• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 712007034 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 712007034 BAB III"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

35

BAB III

HASIL PENELITIAN DI GKI SOKA

A.Letak Geografis

Secara Geogarafis Gereja Kristen Indonesia (GKI) Soka terletak di Merdeka Utara E/6

kecamatan Sidorejo kelurahan Sidorejo Lor Kota Salatiga Jawa Tengah. Penulis memilih lokasi

penelitian ini karena objek yang akan penulis teliti berada di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Soka

yaitu Kecenderungan warga Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) di Gereja Kristen Indonesia

(GKI) Soka, selain itu lokasi penelitian masih berada dalam kota Salatiga dan penulis sudah

mengenal secara baik warga jemaat GKI Soka. Dikarenakan penulis pernah melakukan praktik

pendidikan lapangan (PPL) di GKI Soka.

3.1Profil Jemaat GKI Soka

Majelis Jemaat memiliki visi, bahwa daerah Soka cukup potensial untuk menjadi lahan yang

subur bagi Injil Tuhan Yesus Kritus. Itulah sebabnya segera gagasan untuk membuka POS PKP

dilaksanakan pada tahun 1996 dengan membeli sebidang tanah di daerah tersebut. Adapun

pelaksananya adalah Komisi Pekabaran Injil GKI Salatiga, yang dibantu oleh beberapa anggota

jemaat. Kendati demikian, secara resmi panitia POS PKP ini baru diteguhkan pada tanggal 16

Agustus 1998, dengan tugas melaksanakan secara rutin kebaktian hari minggu pukul 07.00,

membentuk kelompok pemahaman Alkitab, dan melayani Sekolah Minggu pada setiap Minggu

pukul 07.00. Selanjutnya, tugas panitia ini pun berkembang dengan persekutuan doa malam, latihan

paduan suara dan perkunjungan. Praktis semua tugas gerejawi juga menjadi panitia PKP ini.1

Kebaktian hari Minggu perdana dilaksanakan pada tanggal 6 September 1998 dan bertempat

dirumah kosong milik keluarga Pramudya, kompleks Perumahan Soka Lembah Hijau, Jl. Merdeka

Utara I/B-10. Sementara itu, Sekolah Minggunya di mulai seminggu kemudian dan bertempat

dirumah keluarga Agus Purnomohadi, Jl. Merdeka Utara I/C-11. Kemudian, persekutuan remaja

terlaksana pada tanggal 25 April 1999 di tempat kebaktian umum pukul 09.30. Oleh karena itu,

lengkaplah sudah kegiatan sebagaimana lazimnya dipunyai oleh sebuah jemaat.

1

(2)

36

Selanjutnya, dibentuklah panitia pembangunan gedung gereja. Seiring dengan

perkembangan yang pesat dari jemaat ini, dirasakan perlu untuk meningkatkan statusnya sebagai

bakal jemaat. Hal ini terlaksana pada tanggal 24 Oktober 1999, yang disusul dengan peletakan batu

pertama pembangunan gedung gereja pada tanggal 26 Desember 1999. Gedung ini diresmikan

penggunaannya tepat setahun kemudian (26 Desember 2000), dengan alamat Jl. Merdeka Utara

I/B-2 A, Kompleks Perumahan Soka, Salatiga.

Mengingat semua sarana untuk menjadi sebuah jemaat dewasa telah terpenuhi, Majelis

jemaat mengajukan permohonan ke Persidangan XX Majelis Klasis GKI Jateng Klasis Magelang,

agar dapat mendewasakan bakal jemaat. Dengan tekad yang dipergumulkan dalam doa selama 77

hari, pada setiap malam pukul 21.00 dirumah anggota jemaat masing – masing, untuk rencana

pendewasaan bakal jemaat ini, akhirnya terlaksana pada tanggal 24 Oktober 2001. Tidak lupa

jemaat pun menaikkan doa syukur untuk pimpinan Tuhan dalam proses pendewasaan ini. Sebuah

proses yang amat cepat, karena hanya dalam dua tahun sejak kebaktian perdana dilaksanakan. Kini,

terhampar tantangan untuk tampil sebagai sebuah jemaat dewasa, dengan nama „GKI Soka

Salatiga‟, dalam menghadapi tugas yang diamanatkan oleh Tuhan Yesus.2

Perkembangan jemaat di GKI Soka sudah sangat baik, dan sedikit demi sedikit sudah ada

mengalami perubahan. Perubahan tersebut disebabkan karena jumlah anggota jemaat dan aktivitas

mereka yang berbeda – beda yang turut serta mempengaruhi perkembangan kemajuan pelayanan di

tempat tersebut.

KEANGGOTAAN & KEHADIRAN

Data Keanggotaan TOTAL (dengan Bakal Jemaat & Pos Jemaat)

Nama

Jemaat

Keanggotaan Laki-laki Perempuan Total Selisih

(+/-)

2010 2011 2010 2011 2010 2011

GKI Soka

Angt.Baptisan 28 33 19 23 47 56 + 9

Anggota Sidi 126 131 159 165 285 296 + 11

Jumlah 156 164 180 188 332 352 + 20

2

(3)

37

Salatiga Simpatisan 19 26 23 31 42 57 + 15

Berikut ini adalah laporan kegiatan – kegiatan pelayanan yang ada di jemaat GKI Soka :

1. Komisi Pelayanan Anak

a. Ibadah rutin dilaksanakan setiap hari minggu pada pukul 07.00 yang terbagi empat

kelas; kelas Balita, Kecil, Besar, dan Pra Remaja. Kehadiran tiap anak 5 – 10 anak tiap

kelas.

b. Persiapan mengajar Sekolah minggu dilaksanakan tiap hari minggu pukul 11.00 atau

setelah kebaktian ibadah ke – 2. Guru sekolah minggu banyak dari mahasiswa(i)

praktek.

c. Perkunjungan bagi anak – anak Sekolah Minggu yang bermasalah atau sakit.

d. Pengadaan alat – alat peraga yang tiap hari minggu dibutuhkan.

2. Komisi Remaja

a. Ibadah rutin dilaksanakan tiap hari sabtu pukul 17.30 bertempat di Merdeka Utara C/18

kehadiran remaja 10 – 15 orang.

b. Persiapan pelayanan dilakukan jika ada waktu luang. Bagi pelayan Firman persiapan

dilakukan sendiri.

c. Melakukan perkunjungan bagi remaja yang sakit atau yang lagi bermasalah.

3. Komisi Pemuda

a. Ibadah rutin dilaksanakan pada hari sabtu pukul 16.00 di gedung gereja kehadiran 10 –

20 orang

b. Ibadah gabungan dilakukan bersama remaja sebulan hanya sekali.3

4. Ibadah Hati

a. Ibadah rutin dilaksanakan pada hari sabtu pukul 17.30 bertempat di Ruang Hope sebelah

gedung gereja.

b. Kehadiran 12 – 30 orang

5. Pemahaman Alkitab

3

(4)

38

a. Persekutuan rutin dilakukan pada hari selasa pukul 18.00 bertempat di gedung gereja

GKI Soka kehadiran 10 – 25 orang

6. Persekutuan Doa

a. Persekutuan dilakukan pada hari rabu pukul 18.00 bertempat dirumah – rumah jemaat

tiap kelompok PD 1 – PD 3. Kehadiran 5 – 15 orang.

b. Persekutuan Doa gabungan dilaksanakan tiap minggu ke – 2 dan minggu ke – 5 di

gedung gereja.

b. Perkunjungan bagi jemaat – jemaat yang sakit.

7. Kebaktian Umum

a. Ibadah kebaktian umum I dilaksanakan pukul 06.30 WIB

b. Ibadah kebaktian umum II dilaksanakan pukul 08.30 WIB

Selain itu juga ada kegiatan – kegiatan pelayanan yang dilakukan yang melibatkan jemaat GKI

Soka seperti Paskah, HUT Gereja, Natal dan Tahun Baru.

Jumlah jemaat di GKI Soka yang dikelompokkan berdasarkan kategori :

a. Jumlah Komisi Anak (KA) 35 orang

b. Jumlah Komisi Remaja (KR) 25 orang

c. Jumlah Komisi Pemuda (KP) 30 orang

d. Jumlah Ibadah Hati 30 orang

e. Jumlah Pemahaman Alkitab (PA) 25 orang

f. Jumlah Persekutuan Doa (PD) 20 orang

3.2Kehidupan Jemaat GKI Soka

Sebagaimana bahan Perlawatan Umum Rutin Jemaat (PURJ) tahun lalu, kepada

masing-masing jemaat juga akan dimuat hasil PURJ tahun sebelumnya, supaya dapat langsung dilihat

perkembangan yang terjadi selama setahun terakhir. Kiranya PURJ tahun ini membawa manfaat

yang lebih baik bagi Jemaat – jemaat. 4

4

(5)

39

Melihat dari Latar belakang Gereja Kristen Indonesia (GKI) Soka, maka penulis akan

menjelaskan latar belakang dari jemaat GKI Soka dan jumlah kepala keluarga (KK),

berdasarkan pendidikan, usia, pekerjaan, budaya/etnis.

a. Pendidikan

Berdasarkan data yang diperoleh dari buku pelawatan jemaat GKI Soka, jemaat Soka

memiliki latar belakang yang berbeda – beda di tinjau dari pendidikan. Yaitu terdiri dari :

SD SMP SMA/

SMK

Diplo-ma S1 S2 Jemaat S3 Tdk/Blm

sekolah

Tdk/Blm

diketh.

21 8 156 10 105 21 Soka 4 6 14

b. Berdasarkan Usia

Berdasarkan data yang diperoleh dari buku pelawatan jemaat GKI Soka, jemaat soka

dikelompokkan berdasarkan usia/umur. Yaitu terdiri dari :

JEMAA

T

Kelompok Umur 2011

Total 0-14

(anak)

15-19

(rmj)

20-29

(pmd)

30-54

(dws)

55-

(lansia)

L P L P L P L P L P L P

Soka 23 18 11 13 49 59 73 85 9 12 165 187

41 24 108 158 21 352

c. Pekerjaan

Berdasarkan data yang diperoleh dari buku pelawatan jemat GKI Soka, jemaat soka

memiliki berbagai jenis pekerjaan antara lain ;

(6)

40

Jemaat Kary.

Swst. Peda-gang. Peng-usaha TNI/ Polri

Dosen Guru Dokter Para

medis

Blm

bkj.

Bu-ruh

Soka 68 3 - 13 6 2 - 7 -

Jemaat Petani

Seni-man Peng- Acara Nota-ris Pljr-mhs Pensi-unan Ibu rmh tg PNSnon guru Pdt.

Soka - - 1 - 172 22 40 1 7

Jemaat Jaksa Jasa

lain In-dustri Wira usaha Blm diket. Peng-injil Blm skl Lain2 (sebutkan) ...

Soka - - - 3 6 - -

d. Budaya

Dilihat dari buku pelawatan jemaat GKI Soka bahwa jemaat GKI Soka berbagai macam

budaya seperti : Jawa, Tianghoa, Manado, Poso, Batak, Ambon, NTT, Papua, Minahasa, Toraja,

Dayak, Bali, Sunda, dan campuran. Berdasarkan dari budaya, sama dengan mengatas namakan

asal gereja dari jemaat yang atestasi maupun simpatisan.5

Presentase jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Soka bisa dilihat berdasarkan latar

belakang etnis :

No Keterangan Jumlah

5

(7)

41

(2011)

1 Jawa 89

2 Poso 73

3 Campuran* 72

4 Tionghoa 57

5 Timor/NTT 23

6 Ambon 14

7 Minahasa 12

8 Batak 5

9. Dayak 2

10. Toraja 2

11. Bali 1

12. Papua 1

13. Sunda 1

Jumlah presentasi terbanyak adalah etnis Jawa dan etnis Poso berasal dari Gereja Kristen

Sulawesi Tengah yang lebih banyak bergereja di GKI Soka. Dari tahun ke tahun atestasi maupun

simpatisan dari jemaat asal GKST ke GKI Soka selalu ada yang masuk, baik itu anak sekolah,

mahasiswa – mahasiswi ataupun yang sudah berkeluarga.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, penulis mendapatkan berbagai

macam alasan anggota jemaat dari GKST lebih cenderung di GKI Soka. Anggota jemaat GKST

(8)

42

lahir dan kebanyakan mereka sering mengikuti kegiatan – kegiatan pelayanan maupun pembinaan

dan terlibat langsung dalam kepengurusan GKST. 6

3.3Latar Belakang GKST

Pada waktu pemerintahan Hindia Belanda yang bertindak dalam kehidupan orang Poso,

mereka bertindak dengan melakukan paksaan dan melalui kekuasaan militer yang sangat tegas.

Mereka mengam0bil tindakan – tindakan begitu saja terhadap semua orang bahwa semua orang

harus tunduk terhadap mereka. Ketaatan ini adalah tuntutan pertama. Pengertian dan persetujuan

dengan sadar dicoba ditimbulkan dengan kuasa penjajahan. Pemerintahan duniawi menempatkan

seluruh negeri itu dalam satu genggaman dibawah kekuasaannya. Mengenai pelaksanaannya,

keadaan setempat memerlukan perubahan – perubahan kecil – kecilan, tetapi selebihnya tindakan

berlaku untuk seluruh daerah pemerintahan itu. Campur tangan pemerintah makin lama makin

berkembang menuju keseragaman. Akan tetapi sebaliknya pemberitaan Injil bertujuan agar supaya

orang – orang yang mendapat pekabaran Injil itu dengan sukarela masuk menjadi anggota jemaat

Kristus, untuk itu diminta keputusan pribadi dari mereka semua. Dari sinilah tidak lagi terjadi

kekuasaan yang ada hanyalah firman yang yang diucapkan dan kesaksian yang terdapat dalam

tingkah laku dan perbuatan mereka di kalangan orang – orang Poso. 7

Pemberitaan Injil dimulai didaerah sekitar muara sungai Poso, dan dari sanalah mulai

bergerak maju ke sebelah selatan, kemudian kesebelah barat (1909) dan sesudah itu kesebelah timur

(1914). Perluasan terakhir sebelum berperang adalah penginjilan di daerah Wana tahun 1926. Hal

ini disertai dengan penempatan pos – pos baru untuk pekabaran Injil dan pembukaan banyak

sekolah. Sekitar bulan Desember 1909 di Pebato Hilir maka di baptislah orang Kristen pertama,

usaha penginjilan di Napu justru sudah dimulai, Kruyt baru saja menetap di Pendolo dan belum ada

usaha penginjilan di Mori dan Malili.

Pekabaran Injil merupakan bidang yang sangat penting, pentingnya peranan orang – orang

dalam permulaan dari pekabaran Injil ini. Allah memanggil manusia untuk menjalankan rencana

– Nya. Allah mempergunakan manusia bukan hanya sekedar sebagai boneka. Akan tetapai

6 Wawancara yang dilakukan kepada salah satu jemaat GKST Pendeta Ellen Kandori, yang dilakukan pada hari kamis 6

september 2012, pukul 17.00 di Gedung Gereja GKI Soka

7

(9)

43

Allah memanggil mereka sebagai orang yang mempunyai tugas, dimana Allah membiarkan

kepribadian mereka bebas untuk taat dengan cara mereka masing – masing kepada pimpinan

Firman dan RohNya.8 Ada dua tokoh penting yang memiliki cara sendiri dalam usaha

mengembangkan pekabaran Injil di sekitar Sulawesi tengah yaitu A.C Kruyt dan N. Adriani.

Kruyt adalah perintis di seluruh wilayah itu. Bukan karena dia orang yang pertama memulai

pekerjaan dari Poso. Akan tetapi dia juga yang mempersiapkan penempatan – penempatan pos

pekabaran Injil dilapangan zending. Kruyt adalah orang yang implusif artinya dia berbicara dan

bertindak menurut dorongan hati saat itu juga. Sifat implusif ini membuat situasi dan suasana

pada saat itu begitu mempengaruhi perumusan pendapatnya, sehingga orang – orang harus

mengenal betul maksud dan tujuannya.

Ketika Kruyt kembali dari cutinya ke Sulawesi Tengah, dia menetap di Kuku. Untuk dapat

mempersiapkan dan membimbing perluasan dari usaha pekabaran Injil, dan pilihannya jatuh di

desa Pendolo disebelah selatan danau. Akhir tahun 1909 Kruyt pindah ke Pendolo sesudah dia

menyerahkan pos Kuku kepada Schuyt. Baru sebentar Kruyt di Pendolo munculah persoalan

yaitu Hofman utusan Injil di Kasiguncu, dia harus pulang ketanah airnya dikarenakan

kesehatan. Pada akhir tahun 1909 berdirilah jemaat Kristen yang pertama di Kasiguncu. 9

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu anggota GKST mereka mengetahui latar

belakang atau sejarah GKST. Bahwa GKST merupakan hasil Pekabaran Injil yang lahir dari

pekerja salah satu badan misi yang namanya Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG)

badan misi yang berasal dari Belanda, dengan salah satu tokoh penginjil yaitu Dr.A.Christian

Kruyt dg Dr. Adriani. 10 Kedua tokoh inilah yang banyak mempengaruhi selama dasawarsa –

dasawarsa pertama abad ke – 20. Pada tanggal 20 Juni 1891 barulah Kruyt pertama kali

menginjak Poso dan dia tinggal pada tanggal 18 Februari 1892. Dan dari situ Kruyt mulai

melakukan metode – metode pendekatan dengan masyarakat yang ada di Poso. Dengan

mendirikan sekolah – sekolah, Kruyt mempelajari bahasa daerah poso, memberikan hadiah –

hadiah agar orang – orang tertarik, memberikan pertolongan – pertolongan medis kepada orang

yang sakit. Apa yang dilakukan Kruyt pada waktu itu sangat berbeda dengan Pekabar Injil yang

8 Ibid, 176

9

Ibid, 184

10

(10)

44

mendahuluinya. Lama – kelamaan Kruyt menggugah hati orang – orang Poso. Maka pada tahun

1909 dibaptislah Papa i Wunte di Kasiguncu. Pada tahun – tahun berikut barulah zending mulai

maju kedanau Poso, Mori, Malili, dan Wana.

GKST berasal dari aliran Calvinis yang termasuk bagian dari gereja di Belanda atau

Nederland Hervomd Kerk (NHK), dan hubungan antara GKST dan NHK terjalin sangat baik. 11

Pada umumnya GKST lahir dengan dibidangi oleh NHK, karena NHK mendampingi GKST,

ketika GKST mulai bertumbuh. Pendampingan ini bukan cuma pendampingan secara moril

tetapi juga pendampingan secara materil dan ketenagaan karena sampai dengan tahun 1995

NHK itu secara rutin pertahun memberikan bantuan dana untuk GKST dipakai bagi pekerja

pelayanan terutama di bidang pembinaan warga gereja, pekabaran injil, pembangunan

masyarakat pelayanan kesehatan masyarakat, disamping selalu ada utusan dari NHK untuk

GKST. Jadi pendeta – pendeta dari Belanda diutus ke GKST untuk melayani. Kebanyakan kerja

di Sekolah Tinggi Teologi (STT) GKST. Sehingga terjalin hubungan yang baik dengan NHK

pada tahun 1996 – 1997. Kemudian sesudah itu berkembang konsep kemandirian teologi daya

dan dana. Implikasinya hubungan antara NHK dan GKST secara perlahan – lahan NHK mulai

membatasi bantuannya. Sehingga sejak tahun 1998 tidak ada lagi bantuan dana dari NHK

langsung ke GKST, bantuan itu ada tetapi melalui Sinode Am gereja – gereja Sulawesi Utara

Tengah yang berpusat di Menado demikian juga setiap tahun 1997 tidak ada lagi tenaga NHK

yang bekerja di GKST itu semua dalam rangka implikasi konsep teologi kemandirian teologi

daya dan dana, supaya GKST tidak bergantung terus dengan NHK tapi secara moral kemudian

secara hubungan antara NHK dan GKST itu tetap terjalin.12 Lagipula di Belanda terjadi

perubahan dalam rangka misi ke luar negeri tiga gereja protestan di belanda menyatu yaitu

NHK, GKN dengan Lutheran membentuk SOW sekarang membentuk Gereja protestan di

Nederlands sehinggu otomatis hubungan NHK dengan GKST itu menjadi hilang karena dalam

rangka pekerjaan pelayanan keluar negeri NHK tidak punya hubungan langsung lagi harus

melalui lembaga yang di bentuk oleh tiga gereja ini.

11 Wawancara yang dilakukan kepada salah satu jemaat GKST Sdri Lita Mandau, yang dilakukan pada hari kamis 6

september 2012, pukul 21.00

12

(11)

45

Nederlands Hervomd Kerk (NHK) atau bisa juga disebut gereja Hervomd merupakan

asal gereja Belanda yang ditradisi dari aliran Calvin. Ciri utama dari Hervomd yaitu lebih ke

Sinodal – Presbiterial dari atas kebawah artinya bahwa semua keputusan diatur oleh sinode dan

berhak memindahkan pelayan – pelayan Tuhan ke gereja lain. 13 Pemimpin jemaat bukan

tunggal atau bukan pendeta saja tetapi dengan penatua yang berkumpul secara bersama. Dalam

gereja Hervomd tidak hanya penatua saja tetapi ada Diaken, berbeda halnya dengan

Gereformeerd. Dalam kebaktian yang paling penting rangkaian ibadahnya adalah Khotbah atau

Pemberitaan Firman.

3.4Ajaran GKI Soka dan GKST

Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara antara GKI Soka dan GKST kedua gereja

ini masih memiliki perbedaan ajaran yang masih disertai dengan tradisi budaya dari kedua

gereja tersebut. Bahwa GKI Soka sampai saat ini masih merupakan bagian dari gereja

Gereformeerd dan GKST sampai saat ini juga masih merupakan bagian dari gereja Hervomd.

Ajaran yang disertai dengan tradisi yang sampai saat ini berbeda dilihat dari sakramen

perjamuan kudus dan sakramen baptisan kudus.

Di GKI Soka disaat akan dilayani Perjamuan Kudus sebelumnya akan diwartakan tiga kali

berturut – turut akan dilakukan perjamuan kudus dan melaksanakan ibadah kebaktian persiapan

Perjamuan Kudus pada kebaktian minggu terakhir dan menggunakan liturgi persiapan

Perjamuan Kudus. Persiapan Perjamuan Kudus tidak hanya digereja saja akan tetapi

persiapannya dilakukan ditiap – tiap kelompok. Pelayanan Perjamuan Kudus yang

diperkenanankan mengambil bagian dalam perjamuan adalah anggota sidi serta anggota sidi

lain yang sebagai tamu yang tidak berada dibawah penggembalaan khusus. 14 Perjamuan kudus

yang diyakini di GKI mengandung tiga aspek yaitu peringatan berfungsi sebagai karya

keselamatan dan kematian Kristus, roti yang dipecah – pecahkan mengibaratkan tubuh Kristus

yang dicabik – cabik oleh penderitaan dan kematian dan anggur yang dicurahkan mengibaratkan

darah Kristus harus ditumpahkan untuk pengampunan dosa, persekutuan berfungsi sebagai

persekutuan dengan Kristus yang telah menang, dan persekutuan dengan anggota jemaat

13 Wawancara yang dilakukan kepada salah satu jemaat GKST Bapak. Boetje Ruagadi, yang diakukan pada hari sabtu 8

september 2012, pukul 19.00 di Perumahan

14

(12)

46

sebagai tubuh Kristus, dan pengharapan berfungsi hidup orang beriman diarahkan ke depan

hingga pada akhir zaman.

Dalam Sakramen Baptisan di GKI Soka ada dua yaitu baptis anak dan baptis dewasa. Baptis

anak ditujukan kepada anak – anak yang belum mengakui imannya dan mempunyai kewajiban

untuk mengikuti katekisasi untuk peneguhan sidi. Baptis dewasa ditujukan kepada orang –

orang yang belum mengalami baptis anak misalnya orang beragama islam pindah agama kristen

atau agama lain seperti Hindu,Budha pindah di Kristen. Baptis dewasa juga bisa dilakukan bagi

orang kristen misalnya ada orang tua yang sudah jompo yang belum mengikuti katekisasi dan

percaya ajaran – ajaran kristen dan ingin mengikut Tuhan Yesus maka akan dilakukan baptisan

darurat yang disaksikan oleh majelis serta keluarga. Persiapan baptisan baik itu baptis anak,

baptis dewasa dan bagi yang akan mengikuti peneguhan sidi akan diwartakan tiga kali berturut

– turut dalam kebaktian minggu.15

Sedangkan di GKST disaat akan mengikuti perjamuan kudus ada penyampaian oleh penatua

bahwa kebaktian minggu besoknya akan diadakan perjamuan kudus, penyampaian yang

dilakukan oleh GKST tidak sama dengan GKI Soka. GKST hanya sekali penyampain dan tidak

menggunakan surat penggembalaan. Prosesi Perjamuaan kudus yang dilakukan oleh GKST

menggunakan meja perjamuaan yang saat perjamuaan, jemaat mengambil bagian di meja

perjamuan secara bergantian dan akan dilayani oleh Pendeta dan penatua, berbeda halnya

dengan GKI Soka prosesi perjamuaan kudus dilayani hanya di tempat duduk jemaat dan tidak

mengambil bagian dan tidak dibuat meja perjamuan. GKST masih mengikuti alkitab mengenai

ajaran Yesus bersama kedua belas murid yang duduk dimeja perjamuan. Makna perjamuan

kudus di GKST sama dengan GKI Soka.16

Bagi sakramen baptisan kudus pelaksanaan yang dilakukan di GKST sama dengan di GKI

Soka. Akan tetapi, persiapannya berbeda. Di GKI sebelum melakukan sakramen baptisan

minimal sebulan sudah ada penyampaian dan akan diwartakan selama sebulan berbeda dengan

GKST hanya sekali penyampaian kepada jemaat yang mana akan dilakukan sakramen baptisan.

Baptisan di GKST ada dua yakni baptis anak dan baptis dewasa. Baptis dewasa di GKST bagi

15

ibid

16

(13)

47

yang belum mengikuti baptis anak dan akan mengikuti katekisasi dan saat peneguhan sidi maka

diadakan sekaligus baptis dewasa dan peneguhan sidi. Baptisan bisa dilakukan dirumah,dan

dirumah sakit dan diharuskan ada saksi yang menyaksikan prosesi baptisan dan tempat untuk

melakukan prosesi tidak mempengaruhi.17 Di GKST Prosesi berjalannya baptis anak disertai

dengan orangtua baptis atau orangtua sarani yang sebagai saksi bahwa anak yang akan dibaptis

sudah melakukan baptisan sebagai tanda pemarterain Allah atau milik Allah. Persiapan baptisan

diikuti oleh orang tua anak yang akan dibaptis dan orangtua baptis atau orangtua sarani.

Ketika anak yang sudah dibaptis dan bertumbuh dewasa maka dia akan mengikuti proses

katekisasi selama ± setahun dan akan diteguhkan menjadi anggota sidi. Prosesi berjalannya

peneguhan sidi di GKST berbeda dengan di GKI Soka. Anggota sidi saat diteguhkan

mengambil bagian tersendiri angggota sidi baru mempunyai kursi paling depan yang sudah

disediakan oleh penatua. Sedangkan prosesi peneguhan sidi di GKI Soka, anggota sidi baru

tidak disediakan kursi tersendiri mereka bergabung dengan kursi jemaat. Sama halnya dengan

peneguhan penatua, penatua yang akan diteguhkan di GKI duduk bersama – sama dengan

jemaat.

3.5Perbedaan GKST dan GKI

Dari hasil wawancara menemukan perbedaan antara GKST dan GKI Soka. Dilihat dari

metode pelayanan dan sistem organisasi. Di GKI Soka merupakan bagian dari Gereformeerd

berasal dari Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee yang awalnya orang – orang Tionghoa lalu ada aliran –

aliran Gereformeerd yang dari Belanda. Gereja Gereformeerd yang ada di cibunut, semarang dan

sekitarnnya berkumpul dan menentukan nama menjadi GKI maka dari itu semua suku bisa masuk

di GKI.

Kalau metode pelayanan di GKI Soka dalam ibadah terstruktur dan perlu memperhatikan

bagian – bagian penting dalam liturgi. Dalam GKI harus ada empat Ordo yang harus diperhatikan.

Di GKI mempunyai empat liturgi yaitu liturgi biasa, liturgi inisiasi – inisiasi hubungan dengan

Baptisan Sidi dan penerimaan anggota, liturgi Perjamuan Kudus, liturgi Ordinasi peneguhan

penatua – penatua, liturgi intisionalisasi bakal jemaat pelembagaan jemaat pelantikan badan – badan

jemaat, liturgi pastoral. Dalam liturgi minggu ada empat ordo yaitu ordo jemaat berhimpun, ordo

17

(14)

48

pelayanan firman, ordo persembahan, dan ordo pengutusan. 18 Dalam kebaktian di GKI Soka sudah

menggunakan liturgi kontemporer yaitu dalam kebaktian sudah menggunakan band. Di GKI Soka

ada bagian – bagian seperti kantoria, Worship Leader, Liturgos, penyambutan tamu, singer, sound

system, LCD, pengaba dan lain – lain, GKI Soka ingin memberikan kesempatan seluas – luasnya

kepada anggota jemaat, untuk terlibat di dalam kebaktian. Jadi tidak hanya majelis jemaat saja

tetapi jemaat juga terlibat langsung dalam kebaktian. Dalam pemberitaan firman di GKI

menggunakan empat bacaan Alkitab

Sistem organisasi GKI lebih ke presbiterial – sinodal, yang menjadi presbiter adalah

penatua. Di GKI hanya ada pendeta dan penatua, kalau pendeta adalah penatua yang dikhususkan

yang menjadi pemimpin adalah presbiter, keputusan – keputusan itu diputuskan oleh penatua.

Persidangan majelis jemaat merupakan sarana keputusan tertinggi. Tetapi jemaat – jemaat ini

membentuk klasis terus sinode. GKI itu merupakan kesatuan rangkap empat yaitu, jemaat, klasis

(jemaat – jemaat yang mengumpulkan diri menjadi satu sesuai dengan wilayah), Sinode wilayah,

dan Sinode. Dari semua itu mencerminkan GKI. Segala keputusan yang dibuat itu pasti berasal

dilemparkan dan digumuli mulai dari paling luas. Segala keputusan sinode pasti sudah digumuli

oleh jemaat yang ikut memutuskan. 19 Dalam GKI yang menjadi ketua jemaat adalah penatua,

karena GKI ingin memberdayakan penatua dalam kegiatan – kegiatan. Dalam kedudukan GKI baik

itu ketua, sekretaris dan bendahara tidak ada yang lebih tinggi semuanya sama. Sehingga

kepemimpinan GKI bersifat Kolektif – kolegial artinya bahwa ketika jumlah jemaat dalam satu

sinode itu menjadi semakin banyak, dibentuklah klasis-klasis, yang melingkupi wilayah tertentu,

sebagai penyelia antara jemaat dan sinode. Pada prinsipnya, Majelis Jemaat adalah juga Majelis

Klasis dan Majelis Sinode. Pengambilan keputusan tertinggi untuk masing-masing lingkup adalah

Persidangan Majelis Klasis (PMK) dan Persidangan Majelis Sinode (PMS). Karena ketiga sinode

GKI (Jabar, Jateng, Jatim) bergabung menjadi satu sinode GKI yang utuh, maka masing-masing Sinode berganti nama menjadi Sinode Wilayah. Sedangkan lingkup sinodenya “naik pangkat”

meliputi seluruh Sinode Wilayah. Itulah kepemimpin kolektif presbiterial – sinodal.20

18

Wawancara yang dilakukan kepada salah satu jemaat GKI Soka kepada Pdt. Sony Kristiantoro pada hari kamis 13 september 2012 pukul 10.00 di pastori

19

Ibid

20

(15)

49

Sedangkan GKST sebelum menjadi Kristen masih agama suku yang dipimpin dengan

tingkatan orang – orang merdeka, yaitu kabosenya atau raja, dan tingkatan budak – budak yaitu

watua. Setiap kabosenya adalah orang – orang merdeka terhadap sesamanya kabosenya, yang tidak

usah menerima perintah – perintah dari siapapun dan mempunyai hak – hak yang sama terhadap

orang – orang lain. Ia hanya terikat pada adat, sama seperti semua orang lain, dan kepada keputusan

– keputusan dan janji – janji, dan ia sendiri turut mengerjakannya dan serta menyetujui.21 Akhirnya

dengan kedatangan Kruyt dan Adriani di Poso serta melakukan pendekatan dengan orang – orang

Poso dan dibaptislah Papa I wunte maka dari situlah masuknya agama Kristen di Poso kemudian

pekabaran Injil disebar diSulawesi Tengah.

Metode pelayanan GKST juga terstruktur sama dengan GKI, menggunakan liturgi yang

sama. Akan tetapi liturgi GKST masih menggunakan liturgi yang baku dipakai dari sinode. Di

GKST dalam pelayanan tidak pernah melibatkan jemaat dalam kegiatan – kegiatan gereja. Semua

dilakukan oleh penatua. Di GKST ada pendeta, penatua dan diaken, kalau di GKI hanya ada

pendeta dan penatua saja. Jadi dalam kebaktian GKST adalah bentuk formal. Sehingga banyak

jemaat merasa bosan, jenuh, dan bersifat monoton. Dalam pemberitaan firman GKST hanya

menggunakan satu bacaan berbeda dengan GKI yang menggunakan empat bacaan.

Didalam gereja GKST memiliki kedudukan / jabatan serta fungsi, seperti Pendeta dan

penatua. Pendeta berfungsi tidak hanya berkhotbah tetapi memberikan pengajaran seperti

katekhisasi serta perkunjungan ke rumah – rumah. Sebagai pendeta harus memberikan bagian yang

begitu besar dari harinya ke orang lain. Pendeta jabatan tertinggi di dalam gereja, segala keputusan

diambil alih oleh pendeta. Sedangkan penatua berfungsi sebagai pendamping pendeta, tugas

pelayananannya sama dengan pendeta. Dalam arti bahwa pendeta dan penatua sama – sama

memikul tangggung jawab.22

Dalam segi kegiatan di GKST semua kegiatan akan diputuskan oleh pendeta, baik itu segi

pembangunan, hari – hari besar gerejawi, bagian – bagian komisi pelayanan, pengadaan dana dan

lain – lain semua dipegang oleh pendeta walaupun bagian – bagian di kegiatan sudah mempunyai

ketua, ketua bisa mengambil keputusan berdasarkan persetujuan dari pendeta. Sedangkan di GKI

semua kegiatan baik dibagian apapun itu sudah diserahkan sepenuhnya kepada ketua – ketua komisi

21

J. Kruyt, Kabar Keselamatan di Poso. (Jakarta : BPK Gunung Mulia 1975) 25

22

(16)

50

kegiatan. Sistem organisani GKST lebih ke Sinodal – presbiterial yang lebih kuat adalah sinodenya

yaitu dalam pengambilan keputusan, pemindahan pendeta dan tidak bisa diganggu gugat dan lebih

ke Hirarki, artinya bahwa segala sesuatu ditentukan dari atas yang memegang kekuasaan tertinggi

yaitu sinode ke bawah lebih ke jemaat. 23

Didalam lingkungan GKST, jika seseorang ingin menjadi seorang pendeta dan mau

diteguhkan menjadi pendeta hanya mengikuti vikaris selama dua tahun setelah dirapatkan di Sinode

dan tidak membatasi orang yang ingin menjadi pendeta, sedangkan GKI harus melalui proses

sehingga dirapatkan dan menjadi pendeta GKI minimal berjemaat lima tahun di GKI. Di GKI tidak

ada masa periodesasi sedangkan di GKST mempunyai masa periodesasi. Satu periode berarti empat

tahun, jika pendeta bisa bertahan selama dua periode itu karenakan permintaan jemaat untuk

pendeta agar masih bisa melayani dijemaat itu. Melebihi dua periode maka pendeta itu akan

digantikan dengan pendeta lain dan ditempatkan digereja lain.24 Dalam kebaktian minggu diGKST

pendeta diharuskan menggunakan togah atau jubah pendeta sedangkan di GKI jubah atau togah

yang dipakai oleh pendeta hanya untuk peneguhan penatua, pelayanan sakramen, dan pemberkatan

nikah dan kebaktian minggu biasa pendeta hanya menggunakan jas dan menggunakan kolar semua

sudah diatur berdasarkan tata laksana GKI.25

Prosesi kebaktian di GKST berbeda dengan kebaktian di GKI berdasarkan liturgi. GKST

masih kuat dengan ajaran atau tradisi calvin yaitu prosesi duduk oleh penatua. Kebaktian di GKST

penatua duduk disebelah kiri dan kanan mimbar yang mempunyai arti tersendiri misalnya

mengontrol dan mengawasi sedangkan di GKI Soka penatua duduk di kursi jemaat paling depan.

Jadi antara GKST dan GKI Soka kalau dilihat dari denominasi dari kedua gereja ada sedikit

perbedaan tetapi ajarannya sama, sama – sama dari tradisi calvin. Akan tetapi prosesi pelaksanaan

kebaktian atau sakramen masih berbeda. Perbedaan itu berdasarkan tradisi atau budaya dari tiap –

tiap gereja yang mana GKI Soka masih merupakan gereja dari Gereformeerd dan GKST masih

merupakan gereja dari Hervomd. Mengenai pertentangan antara GKST dan GKI juga tidak

memiliki paham yang berbeda. Cuma yang membedakan adalah metode pelayanannya dan sistem

23

Wawancara yang dilakukan kepada salah satu jemaat GKST Ibu Ellen Kandori, yang dilakukan pada hari kamis 6 september 2012, pukul 17.00 di perumahan

24 Wawancara yang dilakukan kepada salah satu jemaat GKST Pdt. Hardek Masua pada hari senin 01 Oktober 2012 pukul

12.00 di perpustakaan UKSW

25

(17)

51

organisasi. Di GKI semua suku / etnis bisa masuk didalamnya kecuali ada beberapa gereja aliran

Katolik, Pantekosta, Adven dan lain – lain harus mengikuti proses kebaktian khusus yang dibuat

oleh GKI. Kenyamanan yang dirasakan oleh anggota GKST yang ada di GKI Soka mereka

merasakan kenyamanan itu ada. Dalam persekutuan semua terlibat sehingga suasana yang ada di

GKI Soka itu hidup dan anggota GKST merasa kalau mereka diterima dilingkungan GKI Soka.

Maka dari itu setiap tahun atau setiap ada mahasiswa – mahasiswi maupun siapa saja selalu di ajak

oleh orangtua atau mengikuti teman – teman yang sudah ada sebelumnya yang sudah lama berada

di Salatiga yang berjemaat di GKI Soka.26

3.6Kecenderungan warga jemaat GKST di GKI Soka

Pada tahun 1966 jemaat GKST di GKI belum ada atestasi. Sehingga pada saat itu menyulitkan

pelayanan oleh Pendeta Goeng tju di GKI Salatiga. Sehingga datang pendeta dari Luwuk Banggai

utusan dari GKST. Sebelum Luwuk Banggai berdiri sendiri atau melepas diri dari GKST. Mereka

datang pada waktu sidang DGI di Jakarta dan mereka pulang ketua sinodenya pergi ke Salatiga dan

bergereja di GKI Salatiga dengan datangnya utusan Sinode GKST maka Pendeta GKI Salatiga

membuat daftar nama orang – orang GKST yang berada di Salatiga sebagai pengganti atestasi dan

diserahkan kepada GKI Salatiga untuk pelayanan kepada mahasiswa termasuk pelayanan sakramen

perjamuan kudus, dengan adanya surat maka penerus – penerus berikutnya mengikuti yang sudah

didata dan sudah ada atestasi.27 Akhirnya mereka pindah di GKI Soka yang merupakan program

dari GKI Salatiga waktu adanya pemekaran pembentukan pos PI di Soka sehingga orang – orang

GKST yang ada di GKI Salatiga pindah di GKI Soka termasuk Keluarga Yulianus Ganta, Wati

Daewangga, Botje Ruagadi, Sirima – tungka, Ignatius Onduko, Ellen Kandori, Debby Kanalebe.28

Mereka mulai dirintis dari pos PI di GKI Soka, dan GKI Soka merupakan pengembangan dari GKI

Salatiga. Banyaknya anggota GKST ada di GKI Soka Dikarenakan anggota GKST bertempat

tinggal di perumahan yang dekat wilayah GKI Soka, dan mereka mengikuti atestasi di Pos PI Soka.

Sejak saat itu beberapa mahasiswa dari poso atau berasal dari anggota jemaat GKST kebanyakan

tinggal di daerah cemara, kemiri, turen sekitarnya sehingga mereka mengikuti orang tua Poso yang

26

Wawancara yang dilakukan kepada salah satu jemaat GKST Ibu Lidya Langkamuda, yang dilakukan pada hari kamis 6 september 2012, pukul 16.00 di Perumahan

27

Ibid

28

(18)

52

berada di Salatiga, mereka mencari suasana yang berbeda dengan suasana yang sebelumnya di Poso

atau GKST. Dalam kebaktian di GKI Soka sudah dibuat ibadah yang kontemporer dan melibatkan

pemuda – pemudi dalam kegiatan – kegiatan jemaat.29 Dari sinilah ajakan orang – orang GKST di

GKI Soka makin banyak, oleh karena itu mahasiswa (i) yang berdatangan dari GKST lebih memilih

GKI Soka untuk bergereja ketimbang masuk di gereja lain. Sampai dengan tahun 2012 kehadiran

orang GKST di GKI Soka masih banyak walaupun sebagian sudah ada yang atestasi keluar

dikarenakan sudah selesai study, ikut keluarga, dan pindah tugas.30

Beberapa alasan anggota GKST masuk di GKI Soka

No. Alasan masuknya anggota GKST di GKI Soka Jumlah Persen

1. Mengetahui Perbedaan ajaran antara GKI Soka

dan GKST dan tidak merubah keputusan masuk

menjadi anggota GKI Soka

11 orang 23%

2. Di ajak orang lain 10 orang 21%

3. Kemauan sendiri 6 orang 13%

4. Bertempat tinggal dekat dengan GKI Soka 6 orang 13%

5. Mengikuti komunitasnya yang sudah ada di GKI

Soka

5 orang 10%

6. Sekedar simpatisan 5 orang 10%

7. JUMLAH 46 orang 46%

29

Wawancara yang dilakukan kepada salah satu jemaat Pdt. Meyske Tungka, yang dilakukan pada hari senin 3 september 2012 pukul 18.00 di perumahan

30

(19)

53 Penjelasan tabel :

Warga jemaat GKST mengetahui adanya perbedaan antara GKST dengan GKI Soka.

Mereka mengetahui dalam gereja terdapat perbedaan ajaran, dan warga jemaat GKST tidak

menetapkan ajaran. Bahwa bagi mereka gereja itu bukan mengenai ajarannya yang penting.

Akan tetapi jemaat GKST masuk di GKI Soka dengan alasan – alasan yang sangat praktis

berdasarkan hasil penelitian yaitu :

1. Berdasarkan jumlah terbanyak yaitu 23% anggota GKST mengetahui adanya Perbedaan

ajaran antara GKI Soka dan GKST dan tidak merubah keputusan masuk menjadi anggota GKI

Soka. Artinya bahwa anggota GKST mengetahui adanya perbedaan antara GKI Soka dan

GKST. Tetapi bagi anggota jemaat GKST suatu perbedaan bukan alasan yang ekstrim untuk

masuk di GKI Soka. Perbedaan bukan suatu masalah untuk merubah keputusan anggota GKST

masuk menjadi anggota di GKI Soka.

2. Di ajak orang lain dengan jumlah 21% persen, artinya beberapa anggota GKST masuk

dengan ajakan oleh orang lain. Ada beberapa anggota GKST yang sudah lama menjadi anggota

GKI Soka memanggil anggota GKST yang masih baru dan mengajak mereka yang masih satu

anggota di GKST untuk bergabung masuk menjadi anggota di GKI Soka.

3. Kemauan sendiri dengan jumlah 13% persen, yaitu anggota GKST masuk bukan berdasarkan

ajakan orang lain. Mereka masuk sesuai kemauan mereka sendiri tanpa melihat ada perbedaan.

Mereka yang masuk berdasarkan kemauan sendiri adalah anggota simpatisan di GKI Soka yang

setiap hari minggu selalu mengikut sertakan diri dalam kebaktian.

4. Bertempat tinggal dekat dengan GKI Soka dengan jumlah 13% persen yaitu, beberapa

anggota jemaat dari GKST sudah memiliki tempat tinggal sendiri yang berdekatan dengan GKI

Soka. Oleh karena itu mereka lebih memilih GKI Soka untuk bergereja dan berjemaat dan ikut

terlibat dalam kegiatan – kegiatan gereja di GKI Soka.

5. Mengikuti komunitasnya yang sudah ada di GKI Soka dengan jumlah 10% persen artinya

mereka mencari keluarga, saudara, teman yang masih sedaerah dengan mereka atau masih sama

– sama anggota GKST yang sudah menjadi anggota jemaat di GKI Soka. Oleh sebab itu

(20)

54

6. Sekedar Simpatisan dengan jumlah 10% persen artinya bahwa anggota jemaat GKST belum

melakukan atestasi. Akan tetapi mereka setiap hari minggu selalu hadir dan aktif mengambil

bagian dalam kebaktian serta memberikan waktu mereka untuk melakukan pelayanan di GKI

Soka.

Dari hasil penelitian dan beberapa alasan di atas. Dapat dilihat semakin banyak anggota

jemaat GKST masuk menjadi anggota jemaat di GKI Soka. Serta aktif dalam kebaktian dan

kegiatan – kegiatan pelayanan yang di adakan di GKI Soka. Dari komisi anak, komisi remaja,

komisi pemuda, komisi dewasa, komisi lansia, dan komisi pelayanan, anggota GKST

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membangun perangkat lunak try out ujian semester berbasis web untuk SMK Negeri 4 Palembang dengan pengacakan nomor urut

Padahal dalam beberapa hal pengalokasian sumberdaya pembangunan yang terkait dengan upaya penanganan masalah rawan pangan sangat ditentukan oleh data dan informasi yang

Judul Skripsi : Pengaruh Islamic Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governane terhadap Reputasi dan Kinerja Keuangan Bank Syariah di Indonesia Setelah

Dari seluruh pembahasan terkait dinamika psikologis dan juga faktor- faktor yang mempengaruhi dalam kepuasan pernikahan diatas, dapat terlihat sebuah inti dalam

Peneliti menggunakan kompetensi dasar (KD) yaitu: a) 3.6 Menguraikan kosakata tentang berbagai jenis benda di lingkungan sekitar melalui teks pendek (berupa

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran, saran dan ilmu pengetahuan, khususnya bidang Sumber Daya Manusia kaitannya dengan pengaruh stres kerja yang

(c) Upon and subject to the payment in full of the Balance Purchase Price in accordance with Clause 8 above and all other moneys (if any) payable by the

Oleh karena itu Perusahaan melakukan promosi penjualan dengan sering memberi potongan harga untuk mengikat konsumen dan Untuk meningkatkan volume penjualan, yaitu