• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1979

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1979"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 7 TAHUN 1979

TENTANG

PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH PULAU BURU DARI PENGGUNAAN UNTUK INREHAB MENJADI DAERAH PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

MENTERI DALAM NEGERI,

Menimbang : a. bahwa dalam Pelita III penyelenggaraan Transmigrasi akan semakin ditingkatkan;

b. bahwa dalam tahun 1979/1980 fungsi Pulau Buru sebagai areal Inrehab sudah akan diakhiri;

c. bahwa untuk mengelola dan mengamankan kegiatan-kegiatan serta investasi yang telah ditanam oleh Pemerintah pada proyek tersebut, dan sekaligus untuk melestarikan kegunaannya maka pemanfaatan areal tanah-tanah Pulau Buru perlu dikembangkan dan ditingkatkan; d. bahwa dipandang perlu untuk mengadakan perubahan penggunaan

tanah Pulau Buru dari penggunaan untuk Inrehab menjadi daerah Permukiman untuk Transmigrasi;

e. bahwa untuk pengembangan dan peningkatan potensi Pulau Buru, perlu adanya tambahan tenaga kerja melalui Transmigrasi;

f. bahwa potensi Pulau buru merupakan daerah yang dapat dibangun, dalam rangka Pembangunan Daerah maupun Nasional yang menyangkut aspek potensi tanah;

Memperhatikan : Laporan Menteri Muda Urusan Transmigrasi kepada Ketua dan Para Anggota Bakoptrans.

Mengingat : 1. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 (Lembaran Negara 1960 No. 104) tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;

2. Undang-undang No. 3 Tahun 1972 (Lembaran Negara 1972 No. 33) tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Transmigrasi;

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 1972 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Hak Atas Tanah;

4. Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1976 tentang Sinkronisasi Pelaksanaan tugas bidang Keagrariaan dengan bidang Kehutanan Pertambangan, Transmigrasi dan Pekerjaan Umum.

MENGINSTRUKSIKAN :

Kepada :

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Maluku.

Untuk : Pertama :

Mengadakan inventarisasi atas areal tanah di Pulau Buru yang dapat dipergunakan untuk permukiman/kegiatan usaha, dalam rangka persiapan pelaksanaan Transmigrasi;

Kedua :

Mengadakan penelitian kemampuan tanah;

Ketiga :

(2)

Keempat :

Tata ruang supaya digarap sesuai dengan pola Transmigrasi;

Kelima :

Selama masih ada Inrehab, Proyek Transmigrasi merupakan Sub Proyek di Pulau Buru;

Keenam :

Barak-barak tahanan yang masih ada dan tidak dipergunakan lagi untuk kepentingan para tahanan, supaya dijadikan asrama Transito Transmigran;

Ketujuh :

Proses penyelesaian pemberian hak pengelolaan kepada Direktorat Jenderal Transmigrasi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi hendaknya dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundangan Agraria yang berlaku;

Kedelapan :

Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya dan agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh tanggung jawab.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 21 April 1979 MENTERI DALAM NEGERI,

ttd.

AMIRMACHMUD

Salinan Instruksi ini disampaikan kepada : 1. Yth. Bapak Presiden RI sebagai laporan.

2. Yth. Sdr. Menteri Negara Ekuin/Ketua Bappenas. 3. Yth. Sdr. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 4. Yth. Sdr. Menteri Pekerjaan Umum.

Referensi

Dokumen terkait

Agar para Gubernur, Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah dalam kedudukannya selaku Kepala Wilayah dan yang sekaligus selaku Kepala Satuan Pembinaan Tingkat I dan Tingkat II (Kepala

Bahwa sehubungan dengan itu dalam sukses Pertanahan sebagaimana diamanfaatkan oleh Presiden dalam Pembukaan Rapat Kerja Gunernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/Walikotamadya

(1) Kecuali bilamana ada peraturan yang secara tegas telah menentukan bahwa biaya yang diperlukan untuk suatu Panitya Pemeriksaan tanah/rumah dibebankan kepada fihak yang akan

(1) Setiap uang pemasukan yang diwajibkan kepada penerima hak atas pemberian sesuatu hak atas Tanah Negara oleh pejabat yang berwenang, baik yang bersifat pemberian hak

Perusahaan-perusahaan yang akan mengadakan penanaman modal dan akan membutuhkan tanah serta telah mendapat SPS atau Persetujuan Prinsip dari BKPM sebagaimana

(1) Perusahaan-perusahaan yang akan mengadakan penanaman modal dan telah memperoleh izin lokasi dan pembebasan hak/pembelian tanah segera mengajukan permohonan

1) untuk wilayah yang berada dalam Zona Hijau, diizinkan dibuka dengan pembatasan kapasitas maksimal 75% (tujuh puluh lima persen) dengan menggunakan aplikasi

: Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada Diktum KELIMA , Posko tingkat Desa dan Kelurahan berkoordinasi dengan Satgas COVID -19 tingkat Kecamatan , Kabupaten / Kota