• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dalam suatu masyarakat terlihat pada perkembangan lembaga pada masyarakat tersebut, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan nasional, peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan pun semakin meningkat pula. Keadaan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung akan menuntut lebih aktifnya kegiatan di bidang investasi. Oleh sebab itu, perlu usaha yang sungguh-sungguh untuk mendapatkan dana investasi yaitu dengan mengusahakan efektifitas pengerahan dana dari masyarakat pada sektor-sektor produktif, dan pasar modal adalah sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan.

Pasar modal adalah tempat transaksi bagi pihak yang membutuhkan dana yaitu perusahaan, dengan pihak yang memiliki kelebihan dana yang disalurkan untuk investasi atau disebut juga dengan investor. Pasar modal sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Bentuk sekuritas yang banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar modal adalah saham.

Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atau penghasilan dan aktiva perusahaan. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Dengan demikian jika seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan.

Pergerakan harga saham dalam jangka pendek tidak dapat diprediksi secara pasti. Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran. Semakin banyak investor yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak investor yang ingin menjual sahamnya, maka harga saham tersebut akan bergerak turun. Namun,

(2)

dalam jangka panjang, kinerja perusahaan emiten dan pergerakan harga saham pada umumnya memilih gerak yang searah (Dedhy Sulistiawan dan Liliana, 2007:2). Meskipun demikian perlu diingat, tidak ada bursa saham yang terus-menerus naik dan juga tidak ada bursa saham yang terus-terus-menerus turun. Pergerakan harga saham selama jangka waktu tertentu umumnya membentuk suatu pola tertentu yang berfluktuasi.

Jika melihat Pasar Modal Indonesia yang terus berkembang dikaitkan dengan pengaruh global yaitu krisis minyak dunia, krisis moneter dan ekonomi global. Hal ini akan mempengaruhi baik itu untuk investor yang melihat adanya ketidakpastian (uncertainty) dimana kondisi ketidakpastian ini timbul karena adanya perubahan-perubahan yang terus menerus maupun untuk emiten yang menghadapi persaingan industri yang semakin ketat.

Sektor konsumsi merupakan sektor yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia karena kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto sekitar 65 persen pada tahun 2003 (www.mediadata.co.id, Media Data, 2003). Pada dasarnya ada dua kategori barang konsumsi, yaitu barang kebutuhan sehari-hari dan barang-barang sekunder seperti elektronik dan kendaraan.

Saham di sektor barang konsumsi dalam tiga bulan terakhir pada tahun 2006 menunjukkan tren yang terus menanjak. Tren ini kian menguat menjelang tutup tahun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat atas barang konsumsi selama puasa dan menjelang hari raya keagamaan, Idul Fitri dan Natal. Investor di bursa saham Jakarta sudah ambil posisi sejak Juli 2006, dengan mengakumulasi beli pada saham sektoral. Mereka mengacu pada kinerja keuangan perusahaan pada semester pertama yang mulai menunjukkan perbaikan. Berdasarkan data yang diperoleh dari sumber (www.idx.co.id), Saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk dalam tiga bulan terakhir pada tahun 2006 sudah melonjak 39,36 persen, dari Rp 940 pada Juli 2006 menjadi Rp 1.310 per lembar pada Oktober 2006. Saham PT Multi Bintang Indonesia Tbk juga mencatat kenaikan 5,53 persen, dari Rp 48.800 menjadi Rp 51.500 per lembar. Saham PT Mayora Indah Tbk mengalami kenaikan 29,59 persen, dari Rp 980 menjadi Rp

(3)

1.270. Saham PT Ultra Jaya Milk Tbk melonjak 49,15 persen, dari Rp 295 menjadi Rp 440.

Investor masih memburu saham-saham barang konsumsi karena memiliki prospek jangka panjang yang cerah pada tahun 2010. Faktor utamanya adalah penurunan suku bunga yang terus berlangsung. Ini akan semakin mendongkrak daya beli masyarakat atas kebutuhan barang-barang konsumsi. Langkah dan strategi yang dijalankan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan dengan mengubah jaringan distribusi produk, juga turut memberi andil dalam perbaikan kinerja keuangan emiten.

Persoalan yang timbul adalah di mana perusahaan harus mampu secara stabil mengelola tingkat keuntungannya guna meningkatkan harga saham, dengan mengelola internal perusahaan sebagai indikatornya yaitu ROE (Return On Equity) yang menjelaskan bahwa semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan penggunaan modal yang ditanamkan untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, dan PER (Price Earning Ratio) yang menunjukkan perbandingan antara harga pasar suatu saham (market price) dengan Earning Per Share (EPS) sehingga terlihat seberapa besar investor bersedia untuk membayar persatuan mata uang dari keuntungan yang dilaporkan. Keadaan pada subsektor barang makanan dan minuman menunjukkan bahwa semakin tinggi minat masyarakat untuk mengkonsumsi barang tersebut maka akan secara tidak langsung meningkatkan kinerja perusahaan, hal ini direspon positif melalui harga saham. Maka yang timbul adalah sejauhmana perusahaan dapat mempengaruhi persepsi investor di dalam menginvestasikan dananya melalui pasar modal mengingat bahwa sektor makanan dan minuman merupakan sektor yang menjanjikan karena kebutuhan masyarakat akan barang konsumsi akan selalu ada.

Keadaan di atas juga dapat dianalisis dengan cara memperhatikan volume perdagangan saham yang menggambarkan jumlah aktivitas transaksi (buy/sell) yang terjadi di pasar dalam waktu tertentu, dan indeks harga saham individu masing-masing perusahaan yang menunjukkan pergerakan harga saham apakah pasar sedang aktif atau lesu.

(4)

Analisis ini akan mengurangi ilusi dari ketidakberaturan pasar, mengingat pergerakan harga pasar akan selalu mengikuti tren, sehingga harga saham pun akan sangat tergantung oleh isu. Pergerakan harga pasar akan dapat diketahui dengan mengkombinasikan berbagai cara indikator yang tepat seperti volume perdagangan saham dan indeks harga saham individu. Sehingga akan meningkatkan kepercayaan diri investor dalam menginvestasikan dananya (Sumber Bisnis Indonesia, 2007).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian serta membahas masalah tersebut yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul : “Pengaruh Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Volume Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu terhadap Harga Saham”

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, Penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi ROE, PER, Volume Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu pada industri food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008.

2. Bagaimana kondisi Harga Saham pada industri food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008.

3. Bagaimana pengaruh ROE, PER, Volume Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu terhadap Harga Saham pada industri food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008 secara simultan dan parsial.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, Penulis membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Indikator yang digunakan Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Volume Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu.

(5)

2. Indikator yang digunakan untuk menilai Harga Saham adalah Harga Saham Penutupan/Closing Price akhir tahun.

3. Perusahaan yang dijadikan objek penelitian adalah industri food and beverages yang go public selama periode 2004-2008.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian

Mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterpretasikan data yang digunakan sebagai bahan penelitian mengenai ROE, PER, Volume Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu serta pengaruhnya terhadap Harga Saham. Dan dituangkan hasilnya dalam bentuk skripsi yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam menempuh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama.

1.4.2 Tujuan penelitian

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kondisi ROE, PER, Volume perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu pada industri food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008.

2. Mengetahui kondisi Harga Saham pada industri food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008.

3. Mengetahui pengaruh ROE, PER, Volume Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu terhadap Harga Saham pada industri food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008 secara simultan dan parsial.

1.5 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat membawa guna dan manfaat diantaranya:

(6)

1. Penulis

Menambah pengetahuan dan memperluas cakrawala berpikir serta menambah pengalaman dalam bidang investasi terutama dalam menilai saham perusahaan yang banyak dipengaruhi oleh ROE, PER, Volume Perdagangan Saham, dan Indeks Harga Saham Individu.

2. Investor

Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau pertimbangan, khususnya bagi individual investor yang tertarik untuk berinvestasi agar mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham sehingga dapat bertindak tepat dalam melakukan investasi. 3. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar pertimbangan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan di bidang keuangan terutama dalam rangka mencapai tujuan manajemen keuangan yaitu memaksimalkan nilai kekayaan pemegang saham.

4. Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang keuangan, khususnya mengenai pengaruh ROE, PER, Volume Perdagangan Saham, Indeks Harga Saham Individu terhadap Harga Saham suatu perusahaan.

5. Lain-lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai topik yang berkaitan.

1.6 Kerangka Pemikiran

Investasi merupakan variabel ekonomi yang merupakan penghubung antara kondisi saat ini dengan masa yang akan datang, serta menghubungkan antara pasar barang dengan pasar uang. Tujuan utama dari investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan. Dari berbagai bentuk investasi yang ada, salah satunya adalah investasi pada sekuritas.

(7)

Invetasi menurut Donald E. Fischer dan Ronald J. Jordan (Kamaruddin Ahmad, 2004:1):

“An investment is a commitment of funds made in the expectation of some positive rate of return.”

Menurut Sunariyah (2004:4), bahwa :

“Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang.”

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.

Dalam melakukan transaksi saham, pada dasarnya setiap investor memiliki analisis yang berbeda-beda. Banyak referensi investasi dan keuangan yang membagi analisis investasi saham, yaitu dengan menggunakan ROE, PER, Volume Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu.

Prediksi harga saham dapat terlihat dari rasio-rasio keuangan yang dianalisis dari laporan keuangan. Informasi keuangan yang terdapat pada laporan keuangan memuat data-data historis dalam penilaian dan peramalan analisis investasi. Ada berbagai rasio keuangan yang dapat menunjukan kinerja keuangan perusahaan. Diantaranya adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya, dengan melihat Return On Equity (ROE) dan rasio pasar yaitu Price Earning Ratio (PER) sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perubahan harga saham.

ROE merupakan salah satu Rasio Profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan atau tingkat laba yang akan diperoleh pemegang saham.

(8)

Pengertian Return On Equity menurut Martono dan Harjito (2003:60) bahwa :

“Return On Equity sering disebut rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.”

Menurut Susan Irawati (2006:61) berdasarkan formula ROE yaitu perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penggunaan modal sendiri ini dapat berarti bahwa semakin tinggi ROE, maka perusahaan memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi pemegang saham. Dan ini akan berdampak pada peningkatan harga saham.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ROE menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan segenap kemampuannya. Return On Equity (ROE) menjelaskan bahwa semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan penggunaan modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian, semakin tinggi ROE, kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat kembalian akan semakin besar (Robbert Ang, 1997). Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat. Dengan kata lain ROE akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Alternatif lain dalam menghitung nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan nilai laba perusahaan (earning). Salah satu pendekatan yang populer yang menggunakan nilai intrinsik adalah pendekatan PER (Price Earning Ratio) atau disebut juga dengan pendekatan earnings multiplier. PER mengukur jumlah uang dimana investor bersedia membayar untuk setiap rupiah pendapatan perusahaan. Besarnya PER menunjukan tingkat kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Semakin tinggi PER semakin besar tingkat kepercayaan investor.

(9)

“Measures the amount that investors are willing to pay for each dollar of a firm’s earnings; the higher the price-earning ratio, the greater the investors confidence.”

Price Earning Ratio (PER) menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning. Rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga saham terhadap kelipatan dari earning.

Alternatif lainnya yang didasarkan pada beberapa prinsip basic. Pertama, sejarah biasanya akan terulang lagi, sehingga pola pergerakan pasar pun dapat diketahui. Kedua, harga pasar mampu merefleksikan kondisi kejadian yang mempengaruhinya, baik secara internal maupun eksternal. Dan ketiga, perubahan harga pasar akan selalu mengikuti tren, baik tren naik maupun tren turun, sehingga perubahan harga saham pun akan sangat tergantung oleh isu. Secara ringkas hal tersebut dapat terlihat dari studi mengenai market action yaitu efek yang ditimbulkan dari pergerakan pasar. Dengan mengkombinasikan berbagai cara penggunaan grafik harga, serta indikator grafik yang tepat, kita dapat mengkontrol manajemen risiko, meningkatkan profit, dan yang paling penting untuk bertahan dalam bisnis untuk jangka panjang. Tentunya ini akan meningkatkan kepercayaan diri seorang investor dalam menentukan keputusan krusial dalam pengambilan posisi.

Prediksi harga saham suatu perusahaan dapat dianalisis dengan menggunakan Volume Perdagangan Saham. Menurut hukum permintaan dan penawaran, Volume Perdagangan Saham yang tinggi akan menyebabkan supply (ketersediaan) saham di pasar akan meningkat, jika supply saham di pasar tinggi maka akan menurunkan harga saham. Dan sebaliknya, jika Volume Perdagangan Saham rendah akan menyebabkan supply saham di pasar akan menurun, jika supply saham di pasar rendah maka akan meningkatkan harga saham (Husnan:2005).

Alternatif lain dalam menganalisis harga saham adalah dengan menggunakan Indeks Harga Saham Individu. Dimana Indeks Harga Saham Individu menggambarkan perubahan antara harga saham dengan book value saham perusahaan masing-masing. Indeks Harga Saham Individu menunjukkan

(10)

suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga masing-masing saham sampai pada periode tertentu. Indeks ini biasanya merefleksikan kondisi pasar modal dan kondisi perekonomian sebuah negara secara umum (Robbert Ang, 1997). Indeks Harga Saham Individu dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama kondisi perekonomian di negara tersebut maupun global yang mempengaruhi perilaku investor di bursa. Ini berarti, akan mempengaruhi pula transaksi di pasar modal yang tentunya akan berpengaruh pula pada harga saham.

Sejalan dengan uraian di atas, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanny Widiastuty Gunawan dan Imelda Wijiyanti (Alumni, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra) tentang Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematika Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta menghasilkan bahwa Return On Equity berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham. Penelitian juga dilakukan oleh Silviana Putriandini (2009) tentang Pengaruh Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Tingkat Bunga Deposito terhadap Harga Saham pada Perusahaan Indeks LQ-45 Periode 2005-2007 menghasilkan bahwa Price Earning Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham. Annio Indah Lestari Nasution (2006) juga meakukan penelitian mengenai Pengaruh Fundamental dan Teknikal terhadap Harga Saham Properties di Bursa Efek Jakarta yang menghasilkan bahwa volume perdagangan dan indeks harga saham individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dilihat bagan kerangka pemikiran sebagai berikut :

(11)

Gambar 1.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: Faktor-faktor yang diteliti

1.7 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

1. Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE, PER, Volume Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu terhadap Harga Saham.

2. Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE, PER, Volume Perdagangan Saham dan Indeks Harga Saham Individu terhadap Harga Saham. Harga Saham Investasi Volume Perdagangan Indeks Harga Saham Individu ROE PER

(12)

1.8 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif menggambarkan atau melukiskan atas setiap data aktual serta fenomena yang ada. Menurut Moch. Nazir (2004:7), pengertian metode deskriptif adalah sebagai berikut :

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang .”

Sedangkan definisi metode verifikatif menurut Rasdihan Rasyad (2003:6) adalah sebagai berikut :

“Metode verifikatif adalah penelitian yang berupaya untuk menguji jawaban masalah tentang hasil pemikiran yang kebenarannya bersifat sementara (hipotesis).“

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Bentuk atau jenis penelitian ini dalam pelaksanaannya adalah deskripsi-verifikatif dengan metode penelitian explanatory survey, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menafsirkan hubungan antara variabel dengan cara menginterpretasikan terlebih dahulu kesimpulan yang akan diperoleh melalui pengajuan hipotesis.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

a. Studi pustaka

Merupakan suatu penelitian dengan cara mempelajari literatur-literatur, buku-buku dan sumber lainnya. Seperti majalah, jurnal, internet dan koran-koran yang berhubungan dengan penelitian.

b. Penelitian lapangan

Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperoleh data dari perusahaan dengan cara observasi yaitu mengunjungi secara langsung perusahaan melalui objek yang diteliti melalui :

(13)

• Dari situs BEI : www.idx.co.id 1.9 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan untuk industri food and beverages pada periode 2004-2008, dengan mengambil data sekunder berupa laporan keuangan dalam Indonesian Capital Market and Directory di Pojok Bursa Efek Indonesia-Capital Market Center STIE YPKP yang berlokasi di Jl. Ph. H. Mustafa No. 68 Bandung. Dalam rangka memperoleh yang diperlukan guna penyusunan skripsi, maka penelitian ini dimulai dari bulan AgusTus 2009 sampai dengan selesai.

Referensi

Dokumen terkait

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Secara parsial, variabel kualitas layanan yang terdiri dari: dimensi variabel bukti fisik (tangibles) dan empati (emphaty) berpengaruh secara signifikan dan

Berbagai dikotomi antara ilmu – ilmu agama Islam dan ilmu – ilmu umum pada kenyataannya tidak mampu diselesaikan dengan pendekatan modernisasi sebagimana dilakukan Abduh dan

Sekolah harus melakukan evaluasi secara berkala dengan menggunakan suatu instrumen khusus yang dapat menilai tingkat kerentanan dan kapasitas murid sekolah untuk

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR

Upaya lain dalam pengaturan ukuran udang yang boleh ditangkap adalah dengan menutup musim dan daerah penangkapan, terutama pada daerah pemusatan udang jerbung yang