• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Pengaturan Kekuasaan Eksekutif di dalam Konstitusi Republik Indonesia dan Konstitusi Republik Demokratis Timor-Leste

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Pengaturan Kekuasaan Eksekutif di dalam Konstitusi Republik Indonesia dan Konstitusi Republik Demokratis Timor-Leste"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN

PENGATURAN KEKUASAAN EKSEKUTIF

DI DALAM KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA DAN KONSTITUSI REPUBLIK DEMOKRATIS TIMOR-LESTE

TESIS

Diajukan Kepada :

Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum

Oleh :

JAIME XAVIER, Lic.Dir. NPM : 322010015

PROGRAM PASCA SARJANA

(2)

PERBANDINGAN

PENGATURAN KEKUASAAN EKSEKUTIF

DI DALAM KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA DAN KONSTITUSI

REPUBLIK DEMOKRATIS TIMOR-LESTE

TESIS

Oleh :

JAIME XAVIER, Lic.Dir. NPM : 322010015

Telah disetujui untuk diuji :

Tanggal : 16 April 2012

Pembimbing, Pembimbing,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : “PERBANDINGAN PENGATURAN KEKUASAAN EKSEKUTIF DI DALAM

KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA DAN KONSTITUSI REPUBLIK

DEMOKRATIS TIMOR LESTE”.

Nama Mahasiswa : JAIME XAVIER, Lic.Dir.

NPM : 322010015

Program Studi : PPs Magister Ilmu Hukum (MIH-UKSW).

MENYETUJUI :

(PROF. DR. TEGUH PRASETYA,SH.,MH) (TITON SLAMET KURNIA, SH.,MH.) Pembimbing Pembimbing

MENGESAHKAN,

KETUA PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM,

( DR. TRIBUDIYONO,SH.,M.HUM. )

(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

N a m a : Jaime Xavier,Lic.Dir.

NPM : 322010015

Program Studi : PPs. Magister Ilmu Hukum-UKSW.

Dengan ini, menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran

bahwa dalam menulis Tesis dengan judul : “PERBANDINGAN PENGATURAN

KEKUASAAN EKSEKUTIF DI DALAM KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA DAN

KONSTITUSI REPUBLIK DEMOKRATIS TIMOR-LESTE”. Tidak melakukan

tindakan plagiasi atau mengambil alih seluruh atau sebagian besar karya tulis

orang lain tampa menyebutkan sumbernya. Jika saya terbukti melakukan

plagiasi, bersedia dicabut hak saya sebagai Mahasiswa atau dicabut kembali

gelar yang sudah diberikan dan akibat hukum lainnya.

Salatiga, 25 April 2012

Yang Membuat Pernyataan,

(5)

ABSTRAK

Pengaturan kekuasaan eksekutif di dalam konstitusi kedua negara masing-masing, yaitu Konstitusi Indonesia (UUD 1945) maupun Constituição da República Democrática de Timor-Leste (CDRTL 2002). Dalam hal pengaturan kekuasan tersebut, telah di atur dalam pembagian kekuasaan antara lembaga negara eksekutif dengan lembaga legislatif. Dilihat dari permasalahan kedua negara, maka pengaturan konstitusional kekuasaan

eksekutif yang akan dibandingkan adalah : Pertama, konsep pengaturan

kekuasaan eksekutif. Kedua, pengaturan konstitusional kekuasaan atributif

eksetutif dan Ketiga, hubungan antara kekuasaan lembaga eksekutif dengan

legislatif.

Konstitusi merupakan hukum tertinggi di seluruh negara di dunia, termasuk Republik Indonesia dan República Democrática de Timor-leste. Dengan demikian, pengaturan kekuasaan eksekutif pun berlaku sejak Konstitusi itu berlaku. Konstitusi tersebut dilaksanakan oleh lembaga-lembaga negara permanen yang telah ditetapkan oleh konstitusi tersebut di kedua negara yang berbeda yaitu, Indonesia dan Timor-Leste, secara spesifik adalah ketentuan-ketentuan terhadap pengaturan konstitusional terhadap kekuasaan eksekutif dalam penyelenggaraan negara dengan sistem pemerintahan yang berbeda yaitu Indonesia dengan sistem pemerintahan presidensial. Sedangkan, Timor-Leste menerapkan sistem pemerintahan semi-presidensial.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum (legal research) dan

lebih spesifik lagi penelitian perbandingan hukum (comparative law research)

dilapangan hukum tata negara (comparative constitusional law research) antara

kedua negara. Pokok persoalan yang ingin diperbandingkan adalah tentang pengaturan kekuasaan eksekutif. Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi : Pertama, pendekatan perundang-undangan (statute

approach); Kedua, pendekatan konseptual (conceptual approach); dan Ketiga,

pendekatan histories (historical approach). Pendekatan-pendekatan tersebut

akan berimplikasi pada bahan-bahan hukum (authorities, legal materials)

dalam menjawab isu hukum penelitian.

(6)

ABSTRACT

Within both states it has been regulated the executive power respectively, namely the constitution of Indonesia (UUD 1945) as well as the constitution of Timor-Leste / Constituição da República Democrática de Timor-Leste (CDRTL 2002). Concerning these power regulations, it has been regulated in the distri-bution of power among state body namely executive and legislative. If we look at the problem of both state, as a result the constitutional regulation of

execu-tive power that will be compare are: First, the concept of executive power

regu-lation. Second, the constitutional regulation of executive attributive power. And

third, the relation between executive and legislative power.

The constitution is the highest law of all nations in the world, including the Republic of Indonesia and República Democrática de Timor-Leste. There-fore, the regulation of executive power also is in effect since the Constitution is in effect. That Constitution will be implemented by the permanent body of the state which is established by the Constitution in both different countries, namely Indonesia and Timor-Leste. Particularly, the rules concerning constitu-tional regulation toward executive power within its implementation as a state with different governmental system, which is Indonesia with the presidential governmental system, while Timor-Leste with the semi presidential governmen-tal system.

The research that conducted is a legal research and specifically is a com-parative law research in the field of governmental law between both states. The key issue that will be compare regarding the regulation of executive power. The

approach that used in this research consists of: First, statute approach;

(7)

KATA PENGANTAR

Ketertarikan saya untuk menulis tentang “Perbandingan Pengaturan

Kekuasaan Eksekutif Di Dalam Konstitusi Republik Indonesia dan Konstitusi

República Democrática de Timor-Leste”. Adalah mengembirakan bahwa Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan República Democrática de Timor-Leste

adalah dua negara dengan ikatan historis sangat kuat. Dilihat dari segi

geografisnya Timor-Leste berbatasan wilayah dengan Negara Kesatuan

Republik Indonesia, yaitu dengan propinsi Nusa Tenggara Timur (Timor Barat).

Kedua negara tersebut, berdekatan waktunya untuk menghasilkan konstitusi

formal baru pada awal abad ke-21 ini.

Dengan amandemen konstitusi Republik Indonesia (UUD 1945), yang

diubah selama empat tahap mulai 1999 sampai dengan 2002. Dilihat dari segi

hukum ketatanegaraan, perubahan tersebut telah membawa bangsa Indonesia

ke sebuah era baru yang berbeda dengan era sebelumnya terutama terkait

dengan kekuasaan eksekutif. Saat ini kekuasaan eksektutif banyak mengalami

pengurangan. Atas dasar itulah penulis tertarik untuk melakukan sebuah

penelitian mengenai pengaturan kekuasaan eksekutif Republik Indonesia,

akan dibandingkan dengan kekuasaan eksekutif Republik Demokratis

Timor-Leste yang baru memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia

melalui jajak pendapat (referendum) pada tanggal 30 Agustus 1999.

Dalam kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan terima kasih

kepada Pemerintah Timor-Leste (Governo da República Democrática de

Timor-Leste) yang telah membantu membiayai (memberi beasiswa) dan Parlamento

Nacional de Timor-Leste, khususnya kepada Bapak Drs. João Rui Amaral,

selaku Sekretaris Jendral (Secretário Geral) Parlamen Nasional (Parlamento

Nacional) sebagai atasan langsung dengan baik hati, telah membantu dan

memberi ijin tugas belajar selama dua tahun serta begitu banyak orang turut

membantu yang penulis tidak menyebut satu persatu. Sehingga saya dapat

menyelesaikan Program Studi Magister Ilmu Hukum di Universitas Kristen

Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah-Indonesia.

(8)

1) Bapak Prof. Dr. Teguh Prasetya, SH.,MH., selaku dosen pembimbing dan

dosen mata kuliah selalu menyediakan waktu yang cukup untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

2) Bapak Titon Slamet Kurnia, SH.MH., selaku dosen pembimbing dan dosen

mata kuliah yang telah banyak meluangkan waktu sabar, tulus hati dan

penuh kasih sayang, mendorong, mengarahkan dan membimbing penulis

sampai tulisan tesis ini selesai.

3) Bapak Umbu Rauta, SH.,MH., selaku penguji dan dosen mata kuliah yang

telah meluangkan waktu untuk menguji sampai terselesainya tulisan tesis

ini, akhirnya penulis mendapatkan gelar Magister Ilmu Hukum.

4) Bapak Dr. Tri Budiyono, SH.M.Hum. selaku Ketua Program Studi

Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Kristen Satya Wacana

(UKSW), dan sebagai dosen mata kuliah yang telah banyak memberi

masukan, ide-ide dan saran-saran dalam penulisan tesis ini.

5) Ibu Widya Kurniawati S.Si. selaku Sekretaris Program Studi Pascasarjana

Magister Ilmu Hukum, telah membantu khususnya dalam proses

administrasi dari awal perkuliahan sampai saya menyelasaikan kuliah

dengan gelar Magister Hukum.

6) Bapak Faustino Dos Santos Pires, SH.,MH, Bapak Bernardo Amaral,

SH.,MH. serta Bapak Silvino Augusto Pinto Cabral, SE.,Msi., selalu

membantu dan memberi ide dan saran-saran dalam penulisan sampai

selesainya tulisan ini.

Begitu juga, ucapan terima kasih disampaikan kepada semua Dosen dan

Staf Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Tanpa

mengurangi rasa hormat kepada yang lain, perkenankan penulis menyebut

beberapa nama : Prof. Dr. Yusriyadi, SH.,MS., Dr. Bernard L. Tanya, SH.,MS.,

Krishna Djaya Danumurti, SH.,MH., Kustadi, SH.,M.Hum., M. Haryanto,

SH.,MH., R.E.S. Fobia, SH.,IDS., Sri Harini Dwiyatmi, SH.,MS., Christiana Tri

Budhayati, SH.,M.Hum., Tyas Tri Arsyo, SH.MH. Mereka semua tidak pernah

henti-hentinya memberikan dorongan selama perkuliahan sampai

menyelesaikan Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum di Universitas

Kristen Satya Wacana (UKSW), akhirnya memperoleh gelar Magister Hukum

(9)

Terakhir, sosok-sosok luar biasa yang selalu menjadi bagian hidup

penulis, yaitu : Kakek Paulo Xavier (alm), Carlito da Costa-Sorotumalai (alm)

dan Nenek Maria Xavier (almh), Paulina da Costa-Paiatanan (almh), Ayahnda

Damião da Costa dan Ibunda Mariana de Jesus Xavier (almh). Kepada istri

tercinta, Francisca “Payaromon” Lopes, dan anak-anak : Jose “Zemalay”

Fernandes Xavier Flor (alm), Ronald “Lesumalay” Reagen Xavier (alm), Mariana

“Lalumalay” Margareth Teacher Xavier (almh), Mariazinha “Renumalay”

Fran-cisca Xavier, Januário “Kakumalay” Fernandes Xavier, Leonia “Payamay” da

Costa Lopes dan Leonilva “Laumay” Francisca Xavier, terima-kasih atas segala

pengertian dan pengorbanannya selama ini, penulis sadar betul, sebagian hak

mereka untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang “terampas” selama

proses perkuliahan sampai pada penyelesaian tulisan ini. Karenanya, kepada

mereka tesis ini secara khusus didedikasikan.

Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Penulis juga menyadari bahwa penulisan tesis ini masih banyak

kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan

saran yang bersifat konstruktif dari pembaca. Dengan demikian, dapat

membantu untuk melengkapi tesis ini menjadi lebih sempurna.

(10)

MOTTO

Perjuangan

bukan soal menang

atau kalah, tetapi lebih dari pada

itu bagaimana perjuangan

tersebut bisa dijalankan

dengan baik

Penulis :

(11)

DAFTAR TABEL

(Tabel 1.1) Hasil Perubahan Kekuasaan Eksekutif

sebelum dan sesudah Perubahan

Konstitusi (UUD 1945)……… 70

(Tabel 1.2) Hubungan Kekuasaan Konstitusional

Kekuasaan antara Lembaga Eksekutif

dengan Lembaga Legislatif, sebelum dan

sesudah perubahan Konstitusi (UUD 1945)… 112

(Tabel 1.3) Hasil Pembahasan Kekuasaan Eksekutif di

dalam Konstitusi Republik Demokratis

Timor-Leste (CRDTL 2002)……… 135

(Tabel 1.4) Persamaan Kekuasaan Eksekutif Republik

Indonesia dengan Republik Demokratis

Timor-Leste……… 177

(12)

DAFTAR ISI

5. Pertanggungjawaban Sistematika……... 36

BAB II :PENGATURAN KONSTITUSIONAL TERHADAP KEKUASAAN EKSEKUTIF DI INDONESIA 37

A. Gambaran Umum Sistem Ketatanegaraan di Indonesia………..………..…... 38

B. Konsep Pengaturan Kekuasaan Eksekutif...…….. 42

1) Prinsip-prinsip Konstitusi (UUD 1945)…... 46

2) Gagasan Pengaturan Kekuasaan Eksekutif… 53

3) Hasil Perubahan UUD 1945…………... 70

C. Pengaturan Konstitusional Kekuasaan Atributif Eksekutif……… 75

1) Kekuasaan Penyelenggaraan Pemerintahan… 79 2) Kekuasaan di Bidang Peraturan Perundang-undangan………... 89

a) Kekuasaan mengajukan RUU, dan Membahasnya bersama lembaga Legislatif………. 90

(13)

Pemerintah………. 94 3) Kekuasaan Mengangkat dan

memberhentikan Menteri-menteri……….. 96

D. Hubungan Antara kekuasaan Eksekutif

Dengan Kekuasaan Legislatif……….. 98

1) Hubungan Kekuasaan Eksekutif-

Legislatif Yang Bersifat Kerjasama……... 100

a) Hubungan dalam Fungsi Legislasi…………. 101

b) Hubungan Dalam Fungsi Legislasi

Anggaran………... 105

2) Hubungan Kekuasaan Eksekutif-

Legislatif Yang Bersifat Pengawasan…... 107

BAB III: PENGATURAN KONSTITUSIONAL TERHADAP

KEKUASAAN EKSEKUTIF DI TIMOR-LESTE 116 A. Gambaran Umum Sistem Ketatanegaraan

di Timor-Leste………….…..………..………… 117 B. Konsep Pengaturan Kekuasaan Eksekutif………. 123

1. Prinsip-prinsip Konstitusi

(CRDTL 2002)………. 123 2. Gagasan Pengaturan Kekuasaan

Eksekutif.………. 127 3. Hasil Konstitusi (CRDTL 2002)... 132 C. Pengaturan Konstitusional Kekuasaan

Atributif Eksekutif………....…………. 139 1) Kekuasaan Penyelenggaraan

Pemerintahan……….. 139 2) Kekuasaan di Bidang Peraturan

Perundang-undangan………... 148

D. Hubungan Antara Kekuasaan Eksekutif

Dengan Kekuasaan legislatif……… 156 1) Hubungan Kekuasaan Eksekutif-

(14)

 

BAB IV : ANALISIS PERBANDINGAN KEKUASAAN EKSEKUTIF INDONESIA DENGAN

TIMOR LESTE 172

A. Konsep Pengaturan Kekuasaan Eksekutif…….. 172

1) Persamaan Indonesia-Timor Leste…….……… 172

2) Perbedaaan Indonesia-Timor Leste……… 173

B. Pengaturan Konstitusional Kekuasaan Atributif Eksekutif….…………..…….……… 174

1) Persamaan Indonesia-Timor Leste………. 174

a)Kekuasaan Penyelenggaraan Pemerintahan………... 174

b)Kekuasaan di Bidang Peraturan Perundang-undangan……… 175

c) Kekuasaan Mengangkat dan Memberhentikan Menteri-Menteri…... 176

2) Perbedaan Indonesia-Timor Leste……….. 178

a) Kekuasaan Penyelenggaraan Pemerintahan ……….. 178

b) Kekuasaan di Bidang Peraturan Perundang-undangan……… 179

c) Kekuasaan Mengangkat dan Memberhentikan Menteri-Menteri…………. 180

C. Hubungan Antara Kekuasaan Eksekutif Dengan Legislatif………. 182

1) Persamaan Indonesia-Timor Leste……… 185

2) Perbedaan Indonesia-Timor Leste………. 185

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN………... 188

A.Kesimpulan……….. 188

B.Saran……….………. 190

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini juga memberikan manfaat bahwa usaha UMKM tidak hanya berpusat dalam permasalahan sektor ekonomi, melainkan juga lingkungan budaya yang menjadi prinsip

Setelah memilih game di dalam tampilan Menu Pulau, pemain akan dibawa menuju tampilan dialog antara tokoh utama Arjuna dengan satu tokoh yang berasal dari

Dari data biologi dan bioreproduksi Oithona yang diamati, meliputi jumlah telur yang dihasilkan dari setiap individu betina, daya tetas telur, jumlah nauplii yang

ds-DNA negatif menunjukkan perjalanan penyakit yang tidak progresif, anti ds-DNA merupakan pemeriksaan yang karakteristik untuk LES.1,8 Dari 20 pasien dengan kadar C3 yang

DePorter dan Hernacki (2002) menyatakan bahwa gaya belajar seseorang merupakan kombinasi dari bagaimana cara menyerap informasi dengan mudah dan mengatur,

Menempatkan sumber daya aparatur sebagai tema sentral dalam kejian ilmiah, karena perannya sebagai penyeleng-gara Negara tidak hanya sebagai obyek (seperti layaknya

Berdasarkan hasil olah data di dapat F -statistik sebesar 1,325 dengan probabilitas sebesar 0,264 yang nilainya jauh lebih besar dari 0,05 ini menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan (X

LAPORAN BARANG KUASA PENGGLTNA SEMESTERAN GABUNGAN INTRAKOMPTABEL DAN EKSTRAKOMPTABEL. RINCIAN PER SUB-SUB KELOMPOK tsARANG SEMESTER