara dan
anggaran pendapatan dan belanja daerah
UU No 36/2009 Tentang Kesehatan
FRAUD
Provider:
Institusi &
Individu
Badan
Penyele
nggara
Peserta
UPAYA PENCEGAHAN KECURANGAN JKN
A.
Provider
harus melakukan upaya pencegahan kecurangan JKN terhadap
seluruh Klaim yang diajukan BPJS Kesehatan dengan cara:
1. Peningkatan kemampuan dokter dan petugas lain yang berkaitan
dengan klaim
2. Peningkatan manajemen dalam upaya deteksi dini kecurangan JKN
B.
BPJS Kesehatan
harus membangun sistem pencegahan kecurangan
melalui:
1. Penyusunan kebijakan dan pedoman pencegahan kecurangan
2. Pengembangan budaya pencegahan kecurangan sebagai bagian dari
tata kelola organisasi
3. Pembentukan tim pencegahan kecurangan di BPJS K
D
.
Kementerian Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan
melalukan
fungsi pembinaan dan pengawasan melalui :
1. advokasi, sosialisasi dan bimbingan teknis
2. Pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM
3. Monev
C
.
Dinas Kesehatan
harus membangun sistem pencegahan kecurangan
melalui:
1. Penyusunan kebijakan dan pedoman pencegahan kecurangan jKN
2. Pengembangan pelayanan kesehatan berorientasi pada kendali mutu
dan biaya
3. Pengembangan budaya pencegahan kecurangan
Permenkes No.36 Tahun 2015
KESIMPULAN
1.
Pemerintah daerah berperan aktif dalam pemutakhiran data kepesertaan
PBI JKN
2.
Guna menunjang terpenuhinya akses pelayanan kesehatan pemerintah
daerah berperan dalam pemenuhan fasilitas pelayanan kesehatan
(infrastruktur, SDM, obat) yg didukung dengan sistem informasi.
3.
Berperan dalam Pendanaan, tidak hanya tergantung dari kapitasi dan
BOK, terutama untuk penyiapan infrastruktur dan SDM.